Anda di halaman 1dari 7

TEORI PEMBELAJARAN KOGNITIVISTIK, BEHAVIORISTIK, SOSIAL,

HUMANISTIK, DAN KONTRUVISTIK

Lina Citra Prabastari (17103101),


Nurussalis Saadah (1710310178)
Niken Maulida W. (1710310181)
Muhammad Rizki Khoiruddin (17103101)
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah

A. Pendahuluan
Dunia pendidikan saat ini dituntut untuk dikembangkannya pendekatan
pembelajaran sesuai dengan dinamika pendidikan Negara kita, yang berakar pada UUD 45
dan UU no. 20 Tahun 2003 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional
Indonesia, dan tanggap terhadap tuntunan zaman dan sesuai perkembangan IPTEK.
Proses pembelajaran hendaknya berlangsung secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memeberikan ruang yang cukup bagi prakarsa kreatifitas dan kemandirian sesuai dengan
bakat dan minat peserta didik. Proses pembelajaran harus melibatkan banyak pihak yang
diimbangi oleh perkembangan teknologi untuk mempermudah dalam tercapainya suasana
tertentu dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik nyaman dalam belajar.
Materi pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang penting, dekat dan tidak asing dalam
kehidupan sehari-hari mempelajari IPA tentunya tidak bisa lepas dari lingkungan sekitar dan
saling berkaitan erat dengan pelajaran lainnya.
IPA dianggap sulit karena peserta didik terjebak pada tatanan konsep yang
cenderung mengabaikan praktikum sebagai sebuah cara baru untuk memahami pelajaran
dan berpusat pada meniru contoh tanpa memahami konsep yang sudah ada. Hal ini
menjadikan peserta didik bingung akan cara menentukan langkah penyelesaian masalah IPA
yang melibatkan lingkungan, benda-benda alam, maupun benda di sekitar rumah.
Kecenderungan cara mengajar guru IPA yang serius dan monoton menjadikan
pembelajaran IPA sebagai pembelajaran yang kurang menarik dan cenderung
membosankan, sehingga menurunkan minat belajar peserta didik. Kurangnya minat belajar
IPA menyebabkan banyak peserta didik yang kurang menyukai IPA akibatnya motivasi dalam
mengikuti pembelajaran di kelas menurun. Pembelajaran tidak hanya tentang bagaimana
mengajar, namun diperlukan dassar atau landasan yang akan digunakan untuk mencapai
suatu tujuan pembelajaran.
B. Pembahasan
1. Teori Pembelajaran Kognitivistik
Teori kognitivistik adalah teori yang mengatakan bahwa bealajar adalah suatu
proses perubahan persepsi dan pemahaman, yang tidak selalu berbentuk tigkah laku
yang dapat diukur dan diamati.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu muatan kurikulum yang wajib
dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara
mencari tahu tentang alam secara istematis, bukan hanya penguasaan fakta, konsep,
maupun prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Prinsip-prinsip dasar teori kognitivistik antara lain :
a. Pembelajaran merupakan suatu perubahan status pengetahuan
b. Peserta didik merupakan peserta aktif didalam proses pembelajaran.
c. Menekannkan pada pola pikir peserta didik
d. Berpusat pada cara peserta didik mengingat, memperoleh kembali dan menyimpan
informasi dalam ingatannya.
e. Menekankan pada pengalaman belajar, dengan memandang pembelajaran sebagai
proses aktif di dalam diri peserta didik.
f. Hasil mempelajaran tidak hanya bergantung pada informasi yang disampaikan guru,
tetapi juga pada cara peserta didik memperoleh informasi tersebut.
Kelebihan teori pembelajaran kognitivistik
a. Menjadikan siswa lebih kreatif dan mandiri
b. Membantu siswa memahami bahan belajar secara lebih mudah.
Kelemahan teori pembelajaran kognitivtik
a. Teori tidak menyeluruh untuk semua tingkat pendidikan.
b. Sulit dipraktikkan khususnya ditinhkat lanjut.
c. Beberapa prinsip seperti intelegensi sulit dipahami dan pemahamannya masih belum
tuntas.
2. Teori Pembelajaran Behavioristik
Belajar dan pembelajaran menurut paradigma behavioristik adalah perubahan
tingkah laku yang sifatnya permanen. Pembelajaran behavioristik ditekankan pada
penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar (biasanya berupa pemberian
penguatan).
Teori behavioristik adalah teori yang menerapkan prinsip penguatan stimulus
respon. Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimul respon
yang semakin kuat apabila diberi kekuatan. Penguatan tersebut terbagi atas penguatan
positif juga penguatan negatif. Penguatan positif sebagai stimulus dapat meningkatkan
terjadinya pengulangan tingkah laku itu. Sedangkan penguatan tersebut dapat
mengakibatkan perilaku berkurang atau menghilang. Teori ini berorientasi pada hasil
yang dapat diukur dan diamati. Pengulangan dan pelatihan digunakan supaya perilaku
yang diinginkan dapat menjadi suatu kebiasaan.
Teori Behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gagne dan Berliner
tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengamatan. Ciri dari teori ini adalah
mengutamakan unsur-unsur bagian kecil, bersifat mekanistis, menekankan peranan
lingkungan, mementingkan mekanisme hasil belajar, mementingkan peranan
kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh.
Prinsip-prinsip teori behavioristik adalah obyek psikologi, tingkah laku, semua
bentuk tingkah laku dikembalikan pada reflek, mementingkan pembetukan kebiasaan.
Tujuan dari teori pembelajaran behavioristik lebih menekankan kepada penambahan
pengetahuan, sedangkan belajar sebagai aktifitas mimetic, yang menuntut pembelajaran
untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk
laporan, kuis, maupun tes.
Kelebihan teori pembelajaran behavioristik yaitu diantaranya:
a. Membiasakan guru untuk bersikap jeli dan peka pada situasi dan kondisi belajar.
b. Sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktek dan
pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti kecepatan, spontanitas,
kelenturan, refleksi dan lain sebagainya.
c. Guru tidak dibiasakan ceramah sehingga siswa belajar mandiri.
d. Teori ini cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan
dominasi peran orang dewasa.
Kekurangan teori pembelajaran behavioristik yaitu diantaranya:
a. Memandang belajar merupakan asosiasi belaka antara stimulus dan respon.
b. Mengabaikan pengertian belajar sebagai unsur pokok.
c. Proses belajar berlangsung secara teoritis.

3. Teori Pembelajaran Sosial


Teori belajar sosial adalah suatu proses tingkah laku dimana kita mengamati,
bahkan meniru suatu pola perilaku orang lain (masyarakat) yang awalnya tidak tahu
menjadi tahu.
Kita pasti pernah mendengar tentang ilmu alam dan ilmu sosial, Membahas
tentang ilmu sosial dan alam pasti akan menimbulkan banyak persepsi dan pemikiran
yang luas tentang apa itu ilmu sosial dan ilmu alam. Ilmu sosial (social science) atau ilmu
pengetahuan sosial adalah sekelompok disiplin akademis yang mempelajari aspek-aspek
yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya, menekankan penggunaan
metode ilmiah dalam mempelajari manusia, termasuk metode kuantitatif dan kualitatif.
Fakta saat ini ilmu sosial dan ilmu alam telah berpadu dalam satuan ilmu
pengetahuan, keduanya telah saling melengkapi dan menjadi studi yang umum dipelajari
secara bersamaan walaupun keduanya membahas bagian sub bab yang berbeda,
bagaimanapun juga dunia alamiah tidak akan pernah bisa terlepas dari sosialita,
begitupun sebaliknya dunia keilmuan sosial akan terus berkaitan dengan ilmu alamiah
dalam pemahaman dan imlpementasinya.
Dalam pembelajaran IPA teori ini cocok digunakan untuk mengajarkan langkah-
langkah kerja atau proses melakukan sesuatu atau praktik seperti prosedur penggunaan
mikroskop, cara membuat bahan pengawet, cara menggambarkan pembentukan
bayangan pada cermin dan praktik-praktik lain dalam pembelajaran IPA. Jadi dalam teori
ini siswa MI dapat langsung memahami apa yang dijelaskan atau dipraktikkan oleh
Gurunya, salah satunya dengan cara mengamati.
Teori Belajar Sosial (Social Learning) menekankan bahwa kondisi lingkungan
dapat memberikan dan memelihara respon-respon tertentu pada diri seseorang. Asumsi
dasar dari teori ini yaitu sebagian besar tingkah laku individu diperoleh dari hasil belajar
melalui pengamatan atas tingkah laku yang ditampilkan oleh individu – individu lain yang
menjadi model. Banyak perilaku melalui peniruan, bahkan tanpa adanya penguat
(reinforcement) sekalipun yang diterima. Kita bisa meniru beberapa perilaku hanya
melalui pengamatan terhadap perilaku model, dan akibat yang ditimbulkannya atas
model tersebut.
Dalam teori ini yang menjadi model langsung adalah guru yang kemudian pada
proses selanjutnya mungkin saja menyuruh siswa yang telah memiliki pemahaman yang
lebih dibandingkan dengan teman-teman sekelasnya untuk membantu temannya yang
kurang paham, di situlah juga akan menumbuhkan rasa sosial anak.
Tujuan mempelajari teori teori sosial adalah:

a. Menjelaskan hubungan antar ilmu alam dan perubahan sosial


b. Menjelaskan Prespektif studi ilmu sosial, teori-teori sosial, paradigma sosial,
perubahan sosial dan gerakan sosialsosiologi adalah menjelaskan batasan yang
disebut teori dan teori sosiologi, serta bagaimana mempergunakan teori sosiologi
tersebut di dalam pembelajaran menganalisa kenyataan sosial.
c. Menumbuhkan rasa sosial anak dalam melakukan pembelajaran

Manfaat dari mempelajari teori sosial adalah:

a. Menjelaskan manfaat teori dalam kehidupan sehari-hari.


b. Menjelaskan peran teori dalam memecahkan problema teoritis.
c. Menggunakan teori sosiologi dalam pembelajaran dan menganalisa kenyataan

4. Teori Pembelajaran Humanistik


Dalam teori humaistik, proses belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia
itu sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan pentingnya isi dari proses belajar,
dalam kenyataan teori ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan proses belajar
dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada ide
belajar dalam bentuknya yang paling ideal dari pada belajar seperti apa adanya, seperti
apa yang kita amati dalam dunia keseharian. Teori humanisme mempunyai tujuan belajar
untuk memanusiakan manusia.
Proses belajar dianggap berhasil juka si pelajar memahami lingkungannya dan
dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajar harus berusaha lambat laun ia pun mampu
mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami
perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.
Tujuan utama para pendidik adalah membantu si siswa untuk mengembangkan
dirinya yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenali dirinya sendiri
sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada
dalam dirinya. Teori humanistik berpendapat bahwa teori belajar apapun dapat
dimanfaatkan, asal tujuannya untuk memanusiakan manusia yaitu mencapai aktualisasi
siri, pemahaman diri, serta realisasi diri orang yang belajar secara optimal. Teori ini
mengajarkan peserta didik untuk berkreasi dan berinovasi sebebas-bebasnya untuk
menemukan hal-hal baru sebagai latihan.
Prinsip teori pembelajaran humanistik antara lain:
a. Peserta didik mempunyai cara belajar yang alami
b. Belajar yang melibatkan peserta didik seutuhnya dapat memberi hasil yang
mendalam
c. Kritis terhadap lingkungan disekitarnya.
Kekurangan teori pembelajaran humanistik antara lain:
a. Pemahaman yang kurang jelas dapat menghambat pembelajaran
b. Kebebasan yang diberikan akan cenderung disalahgunakan
c. Pemusatan pikiran akan berkurang
d. Kecurangan-kecurangan yang semakin menjadi tradisi
Kelebihan teori pembelajaran humanistik antara lain:
a. Tumbuhnya kreativitas peserta didik
b. Semakin canggihnya teknologi maka akan semakin maju perkembangan belajarnya
c. Tugas guru berkurang
d. Mendekatkan satu dengan yang lainnya
5. Teori Pembelajaran Kontruktivistik
Teori yang dikenal dengan contrutivist theoes of learning, dinyatakan bahwa siswa
harus menemukan sendiri dan mentransformasi informasi kompleks, mengecek
informasi baru dengan aturan-aturan lama dan revisi aturan-aturan itu. Peserta didik
harus membangun sendiri pengetahuan di benaknya. Pendekatan kontruktivistik dalam
pengajaran menerapkan pembelajaran kooperatif secara intensif, atas dasar teori bahwa
peserta didik akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit
apabila mereka dapat saling mendiskusikan masalah-masalah itu dengan temannya.
Seperti peserta didik belajar bersama kelompok-kelompok kecil dan saling membantu
satu sama lain.
Hakikat dari kontruktivistik adalah ide bahwa siswa harus menjadikan informasi itu
miliknya sendiri. Bagi peserta didik agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan
ilmu pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan sesuat
untuk dirinya.
Ciri-ciri teori pembelajaran konstrutivistik:
a. Memberi peluang kepada siswa untuk membina pengetahuan.
b. Menggalakkan ide yang timbul dari siswa untuk digunakan sebagai panduan
merancang pengajaran.
c. Menerima daya usaha siswa.
d. Dapat mengkaji bagaimana siswa dalam menemukan suatu ide.
Prinsip-prinsip yang sering diambil dari kontuktivisme:
a. Pengetahuan dibangun oleh peserta didik secara aktif.
b. Tekanan dalam proses belajar terletak pada peserta didik
c. Mengajar adalah membantu peserta didik dalam belajar.
d. Kurikulum menekankan partisipasi peserta didik.
e. Guru hanya sebagai fasilitator.
Secara umum, prinsip-prinsip tersebut berperan sebagai referensi dan alat
refleksi kritis terhadap praktik, pembaharuan, dan perencanaan pendidikan.
Tujuan pembelajaran kontruktivistik:
a. Adanya motivasi untuk siswa, bahwa belajar adalah sebuah tanggung jawab
baginya.
b. Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan suatu pertanyaan
dan mencari pertanyaan sendiri.
c. Membantu siswa dalam mengembangkan pengertian dan pemahaman secara
lengkap.
d. Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri.
Kelebihan teori pembelajaran kontruktivistik diantaranya:
a. Bisa adanya suatu grup atau kelompok kecil untuk saling berinteraksi.
b. Pembelajaran terjadi dengan adanya ide-ide pemikiran dari siswa sendiri.
Kekurangan teori pembelajaran kontruktivitas diantaranya:
a. Tidak cocok untuk siswa yang pasif.
b. Siswa belajar secara konsep dasar tidak pada ketrampilan siswa itu sendiri.
c. Tidak memusatkan pada kurikulum yang ada.
C. Simpulan
Teori kognitivistik adalah teori yang mengatakan bahwa bealajar adalah suatu proses
perubahan persepsi dan pemahaman, yang tidak selalu berbentuk tigkah laku yang dapat
diukur dan diamati.
Teori behavioristik adalah teori yang menerapkan prinsip penguatan stimulus
respon.
Teori belajar sosial adalah suatu proses tingkah laku dimana kita mengamati, bahkan
meniru suatu pola perilaku orang lain (masyarakat) yang awalnya tidak tahu menjadi tahu.
Teori humaistik adalah teori yang lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuknya
yang paling ideal dari pada belajar seperti apa adanya, seperti apa yang kita amati dalam
dunia keseharian. Teori humanisme mempunyai tujuan belajar untuk memanusiakan
manusia.
Teori yang dikenal dengan contrutivist theoes of learning, dinyatakan bahwa siswa
harus menemukan sendiri dan mentransformasi informasi kompleks, mengecek informasi
baru dengan aturan-aturan lama dan revisi aturan-aturan itu. Peserta didik harus
membangun sendiri pengetahuan di benaknya.
DAFTAR PUTAKA
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media
Lefudin. 2017. Belajar & Pembelajaran. Yogyakarta: CV Budi Utama
Malawi, Ibadullah dkk. 2019. Teori dan Aplikasi Pembelajaran Terpadu. Magetan: CV AE Media Grafika
Nelly Widyawati, Yasinta Lisa, Pemeblajaran IPA di Sekolah Dasar. Yogyakarta: CV Budi Utama
Rahmana, Ratna Syifa’a. 2008. Psikologi Humanisme dan Aplikasinya dalam Pendidikan. Jurnal
Pendidikan Islam. Vol. 1. No. 1
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Prestasi Pustaka

Anda mungkin juga menyukai