Anda di halaman 1dari 3

BAB I

KETENTUAN UMUM
Pasal 1-2 menjelaskan tentang Ketentuan Umum Angkutan Jalan meliputi definisi yang
bersangkutan dengan angkutan jalan itu sendiri seperti angkutan, kendaraan, trayek, terminal,
perusahaan angkutan umum, pengguna jasa, subsidi, forum lalu lintas dan angkutan jalan,
pemerintah dan mentri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang sarana dan
prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

BAB II
ANGKUTAN ORANG DAN/ATAU BARANG
Bagian kesatu : Umum
Pasal 3 mengatur tentang pengelompokan angkutan orang dan/atau barang
Bagian kedua : Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor
Pasal 4-9 menjelaskan tentang aturan Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor yang
melarang menggunakan Mobil Barang kecuali dalam hal:
a. rasio Kendaraan Bermotor untuk Angkutan orang, kondisi wilayah secara geografis, dan
prasarana jalan di provinsi atau kabupaten/kota belum memadai;
b. untuk pengerahan atau pelatihan Tentara Nasional Indonesia dan/atau Kepolisian Negara
Republik Indonesia; atau
c. kepentingan lain berdasarkan pertimbangan Kepolisian Negara Republik Indonesia dan/atau
Pemerintah Daerah.
Bagian Ketiga : Angkutan Barang dengan Kendaraan Bermotor
Pasal 10-11 mengatur tentang persyaratan teknis, Angkutan barang dengan Kendaraan Bermotor
Bagian Keempat : Angkutan Orang dan Barang dengan Kendaraan Tidak Bermotor
Pasal 12-13 menagutur tentang Penggunaan Angkutan orang dan/atau barang dengan Kendaraan
Tidak Bermotor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf b disesuaikan dengan
karakteristik dan kebutuhan daerah, serta harus memenuhi persyaratan keselamatan.
BAB III
KEWAJIBAN PENYEDIAAN ANGKUTAN UMUM
Bagian Kesatu : Umum
Pasal 14-15 mengatur tentang penyelenggaraan Angkutan umum yang diselenggarakan dalam
upaya memenuhi kebutuhan Angkutan orang dan/atau barang oleh Pemerintah
Bagian Kedua : Kewajiban Penyediaan Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum
Pasal 16-19 : mengatur tentang Kewajiban Pemerintah menjamin tersedianya Angkutan umum
untuk jasa Angkutan orang antarkota antarprovinsi dan lintas batas negara
Bagian Ketiga : Kewajiban Penyediaan Angkutan Barang dengan Kendaraan Bermotor Umum
Pasal 20 : mengatur tentang Kewajiban Pemerintah menjamin tersedianya Angkutan umum
untuk jasa Angkutan orang antarkota antarprovinsi dan lintas batas negara
BAB IV
ANGKUTAN ORANG DENGAN KENDARAAN BERMOTOR UMUM
Bagian Kesatu : Umum
Pasal 21 : mengatur tentang Pelayanan Angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor Umum
terdiri atas:
a. Angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor Umum dalam Trayek; dan
b. Angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor Umum tidak dalam Trayek.
Bagian Kedua : Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum Dalam Trayek
Pasal 22-23 : Jenis pelayanan Angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor Umum dalam Trayek
Pasal 24-40 : mengatur tentang Jaringan Trayek dan kebutuhan Kendaraan Bermotor Umum
disusun berdasarkan rencana tata ruang, tingkat permintaan jasa Angkutan, kemampuan
penyediaan jasa Angkutan, ketersediaan jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, kesesuaian
dengan kelas jalan, keterpaduan intramoda Angkutan; dan keterpaduan antarmoda Angkutan.

Bagian Ketiga : Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek
pasal 41-46 : mengatur tentang Pelayanan Angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor Umum
tidak dalam Trayek seperti Angkutan orang dengan menggunakan taksi, Angkutan orang dengan
tujuan tertentu, Angkutan orang untuk keperluan pariwisata, dan Angkutan orang di kawasan
tertentu.

Bagian keempat : angkutan massal


pasal 47 Angkutan massal berbasis jalan harus didukung oleh mobil bus yang berkapasitas
angkut massal, lajur khusus, trayek angkutan umum, dan angkutan pengumpan.

Bagian Kelima : Pengawasan angkutan orang


Pasal 48-50 : mengatur tentang pengawasan dan perizinan angkutan umum berupa dokumen
surat - surat kendaraan bermotor. dan persyaratan teknis serta laik jalan kendaraan bermotor pada
perusahaan angkutan umum.

BAB V
ANGKUTAN BARANG DENGAN KENDARAAN BERMOTOR UMUM
Pasal 51-54 mengatur tentang fungsi dari angkutan barang umum dan angkutan barang khusus.
serta mengatur pembagian dan jenis-jenis dari angkutan barang khusus seperti barang berbahaya
dan barang tidak berbahaya.

Anda mungkin juga menyukai