Anda di halaman 1dari 7

I.

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pendidikan merupakan sebuah usaha yang dilakukan untuk meningkatkan

kapasitas manusia baik jasmani maupun rohani sesuai norma-norma dalam

kehidupan berbangsa, bernegara, dan beragama. Seperti halnya sandang,

pangan, dan papan, pendidikan sudah menjadi kebutuhan mutlak bagi

kehidupan manusia dan harus terpenuhi sepanjang hayat, hal ini sejalan

dengan apa yang dikatakan oleh bapak pendidikan Indonesia Ki Hajar

Dewantara dalam kongres Taman Siswa yang pertama yaitu pendidikan

umumnya berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi

pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek) dalam tubuh anak;

dalam Taman Siswa bagian itu tidak boleh dipisahkan agar kita dapat

memajukan kesempatan hidup, kehidupan dan penghidupan anak-anak

yang kita didik selaras perkembangannya.

Pendidikan tentunya memiliki tujuan, Tujuan pendidikan adalah

perubahan-perubahan yang diharapkan terjadi pada subyek didik setelah

mengalami proses pendidikan (Binti Maunah, 2009 : 9). Sesuai dengan

pembukaan UUD 1945 bahwa tujuan pendidikan adalah untuk mencerdas-

kan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan itu semua tentu harus ada

strategi yang diterapkan dalam sistem pendidikan yaitu kurikulum. Secara

definisi kurikulum berasal dari bahasa latin curriculate yang berarti bahan
pengajaran, kurikulum merupakan rencana atau strategi yang digunakan

dalam pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan, kurikulum sejatinya

dipandang sebagai rencana yang disusun untuk melancarkan proses

belajar-mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah.

Adapun menurut Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional pasal 1 ayat 19, kurikulum adalah seperangkat

rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta

cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Kurikulum mengalami perubahan seiring perkembangan zaman, menurut

(Kurniasih dan Sani 2014:10) tercatat dalam sejarah pendidikan di

Indonesia sudah terjadi 10 kali pergantian kurikulum kurikulum tahun

1947, kurikulum rencana pelajaran terurai, rencana pelajaran 1964,

kurikulum 1984, kurikulum 1994, pada tahun 2004 dengan sistem

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), kemudian berubah pada tahun

2006 dengan diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP), pada tahun 2013 dalam konsolidasi program dan anggaran

diketahui bahwa pemerintah melalui kemendikbud telah meng-

implementasikan kurikulum 2013 secara bertahap. Kurikulum 2013

merupakan bentuk lanjutan dari kurikulum 2004, kurikulum 2013

berorientasi pada pengembangan sikap,soft skill,serta hard skill.

Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang bisa diintegrasikan dengan

banyak model dan pendekatan pembelajaran untuk mendukung setiap


inovasi dalam pembelajaran, ada banyak pendekatan yang bisa

diintegrasikan dengan kurikulum ini salah satunya adalah STEM (Science

Technology Enginering Mathemathic). Pembelajaran STEM terintegrasi

dari sains, teknologi, teknik dan matematika melalui teknologi,

pengajaran, teknik dan strategi belajar yang dilakukan peserta didik bisa

terdorong untuk menerapkan ilmu pengetahuan bukan hanya sekedar

memahami saja dalam setiap saat (Tsai, 2018: 15). Pembelajaran sains

pada kurikulum 2013 telah memberikan acuan dalam pemilihan model

pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan saintifik. Model

pembelajaran yang dimaksud meliputi: Project Based Learning (PjBL),

Prob-lem Based Learning (PBL), atau Discovery Learning. Pemilihan

model pembelajaran diserahkan kepada guru dengan menyesuaikan

dengan karakteristik materi ajar. Pembelajaran berbasis proyek merupakan

model pembelajaran yang berpusat pada siswa dan memberikan

pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa. Pengalaman belajar siswa

maupun perolehan konsep dibangun berdasarkan produk yang dihasilkan

dalam proses pembelajaran berbasis proyek (Afriana et al 2016: 203).

Pendekatan STEM bisa diintegrasikan dengan model pembelajaran Project

Based Learning, PBL merupakan model pembelajaran yang dalam

implementasinya menggunakan tugas proyek hal ini didukung oleh teori

dari Pratiwi (2018: 3) PBL merupakan investigasi mendalam tentang

sebuah topik dunia nyata. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran

berbasis proyek adalah penentuan pertanyaan mendasar, menyusun

perencanaan proyek, menyususn jadwal, monitoring, menguji hasil, dan


evaluasi pengalaman. Pembelajaran berbasis proyek menggunakan

masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasi-

kan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas

secara nyata. Namun pendekatan pembelajaran STEM merupakan hal baru

di Indonesia, belum banyak sekolah yang menerapkan STEM dalam

implementasi kegiatan belajar mengajar dan tidak sedikit juga guru yang

salah mengartikan pendekatan STEM. Hal ini juga mempengaruhi sikap

siswa terhadap pendekatan STEM. Sikap menurut KBBI adalah segala

perbuatan dan tindakan yang berdasarkan pada pendirian dan keyakinan

yang dimiliki. Menurut Mar’at (1981: 9) sikap adalah hasil dari proses

sosialisasi dimana individu bereaksi sesuai dengan rangsangan yang

diterimanya. Menurut Muhadjir (1992: 79), sikap merupakan suatu

tendensi mental yang diwujudkan dalam kecenderungan afektif ke arah

lebih positif atau negatif. Berdasarkan beberapa pedapat diatas dapat

disimpulkan bahwa sikap merupakan suatu pola perilaku atau respon

seorang individu terhadap rangsangan yang diterimanya baik bersifat

positif maupun negatif. Dalam hal ini perlu diuji bagaimana sikap siswa

terhadap STEM dengan hasil belajar siswa. Keberhasilan siswa dalam

bidang akademik ditandai dengan prestasi akademiknya, beberapa

penelitian telah menunjukkan banyak faktor yang mempengaruhi prestasi

akademik. Faktor internal antara lain : intelegensi, konsep diri dan lain

sebagainya, sedangkan Fakor eksternal antara lain: keluarga, status sosial,

lingkungan akademik dan lain sebagainya.


Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di SMA Negeri 2 Bandar

Lampung, dimana SMA Negeri 2 Bandar Lampung baru menerapkan

pembelajaran berbasis STEM, hal ini tentunya menjadi hal baru baik bagi

guru maupun murid dan perlu adanya studi tentang sikap siswa terhadap

STEM-PBL, selain itu masih banyak siswa yang merasa kebingungan

dengan pendekatan STEM. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan antara sikap

siswa terhadap STEM-PBL dengan hasil belajar pada mata pelajaran

Biologi di SMA Negeri 2 Bandar Lampung”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka diperolaeh rumusan masalah

dalam penelitian ini yaitu “bagaimanakah hubungan sikap siswa terhadap

STEM-PBL dengan hasil belajar pada mata pelajaran Biologi”?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini antara

lain untuk mengetahui “hubungan antara sikap siswa terhadap STEM-PBL

dengan hasil belajar pada mata pelajaran biologi”.

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti

Mendapatkan pengalaman, wawasan dan bekal sebagai calon

pendidik Biologi yang profesional.


2. Bagi Pendidik

Memberikan gambaran mengenai sikap siswa terhadap

pembelajaran barbasis STEM-PBL.

3. Bagi Sekolah

Memberikan informasi mengenai hubungan sikap siswa terhadap

STEM-PBL dengan hasil belajar pada mata pelajaran biologi,

sehingga dapat mengambil kebijakan mengenai pelaksanaan

pembelajaran yang lebih optimal.

E. Ruang Lingkup

Ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut:

1. Sikap siswa merupakan suatu tendensi mental yang diwujudkan dalam

kecenderungan afektif ke arah lebih positif atau negatif. Berdasarkan

beberapa pedapat diatas dapat disimpulkan bahwa sikap merupakan

suatu pola perilaku atau respon seorang individu terhadap rangsangan

yang diterimanya baik bersifat positif maupun negatif (Muhadjir 1992:

79).

2. STEM terintegrasi dari sains, teknologi, teknik dan matematika

melalui teknologi, pengajaran, teknik dan strategi belajar yang

dilakukan peserta didik bisa terdorong untuk menerapkan ilmu

pengetahuan bukan hanya sekedar memahami saja dalam setiap saat

(Tsai, 2018: 15).

3. Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian yakni siswa

SMA Negeri 2 Bandar Lampung kelas XI Tahun ajaran 2019/2020

4. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu kuesioner.


5. Hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang

dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai

tes atau angka yang di berikan oleh guru. Prestasi belajar merupakan

tolak ukur yang utama untuk mengetahui keberhasilan belajar

seseorang.

Anda mungkin juga menyukai