Anda di halaman 1dari 5

Proparium (proprius [latin] = mili)

Proparium adalah aspek kepribadian yang teoritis lain memberi nama self atau
ego, istilah yang Allport tidak mau memakainya, karena keduanya sudah diberi
makna yang bermacam-macam oleh banyak teoritis. Proparium adalah sesutu yang
mengenainya kita segera sadar, sesuatu yang kita fikirkan sebagai bagian yang
hangat. Ada delapan aspek proparium yang kemudian berkembang bertahap mulai
bayi samapai dewasa, sebagai berikut :

usia 0-3 tahun, berkembang 3 aspek proparium

1. Aspek diri fisik (sense of bodily self),muncul kesadaran tentang fisik,


2. Aspek identitas diri yang berkesinambungan (sense of cotinuing self identity).
3. Aspek bangga diri (self esteem atau pride) mengembangkan perasaan bangga
pada diri sendiri.

Usia 4-6 tahun muncul dua aspek proparium

4. Aspek erluasan diri (extension of self), anak mulai menyadari keberadaan


objek dan orang lain dan mengidentifikasi obyek-obyek yang menjadi bagian
milik mereka.
5. Aspek gambaran diri (self image), mencangkup pandangan aktual dan ideal
mengenai diri sendiri, bagaimana anak memandang diri sendiri dan harapanya
mengenai bagaimana seharusnya dirinya.
6. Aspek penguasaan rasional (self as rational coper), muncul sesudah anak
menyadari dia memiliki kemampuan berpikir rasional yang dapat dipakai
untuk memcahkan masalah.

Usia remaja

7. Aspek berusaha memiliki (propriate striving), yang mencakup tujuan jangka


panjang (intention, long-range purpose, & distant goal).
Usia dewasa

8. Diri sebagai si tahu (self as knower), totalitas dari semua 7 aspek yang
terdahulu, kesadaran tentang diri sendiri.
Allport memakai kata proparium yang lebih mudah dipahami sebagai sifat atau
fungsi kepribadian secara umum. Namun tidak semua sifat kepribadia terwakili
dalam proparium, karena sifat-sifat yang tidak akrab dan menjadi pusat tingkah
laku tidak termasuk proparium. Kebiasaan , ketrampilan, kerangka pandangan,
nilai-nilai kultural dan hal-hal faktual yang kurang penting dalam mengorganisir
sifat-sifat diri unik, berada di lapisan permukaan kepribadian. Misalnya :
1. Dorongan dan kebutuhan dasar yang terus menerus dihadapi dan menuntut
kepuasaan.
2. Ekspresi budaya, seperti memberi alam “selamat pagi” memakai pakaian, dan
mengendarai mobil di sis kiri jalan.
3. Kebiasaan, seprti gosok gigi atau merokok yanng dilakukan secara otomatis.

MOTIVASI

Teori motivasi dari Allport adalah penolakan terhadap masa lalu sebagai elemen
penting motivasi da pendapatnya yang kuat mengenai pentingnya proses kognitif
seperti tujuan (intention) dan rencana (planing) dari motivasi orang dewasa. Menurut
maslow motivasi harus difahami dengan dasar sifat-sifat motivasi berikut :

1. Kontemporer (kekinian), hal masa lalu bisa menjadi motivasi hanya kalau
kini juga menjadi kekuatan pendorong.
2. Pluraistik (kompleks), tidak dapat disederhanakan menjadi beberapa drive
seperti memcari kenikmatan, mengurangi tegangan, atau kekuatan rasa aman.
3. Melibatkan proses kognitif: membuat perencanaan tujuan scara sadar.
4. Kongkrit dan nyata : dibatasi seara kongkrit, bukan sesuatu yang abstrak.
Otonomi Fungsional

Menurut Allport, ada dua tingkat otonomi fungsional;

1. Otonomi fungsional terbiasa (perseverative functional autonomy)


Perseverasi adalah kecenderungan suatu pengalaman mempengaruhi
pengalaman berikutnya.misalnya orang mengisi eka-teki silangmula-mula
untuk mendapatkan hadiah, atau untuk mendapatkan penghargaan atas
keluasan pengetahuannya, namun sesudah menjadi kecanduan, dia mengisi
teka-teki silang itu sendirian (tidak lagi mendapat pujian dari orang lain) dan
juga tidak dikirm untuk mendapakan hadiah.
2. Otonomi fungsional propriate (propriate functional autonomy)
Seperti minat yang dipelajari, nila-nilai, senimen, tujuan, motif-motif poko,
disposisi pribadi,, gmbaran diri dan gaya hidup. Motivasi yang berhubunga
dengan gambaran diri yang yang lebih esensial inilah yang disebut motivasi
proparium yang fungsional – otonm. Otonomi fungsional propariate dapat
ditemukan pada tingkat tertingg organisasi kepribadian, sesuatu oragnaisasi
diri yang kopleks yang menentukan seluruh wujud dari system kehidupan
yang masak. Bahan utama dari organisasi propriate ini adalah “perasaan dir
bertanggung jawab terhadap kehidupan sendiri.”

Tingkah laku yang bukan otonomi fungsional

Allport mengemukakan ada 8 jenis tingkahlaku yang tidak dibawah kontrol motif
otonomi fungsional, yaitu :

1. Tingkahlaku yang micul dari dorongan biologis – makan, minum, tidur,


bernafas, dll.
2. Refleks – mengedip, mengangkat lutut, proses pencernaan, dll.
3. Peralatan konstitusi – kecerdasan, bentuk tubuh, temperamen, kesehatan.
4. Habit; beberapa habit termasuk otonomi fungsional, lainnya tidak ada
motivasi sama sekali.
5. Tingkahlaku yang tergantung kepada penguat primer (primary reinforcement).
6. Motif yang terkait langsung dengan usaha mereduksi dorngan dasra.
7. Tingkah laku non produktif – komplusif, fiksasi, dan regresi.
8. Sublimasi – kalau motif yang alsi di sublimasikan ke motif yang lain.

Pronsip-prinsip otonomi propariate

menurut Allport otonomi propariate dapat berfungsi dengan memakai tiga prinsip
kerja:

1. Mengorganisir tingkat enerji (organizing energy level): prinsip ini


menjelaskan bagaimana motif berkebang, atau tertranformasi dari moti ynag
mendahuluinya. Misalnya, ketika sesorang remaja tumbuh dan pisah dari
keluarga untuk hidup mandiri, dia menemukan banyak waktu luang, yang
harus disalurkan ke inat dan moti yang baru.
2. Penguasaan dan kompetensi (mastery dan competence): otonomi propriate
mendorong orang mencapai tingkat tertinggi dalam menemukan motivnya
nya.tidak cukup asal puas, orang dewasa yang sehat dan normal termotivasi
untuk melakukan yang terbaik dan efisien untuk empertinggi tingkat
kompetensi dan penguasaan.
3. Pola propiate (propriate pattering): motif-motif propriate tidak saling terpisah
satu dengan yang lain. Mereka saling tergantung dalam struktur self, dimana
mereka bermukiman. Pola propriate adalah usaha untuk memiliki kepribadian
yang konsisten dan integrasi.

Hubungan Antar Otonomi Fungsional Dengan Motivasi Lalu

Proprium tempat berdanyan motivais dan otonoi fungsional adalah fenomena yang
berkembang, sehingga mengesankan motivasi juga berhubungan dengan masa lalu.
Proparium sendiri agar terus berkembang , beusaha memperoleh kekuatan motivasi
yang berakar pada masa kini dan masa yang akan dating, dan membuang motivasi
masa lalu. Karena itulah Allport mengukur kemasakan dari seberapa jauh motivasi
seseorang menjadi otonom (dari pengaruh motivasi masa lalu)

Motivasi Sadar dan Taksadar

Orang dewasa yang sehat pada umumnya sadar terhadap apa yang mereka kerjakan
dan alas an mengapa mereka melakukannya. Namun Allport tidak mengabaikan
eksistensi bahkan pentingnya proses tak sadar.adanya motivasi yang didorong oleh
inpuls masa anak-anak dan dorongan sublimasi, menurutnya, hamper semua tingkah
laku simptomatik itu terjadi melalui pengulangan otomatis, biasanya menyalahkan
diri sendiri, dan dimotivasi oleh kecenderungan tak sadar. Individu yang sehat,
kesadarannya mengontrol tingkah lakunya, tingkah laku yang normal itu fungsional
otonom dan diotivasi melalui proses sadar, terpisah dari motivasi tak sadar ssekaligus
memiliki pemicu tingkah laku sendiri. Secara psikologis orang dewasa tang masak
dan sehat sebagian besar tingkah lakunya dimotivasi oleh fikiran sadar, sehingga
peran proses tak sadar dalam tingkah laku sangat kecil.

Anda mungkin juga menyukai