Anda di halaman 1dari 30

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

“Terapi Bermain Menggambar,Mewarnai dan Bercerita Pada Anak Usia 6-12

Tahun di Ruang Kronis Anak RSUP Dr.M.Djamil Padang 2019”

(SIKLUS KEPERAWATAN ANAK)

Disusun Oleh
Kelompok M’19
Anggi Suganda, S.Kep
Tiara Linalti, S.Kep
Yusnita Anggraini, S.Kep
Adila Yuliani, S.Kep
Rika Syubri Dewi, S.Kep
Yolanda Septina Fajri, S.Kep
Silvia Audia Puti, S.Kep
Yolly Risna Vonika, S.Kep
Meina Mustika Sari, S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2019

1
SATUAN ACARA PENGAJARAN TERAPI BERMAIN

Pokok Bahasan : Stimulasi tumbuh kembang anak.


Sub Pokok Bahasan : Terapi aktivitas kelompok menggambar dan mewarnai
Sasaran : Anak usia 6 sampai 12 tahun
Tempat : Ruang Bermain Bangsal Anak RSUP DR M.djamil
Padang
Waktu : 40 menit

A. Latar Belakang
Hospitalisasi merupakan peristiwa yang sering menimbulkan pengalaman
traumatik dan menyebabkan stress khususnya pada pasien anak yaitu
ketakutan dan ketegangan atau stress hospitalisasi (Markum, 2005). Stress
berasal dari beberapa faktor diantaranya perpisahan dengan orang tua, tidak
adanya teman untuk bermain, tempat rawatan, kehilangan control, keharusan
untuk meminum obat ,dan akibat dari tindakan invasif yang menimbulkan rasa
nyeri. Akibatnya akan menimbulkan berbagai aksi seperti menolak makan,
menangis, teriak, memukul, menyepak, tidak kooperatif atau
menolak tindakan keperawatan yang diberikan, sehingga proses hospitalisasi
pada anak dapat mengalami berbagai kejadian yang ditunjukkan dengan
pengalaman yang traumatik dan penuh dengan stress (Potter dan Perry, 2013).
Penelitian tentang efek fisik, emosional dan psikologis
kanker pada anak-anak (Li et al., 2010) menemukan bahwa anak-anak
mengalami tingkat kecemasan yang tinggi selama perawatan kanker.
Penelitian yang sama menunjukkan bahwa lebih dari separuh anak-anak
beresiko tinggi menderita depresi.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan pengaruh
hospitalisasi pada anak yaitu dengan melakukan kegiatan bermain. Bermain
sama dengan bekerja pada orang dewasa, dan merupakan aspek terpenting
dalam kehidupan anak serta merupakan satu cara yang paling efektif untuk
menurunkan stress pada anak, dan penting untuk kesejahteraan mental dan
emosional anak (Markum, 2005). Selain dapat menghilangkan stress
hospitalisasi pada anak, bermain juga merupakan aktivitas yang dapat
menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak dan merupakan cerminan

2
kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial sehingga bermain
merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain anak-anak
akan belajar berkomunikasi, menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru,
melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan dapat mengenal waktu, jarak
serta suara (Champbell, 2015).
Anak-anak dapat mengalami kesulitan untuk memberikan suara
perasaan dan emosi mereka (Rollins et al., 2012; Wilson et al., 2010)
dan teknik komunikasi terapeutik verbal dan non-verbal
seperti menggambar dan bercerita terkadang digunakan untuk
mengevaluasi kondisi psiko-sosial anak-anak. Meminta anak untuk
menggambar dan menulis cerita tentang apa
telah dilakukan adalah komunikasi terapeutik yang umum digunakan
teknik yang memberi anak kesempatan untuk mengekspresikannya
persepsi penyakit dan perasaan mereka secara visual juga
secara verbal (Malchiodi, 2012; Goldner et al., 2015). Anak-anak sekolah
lebih suka mengekspresikan perasaan dan pikiran mereka dengan cara
gambar daripada kata-kata (Durualp dan Altay, 2012; Matsumori,
2005). Durualp dan Altay (2012) menunjukkan dalam gambar itu membantu
anak-anak dengan kanker untuk mengekspresikan perasaan mereka dan
berkomunikasi lebih baik dengan rekan-rekan mereka.
Berdasarkan hasil survei pada tanggal 17 juni 2019 di ruangan anak lantai
3 kronik didapatkan bahwa sebagian besar pasien berusia berusia 6 - 12 tahun
sebanyak ± 6 anak. Sebagian besar anak usia sekolah tersebut menderita
Leukimia, ALL yang menyebabkan hospitalisasi dari 1 bulan dalam setahun
atau cenderung mengalami perawatan di rumah sakit secara berulang. Dari 6
orang anak yang dirawat dirumah sakit, 3 dari 6 orang anak menangis histeris
ketika akan diberikan obat. 2 anak lainnya tampak gelisah dan merengek pada
orang tua mereka untuk pulang, karena merasa jenuh. Sisanya masih tampak
adanya ketakutan terhadap hospital, yang dapat memperburuk keadaan pasien.
Hal ini menunjukkan bahwa hospitalisasi memberikan trauma tersendiri bagi
anak di segala usia, bahkan pada anak usia sekolah. Oleh karna itu kelompok
tertarik untuk melakukan terapi bermain dengan menggambar dan mewarnai.

B. Tujuan

3
a. Tujuan Instruksional Umum
Anak diharapkan dapat melanjutkan tumbuh kembangnya,
mengembangkan aktifitas dan kreatifitas melalui pengalaman bermain dan
beradaptasi efektif terhadap stress karena penyakit dan dirawat.
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti permainan selama 40 menit anak diharapkan:
- Melatih strategi dan kecermatan pada anak
- Dapat bersosialisasi dengan teman sebaya yang dirawat di ruang yang
sama
- Ketakutan dan kejenuhan pada anak selama dirawat berkurang
- Mampu mengembangkan imajinasinya dengan menggambar dan
mewarnai
- Mengembangkan kreativitas dan daya pikirnya
- Mengekspresikan perasaannya selama menjalani perawatan

C. Manfaat Terapi Bermain


1. Permainan aktif penting untuk perkembangan otot dan bermanfaat untuk
melepas kelebihan energi
2. Melalui bermain anak secara berkelanjutan mempraktikan pengalaman
yang lalu mengasimilisasikannya ke dalam berbagai persepsi dan
hubungan yang baru. Bermain membantu anak memahami dunia tempat
mereka tinggal dan membedakan antara fantasi dan kenyataan
3. Mereka belajar untuk saling memberi dan menerima
4. Anak-anak bereksperimen dan mencoba ide mereka dalam bermain
melalui setiap media yang mereka miliki.
5. Bermain pada anak akan memberikan kemampuan pada anak untuk
eksplorasi tubuh dan merasakan dirinya sadar dengan orang lain.
6. Bermain dapat memberikan sarana untuk melepaskan diri dari ketegangan
stress yang dihadapi lingkungan
7. Bermain juga dapat memberikan nilai moral tersendiri kepada anak
(Wong, 2000)

D. Sasaran
Sasaran dari kegiatan TAK ini adalah sebagai berikut:
1) Anak usia sekolah (6-12 tahun) berjumlah 4 orang.
2) Anak yang dirawat di ruang kronis RSUP Dr.M.Djamil Padang
3) Anak dalam kondisi yang memungkinkan untuk diajak keluar dari kamar
rawat inap

4
4) Anak tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau akibat terapi lain) yang
dapat menghalangi proses terapi bermain.
5) Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai.
6) Anak yang mau berpartisipasi dalam terapi bermain mewarnai gambar

E. Kegiatan Bermain
Strategi Pelaksanaan
Kegiatan TAK Kegiatan Waktu PJ Media
o Peserta
Fase Orientasi 5 menit
 Membuka acara  Menjawab salam Leader Speker
 Mendengarkan
dan memberikan
dan
salam
 Memperkenalkan memperhatikan
 Mendengar dan
semua anggota
memperhatikan
kelompok
 Menjelaskan topik
dan tujuan TAK
 Menjelaskan
kontrak waktu dan
bahasa
Fase Kerja 25 menit
 Mendengar dan Presentator Speker
 Menjelaskan
Fasilitator Laptop
memperhatikan
aturan permainan Kertas
menggambar dan gambar
Pensil
mewarnai kepada
 Mendengar dan warna
anak
memperhatikan
 Memberikan
contoh cara
 Mendengar dan
menggambar dan
memperhatikan
mewarnai
 Mendampingi
anak saat
menggambar dan
mewarnai
Penutup

5
 Mengevaluasi  Menyampaikan 10 Menit Leader
Observer
respon anak respon selama
setelah kegiatan
menggambar dan
mewarnai  Menerima
 Memberikan reinforcement
reinforcement positif
positif kepada
 Peserta aktif
anak
bertanya
 Memberi
kesempatan
kepada peserta
 Peserta aktif
TAK untuk
menjawab
bertanya
 Bertanya kepada
peserta TAK
bagaimana
 Menjawab salam
perasaannya
setelah mengikuti  Bersalaman
TAK dengan
 Menutup mahasiswa
pertemuan dan
memberi salam
 Menerima
 Bersalam-
kenang-
salaman antara
kenangan
anak dengan
anak dan perawat
dengan anak
 Membagikan
hadiah kenang-
kenangan dari
kelompok untuk
peserta TAK

6
1. Jenis Program Bermain
 Menggambar
 Mewarnai
2. Karakteristik Bermain
 Melatih motorik halus
 Melatih persepsi sensori : penglihatan dan imajinasi anak
 Mengenal bentuk dan motorik halus
 Melatih anak untuk mengenali warna-warna
3. Karakteristik Peserta
 Usia 6-12 tahun
 Jumlah peserta ± 4 orang anak dan didampingi oleh orang tua
 Keadaan umum mulai membaik
 Peserta kooperatif
4. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan
 Hari/ tanggal : Rabu, 26 juni 2019
 Waktu : 10.00 WIB – 10.40 WIB
 Tempat : Ruang bermain bangsal kronis RSUP DR
M.Djamil Padang

5. Metode
 Gambar dan Audio
6. Alat – alat yang digunakan (Media)
 Laptop
 Speaker
 Meja
 Kertas gambar
 Pensil warna
 Hadiah menarik
7. Orientasi dan uraian tugas
Leader : Yusnita Anggreini
Co Leader : Tiara Linalti
Observer : Yolly Risna Vonika
Fasilitator :
 Adila Yuliani
 Rika Syubri Dewi
 Yolanda Septina Fajri
 Silvia Audia Puti
 Anggi Suganda
 Meina Mustika Sari
a. Uraian tugas sebagai berikut:
1) Leader, tugasnya:
a) Membuka acara permainan

7
b) Memperkenalkan diri dan anggota kelompok
c) Menjelaskan tujuan dari kegiatan
d) Kontrak waktu dan acara
e) Mengatur jalannya permainan mulai dari pembukaan
sampai selesai.
f) Mengarahkan permainan.
g) Memandu proses permainan.
2) Co Leader, tugasnya :
a) Menyampaikan pelaksanaan dari TAK yang akan
dilakukan
3) Fasilitator, tugasnya:
a) Membimbing anak bermain.
b) Memberi motivasi dan semangat kepada anak dalam
mewarnai
c) Memperhatikan respon anak saat mewarnai
d) Mengajak anak untuk bersosialisasi dengan perawat dan
keluarganya.
4) Observer, tugasnya:
a) Mengawasi jalannya permainan.
b) Mencatat proses kegiatan dari awal hingga akhir
permainan.
c) Mencatat situasi penghambat dan pendukung proses
bermain.
d) Mengevaluasi kegiatan
e) Menyusun laporan dan menilai hasil permainan

F. Skema Penatalaksanaan Terapi Bermain atau Setting Tempat

Pembimbing

Leader Co Leader

Fasilitator
Fasilitator
Anak 4
Anak 1

Anak 2 Fasilitator Anak 3

Obsever

8
G. Proses Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
a. Evaluasi apakah jumlah peserta sesuai dengan rencana awal yaitu 4 orang
b. Evaluasi apakah settingan tempat sudah sesuai dengan rencana, apakah
TAK berjalan tepat waktu atau tidak
c. Evaluasi apakah anggota kelompok hadir semua dan menepati tempat
masing-masing sesuai dengan settingan tempat yang direncanakan

2) Evaluasi Proses
a. Evaluasi proses berlangsungnya acara terapi aktivitas kelompok yang
dilakukan mulai dari awal sampai akhir
b. Eavaluasi apakah peserta dapat mengikuti aturan yang telah ditetapkan,
apakah ada peserta yang keluarr masuk selama TAK berlangsung
c. Evaluasi bagaimana partisipasi peserta dalam kegiatan yang
dilakukan
d. Evaluasi apakah anggota kelompok sudah sesuai denga tugas masing-
masing
3) Evaluasi Hasil
a. Evaluasi bagaimana hasil yang dicapai dari
kegiatan terapi aktifitas kelompok yang telah dilakukan
b. Apakah dapat mencapai target yang telah
ditentukan atau tidak

H. Dokumentasi
Catat semua hasil kegiatan terapi aktifitas kelompok (TAK) yang telah
dilakukan pada sesi 1 dengan lengkap, lampiran foto pelaksanaan TAK dan
daftar absensi peserta.

9
Lampiran Materi
A. Pengertian Bermain
Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau
mempraktekkan ketrampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi
kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa (Aziz A,
2005).
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang secara sukarela
untuk memperoleh kesenangan atau kepuasan, tanpa mempertimbangkan hasil
akhir (Suhendi, 2001).
Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau
mempraktikkan keterampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi
kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan berpilaku dewasa. (aziz alimul,
2009).
B. Tujuan Bermain
Tujuan bermain pada anak yaitu memberikan kesenangan maupun
mengembangkan imajinsi anak. Sebagai suatu aktifitas yang memberikan stimulus
dalam kemampuan keterampilan, kognitif, dan afektif sehingga anak akan selau
mengenal dunia, maupun mengembangkan kematangan fisik, emosional, dan
mental sehingga akan membuat anak tumbuh menjadi anak yang kreatif, cerdas
dan penuh inovatif (Soetjiningsih, 2007)
Tujuan bermain di rumah sakit pada prinsipnya adalah agar dapat
melanjutkan fase pertumbuhan dan perkembangan secara optimal,
mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat beradaptasi lebih efektif terhadap
stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional, dan kesejahteraan anak
seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada
saat anak sakit atau anak di rumah sakit.
Tujuan bermain susun puzzle adalah untuk merangsang atau memacu otak
dan konsentrasi anak dalam bermain,selain itu juga akan merangsang
perkembanganintelektual kreatifitas dan kecekatan anak dalam berfikir.
C. Cara Pelaksanaan
Perawat akan mencontohkan cara mewarnai kemudian diikuti oleh anak-anak
untuk mewarnai.

10
D. Karakteristik Bermain
1. Sederhana
2. Imaginative
3. Kreatif
E. Usia
Usia 6 sampai 12 tahun
F. Fungsi Bermain
Fungsi utama bermain adalah merangsang perkembangan sensoris-
motorik, perkembangan intelektual, perkembangan social, perkembangan
kreativitas, perkembangan kesadaran diri, perkembangan moral dan bermain
sebagai terapi (Hurlock, E B., 2009)
1. Perkembangan Sensoris – Motorik
Pada saat melakukan permainan, aktivitas sensoris-motorik merupakan
komponen terbesar yang digunakan anak dan bermain aktif sangat penting
untuk perkembangan fungsi otot. Misalnya, alat permainan yang digunakan
untuk bayi yang mengembangkan kemampuan sensoris-motorik dan alat
permainan untuk anak usia toddler dan prasekolah yang banyak membantu
perkembangan aktivitas motorik baik kasar maupun halus.
2. Perkembangan Intelektual
Pada saat bermain, anak melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap
segala sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya, terutama mengenal warna,
bentuk, ukuran, tekstur dan membedakan objek. Pada saat bermain pula anak
akan melatih diri untuk memecahkan masalah. Pada saat anak bermain mobil-
mobilan, kemudian bannya terlepas dan anak dapat memperbaikinya maka ia
telah belajar memecahkan masalahnya melalui eksplorasi alat mainannya dan
untuk mencapai kemampuan ini, anak menggunakan daya pikir dan
imajinasinya semaksimal mungkin. Semakin sering anak melakukan
eksplorasi seperti ini akan semakin terlatih kemampuan intelektualnya.
3. Perkembangan Social
Perkembangan social ditandai dengan kemampuan berinteraksi dengan
lingkungannya. Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar memberi dan
menerima. Bermain dengan orang lain akan membantu anak untuk
mengembangkan hubungan social dan belajar memecahkan masalah dari
hubungan tersebut. Pada saat melakukan aktivitas bermain, anak belajar
berinteraksi dengan teman, memahami bahasa lawan bicara, dan belajar
tentang nilai social yang ada pada kelompoknya. Hal ini terjadi terutama pada
11
anak usia sekolah dan remaja. Meskipun demikian, anak usia toddler dan
prasekolah adalah tahapan awal bagi anak untuk meluaskan aktivitas sosialnya
dilingkungan keluarga.
4. Perkembangan Kreativitas
Berkreasi adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu dan
mewujudkannya kedalam bentuk objek dan/atau kegiatan yang dilakukannya.
Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar dan mencoba untuk
merealisasikan ide-idenya. Misalnya, dengan membongkar dan memasang satu
alat permainan akan merangsang kreativitasnya untuk semakin berkembang.
5. Perkembangan Kesadaran Diri
Melalui bermain, anak mengembangkan kemampuannya dalam
mengatur mengatur tingkah laku. Anak juga akan belajar mengenal
kemampuannya dan membandingkannya dengan orang lain dan menguji
kemampuannya dengan mencoba peran-peran baru dan mengetahui dampak
tingkah lakunya terhadap orang lain. Misalnya, jika anak mengambil mainan
temannya sehingga temannya menangis, anak akan belajar mengembangkan
diri bahwa perilakunya menyakiti teman. Dalam hal ini penting peran orang
tua untuk menanamkan nilai moral dan etika, terutama dalam kaitannya
dengan kemampuan untuk memahami dampak positif dan negatif dari
perilakunya terhadap orang lain
6. Perkembangan Moral
Anak mempelajari nilai benar dan salah dari lingkungannya, terutama
dari orang tua dan guru. Dengan melakukan aktivitas bermain, anak akan
mendapatkan kesempatan untuk menerapkan nilai-nilai tersebut sehingga
dapat diterima di lingkungannya dan dapat menyesuaikan diri dengan aturan-
aturan kelompok yang ada dalam lingkungannya. Melalui kegiatan bermain
anak juga akan belajar nilai moral dan etika, belajar membedakan mana yang
benar dan mana yang salah, serta belajar bertanggung-jawab atas segala
tindakan yang telah dilakukannya. Misalnya, merebut mainan teman
merupakan perbuatan yang tidak baik dan membereskan alat permainan
sesudah bermain adalah membelajarkan anak untuk bertanggung-jawab
terhadap tindakan serta barang yang dimilikinya. Sesuai dengan kemampuan
kognitifnya, bagi anak usia toddler dan prasekolah, permainan adalah media
yang efektif untuk mengembangkan nilai moral dibandingkan dengan
12
memberikan nasihat. Oleh karena itu, penting peran orang tua untuk
mengawasi anak saat anak melakukan aktivitas bermain dan mengajarkan nilai
moral, seperti baik/buruk atau benar/salah.
7. Bermain Sebagai Terapi
Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai
perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih,
dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang
dialami anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan
rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari
ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan melakukan permainan
anak akan depat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan
relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan. Dengan demikian,
permainan adalah media komunikasi antar anak dengan orang lain, termasuk
dengan perawat atau petugas kesehatan dirumah sakit.Perawat dapat mengkaji
perasaan dan pikiran anak melalui ekspresi nonverbal yang ditunjukkan
selama melakukan permainan atau melalui interaksi yang ditunjukkan anak
dengan orang tua dan teman kelompok bermainnya.
G. Kategori Bermain
Bermain harus seimbang, artinya harus ada keseimbangan antara bermain
aktif dan yang pasif yang biasanya disebut hiburan. Dalam bermain aktif
kesenangan diperoleh dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri, sedangkan
bermain pasif kesenangan didapatkan dari orang lain (Soetjiningsih, 2007)
1. Bermain aktif
 Bermain mengamati /menyelidiki (Exploratory play)
Perhatikan pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat
permainan tersebut.Anak memperhatikan alat permainan, mengocok-
ngocok apakah ada bunyi mencuim, meraba, menekan, dan kadang-
kadang berusaha membongkar.
 Bermain konstruksi (construction play)
Pada anak umur 3 tahun, misalnya dengan menyusun puzzle-puzzle
menjadi rumah-rumahan.Dll.
 Bermain drama (dramatik play)

13
Misalnya main sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan saudara-
saudaranya atau dengan teman-temannya.
 Bermain bola, tali, dan sebagainya
2. Bermain pasif
Dalam hal ini anak berperan pasif, antara lain dengan melihat dan mendengar.
Bermain pasif ini adalah ideal, apabila anak sudah lelah bermain aktif dan
membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya.
Contohnya:
 Melihat gambar- gambar dibuku- buku/ majalah
 Mendengarkan cerita atau music
 Menonton televisi
 Dll
H. Klasifikasi Permainan
Klasifikasi Bermain Menurut Isi (Wong, Donna L.,2003)
a. Social affective play
Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh lingkungan
dalam bentuk permainan, misalnya orang tua berbicara memanjakan anak
tertawa senang, dengan bermain anak diharapkan dapat bersosialisasi dengan
lingkungan.
b. Sense of pleasure play
Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada di sekitarnya, dengan
bermain anak dapat merangsang perabaan alat, misalnya bermain air atau
pasir.
c. Skill play
Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan tertentu
dan anak akan melakukan secara berulang-ulang misalnya mengendarai
sepeda.
d. Dramatika play role play
Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah atau ibu.

Klasifikasi Bermain Menurut Karakteristik Sosial


a. Solitary play
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa orang
lain yang bermain disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balitaToddler.
b. Paralel play
Permaianan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-masing
mempunyai mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang lainnya tidak ada
interaksi dan tidak saling tergantung, biasanya dilakukan oleh anak pre school.
Contoh : bermain puzzle

14
c. Asosiatif play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktivitas yang sama
tetapi belum terorganisasi dengan baik, belum ada pembagian tugas, anak
bermain sesukanya.
d. Cooperatif play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang terorganisasi dan
terencana dan ada aturan tertentu. Biasanya dilakukan oleh anak usia
sekolah Adolesen.
I. Hal-hal yang Harus Diperhatikan
1. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
2. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
3. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada
keterampilan yang lebih majemuk.
4. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain. Jangan
memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit
J. Bentuk-bentuk Permainan Menurut Usia
1. Usia 0 – 12 bulan
Tujuannya adalah :
· Melatih reflek-reflek (untuk anak bermur 1 bulan), misalnya mengisap,
menggenggam.
· Melatih kerjasama mata dan tangan.
· Melatih kerjasama mata dan telinga.
· Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan.
· Melatih mengenal sumber asal suara.
· Melatih kepekaan perabaan.
· Melatih keterampilan dengan gerakan yang berulang-ulang.
Alat permainan yang dianjurkan :
· Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang.
· Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka.
· Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang.
· Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara.
· Alat permainan berupa selimut dan boneka.
2. Usia 13 – 24 bulan
Tujuannya adalah :
· Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara.

15
· Memperkenalkan sumber suara.
· Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik.
· Melatih imajinasinya.
· Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam bentuk
kegiatan yang menarik
Alat permainan yang dianjurkan:
· Genderang, bola dengan giring-giring didalamnya.
· Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik.
· Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga(misal: cangkir yang
tidak mudah pecah, sendok botol plastik, ember, waskom, air), puzzle-
puzzle besar, kardus-kardus besar, buku bergambar, kertas untuk dicoret-
coret, krayon/pensil berwarna.
3. Usia 25 – 36 bulan
Tujuannya adalah ;
· Menyalurkan emosi atau perasaan anak.
· Mengembangkan keterampilan berbahasa.
· Melatih motorik halus dan kasar.
· Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal dan
membedakan warna).
· Melatih kerjasama mata dan tangan.
· Melatih daya imajinansi.
· Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda.
Alat permainan yang dianjurkan :
· Alat-alat untuk menggambar.
· Lilin yang dapat dibentuk
· Pasel (puzzel) sederhana.
· Manik-manik ukuran besar.
· Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang berbeda.
· Bola
4. Usia 32 – 72 bulan
Tujuannya adalah :
· Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan.
· Mengembangkan kemampuan berbahasa.
· Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah, mengurangi.
16
· Merangsang daya imajinansi dsengan berbagai cara bermain pura-pura
(sandiwara).
· Membedakan benda dengan permukaan.
· Mengembangkan kepercayaan diri.
· Mengembangkan kreativitas.
· Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari, dll).
· Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan kasar.
· Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang diluar
rumahnya.
· Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan, misal :
pengertian mengenai terapung dan tenggelam.
· Memperkenalkan suasana kompetisi dan gotong royong
Alat permainan yang dianjurkan :
· Berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majalah anak-anak,
alat gambar & tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air, dll.
· Teman-teman bermain : anak sebaya, orang tua, orang lain diluar rumah.
5. Usia 6 – 12 tahun
Tujuannya adalah :
· Mengembangkan imajinasi dan mengingat peraturan permainan
· Dapat mengatur strategi dan kecermatan pada anak.
· Melatih kemampuan anak bersosialisasi
· Menumbuhkan sportivitaspada anak
· Dapat mengurangi kecemasan dan ketegangan pada anak

Alat permainan yang dianjurkan :


· Berbagai benda dari sekitar rumah, kartu, boneka, robot, buku, alat olah
raga, alat untuk melukis, pekerjaan tangan,alat gambar & tulis, kertas untuk
belajar melipat, gunting, air, ular tangga, puzzle dll.
· Teman-teman bermain : anak sebaya, orang tua, orang lain diluar rumah.
K. Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain
1. Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi / keterbatasan
2. Status kesehatan, anak sakit perkembangan psikomotor kognitif terganggu
3. Jenis kelamin
4. Lingkungan lokasi, negara, kultur
5. Alat permainan senang dapat menggunakan
6. Intelegensia dan status sosial ekonomi
L. Tahap Perkembangan Bermain
1. Tahap eksplorasi

17
Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain
2. Tahap permainan
Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap permainan
3. Tahap bermain sungguhan
Anak sudah ikut dalam permainan
4. Tahap melamun
Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan berikutnya.
(Markum, dkk., 2005)
M. Prinsip Bermain Di Rumah Sakit
1. Tidak banyak energi, singkat dan sederhana
2. Tidak mengganggu jadwal kegiatan keperawatan dan medis
3. Tidak ada kontra indikasi dengan kondisi penyakit pasien
4. Permainan harus sesuai dengan tahap tumbuh kembang pasien
5. Jenis permainan disesuaikan dengan kesenangan anak
6. Permainan melibatkan orang tua untuk melancarkan proses kegiatan
N. Hambatan Yang Mungkin Muncul
1. Usia antar pasien tidak dalam satu kelompok usia
2. Pasien tidak kooperatif atau tidak antusias terhadap permainan
3. Adanya jadwal kegiatan pemeriksaan terhadap pasien pada waktu yang
bersamaan.
O. Antisipasi Hambatan
1. Mencari pasien dengan kelompok usia yang sama
2. Libatkan orang tua dalam proses terapi bermain
3. Jika anak tidak kooperatif, ajak anak bermain secara perlahan-lahan
4. Perawat lebih aktif dalam memfokuskan pasien terhadap permainan
5. Kolaborasi jadwal kegiatan pemeriksaan pasien dengan tenaga kesehatan
lainnya. (Markum, dkk., 2005)
.

18
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz .2009. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta: Salemba Medika.

Anggani Sudono, 2000. Sumber Belajar dan Alat Permainan. Jakarta. Grasindo

Champbell. (2015). Psikologi Anak. Jakarta: PT Indeks

Erlita., 2006, Pengaruh Permainan Pada Perkembangan Anak. Terdapat

Padahttp://info.balitacerdas.com. Diakses pada tanggal 5 Maret 2018

Foster and Humsberger., 2000, Family Centered Nursing Care of Children. WB

sauders Company, Philadelpia USA

19
Hayati, Nur. 2012. Aspek-Aspek Perkembangan Anak Usia Dini. EGC : Jakarta

Hurlock, E B., 2009, Perkembangan Anak Jilid III., Erlangga : Jakarta.

Kliegman, Robert M., 2000, Ilmu Keshatan Anak Nelson Vol 3, Editor Bahasa

Indonesia: A. Samik Wahab-Ed.15 EGC : Jakarta

Markum, dkk., 2005, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak., IDI : Jakarta

Lanni, D. 2014. Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain pada Anak. Jakarta : Salemba

Medika.

Potter, P. A, Perry. (2013). Fundamental of Nursing (edisi 4). Jakarta: EGC

Soetjiningsih, 2007, Tumbuh Kembang Anak, EGC: Jakarta

Wong, Donna L. ,2003, Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, Edisi-4., EGC:

Jakarta

Staf Pengajar IKA FKUI. 2002. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Vol. 3.Jakarta :

FKUI.

Suherman. 2000. Buku Saku Perkembangan Anak. Jakarta : EGC

Lembar Observasi Pelaksanaan Terapi Bermain

NO Aspek yang Dinilai Ya Tidak


I Struktur Terapi Bermain
1. Persiapan media terapi bermain
a. Buku gambar
b. Krayon
c. Tikar
2 Kelengkapan jumlah mahasiswa:
a. Leader (1)
b. Co-leader (1)
c. Fasilitator (7)
d. Observer (1)
3 Kegiatan berjalan tepat waktu
II Proses Terapi Bermain
1. Pembukaan, Leader :
a. Membuka acara terapi bermain dengan mengucapkan

20
salam
b. Memperkenalkan diri dan meminta peserta menyebutkan
nama
c. Menjelaskan kontrak waktu
d. Menjelaskan permainan apa yang akan dilakukan dan
tujuan terapi bermain
e. Memberikan contoh kepada peserta cara menggambar
f. Memimpin jalannya permainan dari awal sampai akhir
2. Pelaksanaan
Co-leader :
a. Membantu Leader menjelaskan cara bermain kepada
peserta
b. Membantu Leader memberikan contoh kepada peserta
cara menggambar dan mewarnai
c. Memberikan kesempatan pada peserta untuk ikut
memulai permainan
d. Mengatur waktu permainan
Fasilitator :
a. Mengarahkan peserta untuk bermain
b. Memotivasi peserta dalam menyelesaikan permainan
c. Membantu leader dalam mengkondisikan peserta agar
fokus pada jalannya permainan
Pelaksanaan terapi berlangsung tepat waktu
3. Evaluasi : observer
a. Memberikan Check list pada lembar evaluasi kemajuan
peserta
b. Memberikan penilaian kemampuan anak berdasarkan
kriteria di lembar evaluasi kemajuan.
4. Terminasi :
a. Memberikan reward kepada peserta terbaik oleh leader,
dan fasilitator
b. Memberikan trik penyelesaian tugas dalam permainan
c. Leader mengucapkan terima kasih
III Hasil Terapi Bermain
1. Peserta Terapi Bermain :
a. Peserta terapi bermain antusias mengikuti kegiatan
terapi bermain
b. Peserta mengikuti terapi bermain sampai dengan
selesai.
c. Anak mampu menyelesaikan gambar dan
menceritakan kembali gambar tersebut

21
22
Lembar Evaluasi Kemajuan

Kategori kemampuan anak Penilaian An... An...


Kognitif
- Anak mampu mengerti dan menjelaskan pesan
yang terkandung dalam permainan
- Anak mampu menyelesaikan tugas dalam
permainan dalam berbagai tahapan: Total
a) Tahap ringan Kriteria
b) Tahap sedang
c) Tahap sulit
Sosial
- Anak mau memperkenalkan diri di depan teman
sepermainan
- Anak mampu berkomunikasi baik dengan teman Total
sepermainan Kriteria
- Anak dapat berkomunikasi baik dengan perawat

Afektif
- Anak dapat mematuhi peraturan permainan

Total
Kriteria
Jumlah akhir
Keterangan skor: Kriteria tiap kategori:
0 : Tidak dapat melakukan Baik : jumlah skor 13-18
1 : Dapat melakukan dengan bantuan Cukup : jumlah skor 7-12
2 : Dapat melakukan dengan motivasi Kurang : jumlah skor 0-6
3 : Melakukan dengan mandiri
LAPORAN KEGIATAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

A. Nama Kegiatan
Terapi bermain menggambar, mewarnai dan bercerita pada anak usia 6-12 tahun
di ruang kronis anak RSUP Dr.M.Djamil Padang 2019
B. Peserta Kegiatan
Kegiatan penyuluhan dihadiri oleh 4 orang peserta yang berasal dari pasien yang
dirawat di ruang kronik anak RSUP. DR. M. Djamil Padang.
C. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Rabu, 26 Juni 2019
Jam : 10.00 – 10.40 wib
Waktu Kegiatan : 40 menit
Tempat : Ruang terapi bermain lantai 3 ruang anak RSUP Dr. M.
Djamil Padang
D. Evaluasi Kegiatan Penyuluhan
Evaluasi Struktur
1) Leader :
Sudah bagus, sudah memimpin jalannya permainan dengan baik, dan sudah
melakukan tugasnya dengan baik.
2) Co Leader :
Sudah bagus, co leader sudah membantu leader dalam menjalankan perannya
3) Fasilitator :
Sudah bagus, fasilitator sudah memberikan motivasi kepada peserta untuk
menceritakan kembali tentang gambar yang telah di buatnya.
4) Peserta :
Peserta aktif dalam kegiatan terapi bermain ini, dimana terlihat semua anak
berhasil menggambar, tetapi ada satu anak yang malu untuk menceritakan
kembali gambar yang telah dibuatnya.

Evaluasi Tempat
Tempat :
Tempat luas dan nyaman
Evaluasi Proses
Peserta antusias dalam pelaksanaan kegiatan, terlihat dengan peserta yang
semangat untuk melakukan kegiatan menggambar, mewarnai dan menceritakan
kembali apa yang mereka gambar.
Evaluasi Hasil
a. 100% dari peserta mampu melakukan kegiatan menggambar
b. 100% dari peserta mampu melakukan kegiatan mewarnai
c. 75% dari peserta mampu menceritakan kembali apa yang telah di gambarnya.

E. Dokumentasi Kegiatan
Lampiran 1
Lembar Evaluasi Kemajuan

Kategori kemampuan anak Penilaian An. K


Kognitif
- Anak mampu mengerti dan menjelaskan pesan yang 3
terkandung dalam permainan
- Anak mampu menyelesaikan tugas dalam permainan 3
Total 6
Sosial 2
- Anak mau memperkenalkan diri di depan teman
sepermainan 3
- Anak mampu berkomunikasi baik dengan teman
sepermainan 3
- Anak dapat berkomunikasi baik dengan perawat
Total 8
Afektif 3
- Anak dapat mematuhi peraturan permainan
Total 3
Jumlah akhir 17
Kategori Baik
Keterangan skor: Kriteria kategori:
0 : Tidak dapat melakukan Baik : jumlah skor 13-18
1 : Dapat melakukan dengan bantuan Cukup : jumlah skor 7-12
2 : Dapat melakukan dengan motivasi Kurang : jumlah skor 0-6
3 : Melakukan dengan mandiri
Lembar Evaluasi Kemajuan

Kategori kemampuan anak Penilaian An. R


Kognitif
- Anak mampu mengerti dan menjelaskan pesan yang 2
terkandung dalam permainan
- Anak mampu menyelesaikan tugas dalam permainan 2
Total 4
Sosial 2
- Anak mau memperkenalkan diri di depan teman
sepermainan 3
- Anak mampu berkomunikasi baik dengan teman
sepermainan 3
- Anak dapat berkomunikasi baik dengan perawat
Total 8
Afektif 3
- Anak dapat mematuhi peraturan permainan
Total 3
Jumlah akhir 15
Kategori Baik
Keterangan skor: Kriteria kategori:
0 : Tidak dapat melakukan Baik : jumlah skor 13-18
1 : Dapat melakukan dengan bantuan Cukup : jumlah skor 7-12
2 : Dapat melakukan dengan motivasi Kurang : jumlah skor 0-6
3 : Melakukan dengan mandiri
Lembar Evaluasi Kemajuan

Kategori kemampuan anak Penilaian An. S


Kognitif
- Anak mampu mengerti dan menjelaskan pesan yang 3
terkandung dalam permainan
- Anak mampu menyelesaikan tugas dalam permainan 3
Total 6
Sosial 2
- Anak mau memperkenalkan diri di depan teman
sepermainan 3
- Anak mampu berkomunikasi baik dengan teman
sepermainan 3
- Anak dapat berkomunikasi baik dengan perawat
Total 8
Afektif 3
- Anak dapat mematuhi peraturan permainan
Total 3
Jumlah akhir 17
Kategori Baik
Keterangan skor: Kriteria kategori:
0 : Tidak dapat melakukan Baik : jumlah skor 13-18
1 : Dapat melakukan dengan bantuan Cukup : jumlah skor 7-12
2 : Dapat melakukan dengan motivasi Kurang : jumlah skor 0-6
3 : Melakukan dengan mandiri
Lembar Evaluasi Kemajuan

Kategori kemampuan anak Penilaian An. I


Kognitif
- Anak mampu mengerti dan menjelaskan pesan yang 1
terkandung dalam permainan
- Anak mampu menyelesaikan tugas dalam permainan 2
Total 3
Sosial 1
- Anak mau memperkenalkan diri di depan teman
sepermainan 2
- Anak mampu berkomunikasi baik dengan teman
sepermainan 2
- Anak dapat berkomunikasi baik dengan perawat
Total 5
Afektif 2
- Anak dapat mematuhi peraturan permainan
Total 2
Jumlah akhir 8
Kategori Cukup
Keterangan skor: Kriteria kategori:
0 : Tidak dapat melakukan Baik : jumlah skor 13-18
1 : Dapat melakukan dengan bantuan Cukup : jumlah skor 7-12
2 : Dapat melakukan dengan motivasi Kurang : jumlah skor 0-6
3 : Melakukan dengan mandiri

Anda mungkin juga menyukai