Anda di halaman 1dari 45

Pengenalan ISTC & DOTS

Pendahuluan
Latar Belakang
• TB masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia

• Cakupan penemuan kasus TB perlu


ditingkatkan agar seluruh pasien TB
dapat diobati

PPM ACTIVITY PDPI


End TB 2050:

Memerlukan komitmen yang kuat dari


seluruh jajaran pemerintah dan
dukungan seluruh masyarakat serta
ketersediaan sumber daya, sarana dan
prasarana

PPM ACTIVITY PDPI 2


1.India
2.Indonesia
3.China
4.Nigeria
5.Pakistan
6.Afrika Selatan

Global TB Report 2015


International standards
for TB care (ISTC)

4
PPM ACTIVITY PDPI
ISTC
• Standar tersebut dibuat dan akan digunakan oleh
semua profesi yang terkait dalam pengendalian TB di
semua tempat
• Standar digunakan untuk menangani semua pasien TB,
 TB anak, TB paru BTA positif dan BTA negatif, TB
ekstraparu, TB MDR, TB-HIV
• Tiap orang yang menangani TB harus memahami fungsi
kesehatan masyarakat dengan tingkat tanggung jawab
yang tinggi terhadap masyarakat dan pasien
• Konsisten dengan pedoman internasional yang sudah
ada

6
PPM ACTIVITY PDPI
International Standard for Tuberculosis Care
(ISTC) edisi ke-3

1 Standar untuk diagnosis Stand 1 - 6

2 Standar untuk Pengobatan Stand 7 - 13

3 Standar untuk Penanganan TB dengan Stand 14 - 17


infeksi HIV dan Kondisi Komorbid lain

4 Standar untuk Pelayanan Kesehatan Stand 18 - 21


Masyarakat
Standar 1

Untuk memastikan diagnosis dini, pemberi pelayanan


kesehatan harus memberikan perhatian kepada
individu dan kelompok dengan faktor risiko
tuberkulosis dan melakukan evaluasi klinis cepat dan
uji diagnostik yang tepat untuk orang dengan gejala
dan temuan yang mendukung tuberkulosis
• ODHA
• DM
• Pengobatan imunosupresan
• Riwayat kontak  Anak-anak

PPM ACTIVITY PDPI 9


Standar 2

• Semua pasien, termasuk anak-anak, dengan batuk


yang tidak diketahui penyebabnya yang berlangsung
dua minggu atau lebih atau dengan temuan pada foto
toraks yang tidak diketahui penyebabnya yang
mendukung ke arah tuberkulosis harus dievaluasi
untuk tuberkulosis.
12
PPM ACTIVITY PDPI
Standar 3

• Semua pasien, termasuk anak-anak, yang dicurigai


memiliki TB paru dan mampu mengeluarkan dahak,
harus memberikan sedikitnya dua spesimen dahak untuk
pemeriksaan mikroskopis atau satu spesimen dahak
untuk pemeriksaan Xpert® MTB/RIF* dilaboratorium
yang sudah teruji kualitasnya.

• Pasien dengan risiko resistensi obat, dengan HIV, atau


dengan sakit berat, harus diperiksa dengan Xpert
MTB/RIF sebagai pemeriksaan diagnostik awal.

• Uji serologi darah dan interferon-gamma release assays


tidak boleh digunakan untuk diagnosis tuberkulosis aktif.
Pengumpulan dahak
• Dahak dikumpulkan/ditampung dalam pot dahak yg
transparan, bermulut lebar, diameter > 6 cm, tutup
berulir, tidak mudah pecah dan bocor
• Pot tersedia di fasyankes
• Diagnosis TB  pemeriksaan sputum SPS
– Sewaktu (S): dahak ditampung di fasyankes
– Pagi (P): dahak ditampung pada pagi segera setelah
bangun tidur (dapat dilakukan di rumah pasien atau di
bangsal rawat inap bilamana menjalani rawat inap.

14
PPM ACTIVITY PDPI
Contoh pot tutup berulir

15
PPM ACTIVITY PDPI
• Pengambilan dahak  ruangan terbuka, kena
sinar matahari langsung atau dgn ventilasi
baik
• Pengumpulan sputum 2 hari berturut2
• Fasyankes yg belum memiliki sarana
pemeriksaan dahak  jangan menunda
penegakkan diagnosis
• Hasil pemeriksaan maksimal 7 hari
• Kontak erat dgn pasien TB BTA (+)  periksa
sputum BTA
16
PPM ACTIVITY PDPI
Tempat pengambilan sputum

17
PPM ACTIVITY PDPI
Sulit mengeluarkan dahak?
• Di rumah: malam hari sebelum tidur, minum
table GG 200 mg
• Fasyankes: minum satu gelas teh manis, lari2
kecil, menarik napas beberapa kali 
batukkan dengan kuat dahak/riak

18
PPM ACTIVITY PDPI
Standar 4

TB Ekstra Paru

Standar 5

TB BTA Negatif

Standar 6

TB Anak
• Standar 7  kepatuhan berobat

• Standar 8  Obat standar bermutu tinggi

• Standar 9  Keutamaan pasien

• Standar 10  monitoring pengobatan

PPM ACTIVITY PDPI 21


Pemantauan hasil pengobatan
• Pemeriksaan sputum BTA
• Pasien baru dgn pengobatan kat. I-II seminggu
sebelum:
– Akhir tahap intensif
– Akhir bulan ke-5
– Akhir pengobatan

22
PPM ACTIVITY PDPI
• Standar 11 & 12

• Kemungkinan MDR dan Pengobatannya

PPM ACTIVITY PDPI 23


Standar 13

Suatu sistem pencatatan yang sistematis dan


mudah diakses meliputi obat-obatan yang
diberikan, respons bakteriologis, hasil akhir
pengobatan, dan adanya efek samping obat,
harus dilaksanakan untuk setiap pasien.
Standar 18
• Semua pemberi pelayanan kesehatan harus memastikan bahwa
kontak erat dari pasien dengan tuberkulosis yang menular harus
dievaluasi dan ditatalaksana sesuai dengan rekomendasi
internasional.
• Prioritas tertinggi evaluasi kontak adalah:
– Orang dengan gejala yang mendukung kearah tuberkulosis
– Anak usia dibawah 5 tahun
– Kontak dengan kondisi atau diduga memiliki kondisi
imunokompromais, khususnya infeksi HIV
– Kontak dengan pasien TB MDR/XDR
Standar 19
• Anak usia dibawah 5 tahun dan semua orang
berapapun umurnya yang terinfeksi HIV dan
merupakan kontak erat pasien dengan tuberkulosis
yang menular dan setelah pemeriksaan secara cermat
tidak memiliki tuberkulosis aktif harus diobati sebagai
terduga infeksi tuberkulosis laten dengan isoniazid
selama sekurangnya enam bulan.
Standar 20

• Setiap fasilitas pelayanan kesehatan yang


merawat pasien dengan TB atau tersangka TB
harus menerapkan rencana pengendalian infeksi
TB yang sesuai untuk meminimalisir penularan
M.tb ke pasien lain dan petugas kesehatan
Standar 21
Semua penyelenggara pelayanan kesehatan harus
melaporkan kasus tuberkulosis baik baru maupun
kasus pengobatan ulang serta hasil akhir
pengobatannya ke Dinas Kesehatan setempat sesuai
dengan peraturan hukum dan kebijakan yang berlaku
DOTS
(Directly observed treatment short course )

• Strategi nasional pengendalian TB


• Rekomendasi WHO; 1995
• Angka kesembuhan tinggi, cost effective
Petugas kesehatan  pengetahuan TB

31
PPM ACTIVITY PDPI
Strategi DOTS di RS dan peran perawat
Tujuh strategi utama pengendalian TB meliputi:

1. Memperluas dan meningkatkan pelayanan DOTS


yang bermutu
2. Menghadapi tantangan TB/HIV, MDR-TB, TB anak
dan kebutuhan masyarakat miskin serta rentan
lainnya

32
PPM ACTIVITY PDPI
3. Melibatkan seluruh penyedia pelayanan
pemerintah, LSM, dan swasta melalui
pendekatan Public-Private Mix (PPM) dan
menjamin penerapan International
Standards for TB Care

PPM ACTIVITY PDPI 33


4. Memberdayakan masyarakat dan pasien TB

5. Memberikan kontribusi dalam penguatan


sistem kesehatan, termasuk pengembangan
sumber daya manusia dan manajemen
program pengendalian TB

34
PPM ACTIVITY PDPI
6. Mendorong komitmen pemerintah pusat dan
daerah terhadap program pengendalian TB

7. Mendorong penelitian, pengembangan dan


pemanfaatan informasi strategis

PPM ACTIVITY PDPI 35


 Komitmen politis
 Jaminan 1
Ketersediaan OAT  Diagnosa dengan
Yg bermutu mikroskop
4 2

5 3
Directly Observed
Treatment Short-course
 Pencatatan Baku  Pengobatan
Monitoring dan jangka pendek dgn
36
evaluasi PPM ACTIVITY PDPI pengawasan langsung
36
37
37
PPM ACTIVITY PDPI
Penguatan strategi DOTS 
peningkatan mutu pelayanan,
kemudahan akses untuk penemuan
dan pengobatan  memutuskan
rantai penularan dan mencegah
terjadinya TB MDR

38
PPM ACTIVITY PDPI
Jejaring strategi DOTS

KPP: kelompok pukesmas pelaksana


PS: Puskesmas satelit
PPM: Puskesmas pelaksana mandiri
39
PPM ACTIVITY PDPI
Jejaring Internal
• Jejaring antar semua untuk yg terkait dalam
penanganan pasien TB di RS
• Komitmen kebijakan  SK direktur RS
• Tim DOTS RS:
– Bertanggungjawab keberhasilan, pelaksanaan DOTS di
RS
– Koordinasi kegiatan (perencanaan, monitoring-evaluasi)
melibatkan UPF, SMF dalam pelayanan TB
• Dibawah komite medis atau direktur pelayanan
medis RS 40
PPM ACTIVITY PDPI
41
PPM ACTIVITY PDPI
Jejaring Eksternal
• Kelebihan RS  case finding
• Keterbatasan RS  case holding
• Angka kesembuhan TB di RS masih rendah
• Angka putus berobat TB di RS masih tinggi
• Jejaring eksternal
– Kasus putus berobat menurun
– Akses pelayanan DOTS berkualitas
– Menjamin keberlangsungan dan keteraturan
pengobatan pasien
42
PPM ACTIVITY PDPI
43
PPM ACTIVITY PDPI
44
PPM ACTIVITY PDPI

Anda mungkin juga menyukai

  • Absen TKJ
    Absen TKJ
    Dokumen2 halaman
    Absen TKJ
    Anonymous f2jZk6Dc
    Belum ada peringkat
  • MALARIA
    MALARIA
    Dokumen31 halaman
    MALARIA
    Anonymous f2jZk6Dc
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 11
    Kelompok 11
    Dokumen1 halaman
    Kelompok 11
    Anonymous f2jZk6Dc
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 10
    Kelompok 10
    Dokumen1 halaman
    Kelompok 10
    Anonymous f2jZk6Dc
    Belum ada peringkat
  • DR
    DR
    Dokumen2 halaman
    DR
    Anonymous f2jZk6Dc
    Belum ada peringkat