A. Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan memiliki definisi yang sama yaitu sama – sama
mengalami perubahan, namun secara khusus keduanya berbeda. Pertumbuhan
menunjukkan perubahan yang bersifat kuantitas sebagai akibat pematangan fisik yang
ditandai dengan makin kompleksnya sistem jaringan otot, sistem syaraf serta fungsi
sistem organ tubuh lainnya dan dapat diukur ( Yuniarti, 2015 ).
Konsep tumbuh kembang merupakan suatu hal yang mutlak pada anak. Tumbuh adalah
proses bertambah besarnya sel – sel serta bertambahnya jaringan intraseluler. Kembang
atau berkembang adalah proses pematangan fungsi atau organ tubuh termasuk
perkembangan kemampuan mental dan kecerdasan serta perilaku anak (Campbell, 2000
). Proses tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena pada masa pertumbuhan
dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya (
Kania, 2009 ). Budaya atau adat istiadat yang dianut suatu keluarga akan tercermin
dalam sikap dan perilakunya sehari – hari. Indonesia yang terkenal dengan aneka
macam suku bangsa tentunya akan menghasilkan ragam budaya yang sangat
berpengaruh terhadap praktik hidup sehat sehari hari. Keyakinan keluarga tentang
kesehatan, pola didik dan pola asuh terhadap anak juga dipengaruhi oleh nilai budaya,
selain nilai agama dan moral yang dianutnya.
Berbagai adat kebiasaan dan budaya masyarakat Indonesia mempengaruhi tumbuh dan
kembang anak. Seperti diuraikan di atas, sejak satu pasangan menikah dan menetapkan
niatnya untuk mempunyai keturunan yang baik, secara tidak langsung kesiapan
psikologis pasangan tersebut akan mempengaruhi perkembangan janin. Kemudian
selama dalam kandungan ibunya, kesejahteraan anak sangat dipengaruhi oleh perilaku
keluarga dalam memelihara kesehatan yang tentunya akan didasari oleh keyakinan atau
nilai yang dimilikinya, termasuk nilai budaya. Banyak larangan atau pantangan
keluarga terhadap ibu hamil, baik dalam hal pemenuhan makanan, pakaian maupun
dalam memelihara kebersihan perorang. Sebaliknya, beberapa keluarga berpikiran
maju dalam hal tersebut, sehingga wanita hamil dipersiapkan secara fisik maupun
psikososial untuk dapat melahirkan anak yang sehat secara fisik, mental dan spiritual.
Setelah anak lahir, pola pemberian makanan dan pakaian, sekolah, pola asuh dan pola
didik di rumah juga banyak dipengaruhi nilai budaya keluarga. Masih banyak yang
memiliki anggapan salah tentang pemberian makanan pada anak, seperti pantangan
makan telur, pantangan makan ikan dan sebagainya. Demikian juga dengan pola asuh
dan pola didik. Keluarga yang berasal dari masyarakat Jawa dengan karakteristik yang
kental dengan sopan santun, berbicara dengan pelan, cenderung tertutup tentu sangat
berbeda dalam mendidik dan mengasuh anak dibandingkan dengan keluarga yang
berasal dari suku Batak yang terbiasa bicara keras, blak – blakan dan cenderung agresif.
Pemeliharaan kesehatan anak selama fase tumbuhdan kembangnya juga dipengaruhi
nilai budaya yang dianutnya, misalnya keyakinan tentang pentingnya imunisasi bagi
anak dan pentingnya keluarga berencana.
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan di RW 05 RT 01, 02, 08, 09 dan 010
didapatkan rata-rata informasi yang dibutuhkan adalah tentang tumbuh kembang balita
yaitu sebanyak 45 orang (27 %). Hal ini menurut pandangan kami perlu diperhatikan
untuk ditindak lanjuti lebih serius demi kesehatan balita dilingkungan RW 05
Kelurahan Susukan. Oleh karena itu, salah satu upaya yang dapat dilakukan sebagai
pencegahan adalah pemberian informasi kesehatan terkait masalah tumbuh kembang di
RW 05.
B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan penyuluhan kesehatan diharapkan keluarga yang memiliki balita
di RW 05 khususnya balita di RT 01, 02, 08, 09 dan 010 Kelurahan Susukan,
Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur memahami tentang Proses Pertumbuhan dan
Perkembangan pada Balita.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan penyuluhan diharapkan :
a. Ibu balita mampu menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan anak
b. Ibu balita mampu menjelaskan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak
c. Ibu balita mampu menjelaskan periode perkembangan anak
d. Ibu balita mampu memahami tahap tumbuh kembang anak
e. Ibu balita mengetahui gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak
C. Sasaran
Ibu – ibu yang mempunyai anak balita di RW 05 di Kelurahan Susukan, Kecamatan
Ciracas, Jakarta Timur.
D. Rencana Kegiatan
1. Topik Materi
Materi tentang tumbuh kembang
2. Sasaran Kegiatan
Ibu – ibu yang mempunyai Balita di RW 05 Kelurahan Susukan, Kecamatan
Ciracas, Jakarta Timur.
3. Target Peserta
Terdiri dari ibu – ibu yang mempunyai balita yang berjumlah 45 orang (27%).
4. Metode
Ceramah, tanya jawab.
6. Waktu
Tanggal : Sabtu, 06 April 2019
Jam : 14.00 WIB
7. Tempat
Posyandu RT 08
8. Pengorganisasian
Leader : Yosefina Narniana Leven, S.Kep
Co Leader : Resti Sri Wahyuningsih, S.Kep
Moderator : Setia Seviani, S.Kep
Fasilitator : Yunita, Nurul Ayu, Bety, Elly, Dea
Observer : Widayanti
Sie. Konsumsi : Fitri Yurika, Novalina A Tondang
Sie. Perlengkapan : Adik Perdana,
9. Rencana Anggaran
Pembuatan lembar balik : Rp 150.000
Total : Rp 150.000
3. Evaluasi Hasil
a. Minimal 80% dari peserta penyuluhan dapat menjelaskan definisi
pertumbuhan dan perkembangan anak
b. Minimal 80% dari peserta penyuluhan dapat menjelaskan faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak
c. Minimal 80% dari peserta penyuluhan dapat menjelaskan periode
perkembangan anak.
d. Minimal 80% dari peserta penyuluhan dapat menjelaskan tahap
pertumbuhan dan perkembangan.
e. Minimal 80% dari peserta penyuluhan dapat menjelaskan gangguan
pertumbuhan dan perkembangan.
4. Penutup
Dengan demikian proposal ini dibuat sebagai salah satu upaya pelaksanaan
kegiatan yang sekiranya sangat dibutuhkan oleh ibu dan balita yang berada di RW 05.
Pelaksana Kegiatan
I. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan satu minggu sebelum diadakannya penyuluhan kesehatan tentang
TUMBUH KEMBANG BALITA, panitia penyuluhan sudah mempersiapkan segala
sesuatunya diantaranya undangan untuk ketua RW 05, Puskesmas Ciracas, Kader
Posyandu balita dan seluruh Ibu Balita di RT 01, 02, 08, 09 dan 010. Kegiatan ini
khusus dilakukakan untuk balita yang usianya 0 – 5 tahun keatas. Persiapan alat dan
media, serta melakukan setting tempat dan role play dipersiapkan dua hari sebelum
pelaksanaan kegiatan berlangsung.