Anda di halaman 1dari 9

II.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sikap Siswa

Sikap menurut KBBI merupakan adalah pernyataan evaluatif terhadap

segala sesuatu, bisa berupa objek, orang atau peristiwa. Sikap men-

cerminkan perasaan seseorang terhadap sesuatu. Menurut (Purwanto,

2006) Sikap merupakan unsur psikologi, oleh karena itu pengertian

tentang sikap, terkait dengan aspek-aspek psikologis. Selain itu pun

merupakan perwujudan psikologi. Definisi sikap telah cukup banyak

dikemukakan oleh para ahli psikologi dan pendidikan. Sikap atau yang

dalam bahasa Inggris disebut attitude adalah suatu cara bereaksi terhadap

satu perangsang. Suatu kecendrungan untuk bereaksi dengan cara tertentu

terhadap sesuatu perangsang atau situasi yang dihadapi. Sikap merupakan

salah satu istilah yang sering digunakan dalam mengkaji a tau membahas

tingkah laku manusia dalam kehidupan seharihari. Sikap yang ada pada

seseorang akan membawa warna dan corak pada tindakan, baik menerima

maupun menolak dalam menanggapi sesuatu hal yang ada di luar dirinya.

Melalui pengetahuan tentang sikap akan dapat menduga tindakan yang

akan diambil seseorang terhadap sesuatu yang dihadapinya. Meneliti sikap

akan membantu untuk mengerti tingkah laku seseorang (Mulyana, dkk,

2013: 319).
Sikap setiap siswa berbeda-beda, Sikap siswa berperan sebagai penunjang

dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran. Sikap dipengaruhi perasaan

pendukung atau tidak mendukung terhadap suatu objek. Terdapat banyak

asumsi bahwa ada hubungan yang positif antara sikap siswa dengan hasil

belajarnya. Dengan kata lain, bahwa siswa yang mempunyai sikap positif

terhadap pelajaran tertentu cenderung lebih tekun dalam belajar sehingga

mencapai hasil yang memuaskan. Dan sebaliknya, siswa yang mempunyai

sikap negatif terhadap pelajaran, dia tidak akan bersemangat belajar

sehingga hasilnya kurang memuaskan. Sikap positif ini diartikan sikap

yang dapat mendukung siswa dalam mempelajari biologi, seperti

menyenangi pelajaran tersebut dan sikap yang negatif merupakan sikap

yang menghambat dalam mempelajari biologi (Rijal & Bachtiar 2015:15).

Sikap berhubungan dengan objek, maksudnya sikap pada manusia bisa

berubah-ubah terhadap objek sesuai dengan keadaan. Contohnya seperti

seorang anak bisa bersikap baik terhadap hewan jika hewan tersebut tidak

melakukan serangan fisik, namun hal itu akan berbeda jika hewan tersebut

menyerang si anak. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi sikap, yaitu

faktor internal dan faktor eksternal (Azwar, 2008). Faktor internal meliputi

(a) Emosi dalam diri individu, kadang-kadang suatu bentuk sikap

merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai

semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme ego. (b)

Intelegensia, seseorang dengan intelegensia yang tinggi akan dapat

memutuskan sesuatu yang dapat mengambil tindakan/sikap yang tepat saat

menghadapi suatu masalah. (c) Pengalaman pribadi, apa yang telah dan
sedang kita alami akan ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan

kita terhadap stimulasi sosial. (d) Kepribadian, orang dengan kepribadian

terbuka akan berbeda dalam mengambil sikap dengan orang yang

berkepribadian saat menghadapi situasi yang sama. (e) Konsep diri,

seseorang yang memiliki konsep diri yang baik, akan mengambil sikap

yang positif saat menghadapi suatu masalah/situasi berbeda dengan orang

yang memiliki konsep rendah diri. Kemudian faktor eksternal meliputi (a)

Institusi atau lembaga pendidikan atau lembaga agama, lembaga

pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem mempunyai

pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan

dasar pengertian dan konsep moral dari diri individu. (b) Kebudayaan,

kebudayaan dimana kita hidup dan didasarkan mempunyai pengaruh yang

besar terhadap sikap. (c) Lingkungan, lingkungan yang kondusif dimana

masyarakatnya sangat terbuka dan mudah menerima hal-hal baru akan

membuat seseorang akan mengambil sikap positif yang tepat sesuai yang

diinginkan. (d) Media massa, sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk

media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain

mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan

orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media

massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat

mengarahkan opini seseorang. (e) Orang lain yang dianggap penting,

orang lain disekitar kita merupakan salah satu diantara komponen sosial

yang ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang kita anggap penting,

seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak tingkah


dan pendapat kita, seseorang yang tidak ingin kita kecewakan, atau

seseorang yang berarti khusus untuk kita (significant others), akan lebih

banyak mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu. Seorang

individu pada umumnya cenderung untuk memiliki sikap orang yang

dianggap penting. (f) Situasi, dua orang yang sedang menghadapi masalah

yang sama tetapi dalam situasi yang berbeda maka sikap yang diambil

tidak akan sama.

B. STEM-PBL

STEM merupakan singkatan dari Science Technology Enginering Math

adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang pada setiap pembelajarannya

berorientasi pada sains,teknologi,teknik, dan matematika. Pendektan ini

cukup populer di internasional khususnya Amerika namun terkesan baru di

Indonesia, karena pendekatan ini baru masuk di Indonesia. Menurut

(Sukmana 2015:192-193) Science, Technology, Engineering and

Mathematics atau disingkat STEM merupakan sebuah pendekatan

pembelajaran yang populer di tingkat dunia yang efektif dalam

menerapkan Pembelajaran Tematik Integratif karena menggabungkan

empat bidang pokok dalam pendidikan yaitu ilmu pengetahuan, teknologi,

matematika, dan engineering. Asalnya pendekatan ini dirancang oleh

National Science Foundation yang merupakan perpaduan dari Science

(kajian tentang dunia alam), Technology (kajian produk yang dibuat untuk

memenuhi keinginan atau kebutuhan manusia), Engineering (proses desain

yang digunakan untuk memecahkan masalah), dan Mathematics (bahasa

dari bentuk, angka, dan jumlah). Pendekatan STEM dalam pembelajaran


diharapkan dapat menghasilkan pembelajaran yang bermakna bagi peserta

didik melalui integrasi pengetahuan, konsep, dan keterampilan secara

sistematis. Beberapa manfaat dari pendekatan STEM membuat peserta

didik mampu memecahkan masalah menjadi lebih baik, inovator,

inventors, mandiri, pemikir logis, dan literasi teknologi (Stohlmann, dkk.,

2012:28-34). Pembelajaran berbasis STEM bertujuan meningkatkan

keterlibatan peserta didik, kreativitas, inovasi, keterampilan pemecahan

masalah, dan manfaat kognitif lainnya (Liao, 2016:44-49), dan untuk

meningkatkan keterampilan kerja (kerja tim kolaborasi, komunikasi,

kemampuan beradaptasi, manajemen diri) yang diperlukan untuk karier

dan kemajuan ekonomi (Colucci, dkk.,2017). STEAM adalah sebuah

pendekatan pembelajaran yang memberikan peserta didik kesempatan

untuk memperluas pengetahuan dalam sains dan pada saat yang sama

mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk berkembang di

abad ke-21 (Zubaidah, 2019).

Pendekatan ini hadir seiring dengan perkembangan zaman dimana semua

teknologi dan revolusi manufaktur sudah berkembang pesat, hal ini juga

berdampak pada perubahan di bidang pendidikan sehingga dengan

lahirnya STEM siswa mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman.

Pembelajaran STEM perlu menekankan beberapa aspek dalam proses

pembelajaran diantaranya: (1) mengaju-kan pertanyaan (science) dan

mendefinisikan masalah (engineering); (2) mengembangkan dan

menggunakan model; (3) merencanakan dan melakukan investigasi; (4)

menganalisis dan me-nafsirkan data (mathematics); (5) menggunakan


matematika; teknologi informasi dan komputer; dan berpikir komputasi;

(6) membangun eksplanasi (science) dan merancang solusi (engi-neering);

(7) terlibat dalam argumen berdasar-kan bukti; (8) memperoleh,

mengevaluasi, dan mengkomunikasikan informasi.

C. Hasil Belajar

Manusia adalah mahluk paling sempurna di antara mahluk lain di bumi,

manusia dibekali akal untuk belajar dan berpikir. Dalam kegiatan belajar

di sekolah tentunya ada interaksi dua arah antara guru dengan murid, guru

memberikan materi dan murid mencoba memahami apa yang dipelajari di

sekolah. Kegiatan belajar di sekolah tidak akan lepas dari tugas yang

diberikan oleh seorang guru kepada murid, dari tugas tersebutlah murid

akan mendapatkan hasil dari apa yang dipelajari di sekolah. Namun hasil

belajar setiap siswa berbeda ada hal-hal yang mempengaruhi hasil belajar

siswa di sekolah. Menurut (Slameto 1995:13) bahwa Belajar adalah suatu

proses untuk memperoleh Minat dalam pengetahuan, keterampilan,

kebiasaan dan tingkah laku. Adapun pendapat lain seperti (Purwanto 1990:

84) Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi

ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya

(performancenya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke

waktu ia sesudah mengalami tadi.

Belajar dan hasil belajar merupakan sebab akibat yang saling berkaitan,

hasil belajar merupakan apa yang telah dicapai seseorang berdasarkan

pengalamannya, hal ini sejalan dengan pendapat (Lestari 2015:118) Hasil


belajar merupakan akibat dari proses belajar seseorang. Hasil belajar

terkait dengan perubahan pada diri orang yang belajar. Bentuk perubahan

sebagai hasil dari belajar berupa perubahan pengetahuan, pemahaman,

sikap dan tingkah laku, keterampilan dan kecakapan. Perubahan dalam arti

perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan tidak dianggap

sebagai hasil belajar. Perubahan sebagai hasil belajar bersifat relatif

menetap dan memiliki potensi untuk dapat berkembang. Menurut (Slameto

2010:54) ada dua faktor mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam

belajar, yaitu faktor intern (dari dalam diri siswa) meliputi : faktor

jasmaniah (seperti : kesehatan dan cacat tubuh), faktor psikologis (seperti :

intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan), dan

keaktifan siswa dalam bermasyarakat, serta faktor ektern yang meliputi:

faktor keluarga (meliputi : cara orang tua mendidik, relasi antara anggota

keluarga, suasana rumah tangga, keadaan ekonomi keluarga, pengertian

orang tua, dan latar belakang kebudayaan), faktor sekolah (meliputi :

metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, siswa dengan

siswa dan disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran

di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah), faktor

masyarakat (meliputi : kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa,

teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat). Kesiapan seorang

siswa dalam belajar akan mempengaruhi hasil belajar, hal lain yang tidak

kalah penting adalah kesiapan diri siswa, kesiapan diri sangat penting

untuk meraih keberhasilan dalam kegiatan belajar. Keberhasilan siswa

melakukan kesiapan sebelum mengikuti pelajaran dapat menentukan


kesuksesan siswa dalam belajar, sehingga akan mempengaruhi prestasi

belajar siswa. Berhasil tidaknya suatu pembelajaran tergantung kepada

bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa.

D. Kerangka Pikir

Dalam sebuah proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan

kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya

pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana

proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Masing-masing

siswa memiliki tipe sikap yang berbeda-beda. Namun, faktanya banyak

siswa yang hasil belajarnya tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran yang

diharapkan, karena di sekolah terkadang seorang guru tidak memperhati-

kan sikap siswanya. Maka dari itu, seorang guru diharapkan dapat

mengenali sikap yang dimiliki oleh siswa agar dalam proses pembelajaran

siswa bisa mudah memahami pelajaran yang dijelaskan oleh guru,

menyenangkan, dan bisa membuat siswa tidak malas untuk belajar,

sehingga mempermudah pendapaian tujuan pembelajaran. Bagan kerangka

pikir penelitian ini adalah sebagai berikut.

Sikap Siswa Sikap Siswa Terhadap Sikap siswa terhadap


Terhadap Guru pembelajaran STEM-PBL metode pembelajaran

Proses Kegiatan Belajar


Mengajar (KBM)

Hasil belajar

Gambar 1. Kerangka Penelitian


E. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat,

ruang lingkup penelitian, dan tinjauan pustaka dalam penelitian ini maka

hipotesis yang diajukan adalah:

Ho : Tidak ada hubungan positif antara sikap siswa terhadap STEM-

PBL dengan hasil belajar pada mata pelajaran biologi siswa SMA

Negeri 2 Bandar Lampung.

Hi : Terdapat hubungan positif antara sikap siswa terhadap STEM-

PBL dengan hasil belajar pada mata pelajaran biologi siswa SMA

Negeri 2 Bandar Lampung.

Anda mungkin juga menyukai