Pengertian Perencanaan
Perencanaan ialah sejumlah kegiatan yang ditentukan sebelumnya untuk dilaksanakan pada suatu
priode tertentu dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan. Dalam manajemen, perencanaan
adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan
mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting
dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain—pengorganisasian,
pengarahan, dan pengontrolan—tak akan dapat berjalan.
Sedangkan menurut undang – undang no 24 tahun 2005 tentang sistem perencanaan
pembangunan nasional, perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa
depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.
2. Tujuan Perencanaan
Tujuan perencanaan diantaranya adalah:
a. Mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan
b. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antardaerah, antarruang,
antarwaktu, antarfungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah
c. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan,
dan pengawasan
d. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat
e. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan
berkelanjutan.Standar pengawasan, yaitu mencocokan pelaksanaan dengan perencanaan.
f. Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan.
g. Mengetahaui siapa yang terlibat (struktur organisasinya) baik kualifikasinya maupun
kuantitasnya.
h. Mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan.
i. Memimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan menghemat biaya, tenaga dan
waktu.
j. Memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan.
d. Keunggulan ABK
Keunggulan anggaran berbasis kinerja, adalah bahwa penyusunan anggaran ini dilakukan
dengan mendasarkan pada program, fungsi serta aktivitas dengan menetapkan satuan pengukuran
tertentu dan tujuan (visi) yang telah dirumuskan, sehingga dapat dilakukan penilaian terhadap
masukan dan keluaran atau penilaian terhadap kinerja pelaksanaan kegiatan.
2. ABK pada Pemerintah Pusat
a. Tahap perencanaan
1) Penyusunan arah kebijakan dan prioritas pembangunan nasional,
2) Kementerian Negara/Lembaga (K/L) melakukan evaluasi pelaksanaan program dan
kegiatan pada tahun berjalan, menyusun rencana inisiatif baru dan indikasi kebutuhan anggaran,
3) evaluasi Pagu indikatif dan rancangan awal Rencana Kerja Pemerintah ditetapkan
4) Kementerian Perencanaan dan Kementerian Keuangan mengevaluasi pelaksanaan
program dan kegiatan yang sedang berjalan dan mengkaji usulan inisiatif baru berdasarkan
prioritas pembangunan serta analisa pemenuhan kelayakan dan efisiensi indikasi kebutuhan
dananya,
5) K/L menyusun rencana kerja (Renja), melakukan Pertemuan tiga pihak (trilateral
meeting) dilaksanakan antara K/L, Kementerian Perencanaan, dan Kementerian Keuangan,
merancang awal RKP disempurnakan, tahap terakhir
6) RKP dibahas dalam pembicaraan pendahuluan antara Pemerintah dengan DPR, RKP
ditetapkan.
b. Tahap penganggaran
1) penyusunan kapasitas fiskal yang menjadi bahan penetapan pagu indikatif,
2) penetapan pagu anggaran K/L,
3) penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran K/L (RKA-K/L),
4) penelaahan RKA-K/L sebagai bahan penyusunan nota keuangan dan rancangan undang-
undang tentang APBN,
5) penyampaian Nota Keuangan, Rancangan APBN, dan Rancangan UU tentang APBN
kepada DPR.
3. ABK pada Pemerintah Daerah
1) Pemerintah menyampaikan kebijakan umum APBD tahun anggaran berikutnya paling
lambat pertengahan bulan Juni tahun berjalan. Kebijakan tersebut berpedoman pada RKPD.
2) Proses penyusunan RKPD dilakukan antara lain dengan musrenbang.
3) DPRD membahas kebijakan umum APBD yang disampaikan dalam pembicaraan
pendahuluan RAPBD tahun anggaran berikutnya.
4) Pemda bersama DPRD membahas prioritas dan plafon anggaran sementara berdasarkan
Kebijakan Umum APBD yang telah disepakati.
5) Kepala SKPD menyusun RKA-SKPD.
6) RKA-SKPD disampaikan kepada DPRD.
7) Hasil pembahasan RKA-SKPD disampaikan kepada pejabat pengelola keuangan daerah
sebagai bahan penyusunan rancangan perda APBD tahun berikutnya.
8) Pemda mengajukan rancangan Perda APBD pada minggu pertama bulan Oktober.
9) Keputusan oleh DPRD mengenai rancangan Perda APBD dilakukan selambat-lambatnya
satu bulan sebelum tahun anggaran yang bersangkutan dilaksanakan.

Tahap pertama adalah perencanaan dan penganggaran daerah. Perencanaan dan penganggaran
daerah merupakan cermin dari
efektifitas pengelolaan keuangan daerah yang baik untuk menunjang keberhasilan desentralisasi
fiskal.
Proses perencanaan dimulai dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
dengan memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional. RPJPD merupakan
suatu dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun yang
digunakan sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) untuk setiap jangka waktu 5 (lima) tahun.
Setelah RPJMD ditetapkan, pemerintah daerah menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) yang merupakan penjabaran dari RPJMD untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang
mengacu
kepada Rencana Kerja Pemerintah.
Kepala daerah berdasarkan RKPD menyusun rancangan kebijakan umum APBD. Rancangan
kebijakan Umum APBD yang telah dibahas kepala daerah bersama DPRD, selanjutnya
disepakati menjadi Kebijakan Umum APBD (KUA). Berdasarkan kebijakan umum APBD yang
telah disepakati, pemerintah daerah dan DPRD membahas rancangan prioritas dan plafon
anggaran sementara (PPAS) yang disampaikan oleh kepala daerah. Kemudian Kepala daerah
menerbitkan pedoman penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD sebagai pedoman
kepala SKPD menyusun RKA-SKPD berdasarkan nota kesepakatan.
Setelah RKA-SKPD dibuat, selanjutnya adalah menyusun rencana peraturan daerah tentang
APBD dan rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD. Rencana peraturan
tersebut akan dievaluasi kemudian ditetapkan oleh kepala daerah menjadi peraturan daerah
tentang APBD dan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD.