Anda di halaman 1dari 3

Bina hubungan saling percaya dengan keluarga, identifikasi masalah dan

jelaskan proses terjadinya masalah, serta jelaskan obat pasien

Orientasi:
“Selamat pagi pak, Bu, perkenalkan nama saya Ani, saya perawat yang dinas
di puskesmas ... saya yang merawat Bang B selama ini. Nama Bapak dan Ibu siapa,
senangnya di panggil apa?”
“Bagaimana kalau sekarang kita membicarakan tentang masalah Bang B dan
cara merawat B?”
“Di mana kita mau berbicara? Bagaimana kalau di ruang tamu ini?”
“Berapa lama waktu Bapak dan Ibu? Bagaimana kalau 30 menit?”

Kerja:
Pak, Bu, apa masalah bapak/Ibu dalam merawat Bang B?
Apa yang sudah di lakukan? Dalam menghadapi sikap anak Ibu dan Bapak yang
selalu mengau-ngaku sebagai seorang nabi tetapi nyatanya bukan nabi yang
merupakan salah satu gangguan proses berpikir. Untuk itu akan saya jelaskan sikap
dan cara menghadapinya. Setiap kali Bang B berkata bahwa ia seoarang nabi.
“Bapak/ Ibu pertama-tama mengatakan: “Bapak/Ibu mengerti Bang B merasa
seorang nabi, tetapi sulit bagi bapak/Ibuuntuk mempercayainya karena setahu kami
nabi sudah meninggal.”
“Kedua: Bapak dan Ibu harus lebih sering memuji B jika ia melakukan hal-hal
yang baik.”
“Ketiga: Hal-hal ini sebaiknya dilakukan oleh seluruh keluarga yang
berinteraksi dengan B.”
“Bapak/Ibu dapat bercakap-cakap dengan B tentang kebutuhan yang
diinginkan B, misalnya “Bapak/Ibu, B kan punya kemampuan ...”(kemampuan yang
dimiliki oleh anak)
“Keempat: Bagaiman kalau dicoba lagi sekarang?” (Jika anak mau mencba
berikan pujian)
“Selain itu Pak, Bu, B perlu minum obat ini agar pikirnya jadi tenang, tidurnya
juga tenang.”
“Obatnya ada tiga macam, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar
tenang, yang putih ini namanya THP gunanya supaya rileks, dan yang merah jambu
itu namanya HLP gunanya agar pikiran tenang, semuanya ini harus diminum secara
teratur 3 kali sehari pukul 7 pagi, 1 siang, dan 7 malam, janga dihentikan sebelum
berkonsultasi dengan dokter karena dapat menyebabkan B kambuh kembali”
(Libatkan keluarga saat memberikan penjelasan tentang obat kepada klien). Bang B
sudah mempunyai jadwal minum obat. Jika dia minta obat sesuai jamnya, segera beri
pujian.”
Terminasi:
“Bagaimana perasaan Bapak dan Ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara
merawat B di rumah?”
“Setelah ini coba Bapak dan Ibu lakukan semua yang sudah saya jelaskan
tadi.”
“Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi saya datang kembali ke sini dan kita
akan mencoba melakukan langsung cara merawat B sesuai dengan pimbicaran kita
tadi?”
“Sampai jumpa!”

Latih keluarga tentang cara merawat pasien


Orientasi:
“Selamat pagi Pak, Bu, sesuai janji kita dua hari yang lalu kita sekarang
ketemu lagi.”
“Bagaimana Pak, Bu, ada pertanyaan tentang cara merawat yang kita
bicarakan dua hari yang lalu?”
“Sekarang kita akan latihan cara-cara merawat tersebut ya Pak, Bu?”
“Kita akan coba di sini dulu, setelah itu baru kita coba langsung ke B ya?”
“Berapa lama Bapak dan Ibu punya waktu?”

Kerja:
“Sekarang anggap saya B yang sedang mengaku-ngaku sebagai nabi, coba
Bapak dan Ibu praktikkan car berbicara yang benar bila B sedang keadaan yang
seperti ini.”
“Bagus, betul begitu caranya.”
“Sekarang coba praktikkan cara memeberikan pujian kepada kemampuan yang
dimiliki B bagus.”
“Sekarang coba cara memotivasi B agar minum obat dan melakukan kegiatan
positifnya sesuai jadwal?”
“Bagus sekali, ternyata Bapak dan Ibu sudah mengerti cara merawt B”
“Bagaimana kalau sekarang kita mencobanya langsung kepada B?”
(Ulangi lagi semua cara di atas langsung kepada pasien)

Terminasi:

“Bagaimana perasaan bapak dan Ibu setelah kita berlatih cara merawat B?”

“Setelah ini coba Bapak dan Ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap
kali Bapak dan Ibu membesuk B.”

“Bagaimana kalau dua hari lagi Bapak dan Ibu datang kembali kesini dan kita akan
mencoba lagi cara merawat B sampai Bapak dan Ibu lancar melakukannya.”

“Jam berapa Bapak dan Ibu dapat kemari?”


“baik saya unggu, kita ketemu lagi di tempat ini ya Pak, Bu!”

Jelaskan perawatan lanjutan pasien


Orientasi:
“Selamat pagi Pak, Bu, karena kunjungan saya sudah mau berakhir,
bagaimana kalau kita berbincang tentang perawatan lanjutan untuk B?”
“Nah sekarang bahgaimana kalau bicarakan jadwal di rumah? Mari Bapak/Ibu
duduk di sini.”
“Barapa lama Bapak dan Ibu punya waktu? Baik 30 menit saja, sebelum
Bapak/Ibu menyelesaikan administrasi di depan.”

Kerja:
“Pak/Bu, ini jadwal B yang sudah di buat. Coba perhatikan. Apaka kira-kira
dapat di laksanakan semua? Jangan lupa memperhatikan B, agar tetap menjalankan di
rumah, dan jang lupa memberi tanda M (mandiri), B (bantuan), atau T (tidak mau
melaksanakan).”
“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih diperhatikan lebih lanjut adalah
perilaku yang ditampilkan oleh anak Ibu dan Bapak selama di rumah. Kalau misalnya
B mengaku sebagai seorang nabi terus menerus dan tidak memperhatikan perbaikan,
menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membayakan orang lain, segera
hubungi saya di puskesmas Inderapuri, ini nomor telpon puskesmas 08xxxxx.”

Terminasi:
“Apa yang ingin bapak/Ibu tanyakan? Bagaiman perasaan Bapak/Ibu? Sudah siap
melanjutkannya?
“Ini jadwal kegiatan hariannya. Kalau ad apa-apa Bapak/ibu boleh menghubungi
kami. Sampai jumpa!”

Anda mungkin juga menyukai