Anda di halaman 1dari 16

Jelaskan definisi, pengakuan, pengukuran, penyajian dari: aset, likuiditas, ekuitas,

pendapatan, dan beban


1. DEFINISI
a. Definisi Aset
Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau
sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun
masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya
nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan
sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.
Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua
belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh
masyarakat umum Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang
dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu
aset pada saat perolehan atau konstruksi sampai dengan aset tersebut dalam kondisi
dan tempat yang siap untuk dipergunakan.
b. Definisi Kewajiban
Menurut SFAC No. 3 kewajiban adalah pengorbanan manfaat ekonomis yang
terjadi di masa yang akan datang yang timbul dari kegiatan masa lalu entitas ketika
terjadi transfer aktiva atau ketika entitas menerima jasa dari entitas lain. FASB
mendefinisikan kewajiban sebagai pengorbanan manfaat ekonomik masa datang
yang cukup pasti yang timbul dari keharusan sekarang suatu kesatuan usaha untuk
mentransfer aset atau menyediakan/menyerahkan jasa kepada kesatuan lain di masa
datang sebagai akibat transaksi atau kejadian masa lalu). Sedangkan menurut IASC,
kewajiban adalah utang saat ini yang timbul dari kejadian perusahaan di masa lalu
yang diharapkan hasilnya menjadi aliran keluar sumber daya manfaat ekonomi.
c. Definisi Ekuitas
Istilah ekuitas berasal dari kata equity atau equity of ownership yang dapat diartikan
sebagai bagian hak pemilik, yaitu selisih antara aktiva dan kewajiban. Ekuitas
berasal dari investasi pemilik dan hasil perusahaan. Ekuitas akan berkurang pada
saat adanya penarikan kembali penyertaan oleh pemilik, pembagian keuntungan
atau karena adanya kerugian dalam perusahaan.
d. Definisi Pendapatan
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari
aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu
mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam
modal. Nilai wajar adalah suatu jumlah, untuk itu suatu aktiva mungkin ditukar atau
suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk
melakukan transaksi wajar (arm's length transaction).
Pendapatan hanya terdiri dari arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang diterima
dan dapat diterima oleh perusahaan untuk dirinya sendiri. Jumlah yang ditagih atas
nama pihak ketiga, seperti pajak pertambahan nilai, bukan merupakan manfaat
ekonomi yang mengalir ke perusahaan dan tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas,
dan karena itu harus dikeluarkan dari pendapatan. Begitupun dalam hubungan
keagenan, arus masuk bruto manfaat ekonomi termasuk jumlah yang ditagih atas
nama prinsipal, tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas perusahaan, dan karena itu
bukan merupakan pendapatan. Yang merupakan pendapatan hanyalah komisi yang
diterima dari prinsipal.
e. Definisi Beban
Pengertian biaya tidak dapat dipisahkan dengan pengertian kos dan aset serta rugi
(loss). APB menjelaskan, biaya timbul hanya dalam kaitannya dengan kegiatan
penciptaan laba yang mengakibatkan perubahan ekuitas. Pengiriman barang
(direpresentasi dengan kos barang terjual) dalam transaksi penjualan merupakan
biaya karena hasil bersih (net result) penjualan tersebut adalah perubahan ekuitas.
Di lain pihak, timbulnya kewajiban untuk pembelian aset bukan merupakan biaya
karena ekuitas tidak dapat berubah pada saat pembelian tersebut. Dengan makna
yang hampir sama, IAI (IASC) mendefinisikan biaya dalam Standar Akuntansi
Keuangan (2002) sebagai berikut: Beban adalah penurunan manfaat ekonomi
selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva
atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
menyangkut pembagian kepada penanam modal.

2. PENGAKUAN
a. Pengakuan Aset
Aset diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh oleh
pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Aset
tidak diakui jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya dipandang tidak
mungkin diperoleh pemerintah setelah periode akuntansi berjalan. Aset lancar
diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan bahwa manfaat ekonominya di masa
depan diperoleh perusahaan dan aset tersebut mempunyai nilai atau biaya yang
dapat diukur secara andal. Aset lancar tidak diakui dalam neraca kalau pengeluaran
telah terjadi dan manfaat ekonominya dipandang tidak mungkin mengalir ke dalam
perusahaan setelah periode akuntansi berjalan. Sebagai alternative transaksi
semacam ini menimbulkan pengakuan beban dalam laporan laba rugi. Implikasi
dari transaksi tersebut bahwa tingkat kepastian dari manfaat-manfaat yang diterima
perusahaan setelah periode akuntansi berjalan tidak mencukupi untuk
membenarkan pengakuan aset (Ahmad Ridwan Abd, 2011: 13).
Untuk diakui sebagai aset tetap, suatu aset harus berwujud dan memenuhi kriteria,
sebagai berikut: Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan, Biaya
perolehan aset dapat diukur secara andal, Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam
operasi normal entitas, Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan
b. Pengakuan Kewajiban/Liabilitas
Kam (1990) dalam (Suwardjono 2005) memberikan empat kaidah pengakuan untuk
menunjukkan pengakuan kewajiban yaitu:
 Adanya dasar hukum. Keberadaan dasar hukum maksudnya terdapat dasar
hukum yang meyakinkan untuk mengakui adanya kewajiban. Dalam hal ini,
adanya faktur pembelian dapat menjadi dasar hukum yang meyakinkan
untuk mengakui kewajiban,
 Keterterapan konsep dasar konservatisme. Keterterapan konsep dasar
konservatisme maksudnya disini berkaitan dengan keterandalan. Dalam
konsep konversatisme kerugian dapat segera diakui, sedangkan untung
tidak. Contohnya kewajiban jaminan suku cadang sudah dapat diakui,
meskipun belum terjadi.
 Ketertentuan substansi ekonomik transaksi. Ketertentuan substansi
ekonomik transaksi berkaitan dengan relevansi informasi. Utang sewa guna
dapat diakui pada saat transaksi meskipun tidak ada transfer hak milik.
 Keterukuran nilai kewajiban. Keterukuran nilai kewajiban maksudnya
adalah kewajiban tersebut datang secara pasti dan nilai rupiahnya dapat
diukur.
Kewajiban mengandung arti kemungkinan terjadinya pengorbanan sumber ekonomik
masa depan sejumlah nilai pokok yang harus dilunasi (Caddy 2000). Hendriksen dan
Van Breda (1991) dalam (Suwardjono 2005) menunjukkan waktu pengakuan
kewajiban yaitu: Pada saat penandatanganan kontrak, atau ketika hak dan kewajiban
telah mengikat, Bersamaan dengan pengakuan biaya apabila barang dan jasa yang
menjadi penyebab timbulnya biaya kewajiban, sebelumnya belum dicatat sebagai asset,
Bersamaan dengan pengakuan aset, Pada akhir perioda karena penggunaan asas akrual
melalui proses penyesuaian.
Pengakuan Kewajiban menurut FASB dicontohkan pada keadaan-keadaan
kebergantungan rugi (loss contingencies) yang berpotensi memicu pengakuan
kewajiban, yaitu: Ketertagihan piutang usaha, Keharusan berkaitan dengan jaminan
produk dan kerusakan produk, Risiko rugi atau kerusakan properitas (fasilitas) kesatuan
usaha akibat kebakaran, ledakan, dan bahaya lainnya, Ancaman pengambilalihan aset
oleh pemerintah, Persengketaan yang memberatkan atau menunggu keputusan, Klaim
atau pungutan yang telah diajukan/dikenakan atau yang mungkin (possible) terjadi,
Risiko rugi akibat bencana yang ditanggung oleh perusahaan asuransi kerugian dan
kecelakaan dan perusahaan reasuransi, Jaminan atas utang pihak lain, Perjanjian untuk
membeli kembali piutang atau aset yang terkait yang telah dijual.
c. Pengakuan Ekuitas
Modal disetor diakui pada saat penerimaan setoran modal baik berupa dana kas
maupun aset non-kas. Modal disetor dicatat berdasarkan:
 Jumlah uang yang diterima.
 Setoran saham dalam bentuk uang, sesuai transaksi nyata.
 Besarnya utang yang dikonversi menjadi modal.
 Setoran saham dalam dividen saham dilakukan dengan harga wajar saham,
yaitu nilai wajar yang disepakati RUPS untuk saham.
 Nilai wajar aset non-kas yang diterima. Setoran saham dalam bentuk aset
non-kas, menggunakan nilai wajar aset non-kas yang diserahkan, yaitu nilai
appraisal tanggal transaksi yang disetujui Dewan Komisaris, atau nilai
kesepakatan Dewan Komisaris dan penyetor aset non-kas.
Pengeluaran saham dicatat sebesar nilai nominal yang bersangkutan. Apabila
jumlah yang diterima dari pengeluaran saham tersebut lebih besar daripada nilai
nominalnya, maka selisihnya dibukukan pada akun Agio Saham.
Tambahan Modal Disetor (Agio Saham)
 Tambahan modal disetor diakui pada saat penerimaan setoran modal dari
pihak ketiga baik berupa dana kas maupun aset nonkas. 02. Penambahan pos
Tambahan Modal Disetor diakui pada saat:
- dilakukan penambahan setoran kas oleh pemilik sebesar kas yang
diterima.
- dilakukan penambahan setoran aset non-kas sebesar nilai wajar aset
non-kas yang diterima.
Modal Sumbangan
- Modal sumbangan diakui pada saat diterimanya sumbangan
berupa kas atau aset non-kas dari pemilik.
- Modal sumbangan berupa kas dinilai sebesar kas yang diterima.
- Sumbangan berupa aset non-kas dinilai sebesar nilai wajar aset
non-kas yang diterima.
d. Pengakuan Pendapatan
Permasalahan utama dalam akuntansi untuk pendapatan adalah menentukan saat
pengakuan pendapatan. Pada prinsip pengakuan pendapatan (revenue recognation
principle), umumnya pendapatan diakui pada saat (1) direalisasikan atau dapat
direalisasikan dan (2) dihasilkan (earned). Maksud dari pernyataan tersebut adalah
bahwa:
 Pendapatan dianggap direalisasikan apabila barang dan jasa, barang
dagangan, atau harta lain ditukar dengan kas atau klaim atas kas; Pendapatan
dianggap dapat direalisasikan apabila aktiva yang diterima dalam
pertukaran segera dapat konversi (siap ditukar) menjadi kas atau klaim atas
kas dengan jumlah yang diketahui;
 Pendapatan dianggap dihasilkan (earned) apabila entitas bersangkutan pada
hakikatnya telah menyelesaikan apa yang seharusnya dilakukan untuk
mendapat hak atas manfaat yang dimiliki oleh pendapatan itu, yakni apabila
proses menghasilkan laba telah selesai atau sebenarnya telah selesai.
Empat transaksi pendapatan telah diakui sesuai dengan prinsip di atas, yaitu:
 Pendapatan dari penjualan produk diakui pada tanggal penjualan, yang biasanya
diinterpretasikan sebagai tanggal penyerahan pada pelanggan.
 Pendapatan dari pemberian jasa diakui ketika jasa diakui ketika jasa-jasa itu
telah dilaksanakan dan dapat ditagih.
 Pendapatan dari mengizinkan pihak lain untuk menggunakan aktiva perusahaan
seperti bunga, sewa dan royalti diakui sesuai dengan berlakunya waktu atau
ketika aktiva itu digunakan.
 Pendapatan dari pelepasan aktiva selain produk diakui pada tanggal penjualan.
Pengukuran pendapatan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) adalah diukur
dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima. Menurut
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 tentang pendapatan
menyatakan bahwa pendapatan timbul dari peristiwa ekonomi berikut ini:
 Penjualan barang
 Penjualan jasa
 Penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak-pihak lain yang menghasilkan bunga,
royalty, dan deviden.
Pendapatan dari penjualan barang harus diakui jika:
 Perusahaan telah memindahkan resiko secara signifikan dan telah
memindahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli
 Perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas
barang yang dijual
 Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal
 Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi akan
mengalir kepada perusahaan tersebut
 Biaya yang terjadi dan akan terjadi sehubungan dengan transaksi dapat diukur
dengan andal.
 Pendapatan yang berhubungan dengan transaksi penjualan jasa yang dapat
diestimasi dengan andal (bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan
material, dan dapat diandalkan pemakaiannya sebagai pemakaian yang tuluis
dan jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan
dapat disajikan) harus diakui dengan acuan pada tingkat penyelesaian dari
transaksi pada tanggal neraca.
Pendapatan yang timbul dari penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak-
pihak lain yang menghasilkan bunga, royalty, dan dividen harus diakui atas
dasar :
 Bunga harus diakui atas dasar proporsi waktu yang memperhitungkan hasil
efektif aktiva tersebut
 Royalty harus diakui atas dasar akrual sesuai dengan substansi perjanjian yang
relevan
 Dalam metode biaya (cost method), dividen tunai diakui bila hak pemegang
saham untuk menerima pembayaran ditetapkan.
Pengakuan atas dasar tersebut dilakukan bila:
 besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut
akan diperoleh perusahaan
 Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.
Namun bila ketidakpastian timbul tentang kolektibilitas sebesar jumlah yang telah
masuk dalam pendapatan, jumlah yang tidak dapat ditagih, atau jumlah pemulihannya
atau pengembaliannya tidak lagi besar kemungkinan, diakui sebgai beban, dari pada
penyesuaian jumlah pendapatan yang diakui semula.
Semua pernyataan di atas mengurai sifat konseptual dari pendapatan dan merupakan
dasar akuntansi untuk transaksi pendapatan. Dalam praktik-praktik pengakuan
pendapatan, adakalanya pendapatan diakui pada saat lain dalam proses menghasilkan
laba, yang sebagian besar diakibatkan oleh (1) keinginan untuk mengakui lebih awal
(recognize earlier) jika terdapat tingkat kepastian yang tinggi mengenai jumlah
pendapatan yang dihasilkan dan (2) keinginan untuk menangguhkan pengakuan
pendapatan jika tingkat ketidakpastian mengenai jumlah pendapatan atau biaya cukup
tinggi, atau jiak penjulan bukan merupakan penyelesaian yang substansial dari proses
menghasilkan laba.
e. Pengakuan Beban
Pada dasarnya cost memiliki dua kedudukan penting, yaitu : sebagai aktiva (potensi
jasa) dan sebagai beban pendapatan (biaya). Proses pembebanan cost pada dasarnya
merupakan proses pemisahan cost. Oleh karena itu agar informasi yang dihasilkan
akurat, bagian cost yang telah diakui sebagai biaya pada periode berjalan dan bagian
cost yang akan dilaporkan sebagai aktiva (diakui sebagai biaya periode mendatang)
harus dapat ditentukan dengan jelas. Ada dua masalah yang muncul sehubungan
dengan pemisahan cost tersebut yaitu:
 Kriteria yang digunakan untuk menentukan cost tertentu yang harus
dibebankan pada pendapatan periode berjalan.
 Kriteria yang digunakan untuk menentukan bahwa cost tertentu
ditangguhkan pembebanannya.
Semua cost dapat ditangguhkan pembebanannya sebagai biaya, apabila cost
tersebut memenuhi kriteria sebagai aktiva yaitu :
 Memenuhi definisi aktiva (memiliki manfaat ekonomi masa mendatang,
dikendalikan perusahaan berasal dari transaksi masa lalu).
 Ada kemungkinan yang cukup bahwa manfaat ekonomi masa mendatang yang
melekat pada aktiva dapat dinikmati oleh entitas yang menguasai.
 Besarnya manfaat dapat diukur dengan cukup andal.
Dari uraian di atas, secara umum dapat dirumuskan bahwa berdasarkan konsep
penandingan (matching), pengakuan biaya pada dasarnya sejalan dengan pengakuan
pendapatan. Apabila pengakuan pendapatan ditunda, maka pembebanan biaya juga
ditunda. Untuk mengatasi berbagai perbedaan pendapat tentang pengakuan biaya,
biasanya badan berwenang mengeluarkan aturan tertentu untuk mengakui biaya. IAI
(1994), misalnya, dalam Konsep Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
menyatakan :
“Beban diakui dalam laporan rugi laba kalau penurunan manfaat ekonomi masa
datang yang berkaitan dengan penurunan aktiva atau kenaikan kewajiban telah
terjadi dan dapat diukur dengan andal”.(paragrap 94).”

3. PENGUKURAN
a. Pengukuran Aset
ASET LANCAR
 Kas dicatat sebesar nilai nominal
 Investasi jangka pendek dicatat sebesar nilai perolehan
 Piutang dicatat sebesar nilai nominal
 Persediaan dicatat sebesar:
 Biaya Perolehan apabila diperoleh dengan pembelian;
- Biaya Standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri
- Nilai wajar apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti
donasi/rampasan
ASET TETAP
Aset Tetap yang dimiliki atau dikuasai oleh pemerintah harus dinilai atau diukur
untuk dapat dilaporkan dalam neraca. Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan.
Apabila penilaian aset tetap dengan menggunakan biaya perolehan tidak
memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat
perolehan.
b. Pengukuran Kewajiban
Menurut (Suwardjono 2005) dan didukung oleh (Gillman and Hogan 1999)
menyatakan bahwa pengukuran yang paling objektif untuk menentukan kos
kewajiban pada saat terjadinya adalah penghargaan sepakatan (measured
considerations) dalam transaksi tersebut dan bukan jumlah rupiah pengorbanan
ekonomis di masa depan. Penghargaan ini berlaku untuk kewajiban jangka panjang.
Kos penundaan dianggap tidak cukup material sehingga jumlah rupiah kewajiban
yang diakui akan sama dengan jumlah rupiah pengorbanan sumber ekonomik (kas)
masa depan untuk kewajiban jangka pendek. Penghargaan sepakatan suatu
kewajiban merefleksikan nilai setara tunai atau nilai sekarang (current value)
kewajiban yaitu jumlah rupiah pengorbanan sumber ekonomik seandainya
kewajiban dilunasi pada saat terjadinya. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pengukuran:
 Kewajiban dalam pembelian kredit
Dalam pembelian aset, pengukuran yang objektif adalah kos tunai atau kos
tunai implisit. Kewajiban juga harus diukur sesuai dengan aset.
 Diskon atau premium utang obligasi
Untuk suatu kontrak dengan pokok pinjaman dan bunga periodik,
pengukuran yang tepat adalah kos tunai implisit.
 Diskon obligasi
Diskon obligasi dilaporkan sebagai pengurang nilai nominal dalam obligasi
di neraca.
 Premium obligasi
Premium obligasi sendiri apabila belum diamortisasi merupakan utang.
 Kewajiban moneter dan nonmoneter
Kewajiban sendiri dapat bersifat moneter maupun nonmoneter:
- Kewajiban moneter, merupakan kewajiban yang pengorbanan
sumber ekonomik masa datangnya berupa kas dengan jumlah rupiah
dan saat yang pasti.
- Kewajiban nonmoneter, adalah kewajiban untuk menyediakan
barang dan jasa dengan jumlah dan saat yang cukup pasti yang
biasanya timbul karena penerimaan pembayaran di muka untuk
barang dan jasa tersebut.
c. Pengukuran Ekuitas
Dasar pengukuran yang lazim digunakan perusahaan dalam penyusunan laporan
keuangan adalah biaya historis.
d. Pengukuran Pendapatan
Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat
diterima. Jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan
oleh persetujuan antara perusahaan dan pembeli atau pemakai aktiva tersebut.
Jumlah tersebut diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat
diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume yang
diperbolehkan oleh perusahaan.
Pada umumnya, imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas dan jumlah
pendapatan adalah jumlah kas atau setara kas yang diterima atau yang dapat
diterima. Namun, bila arus masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan, nilai wajar
dari imbalan tersebut mungkin kurang dari jumlah nominal dari kas yang diterima
atau yang dapat diterima. Misalnya, suatu perusahaan dapat memberikan kredit
bebas bunga kepada pembeli atau menerima wesel tagih dari pembeli dengan
tingkat bunga di bawah pasar sebagai imbalan dari penjualan barang. Bila perjanjian
tersebut secara efektif merupakan suatu transaksi finansial, nilai wajar imbalan
ditentukan dengan pendiskontoan seluruh penerimaan di masa depan dengan
menggunakan suatu tingkat bunga tersirat (imputed).
Tingkat bunga tersirat tersebut adalah yang paling mudah ditentukan dari:
 Tingkat bunga yang berlaku bagi instrumen yang serupa dari suatu penerbit
(issuer) dengan penilaian kredit (credit rating) yang sama; atau
 suatu tingkat bunga untuk mengurangi (discount) nilai nominal instrumen
tersebut ke harga jual tunai pada saat ini dari barang atau jasa. Perbedaan
antara nilai wajar dan jumlah nominal dari imbalan tersebut diakui sebagai
pendapatan bunga sebagaimana dijelaskan paragraf 28 dan 29.
Bila barang atau jasa dipertukarkan (barter) untuk barang atau jasa dengan sifat dan
nilai yang sama, maka pertukaran tersebut tidak dianggap sebagai suatu transaksi yang
mengakibatkan pendapatan. Hal ini sering terjadi dengan komoditi seperti minyak atau
susu di mana penyalur menukarkan (swap) persediaan di berbagai lokasi untuk
memenuhi permintaan dengan suatu dasar tepat waktu dalam suatu lokasi tertentu. Bila
barang dijual atau jasa diberikan untuk dipertukarkan dengan barang dan jasa yang
tidak serupa, pertukaran tersebut dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan
pendapatan. Pendapatan tersebut diukur pada nilai wajar dari barang atau jasa yang
diserahkan, disesuaikan dengan jumlah kas atau setara kas yang ditransfer.
e. Pengukuran Beban
Sejalan dengan penilaian aktiva dapat diukur atas dasar jumlah rupiah yang
digunakan untuk penilaian aktiva dan hutang. Oleh karena itu, pengukuran biaya
dapat didasarkan pada :
 Cost historis
Cost historis merupakan jumlah kas atau setaranya yang dikorbankan untuk
memperoleh aktiva. Pengukuran biaya atas cost historis, dapat digunakan
untuk jenis aktiva seperti : gedung, peralatan dan sebagainya.
 Cost pengganti / cost masukan terkini (replacement cost / curent input
cost)
Cost masukan menunjukkan jumlah rupiah harga pertukaran yang harus
dikorbankan sekarang oleh suatu entitas untuk memperoleh aktiva yang
sejenis dalam kondisi yang sama contohnya, penilaian untuk persediaan.
 Setara kas (cash equivalent)
Setara kas adalah jumlah rupiah kas yang dapat direalisir dengan cara
menjual setiap jenis aktiva di pasar bebas dalam kondisi perusahaan normal.
Nilai ini biasanya didasarkan pada catatan harga pasar barang bebas yang
sejenis dalam kondisi yang sama. Pos aktiva berwujud biasanya
menggunakan dasar penilaian ini

4. PENYAJIAN
a. Penyajian Aset
Prinsip akuntansi berterima umum, terutama standar akuntansi menetapkan
penyajian dan pengungkapan tiap pos-pos aset. Walaupun aset didefinisi secara
umum sebagai manfaat ekonomik di masa datang yang dikuasai kesatuan usaha dan
yang benar-benar timbul dari transaksi yang sah, tiap pos aset didefinisi lebih lanjut
atau spesifik sesuai dengan sifat pos tersebut. secara umum, prinsip akuntansi
berterima umum memberi pedoman penyajian dan pengungkapan aset sebagai
berikut:
 Aset disajikan di sisi debit atau kiri dalam neraca berformat akun atau di
bagian atas dalam neraca berformat laporan. Aset diklasifikasikan menjadi
aset lancar dan tetap.
 Aset diurutkan penyajiannya atas dasar likuiditas atau kelancarannya, yang
paling lancar dicantumkan pada urutan pertama.
Kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan pos-pos tertentu harus diungkapkan
(misalnya metoda depresiasi aset tetap dan dasar penilaian sediaan barang).
Dengan adanya pengelompokan dan penjumlahan aktiva lancar dan kewajiban
jangka pendek di neraca, maka akan meningkatkan kegunaan informasi yang
disajikan.
Untuk memungkinkan pengidentifikasian secukupnya atas pemisahan aktiva dan
kewajiban suatu perusahaan, jumlah aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek
yang tersajikan lazimnya tidak dikurangkan dengan aktiva lancar dan kewajiban
jangka pendek lainnya. Akan tetapi saling menghapuskan (offsetting) demikian
mungkin benar, bila dibenarkan menurut hukum dan saling menghapuskan
(offsetting) tersebut merupakan realisasi atau penyelesaian aktiva atau kewajiban
yang diharapkan.
b. Penyajian Kewajiban
Secara umum, kewajiban disajikan dalam neraca atas dasar urutan dari yang paling
likuid seperti pada penyajian aset. PSAK No. 1 (pasal 39) menegaskan bahwa
layaknya aset lancar yang disajikan menurut likuiditas, sementara kewajiban
disajikan menurut urutan masa jatuh temponya. Secara klasifikasi, kewajiban
jangka pendek disajikan lebih dahulu daripada kewajiban jangka panjang. Hal ini
dimaksudkan untuk memudahkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi
likuiditas kewajiban perusahaan. Dari segi urutan perlindungan dan jaminan
(sequence of protection), utang yang dijamin pada umumnya disajikan lebih dahulu
untuk menunjukkan bahwa dalam hal terjadi likuidasi utang ini harus dibayar lebih
dahulu. Dan juga dari sudut urutan perlindungan, kewajiban disajikan lebih dahulu
daripada ekuitas.
PSAK No. 1 juga menyatakan bahwa semua kewajiban yang tidak memenuhi
kriteria sebagai kewajiban jangka pendek harus diklasifikasikan sebagai kewajiban
jangka panjang. Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai suatu kewajiban jangka
pendek jika diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu satu siklus operasi
perusahaan atau jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal
neraca. Menurut PSAK No.1 (prg. 44), kewajiban dapat diklasifikasikan sebagai
kewajiban lancar apabila:
 Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi
perusahaan
 Jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca
Sedangkan dalam paragraf 47 kewajiban berbunga jangka panjang tetap
diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang walaupun akan jatuh tempo
dalam 12 bulan apabila:
 Kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu lebih dari dua
belas bulan
 Perusahaan bermaksud membiayai kembali kewajibannya dengan
pendanaan jangka panjang
 Maksud tersebut pada nomor 2 didukung dengan perjanjian pembiayaan
kembali atau penjadwalan kembali pembayaran yang resmi disepakati
sebelum laporan keuangan disetujui
c. Penyajian Ekuitas
Urutan penyajian kewajiban dan modal pemegang saham dalam neraca sebenarnya
menggambarkan urutan perlindunga dalam kondisi perusahaan mengalami defisit
dan dalam kondisi perusahaan dilikuidasi. Dalam terjadi defisit, urutan penyajian
menggambarkan urutan penyerapan rugi, sedangkan dalam kondisi likuidasi urutan
penyajian menggambarkan urutan perlindungan yuridis. Secara umum kos yang
telah dikorbankan menjadi biaya akan diserap melalui aliran pendapatan kotor.
Dalam hal terjadi pengorbanan kos akibat hilangnya manfaat menjadi rugi, rugi
tersebut akan diserap terlebih dahulu melalui laba bersih dan hanya dalam keadaan
yang sangat khusus maka kos tersebut dapat diserapkan oleh kelompok modal
pemegang saham. Urutan penyerapan biaya, rugi, dan rugi luar biasa adalah: (1)
pendapatan kotor, (2) laba bersih, (3) laba ditahan, (4) premium modal saham, dan
(5) modal saham. Urutan penyrapan rugi tersebut sebenarnya merupakan asumsi
atau tradisi semata-mata walaupun hal tersebut dapat dikuatkan dalam bentuk
standar akuntansi.
d. Penyajian Pendapatan
Penyajian pendapatan ada 2 (dua) metode:
 Metode cash basis
Suatu system dimana pendapatan belum diakui sebelum pendapatan tersebut
belum diterima. Metode ini banyak digunakan pada perusahaan kecil dan
orang-orang yang menjual jasa, pada umumnya adalah orang-orang yang
memiliki keahlian tertentu.
 Metode accrual basis
Metode pencatatan pendapatan, dimana pendapatan itu dicatat pada saat
sudah terjadi hak tanpa memperhatikan pendapatan tersebut diterima.
Keuntungan metode ini adalah karena metode ini sangat teliti dalam
pengukuran keuntungan (dalam laporan laba rugi) dan neraca selisih.
Accrual basis inilah yang dianut oleh SAK dalam kerangka dasar penyusunan dan
penyajian laporan keuangan pada paragraf 20. Besarnya pendapatan yang diperoleh
perusahaan harus disajikan dalam laporan keuangan. Pada perusahaan konstruksi,
besarnya jumlah pendapatan yang belum diterima dalam bentuk uang tunai / termin
disajikan dalam rekening tagihan bruto kepada pemberi kerja, hal ini sesuai dengan
Dalam laporan keuangan perusahaan harus menyajikan Jumlah tagihan bruto kepada
pemberi kerja sebagai asset. Besarnya tagihan bruto kepada pemberi kerja ini
merupakan selisih antara biaya yang terjadi yang terjadi di tambah laba yang diakui
dikurangi jumlah kerugian yang diakui dengan angsuran yang diterimah/termin (PSAK
No.3). Di dalam laporan akuntansi dasar pencatatan pendapatan harus berdasarkan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
 Nilai ekonomis harus sudah ditambahkan perusahaan pada produknya
 Jumlah pendapatan harud dapat diukur
 Pengukuran yang dilakukan haruslah bebas
 Biaya-biaya yang berkaitan harus dapat diestimasi dengan tingkat kecermatan
yang memuaskan.
e. Penyajian Beban
Penyajian biaya tidak dapat dilepaskan dari penyajian pendapatan dan saran untuk
itu adalah statemen laba rugi.
Laporan laba-rugi dapat disusun dalam dua langkah:
 Single Step (langkah tunggal)
Penyajiannya semua pendapatan dijumlahkan menjadi satu dikurangi
seluruh beban yang ada pada periode laporan.
 Multi Step ( Langkah Ganda)
Penyajiannya ialah pendapatan dikelompokkan menjadi pendapatan usaha
dan pendapatan di luar usaha. Sedangkan beban dikelompokkan menjadi
beban usaha dan di luar usaha. Penyajian dengan langkah ganda akan dapat
dilihat laba yang diperoleh dari usaha dan laba yang diperoleh dari luar
usaha.
Laporan laba-rugi hendaklah memuat beberapa hal:

 Menuliskan nama perusahaan.


 Menuliskan jenis laporannya dalam hal ini: laporan laba-rugi.
 Menyajikan periode laporan.
 Menyajikan pendapatan dan beban, beban ditulis secara rinci dan lengkap.
Penulisan beban dimulai dari yang terbesar ke beban terkecil, kecuali beban
lain-lain ditulis paling bawah.

5. PENGUNGKAPAN
a. Pengungkapan pendapatan
Perusahaan harus mengungkapkan:
 kebijakan akuntansi yang dianut untuk pengakuan pendapatan termasuk
metode yang dianut untuk menentukan tingkat penyelesaian transaksi
penjualan jasa
 jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan yang diakui selama
periode tersebut termasuk pendapatan dari: Penjualan barang, Penjualan
jasa, Bunga, Royalty, Dividen
 jumlah pendapatan yang berasal dari pertukaran barang atau jasa
dimasukkan dalam setiap kategori yang signifikan dari pendapatan;
 pendapatan yang ditunda pengakuannya.
Suatu perusahaan mengungkapkan setiap keuntungan dan kerugian kontinjen sesuai
dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 8 tentang Kontinjensi dan
Peristiwa Setelah Tanggal Neraca. Keuntungan dan kerugian kontinjen dapat timbul
dari pos-pos seperti biaya jaminan, klaim, denda atau kemungkinan kerugian lainnya.
b. Pengungkapan Beban
Pengungkapan biaya terdiri dari:
 Di dalam neraca, jumlah kewajiban yang timbul sebagai akibat perbedaan
antara jumlah pendanaan yang telah dilakukan oleh pemberi kerja sejak
pembentuk program dengan jumlah yang diakui sebagai beban selama
periode yang sama.
 Di dalam laporan laba rugi, jumlah diakui sebagai beban selama periode
yang bersangkutan.

Deskripsikan Pertimbangan Professional dan Aspek Skeptisisme Profesional

1. Skeptisisme Profesional

Anda mungkin juga menyukai