Anda di halaman 1dari 9

TEKNIK LABORATORIUM

“Alat-Alat Laboratorium dari Logam”

KELOMPOK II :

P. KRISNA WIDYANTARA SUJANA (1413041066)

NI LUH EKA RARAS PURBAYANTI (1413041067)

KADEK NIVA SUCAHYANTI (1413041068)

NI MADE SUYASMI (1413041086)

NI MADE WIDNYANI (1413041088)

IDA AYU KADE ERAWATI (1413041082 )

NI NYOMAN ARTINI (1413041075 )

NI LUH SRI ARIANINGSIH (1413041085)

A.A INDAH YURYANJANI (1413041086)


A. KARAKTERISTIK UMUM PERALATAN LABORATORIUM DARI LOGAM

Bahan logam memiliki sifat atau karakteristik yang berupa campuran :

- Ada logam keras

- Ada logam lentur

- Ada logam yang tidak bersifat korosif

Alat-alat laboratorium logam biasanya terbuat dari bahan besi, baja, aluminium,
platinum atau kuningan. Khusus bahan besi yang digunakan biasanya terbuat dari besi cor.
Oleh karena karakteristik dari besi yang mudah berkarat, maka alat laboratorium juga ada
yang terbuat dari besi yang dilapisi dengan nikel atau krom. Selain itu terdapat alat yang
bahannya terbuat lebih dari satu bahan, misalnya besi dan porselen.

B. JENIS-JENIS PERALATAN LABORATORIUM DARI LOGAM

1. Pembakar Bunsen (Bunsen Burner)

- Bahan dan Struktur


Casing atau badan alat terbuat dari logam. Sedangkan bahan pembakarnya berasal dari gas
batu bara, metana, butana, propana atau campurannya. Bagian-bagian utama bunsen
diantaranya pipa pemasukan gas, lubang pemasukan udara, serta pipa pencampuran gas dan udara
(pembakar). Pipa pembakar diameter luarnya sekitar 9-13 mm, dilengkapi dengan skrup
pengatur udara dan katup jarum pengatur gas. Khusus untuk pembakar Bunsen yang bahan
bakarnya LPG, tingginya sekitar 125 mm.
- Sifat / Karakteristik
Dapat mencapai temperatur tinggi yaitu dengan cara menyesuaikan regulator. Beberapa
bahan bakar gas menpunyai karakteristik nyala yang berbeda pada bunsen burner
tergantung pada rasio perbandingan bahan bakar dengan udara.
- Fungsi
Sebagai alat pembakar atau untuk menciptakan kondisi yang steril pada bahan kimia atau
alat yang dipanaskan
- Cara Kerja

Cara penggunaannya yaitu hubungkan selang pembakar gas dengan lubang pengeluaran gas. Lalu tutup
lubang udara dan nyalakan korek api sambil didekatkan ke mulut tabung pencampur gas dan
udara. Nyalakan keran gas dengan cara memutar sekrup untuk mengatur banyak sedikitnya
gas yang masuk ke tabung pencampur gas dan udara. Pembakar dimatikan dengan cara menutup
keran gas.
Cara kerja pembakar bunsen yaitu dengan cara membakar alat yang ingin disterilkan.
Misalnya untuk sterilisasi jarum ose atau yang lain, bagian api yang paling cocok untuk
memijarkannya adalah bagian api yang berwarna biru atau yang paling panas.

2. Kawat Kasa

- Bahan dan Struktur


Berbentuk bujur sangkar dan terbuat dari logam besi yang disusun seperti jaring. Sedangkan
pada bagian tengah kawat kasa, ada jenis kawat kasa yang dilapisi asbes berbentuk bulat ada
juga yang tidak dilapisi. Ukurannya ada yang 125 x 125 mm dan 150 x 150 mm.
- Sifat / Karakteristik
Mudah mengantarkan panas dan panas disebarkan secara merata oleh kawat kasa yang
terdapat asbes di tengahnya.
- Fungsi
Sebagai alas atau untuk menahan labu, beaker atau alat lainnya pada proses pemanasan
untuk menghindari kontak langsung antara nyala api dengan alat yang dipanaskan.
- Cara Kerja
Cara penggunaannya yaitu dengan cara menaruh kawat kasa di atas kaki tiga lalu taruh alat
yang akan dipanaskan di atas kawat kasa. Sehingga, panas dari pemanas spiritus atau
pemanas Bunsen di bawah kaki tiga disebarkan secara merata oleh kawat kasa, khususnya
kawat kasa yang dilapisi dengan asbes.

3. Klem Buret

- Bahan dan Struktur


Terbuat dari logam berupa besi atau aluminium. Didesain untuk dapat memegang
berbagai ukuran buret dengan mekanisme sistem penjepit berpegas sehingga buret dapat
dilepas-pasang dengan mudah. Tangan-tangan penjepit berlapis karet memastikan buret
terjepit dengan baik. Sistem kait berpengunci ulir untuk pemasangan pada batang statif.
- Fungsi
Berfungsi sebagai penjepit atau memegangi buret pada titrasi
- Cara Kerja
Cara kerjanya yaitu klem menjepit buret kemudian klem dipasang di statif.  

4. Kaki 3 (Tripod)
- Bahan dan Struktur
Bahan dari kaki tiga umumnya adalah besi. Berdiameter sekitar 13 cm dan tinggi 15 cm.
- Fungsi
Untuk menyangga kawat kasa dan benda yang akan dipanaskan dengan pembakar bunsen
atau spritus.
- Cara Kerja
Taruh kaki tiga diatas pembakar bunsen atau spritus, kemudian letakkan kawat kasa di atas
kaki tiga. Letakkan alat yang akan dipanaskan di atas kawat kasa lalu nyalakan pembakar.

5. Ring

- Bahan dan Struktur


Terbuat dari besi dengan diameter batang 8 mm. Sedangkan ukuran diameter dalam ring
bervariasi antara 50 mm, 75 mm, 100 mm dan 130 mm.
- Fungsi
Tempat untuk meletakkan corong atau labu pisah.
- Cara Kerja
Cara kerjanya yaitu dengan dipasangkan di batang statif lalu letakkan corong atau labu pisah
di dalamnya.

6. Pinset
- Bahan dan Struktur
Terbuat dari besi. Struktur dari alat ini yaitu memiliki dua ujung lancip yang terpisah di sisi
satunya, sedangkan di sisi lainnya terhubungkan.
- Sifat / Karakteristik
Alat pinset memiliki ujung yang lancip di salah satu ujungnya, sehingga sifat dari alat ini
sangat tajam.
- Fungsi
Digunakan untuk mengambil atau menarik beberapa sampel. Khususnya untuk menjepit
benda kecil, benda yang lembut, dan beberapa sampel atau zat yang terdapat di
laboratorium yang bisa menyebabkan alergi atau iritasi pada manusia
- Cara Kerja
Cara kerjanya yaitu dengan cara menekan sisi bagian tengah dari pinset sehingga kedua
ujung lancip akan menjepit sampel. Jika ingin menaruh sampel, kendorkan tekanan tangan
kita pada sisi tengah pinset.

7. Statif dengan Batang Statif

- Bahan dan Struktur


Terbuat dari logam berupa besi atau baja. Berukuran 280 mm x 125 mm. Terdiri dari dasar
statif yang berfungsi sebagai penumpu batang statif dan batang statif yang digunakan untuk
memasang klem.
- Fungsi
Berfungsi untuk menyangga buret yaitu dengan dikombinasikan dengan klem buret.

8. Tang Krusibel

- Bahan dan Struktur


Terbuat dari besi atau baja. Ukuran panjangnya ada yang 150 mm, ada juga yang 200 mm.
- Sifat / Karakteristik
Baut pada alat ini bisa longgar dengan sendirinya dan pada saat menjepit alat yang akan di
ambil bisa terjatuh atau terlepas.
- Fungsi
Untuk mengambil dan membawa krusibel.

9. Spatula Logam

- Bahan dan Struktur


Berupa sendok panjang yang terbuat dari stainless steel atau aluminium. Spatula yang sering
digunakan di laboratorium biologi atau kimia berbentuk sendok kecil, pipih dan bertangkai.
- Sifat / Karakteristik
Alat ini dapat bereaksi dengan zat-zat atau bahan tertentu yang bereaksi dengan logam saat
digunakan mengambil objek.
- Fungsi
Ada tiga jenis spatula untuk keperluan laboratorium:
 Spatula yang terbuat dari logam (stainlessteel) digunakan untuk mengambil
objek yang telah diiris untuk sediaan mikroskop.
 Spatula politena atau tanduk, digunakan sebagai sendok untuk mengambil
bahan kimia padat.
 Spatula nekel adalah spatula yang disepuh dengan nekel, digunakan sebagai
sendok kecil untuk mengambil bahan kimia.

Alat ini juga dapat digunakan untuk mengaduk larutan, kecuali larutan asam.

C. PEMBERSIHAN, PENYIMPANAN DAN PERAWATAN PERALATAN DARI LOGAM


Penataan dan penyimpanan alat-alat laboratorium sangat perlu memperhatikan
karakteristik dan spesifikasinya, baik untuk alasan keamanan alat, kemudahan pencarian
dan pemeriksaan, perawatan dan pemeliharaan, ataupun sekedar kerapian penyimpanan.
Oleh karena itu, alat-alat laboratorium perlu dikelompokkan atau diklasifikasikan
berdasarkan kritria yang sesuai dengan tujuan pengelompokkannya. Salah satu kriteria
klasifikasi alat-alat laboratrorium antara lain adalah bahan utama pembuatan.
Alat-alat laboratorium setelah digunakan, perlu diusahakan adanya perawatan dan
penyimpanan yang sesuai. Perlakuan terhadap setiap jenis alat berbeda satu dengan
lainnya. Penanganan terhadap alat dari gelas tentu berbeda dengan alat dari logam.

Beberapa ketentuan yang harus diperhatikan dalam pembersihan alat logam antara lain :
a.       Alat-alat logam dapat dicuci dengan sabun detergen dan kemudian dikeringkan sebelum
disimpan. Namun, ada beberapa alat yang cukup hanya dibersihkan bagian luarnya saja
dengan lap bersih, misalnya pembakar bunsen.
b. Setelah alat-alat dibersihkan maka alat-alat tersebut perlu disimpan dengan rapi dan
siap untuk digunakan pada kegiatan laboratorium selanjutnya.

Beberapa ketentuan dalam penyimpanan alat logam adalah sebagai berikut.


a.       Penyimpanan alat dari gelas harus terpisah dengan alat dari logam.
b.      Alat logam, misalnya statif, batang statif tidak perlu dilepas dari dasar statif dan
diletakkan di atas meja.
c.       Alat logam yang sejenis disimpan pada tempat yang sama dan diusahakan agar tetap
dalam keadaan kering.
d. Alat yang memiliki bobot relatif berat, disimpan pada tempat yang tingginya tidak
melebihi tinggi bahu.
e. Penyimpanan alat perlu memperhatikan frekuensi pemakaian alat. Apabila alat itu
sering dipakai maka alat tersebut disimpan pada tempat yang mudah diambil. Alat –
alat yang boleh diambil oleh siswa dengan sepengetahuan guru pembimbing,
hendaknya diletakkan pada meja demonstrasi atau di lemari di bawah meja keramik
yang menempel di dinding. Contoh alat yang dapat diletakkan di meja demonstrasi
adalah kaki tiga serta asbes dengan kasa

Berikut ini ada beberapa sumber kerusakan alat dari logam yang harus diperhatikan dalam
pemeliharaan dan penyimpanan alat :
a.       Udara
Udara mengandung oksigen dan uap air (memilki kelembaban). Kandungan ini
memungkinkan alat dari besi menjadi berkarat dan membuat kusam logam lainnya
seperti tembaga dan kuningan. Usaha untuk menghindarkan barang tersebut terkena
udara bebas seprti dengan cara mengecat, memoles, memvernis serta melapisi dengan
khrom atau nikel.
b. Air dan asam – basa
Alat laboratorium sebaiknya disimpan dalam keadaan kering dan bersih, jauh dari air,
asam dan basa. Senyawa air, asam dan basa dapat menyebabkan kerusakan alat seperti
berkarat, korosif dan berubah fungsinya.

Anda mungkin juga menyukai