Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

“MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DAN MIND


MAPPING”
MATA KULIAH: PENDIDIKAN IPA SD 2
Dosen Pengampu:
Muhsinah Annisa, S.Si, M.Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok 7Kelas: 4C PGSD

Nita Septiana Hayati 1810125120029 (05)


M. Syarif Akbar Arridho 1810125210049 (14)
Endah Sufiyati 1810125220053 (25)
Nurul Fadilah 1810125220055 (27)
Fitriani 1810125220060 (31)
Ahmad Aulia 1810125310005 (35)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas segala rahmat dan hidayah yang diberikan-Nya lah sehingga tugas
makalah yang berjudul “Model Pembelajaran Mind Mapping dan Problem
Possing” ini dapat kami selesaikan tepat waktu. Dibuatnya makalah
sebagai bentuk kewajiban untuk memenuhi tugas yang telah di berikan
kepada kami.

Dalam kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terima kasih


kepada Ibu Muhsinah Annisa, S.Si, M.Pd. selaku dosen pengampu mata
kuliah Pendidikan IPA SD 2 yang memberikan arahan dan masukan terkait
hal penyusunan masalah dan juga kepada semua pihak yang telah
membantu menyumbangkan ide dan pemikirannya untuk terwujudnya
makalah ini. Kami sudah mengerjakan makalah dengan semaksimal
mungkin, kami pun dengan hati terbuka menerima segala kritik dan saran
dari pembaca untuk mencapai kesempurnaan makalah ini.Kami harap
makalah yang kami buat bisa bermanfaat bagi pembaca, akhir kata kami
ucapkan terima kasih.

Banjarmasin, 28
Februari 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER.....................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I: PENDAHULUAN.......................................................................................1

Latar Belakang.....................................................................................................1

Rumusan Masalah................................................................................................1

Tujuan...................................................................................................................1

BAB II: PEMBAHASAN........................................................................................3

Pengertian Model Pembelajaran Problem Posing dan Mind Mapping................3

Problem Posing.................................................................................................3

Mind Mapping..................................................................................................4

Langkah-Langkah Kegiatan Model Pembelajaran...............................................5

Problem Posing.................................................................................................5

Mind Mapping..................................................................................................9

Kekurangan dan Kelebihan Model Pembelajaran..............................................12

Problem Posing...............................................................................................12

Mind Mapping................................................................................................13

BAB III: PENUTUPAN.........................................................................................14

Kesimpulan.........................................................................................................14

Saran...................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan IPA mulai diajarkan pada tingkat sekolah dasar dan
berperan penting dalam keseluruhan proses pendidikan. Sebagaimana
tercantum dalam UU No.2 tahun 1989 Pasal 37 ayat 3 dalam Poedjiadi (2007:
112) menyatakan bahwa "pengantar IPA (sains) dan teknologi merupakan
bahan yang harus dikaji sejak siswa belajar pada tingkat pendidikan dasar".
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan
mata pelajaran yang harus diajarkan pada tingkat pendidikan dasar serta harus
ditekuni dan dikuasai oleh siswa, karena sains (IPA) merupakan fondasi
teknologi.

Pembelajaran IPA terutama lebih menekankan aspek proses bagaimana


siswa belajar dan efek dari proses belajar tersebut bagi perkembangan siswa
itu sendiri. Pembelajaran IPA melibatkan keaktifan siswa, baik aktivitas fisik
maupun aktivitas mental, dan berfokus pada siswa, yang berdasar pada
pengalaman keseharian siswa dan minat siswa

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses pembelajaran IPA di kelas tinggi?

2. Apa media yang digunakan dalam pembelajaran IPA dikelas tinggi?

3. Apa metode, pendekatan, model dalam dalam pembelajaran IPA dikelas


tinggi?

4. Bagaimana penilaian dalam pembelajaran IPA dikelas tinggi?

1
2

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui proses pembelajaran IPA di kelas tinggi

2. Untuk mengetahui media yang digunakan dalam pembelajaran IPA dikelas


tinggi

3. Untuk mengetahui metode, pendekatan, model dalam dalam pembelajaran


IPA dikelas tinggi

4. Untuk mengetahui penilaian dalam pembelajaran IPA dikelas tinggi


3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Pembelajaran Problem Posing dan Mind Mapping

1. Problem Posing
Salah satu tujuan dari kegiatan pembelajaran adalah untuk
meningkatkan hasil belajar dari peserta didik (siswa). Untuk mencapai
tujuan tersebut, para pakar pendidikan telah mengembangkan berbagai
sistem pembelajaran yang lebih memperhatikan aspek siswa, salah satunya
adalah pembelajaran dengan model problem posing. Istilah problem
posing pertama kali dikembangkan oleh ahli pendidikan asal Brasil Paulo
Freire dalam bukunya Pedagogy of the Oppressed.

Echols dan sadily (2003) menyatakan bahwa problem posing


berasal dari bahasa Inggris, yang terdiri dari kata problem dan pose.
Problem diartikan sebagai soal, masalah, atau persoalan dan pose diartikan
sebagai mengajukan (pengajuan). Istilah lain yang digunakan untuk
problem posing yaitu pembentukan soal, pembuatan soal, dan pengajuan
soal.

Model pembelajaran problem posing adalah suatu model


pembelajaran yang mewajibkan para siswa untuk mengajukan soal sendiri
melalui belajar membuat soal secara mandiri. Pembelajaran dengan
problem posing adalah suatu pembelajaran dengan cara siswa diminta
untuk merumuskan, membentuk dan mengajukan pertanyaan atau soal dari
situasi yang disediakan, situasi dapat berupa gambar, cerita, atau informasi
lain yang berkaitan dengan materi pelajaran, dan selanjutnya siswa sendiri
yang harus mendesain cara penyelesaiannya. Fungsi guru dalam kegiatan
itu adalah memotivasi siswa agar aktif mengikuti kegiatan pembelajaran

3
4

dan membimbing siswa dalam proses pemecahan atau penyelesaiannya.


Pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran problem posing
terdiri dari tiga tahapan yaitu tahap perencanaan, taap tindakan dan tahap
observas

2. Mind Mapping
Mind mapping adalah sistem berpikir yang terpancar (radiant
thinking), yang dapat mengembangkan ide dan pikiran ke segala arah,
divergent, dan melihatnya dari berbagai sudut pandang Yang mana akan
membantu sesorang untuk mengembangkan kreativitas, keaktifan, daya
hafal, pengetahuan, serta kemandiriian siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Selain itu, ada juga yang berpendapat bahwa mind mapping
dapat membantu kita mengingat perkataan dan bacaan, meningkatkan
pemahaman terhadap materi dan memberikan wawasan baru karena
didalamnya memuat kata-kata kunci dalam sebuah topik.
Mind mapping juga sering disebut dengan istilah peta pikiran, karena
didalam mind mapping memuat catatan-catatan kratif yang dapat
memudahkan kita untuk mengingat banyak informasi.Yang mana dengan
menggunakan mapping kita dapat menuangkan ide, gagasan,
permasalahan, solusi, serta apapun yang terlintas dikepala Dimana cacatan
yang dibuat membentuk sebuah pola gagasan yang saling berkaitan,
dengan topik utama yang diletakkan dibagian tengah.Subtopik serta
perincian lainnya menjadi cabang-cabangnya.Dan cabang-cabang tersebut
juga dapat dikembang lagi sampai ke materi yang lebih kecil.Sebagaimana
struktur keturunan manusia yang bisa berkembang terus sampai hari akhir
tiba, sehingga terbentuklah sebuah system keturunan manusia hidup
sampai hari akhir. 
Tujuan dari model mind mapping sendiri ialah untuk memperjelas
pemahaman pada suatu bacaan. Selain itu, juga dapat digunakan guru
sebagai alat evaluasi pemahaman anak dengan cara membaca peta konsep
serta menjelaskan hubungan antara konsep satu dengan konsep
lainnya.Mind mapping merupakan salah satu konsep belajar yang
revolusioner di dunia pendidikan. Penggunaan mind mapping dengan
5

teknik grafis yang kuat, dapat memberikan kunci universal untuk


membuka potensi otak. Model ini sangat mudah dan efektif digunakan,
karena akan mempermudah siswa dalam penguasaan materi serta
merangsang siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Karena dalam
penggunaannya, sebuah mapping akan menggunakan keterampilan
kortikal-kata, gambar, nomor, logika, ritme, warna, serta ruang kesadaran-
dalam satu cara unik yang kuat. Yang memudahkan siswa untuk
mengingat informasi dengan mudah.

B. Langkah-Langkah Kegiatan Model Pembelajaran

1. Problem Posing

Langkah – langkah model pembelajaran problem posing

Suyitno (2004:31-32) menjelaskan penerapan model pembelajaran


problem posing adalah sebagai berikut:

1. Guru menjelaskan materi pelajaran kepada para siswa. Penggunaan


alat peraga untuk memperjelas konsep sangat disarankan.
2. Guru memberikan latihan soal secukupnya.
Siswa diminta mengajukan 1 atau 2 buah soal yang menantang,
dan siswa yang bersangkutan harus mampu
menyelesaikannya.Tugas ini dapat pula dilakukan secara
kelompok.
3. Pada pertemuan berikutnya, secara acak, guru menyuruh siswa
untuk menyajikan soal temuannya di depan kelas. Dalam hal ini,
guru dapat menentukan siswa secara selektif berdasarkan bobot
soal yang diajukan oleh siswa.
4. Guru memberikan tugas rumah secara individual.
6

Dibawah ini disajikan beberapa langkah – langkah dari para ahli


untuk dijadikan referensi.
Amri (2013 :13) menyatakan bahwa langkah-langkah model
pembelajaran problem posing yaitu :

1. Guru menjelaskan materi pelajaran, alat peraga yang disarankan


2. Memberikan latihan soal secukupnya
3. Siswa mengajukan soal yang menantang dan dapat menyelesaikan.
Ini dilakukan dengan kelompok
4. Pertemuan berikutnya guru meminta siswa menyajikan soal
temuan di depan kelas
5. Guru memberikan tugas rumah secara individual

Selanjutnya, Saminanto (Maulina, 2013: 20-21) menyatakan


bahwa langkah-langkah model pembelajaran problem posing adalah :

1. Guru menjelaskan materi pelajaran menggunakan alat peraga


2. Guru memberikan latihan soal
3. Siswa diminta mengajukan soal
4. Secara acak, guru meminta siswa untuk menyajikan soal
temuannya di depan kelas
5. Guru memberi tugas rumah secara individu

Thobroni dan Mustofa (2012: 351) menyatakan bahwa langkah-


langkah penerapan model pembelajaran problem posing sebagai berikut

1. Guru menjelaskan materi pelajaran kepada siswa menggunakan


alat peraga untuk memfasilitasi siswa dalam mengajukan
pertanyaan
2. Siswa diminta untuk mengajukan pertanyaan secara berkelompok
3. Siswa saling menukarkan soal yang telah diajukan
7

4. Kemudian menjawab soal-soal tersebut dengan berkelompok.

Iskandar (2004) menyatakan langkah – langkah kegiatan model


pembelajaran problem posing adalah sebagai berikut:

1. Membuka kegiatan pembelajaran


2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
3. Menyampaikan materi pelajaran
4. Memberi contoh menyelesaikan soal
5. Memberi kesempatan untuk bertanya
6. Memberi kesempatan siswa untuk membuat soal dari kondisi yang
diberikan, mempertukarkan dan mendiskusikannya
7. Mempersilakan siswa untuk mempresentasikan soal yang telah
dibentuk
8. Memberikan kondisi lain dan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk membuat soal sebanyak-banyaknya
9. Mempersilahkan siswa bertukar soal dengan siswa lain dan
mendiskusikannya
10. Mengarahkan siswa untuk menarik kesimpulan
11. Membuat rangkuman berdasarkan kesimpulan siswa
12. Menutup pelajaran

SINTAK PEMBELAJARAN

Kelas : IV

Semester : 2 (dua)

Tema : 7. Alangkah Indahnya Keragaman di Negeriku

Subtema : 1. Keragaman Suku Bangsa dan Agama di Negeriku

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Materi Pembelajaran : Macam-macam gaya


8

Skenario pembelajaran model :

1. Guru menjelaskan materi pelajaran menggunakan alat peraga.


 Guru memaparkan materi tentang gaya menggunakan alat peraga
atau media pembelajaran agar siswa lebih mengerti, seperti :
 Mempraktekkan gaya otot dengan mendorong, menarik
meja, kursi,dan pintu kelas.
 Mempraktekkan gaya listrik dengan menggosokkan
penggaris plastik dengan rambut atau kain wol kemudian
mendekatkannya pada potongan kertas kecil.
 Mempraktekkan gaya magnet dengan menempelkan
magnet pada penggaris besi, koin, meja, paku dan lain-lain
yang ada disekitar kelas.
 Mempraktekkan gaya gravitasi dengan menjatuhkan benda
dari atas dan mengamati buah yang jatuh dari pohonnya.
 Mempraktekkan gaya gesek dengan menjalankan mobil
mainan diatas meja dan menampilkan video saat mengasah
pisau dapur dan kegiatan sehar-hari yang menunjukkan
gaya gesek.

2. Guru memberikan latihan soal secukupnya


 Setelah mendengar penjelasan guru, siswa menjawab soal-soal
yang diberikan oleh guru. Soal-soal yang diberikan dapat dari buku
atau soal rancangan guru sendiri.
3. Siswa diminta mengajukan 1 atau 2 buah soal yang menantang, dan siswa
yang bersangkutan harus mampu menyelesaikannya. Tugas ini dapat pula
dilakukan secara kelompok.
 Guru meminta siswa membuat soal dengan materi ‘Gaya’ yang
telah dipaparkan beserta jawabannya. Membuat soal ini dapat
dilakukan secara berkelompok.
Contoh pertanyaan seperti : Gaya apa yang mempengaruhi saat kita
menarik gerobak
9

4. Mempersilakan siswa untuk mempresentasikan soal yang telah dibentuk.


 Setelah itu guru meminta siswa mempresentasikan soal yang dia
buat didepan kelas (dapat random/acak sistem presentasi dan cukup
beberapa anak). Jika perkelompok cukup perwakilan masing-
masing kelompok.
5. Mempersilahkan siswa/kelompok bertukar soal dengan siswa/ kelompok
lain dan mendiskusikannya.
 Presentasi soal telah selesai guru meminta atau mengarahkan siswa
atau kelompok untuk menukar soal mereka dengan siswa atau
kelompok lainnya.
 Setelah semua bertukar soal mereka diminta untuk berdiskusi
dengan batasan waktu dari guru, misal waktu diskusi 15 menit.
 Waktu diskusi selesai dilanjutkan dengan memaparkan jawaban
setiap kelompok.
6. Mengarahkan siswa untuk menarik kesimpulan.
 Guru memberikan stimulus pada siswa untuk menarik kesimpulan
dari rangkaian materi pembelajaran gaya. Seperti memberi
pertanyaan : “Anak-anak tadi kita telah melakukan praktek tentang
gaya dan juga telah menjawab soal antar kelompok. Jadi ibu ingin
bertanya apa saja yang kalian dapat hari ini tentang gaya?”
7. Membuat rangkuman berdasarkan kesimpulan siswa
 Guru merangkum semua kesimpulan yang diberikan anak, sepert :
“Jadi gaya adalah gerakan menarik atau mendorong yang
menyebabkan benda bergerak. Terdiri daro macam-macam gaya
yaitu gaya otot, gaya gesek, listrik, magnet, gravitasi dan yang
lainnya”

2. Mind Mapping
1. Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai kepada siswa pada
awal pembelajaran.
10

2. Guru mengemukakan terlebih dahulu konsep yang akan dipelajari


atau permasalahan yang akan dipelajari atau permasalahan yang
akan dipecahkan oleh siswa.
3. Mengelompokkan siswa dalam kelompok kecil dengan jumlah
anggota sebanyak 2 hingga 3 orang.
4. Kelompok diberikan kesempatan untuk melakukan diskusi
mengenai permasalahan yang diberikan oleh guru.
5. Tiap kelompok diarahkan untuk mencatat seluruh alternative
jawaban yang diperoleh dari hasil diskusi.
6. Masing-masing kelompok secara acak diberi kesempatan untuk
membacakan hasil diskusinya, pada kesempatan ini guru mencatat
di papan tulis dan mengelompokkan jawaban tersebut berdasarkan
beberapa kriteria.
7. Siswa dan guru bersama-sama membuat kesimpulan dari data yang
telah dituliskan oleh guru di papan tulis.

SINTAK PEMBELAJARAN

Kelas : IV
Semester : 2 (dua)
Tema : 9. makananku sehat dan bergizi
Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Materi pembelajaran : sumber daya alam

Skenario pembelajaran model

1. guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.


 Guru melakukan Tanya jawab kepada siswa. pertanyaan yang bisa
diajukan yaitu: buah apa yang kalian suka, apa saja kandungan dari
buah yang kalian suka, olahan buah apa saja yang pernahkalian
11

konsumsi, apakah disekitar tempat tinggal kalian ada pohon buah


yang kalian suka
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Guru mengemukakan terlebih dahulu konsep yang akan dipelajari atau
permasalahan yang akan dipelajari atau permasalahan yang akan
dipecahkan oleh siswa.
 guru menugaskan siswa untuk membacakan teks bacaan pada buku
siswa tentang makanan sehat di depan kelas (mengamati)
 guru menugaskan siswa menyampaikan kembali informasi apa
yang diperoleh dari bacaan tersebut (mengomunikasikan)
 guru bersama siswa mengidentifikasi hal-hal apa saja yang dibahas
pada bacaan. misalnya: ciri-ciri, kandungan vitamin, manfaat dan
lain sebagainya (mengumpulkan informasi)
3. Mengelompokkan siswa dalam kelompok kecil dengan jumlah anggota
sebanyak 2 hingga 3 orang.
 guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok, dimana setiap
kelompok terdiri dari 2-3orang
 guru membagikan LKS pada masig-masing kelompok
 guru menugaskan siswa untuk berdiskusi bersama kelompok dalam
mengerjakan LKS yang telah disediakan (mengasosiasi dan
mengumpulkan informasi)
 guru menugaskan siswa untuk menyampaikan hasil diskusi
(mengomunikasikan)
 guru mengkonfirmasi jawaban dari siswa dan memberi penguatan
 guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya (menanya)
4. Tiap kelompok diarahkan untuk mencatat seluruh alternative jawaban
yang diperoleh dari hasil diskusi dalam bentuk peta pikiran atau diagram
 guru menugaskan siswa untuk menyiapkan alat yang digunakan
untuk membuat peta pikiran atau mind mapping.
 guru menjelaskan cara membuat peta pikiran atau mind mapping
(mengamati)
12

 guru melakukan Tanya jawab mengenai cara membuat peta


pikiran/ mind mapping (menanya)
 guru menugaskan siswa untuk membuat mind mapping secara
berkelompok, sesuai dengan kreativitas mereka masing-masing
(mengasosiasi)
5. Masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk menjelaskan ide
pemetaan konsep berpikirnya
 guru menugaskan siswa untuk menyampaikan hasil peta pikiran di
depan kelas secara bergantian
 guru mengkonfirmasi hasil mind mapping yang dibuat oleh siswa
dan memberikan penguatan
 guru menugaskan siswa untuk memajang hasil mind mapping di
papan pajangan
6. dari data hasil diskusi peserta didik diminta membuat kesimpulan dan guru
memberi peta konsep yang telah disediakan sebagai pembanding
 guru bersama siswa meyimpulkan pembelajaran yang telah
dilaksanakan
 guru membandingkan peta pikiran yang dibuat oleh siswa degan
peta pikiran yang telah disediakan oleh guru
 guru menugaskan siswa untuk kembali ke tempat duduk masing-
masing

C. Kekurangan dan Kelebihan Model Pembelajaran

1. Problem Posing

Menurut Kurniawati (2010: 23) merinci kelebihan dan kekurangan


sistem pembelajaran Mind Mapping. Kelebihan dari sistem pembelajaran
Mind Mapping yaitu:

1. Dapat mengemukakan pendapat secara bebas


13

2. Dapat bekerjasama dengan teman lainnya

3. Catatan lebih padat dan jelas

4. Lebih mudah mencari catatan jika diperlukan

5. Catatan lebih terfokus pada inti materi

6. Mudah melihat gambaran keseluruhan

7. Membantu otak untuk mengatur, mengingat dan membandingkan

8. Memudahkan penambahan informasi baru

9. Pengkajian ulang bisa lebih cepat

Kelemahan sistem pembelajaran Mind Mapping menurut


Kurniawati (2010: 23) yaitu:

1. Hanya siswa yang aktif yang terlibat

2. Tidak sepenuhnya murid yang belajar

3. Mind Mapping siswa bervariasi sehingga guru akan kewalahan


memeriksa Mind Mapping siswa

2. Mind Mapping
Menurut Kurniawati (2010: 23) merinci kelebihan dan kekurangan
sistem pembelajaran Mind Mapping. Kelebihan dari sistem pembelajaran
Mind Mapping yaitu:

1. Dapat mengemukakan pendapat secara bebas


14

2. Dapat bekerjasama dengan teman lainnya

3. Catatan lebih padat dan jelas

4. Lebih mudah mencari catatan jika diperlukan

5. Catatan lebih terfokus pada inti materi

6. Mudah melihat gambaran keseluruhan

7. Membantu otak untuk mengatur, mengingat dan membandingkan

8. Memudahkan penambahan informasi baru

9. Pengkajian ulang bisa lebih cepat

Kelemahan sistem pembelajaran Mind Mapping menurut


Kurniawati (2010: 23) yaitu:

1. Hanya siswa yang aktif yang terlibat

2. Tidak sepenuhnya murid yang belajar

3. Mind Mapping siswa bervariasi sehingga guru akan kewalahan


memeriksa Mind Mapping siswa
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Model pembelajaran problem posing adalah suatu model
pembelajaran yang mewajibkan para siswa untuk mengajukan soal
sendiri melalui belajar membuat soal secara mandiri.Yang Pelaksanaan
pembelajaran dengan model pembelajaran problem posing terdiri dari
tiga tahapan yaitu tahap perencanaan, taap tindakan dan tahap
observasi.Dan disini guru hanya bertugas untuk memotivasi siswa agar
siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran. Kelebihan

Sedangkan, mind mapping adalah sistem berpikir yang terpancar


(radiant thinking), yang dapat mengembangkan ide dan pikiran ke segala
arah, divergent, dan melihatnya dari berbagai sudut pandang Yang mana
akan membantu sesorang untuk mengembangkan kreativitas, keaktifan,
daya hafal, pengetahuan, serta kemandiriian siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Dengan cara membuat catatan yang membentuk sebuah
pola gagasan yang saling berkaitan, dan topic utama berada dibagian
tengah.Tujuan dari model mind mapping sendiri ialah untuk memperjelas
pemahaman pada suatu bacaan. Kelebihan dari model pembelajaran mind
mapping ialah akan memudahkan siswa untuk memahami mengingat isi
materi.

Kedua model pembelajarannya tersebut tentunya sangat efektif bila


di aplikasikan dalam pembelajaran IPA.Namun, tetap tergantung
penguasaan guru dalam menggunakan model tersebut saat pembelajaran.

14
15

B. Saran

Pada kesempatan ini kami mengajak pembaca untuk meningkatkan


pengetahuan dan pemahaman mengenai model pembelajaran problem posing
dan mind mapping yang bisa diaplikasikan saat proses belajar menbgajar baik
di sekolah maupun di perguruan tinggi untuk meningkatkan kemampuan siswa
serta memudahkan siswa dalam memahami materi.
16
DAFTAR PUSTAKA

Herdian. (2009). "Model pembelajaran problem posing".[Online]. Tersedia:


https://herdy07.wordpress.com/2009/04/19/model-pembelajaran-
problem-posing/amp/. Diakses pada 28 februari 2020 pukul 15.00

Riadi, muchlisin. (2017). "Model pembelajaran pengajuan masalah (problem


Posing)". [Online]. Tersedia:
https://www.kajianpustaka.com/2017/11/model-pembelajaran-pengajuan-
masalah-problem-posing.html?m=1. Diakses pada 27 februari 2020
pukul 08.00

Rijal.(2016). "Pengertian Model Pembelajaran Mind Mapping".[Online].


Tersedia: https://www.rijal09.com/2016/04/model-pembelajaran-mind-
mapping.html?m=1. Diakses pada 27 februari 2020 pukul 09.00

Suardika.(2019). "Sintak pembelajaran Mind Mapping".[Online]. Tersedia:


https://kmsuardika.blogspot.com/2019/02/sintaks-pembelajaran-mind-
mapping.ht ml?m=1. Diakses pada 28 februari 2020 pukul 13.30

Tama.(2015). "Pengertian dan langkah-langkah model pembelajaran mind


mapping".[Online]. Tersedia:
https://anekamodelpembelajaran.blogspot.com/2017/02/model-
pembelajaran-mind-mapping.html?m=1. Diakses pada 2 maret 2020
pukul 11.00

16

Anda mungkin juga menyukai