MALARIA
MALARIA
Deden Rochmatulloh
Degita Lusiana
Delya Alifta
Jumlah malaria di Indonesia masih mencapai 417.819 kasus atau berdasarkan Annual
Malaria lncidence (AMI) sebesar 1,69 per 1000 penduduk dan sulit mencapai target
Millenium Development Goals (MDG’s) sebesar 1 per 1000 penduduk di 2015. Pada
Riskesdas 2013 didapatkan laporan bahwa insidensi malaria di Indonesia ditahun 2013
sebesar 1,9%. Hal ini merupakan angka yang tinggi karena di Indonesia sendiri negara
tropis yang endemis malaria.
Untuk wilayah Lampung sendiri mempunyai insidensi malaria sebesar 0,7% dan
prevalensinya 3,4%
Berdasarkan data dari Depkes RI (2008) sampai saat ini terdapat dua macam Plasmodium
yang paling sering menyerang manusia dan menyebabkan malaria yaitu Plasmodium
falcifarum dan Plasmodium vivax atau juga merupakan campuran keduanya. Plasmodium
falcifarum menyerang semua sel darah merah bentuk eritrosit mulai dari retikulosit sampai
eritrosit yang telah matang, sedangkan Plasmodium vivax hanya menginfeksi retikulosit dan
eritrosit muda. Hal ini tentu akan menyebabkan gambaran hematologi dari Plasmodium
falcifarum dan Plasmodium vivax mengalami perbedaan
Dari rekam medik didapatkan frekuensi penderita malaria falcifarum dan vivax yang di rawat
di ruang inap anyelir, murai, kenanga, dan nuri pada tahun 2012 sampai 2016 di RSUD. Abdul
moeloek provinsi Bandar Lampung di dapatkan bahwa untuk malaria falcifarum ada 37 pasien
(16 laki laki dan 21 perempuan) untuk malaria vivax 37 orang (10 laki laki dan 27
perempuan).
Rumusan Masalah
Tujuan Umum
Tujuan peneltian yang diambil adalah untuk mengetahui perbedaan status
hematologis dan tes faal hati pada pasien malaria falcifarum dan malaria vivax di
RSUD. Abdul Moeloek Tahun 2012-2016 Provinsi Lampung
Tujuan Khusus
Mengetahui perbedaan jumlah trombosit pada pasien malaria falcifarum dan maiaria vivax
di RSUD. Abdul Moeloek Tahun 2012- 2016 Provinsi Lampung.
Mengetahui perbedaan jumlah RBC pada pasien malaria falcifarum dan malaria vivax di
RSUD. Abdul Moeloek Tahun 2012-2016 Provinsi Lampung.
Mengetahui distribusi frekuensi morfologi darah pada pasien malaria fakijanan dan malaria
vivax di RSUD. Abdul Moeloek Tahun 2012- 2016 Provinsi Lampung.
Mengetahui perbedaan nilai LED pada pasien malaria.fizlerfthrum dan malaria vivax di
RSUD. Abdul Moeloek Tahun 2012-2016 Provinsi Lampung.
Mengetahui perbedaan kadar SGOT pada pasien malaria falcifarum dan malaria vivax di
RSUD. Abdul Moeloek Tahun 2012-2016 Provinsi Lampung.
Mengetahui perbedaan kadar SGPT pada pasien malaria fa/cifin-um dan malaria vivax di
RSUD. Abdul Moeloek Tahun 2012-2016 Provinsi Lampung.
Manfaat Penelitian
Manfaat Aplikatif
Penelitian ini dapat menambah referensi tentang perbedaan status hematologis
pada pasien malaria .falcifarum dan malaria vivax guna keperluan medis di
RSUD. Abdul Moeloek Tahun 2012-2016 Provinsi Lampung.
Manfaat Akademis
Agar dapat menambah wawasan bagi semua civitas akademika hasil peneliti
selanjutnya di Univeritas Malahayati Provinsi Lampung
Ruang lingkup
Lingkup Judul
Judul penelitian ini hanya dibatasi dengan hanya mencari perbedaan
status hematologis dan tes faal hati pada pasien malaria falcifurum dan
malaria vivax di RSUD. Abdul Moeloek Tahun 2012-2016 Provinsi
Lampung
Lingkup Waktu
Untuk waktu penelitian ini dimulai pada bulan Mei 2016 hingga Juni
2016
Lingkup Tempat
Untuk tempat penelitian dilaksanakan di RSUD Abdul Moeloek Provinsi
Lampung.
Lingkup Masalah
Untuk masalah peneltian ini hanya dibatasi dengan mencari perbedaan status
hematologis dan tes faal hati pada pasien malaria falcrfarum dan malaria vivar
di RSUD. Abdul Moeloek Tahun 2012-2016 Provinsi Lampung.
Lingkup Sasaran
Sasaran penelitian ini adalah penderita malaria di RSUD. Abdul Moeloek
Provinsi Lampung yang mempunyai rekam medis lengkap
BAB II Tinjauan Pustaka
Definisi
Jenis Plasmodium yang ditularkan dari nyamuk Anopheles sp ada beberapa macam,
yaitu Plasmodium falcifarum, Plasmodium vivax, Plasmodium ovale, Plasmodium
malariae dan masih banyak lagi
Jenis Jenis Plasmodium
Plasmodium falcifarum
Plasmodium vivax
Cara Penularan
Proses penularan secara alamiah
Penularan alamiah malaria terjadi melalui gigitan
nyamuk Anopheles sp betina
Proses penularan seeara tidak alamiah
a. Malaria bawaan
b. Secara Mekanik
Masa Inkubasi dan Siklus Hidup Malaria
Masa inkubasi intrinsik berbeda pada setiap
spesiesnya, yaitu Plasmodium falcifarum 9-14 hari
(rata-rata 12 hari), Plasmodium vivax 12-17 hari
(rata-rata 13 hari), Plasmodium ovale 16-18 (rata-
rata 17 hari) dan Plasmdium malariae 18-40 hari
(rata-rata 28 hari).
Siklus hidup
Gejala klinis
(hari) (jam)
1. Gejala Gastrointestinal
2. Hemolisis
3. Anemia
4. Ikterus
5. Hemoglobinuria
Plasmodium falcifarum 12(9-14) 24,36,48 6. Syok
7. Algid malaria
8. Edema paru
9. Hipogikemia
11. Kematian
2. Splenomegali
3. Ruptur limpa
Diagnosa Malaria
Anamnesa
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Laboratorium
Tetesan preparat darah tebal
Interpretasi dari pemeriksaan derajat parasitemia dapat dilihat dibawah ini
dengan satuan lapangan pandang besar (LPB): 2.7
(-) : SDr negatif (tidak ditemukan parasit dalam 100 LPB)
(+) : SDr positif 1 (ditemukan 1-10 parasit dalam 100 LPB)
(++): SDr positif 2 (ditemukan 11-100 parasit dalam 100 LPB)
(+++) : SDr positif 3 (ditemukan 1-10 parasit dalam 1 LPB)
(++++) : SDr positif 4 (ditemukan 11-100 parasit dalam 1 LPB)
Status Hematologis Malaria
Jenis penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasi analitik dengan metode cross sectional
Populasi pada penelitian ini adalah semua pasien malaria pada Januari
2012 – Desember 2016 yang di rawat ruangan Anyelir, Murai, Kenanga
dan Nuri RSUD. Abdul Moeloek Provinsi Lampung
menjadi sampel pada penelitian ini adalah pasien malaria yang data
rekam medik lengkap
Kriteria
Rekam medik pasien yang tertera diagnosa malaria falcifarum dan malaria vivax
oleh dokter.
Mempunyai data rekam medik lengkap yang dibutuhkan (nilai hemoglobin, nilai
hematokrit, jumlah trombosit, jumlah leukosit, jumlah eritrosit serta gambaran
morfologi darah pasien).
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik
consequtive sampling
Variabel Penelitian
variabel dependennya adalah malaria falcifarum dan malaria vivax
variable independennya adalah status hematologis
Definisi Oprasional
Alat Ukur
Cara pengambilan data pada penelitian ini menggunakan cara dokumentasi yaitu
mengumpulkan data rekam medik pasien malaria pada Januari 2012 – Desember 2016
yang di rawat ruangan Anyelir, Murai, Kenanga dan Nuri RSUD. Abdul Moeloek Provinsi
Lampung Tahun 2016.
Analisa Data
Analisa univariat
Analisa bivariat
Kementrian Kesehata RI. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2013. Dikutip tanggal 25 April 2015
Harijanto, P.N. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jld. III Ed.V. Jakarta: Intenal publishing.. 2009. h 2813.
Miftahul, dkk. Membandingkan Status Hematologis Pasien Malaria falcifarum dengan vivax di RSUP M. Djamil
Januari 2013-Maret 2013 [jurnal]. Fakultas Kedokteran Andalas: 2014.
Laboratoly Diagnosis of Malaria Plasmodium falcifarum. Yang diunduh dari
http://www.dpd.cdc.gov/dpx/HTML/Para_Health.htm [jurnal]. tanggal 25 April 2015.
Laboratory Diagnosis of Malaria Plasmodium vivax. Yang diunduh dari
http://www.dpd.cdc.gov/dpx/HTML/Para_Health.htm [jurnal]. tanggal 25 April 2015.
Sutanto I, dkk. Parasitologi Kedokteran Ed. IV. Jakarta: FKUI. 2009. h189.
Made I. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta: EGC. 2013. h10-15
Rosdina N, dkk. Gambaran Hematologis pada Anemia Akibat Infeksi Kronis di Daerah Endemis Malaria [jurnal].
Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Sumatra Utara. 2007.
Nuryati. Status Hematologi Pada Penderita Malaria Serebral [jurnal]: Fakultas Kedokteran Univeritas Andalas.
2009.
Fihiruddin dan Nurul I. Perbedaan Jumlah Sel Limfosit Pada Penderita Malaria Yang Terinfeksi Plasmodium
falcifarum Dibandingkan Dengan Yang Terinfeksi Plamodium vivax [jumal]: Politeknik Kesehatan Kemenkes
Mataram Jurusan Analisis Kesehatan. 2013
Jafar N. Endemik Malaria [jurnal]: Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Hasanudin:
2011
Harijanto PN, dkk. Malaria dari Molekuler ke Klinis Ed 2. Jakarta: EGC. 2009. H 105.
Zaman V. Atlas Parasitologi Kedokteran Ed 3. Jakarta: Hipokrates. 2014. H 68.
Sutedjo AY, Buku Saku Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Yogyakarta: Amara Books.
2009.
Armedy dkk. Hubungan Kadar Hemoglobin Dengan Respon Sttokin Proinflamasi Dan Anti Inflamasi Pada Penderita Infeksi
Plasmodium falcifarum Dan Plasmodium vivax Di Timika Papua 2010 [jurnal]. Jakarta Pascasarjana Biomedik Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. 2011
Avrina R, dkk. Hubungan Kepadatan Parasit Dengan Manifestasi Klinis Pada Malaria Plamodium falcifarum Dan Malaria
Husmodium vivax [jurnal]. Jakarta: Pusat Teknologi dan Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik Badan Litbangkes.
2011
Akhtar S. Hematological changes in malaria: A comparative study [jurnal]. India: Departement Of Community Medicine,
NKP Salve Institute of Medical Science Nagpur Maharastra. 2012
Kumar A S. Comparison Of Hematological Parameters Between Pla.smodium falciparum, Plasmodium vivax And Control
Group [jurnal]. India: Departemen of General Medicine, KCP Medical Collage & Hospital. 2013
Huang X, dkk. AST and ALT Detection Technique [jurnal]. Daejoen: Korea Advanced Institute of Science and Technology.
2006.
Ali H, dkk. Parasite density and spectrum of clinical illness in falcifarum malaria [jurnal]. Karachi: jurnal of the collage
physicians and surgeon.s. 2008.
Sadananda B. Incidence of Jaundice in Plasmodium vivax Malaria: A Prospective Study in Moodabidri, South India [jurnal].
India: NAIK. 2012
Dahlan S. Stastika Untuk Kedokteran Dan Kesehatan Ed. 3. Jakarta: Salemba Medika. 2011
Swarjana K. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: CV ANDI OFFSET. 2009
Notoatmodjo S. Metodologi Peneltian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 2005
Wiadayana R, Perbedaan Kada SGOT (Serum Glutumie Oxaloucutic Trunsimnue) pada Penderita Malaria Falcifarum dan
Malaria vivax [jurnal]. Mataram: Analisa Kesehatan Poltekes Kemenkes Mataram. 20112
Rodak B, dkk. Hematology Clinical Prinsiples And Application Fourth Edition. Missouri: ELSEVIER. 2012