Anda di halaman 1dari 29

ANALISA DALAM GEOGRAFI

KEPENDUDUKAN
(BAGIAN II)

Bahan Kuliah Ke-9


Geografi dan Kependudukan
I. ANALISA DISTRIBUSI & KEPADATAN
PENDUDUK
 Secara harfiah, definisi dari:
a. Distribusi merupakan penyebaran, penyaluran,
pembagian.
b. Kepadatan berasal dari kata padat, artinya sangat
penuh tidak berongga.
 Distribusi dan kepadatan penduduk dinyatakan
dalam bentuk dimensi ruang wilayah (kecamatan,
desa, kota, kabupaten, propinsi, negara).
1.1 Tujuan Analisis Distribusi dan Kepa-
datan Penduduk
1. Melihat penyebaran dalam suatu wilayah (daerah mana yang
terpadat, sedang, dan terenggang penduduknya) beserta
menganalisa penyebab distribusi kepadatan penduduknya.
2. Untuk pemerataan pembangunan.
3. Untuk pengarahan lokasi perumahan dan permukiman serta
wilayah terbangun lainnya dari bahaya fisik yang mengancamnya,
seperti gempa bumi, gerakan tanah, gunung api, dsb.
 Distribusi dan kepadatan penduduk harus dideskripsikan dalam
konteks ruang yaitu sebarannya dalam 2 dimensi (peta).
 Karena kepadatan penduduk merupakan data ordinal/interval,
maka pewarnaan dalam peta harus mengikuti sistem gradasi
(dari yang tertua – muda).
1.2 ANALISIS KEPADATAN BRUTO & NETTO
 Kepadatan penduduk dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Kepadatan Bruto : kepadatan penduduk kasar, yaitu
jumlah penduduk dibagi dengan luas wilayah total
(ha).

2. Kepadatan netto: kepadatan penduduk bersih, yaitu


jumlah penduduk (jiwa) dibagi dengan luas wilayah
terbangun (ha).

 Dalam pemetaan, kepadatan penduduk harus diklasifikasikan.


1.2 ANALISIS KEPADATAN BRUTO & NETTO
(Lanjutan)
 Klasifikasi bisa menggunakan rumus Sturgess atau
pengelompokkan langsung dengan 3 – 5 hirarki. Rumus Sturgess
sbb:
K = 1 + 3,3 Log n
Dimana:
K = Jumlah kelas n = banyaknya data
 Klasifikasi pengelompokkan kepadatan penduduk sbb:

 Di dalam pengelompokkan kepadatan penduduk, jika ada angka


pencilan (beda sendiri/aneh), biasanya tidak dimasukkan dalam
perhitungan tapi langsung diklasifikasikan.
CONTOH PERHITUNGAN KEPADATAN
PENDUDUK
II. ANALISIS STRUKTUR PENDUDUK
 Tujuan: (Harto Nurdin, 1981)
1. Mengetahui SDM yang ada, baik menurut umur
maupun jenis kelamin.
2. Pengambilan kebijakan terkait kependudukan.
3. Membandingkan keadaan suatu penduduk
dengan penduduk lain.
4. Melalui penggambaran piramida penduduk
dapat diketahui proses demografi yang terjadi.
II. ANALISIS STRUKTUR PENDUDUK
 Pengelompokkan penduduk dapat dikelompokkan sbb:
(Harto Nurdin, 1981)
1. Biologis : Menurut umur dan jenis kelamin.
2. Sosial : Menurut tingkat pendidikan, status perkawinan, dsb.
3. Ekonomi: Penduduk yang aktif secara ekonomi, lapangan pekerjaan,
jenis pekerjaan, tingkta pendidikan, dsb.
4. Geografis: Berdasarkan tempat tingal (perdesaan, perkotaan, kabupaten,
propinsi, dsb.)
 Penyajian data struktur / komposisi penduduk dapat
berupa :
- Narasi (uraian)
- Tabulasi (lihat contoh)
- Gambar grafik, peta, piramida (lihat contoh)
2.1 Struktur Penduduk Menurut Jenis
Kelamin
 Analisis yang digunakan adalah sex ratio.
 Sex ratio merupakan perbandingan jumlah laki-laki dengan
perempuan pada suatu daerah & waktu tertentu.
 Rumus:

 Misal: di suatu wilayah terdapat penduduk perempuan 1.468 jiwa


dan penduduk laki-laki 1.355 jiwa. Maka, sex rationya:
 Sex Ratio = (1.468/1.455) x 100 = 108
 Artinya, setiap 100 jiwa penduduk laki-laki terdapat 108 jiwa
penduduk perempuan.
2.2 Struktur Penduduk Menurut Umur
 Analisis yang digunakan adalah dependency ratio (angka ketergantungan).
 Analisis ketergantungan adalah analisis yang membandingkan penduduk
yang tidak produktif (di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun) dengan usia
produktif (15-64).
 Rumus:

 Contoh : Jumlah Penduduk di Kecamatan A berdasarkan struktur umur


(0-14) tahun 731 jiwa, (15-64) tahun 1.214 jiwa, dan diatas 64 tahun
sebesar 878 jiwa. Maka, angka ketergantungannya adalah:
 Usia Produktif : Usia Non-Produktif = 1.214 : 1.609
= 1 : 1,33
 Artinya, setiap 100 orang produktif harus menanggung 133 penduduk
yang tidak produktif.
2.2 Struktur Penduduk Menurut Umur
 Berdasarkan komposisi umur dan jenis kelamin
maka karakteristik penduduk dari suatu negara
dapat dibedakan atas tiga ciri, yaitu : (Harto,
1981:41-42)
1. Expansive, sebagian besar penduduk berada dalam
kelompok umur termuda, contoh : Indonesia.
2. Constrictive, sebagian kecil penduduk berada dalam
kelompok umur muda, contoh : Amerika Serikat.
3. Stationary, banyaknya penduduk dalam tiap
kelompok umur hampir sama banyaknya, dan
mengecil pada usia tua kecuali pada kelompok
umur tertentu, contoh : Swedia.
Gambar
JENIS PIRAMIDA PENDUDUK
2.3 STRUKTUR PENDUDUK MENURUT
AGAMA
 Diperlukan untuk melihat proporsi keragaman dan
kerukunan antar umat beragama di suatu wilayah,
terbuka atau tidaknya suatu wilayah terhadap perbedaan
keyakinan dan laju pertambahan penduduk menurut
agama agar dapat ditentukan fasilitas peribadatan yang
harus disediakan.
 Struktur penduduk menurut agama umumnya
mempengaruhi budaya, pola hidup, dan kebiasaan
penduduk.
 Analisisnya harus dalam 5W + 1H dan ditabulasi dalam
bentuk prosentase.
2.4 STRUKTUR PENDUDUK MENURUT
PENDIDIKAN
 Bertujuan untuk melihat kualitas penduduk dari
tingkat pendidikan yang ditamatkan dan
kepandaian membaca dan menulis (literacy).
 Datanya harus time series.
 Analisisnya dengan cara menghitung prosentase
setiap tahun dan dilihat grafik/laju kenaikannya.
2.5 STRUKTUR PENDUDUK MENURUT
MATA PENCAHARIAN
 Bertujuan untuk melihat keragaman mata pencaharian
penduduk di suatu wilayah dan melihat ekonomi dasar
yang menjadi tumpuan penduduk sekaligus potensi
ekonomi suatu wilayah.
 Dominasi mata pencaharian di pedesaan umumnya
adalah petani dan buruh tani.
 Sedangkan di perkotaan didominasi oleh non-
pertanian.
 Analisisnya menggunakan prosentase data time series 5
tahun agar terlihat kenaikan dan penurunannya.
2.6 Analisa Pergerakan Penduduk
 Analisa pergerakan penduduk dipengaruhi oleh pertumbuhan
penduduk secara alami dan non-alami.
 Pertumbuhan penduudk alami didapat dari selisih angka
kelahiran dan kematian.
 Pertumbuhan penduduk non alami didapat dari selisih migrasi
masuk dan migrasi keluar.
 Rumus pertumbuhan penduduk:
Pt = P0 + (B – D) + (Mi – MO)
Pt = Jumlah penduduk pada tahun sesudahnya
P0 = Jumlah penduduk pada tahun dasar
B = Angka kelahiran pada jangka waktu kedua kejadian
D = Angka kematian pada jangka waktu kedua kejadian
Mi = Migrasi masuk pada jangka waktu kedua kejadian
MO = Migrasi keluar pada jangka waktu kedua kejadian
A. PERTUMBUHAN PENDUDUK ALAMIAH
 Petumbuhan penduduk alamiah disebabkan oleh banyak
faktor.
 Faktor-faktor ini harus dianalisa untuk mengetahui
penyebabnya, sehingga untuk mendapat pertumbuhan
penduduk alamiah yang lebih baik dapat direncanakan
dengan baik.
 Faktor-faktor penyebab kelahiran, diantaranya:
1. Program KB belum.tidak berhasil.
2. Semakin membaiknya tingkat kesehatan penduduk.
3. Banyaknya pasangan usia subur.
A. PERTUMBUHAN PENDUDUK ALAMIAH
 Faktor-faktor penyebab kematian,
diantaranya:
1. Usia
2. Wabah penyakit
3. Bencana alam
4. Perang
5. Kriminalitas.
 Analisisnya dengan mengurangi angka
kelahiran dengan kematian.
A1. KELAHIRAN (FERTILITAS)
 Kelahiran (fertilitas) adalah kemampuan riil seorang
wanita untuk melahirkan, yang dicerminkan dalam
jumlah bayi yang dilahirkan.
 Ukuran dasar fertilitas yangs ering digunakan adalah:
1. Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate)
B
CBR = K
P
Keterangan :
B = Banyaknya kelahiran pada tahun tertentu
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun
K = 1.000 (bilangan konstanta)
A1. KELAHIRAN (FERTILITAS)
2. Angka Kelahiran Menurut Umur (Age Spesific
Fertility Rate)
Bx
ASFRx = .k
Pfx
Keterangan :
x = umur wanita dalam kelompok umur 5 tahunan (15
– 19, 20 – 24, ...45 – 49)
Bx = jumlah kelahiran dari wanita kelompok umur x
Pfx = jumlah wanita pada kelompok x
3. Angka Fertilitas Total (Total Fertility Rate)
45− 49
TFR = 5.  ASFR
x =15−19
A.2 KEMATIAN (MORTALITAS)
 Tinggi rendahnya angka kematian dipengaruhi oleh berbagai
faktor misalnya : struktur umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan,
status sosial ekonomi, keadaan lingkungan, dsb.
 Ukuran dasar mortalitas yang sering digunakan adalah:
1. Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate)
D
CDR = .k
P
Keterangan :
D = jumlah kematian
P = jumlah penduduk pada pertengahan tahun
k = konstanta (1.000)
A.2 KEMATIAN (MORTALITAS)
2. Angka Kematian Menurut Umur (Age
Spercific Death Ratio)
Dx
ASDRx = .k
Px

Keterangan :
Dx = jumlah kematian dalam kelompok umur x (x =
0-14, 15-19,dst)
Px = jumlah penduduk kelompok x
K = 1.000 (konstanta)
B. PERTUMBUHA PENDUDUK NON-
ALAMIAH
 Pertumbuhan penduduk alamiah adalah migrasi.
 Migrasi diartikan sebagai perpindahan penduduk yang
relatif permanen dari suatu daerah ke daerah lain.
 Angka migrasi netto diperoleh dari rumus:

Keterangan :
Min = Migran masuk
Mout = Migran keluar
K = konstanta (1000)
2.7 ANALISIS INDEKS PEMBANGUNAN
MANUSIA (IPM)
 IPM adalah pengukuran perbandingan dari angka harapan
hidup, melek huruf, pendidikan, dan standar hidup untuk
semua negara.
 IPM digunakan untuk:
1. Mengklasifikasikan apakah sebuah negara adalah negara
maju, berkembanga atau terbelakang.
2. Mengukur kebijakan ekonomi terhadap kualitas hidup.
3. Mengetahui sejauhmana kualitas SDM suatu daerah
untuk menunjang pembangunannya.
4. Merupakan salahsatu ukuran kinerja suatu daerah.
2.7 ANALISIS INDEKS PEMBANGUNAN
MANUSIA (IPM)
 IPM mengukur pencapaian sebuah negara dalam 3
dimensi dasar pembangunan manusia:
a. Hidup yang sehat dan panjang umur yang dikur dengan
: harapan hidup saat kelahiran.
b. Pengetahuan yang diukur dengan :
o Angka tingkat baca tulis pada orang dewasa.
o Kombinasi pendidikan dasar, mennengah, atas.
c. Standar kehidupan yang layak, dikur dengan: loga-
ritma natural dari PDRB per kapita dalam paritasi
daya beli masyarakat.
2.7 ANALISIS INDEKS PEMBANGUNAN
MANUSIA (IPM)
 IPM diukur dengan menggunakan rumus, standar nilai, dan
tahapan berikut:

X1 = Indeks Harapan Hidup


X2 = Indeks Pendidikan
X3 = Indeks Pendapatan
STANDAR NILAI DARI INDIKATOR IPM
Kondisi Terburuk Kondisi Ideal Keterangan
85 25 Standar UNDP
100 0 Standar UNDP
15 0 Standar UNDP
732.720 300.000 (1996) UNDP
360.000 (1999) Menggunakan PDB Riil
Perkapita yang telah
disesuaiakan
CONTOH MENGHITUNG IPM
 Diketahui data Kabupaten Berangin sebagai berikut:
1. Angka harapan hidup (aktual) = 68,5 tahun.
2. Angka melek huruf (aktual) = 96,2%
3. Rata-rata lama sekolah (aktual) = 8,5 tahun
4. Pengeluaran perkapita yang disesuaikan = Rp 605.560,-
 Jawab:
a. Angka harapan hidup:
X1 = (68,5 – 25) = 72,5
(85 – 25 )
b. Pengetahuan/pendidikan:
Melek huruf = (96,2 – 0) = 96,2
(100 – 0)
CONTOH MENGHITUNG IPM
Rata-rata lama sekolah = (85 – 0) = 56,67
(15 – 0)
X2 = (2/3 x 96,2) + (1/3 x 56,67) = 83,02
c. Pendapatan:
X3 = (605.560 – 360.000)
(732.720 – 360.000)
X3 = 65,88
d. IPM Kabupaten Berangin adalah:
IPM = 1/3 (72,5 + 83,02 + 65,88)
IPM = 73,8

Anda mungkin juga menyukai