SPESIFIKASI TEKNIS
I
PEKERJAAN PENDAHULUAN
1. MOBILISASI
Mobilisasi sebagaimana ditentukan dalam kontrak ini akan meliputi pekerjaan persiapan
yang diperlukan untuk pengorganisasian dan pengelolaan pelaksanaan pekerjaan proyek,ini
juga akan mencakup Demobilisasi setelah penyelesaian pelaksanaan pekerjaan yang
memuaskan.
Penyedia/penyedia harus mengerahkan sebanyak mungkin tenaga setempat dari
kebutuhan tenaga pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Sejauh mungkin Penyedia /Penyedia berdasarkan Petunjuk direksi teknik harus
menggunakan rute (jalur) tertentu dan menggunakan kendaraan kendaraan yang ukuran nya
sesuai dengan kelas jalan tersebut serta membatasi muatannya untuk menghindari kerusakan
jalan dan jembatan yang digunakan untuk tujuan pengangkutan ke tempat proyek.
Mobilisasi peralatan berat dari dan menuju ke lapangan pekerjaan harus dilaksanakan pada
waktu lalu lintas sepi,dan truk truk angkutan yang bermuatan harus ditutup dengan terpal
Cakupan dari mobilisasi Peralatan ini meliputi :
a). Alat berat
b). Peralatan perlatan kerja
c). Pembutan gudang /Kantor
d). Pembutan Papan Nama Proyek
e). Dan lain sebagainya.
2. PENYIAPAN LAPANGAN
Penyedia harus menguasai lapangan dalam melaksanakan kegiatan kegiatan pengelolaan dan
pelaksanaan pekerjaan dalam daerah proyek.
Penyedia/Penyedia harus menyediakan material material sesuai dengan item item pekerjaan.
3. PELAKSANAAN PEKERJAAN
Untuk menjamin kualitas ,ukuran ukuran dan kinerja pekerjaan yang benar Penyedia
harus menyediakan staf teknik berpengalaman yang cocok sebagaimana ditentukan,Staf teknik
tersebut jika dan bila mana diminta harus mengatur pekerjaan lapangan dan mengorganisasi
tenaga kerja Penyedia dan memelihara catatan catatan serta dokumentasi proyek.
Sebelum pematokan dan pengukuran dilapangan (setting cut) Penyedia harus
mempelajari gambar gambar kontrak dan bersama sama dengan direksi teknik mengadakan
pemeriksaan daerah proyek,dan khusus mengukur /memasang lebar jalan ,daerah milik jalan
,alinyemen untuk setiap pelebaran atau rekontruksi drainase tepi jalan , dan gorong gorong,
serta melakukan satu pemeriksaan yang terinci semua banunan jembatan yang
diusulkan.Perubahan Tempat/volume dari pemeriksaan tersebut diatas harus dicatat pada Shop
Drawing.
Patok patok kilo meter dan patok stasiun harus diperiksa dan dipindahkan bila diperlukan.
Pada daerah perkerasan dimana satu pekerjaan perataan dan /atau lapis permukaan harus
dibangun satu profil memanjang sepanjan g sumbu jalan harus diukur serta penampang
melintang diambil pada interval tertentu untuk menentukan kelandaian dan kemirigan
melintang dan untuk menentukan pengukuran ketebalan serta lebarnya kontruksi baru.
Semua bahan yang dipasok harus sesuai dengan spesifikasi dan harus disetujui oleh direksi
teknis.
- BATU
Batu tersebut harus batu lapangan dengan pemukaan kasar atau batu sumber (quarry) kasar
yang keras dalam kondisi baik,awet dan mutunya padat,tahan terhadap daya perusakan
air,serta sepenuhnya cocok digunakan untuk pasangan batu.
- ADONAN (MORTAR)
Adonan terdiri dari semen Portland(PC) dicampur dengan agregat halus atau pasir kasar dalam
satu perbandingan 1 semen dan 3 agregat/pasir.
- BAJA TULANGAN
Baja tulangan yang diperlukan adalah baja tulangan yang bermutu seperti yang diisyaratkan
adalah mutu 0 – 24 dengan karaktersistik 2.400kg/cm
Kawat pengikatharus tebuat dari baja lunak dengan diameter minimum 1 mm,yang telah
dipijarkan lebih dahulu dan tidak bersepuh seng.
- KAYU
Standard yang digunakan harus memenuhi syrat seperti mutu kayu adalah mutu I sesuai
dengan PBBI NI -3, bebas dari getah cacat cacat dan harus mengalami proses pengeringan
udara minimum 3 bulan.
Bahan bahan Lain yang digunakan kwalitas nya dalam spesifikasi ini harus mempunyai
standart yang sesuai dengan SII tentang bahan bahan tersebut.
II.
LAPISAN PONDASI BAWAH DAN LAPISAN PONDASI ATAS
1. Umum
Lapis pondasi bawah adalah lapisan konstruksi yang meneruskan beban dari lapis pondasi
atas kepada tanah dasar yang berupa bahan berbutir diletakkan di atas lapis tanah dasar yang
telah dibentuk dan dipadatkan, serta langsung berada di bawah lapis pondasi atas perkerasan.
Pekerjaan lapis pondasi bawah terdiri dari mengadakan, memproses, mengangkut,
menebarkan, membasahi dan memadatkan bahan lapis pondasi bawah berbutir yang disetujui
sesuai dengan gambar-gambar dan seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.
Catatan :
Suatu lapisan pondasi bawah tidak diperlukan bilamana CBR lapis tanah dasar adalah 24% atau
lebih.
a. Permukaan akhir lapis pondasi bawah harus diberi punggung atau kemiringan melintang
yang ditetapkan atau ditunjukkan pada gambar-gambar. Tidak boleh ada ketidakteraturan
dalam bentuk, dan permukaan tersebut harus rata dan seragam.
b. Kemiringan dan ketinggian akhir sesudah pemadatan tidak boleh lebih dari 1,5 cm kurang
dari yang di tunjukkan pada gambar atau diatur di lapangan dan disetujui oleh Direksi
Teknik.
c. Contoh bahan yang digunakan untuk lapis pondasi bawah harus diserahkan kepada Direksi
Teknik untuk mendapatkan persetujuan paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai,
dan harus disertai dengan hasil-hasil data pengujian sesuai dengan persyaratan Spesifikasi
untuk kualitas dan bahan-bahan seperti diuraikan dalam Spesifikasi ini.
d. Tidak ada perubahan mengenai sumber atau pengadaan bahan lapis pondasi bawah akan
dibuat tanpa persetujuan Direksi Teknik, dam setiap perubahan harus atas dasar penyeraha
contoh-contoh bahan dan laporan pengujian untuk pemeriksaan lebih lanjut dari
persetujuan diatas.
2. Bahan-Bahan
(1) Persyaratan Umum
a. Bahan-bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan Lapis Pondasi Bawah (LPB)
terdiri dari bahan-bahan berbutir dipecah (A), atau bahan berbutir dibelah dan kerikil (B),
atau kerikil, pasir dan lempung alami (C) seperti yag diuraikan pada gambar rencana
dicantumkan dalam Daftar Penawaran.
1. Lapisan pondasi bawah (LPB) kelas A, berupa agregat batu pecah disaring dan digradasi
semuanya lolos saringan 3” atau 75.00 mm, memenuhi tabel di bawah ini.
2. Lapis Pondasi Bawah (LPB) kelas B, terdiri dari campuran batu belah dengan kerikil, pasir
dan lempung yang lolos saringan 2,5” atau 62.5 mm, memenuhi tabel di bawah ini.
3. Lapis Pondasi Bawah (LPB) kelas C, terdiri dari kerikil, pasir dan lempung alami yang lolos
saringan 1.5” atau 37.5 mm, memenuhi tabel berikut.
b. Bahan untuk pekerjaan lapis pondasi bawah harus bebas dari debu, zat organic, serta
bahan-bahan lain yang harus dibuang, dan harus memiliki kualitas bila bahan tersebut telah
di tempatkan akan siap saling mengikat membentuk satu permukaan yng stabil dan
mantap.
(2) Bila perlu dan sesuai dengan perintah Direksi Teknik , bahan-bahan dari berbagai sumber
atau pemasokan dapat disatukan (dicampur) dalam perbandingan yang diminta oleh
Direksi Teknik atau seperti yang ditunjukkan dengan pengujian-pengujian, untuk dapat
memenuhi persyaratan Spesifikasi bahan lapis pondasi bawah.
3. Pelaksanaan Pekerjaan
b) Penyiraman dengan air, bila diperlukan demikian selama pen-campuran dan penempatan
harus dikontrol dengan cermat, dan dilaksanakan hanya bila diminta demikian oleh Direksi
Teknik.
c) Ketebalan lapis pondasi bawah terpasang harus sesuai dengan gambar rencana dan seperti
dinyatakan dalam Daftar Penawaran, atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik di
lapangan sesuai kondisi tanah dasar sebenarnya.
b. Permukaan lapis pondasi atas harus diselesaikan mencapai lebar, kelandaian, punggung
dan kemiringan melintang jalan seperti yang ditunjukkan pada gambar rencana, tidak
boleh ada ketidak-teraturan dalam bentuk, dan permukaan harus rata dan seragam.
c. Kelandaian dan ketinggian akhir sesudah pemadatan tidak boleh lebih dari 1 cm kurang
dari yang di tunjukkan pada gambar rencana atau seperti diatur lapangan dan disetujui
oleh Direksi Teknik.
d. Penyimpangan maksimum dalam kehalusan permukaan jika diuji dengan satu mistar
panjang 3,0 m yang diletakkan sejajar atau melintang terhadap garis sumbu jalan tidak
boleh melebihi 1,5 cm.
b. Semua lapisan lapis pondasi atas harus memenuhi persyaratan spesifikasi inidan harus
sesuai dengan gambar kontrak dan seperti yang diuraikan sebelumnya dalam daftar
penawaran.
c. Bahan lapisan lapis pondasi atas terdiri dari potongan batu bersudut tajam yang keras,
awet dan bersih tanpa potongan-potongan yang terlalu tipis atau memanjangn dan bebas
dari batu-batu yang lunak, tidak merupakan satuan batu bata pecah atau bercerai
berai,kotor, mengandung zat organic atau zat-zat lain yang harus dibuang. Bahan yang
bercerai berai bila secara alternative dibasahi dan dikeringkan, tidak boleh digunakan.
2. Makadam Ikat Basah
Bahan lapis pondasi atas kelas B juga meliputi:
a) Agregat kasar yang tertshsn pada saringan 4,75 mm, bilamana dihasilkan kerikil tidak
kurang dari 50% terhadap berat, merupakan pertikel-partikel yang memiliki paling
sedikit satu bidang pecah.
b) Agregat halus lolos saringan 4,75 mm terdiri dari kerikil halus dan pasir alami atau debu
crusher.
c) Prosentase berat agregat tipis/pipih ( perbandingan tebal dengan panjang lebih dari 1:5)
maksimum 5%.
3. Gradasi Lapis Pondasi Atas
Persyaratan gadasi untuk bahan lapisan lapis pondasi atas kelas A dan kelas B diberikan
dalam tabel berikut.
4. Syarat-syarat Kualitas
Bahan-bahan yang harus digunakan untuk pekerjaan lapis pondasi atas harus memenuhi
kualitas pada tabel berikut.
TABEL SYARAT-SYARAT KUALITAS BAHAN-BAHAN LAPIS PONDASI ATAS
BATAS PENGUJIAN
JENIS PENGUJIAN KELAS B
KELAS A Agregat Kasar Agregat Halus
Batas cair Mak.25% Tidak perlu Mak. 35%
Indeks Plastisitas Ekivalensi Pasir Mak.8% Min. Tidak perlu 4-12%
California Bearing Ratio (direndam) 35% Tidak perlu Min. 30%
Penyerapan air Min. 60% Min. 55% Min. 55%
Kehilangan berat karena abrasi(500 Tidak perlu Tidak perlu Tidak perlu Tidak
putaran) Mak. 40% Mak.40% perlu
Catatan : Pengujian diatas adalah jumlah minimum pengujian kualitas yang diperlukan. Bila
Direksi Teknik menganggap perlu, pengujian yang lebih kuas dapat diminta untuk
menentukan kekerasan dan kebagusan kualitas batu dan bagian yang halus.
3. Pelaksanaan Pekerjaan
(3) Penyiapan Lapisan Pondasi Bawah
a). Jika lapis pondasi atas harus diletakkan diatas lapis pondasi bawah , permukaan lapis
pondaai bawah harus diselesaikan sesuai dengan pekerjaan-pekerjaan yang di tentukan
dibawah dan harus diatur serat dibersihakan dari kotoran-kotoran dan setiap bahan lain
yang merugikan untuk penghamparan lapis pondasi atas.
b). Agregat lapis pondasi atas harus ditempatkan dan ditimbun bebas dari lalu-lintas secara
drainase dan lintasan air disekitarnya.
(2) Pencampuran dan Penghamparan Lapis Pondasi Atas
a). Agregat LPA Kelas A
i. Agregat harus ditempatkan pada lokasi diatas L.P.B. yang sudah disiapkan dalam
volume yang cukum untuk menyediakan penghamparan dan pemadatan ketebalan
yang diperlukan.
ii. Agregat harus dihampar dengan tangan oleh pekerja atau dengan motor grader
sampai satu campuran yang merata, dengan batas kelembaban yang optium,
sebagaimana di tentukan dibawah spesifikasi.
b). Makadam Ikat Basah
i. Sebelum lapisan macadam dipasang permukaan yang akan dilapisi dengan
macadam haus diperiksa dan disetujui oleh Tim Supervisi.
ii. Sebelum menghampar batu kasar/pokok, buatlah bangunan penunjang sampng
pinggir (lebar+ 30 cm), misalnya dengan material timbunan bah jalan, agar
pemadatan batu pokok yang digilas tidak dapat terdorong ke pinggir.
iii. Dengan menggunakn suatu bahan yang ukuran maksimumnya adalah A cm,
ketebalan daripada lapisan harus dibatasi sampai A+2 cm setelah pemadatan.
iv. Penempatan batu pokok harus dikerjakan dengan hati-hati sekali untuk
membentuk permukaan jalan sedekat mungkin mendekati kemiringan dan tebal
yang disyaratkan. Oleh karena itu tebal lapisan, bentuk dan kehalusan permukaan
harus sering kali diperiksa selama penghamparan agregat-agregat. Jika diperlukan
bahan harus ditambah atau dikurangi.
3. Penghamparan Dan Pemadatan
a). Agregat LPA Kelas A
i. Penghamparan akhir samapai ketebalan dan kemiringan melintang yang diperlukan,
harus dilaksanakan dengan cadangan pengurangan ketebalan sekitar 10% untuk
pemadatan bahan L.P.A. Segera setelah penghampran dan pembentukan akhir setiap
lapisan L.P.A, bahan tersebut harus dipadatkan dengan baik dengan alat pemadat yang
sesuai meliputi mesin gilas roda rtam mesin gilas jenis pneumatic atau mesin gilas
bergetar.
ii. Penggilasan untuk pembentukan dan pemadatan harus maju secara gradual( sedikit
demi sedikit) dari pinggir ke tengah dari perkerasan, sejajar dengan sumbu jalan dan
harus dilaksanakan dalam operasi yang menerus untuk membuat pemadatan matang
yang merata. Pada bagian superelevasi, miring melintang atau kemiringan yang terjal,
penggilasan harus bejalan dari bagian jalan yang lebih rendah menuju ke bagian atas.
Setiap ketidakaturan atau penurunan setempat yang mungkin terjadi, harus
diperbaiki dengan membongkar permukaan yang sudag dipadatkan,
menggaruk,menambah atau membuang bahan pondasi, membentuk kembali dan
memadatkan sampai permukaan akhir dan kemiringan melintang yang betul.
Bagian-bagian perkerasan yang sempit di sekitar batu tepi atau dinding-dinding yang
tidak dapat dimasuki mesin gilas, harus dipadatkandengan kompactor (mesin
pemadat) atau penumbuk mekanikal (stamper).
iii. Kadar air untuk pemasangan harus dijaga di dalam batas-batas 3% lebih rendah dari
kadar air optium sampai 1% lebih tinggi dari kadar optium dengan penyiraman air
atau pengeringan bila perlu, dan bahan L.P.A tersebut harus dipadatkan sampai
menghasilkan kepadatan 100% maksimum kepadatan kering yang diperlukan, yang
ditetapkan sesuai dengan AASHTO T99 (PB 0111-76)
b). Makadam Ikat Basah
i. Sesudah penghamparan batu pokok, basahi agregat-agregat untuk melumasi permukaan
dari butir-butir untuk mendapatkan sifat saling mengunci yang lebih mudah dan lebih
baik untuk penggilasan.
ii. Padatkanlah lapisan batu pokok dengan cara berikut: Pada jalan lurus penggilasan harus
dimulai dengan bagian-bagian pinggir, diteruskan kea rah tengah menurut suatu arah
sejajar dengan garis tengah jalan. Pada bagian superelevasi tikungan dan tanjakan yang
tajam, pemadatan dimulai pada bagian rendah sejajar dengan as jalan menuju bagian
tinggi, mesin harus mulai kembali menggilas pada bagian yang sama sebelumnya. Setiap
gilasan harus menutupi sebagian daripada yang sebelumnya kira-kira 20cm. kecepatan
mesin gilas harus sekitar 1.5 km/jam pada masa akhir pemadatan.
Lapisan macadam memperoleh kekuatan terutama dari sifat saling mengunci antara
butir yang satu dengan butir yang lainnya. Oleh karena itu pemadatan harus dilanjutkan
sampai agregat-agregat tidak bergerak lagi dibawah roda-roda mesin gilas.
iii. Bahan pengisi/halus dihamparkan tipis dan rata diatas permukaan batu pokok langsung
dari truk-truk atau dari tempat penimbunan. Untuk membantu bahn halus mengisi
rongga-rongga di antara agregat-agregat batu pokok, maka air disiramkan diatas bahan
pengisi dan bahas halus didorong terus menerus dengan sapu ke dalam rongga di anatra
agregat-agregat. Tanggul-tanggul kecil atau gundukan-gundukan dari bahan pengisi
dapat ditimbun pada pinggir lapisan agar air diatas tidak hilang melalui alur-alur atau
selokan.
Penggilasan dengan mesin gilas roda besi dilakukan selama penghamparan bahan pengisi
dan air. Kecepatan mesin gilas dapat dinaikkan samapai 3km/jam.
Bahan pengisi harus ditambahkan yaitu setiap timbul rongga diantara agregat- agregat.
Penempatan bahan pengisi/halus dan penggilasan harus diteruskan sampai isian berikut
tidak dapat dimasukkan lagi. Pada akhir pekerjaan, permukaan lapisan macadam harus
menyerupai batu mozaik yang padat dan bebas dari rongga-rongga.
iv. Karena LPA kelas B mengandung agregat >50 mm. Sandoone untuk test kepadatan tidak
dapat dilaksanakan. Tabel akan dipakai sebagai persyaratan pemadatan dengan mesin
gilas.
G. LAPIS ASPAL RESAP PENGIKAT DAN LAPIS ASPAL PENGIKAT (PRIME COAT AND TACK
COAT)
Untuk Lapis aspal resap pengikat (prime coat), pekerjaan ini terdiri dari pengadaan dan
pemakaian suatu bahan pengikat aspal dengan kekentalan rendah yang tepilih diatas satu
lapis pondasi jalan atau permukaan perkerasan tanpa lapis penutup yang sudah disiapkan,
untuk menutup permukaan tresebut yang akan menyediakan adhesi (pelekatan)untuk satu
lapis permukaan beraspal seperti penetrasi macadam, lapis tipis aspal beton panas(lataston
HRS) atau lapisan permukaan beraspal lainnya.
Untuk lapis aspal pengikat (tack coat), pekerjaan ini terdiri dari pengadaan dan pemakaian
satu lapisan sangat tipis bahan aspal pengikat yang terpilih diatas satu permukaan yang
sudah ber aspal sebelumnya dalam persiapan untuk pemasangan satu lapis permukaan
aspal baru.
Lapis aspal resap pengikat hanya digunakan diatas permukaan yang kering atau sedit
lembab.
Lapis aspal pengikat atau lapis aspal resap pengikat yang akan digunakan selama ada angin
juat atau hujan deras,atau jika hujan mungkin turun.
a) Tidak boleh ada bahan aspal yang dibuang kedalam saluran tepi,parit atau jalan air.
b) Permukaan permukaan struktur,pohon pohon atau hak milik disekitar permukaan jalan
yang sedang dilapisi harus dilindungi dari kerusakan akibat pekerjaan penyemprotan
aspal.
c) Penyedia harus menyediakan dan memelihara dilapangan dimana aspal sedang
dipanaskan, alat pengendalian dan pencegahan kebakaran yang memadai ,dan juga
peralatan dan sarana untuk pertolongan pertama.
d) Kecuali diperoleh satu pengalihan ( alternatif) lalulintas, pekerjaan harus dilaksanakan
sedemikian rupa sehingga memungkinkan satu jalur lalu lintas,dengan diadakan
pengaturan pengendalian lalu lintas sehingga mendapatkan persetujuan dari Direksi
teknik.
Penyedia harus bertangung jawab terhadap semua konsekuensi (akibat) lalu lintas yang
terlalu dini di izinkan melewati lapis aspal pengikat atau lapis aspal resap pelekat yang baru
dipasang dan harus melindungi permukaan tersebut.
BAHAN BAHAN
1. Bahan untuk lapis aspal resap pengikat
a). Bahan bitumen untuk lapis aspal resap pengikat akan dipilih dari 2 jenis aspal semen
gradasi kental,diencerkan dengan kerosin (minyak tanah) dalam perbandingan 80 bagian
minyak tanah terhadap 100 bagian aspal semen , atau seperti diperintah kan lain oleh
direksi teknik atas dasar suatu percobaan yang dilaksanakan atau (tekstur)permukaan
jalan pemilihan lapis aspal resap pelekat.
- Gradasi kekentalan AC- 10( sama dengan Pen 80/100)
- Gradasi Kekantalan AC -20 (sama dengan Pen 60/70)
b). Agregat penutup untuk lapis aspal resap pengikat harus batu pecah alami disaring ,
selanjutnaya bebas dari partikel partikel lunak dan setiap lempung,lanau atau zat zat
organic.
Persyaratan gradasi untuk agregat penutup adalah :
- Tidak kurang dari 95 % lolos saringan standard 9.5 mm
- Tidak lebih dari 2 % lolos saringan standard 2.36 mm
Jenis alat dan cara pengoperasian akan berdasarkan intruksi intruksi yang diberikan direksi
teknik dan sesuai dengan daftar unit intlasi dan peralatan disetujui untuk kontrak
tertentu.Secara umum akan dipilih jenis peralatan berikut ini:
1. Distributor aspal bertekanan beserta penyemprot
2. Peralatan untuk memenaskan aspal
3. Mesin gilas ban peneumatik
4. Sapu sikat untuk penyapuan manual
Distributor aspal harus memenuhi standard rencana internasional yang disetujui dengan roda
peneumatik dan dilengkapi dengan sebuah batang penyemprot.Alat harus dapat
menyemprotkan bahan aspal pada tingkat yang tekendali dan seragam dan pada suhu yang
ditentukan . Peralatan termasuk Tacho Meter, ukuran tekanan ,batang kali brasi
tangki,thermometer untuk pengukur suhu aspal dalam tangki,dan alat alat untuk pengukuran
kecepatan secara tepat pada kecepatan rendah
Tingkat Penggunaan Lapis Aspal Pengikat dan Lapis Aspal Resap Pengikat Jika diminta demikian
oleh direksi teknik ,percobaan lapangan harus dilaksanakan untuk menetapkan tingkat
pemakaian yang memadai untuk berbagai kondisi permukaan.
Lapis aspal resap pengikat: (aspal keras kekentalan rendah)
- Untuk pondasi agregat, antara 0.6- 1,6 L/m2
- Untuk pondasi tanah semen antara 0.3 – 1.0 L/m2
Lapis pemukaan penetral macadam terdiri dari pembangunan diatas lapis pondasi atas atau
permukaan dengan penutup yang ada yang sebelumnya disiapkan,satu lapisan permukaan
perkerasan yang tebalnya antara 5 – 7 cm dari penetrasi batu pecah yang bersih dengan
pemakaian aspal pengikat panas.Biasanya untuk pekerjaan jalan kabupaten akan diperlukan
lapis permukaan tebal 5 cm dengan lapis penutup aspal.
TOLERANSI UKURAN.
a). Tebal rata rata yang sebenarnya dipasang harus sama dengan atau lebih tebal dari tebal
nominal rencana.Dalam beberapa contoh, Direksi Teknik atas keputusannya sendiri dapat
menyetujui atau menerima ketebalan rata rata yang lebih tipis dari tebal nominal
rencana ,asalkan penetrasi macadam terpasang pada ketebalan baru itu memenuhi
segala persyaratan, Tidak ada satu titikpun akan memiliki tebal lapis padat yang lebih dari
5 mm dibawah tebal nominal rencana.
b). Permukaan akhir harus memenuhi garis, ketinggian dan penampang melintang tipikal
sebagaimana ditunjukkan dalam gambar rencana atau yang disetujui Direksi teknik. Bila
diuji dengan satu mal dan batang lurus, permukaan akhir tidak boleh menunjukkan variasi
terhadap permukaan akhir yang ditentukan lebih besar dari 6 mm pada panjang 3 meter.
Syarat syarat Pekerjaan dan Pegendalian Lalu lintas.
- Tidak boleh ada bahan aspal dibuang kedalam saluran tepi ,parit atau jalan air
Permukaan bangunan bangunan,pohon pohon ,atau hak milik disekitar pekerjaan jalan
harus dilindungi dari setiap keruakan yang diakibatkan oleh pekerjaan penyemprotan
aspal
- Penyedia harus melengkapi dan memelihara dilapangan pekerjaan bilamana aspal
sedang dipanaskan ,perlengkapan pengendalian dan pencegah kebakaran,dan juga
persediaan dan sarana pertolongan pertama .
- Pengendalian lalu lintas harus dilakukan Penyedia yang sesuai dengan syarat syarat
umum kontrak , serta atas persetujuan direksi teknik
- Harus disiapkan sarana untuk melaksanakan pekerjaan denagan separuh lebar jalan ,
kecuali satu jalan pengalihan (alternative) disediakan dengan mendapat persetujuan
direksi teknik.
- Tidak boleh ada lalu lintas yang diizinkan diatas permukaan jalan yang baru diselesaikan
sampai permukaan penetrasi macadam dipadat penuh dan dilapis tutup hingga
memuaskan Direksi Teknik.Penyedia harus bertanggung jawab terhadap semua akibat (
konsekuensi) lalu lintas yang diizinkan lewat, sementara pekerjaan jalan sedang
berlangsung.
BAHAN BAHAN
1. Agregat
Agregat terdiri dari batu pecah berupa agregatkasar,agregat kunci dan agregat penutup,
yang bersih keras dengan kualitas seragam dan bebas dari kotoran , lempung , bahan bahan
tumbu – tumbuhan atau bahan lainnya yang harus dibuang.
Batas ukuran agregat
- Agregat kasar berupa lapisan utama yang berada dalam batas batas ukuran nominal 2,5
cm – 6,25 cm ,yang tergantung pada ketebalan lapisan dengan ukuran maksimum kurang
lebih 2/3 tebal rencana.
- Agregat kunci untuk lapisan utama (pokok) harus lolos saringan 25 mm tetapi tidak
boleh lebih dari 5 % akan lolos dari saringan 9,5 mm.
- Bila disediakan dalam daftar penawaran , satu lapisan penutup aspal harus diletakkan
diatas permukaan penetrasi macadam menggunakan agregat ukuran tunggal nominal
12,5 mm
Gradasi Agregat
Gradisi agregat bersama dengan tebal yang terpakai ditunjukkan dalam tabel berikut.
PELAKSANAAN PEKERJAAN
Jenis alat dan metoda pengoperasian harus sesuai dengan daftar unit produksi dan
peralatan serta program kerja yang disetujui dan menurut petunjuk selanjutnaya oleh direksi
teknik.Pada umumnya akan dipilih jenis peralatan berikut :
Distributor / penyemprot aspal bertekanan
Alat untuk pemanasan aspal
Mesin Gilas
Sejumlah Dum truk yang cukup
Tanki air ( jika musim kemarau )
Sapu ,Garu , Gerobak dorongan , semua untuk pekerjaan manual.
Penghamparan agregat kasar dalam lapisan pokok
Agregat kasar akan dihampar dengan tangan atau mesin yang dipasang dengan keseragaman
yang merata hingga mencapai garis, profil dan kemiringan yang dikehendaki.Sebuah mal
pengujian mengikuti kemiringan melintang rencana perkerasan selesai , harus digunakan untuk
memperoleh keseregaman permukaan akhir.
Penaburan tidak boleh dilakukan lebih lanjut melebiki dari operasi penggilasan dan penebaran
panjang yang dapat diselesaikan dalam rata rata satu hari kerja .Agregat segregasi atau agregat
bercampur dengan tanah atau bahan asing lainnya, harus disingkirkan dan diganti dengan
agregat bergradasi yang benar
Penggilasan dan pemadatan lapisan pokok
Lapisan agregat kasar pokok harus digilas kering dengan mesin gilas roda baja 6 – 8 ton sampai
terpadatkan seluruhnya.Penggilasan Awal akan dimulai daro sebelah pinggir,melapis tindih
bahu jalan selebar paling sedikit 30 cm, dan akan berlangsung menuju tengah perkerasan.
Pinggiran Roda Mesin Gilas Akan melapis tindih hamparan sebelumnya denagn sekitar 1/3
lebar roda. Setelah penggilasan awal, permukaan tersebut harus diperiksa dengan mal
punggung dan batang lurus 3 m, dan harus mematuhi toleransi ukuran yang ditetapkan,dengan
cadangan diberikan untuk kebutuhan pemadatan berikutnya.
Semua Ketidak rataan permukaan yang melebihi batas diatas harus dibetulkan dengan
membuang atau menambah agregat sebelumnya.
Penggilasan akan berhenti sebelum rongga rongga dalam agregat tertutup sedemikain jauh
sehingga mencegah penetrasi yang bebas dan merata dari aspal dan agregat kunci. Pemakaian
bahan aspal (Sebelum Agregat Kunci)
Seteah agregat kasar digilas dandiperiksa , bahan bahan pengikat aspal akan disemprotkan pada
suatu suhu yang cocok pada jenis dan mutu bahan pengikat aspal.
Suhu pemanasan dan penyemprotan yang diperlukan untuk bahan pengikat aspal harus berada
dalam batas batas berikut :
- Aspal Cair (cut back) :
MC – 800 ; batas suhu 77 – 115 derajat celcius MC – 300 : batas suhu 60 - 100 derajat celcius
Setiap bahan pengikat aspal yang telah dipanaskan sampai suhu penyemprotan lebih dari 10
jam atau telah dipanas kan sampai satu panas yang melebihi suhu maksimum.
Sebelum menyemprotkan bahan pengikat aspal, bahan agregat harus kering dari
permukaan sampai seluruh kedalamannya. Bahan aspal akan disemprotkan secara lebih baik
dengan distributor bertekanan merata keatas permukaan pada tingkat yang sudah ditetapkan
diatas luas yang kecil,dimana pemakaian batang penyemprot tidak praktis, bahan tersebut akan
disemprotkan dengan selang tangan.
Sebuah ceret curah hanya dapat digunakan bilamana diberikan direksi teknik Penggunaan
Agregat Kunci Secepatnya setelah pemakaian aspal ,agregat kunci akan ditabur kan merata
diatas permukaan dgn alat mesin penabur atau cara manual yang disetujui, digilas,dibersihkan
dengan sapu seret untuk menjamin distribusi yang merata dan digilas lagi. Agregat kunci ekstra
akan ditambahkan dengan tangan, dimana diperlukan serta penggilasan dan pembersihan akan
berlanjut sehingga agregat tesebut tertanam denagn baik. Setiap batu lebihan harus
disingkirkan dengan sapu.
Penggunaan agregat penutup Secepat setelah pemakaian aspal , agregat kunci akan
ditaburkan merata diatas permukaan dengan alat mesin penabur atau cara manual yang
disetujui , digilas , dibersihkan dengan sapu seret untyuk menjamin distribusi yang merata dan
digilas lagi.Agregat kunci ekstra akan ditambahkan dengan tangan,dimana diperlukan, serta
penggilasan dan pembersihan akan berlanjut sehingga agregat tersebut tertanam dengan
baik. Setiap batu lebihan harus disingkirkan dengan disapu.