Anda di halaman 1dari 53

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perkembangan teknologi kelistrikan saat ini sangatlah pesat, hal ini sejalan
dengan berkembangnya teknologi peralatan pendukung manusia baik untuk bidang
industri ataupun rumah tangga. Sehingga untuk sistem instalasi listrik pada bangunan,
khususnya rumah tinggal diperlukan perancangan yang matang supaya sistem tersebut
mampu bekerja dengan sangat efektif, efesien serta sistem tersebut mampu mengatasi
gangguan yang terjadi dalam proses penyaluran atau pendistribusian tenaga listrik di
bangunan tersebut. Kenyamanan dalam bekerja atau beraktifitas tentunya tidak
terlepas dari penyediaan penerangan yang baik terutama di malam hari atau di tempat
yang tidaka da ventilasi cahayanya. Selain dari faktor penerangan, kenyamanan dalam
beraktifitas akan tercapai jika sirkulasi udara dan tingkat kelembaban ruangan yang
baik. Pengaturan penggunaan daya dan penerangan serta beban listrik dalam hal ini
adalah dimaksudkan untuk menciptakan suatau ruangan yang nyaman dengan
peggunaan daya yang efisien serta tidak berlebihan. Hal ini mengacu pula pada
penghematan energi, sehingga pengeluaran biaya lebih eknomis. Sasaran dan tujuan
utama yang ingin dicapai dari sebuah perancangan instalasi listrik pada rumah tinggal
ini ialah kebutuhan energi listrik di rumah tinggal tersebut tercukupi sampai dengan
penambahan daya di masa datang, terjaminnya keamanan seluruh pengguna energi
listrik di rumah tersebut, memperlancar seluruh kegiatan dan aktifitas yang dilakukan
di rumah tersebut, sistem pendistribusian listrik yang hemat energi dan sangat efisien.
Perancangan sistem instalasi listrik ada pada suatu bangunan haruslah mengacu pada
peraturan dan ketentuan yang berlaku sesuai dengan PUIL dan Undang-Undang
Ketenagalistrikan.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
Beberapa masalah yang akan dibahas dalam materi ini menyangkut pada
instalasi rumah tinggal, maka bahasan masalah-masalah tersebut antara lain:
1. Sistem pencahayaan pada rumah type 90.
2. Menghitung jumlah titik lampu di setiap ruangan rumah tinggal type 90.
3. Menghitung daya listrik yang dibutuhkan untuk pencahayaan pada rumah tinggal
type 90.
4. Menghitung biaya yang dibutuhkan pada pemasangan instalasi.

1.3 TUJUAN
Tujuan penulisan laporan ini yaitu meliputi sebagai berikut:
1. Mempelajari secara umum tentang pencahayaan dan penerangan.
2. Mengetahui cara perhitungan daya listirk yang dibutuhkan untuk pencahayan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 INSTALASI LISTRIK

Instalasi Listrik adalah saluran listrik beserta peralatan yang terpasang baik di
dalam maupun di luar bangunan untuk menyalurkan arus listrik. Dalam perancangan
sistem instalasi listrik harus diperhatikan tentang keselamatan manusia, makhluk
hidup lain dan keamanan harta benda dari bahaya dan kerusakan yang bisa
ditimbulkan oleh pengguna instalasi listrik. Selain itu, berfungsinya instalasi listrik
harus dalam keadaan baik dan sesuai dengan maksut penggunaannya.

Instalais listirk adalah salauran listrik beserta gawai maupun peralatan yang
terpasang baik di dalam maupun di luar bangunan unutk menyalurkan arus listrik.
Rancangan instalasi listrik harus memenuhi ketentual PUIL 2011 dan peraturan-
peraturan seperti:

a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamtan Kerja, Beserta


Peraturan Pelaksanaannya.
b. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
c. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan.

Dalam perancangan sistem instalasi listrik harus diperhatikan tentang keselamatan


manusia, makhluk hidup lain dan keamanan harta benda dari bahaya dan kerusakan
yang bisa ditimbulkan oleh penggunaan instalasi listrik. Selain itu, berfungsinya
instalasi listrik harus dalam keadaan baik dan sesuai dengan maksud penggunaanya.

Instalasi listrik rumah tinggal (PUIL 2000: 382) adalah instalasi listrik untuk
pembangkitan, distribusi, pelayanan dan pemakaian tenaga listriknya menggunakan
konstruksi yang sederhana dengan pembatas arus maksimal 10 A dan tegangan
maksimal 230 V dengan tegangan satu fasa.

3
Instalasi listrik terbagi menjadi dua yaitu :

a. Instalasi Listrik Domestik : adalah instalasi listrik dalam bangunan untuk


perumahan / tempat tinggal.
b. Instalasi Listrik Non-Domestik : adalah instalasi listrik bukan untuk
perumahan atau industri misalnya, perkantoran, mal, pusat perbelanjaan dan
lain-lain
2.2 Jenis-Jenis Komponen Listrik
Adapun komponen-komponen instalasi listrik yang banyak digunakan meliputi:

a) Bargainser (“Meteran Listrik”)

Gambar 4.2. Bergainser


1. Definisi Bergainser

Bargainser merupakan alat yang berfungsi sebagai pembatas daya listrik yang masuk
ke rumah tinggal, sekaligus juga berfungsi sebagai pengukur jumlah daya listrik yang
digunakan rumah tinggal tersebut (dalam satuan kWh). Ada berbagai batasan daya yang
dikeluarkan oleh PLN untuk konsumsi rumah tinggal, yaitu 220 VA, 450 VA, 900 VA, 1.300
VA, dan 2.200 VA.

Alat ini terpasang di tiap rumah yang berlangganan listrik PLN. Bagian ini adalah
batas antara PLN dan pelanggan. Lepas dari ini adalah tanggung jawab pelanggan. Bargainser
adalah masih tanggung jawab PLN. Jadi alat ini milik PLN dan disegel oleh PLN. Hanya
petugas resmi dari PLN yang berhak membuka bargainser ini. Saat membuka biasanya segel
dirusak dan kemudian dipasang segel baru sesudah ditutup kembali. Karena itu bila terjadi
masalah dengan bagian ini, segera panggil petugas PLN.

4
Posisi pemasangan di bagian depan dari rumah untuk memudahkan pencatatan
pemakaian listrik oleh petugas PLN. Terdapat juga informasi mengenai ID pelanggan (No.
kontrak pelanggan) di bargainser ini.

Bila ada rumah yang menggunakan listrik tetapi tidak ada bargainser terpasang, bisa
jadi rumah tersebut menggunakan pembangkit listrik sendiri (genset), disuplai dari rumah
lainnya atau pemakaian illegal (kami yakin kesadaran masyarakat kita sudah sangat bagus
untuk selalu menggunakan pemakaian legal).

2. Jenis-Jenis Begainser

1. Bergainser Model Analog

Model analog masih sangat umum dipakai di perumahan.

Gambar 4.3. Bergainser Analog

2. Bergainser Model Digital

Model digital biasanya  lebih digunakan untuk pelanggan PLN pra-bayar


(dikenal dengan system pulsa). Untuk system ini, pelanggan hanya perlu
membayar terlebih dahulu sejumlah uang kepada PLN (bisa melalui ATM dengan
memasukkan kode pelanggan yang diperlukan) dan kemudian mendapatkan kode
semacam voucher untuk dimasukkan dalam bargainser tersebut. Persis seperti
membeli pulsa pra-bayar.

5
Gambar 4.4. Bergainser Digital

3. Bagian-Bagian dari Bergainser

Gambar 4.5. Bagian-Bagian Bergainser

Pada bargainser terdapat tiga bagian utama, yaitu:

 MCB atau Miniature Circuit Breaker, berfungsi untuk memutuskan aliran daya listrik
secara otomatis jika daya yang dihantarkan melebihi nilai batasannya. MCB ini
bersifat on/off dan dapat juga berfungsi sebagai sakelar utama dalam rumah. Jika
MCB bargainser ini dalam kondisi off, maka seluruh aliran listrik dalam rumah pun
terhenti. Sakelar ini biasanya dimatikan pada saat akan dilakukan perbaikan instalasi
listrik dirumah.

6
Gambar 4.6. MCB

 Meter listrik atau kWh meter, alat ini berfungsi untuk mengukur besaran daya yang
digunakan oleh rumah tinggal tersebut dalam satuan kWh (kilowatt hour). Pada
bargainser, meter listrik berwujud deretan angka secara analog ataupun digital yang
akan berubah sesuai penggunaan daya listrik.

Gambar 4.7. KWH Meter

 Spin Control merupakan alat kontrol penggunaan daya dalam rumah tinggal dan akan
selalu berputar selama ada daya listrik yang digunakan. Perputaran spin control ini
akan semakain cepat jika daya listrik yang digunakan semakin besar, dan akan
melambat jika daya listrik yang digunakan berkurang/sedikit.

4. Fungsi Bergainser

Fungsi bergainser adalah sebagai berikut :

1.    Sebagai pembatas daya listrik yang masuk ke rumah tinggal.

2.    Sebagai pengukur jumlah daya listrik yang digunakan.

3. Saklar utama untuk memutus aliran listrik.

7
B. Bahan Penghantar

1. Definisi Bahan Penghantar

Salah satu kelengkapan instalasi listrik yang tidak boleh terlewatkan adalah kabel,
mengingat fungsinya sebagai penghantar arus listrik ke peralatan listrik. Jika kita telaah kabel
ibarat pembuluh darah pada manusia. Kabel Merupakan komponen listrik berfungsi untuk
menghantarkan energi listrik ke sumber-sumber beban listrik atau alat-alat listrik. Di pasaran
banyak kita jumpai berbagai macam kabel, namun ada beberapa jenis kabel yang lazim
dipakai pada rumah tinggal.

2. Syarat Bahan Penghantar

 Penghantar yang digunakan pada instalasi listrik pada umumnya digunakan bahan tembaga
dan alumunium. Untuk penghantar tembaga kemurniannya minimal 99,9%.
 Tahanan jenis yang disyaratkan tidak melebihi 0,017241 ohm mm2/m pada suhu 200 C, atau
sama dengan daya hantar 50 siemen=100% IACS (International Annealid Copper Standard).
 Alumunium untuk penghantar kabel berisolasi harus juga alumunium murni, umumnya
digunaka nalumunium dengan kemurnian sekurang-kurangnya 99,9%.
 Tahanan jenis alumunium lunak untuk hantaran listriktelah dibakukan, yaitu tidak boleh
melebihi 0,028264 ohm mm2 /m pada suhu 200 C; atau sama dengan daya hantar sekurang-
kurangnya 61% IACS (international Annealid Copper Standard).
3. Beberapa Pengertian Huruf yang Digunakan Pada Kode Kabel

Beberapa pengertian huruf yang digunakan pada kode kabel adalah:

 N : kabel standar dengan penghantar tembaga


 NA : kabel standar dengan penghantar aluminium
 Y : Isolasi atau selubung PVC
 F : Perisai kawat baja pipih
 R : Perisai kawat baja bulat
 Gb: Spiral pita baja
 re : penghantar padat bulat
 rm : penghantar bulat kawat banyak
 se : penghantar padat bentuk sektor

8
4. Jenis-Jenis Bahan Penghantar

a. NYA
Merupakan kabel berinti satu kawat. Kabelnya biasanya berwarna merah, hitam,
kuning dan biru. Isolasi kawat penghantarnya hanya satu lapis, sehingga tidak cukup kuat
terhadap gesekan, gencetan/tekanan atau gigitan binatang seperti tikus. Karena kelemahan
pada isolasinya tersebut maka dalam pemasangannya diperlukan pelapis luar dengan
menggunakan pipa conduit dari PVC atau besi.

Gambar 4.8. Kabel NYA

b. NYM
Merupakan kabel listrik yang berisolasi PVC dan berintikan kawat lebih dari satu, ada
yang 2, 3 atau 4. Jenis kabel udara dengan warna isolasi luar biasanya putih dan warna isolasi
bagian dalam beragam, karena isolasi yang rangkap inilah maka kabel listrik NYM ini
relative lebih kuat terhadap gesekan atau gencetan/tekanan.

Gambar 4.9. Kabel NYM

c. NYY
Merupakan kabel berisolasi PVC, berintikan 2, 3 atau 4 dengan warna isolasi luarnya hitam.
Jenis kabel tanah, sehingga tahan terhadap air dan gencetan atau tekanan.

Gambar 4.10. Kabel NYY

9
d. NYAF

Kabel ini direncanakan dan direkomendasikan untuk instalasi dalam kabel kotak
distribbusi pipa atau didalam duct. Kabel NYAF merupakan jenis kabel fleksibel dengan
penghantar tembaga serabut berisolasi PVC. Digunakan untuk instalasi panel-panel yang
memerlukan fleksibelitas yang tinggi, kabel jenis ini sangat cocok untuk tempat yang
mempunyai belokan – belokan tajam. Digunakan pada lingkungan yang kering dan tidak
dalam kondisi yang lembab.

Gambar 4.11. Kabel NYAF

5. Kemampuan Hantar Arus

10
6. Warna Selubung Luar Kabel PVC

7. Penggunaan Warna Untuk Identifikasi Warna


Penggunaan warna untuk identifikasi hantaran, berlaku ketentuan- ketentuan
sebagai berikut :

a. Hantaran pentahanan hanya boleh menggunakan warna majemuk hijau


kuning

b. Untuk instalasi dengan hantaran netral atau arus tengah harus warna biru, tapi
untuk instalasi tanpa hantaran netral atau kawat tengah, warna biru boleh
digunakan untuk maksud lain kecuali untuk menandai hantaran
pentahanan.

c. Pada instalasi tiga fasa warna yang harus digunakan adalah :


- Fasa 1 (R) warna merah

- Fasa 2 (T) warna kuning

- Fasa 3 (T) warna hitam

d. Ketentuan ini berlaku untuk semua instalasi pasangan tetap maupun


sementara termasuk dalam perlengkapan hubung bagi (PHB)

11
e. Kabel penghubung berurat tunggal boleh digunakan untuk hantaran fasa,
netral, maupun pentahanan, asalkan isolasinya yang terlihat dikedua ujung
kabel (yang terkelupas) dibalut dengan pita warna tersebut. Semua ketentuan
diatas berlaku untuk hantaran berisolasi tunggal seperti NYA dan NGA
maupun untuk kabel berurat banyak seperti NYM, NYY dan sebagainya.
c. Stop Kontak

Gambar 4.12. Stop kontak

1. Definisi Stop Kontak

Stop kontak merupakan tempat untuk mendapatkan sumber tegangan listrik yang
diperlukan untuk pesawat atau alat listrik. Tegangan Sumber listrik ini diperoleh hantaran
fasa dan netaral yang berasal dari PLN.

2. Macam-Macam Stop Kontak

Adapun pembagian stop kontak, yaitu :

a. Stop kontak 1 fasa

Gambar 4.13. Stop Kontak 1 Fasa

12
b. Stop kontak 3 fasa

Gambar 4.14. Stop Kontak 3 fasa

3. Aturan Pemasangan Stop Kontak


 Kontak tusuk digunakan untuk menghubungkan pesawat atau alat listrik yang dipasang tetap
ataupun dapat dipindah-pindahkan.
 Pada kontak hubung bagi yang berdiri sendiri sekurang-kurangnya harus mempunyai satu
saklar dengan kemampuan sakelar sekurang-kurangnya sama dengan kemampuan arus
nominal pengaman tetapi tidak kurang dari 10A
 Sakelar masuk boleh ditiadakan kalau kontak hubung bagi merupakan suplai dari hubung bagi
lainnya
 Setiap hantaran fasa keluar harus dipasang pengaman arus.
A. Pengaman
1. Definisi dan Fungsi Pengaman Listrik

Pengaman listrik adalah suatu alat yang digunakan untuk mengamankan rangkaian
listrik dari kerusakan akibat panas yang timbul oleh adanya arus lebih ataupun akibat dari
hubungan pendek dari sistem listrik tersebut ataupun dari rangkaian yang lain.

Kegunaan sistem pengaman tenaga listrik, antara lain :

 mencegah kerusakan peralatan-peralatan pada sistem tenaga listrik akibat terjadinya gangguan
atau kondisi operasi sistem yang tidak normal;
 mengurangi kerusakan peralatan-peralatan pada sistem tenaga listrik akibat terjadinya
gangguan atau kondisi operasi sistem yang tidak normal;
 mempersempit daerah yang terganggu sehingga gangguan tidak melebar pada sistem yang lebih
luas;
 memberikan pelayanan tenaga listrik dengan keandalan dan mutu tinggi kepada konsumen;

 mengamankan manusia dari bahaya yang ditimbulkan oleh tenaga listrik.

13
2. Jenis-Jenis Pengaman Listrik

Adapun jenis-jenis pengaman listrik, yaitu :

 FUSE atau SEKERING


1. Definisi Fuse

Fuse adalah alat pengaman listrik yang paling familiar dan sering kita jumpai. Fuse
terpasang dalam rangkaiaan listrik tersusun secara seri, sehingga jika terlewati arus yang
melebihi kapasitas kerja dari fuse tersebut, maka fuse akan terbakar dan memutus arus yang
ada dalam rangkaian tersebut. Element penghantar yang terdapat dalam fuse tersebut akan
meleleh, dan memutus rangkaian listrik tersebut sebagai pengaman terhadap komponen-
komponen lain dalam rangkaian listrik tersebut dari bahaya arus besar.

Jika kita dapati fuse yang telah terbakar atau putus elementnya kita harus
menggantinya dengan yang baru, tetapi yang perlu diingat adalah penggantian dengan
kapasitas arus yang sama. Jika menggantinya dengan kapasitas arus yang lebih besar maka
akan berakibat kerusakan pada rangkaian listrik tersebut, karena jika ada arus lebih dalam
rangkaian tersebut, fuse tidak akan putus atau terbakar.

2. Macam-macam fuse

Macam-macam Fuse berdasarkan cara pemutusannya :

 Sekering lebur

Sekering lebur akan bekerja ketika ada tegangan lebih (overvoltage) sehingga
meleburkan elemen lebur yang memutus aliran arus pada rangkaian

Gambar 4.15. Fuse Lebur

14
 Sekering suhu (termal fuse)
Sekering suhu bekerja ketika sistem over head atau panas lebih sehingga
mengakibatkan sekering trip (memutus arus)

Gambar 4.16 Fuse Termal

 Sekering waktu (timer fuse)


Sekering dengan waktu tertentu, bisa menset waktu sesuai dengan program yang kita
tentukan agar sekering tersebut bekerja.

Gambar 4.17. Fuse Waktu

3. Cara Pemasangan Sekring              

a. Pada input rangkaian


Cara ini agar rangkaian aman dari mengalirnya arus yang besar akibat hubungan
singkat.

15
b. Pada output rangkaian
Cara ini agar rangkaian berikutnya aman dari aliran arus yang besar akibat hubungan
singkat dan mengamankan rangkaian dari kerusakan akibat hubungan singkat terjadi pada
rangkaian berikutnya. Untuk mengetes sekring tersebut gunakan ohmmeter atau multimeter
pada posisi ohm.

 MCB (Mini Circuit Breaker)


1. Definisi MCB

MCB (Miniature Circuit Breaker) adalah komponen dalam instalasi listrik rumah
yang mempunyai peran sangat penting. Komponen ini berfungsi sebagai sistem proteksi
dalam instalasi listrik bila terjadi beban lebih dan hubung singkat arus listrik (short
circuit ataukorsleting). Kegagalan fungsi dari MCB ini berpotensi menimbulkan hal-hal yang
tidak diinginkan seperti timbulnya percikan api karena hubung singkat yang akhirnya bisa
menimbulkan kebakaran. Adapun fungsi yang lebih lengkapnya, antara lain :

 Membatasi Penggunaan Listrik


 Mematikan listrik apabila terjadi hubungan singkat ( Korslet )
 Mengamankan Instalasi Listrik
 Membagi rumah menjadi beberapa bagian listrik, sehingga lebih mudah untuk
mendeteksi kerusakan instalasi listrik

2. Jenis-jenis MCB

Berdasarkan waktu pemutusannya, MCB dapat terbagi atas:

1. Otomat-L (Untuk Hantaran)

Pada Otomat jenis ini pengaman termisnya disesuaikan dengan meningkatnya


suhuhantaran. Apabila terjadi beban lebih dan suhu hantarannya melebihi suatu nilai
tertentu,elemen dwi logamnya akan memutuskan arusnya. Kalau terjadi hubung
singkat, arusnyadiputuskan oleh pengaman elekromagnetiknya. Untuk arus bolak-
balik yang sama dengan 4In-6 In dan arus searah yang sama dengan 8 In pemutusan
arusnya berlangsug dalam waktu 0.2 detik.

16
2. Otomat-H (Untuk Instalasi Rumah)

Secara termis jenis ini sama dengan Otomat-L. Tetapi pengaman


elektromagnetiknyamemutuskan dalam waktu 0,2 sekon, jika arusnya sama dengan
2,5 In–3 In untuk arus bolak- balik atau sama dengan 4 In untuk arus searah. Jenis
Otomat ini digunakan untuk instalasirumah. Pada instalasi rumah, arus gangguan yang
rendah pun harus diputuskan dengancepat. Sehingga jika terjadi gangguan tanah,
bagian-bagian yang terbuat dari logam tidak akan lama bertegangan.

3. Otomat-G

Jenis Otomat ini digunakan untuk mengamankan motor-motor listrik kecil


untuk arus bolak-balik atau arus searah, alat-alat listrik dan juga rangkaian akhir besar
untuk  penerangan, misalnya penerangan pabrik. Pengaman elektromagnetiknya
berfungsi pada 8In-11 In untuk arus bolak-balik atau pada 14 In untuk arus searah.
Kontak-kontak sakelarnyadan ruang pemadam busur apinya memiliki konstruksi
khusus. Karena itu jenis Otomat inidapat memutuskan arus hubung singkat yang
besar, yaitu hingga 1500 ampere.

Gambar 4.18. MCB Otomat

 TOR (Thermal Overload Relay)


1. Definisi

17
Gambar 4.19. TOR (Thermal Overload Relay)

Thermal Over Load Relay adalah suatu pengaman beban lebih. Menurut PUIL
2000 bagian 5.5.4.1 ; proteksi beban lebih (arus lebih) dimaksudkan untuk melindungi motor
dan perlengkapan kendali motor, terhadap pemanasan berlebihan sebagai akibat beban lebih
atausebagai akibat motor tak dapat diasut. Beban lebih atau arus lebih pada waktu motor
berjalan bila bertahan cukup lama akan mengakibatkan kerusakan atau pemanasan yang
berbahaya padamotor tersebut. TOR memiliki rating yang berbeda-beda tergantung dari
kebutuhan, biasanyatiap-tiap TOR mempunyai batas rating yang dapat diatur.

2. Bagian-Bagian TOR (Thermal Overload Relay)

Gambar 4.20. Bagian-Bagian TOR

 RELAY
1. Definisi Relay

18
Gambar 4.21. Relay

Relay adalah sebuah saklar elekronis yang dapat dikendalikan dari rangkaian
elektronik lainnya. Relay terdiri dari 3 bagian utama, yaitu:

1. koil         : lilitan dari relay


2. common  : bagian yang tersambung dengan NC(dlm keadaan normal)
3. kontak    : terdiri dari NC dan NO

NC dengan NO:

 NC(Normally Closed) : saklar dari relay yang dalam keadaan normal(relay tidak diberi
tegangan) terhubung dengan common.
 NO(Normally Open) : saklar dari relay yang dalam keadaan normal(relay tidak diberi
tegangan) tidak terhubung dengan common.
2. Jenis-jenis Relay
a. SPST - Single Pole Single Throw.

Gambar 4.22. Relay SPST

b. SPDT - Single Pole Double Throw. Terdiri dari 5 buah pin, yaitu:(2) koil, (1)common,
(1)NC, (1)NO.

19
Gambar 4.23. Relay SPDT

c. DPST - Double Pole Single Throw. Setara dengan 2 buah saklar atau relay SPST.

Gambar 4.24. Relay DPST

d. DPDT - Double Pole Double Throw. Setara dengan 2 buah saklar atau relay
SPDT.

Gambar 4.25. Relay DPDT

20
e. QPDT - Quadruple Pole Double Throw. Sering disebut sebagai Quad Pole Double
Throw, atau 4PDT. Setara dengan 4 buah saklar atau relay SPDT atau dua buah
relay DPDT. Terdiri dari 14 pin(termasuk 2 buah untuk koil).

B. Sakelar
1. Definisi dan Fungsi Saklar

Saklar adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk memutuskan jaringan listrik,
atau untuk menghubungkannya. Jadi saklar pada dasarnya adalah alat penyambung atau
pemutus aliran listrik. Selain untuk jaringan listrik arus kuat, saklar berbentuk kecil juga
dipakai untuk alat komponen elektronika arus lemah.Secara sederhana, saklar terdiri dari dua
bilah logam yang menempel pada suatu rangkaian, dan bisa terhubung atau terpisah sesuai
dengan keadaan sambung (on) atau putus (off) dalam rangkaian itu.

Material kontak sambungan umumnya dipilih agar supaya tahan terhadap korosi.
Kalau logam yang dipakai terbuat dari bahan oksida biasa, maka saklar akan sering tidak
bekerja. Untuk mengurangi efek korosi ini, paling tidak logam kontaknya harus disepuh
dengan logam anti korosi dan anti karat. Pada dasarnya saklar tombol bisa diaplikasikan
untuk sensor mekanik, karena alat ini bisa dipakai pada mikrokontroller untuk pengaturan
rangkaian pengontrolan.

2. Jenis-Jenis Sakelar
Adapun jenis-jenis sakelar :
a. Jenis saklar berdasarkan tegangannya
 Saklar tegangan rendah
 Saklar tegangan menengah
 Saklar tegangan tinggi

b. Jenis saklar berdasarkan tempat dan pemasangannya


 Saklar in-low : saklar yang ditanam didalam tembok
 Saklar out-bow : saklar yang dipasang pada permukaan tembok

c. Jenis saklar berdasarkan fungsinya


 Saklar on-off

21
Saklar yang bekerja menghubungkan arus listrik jika tombolnya ditekan pada posisi
on. Untuk memutuskan hubungan arus listrik, tombol saklar harus ditekan pada posisi off.
Saklar jenis ini biasanya digunakan untuksaklar lampu.

Gambar 4.26. Saklar on-off

 Saklar push-on

Saklar yang menghubungkan arus listrik jika tombolnya ditekan pada posisi on dan
akan secara otomatis memutus arus listrik, ketika tombolnya dilepas dan kembali ke posisi
off dengnan sendirinya.

Gambar 4.27. Saklar Push-on

d. Jenis saklar berdasarkan perunitnya :


1. Sakelar tunggal

Fungsi sakelat tunggal adalah untuk menyalakan dan mematikan lampu. Pada sakelar
ini terdapat dua titik kontak yang menghubungkan hantaran fasa dengan lampu atau alat yang
lain.

22
Gambar 4.28. Sakelar Tunggal

2. Sakelar seri

Sakelar seri adalah sebuah sakelar yang dapat menghubungkan dan memutuskan dua lampu,
atau dua golongan lampu baik secara bergantian maupun bersama-sama. Sakelar seri sering
disebut pula sakelar deret.

Gambar 4.29. Sakelar Seri

3. Sakelar tukar

Sakelar tukar sering disebut dengan sakelar hotel karena banyak dipakai dipakai di
hotel-hotel untuk menyalakan dan memadamkan dua lampu atau dua golongan lampu secara
bergantian. Selain itu, sakelar dapat pula digunakan untuk menyalakan dan memadamkan
satu lampu atau satu golongan lampu dari dua tempat dengan menggunakan dua sakelar
tukar.

Gambar 4.30. Saklar Tukar

23
4. Sakelar silang

Untuk melayai satu lampu atau satu golongan lampu agar dapat dinyalakan dan
dimatikan lebih dari dua tempat dapat dilakukan dengan mengkombinasikan antara
sakelar tunggal dan sakelar silang.Yang harus diingat, sakelar pertama dan terakhir
adalah sakelar tukar sedangkan sakelar di antaranya adalah sakelar silang.

Gambar 4.31. Saklar Silang

24
Gambar 4.32. Macam-Macam Sakelar dan Skema nya

3. Syarat-Syarat Sakelar

Sakelar dan pemisah harus memenuhi beberapa persyaratan antara lain :


a. Dapat dilayani secara aman tanpa harus memerlukan alat bantu

b. Jumlahnya haru sesuai hingga semua pekerjaan pelayanan, pemeliharaan, dan perbaikan
instalasi dapat dilakukan dengan aman.

c. Dalam keadaan terbuka, bagian sakelar atau pemisah bergerak harus tidak bertegangan
(ayat206 B1).

d. Harus tidak dapat terhubungkan sendiri karena pengaruh gaya berat(ayat 206 B1).
e. Kemampuan sakelar minimal sesuai dengan gaya daya alat yang dihubungkannya, tetapi
tidak boleh kurang dari5 A (ayat 840 C6)

25
C. Fitting

Gambar 4.33. Fitting

1. Definisi Fitting

Fitting berfungsi sebagai tempat memasang/menempatkan bola lampu agar lampu


dapat dinyalakan dan dipadamkan maka fitting dihubungkan dengan saklar.

Bagian bagian fitting : yaitu isolasi bagian luar dan penghantar pada bagian dalam
yang dihubungkan dengan hantaran fasa dan hantaran nol. Bahan fitting biasanya terbuat dari
ebonite, porselin atau bakelit.

2. Jenis-Jenis Fitting

Adapun jenis-jenis Fitting, yaitu :

a. Fiting langit-langit

Pemasangan fiting langit-langit ditempelkan pada langit-langit (eternit) dan


dilengkapi dengan roset. Roset diperlukan untuk meletakan/penyekerupan fiting supaya
kokoh kedudukannya pada langit-langit.
b. Fiting gantung

Pada fiting gantung dilengkapi dengan tali snur yang berfungsi sebagai penahan
beban bola lampu dan kap lampu, serta untuk menahan konduktor dari tarikan beban tersebut.
Konstruksi dari fiting gantung dapat dilihat pada gambar disamping

26
Gambar 4.34. Fitting Gantung

c. Fitting Kedap Air

Fiting kedap air merupakan fiting yang tahan terhadap resapan/rembesan air. Fiting
jenis ini dipasang ditempat lembab atau tempa tyang mungkin bisa terkena air misalnya fiting
untuk di kamar mandi. Konstruksi fiting ini terbuat dari porselin, dimana bagian kontaknya
terbuat dari logam kuningan atau tenbaga dan bagian ulirnya dilengkapi dengan karet yang
berbentuk cincin sebagai penahan air.

Gambar 4.35. Fitting Kedap Air

3. Pemasangan Fitting
Adapun cara pemasangan fitting, yaitu :

a. Untuk fitting langit-langit pemasangannya dengan bahan tambahan roset agar fitting
terpasang kuat.
b. U ntuk fitting gantung pemasangannya ditambah dengan kabel snur yang ada tali pengikat
(penguatnya) jarak lampu ke lantai dapat diatur sesuai keinginan
c. Untuk fitting kedap air pemasangannya ditambah dengan pipa ujungnya ber-ulir hingga bisa
masuk ke dalam fitting.

D. Kotak Sambung
1. Definisi Kotak Sambung
Penyambungan atau pencabangan hantaran listrik pada instalasi dengan pipa harus
dilakukan dalam kotak sambung. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi sambungan atau
percabangan hantaran dari gangguan yang membahayakan. Pada umumnya bentuk

27
sambungan yang digunakan pada kotak sambung ialah sambungan ekor babi (pig tail),
kemudian setiap sambungan ditutup dengan las dop setelah diisolasi.

Selain itu, pada hantaran lurus memanjang perlud ipasang kotak sambung lurus (kotak
tarik) setiap panjang tertentu penarik kabel untuk memudahkan penarikan hantaran. Pada
kotak tarik ini apabila tidak terpaksa, hantaran tidak boleh dipotong kemudian disambung
lagi.

2. Jenis-Jenis Kotak Sambun

Gambar 4.36. Jenis-Jenis Kotak Sambung

1. Kotak ujung
Kotak ujung atau sering disebut pula dos tanam biasanya digunakan sebagai tempat
sambungan dan pemasangan saklelar atau stop kontak/kotak kontak.

2. Kotak tarik
Kotak tarik digunakan pada pemasangan pipa lurus memanjang (setiap 20 m) yang
fungsinya untuk memudahkan penarikan hantaran ataupun tempat penyambungan

3. Kotak sudut
Kotak sudut sama seperti kotak tarik, hanya penempatannya berbeda yaitu dipasang
pada sudut-sudut ruang.

4. Kotak garpu
Kotok garpu biasanya dipakai untuk percabangan sejajar.

5. Kotak T atas

28
Kotak T atas pemasangannnya disesuaikan dengan penempatannya.

6. Kotak T kiri
Kotak T kiri pemasangannnya disesuaikan dengan penempatannya.

7. Kotak T kanan
Kotak T kanan pemasangannnya disesuaikan dengan penempatannya.

8. Kotak T terbalik
Kotak T terbalik pemasangannnya disesuaikan dengan penempatannya.

9. Kotak silang
Kotak silang atau sering disebut juga cross dos (x dos) untuk empat percabangan.

10. Kotak cabang lima


Kotak cabang lima digunakan untuk lima percabangan dengan empat
cabang sejajar.

E. Pipa Instalasi
1. Definisi

Pipa instalasi adalah suatu komponen instalasi listrik yang berfungsi sebagai
pelindung hantaran dan sekaligus perapi instalasi.

2. Jenis pipa untuk instalasi listrik.

Pada umumnya jenis pipa instalasi listrik yang digunakan adalah:


a. Pipa Union (besi/baja).

Pipa ini mempunyai keuntungan, kekuatan mekanik yang besar sehingga dapat
digunakan sebagai tulang beton jika ditahan dalam tembok. Pipa ini mempunyai kerugian
sebagai penghantar listrik.

29
Gambar 4.37. Pipa Union

b. Pipa PVC (Poly Vinyl Clorida).

Pipa PVC (paralon) mempunyai keuntungan, yaitu tahan isolasinya besar, tidak dapat
dilalui oleh arus listrik dan tahan panas.Kerugiannya ditanam dalam tembok tidak
mempunyai kekuatan mekanik.

Penggunaan pipa PVC memiliki beberapa keuntungan, antara lain:

a) Daya isolasi baik, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya gangguan tanah;

b) Tahan terhadap hamoir semua bahan kimia, jadi tidak perlu di cat;

c) Tidak menjalarkan nyala api;

d) Mudah penggunaannya.

Gambar 4.38. Pipa PVC

3. Bentuk pipa instalasi listrik.

a. Pipa Ulir

30
Pipa ulir dipasang dengan ulir sehingga mendapatkan pemasangan yang sangat
rapat/rapi terutama pada sambungan-sambungan terhadap komponen bantu. Pemasangan pipa
ulirbiasanya pada tempat-tempat atau menyusur pada daerah yang lembab.

b. Pipa Sorong

Pipa sorong dipasang dengan mendorong lepas kedalam pada komponen bantu. Sambungan
pipa sorong kurang rapat tidak bisa digunakan pada daerah yang lembab

2.3 STANDARISASI dan PERATURAN INSTALASI LISTRIK

Sesuai Undang-Undang Ketenagalistrikan No 30 Tahun 2009 dan Peraturan


Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga
Listrik, bahwa dalam rangka memenuhi ketentuan keselamatan ketenagalistrikan,
peralatan dan pemanfaatan tenaga listrik harus memenuhi Standar Nasional Indonesia
(SNI). Oleh karena itu, SNI ketenagalistrikan harus tersedia untuk dijadikan
acuan atau norma dalam menentukan spesifikasi teknis peralatan dan pemanfaat
tenaga listrik maupun pemasangan instalasi tenaga listrik.

Dalam memenuhi kebutuhan SNI ketenagalistrikan, Direktorat Jenderal


Ketenagalistrikan membentuk Komite Teknis Perumusan Rancangan SNI

31
ketenagalistrikan. Rancangan SNI yang dihasilkan oleh komite teknis ditetapkan
menjadi SNI oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN).

Sesuai Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan


Penilaian Kesesuaian bahwa tujuan utama standardisasi adalah melindungi produsen,
konsumen, tenaga kerja dan masyarakat dari aspek keamanan, keselamatan, kesehatan
serta pelestarian fungsi lingkungan. Standardisasi diharapkan mampu mendorong,
meningkatkan, menjamin mutu barang dan/atau jasa serta mampu memfasilitasi
keberterimaan produk nasional dalam transaksi pasar global. Dengan demikian
diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk barang dan/atau jasa Indonesia di
pasar global.

Hingga saat ini terdapat sekitar 600 SNI ketenagalistrikan yang telah ditetapkan
oleh BSN yaitu: SNI Pembangkitan listrik (Turbin, Generator dll); SNI Penyaluran
Listrik (Transmisi AC, Trasmisi TT AC/DC, Transformator Daya dll); SNI Distribusi
tenaga listrik (Transformator distribusi, alat pembatas dan pemutus/APP, KWh Meter
dll); SNI pemasangan instalasi (PUIL).

Sesuai PP 102 Tahun 2000, SNI diterapkan secara sukarela, namun dalam hal
SNI berkaitan dengan kepentingan keselamatan,  keamanan, kesehatan masyarakat
atau pelestarian fungsi lingkungan hidup dan atau pertimbangan ekonomis, instansi
teknis dapat memberlakukan SNI secara wajib. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
telah memberlakukan SNI wajib untuk sejumlah produk peralatan dan pemanfaat
tenaga listrik yang terkait dengan keselamatan khususnya untuk keperluan
penggunaan rumah tangga, dengan pertimbangan bahwa peralatan tersebut
dioperasikan oleh masyarakat umum dan tidak ahli di bidang listrik. SNI wajib untuk
MCB, Saklar, Tusuk kontak, Kotak kontak, Ballast Elektronik, RCCB dan Luminer
serta produk pemanfaat yaitu Kipas Angin.  Selain itu, beberapa SNI juga diwajibkan
untuk mengatur tentang sistem tenaga listrik dan pemasangan instalasi tenaga listrik.
Khusus untuk pemanfaat tenaga listrik untuk kipas angin dibubuhi tanda
keselamatan  setelah mendapat sertifikat tanda SNI.

Untuk kabel dan produk elektronika lainnya, pemberlakuan SNI wajib


dilakukan oleh Kementerian Perindustrian. Daftar yang diwajibkan SNI oleh
Kementerian Perindustrian.

32
Dalam mengawasi penerapan SNI wajib, Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
bekerjasama dengan Kementerian Perdagangan dalam melakukan pengawasan produk
wajib SNI yang beredar di pasar melalui operasi pasar. Selain itu, untuk pengawasan
SNI pada instalasi tenaga listrik, dilakukan melalui lembaga inspeksi teknik tegangan
rendah (KONSUIL, PPILN) yang memeriksa penggunaan peralatan ber SNI pada
instalasi tenaga listrik. Apabila pada suatu instalasi ditemukan pemasangan peralatan
yang tidak ber SNI, maka instalasi tersebut dinyatakan tidak layak operasi.

Tujuan standarisasi ialah untuk mencapai keseragaman, antara lain mengenai:

a. ukuran, bentuk dan mutu barang;

b. cara menggambar dan cara kerja.

Dengan makin rumitnya konstruksi dan makin meningkatnya jumlah dan jenis barang
yang dihasilkan, standarisasi menjadi suatu keharusan.

Standarisasi membatasi jumlah jenis bahan dan barang, sehingga mengurangi


kemungkinan terjadinya kesalahan. Standarisasi juga mengurangi pekerjaan tangan
maupun pekerjaan otak. Dengan tercapainya standarisasi, mesin-mesin dan alat-alat
dapat dipergunakan secara lebih baik dan efisien, sehingga dapat menurunkan harga
pokok dan meningkatkan mutu.

Dua organisasi international yang bergerak di bidang standarisasi ialah:

a. “International Electrotechnical Commission” (IEC) untuk bidang teknik listrik, dan


b. “International Organization for Standardization” (ISO) untuk bidang-bidang lainnya

Di Indonesia saat ini sudah terbentuk Badan Standarisasi Nasional (BSN)

Pemasangan instalasi listrik terikat pada peraturan-peraturan. Tujuan


peraturan- peraturan ini adalah:

a. Pengamanan manusia dan barang;

b. Penyediaan tenaga listrik yang aman dan efisien.

Dapat diperkirakan bahwa kebanyakan orang tidak akhli di bidang listrik. Supaya
listrik dapat digunakan dengan seaman mungkin, maka syarat-syarat yang ditentukan
dalam peraturan sangat ketat.

33
Peraturan instalasi listrik terdapat dalam buku “Persyaratan Umum Instalasi Listrik
2000” disingkat PUIL 2000. Buku ini diterbitkan oleh YAYASAN PUIL. Di samping
PUIL 2000, harus juga diperhatikan peraturan-peraturan lain yang ada
hubungannya dengan instalasi listrik, yaitu:

a. Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, beserta Peraturan


Pelaksanaannya;
b. Undang-undang Nomor 15 tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan;
c. Undang-undang Nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;
d. Undang-undang Nomor 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
e. Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah;
f. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi;
g. Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1989 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan
Tenaga Listrik;
h. Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 1993 tentang Analisa Mengenai Dampak
Lingkungan;
i. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 1995 tentang Usaha Penunjang Tenaga
Listrik
j. Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 01.P/40/M.PE/1990 tentang
Instalasi Ketenagalistrikan;
k. Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 02.P/0322/M.PE/1995 tentang
Standarisasi, Sertifikasi dan Akreditasi Dalam Lingkungan Peetambangan dan
Energi.

2.4 CAHAYA
Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang kasat mata
dengan panjang gelombang sekitar 380–750 nm. Pada bidang fisika, cahaya adalah
radiasi elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang kasat mata maupun yang
tidak. Selain itu, cahaya adalah paket partikel yang disebut foton. Kedua definisi
tersebut merupakan sifat yang ditunjukkan cahaya secara bersamaan sehingga disebut
“dualisme gelombang-partikel”. Paket cahaya yang disebut spektrum kemudian
dipersepsikan secara visual oleh indera penglihatan sebagai warna. Bidang studi

34
cahaya dikenal dengan sebutan optika, merupakan area riset yang penting pada fisika
modern.Cahaya memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

1. Cahaya merambat menurut garis lurus

Cahaya merupakan partikel-partikel yang sangat kecil dan bergerak sangat


cepat dengan lintasan garis lurus. Cahaya memiliki kecepatan 300.000 km per detik.
Garis-garis maya lurus yang menggambarkan cahaya disebut sinar cahaya. Kumpulan
sinar-sinar cahaya akan membentuk berkas cahaya. Bayangan-bayangan dapat terjadi
karena cahaya merambat lurus. Cahaya tidak dapat mencapai daerah di belakang
benda.

2. Cahaya dapat dibiaskan


Cahaya yang merambat dari suatu zat ke zat lain akan dibiaskan di bidang
perbatasan. Pembiasan cahaya disebut juga pembelokan cahaya. Contoh peristiwa
pembiasan adalah dasar kolam yang airnya jernih tampak lebih dangkal dari biasanya.
Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Karena cahaya yang datang dari zat yang renggang
(udara) menuju zat yang lebih rapat (air kolam) akan dibiaskan mendekati garis
normal sehingga dasar kolam tampak lebih dangkal.

3. Cahaya dapat menembus benda-benda bening.


Benda tembus pandang atau benda bening hampir seluruhnya mampu
meneruskan cahaya yang diterimanya. Contoh benda tembus cahaya adalah gelas
kaca, botol, toples, dan air. Tumbuhan dan hewan yang hidup di dalam air juga
membutuhkan cahaya matahari untuk kehidupan mereka. Cahaya matahari dapat
menembus air laut, air sungai, dan air kolam yang dalam, asalkan air tersebut bening.

4. Cahaya dapat dipantulkan.


Bila cahaya mengenai suatu benda maka terdapat dua kemungkinan peristiwa
yang akan dialami oleh cahaya tersebut. Yang pertama adalah sebagian cahaya
tersebut akan diteruskan ke dalam benda yang dikenainya. Sedangkan kemungkinan
kedua adalah sebagian cahaya akan dipantulkan kembali.

35
Untuk mengetahui arah pemantulan cahaya dan sudut yang dibentuk, kita bisa
menggunakan Hukum Snellius. Hukum Snellius atau hukum pemantulan cahaya
menyatakan bahwa:
1. Sudut datang sama dengan sudut pantul.
2. Sinar datang, garis normal, dan sinar pantul terletak pada sebuah bidang datar.

Sistem pencahayaan dalam ruang dapat dibagi menjadi dua bagian besar
berdasarkan sumber energi yang digunakan, yaitu sistem pencahayaan alami dan
sistem pencahayaan buatan. Kedua sistem ini memiliki karakteristik yang berbeda,
dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

1. Pencahayaan Alami
Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari sinar
matahari. Sinar alami mempunyai banyak keuntungan, selain menghemat energi
listrik juga dapat membunuh kuman. Untuk mendapatkan pencahayaan alami pada
suatu ruang diperlukan jendela-jendela yang besar ataupun dinding kaca sekurang-
kurangnya 1/6 daripada luas lantai.
Sumber pencahayaan alami kadang dirasa kurang efektif dibanding dengan
penggunaan pencahayaan buatan, selain karena intensitas cahaya yang tidak tetap,
sumber alami menghasilkan panas terutama saat siang hari. Faktor-faktor yang perlu
diperhatikan agar penggunaan sinar alami mendapat keuntungan, yaitu:
a. Variasi intensitas cahaya matahari.
b. Distribusi dari terangnya cahaya.
c. Efek dari lokasi, pemantulan cahaya.
d. Letak geografis dan kegunaan bangunan gedung.

Pencahayaan alami dalam sebuah bangunan akan mengurangi penggunaan


cahaya buatan, sehingga dapat menghemat konsumsi energi dan mengurangi tingkat
polusi. Tujuan digunakannya pencahayaan alami yaitu untuk menghasilkan cahaya
berkualitas yang efisien serta meminimalkan silau dan berlebihnya rasio tingkat
terang. Selain itu cahaya alami dalam sebuah bangunan juga dapat memberikan
suasana yang lebih menyenangkan dan membawa efek positif lainnya dalam psikologi
manusi.

36
Agar dapat menggunakan cahaya alami secara efektif, perlu dikenali ke
beberapa sumber cahaya utama yang dapat dimanfaatkan :
a. Sunlight, cahaya matahari langsung dan tingkat cahayanya tinggi.
b. Daylight, cahaya matahari yang sudah tersebar dilangit dan tingkat cahayanya
rendah.
c. Reflected light, cahaya matahari yang sudah dipantulkan.

Berikut ini adalah lima strategi dalam merancang untuk pencahayaan matahari
efektif (Egan & Olgyay, 1983):
1. Naungan (shade), naungi bukan pada bangunan untuk mencegah silau (glare) dan
panas yang berlebihan karena terkena cahaya langsung.
2. Pengalihan (redirect), alihkan dan arahkan cahaya matahari ketempat-tempat yang
diperlukan. Pembagian cahaya yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan adalah
inti dari pencahayaan yang baik.
3. Pengendalian (control), kendalikan jumlah cahaya yang masuk kedalam runag
sesuai dengan kebutuhan dan pada waktu yang diinginkan. Jangan terlalu banyak
memasukkan cahaya ke dalam ruang, terkecuali jika kondisi untuk visual tidaklah
penting atau ruangan tersebut memang membutuhkan kelebihan suhu dan cahaya
tersebut (contoh : rumah kaca).
4. Efisiensi, gunakan cahaya secara efisien, denag membentuk ruang dalam pa
sehingga terintegrasi dengan pencahayaan dan menggunakan material yang dapat
disalurkan dengan lebih baik dan dapat mengurangi jumlah cahaya masuk yang
diperlukan.
5. Intefrasi, integrasikan bentuk pencahayaan dengan arsitektur bangunan tersebut.
Karena jika bukan untuk masuk cahaya matahari tidak mengisi sebuah peranan
dalam arsitektur bangunan tersebut, nukan itu cenderung akan ditutupi dengan
tirai atau penutup lainnya dan akan kehilangan fungsinya.

37
Untuk merancang pencahayaan dengan baik tidak cukup hanya
memperhatikan strategi-strategi diatas saja, tapi perhatikan dari mulai skala yang
lebih besar yaitu dengan memperhatikan rancangan bangunan, baru kemudian
mengarah ke skala yang lebih kecil, seperti elemen dari bangunan tersebut.
Sebelum merancang bangunan seorang perancang harus mempelajari keadaan
alam di tapak tersebut, seperti sudut dan pergerakan matahari, kondisi langit, arah
angin, iklim, dan sifat-sifat dari tapak tersebut. Setelah memahami keadaan tapak
perancangan bangunan dapat dilakukan dengan mengsinkronisasi antara alam dengan
bangunan. Jika bangunan sudah dirancang dan dibentuk sejalan dengan alam, maka
unsur-unsur seperti pengudaraan dan pencahayaan akan mengalir dan berjalan denag
baik. Maka dari itu, sebaiknya dipelajari faktor-faktor dalam bangunan yang perlu
disesuaikan dengan keadaan alam.

2. Pencahayaan Buatan
Untuk mendapatkan pencahayaan yang sesuai dalam suatu ruang, maka
diperlukan sistem pencahayaan yang tepat sesuai dengan kebutuhannya. Sistem
pencahayaan di ruangan, termasuk di tempat kerja dapat dibedakan menjadi 5 macam
yaitu:
A. Sistem Pencahayaan Langsung (direct lighting)
Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan secara langsung ke benda yang
perlu diterangi. Sistem ini dinilai paling efektif dalam mengatur pencahayaan,
tetapi ada kelemahannya karena dapat menimbulkan bahaya serta kesilauan
yang mengganggu, baik karena penyinaran langsung maupun karena pantulan
cahaya. Untuk efek yang optimal, disarankan langi-langit, dinding serta benda
yang ada didalam ruangan perlu diberi warna cerah agar tampak menyegarkan

38
B. Pencahayaan Semi Langsung (semi direct lighting)
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan langsung pada benda yang perlu
diterangi, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding. Dengan
sistem ini kelemahan sistem pencahayaan langsung dapat dikurangi. Diketahui
bahwa langit-langit dan dinding yang diplester putih memiliki effiesiean
pemantulan 90%, sedangkan apabila dicat putih effisien pemantulan antara 5-
90%
C. Sistem Pencahayaan Difus (general diffus lighting)
Pada sistem ini setengah cahaya 40-60% diarahkan pada benda yang perlu
disinari, sedangka sisanya dipantulka ke langit-langit dan dindng. Dalam
pencahayaan sistem ini termasuk sistem direct-indirect yakni memancarkan
setengah cahaya ke bawah dan sisanya keatas. Pada sistem ini masalah
bayangan dan kesilauan masih ditemui.
D. Sistem Pencahayaan Semi Tidak Langsung (semi indirect lighting)
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding
bagian atas, sedangkan sisanya diarahkan ke bagian bawah. Untuk hasil yang
optimal disarankan langit-langit perlu diberikan perhatian serta dirawat dengan
baik. Pada sistem ini masalah bayangan praktis tidak ada serta kesilauan dapat
dikurangi.

E. Sistem Pencahayaan Tidak Langsung (indirect lighting)


Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding
bagian atas kemudian dipantulkan untuk menerangi seluruh ruangan. Agar
seluruh langit-langit dapat menjadi sumber cahaya, perlu diberikan perhatian
dan pemeliharaan yang baik. Keuntungan sistem ini adalah tidak menimbulkan
bayangan dan kesilauan sedangkan kerugiannya mengurangi effisien cahaya
total yang jatuh pada permukaan kerja.
Faktor – Faktor Pencahayaan Buatan
Menurut Suma’mur PK (1998:10) ada beberapa faktor yang harus
diperhatikan dalam pencahayaan buatan antara lain:
1. Pembagian lumensi dalam lapangan penglihatan
Lapangan penglihatan yang baik adalah dengan kekuatan terbesar ditengah
pada daerah kerja yang dilakukan. Perbandingan terbaik antara lumensi pusat,

39
daerah sekitar pusat dan lingkungan sekitarnya adalah 10:3:1. Kondisi penerangan
dinyatakan baik atau tidak bila memenuhi syarat jika perbedaan lumensi melebihi
perbandingan 40:1 baik di lapangan penglihatan pekerjaan maupun terhadap
lingkungan luar.
2. Kesilauan
Terjadi bila perbedaan penyebaran luminensi melebihi perbandingan 40:1,
namun pada umumnya terjadi karena keterbatasan kemampuan
penglihatan.Kepekaan retina seluruhnya menyesuaikan dengan luminensi rata-rata
sehingga pda lapangan penglihatan dengan luminensi berbeda, retina terlalu peka
untuk luminensi yang tinggi, tetapi sangat kurang peka untuk daerah yang samar-
samar.
3. Arah Cahaya
Sumber cahaya yang cukup jumlahnya sangat berguna dalam mengatur
pencahayaan yang baik. Cahaya dari berbagai arah dapat meniadakan gangguan
oleh bayangan.
4. Warna Cahaya
Warna cahaya dan komposisi spektrumnya sangat penting dalam
membandingkan dan mengkombinasikan warna-warna dalam lingkungan kerja
atau tempat kerja sebagai akibat pencahayaan yang menentukan rupa dari
lingkungan. Dengan adanya kombinasi tata warna dan dekorasi yang serasi maka
akan menimbulkan suasana kerja yang nyaman sehingga kegairahan kerja akan
meningkat.
5. Panas akibat sumber cahaya.
Baik sumber pencahayaan alam maupun pencahayaan buatan dapat
menimbulkan suhu udara di tempat kerja. Pertambahan suhu yang berlebihan
dapat mengakibatkan ketidaknyamanan bekerja dan akan merupakan beban
tambahan.

Jenis Lampu Sumber Penerangan Buatan


Menurut Siswanto (1989:22) ada 3 jenis lampu sebagai sumber penerangan
buatan yaitu:

40
1. Lampu Pijar (Incandescent Lamp)

Gambar Lampu Pijar


Sumber : google.com
Cahaya sebagian besar terdiri dari infra merah yang dapat mencapai 75- 80%
sedangkan ultra violet pada lampu pijar umumnya diabaikan. Pemanfaatan lampu
pijar sebagai sumber penerangan buatan mempunyai kerugian yaitu memancarkan
radiasi dan suhu permukaan dapat mencapai 60° C atau lebih sehingga ruangan
terasa tidak nyaman dan lampu pijar memberikan kesan psikis hangat karena
warna cahayanya kuning kemerahan.

2. Lampu Pelepasan Listrik Bertekanan Rendah (Electric Dicharge Lamp atau


Flourescen Lamp)

Gambar Lampu Flourence


Sumber : google.com
Lampu jenis ini lebih dikenal dengan nama lampu fluorescent atau lampu TL
(Tube Lamp), cahayanya berasal dari proses transformasi energi listrik menjadi
ultra violet pada saat aliran listrik melalui gas-gas misalnya Argon, Neon, uap
Mercuri, tergantung dari zat-zat fluorescent maka lampu TL dapat dibuat sehingga
cahayanya menyerupai cahaya lampu pijar, cahaya matahari.

3. Lampu Pelepasan Listrik Bertekanan Tinggi (Mercury Vapor Lamp)

41
Gambar Lampu Mercury Vapor
Sumber : google.com
Secara prinsip lampu ini sama dengan lampu TL, tetapi dengan tekanan tinggi
radiasi cahayanya tergantung dari jenis gas dan tekanan yang diisikan. Pada lampu
Mercuri memancarkan cahaya dalam empat panjang gelombang yang berwarna
ungu, biru, kuning, dan hijau.
Warna cahaya yang dipancarkan oleh lampu mercuri adalah tergantung oleh
tekanan uapnya. Lampu mercuri dapat dikombinasikan dengan lampu pijar atau
lampu tabung mercuri diberi lapisan zat fosfor untuk mengubah radiasi ultra violet
menjadi cahaya yang berwarna merah. Lampu ini dapat menurun sampai 30%.
Bila mengalami kenaikan diatas 5% maka lampu akan rusak karena panas.

4. Lampu spot light

Gambar Lampu Spot Light


Sumber : google.com
Lampu spot light merupakan jenis lampu sorot yang yang berguna untuk
membuat kesan lebih kuat pada daerah yang disorot, sekaligus mengurangi daerah
lain yang tidak dapat sorotan. Bila anda mempunyai lukisan dan ingin
menonjolkan kesan yang kuat pada lukisan abstrak tersebut, anda dapat
mengarahkan lampu sorot spot light ke lukisan tersebut.
Ada berbagai macam lampu spot light, anda bisa memilihnya yang sesuai
dengan keinginan anda atau yang sesuai dengan dekorasi interior anda. Lampu
Spot light adalah jenis lampu yang sangat berperan dalam dekorasi yang cantik.

42
Penggunaan lampu untuk desain interior rumah kini semakin banyak digunakan,
karena efek pencahayaan dari lampu sorot halogen tidak biasanya, sinar lampu
halogen mampu mengubah suasana ruangan menjadi istimewa.Lampu sorot
halogen pada umumnya mempunyai reflektor (cermin dibelakangnya) tuk
memperkuat cahaya yg keluar. Fittingnya biasanya khusus, namun saat ini ada
pula yg dengan jenis fitting biasa.
Lampu sorot halogen merupakan lampu spot yg baik. dimana Lampu spot
adalah lampu yg cahayanya mengarah ke satu area saja, misalnya lampu tuk
menerangi benda seni secara terfokus. Lampu sorot halogen biasanya sangat baik
tuk digunakan sebagai penerangan taman tuk membuat kesan dramatis dari
pencahayaan terpusat seperti menerangi patung, tanaman, kolam atau area lainnya.
Jenis lampu ini sebenarnya merupakan lampu filamen yg sudah berhasil
dikembangkan menjadi lebih terang, namun juga kebutuhan energi (watt) yg
relatif sama.
Warna cahaya lampu sorot halogen adalah: Lampo sorot halogen biasa: kuning
3'000 K
Lampo sorot halogen high pressure: putih 6'000 K

Gambar Lampu Sorot Halogan

3. Tabel Pencahayaan

43
Berikut terdapat lampiran tabel-tabel berupa tabel tingkat pencahayaan rata-rata,
renderansi dan temperature warna yang direkomendasikan dan juga tabel karakteristik
kinerja pencahayaan (luminous) dari luminer yang umum digunakan.

44
45
Banyak faktor risiko di lingkungan kerja yang mempengaruhi keselamatan dan kesehatan
pekerja salah satunya adalah pencahayaan. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.1405
tahun 2002, pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu

TINGKAT
JENIS
PENCAHAYAAN KETERANGAN
KEGIATAN
MINIMAL (LUX)

Pekerjaan kasar Ruang penyimpanan & ruang


dan tidak terus – peralatan/instalasi yang
100
menerus memerlukan pekerjaan yang
kontinyu

Pekerjaan kasar Pekerjaan dengan mesin dan


dan terus – perakitan kasar
200
menerus

Pekerjaan rutin Ruang administrasi, ruang


kontrol, pekerjaan mesin &
300
perakitan/penyusun

Pekerjaan agak Pembuatan gambar atau bekerja


halus dengan mesin kantor, pekerjaan
500
pemeriksaan atau pekerjaan
dengan mesin

Pekerjaan halus Pemilihan warna, pemrosesan


teksti, pekerjaan mesin halus &
1000
perakitan halus

Pekerjaan amat Mengukir dengan tangan,


halus pemeriksaan pekerjaan mesin
1500
dan perakitan yang sangat halus
Tidak menimbulkan
bayangan

Pekerjaan terinci Pemeriksaan pekerjaan,


perakitan sangat halus
3000
46
Tidak menimbulkan
bayangan
bidang kerja yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif.

Pencahayaan minimal yang dibutuhkan menurut jenis kegiatanya seperti berikut:

Tingkat Pencahayaan Lingkungan Kerja

 Sumber: KEPMENKES RI. No. 1405/MENKES/SK/XI/02


 United Nations Environment Programme (UNEP) dalam Pedoman Efisiensi
Energi untuk Industri di Asia mengklasifikasikan kebutuhan tingkat pencahayaan
ruang tergantung area kegiatannya, seperti berikut:
Kebutuhan Pencahayaan Menurut Area Kegiatan

Pencahayaan
Keperluan Contoh Area Kegiatan
(LUX)

Pencahayaan Umum 20 Layanan penerangan yang


untuk ruangan dan minimum dalam area sirkulasi
area luar ruangan, pertokoan
didaerah terbuka, halaman
yang jarang digunakan
tempat penyimpanan
dan/atau tugas-tugas Tempat pejalan kaki &
atau panggung
50
visual sederhana
Ruang boiler

70

Halaman Trafo, ruangan


tungku, dll.
100

Area sirkulasi di industri,


pertokoan dan
150
ruang penyimpan.

Pencahayaan umum Layanan penerangan yang


untuk interior minimum dalam tugas
200

Meja & mesin kerja ukuran


sedang, proses umum dalam

47
Pencahayaan
Keperluan Contoh Area Kegiatan
(LUX)

300 industri kimia dan makanan,


kegiatan membaca dan
membuat arsip.

Gantungan baju, pemeriksaan,


kantor untuk menggambar,
450
perakitan mesin dan bagian
yang halus, pekerjaan warna,
tugas menggambar kritis.

Pekerjaan mesin dan diatas


meja yang sangat halus,
1500
perakitan mesin presisi kecil
dan instrumen; komponen
elektronik, pengukuran &
pemeriksaan bagian kecil yang
rumit (sebagian mungkin
diberikan oleh tugas
pencahayaan setempat)

Pencahayaan Pekerjaan berpresisi dan rinci


tambahan setempat sekali, misal instrumen yang
3000
untuk tugas visual yang sangat kecil, pembuatan jam
tepat tangan, pengukiran

Sumber : www.energyefficiencyasia.org

Penerangan untuk membaca dokumen lebih tinggi dari pada penerangan untuk
melihat komputer, karena tingkat penerangan yang dianjurkan untuk pekerja
dengan komputer tidak dapat berdasarkan satu nilai dan sampai saat ini masih
kontroversial. Grandjean menyusun rekomendasi tingkat penerangan pada
tempat-tempat kerja dengan komputer berkisar antara 300-700 lux seperti berikut.

Rekomendasi Tingkat Pencahayaan Pada Tempat Kerja Dengan


Komputer

48
Tingkat Pencahayaan
Keadaan Pekerja
(lux)

Kegiatan Komputer dengan sumber 300


dokumen yang terbaca jelas
400-500
Kegiatan Komputer dengan sumber
500-700
dokumen yang tidak terbaca jelas

Tugas memasukan data

2.5 Prosedur Pemasangan Instalasi Listrik Baru

 Langkah pemasangan sambungan listrik baru PLN :

1. Kunjungi langsung kantor pelayanan PLN terdekat sesuai domisili atau lokasi
rumah yang akan dipasang listriknya. Syaratnya harus membawa beberapa
lampiran, antara lain:

49
 Fotokopi kartu identitas pengguna atau pengguna bangunan (KTP/SIM)
yang masih berlaku
 Gambaran denah/peta lokasi rumah (hal ini diperlukan untuk
memudahkan dalam proses survei lapangan)
 Surat kuasa apabila pengajuan permohonan tidak dilakukan oleh
pemilik/diwakilkan
 Membayar biaya penyambungan.

2. Mengajukan permohonan sambungan baru juga dapat Anda lakukan melalui


saluran telepon Call Center PLN 123.

Setelah persyaratan di atas dipenuhi, tahapan berikutnya adalah:

1. Melengkapi berkas administrasi permohonan sambungan baru.

2. Survei lapangan oleh petugas untuk mengetahui secara persis kondisi


kelistrikan di lapangan (kondisi dalam bidang teknis, jarak dengan tiang terdekat,
jarak dengan trafo terdekat, dan informasi teknis lainnya).

3. Calon pelanggan wajib untuk menyelesaikan proses administrasi di kantor


PLN. Proses pembayaran biaya penyambungan ini hanya dapat dilakukan di
Kantor PLN dan/atau melalui bank yang ditunjuk.

4. Pelanggan harus menandatangani Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik


(SPJBTL).

5. PLN akan melakukan penyambungan listrik ke rumah pelanggan, setelah


seluruh proses administrasi selesai dan sudah dapat dilakukan penyambungan
secara teknis.

Biaya Pasang Listrik Baru

Dari laman resmi PLN, ada 12 golongan tarif baru yang telah diberlakukan,
yaitu tarif adjustment. Hal itu merujuk pada Peraturan Menteri ESDM Nomor 31
dan 33 Tahun 2014.Selain itu, ditetapkan pula biaya lain-lain, seperti biaya
penyambungan, uang jaminan langganan, dan ketentuan lainnya.

50
Beberapa biaya yang perlu Anda persiapkan:

 Biaya Guna Penyambungan (BP)


 Uang Jaminan sebagai Langganan (UJL)
 Membeli token listrik atau stroom perdana minimal Rp5.000.

Total biaya pasang sambungan listrik baru yang harus dikeluarkan sebesar
Rp1.218.000. Biaya tersebut sudah mencakup BP, UJL, biaya materai, kecuali
token listrik perdana. Sedangkan biaya lain seperti bagian instalasi akan
diserahkan kepada pihak PT Perintis Perlindungan Instalasi Listrik Nasional
(PPILN).

2.6 Penggolongan Tarif Pelanggan Listrik

 Pelanggan Sosial
Kegiatan Sosial Murni

Contoh :

51
o Rumah Sakit milik instansi Pemerintah Pusat/ Daerah
o Bangunan untuk khusus ibadah agama (masjid, gereja, kuil, vihara,
kelenteng atau sejenis)
o Panti sosial ( yatim-piatu, jompo)
o Pusat rehabilitasi sosial ( narkotika, penyakit kusta)
o Pusat rehabilitasi penderita cacat pemerintah
o Pusat rehabilitasi penderita cacat mental
Kegiatan Sosial Komersial

Contoh :

o Sekolah/ perguruan tinggi swasta


o Rumahsakit swasta
o Poliklinik/Praktek dokter bersama
o Lembaga riset swsta
o Yayasan pengelola haji non-pemerintah (ONH-plus)
o Pusat pendidikan dan latian perusahaan swasta ( misalnya : pusdiklat
Garuda, pusdiklat Bank Mandiri, Pusdiklat Unilever, Lembaga pendidikan
Indonesia – Amerika,dll)
 Rumah Tangga

Contoh  yg termasuk didalam golongan rumah tangga diantaranya:

o Rumah untuk tempat tinggal


o Kelompok rumah kontrakan
o Rumah susun milik peorangan
o Rumah susun milik perumnas
o Asrama keluarga pegawai perusahaan swasta
o Asrama mahasiswa

Bisnis

Pelanggan yang termasuk kedalam golongan tarif Bisnis adalah Pelangan yang
sebagian atau seluruh tenaga listrik dari PT PLN (Persero) digunakan untuk salah
satu atau beberapa kegiatan berbentuk :

52
o Usaha jual beli barang, jasa, dan pehotelan
o Usaha perbankan
o Usaha perdagangan ekspor/impor
o Kantor Firma, CV, PT atau badan hukum/perorangan yg bergerak dalam
bidang usaha perdagangan.
o Usaha pergudangan dimana sebagian atau seluruh bagunan digunakan
untuk tempat penyimpanan badang atau material
o Usaha peorangan atau badan hukum yang sebagian besar atau seluruh
kegiatannya merupakan penjualan barang atau jasa
o Usaha-usaha lainnya yang bertendensi komersial seperti praktek dokter,
dan lain sebagainya.

 Industri
 Kantor Pemerintah
 Traksi
 Curah

53

Anda mungkin juga menyukai