Anda di halaman 1dari 11

Makalah Seminar Kerja Praktek

LAPISAN FISIK PADA TEKNOLOGI LONG TERM EVOLUTION (LTE) DI PT


TELKOM R&D CENTER BANDUNG
Oleh : Yusup Rudyanto (L2F007082)
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Abstrak
Standard teknologi wireless dituntut harus terus mengalami evolusi menjadi semakin baik, baik dalam
hal penyediaan layanan mobile broadband , kecepatan data dan area akses yang semakin luas. Hal itu dilihat
dari sisi pelanggan, sedangkan dari sisi penyedia jaringan juga perlu desain jaringan yang lebih sederhana
namun dapat bekerja dengan seoptimum mungkin.
Teknologi Long Term Evolution atau sering disebut LTE menjawab persoalan tersebut. Sejauh ini
teknologi yang banyak dikenal orang 3G atau 3,5G (HSDPA). LTE ini dianggap yang paling siap menuju 4G,
meskipun standarnya belum memenuhi standar 4G, sehingga sering disebut 3,9G. LTE dengan arsitektur
jaringan yang lebih sederhana serta radio akses yang digunakan adalah OFDM pada arah downlink dan Single
Carrier FDMA (SC-FDMA) pada arah uplink, memunginkan laju data sebesar 100Mbps (downlink) dan
50Mbps (uplink) dengan spectrum bandwidth 20 MHz. dalam laporan ini akan lebih focus membahas mengenai
layer fisik pada LTE dimana didalamnya menjelaskan skema multiple access yang digunakan baik untuk
downlink maupun uplink.

Kata Kunci : LTE, OFDM, SC-FDMA, Lapisan fisik


Stockholm dan Oslo pada 14 Desember 2009
I. PENDAHULUAN lalu.
Salah satu perubahan pada LTE
1.1 Latar Belakang dibanding teknologi sebelumnya adalah pada
Standard teknologi wireless dituntut lapisan fisiknya, khususnya dalam teknik
harus terus mengalami evolusi menjadi modulasi dan skema akses jamak. LTE
semakin baik, baik dalam hal penyediaan menerapkan teknik Orthogonal Frequency-
layanan mobile broadband , kecepatan data Division Multiple Access (OFDMA) untuk
dan area akses yang semakin luas. Hal itu downlink sedangkan untuk uplink
dilihat dari sisi pelanggan, sedangkan dari menggunakan Single-Carrier Frequency-
sisi penyedia jaringan juga perlu desain Division Multiple Access (SC-FDMA). Di
jaringan yang lebih sederhana namun dapat dalam makalah ini akan dibahas mengenai
bekerja dengan seoptimum mungkin. prinsip kerja kedua skema multiple acces
Teknologi Long Term Evolution tersebut,
atau sering disebut LTE menjawab persoalan
tersebut. Sejauh ini teknologi yang banyak
dikenal orang 3G atau 3,5G (HSDPA). LTE 1.2 Tujuan
ini dianggap yang paling siap menuju 4G Hal-hal yang menjadi tujuan penulisan
dibanding kedua kandidat lainnya yaitu laporan kerja praktek ini adalah :
UMB (CDMA) dan Wimax II (Wimax). 1. Mempelajari sistem telekomunikasi LTE.
LTE bukan merupakan standard, tetapi 2. Mempelajari skema multipe acces yang
sebuah proyek yang ditargetkan untuk digunakan dalam LTE
menghasilkan perkembangan baru dari 3. Mengetahui trial LTE yang dilakukan di
spesifikasi 3rd Generation Partnership Telkom R&D Center Bandung.
Project (3GPP) Release 8 (Rel-8).
Dinamakan Long Term Evolution karena 1.3 Batasan Masalah
LTE merupakan evolusi dari spesifikasi Batasan masalah yang diambil oleh penulis
teknologi wireless sebelum-sebelumnya pada penulisan laporan kerja praktek ini hanya
(GSM/EDGE, WCDMA, dan HSPA). mengenai skema multiple access untuk
Evolusi yang terdapat pada LTE downlink dan uplink yang digunakan pada
dibandingkan standard - standard LTE. Tidak membahas mengenai arsitektur
sebelumnya meliputi 3 hal utama, yaitu air jaringan LTE ataupun spesifikasi LTE secara
interface, jaringan radio serta jaringan core. keseluruhan secara rinci.
Layanan LTE pertama di dunia dibuka oleh
TeliaSonera di dua kota Skandinavia yaitu
II. DASAR TEORI akan sangat mudah diakses tanpa ada
intervensi atau keterlambatan.
LTE adalah satu set perangkat
tambahan Universal Mobile 2.2 Persyaratan LTE
Telecommunications System (UMTS) yang Dalam rangka memenuhi persyaratan
diperkenalkan oleh 3rd Generation dari IMT Advanced tentang 4G, maka LTE
Partnership Project (3GPP) Release 8. LTE mempunyai beberapa persyaratan sebagai
yang sering disebut juga SAE (System berikut :
Architecture Evolution) ini merupakan  Bandwidth yang terskala
langkah menuju generasi ke-4 (4G) dari E-UTRA dapat beroperasi pada
teknologi radio yang dirancang untuk alokasi bandwidth yang berbeda-beda,
meningkatkan kapasitas dan kecepatan yaitu 1.25 MHz, 2.5 MHz, 5 MHz, 10
jaringan sistem komunikasi bergerak. MHz, 15 MHz, dan 20 MHz baik pada
Evolusi dari GSM hingga menuju 4G yang uplink maupun downlink.
telah dirancang oleh 3GPP dapat dilihat pada  Puncak laju data sebesar 100 Mbps untuk
gambar berikut : downlink, dan 50 Mbps untuk uplink
dengan alokasi spektrum bandwidth 20
Mhz.
 Mencapai 200 pengguna aktif dalam 1 sel
(5 MHz)
 User-plane latency kurang dari 5 ms
 Pilihan spektrum frekuensi yang dapat
disesuaikan dengan jaringan saat ini yaitu
Gambar 2.1 Evolusi GSM band GSM, CDMA, UMTS (450,700, 850,
900, 1700, 1800, 1900, 2100, 2500MHz)
Terdapat 3 kandidat teknologi yang  Mendukung baik untuk operasi FDD
mengarah ke 4G yaitu LTE, WIMAX dan (Frequency Division Duplex) maupun
UMB. Tetapi dari ketiga kandidat tersebut TDD (Time Division Duplex)
LTE yang dianggap paling siap menuju 4G.  Antena MIMO sudah terstandardisasi
sehingga secara umum dapat
meningkatkan pesat data sektoral.

2.1 Arsitektur Jaringan LTE


Arsitektur jaringan LTE secara
umum lebih sederhana disbanding dengan 2.3 Motivasi dikembangkannya LTE
teknologi sebelumnya ( GSM/ UMTS). LTE
memiliki Radio Access Network sendiri yang Perlu untuk menjamin kesinambungan
bernama E-UTRAN. Jaringan intinya daya saing dari sistem 3G di masa depan.
disebut Evolved Packet Core (EPC). EPC Permintaan pengguna untuk kecepatan
bersifat all-IP dan mudah berinterkoneksi data dan QoS yang lebih tinggi.
dengan jaringan IP lainnya, termasuk WiFi, Sistem packet switch dioptimalkan.
WiMAX, dan XDSL. Untuk Mengurangi biaya CAPEX (Capital
menghubungkan UE (pengguna) dengan E- expenditure) dan OPEX (Operating
UTRAN digunakan eNB (e-NodeB). Pada expenditure ).
GSM eNB ini analogi dengan NodeB atau Rendah kompleksitas.
BTS, namun pada eNB terdapat penambahan Menghindari fragmentasi teknologi yang
fungsi dimana beberapa fungsi BSC juga tidak seharusnya dilakukan baik untuk
dilakukan oleh eNB tersebut. operasi band berpasangan (FDD) maupun
Jaringan LTE mampu tidak berpasangan (TDD).
mentransformasi pengalaman pengguna
telekomunikasi, memperbarui layanan
mobile broadband ke tingkatan baru
sehingga kegiatan mobile seperti browsing
internet, mengirim email, video sharing,
download musik, serta aplikasi-aplikasi lain
III. SKEMA MULTIPLE ACCESS
Dari gambar 3.2 dapat dilihat
3.1 Definisi Multiple Access diagram blok pengirim OFDM terdiri dari
Multiple access adalah suatu teknik yang blok-blok serial to paralel, modulator, IFFT
memungkinkan suatu titik (Base Station) dan paralel to serial. Deretan data yang akan
untuk dapat diakses oleh beberapa titik yang ditransmisikan (data in) yaitu deretan bit-bit
saling berjauhan (Subscriber Station) dengan serial dikonversikan ke dalam bentuk paralel
tidak saling mengganggu. Di dalam eNB oleh Serial to Paralel Converter, sehingga
terdapat beberapa lapisan, dimana lapisan bila bit rate semula adalah R maka bit rate
terbawahnya disebut lapisan fisik. Lapisan ditiap jalur paralel adalah R/N dimana N
ini mengatur multiple access yang adalah jumlah jalur paralel atau jumlah
digunakan baik untuk downlink (mengirim subcarrier. Prinsip konversi bit serial ke
data dari jaringan ke UE) maupun uplink paralel ditunjukkan pada Gambar 3.3
(mengirim data dari UE ke jaringan).
LTE menerapkan teknik Orthogonal
Frequency Division Multiple Access
(OFDMA) untuk downlink sedangkan untuk
uplink menggunakan Single-Carrier
Frequency-Division Multiple Access (SC-
FDMA). Gambar 3.3Konversi Bit Serial ke Paralel

Kemudian ke-N bit paralel ini


3.2 OFDM (X[0], X[1], ..., X[N-1]) dimodulasikan
OFDM (Orthogonal Frequency pada tiap-tiap subcarrier yang berbeda
Division Multiplexing) adalah sebuah teknik dimana setiap subcarrier dipisahkan sejauh
transmisi yang menggunakan beberapa buah Δf. Modulasi ini bisa berupa BPSK, QPSK,
frekuensi (multicarrier) yang saling tegak QAM atau yang lain secara adaptif. Blok
lurus (orthogonal). Masing-masing diagram Modulator dapat dilihat pada
subcarrier tersebut dimodulasikan dengan Gambar 3.4 di bawah ini :
teknik modulasi konvensional pada rasio
simbol yang rendah. Prinsip kerja dari MODULATOR
OFDM dapat dijelaskan melalui gambar
blok diagram berikut :

Gambar 3.1 Blok diagram OFDM

Dari gambar 3.1 di atas dapat


dijelaskan secara rinci proses dari OFDM
baik pada pengirim maupun penerima. Gambar 3.4 Proses modulasi
 Pengirim OFDM
Diagram blok pengirim OFDM dapat Sinyal hasil modulasi tersebut secara
dilihat pada gambar di bawah ini : matematika dapat ditulis sebagai:

Sinyal OFDM hasil modulasi


kemudian dialirkan ke dalam Inverse Fast
Fourier Transform (IFFT) untuk mengubah
Gambar 3.2 Diagram Blok Transmitter OFDM sinyal dari domain frekuensi ke dalam sinyal
domain waktu dengan cara mencuplik informasi. Dengan sistem OFDM ini
sinyal x(t) dengan laju Tss/N. Penggunaan throughput dari kanal yang diberikan dapat
IFFT ini memungkinkan pengalokasian ditingkatkan tanpa harus meningkatkan
frekuensi yang saling tegak lurus bandwidth.
(orthogonal). Proses IFFT ditunjukkan
pada Gambar 3.5 3.2.1 Kelebihan OFDM
Beberapa kelebihan OFDM diantaranya:
Efisien dalam pemakaian bandwidth
OFDM adalah salah satu jenis
dari multicarrier (FDM), tetapi memiliki
efisensi pemakaian frekuensi yang jauh
lebih baik. Pada OFDM overlap antar
frekuensi yang bersebelahan
diperbolehkan, karena masing-masing
Gambar 3.5 Proses IFFT sudah saling orthogonal, sedangkan pada
sistem multicarrier konvensional untuk
Sinyal keluaran IFFT disebut symbol mencegah interferensi antar frekuensi
OFDM dan dapat dinyatakan sebagai: yang bersebelahan perlu diselipkan
frekuensi penghalang (guard band),
dimana hal ini memiliki efek samping
berupa menurunnya kecepatan transmisi
bila dibandingkan dengan sistem single
Sinyal OFDM yang telah carrier dengan lebar spektrum yang
diaplikasikan ke dalam IFFT ini kemudian sama.
dikonversikan lagi ke dalam bentuk serial. Selain itu pada multicarrier
Setelah disisipi cyclic prefix dengan cara konvensional juga diperlukan band pass
menyalin bagian akhir simbol sepanjang filter sebanyak frekuensi yang
periode CP yang digunakan dan digunakan, sedangkan pada OFDM
menempatkannya pada awal simbol, baru cukup menggunakan FFT saja.
data dikirim. Perbandingan transmisi single carrier,
multicarrier konvensional dan OFDM
 Penerima OFDM dapat dilihat pada gambar berikut :
Setelah melalui kanal maka sinyal
informasi tadi diterima oleh penerima.
Berikut gambar blok diagram penerima
OFDM :

Gambar 3.6 Diagram Blok Receiver OFDM

Gambar 3.6 menunjukkan blok Gambar 3.7 Perbandingan single carrier,


diagram penerima yang terdiri dari blok- multicarrier dan OFDM
blok serial to paralel, FFT, demodulasi,
dan Paralel to Serial.
Di penerima terjadi proses Kuat menghadapi frequency selective
kebalikan dari proses yang ada di fading
pengirim. Sinyal yang telah dialirkan ke Dengan menggunakan teknologi
dalam FFT kemudian didemodulasikan OFDM, meskipun jalur komunikasi yang
dan dikonversi lagi ke dalam bentuk serial digunakan memiliki karakteristik
oleh Paralel to Serial Converter dan frequency selective fading (dimana
akhirnya kembali menjadi bentuk data bandwidth channel lebih sempit daripada
bandwidth transmisi sehingga haruslah terjaga orthogonalitasnya.
mengakibatkan pelemahan daya Tetapi akibat respon kanal yang buruk,
terima secara tidak seragam pada akan terjadi distorsi linear yang
beberapa frekuensi tertentu), tetapi menyebabkan energi pada tiap-tiap
tiap subcarrier dari sistem OFDM subkanal menyebar ke subkanal di
hanya mengalami flat fading sekitarnya. Delay spread menyebabkan
(pelemahan daya terima secara waktu kedatangan sinyal bervariasi. Hal-
seragam). Pelemahan yang disebabkan hal ini lah yang menyebabkan terjadinya
oleh flat fading ini lebih mudah inter symbol interference (ISI).
dikendalikan, sehingga performansi ISI pada sistem OFDM dapat
dari sistem mudah untuk ditingkatkan. dihilangkan dengan menyisipkan guard
interval atau yang sering dikenal dengan
Teknologi OFDM bisa mengubah cyclic prefic (CP). Caranya dengan
frequency selective fading menjadi flat menyalin bagian akhir simbol sepanjang
fading, karena transmisi menggunakan periode CP yang digunakan dan
subcarrier dengan jumlah yang sangat menempatkannya pada awal simbol.
banyak, sehingga kecepatan transmisi Dengan memberikan CP, maka
di tiap subcarrier sangat rendah dan interferensi simbol hanya terjadi pada
bandwidth dari tiap subcarrier sangat sisi cyclic prefix-nya saja. Efek tersebut
sempit, lebih sempit daripada dapat dihilangkan saat dilakukan
coherence bandwidth (lebar daripada sinkronisasi waktu pada windowing fft,
bandwidth yang memiliki karakteristik dengan cara membuang bagian CP yang
yang relatif sama). Dengan demikian mengalami interferensi.
masing-masing subcarrier hanya
terkena flat fading. Perubahan dari Mudah beradaptasi dengan kondisi kanal
frequency selective fading menjadi flat yang buruk (tanpa complex
fading bisa diilustrasikan seperti equalization).
gambar berikut : Implementasi menggunakan FFT lebih
efisien.
Rendah sensitivitas terhadap noise DC.
Efisien dalam pengolahan MIMO.

3.2.2 Kekurangan OFDM


Sensitif terhadap masalah efek Doppler
dan sinkronisasi frekuensi.
Diantara kelebihan diatas sistem
OFDM memiliki sensitivitas pada error
frekuensi yang diakibatkan oleh
Gambar 3.8 Frequency selective fading perbedaan frekuensi yang diterima
dengan osilator lokal pada penerima.
Tidak sensitif terhadap sinyal tunda Perbedaan ini diakibatkan oleh adanya
Dengan rendahnya kecepatan pergeseran pada frekuensi akibat efek
transmisi di tiap subcarrier berarti pergerakan atau efek Doppler dan
periode simbolnya menjadi lebih pengaruh intercarrier interferency (ICI)
panjang sehingga kesensitifan sistem antar subcarrier. Fenomena ini disebut
terhadap delay spread (penyebaran dengan frequency offset.
sinyal-sinyal yang datang terlambat) Rentan terkontaminasi distorsi nonlinear
menjadi relatif berkurang. Teknologi OFDM adalah sebuah
Tahan terhadap ISI dan fading yang sistem modulasi yang menggunakan
disebabkan oleh perambatan jalur multi-frekuensi dan multi-amplitudo,
jamak. sehingga sistem ini mudah
Untuk memudahkan proses terkontaminasi oleh distorsi nonlinear
demodulasi pada bagian FFT di yang terjadi pada amplifier dari daya
receiver, tiap-tiap subkanal OFDM transmisi.
Kerugian laju data dan kerugian daya
PAPR = =N
akibat CP (Cyclic Prefix).
Memiliki PAPR yang tinggi, sehingga atau PAPR(dB) = 10log (N).
membutuhkan power amplifier dengan
linearitas yang tinggi pula. dimana N : jumlah subcarrier.

3.2.3 PAPR (Peak to Average Ratio) Dari persamaan diatas dapat


disimpulkan bahwa nilai PAPR pada sistem
PAPR adalah perbandingan antara OFDM bersifat linear dengan jumlah
daya puncak sinyal dengan daya rata- subcarrier-nya. Saat N sinyal ditambahkan
ratanya. PAPR dapat terjadi sebagai hasil dengan fasa yang sama, sinyal tersebut akan
superposisi dari dua atau lebih subcarrier menghasilkan nilai puncak yang besarnya N
sehingga menghasilkan nilai puncak sinyal kali dari daya rata-ratanya, sehingga nilai
yang sangat besar. Hal ini biasanya PAPR akan bertambah besar jika jumlah N
disebabkan oleh modulasi masing-masing diperbesar.
subcarrier yang dilakukan dengan
frekuensi yang berbeda sehingga
menyebabkan beberapa subcarrier 3.3 OFDMA
mempunyai fasa koheren yang pada Orthogonal Frequency-Division
akhirnya akan muncul amplitudo dengan Multiple Access (OFDMA) adalah sistem
level yang jauh lebih besar dari daya komunikasi wireless yang menggabungkan
sinyalnya. Hal itu dapat digambarkan teknik OFDM dan teknik multiakses untuk
sebagai berikut : menyedikan layanan banyak pengguna.
OFDMA merupakan kombinasi
antara OFDM dan FDMA (Frequency Divison
Multiple Access) yang melayani beberapa
pengguna dengan mengalokasikannya pada
subcarrier. Pada dasarnya, ide di balik
OFDMA adalah dengan memisahkan satu
pesat data yang tinggi ke dalam beberapa pesat
Gambar 3.9 Keluaran IFFT pada OFDM data rendah dan mentransmisikannya secara
paralel. OFDMA memungkinkan beberapa UE
Nilai PAPR yang besar akan (User Equipment) untuk berbagi bandwidth
menyebabkan sistem membutuhkan yang sama. Ini dapat dilakukan dengan
komponen sistem yang memiliki daerah menentukan beberapa subcarrier untuk
linear yang besar untuk mengakomodasi diberikan kepada beberapa UE sehingga
amplitudo sinyal. Sedangkan Power memungkinkan beberapa pesat aliran data
amplifier (PA) merupakan salah satu yang rendah untuk UE yang berbeda pada saat
komponen sistem yang tidak linear. yang sama.
PA yang tidak linear akan Perbedaan antara OFDM dengan
menyebabkan distorsi yang sifatnya non- OFDMA adalah OFDM bukanlah sebuah
linear sehingga akan muncul teknik askes jamak melainkan suatu teknik
intermodulasi, yaitu frekuensi baru pada modulasi yang menciptakan banyak aliran data
sinyal yang akan ditansmisikan. supaya dapat digunakan oleh pengguna yang
Intermodulasi menyebabkan terjadinya berbeda, sedangkan OFDMA merupakan
interferensi diantara subcarrier dan skema akses jamak yang memungkinkan
menyebabkan terjadinya pelebaran spektal banyak pengguna berbagi dalam bandwidth
dari sinyal keseluruhan. Gejala yang sama.
intermodulasi dapat dikenali dengan Selain itu, OFDM mengalokasikan
munculnya inter carrier interferences pengguna hanya pada ranah waktu sedangkan
(ICI) dan adjacent channel interference OFDMA mengalokasikan pengguna pada
(ACI). ranah waktu dan frekuensi. Ilustrasi mengenai
Secara matematis nilai PAPR dapat perbedaan keduanya dapat dilihat pada gambar
dirumuskan : berikut :
lain adalah 7,5 KHz yang akan
diimplementasikan pada rilis berikutnya untuk
aplikasi broadcast seperti mobile TV. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat gambar berikut :

Gamabar 3.10 Perbedaan OFDM dan OFDMA

Dari gambar di atas dapat dilihat


bahwa OFDM pada periode waktu tertentu
hanya dapat melayani 1 pengguna. Data
yang dikirim tetap dibagi ke dalam banyak
subcarrier seperti halnya prinsip OFDM.
Berbeda dengan OFDMA, pada periode Gambar 3.11 Tipe cyclic prefix
waktu tertentu kanal dapat melayani
beberapa pengguna, sebab pengguna Setiap elemen dalam resource grid
dialokasikan ke dalam beberapa slot dan disebut resource element dan khas dengan
data yang dikirim dibagi ke dalam banyak diberi indeks (k,l) dalam suatu slot, dimana
DL RB DL
subcarrier secara terdistribusi atau acak. k 0,..., N RB N sc 1 dan l 0,..., N symb 1 .
Resource block digunakan untuk
mendeskripsikan pemetaan dari kanal fisik
3.4 Downlink Resource Block tertentu ke resource element. Gambar berikut
Sinyal yang ditransmisikan dalam menjelaskan struktur frame pada transmisi
setiap slot digambarkan oleh sebuah downlink :
One downlink slot Tslot
DL RB
resource grid yang terdiri dari N RB N sc
DL
subcarrier dan N symb simbol OFDM.
DL
Jumlah N RBbergantung pada bandwidth DL
N symb OFDM symbols

transmisi downlink yang digunakan dimana k DL RB


N RB N sc 1
harus memenuhi :
Resource
min,DL DL max,DL
N RB N RB N RB block
DL
N symb RB resource
N sc
elements

min,DL max, DL
dimana N RB 6 dan N RB 110
subcarrier

subcarrier

yang terdukung oleh spesifikasi versi ini.


Resource
s

Jumlah simbol OFDM tergantung element


(k , l )
N scRB

s
N scRB

pada panjang cyclic prefic dan jarak


DL
N RB

subcarrier yang dapat dilihat pada tabel


sebagai berikut :
Tabel 3.1 Parameter resource block untuk
downlink
DL
Configuration
N scRB N symb
k 0
DL
l 0 l N symb 1
Normal cyclic
f 15 kHz 7 Gambar 3.12 Downlink resource grid
prefix 12

Extended cyclic f 15 kHz 6 Dari gambar di atas dapat dilihat


bahwa setiap resource block (RB) terdiri dari
prefix f 7.5 kHz 24 3
12 subcarrier (dalam domain frekuensi) dan 7
simbol OFDM (dalam domain waktu) jika
Untuk LTE, jarak frekuensi antar menggunakan cyclic prefix normal. Bandwidth
subcarrier standar adalah 15 KHz. Alternatif subcarrier dalam domain frekuensi adalah 15
KHz, sehingga bandwidth satu physical Dari diagram blok di atas dapat
resource block (PRB) adalah 180 KHz. dijelaskan proses dari tiap blok sebagai berikut
Struktur frame di atas menggunakan :
struktur frame tipe 1 yaitu untuk operasi
band berpasangan (FDD), dimana transmisi  Pengirim
downlink dan uplink beroperasi pada
frekuensi yang berbeda. Gambar di atas  Constellation Mapper : mengubah aliran
mengasumsikan semua subframe digunakan input bit menjadi simbol single carrier
untuk downlink. Jika spektrum bandwidth (modulasi BPSK, QPSK, atau 16-QAM
yang digunakan misalnya 1,25 MHz, maka berdasarkan keadaan kanal).
dalam 1 resource block terdapat 72
subcarrier.  S/P Convert : mengelompokan simbol-
LTE juga mendukung untuk operasi simbol single carrier (time domain) ke
TDD. Untuk TDD, struktur dasar Resource dalam sebuah blok berisi M simbol
block dan Resource element tetap sama, untuk dijadikan input FFT, biasanya 4
tetapi dalam satu PRB sebagian subframe simbol.
digunakan untuk downlink dan sisanya  M-point DFT : mengubah blok simbol
digunakan untuk uplink atau sebagai special single carrier (time domain) menjadi
frame (untuk beralih antara transmisi uplink tone diskrit (domain frekuensi).
dan downlink).
 Sub-carrier Mapping : memetakan
3.5 SC-FDMA output tone ke dalam N-subcarrier,
Single Carrier Frequency Division dimana N>M (ada 2 skema mapping).
Multiple Access (SC-FDMA) adalah suatu
teknik multiple access baru yang akan  N-Point IDFT : mengubah kembali ke
digunakan untuk uplink pada LTE. SC- domain waktu.
FDMA merupakan versi pengguna jamak
dari modulasi Single Carrier dengan  Cyclic Prefix & Pulse Shaping :
Frequency Domain Equalization (SC/FDE). penyisipan cyclic prefix melindungi
Teknik ini dapat pula dikatakan sebagai terhadap multipath fading, Pulse
pengembangan dari OFDMA yang telah ada Shaping mencegah pertambahan
sebelumnya. spectrum.
SC-FDMA mempunyai struktur dan
 RFE (Receiver Front-End.) / DAC :
performa yang mirip dengan OFDM, hanya
mengubah sinyal digital menjadi sinyal
saja pada teknik ini terdapat penambahan
analog untuk ditransmisikan.
proses DFT (Discrete Fourier Transform)
pada transmitter. Berbeda dengan OFDM,  Penerima
pada SC-FDMA ini setiap simbol data
disebar di beberapa subcarrier, sehingga  Menghilangkan CP, mengubah kembali
disebut juga DFT-spread OFDM. ke domain frekuensi dengan N-point
Secara rinci proses transmisi SC- DFT.
FDMA dapat dilihat sebagai berikut:
 Dilakukan equalization untuk mengatasi
ISI maupun error.

 Sinyal tone diskrit ditransformasi


menjadi blok simbol single carrier
dalam domain waktu menggunakan M-
point IDFT.

 Dilakukan deteksi dan decoding hingga


menjadi aliran bit informasi kembali.
Gambar 3.13 Diagram blok SC-FDMA
3.5.1 Jenis Mapping pada SC-FDMA Keluaran dari proses DFT dari data
Pada sisi pengirim, setelah blok adalah 4 sample dalam domain
dilakukan proses DFT dihasilkan sinyal tone frekuensi yang akan dipetakan ke dalam 12
diskrit dalam domain frekuensi. Setelah itu subcarrier. Jika menggunakan localized SC-
sinyal tersebut dipetakan dengan teknik FDMA, keempat sample tersebut dipetakan
tertentu. Ada 2 tipe pemetaan subcarrier mengelompok pada f1, f2, f3 dan f4.
yaitu Localized SC-FDMA and Distributed Sedangkan pada pemetaan distributed SC-
SC-FDMA (Interleaved). FDMA, sampel-sampel tersebut disebar ke
4.2.1.1 Localized SC-FDMA ke-12 subcarrier tersebut, yaitu pada f1, f4,
Pada jenis mapping ini, sinyal f7 dan f10. Jadi gambaran mapping untuk
sample dalam domain frekuensi dipetakan ketiga pengguna dapat dilihat pada gambar
kedalam beberapa subcarrier secara berikut:
mengelompok atau terlokalisasi.
4.2.1.2 Distributed SC-FDMA /
Interleaved SC-FDMA
Pada jenis mapping ini, sinyal
sample dalam domain frekuensi dipetakan
kedalam beberapa subcarrier secara Gambar 3.15 Mapping SC-FDMA
terdistribusi atau menyebar. Jenis ini
menawarkan peningkatan frequency 3.5.2 Kelebihan SC-FDMA
diversity seperti halnya OFDM, sehingga Dengan metode SC-FDMA ini
jenis ini memiliki keunggulan tahan masalah tingginya PAPR yang dialami oleh
terhadap frequency selective fading. Selain OFDMA dapat diatasi. Dengan adanya
itu, distributed SC-FDMA juga proses DFT pada transmitter SC-FDMA
mengurangi PAPR lebih besar dibanding maka data symbol yang akan dikirm disebar
tipe localized. Namun demikian, dalam di beberapa subcarrier, sehingga dapat kita
teknologi LTE ini lebih disukai pandang sebagai single carrier. Rasio
menggunakan tipe localized SC-FDMA perbandingan jumlah subcarrier OFDMA
karena lebih sederhana dan terhindar dari dan SC-FDMA umumnya adalah 4:1. PAPR
ISI maupun frekuensi offset. berbanding lurus dengan banyaknya
Untuk lebih mudah mengetahui subcarrier. Itulah sebabnya dengan SC-
perbedaan Localized dan Distributed SC- FDMA ini nilai PAPR dapat direduksi.
FDMA kita lihat contoh gambar di bawah Alasan mengapa pada transmisi uplink
ini : sangat disyaratkan PAPR yang rendah,
karena jika pada transmisi uplink sinyal yang
ditransmisikan PAPR-nya tinggi akan
mengakibatkan borosnya baterai pada
pengguna (UE). Hal itu perlu dihindari
supaya tidak merugikan pengguna.
Konsumsi daya besar pada transmitter untuk
downlink, yaitu jaringan LTE sendiri tidak
terlalu dipermasalahkan, sebab jaringan
mendapat catu daya dari PLN dan sifatnya
Gambar 3.14 Perbedaan Localized dan tetap atau tidak mobile. Sedangkan pengguna
Distributed SC-FDMA umumnya mobile atau bergerak sehingga
Gambar di atas menunjukan proses konsumsi daya yang besar akan merugikan.
mapping subcarrier SC-FDMA dimana
misal terdapat 3 pengguna berbagi dalam 3.5.3 Perbandingan SC-FDMA dengan
12 subcarrier dengan masing-masing OFDM
memiliki 4 blok data simbol yang akan Pada OFDM, setiap data simbol
ditransmisikan pada saat bersamaan. dibawa oleh 1 subcarrier, sedangkan pada SC-
Gambar mapping di atas adalah untuk FDMA beberapa subcarrier membawa tiap
pengguna1, sedangkan untuk pengguna 2 data simbol.
dan 3 polanya sama seperti pengguna 1.
resource element, dimana 1 slot sepanjang 10
ms dalam domain waktu dan 180 KHz dalam
domain frekuensi.
Konfigurasi resource block
berdasarkan panjang cyclic prefix dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :
Gambar 3.16 Perbedaan OFDM dan SC-FDMA Tabel 3.2 Parameter resource block uplink
UL
Dari gambar di atas dapat dilihat Configuration N scRB N symb
bahwa pada SC-FDMA setiap data simbol Normal cyclic prefix 12 7
disebar ke banyak subcarrier dan Extended cyclic prefix 12 6
ditransmisikan secara berurutan. Selain itu
perbedaan mendasar antara OFDM dan SC- Dalam satu PRB terdapat 12
FDMA adalah adanya proses DFT pada subcarrier dalam domain frekuensi dan 7
transmitter SC-FDMA. oleh karena itu , SC- simbol SC-FDMA dalam domain waktu untuk
FDMA sering disebut juga DFT-spread- cyclic prefix normal. Struktur frame yang
OFDM. digunakan untuk konfigurasi di atas adalah tipe
1 yaitu untuk FDD.
Sehingga parameter dalam lapisan
fisik LTE dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 3.3 Parameter lapisan fisik LTE


Transmissi 1.25 2.5 5 10 15 20
on Bw Mhz Mhz Mhz Mhz Mhz Mhz

Sub-frame
0.5 ms
duration
Subcarrier
15 Khz
spacing

Sampling 1.92 3.84 7.68 15.36 23.04 30.72


frequency Mhz Mhz Mhz Mhz Mhz Mhz
Gambar 3.17 Ilustrasi perbedaan OFDMA dan
SC-FDMA FFT size 128 256 512 1024 1536 2048

Number of
Dari gambar 4.23 dapat dilihat, occupied
72 180 300 600 900 1200
sub-
dengan modulasi QPSK maka setiap data carriers
Number of
simbol diwakili 2 bit (00, 01, 10, 11). Pada OFDM
OFDMA terlihat bahwa aliran data dibagi ke symbol per
7/6
sub-frame
dalam empat buah subcarrier dengan (short/long
menempati bandwidth selebar 15 KHz untuk CP)
Resource
satu periode simbol, kemudian blocks
ditransmisikan secara paralel dalam satu (RB) 6 15 25 50 75 100
(1RB=
waktu. Sedangkan pada SC-FDMA data 180Khz)
dikirimkan dalam empat buah subcarrier Modulatio DL : QPSK , 16QAM, 64QAM
UL : QPSK , 16QAM, 64QAM (optional for UE)
n schemes
juga, hanya saja ditransmisikan secara
Multiple DL : OFDMA
sekuensial, dengan menempati bandwidth 60 access UL : SC-FDMA
KHz untuk N periode simbol SC-FDMA,
dimana N di sini adalah 4.

3.6 Uplink Resource Block


Secara umum struktur frame
physical resource block untuk uplink sama
seperti pada downlink. Dimana dalam satu
UL RB
slot pada resource grid terdiri dari N RB N sc
UL
subcarrier dan N symb simbol SC-FDMA.
UL
Jadi suatu PRB terdiri dari N symb N scRB
IV. PENUTUP Sumatera Utara : Departemen Teknik
Elektro Universitas Sumatera Utara.
4.1 Kesimpulan [3] Sesia, S.,dkk. 2009. The UMTS Long
1. Salah satu perubahan yang terjadi pada Term Evolution. United Kingdom:
LTE dibanding teknologi sebelumnya John Wiley & Sons Ltd.
adalah pada lapisan fisik, terutama [4] Dahlman, E.,dkk. 2008. 3G Evolution :
teknik modulasi dan skema multiple HSPA AND LTE FOR MOBILE
access. BROADBAND 2nd edition. Oxford :
2. LTE menggunakan OFDMA sebagai Elsevier Ltd.
multiple access downlink dengan laju [5] 3GPP TS 36.211 – v1.0.0, “Physical
data 100 Mbps (20 MHz) dan SC- Channels and Modulation”.
FDMA sebagai multiple access pada http://www.3gpp.org/ftp/Specs/archive/3
uplink dengan laju data 50 Mbps (20 6%5Fseries/36.211/
MHz). [6] OFDMA_Tutorial_IEEE802-22_Jan_05,
3. Kelemahan utama OFDMA adalah http://www.ieee802.org/22/Meeting_doc
tingginya PAPR yang disebabkan karena uments/2005_Jan/, (diakses tanggal 8
menggunakan multi-carrier. Desember 2010)
4. PAPR berbanding lurus dengan [7] http://www.cs.tau.ac.il/~amir1/PS/scfdm
banyaknya jumlah subcarrier, semakin a_article1.pdf, (diakses tanggal 5
besar jumlah subcarrier maka semakin Agustus 2010)
besar pula PAPR.
5. Untuk uplink digunakan SC-FDMA
yang memiliki PAPR rendah supaya
konsumsi baterai UE dan desain power Biodata Penulis
amplifier lebih hemat.
Yusup Rudyanto
(L2F007082) lahir di
Pekalongan, 17 Mei
4.2 Saran 1989. Menempuh
1. Sebaiknya jika dapat direalisasikan pendidikan dari SDN
dengan lebih sederhana, mapping pada Doro 1, SMP N 2
SC-FDMA lebih baik menggunakan Pekalongan, SMA N 1
Interleaved SC-FDMA, sebab dapat Pekalongan dan saat
mengurangi PAPR lebih banyak dan ini melanjutkan studi
lebih tahan terhadap fading. di Jurusan Teknik Elektro Universitas
2. Selain SC-FDMA, terdapat alternatif Diponegoro Konsentrasi Elektronika
lain yaitu MC-CDMA (Multi Carrier- Telekomunikasi.
Code Division Multiple Access) yang
dapat digunakan sebagai akses jamak
pada uplink.

Menyetujui,
DAFTAR PUSTAKA
Dosen Pembimbing
[1] Zyren, J. Overview of the 3GPP Long
Term Evolution Physical Layer.
http://www.freescale.com/files/wireles
s_comm/doc/white_paper/3GPPEVOL
UTIONWP.pdf
[2] Johan.2008. PERBANDINGAN BIT Ajub Ajulian Zahra, S.T., M.T.
RATE ANTARA OFDM-TDMA NIP. 197107191998022001
DENGAN OFDMA PADA
TEKNOLOGI WIMAX, Tugas Akhir.

Anda mungkin juga menyukai