PENDAHULUAN
1
2) mempresentasikan rancangan aktualisasi, 3) mengaktualisasikan nilai dasar di tempat
tugas atau tempat magang, 4) melaporkan pelaksanaan aktualisasi nilai dasar, 5)
mempresentasikan laporan aktualisasi, dan 6) menyusun rencana aksi penyempurnaan
aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS.
Setelah mengikuti pembelajaran ini, Peserta Diklat Prajabatan diharapkan mampu
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS di tempat tugas/ di tempat magang dan
membuat deskripsi analisis dampak apabila kelima nilai dasar tersebut tidak
diaplikasikan.Kompetensi yang dibangun dalam Diklat Prajabatan CPNS Golongan III adalah
kompetensi PNS sebagai pelayan masyarakat yang profesional, yang diindikasikan dengan
kemampuan mengaktualisasikan LIMA NILAI DASAR yaitu:
1. kemampuan mewujudkan akuntabilitas dalam melaksanakan tugas
jabatannya;
2. kemampuan mengedepankan kepentingan nasional dalam pelaksanaan tugas
jabatannya;
3. kemampuan menjunjung tinggi standar etika publik dalam pelaksanaan tugas
jabatannya;
4. kemampuan berinovasi untuk peningkatan mutu pelaksanaan tugas
jabatannya; dan
5. kemampuan untuk tidak korupsi dan mendorong percepatan pemberantasan
korupsi di lingkungan instansinya.
Di samping memiliki kemampuan mengaktualisasikan lima nilai dasar di atas, peserta
Diklat Prajabatan CPNS Golongan III, diharapkan juga memiliki kemampuan menganalisis
dampak apabila kelima nilai dasar tersebut tidak diaplikasikan.
Adapun indikator hasil belajar dari kegiatan aktualisasi adalah sebagai berikut:
1. menyusun rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi
PNS;
2. mempresentasikan rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar
profesi PNS;
3. mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS;
4. menyusun laporan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS;
5. mempresentasikan laporan aktualisasi nilai-nilai dasar
profesi PNS;
2
6. menerima masukan untuk penyempurnaan aktualisasi nilai
nilai dasar profesi PNS.
Semua aparatur Sipil Negara (ASN) haruslah profesional tanpa terkecuali termasuk
dokter. Di era globalisasi saat ini, masyarakat semakin kritis terhadap segala aspek,
termasuk terhadap mutu pelayanan kesehatan yang berkualitas. Sejalan dengan
peningkatan pengetahuan dan tekhnologi, kebutuhan dan tuntutan masyarakat terhadap
mutu pelayanan kesehatan semakin meningkat, baik pelayanan yang bersifat preventif,
promotif, kuratif, maupun rehabilitative. Hal ini menunjukan bahwa pandangan masyarakat
terhadap kesehatan telah semakin meningkat terutama pada kesehatan umum masyarakat.
Oleh karena itu, dokter dalam melakukan pelayanan medis kepada masyarakat selain harus
memberikan pelayanan terbaik sesuai ilmu kedokteran terkini juga harus mengandung 5
nilai dasar PNS yang profesional yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, dan Anti Korupsi. Dengan demikian, dapat terciptalah dokter yang profesional.
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan ini yaitu:
1. Mengaktualisasi nilai-nilai dasar profesi Pegawai Negeri Sipil di tempat tugas.
2. Sebagai salah satu persyaratan mengikuti diklat prajabatan Golongan III Formasi
Umum APBA tahun 2016 Provinsi Aceh.
3
BAB II
PROFIL DAN TATA KELOLA RUMAH SAKIT UMUM
DR. ZAINOEL ABIDIN
2.1 Sejarah
RSUD dr. Zainoel Abidin beralamat di Jl. Tgk. H.M.Daud Beureueh No.118 Banda
Aceh, memiliki luas area 196.480 m 2 dengan luas bangunan 25.760 m2. Rumah sakit ini
berdiri pada tanggal 22 Pebruari 1979 yaitu atas dasar Keputusan Menteri Kesehatan
No.551/Menkes/SK/2F/1979 yang menetapkan RSU dr. Zainoel Abidin sebagai rumah sakit
kelas C. Selanjutnya dengan SK Gubernur Daerah Istimewa Aceh No.445/173/1979 tanggal 7
Mei 1979 Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin ditetapkan sebagai Rumah Sakit Umum
Daerah. Kemudian dengan adanya Fakultas Kedokteran Unsyiah, maka dengan SK Menkes RI
No.233/Menkes/SK/IV/1983 tanggal 11 Juni 1983, RSUD dr. Zainoel Abidin ditingkatkan
kelasnya menjadi rumah sakit kelas B Pendidikan dan Rumah Sakit rujukan untuk Propinsi
Daerah Istimewa Aceh.
Dalam rangka menjamin peningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan
sesuai kebutuhan masyarakat serta optimalisasi fungsi rumah sakit rujukan dan juga sebagai
sumah sakit pendidikan, maka dengan Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Aceh
Nomor 8 Tahun 1997 tanggal 17 Nopember 1997 dilakukan penyempurnaan Susunan
Organisasi dan Tatakerja RSUD dr. Zainoel Abidin. Selanjutnya berdasarkan SK Menkes RI
No.153/Menkes/SK/II/1998 tentang Persetujuan Rumah Sakit Umum Daerah digunakan
sebagai tempat pendidikan calon dokter dan dokter spesialis, telah dikukuhkan kembali
RSUD dr. Zainoel Abidin sebagai Rumah Sakit Kelas B Pendidikan. Pada tanggal 27 Agustus
2001 melalui Perda No.41 tahun 2001 RSUD dr. Zainoel Abidin ditetapkan perubahan dari
UPTD (Unit Pelayanan Teknis Daerah) menjadi LTD (Lembaga Teknis Daerah) dalam bentuk
“Badan Pelayanan Kesehatan (BPK)” yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
Gubernur Provinsi Nanggroe Aceh Aceh Darussalam.
Susunan organisasi dan Tatakerja BPK RSU dr. Zainoel Abidin disempurnakan kembali
dengan Qanun No.10 Tahun 2003. Dengan Qanun ini, dibentuk 2 (dua) wakil direktur, yaitu
Wakil Direktur Pelayanan, Penunjang dan Pelatihan serta Wakil Direktur Administrasi dan
Keuangan. Qanun Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam No. 10 Tahun 2003 juga menjelaskan
4
bahwa RSUD dr. Zainoel Abidin mempunyai tugas dan fungsi memberikan pelayanan
kesehatan yang paripurna dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat Provinsi NAD;
memberikan pelayanan kesehatan yang prima dan bermutu kepada masyarakat di Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam; memberikan pelayanan rujukan dari Puskesmas, rumah sakit
daerah; mendidik tenaga kesehatan yang profesional; memberikan penyuluhan kesehatan
masyarakat; memberikan pelayanan pemulihan kesehatan secara terpadu dan menyeluruh.
Selanjutnya dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 jo. Peraturan
Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 tahun
2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah, maka susunan
organisasi dan tatakerja RSUD dr. Zainoel Abidin disempurnakan lagi dengan Qanun Provinsi
NAD Nomor 5 Tahun 2007. Dalam Qanun ini terjadi perubahan nomenklatur dan jumlah
Wakil Direktur, dari 2 menjadi 4 terdiri dari Wakil Direktur Administrasi dan Umum, Wakil
Direktur Pengembangan SDM, Wakil Direktur Pelayanan dan Wakil Direktur Penunjang.
Sesuai dengan Peraturan Gubernur Aceh Nomor 04 Tahun 2010 tentang Status
Rumah Sakit Umum Daerah dr.Zainoel Abidin, RSUDZA telah menjalankan Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPKBLUD) RSUD dr. Zainoel Abidin telah
menerapkan PPK-BLUD secara bertahap. Dengan menimbang fleksibilitas PPK-BLUD yang
belum diatur maka telah dilakukan perubahan dengan dasar diterbitkannya Peraturan
Gubernur Aceh Nomor 67 Tahun 2010. RSUD dr.Zainoel Abidin Banda Aceh ditetapkan
sebagai Rumah Sakit Pendidikan Utama Fakultas Kedokteran Universitas Syah Kuala Banda
Aceh sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
HK.03.05/III/327/2011 yang ditetapkan di Jakarta pada tanggal 24 Januari 2011. Dengan
meningkatkan mutu dan kemampuan pelayanan kesehatan dalam upaya kebutuhan
masyarakat akan pelayanan sejalan dengan keberhasilan pembangunan, maka berdasarkan
analisis organisasi ternyata fasilitas dan kemampuan Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin
telah memenuhi persyaratan dan kemampuannya untuk kelas menjadi Kelas A, sesuai
dengan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1062/MENKES/SK/2011,
Tentang peningkatan kelas Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin dan ditetapkan
pada tanggal 1 Juni 2011.
Setelah memenuhi berbagai persyaratan substantif, teknis, dan administratif secara
memuaskan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, maka pada tanggal 20
Desember 2011, Gubernur Aceh telah menetapkan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel
5
Abidin menjadi Satuan Kerja Perangkat Aceh yang menerapkan status PPK-BLUD secara
penuh dalam Keputusan Gubernur Aceh Nomor 445/685/2011.
Untuk meletakkan dasar dan optimalisasi kegiatan dan pelayanan serta untuk
memenuhi ketentuan akreditasi RSUD dr. Zainoel Abidin oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit
(KARS) Kementerian Kesehatan berdasarkan Peraturan Gubernur Aceh nomor 65 tahun
2015 yang telah menggantikan Peraturan Gubernur Aceh nomor 26 tahun 2011, telah
ditetapkan Visi, Misi, Nilai, dan Motto Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin yaitu:
6
4. Moto : “Memberi lebih dari yang diharapkan”
B. Bentuk Organisasi dan Kepemilikan.
Rumah Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin beroperasi sebagai unit
kerja Pemerintah Aceh untuk tujuan pemberian layanan umum yang pengelolaannya
berdasarkan pendelegasian kewenangan oleh Pemerintah Aceh. Dengan kata lain,
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin merupakan bagian perangkat daerah
dalam pencapaian tujuan Pemerintah Aceh yang tidak terpisah dari Pemerintah Aceh
sebagai instansi induk. Satuan Kerja Perangkat Aceh ini mengelola penyelenggaraan
layanan kesehatan dan pendidikan kesehatan sejalan dengan praktek bisnis yang
sehat. Dalam struktur Pemerintah Aceh, Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin
merupakan Lembaga Teknis Daerah yang memberikan Pelayanan Kesehatan kepada
masyarakat dan sebagai Pusat Rujukan Provinsi Aceh serta Pendidikan. Rumah Sakit
Umum Daerah dr. Zainoel Abidin dipimpin oleh seorang Direktur yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekda.
Tugas Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin adalah melaksanakan
pelayanan pengobatan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit melalui pelayanan rawat inap, rawat jalan, gawat darurat (emergency) dan
tindakan medik.
Untuk melaksanakan tugas dimaksud, Rumah Sakit Umum Daerah dr.
ZainoelAbidin menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan program kerja tahunan,jangka menengah dan jangka panjang;
b. penyusunan kebijakan teknis di bidang :
- pelayanan medis, penunjangmedis dan non medis;
- penyelenggaraan asuhan keperawatan, pelayanan rujukan;
- pelaksanaan pendidikan dan pelatihan;
- pelaksanaan penelitian dan pengembangan serta
- penyelenggaraan Administrasi Umum dan Keuangan.
7
2. Menyelenggarakan kerja sama dengan Institusi Pendidikan yang memanfaatkan
Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin sebagai lahan praktek;
3. Menyelenggarakan kerja sama dengan pihak ketiga dengan berpedoman pada
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku;
4. Memanfaatkan peluang pasar sesuai kemampuan dengan tetap
menyelenggarakan fungsi sosial; dan
5. Melakukan hubungan koordinatif dan fasilitatif dengan Dinas Kesehatan dan
instansi terkait dalam pelaksanaan teknis kesehatan.
Dalam pelaksanaannya Pemerintah Aceh sebagai pemilik rumah sakit, diwakili
oleh Dewan Penasehat yang keanggotaannya terdiri dari unsur DPRA, Tokoh
Masyarakat dan Satuan Kerja Perangkat Aceh. Susunan organisasi dan personalia
Dewan Penasehat ditetapkan dengan Keputusan Gubernur atas usul Sekretaris
Daerah.
Dewan Penasehat memiliki tugas membina dan mengawasi Direktur dalam
melaksanakan visi dan misi RSUDZA dengan memperhatikan kebijakan yang
ditetapkan oleh Gubernur. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Dewan
Penasehat berkoordinasi dengan Komite Klinik dan Satuan Pengawas Internal melalui
rapat-rapat berkala dan insidentil.
Sesuai dengan Peraturan Gubernur Aceh nomor 26 tahun 2011, Susunan
Organisasi Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin, terdiri dari:
a. Direktur
b. Wakil Direktur Administrasi dan Umum, terdiri dari :
1. Bagian Tata Usaha, terdiri dari :
a) Sub Bagian Umum;
b) Sub Bagian Kepegawaian; dan
c) Sub Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan.
2. Bagian Keuangan, terdiri dari :
a) Sub Bagian Administrasi Penerimaan dan Mobilisasi Dana;
b) Sub Bagian Administrasi Pengeluaran.
3. Bagian Akuntansi, terdiri dari :
a) Sub Bagian Akuntansi Keuangan;
b) Sub Bagian Akuntansi Manajemen;
8
c) Sub Bagian Verifikasi dan Pelaporan.
4. Bagian Bina Program dan Pemasaran, terdiri dari :
a) Sub Bagian Perencanaan dan Anggaran;
b) Sub Bagian Informasi, Komunikasi dan Kerja Sama;
c) Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan Program.
c. Wakil Direktur Pengembangan Sumber Daya Manusia, terdiri dari :
1. Bidang Pendidikan dan Latihan, terdiri dari :
a) Seksi Pendidikan Medis & Non Medis;
b) Seksi Pelatihan Medis & Non Medis.
2. Bidang Penelitian dan Pengembangan, terdiri dari :
a) Seksi Penelitian Medis & Non Medis;
b) Seksi Pengembangan Medis & Non Medis.
d. Wakil Direktur Pelayanan, terdiri dari :
1. Bidang Pelayanan Medis, terdiri dari :
a) Seksi Pelayanan Spesialistis dan Rujukan;
b) Seksi Pengembangan Fasilitas Medis dan Non Medis.
2. Bidang Keperawatan, terdiri dari :
a) Seksi Ketenagaan dan Etika Profesi;
b) Seksi Asuhan Keperawatan.
e. Wakil Direktur Penunjang, terdiri dari :
1. Bidang Pengadaan Sarana Penunjang, terdiri dari :
a) Seksi Penunjang Medis;
b) Seksi Penunjang Non Medis.
2. Bidang Logistik dan Fasilitas
a) Seksi Logistik Medis dan Non Medis;
b) Seksi Pemeliharaan Fasilitas.
3. Lingkup Kegiatan
RSUD dr. Zainoel Abidin adalah RS kelas A Pendidikan yang merupakan pusat
rujukan di Aceh. Rumah sakit ini memiliki sejumlah Unit pelayanan yaitu unit yang
menyelenggarakan upaya kesehatan yang terdiri dari rawat jalan, rawat inap, gawat
darurat, rawat Intensif, radiologi, laboratorium, rehabilitasi medis dan lain-lain. Saat
ini kapasitas rawat inap RS ini adalah sebanyak 499 TT (Tempat Tidur). Selain
9
memberikan pelayanan medis, RS ini juga menjadi tempat pendidikan bagi calon
dokter, calon dokter spesialis, calon perawat dan calon tenaga kesehatan lainnya.
Jenis pelayanan yang diberikan di RSUD dr. Zainoel Abidin pada tahun 2014
adalah sebagai berikut:
1. Pelayanan umum
2. Pelayanan gawat darurat
3. Pelayanan Medik Spesialis Dasar, terdiri dari :
4. Pelayanan Spesialistik Penunjang Medik, terdiri dari :
5. Pelayanan Medik Spesialistik Lain, terdiri dari :
6. Pelayanan Spesialistik Gigi Mulut, terdiri dari :
7. Pelayanan Medik Sub Spesialis, terdiri dari :
8. Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan, terdiri dari pelayanan keperawatan dan
kebidanan yang diselenggarakan oleh perawat dan bidan
9. Pelayanan Penunjang Klinik, terdiri dari :
10. Pelayanan Penunjang Non Klinik, terdiri dari :
11. Pelayanan Administrasi dan Manajemen merupakan pengendalian dan
pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk menjalankan fungsi dalam
penentuan kebijakan, koordinasi produksi, distribusi dan keuangan,
menggunakan penyelesaian dan arah organisasi melalui kontrol yang baik.
10
2.3 Bagan Susunan Organisasi
11
12
Profil Birokrasi Pemerintah Acceh
RSUD dr. Zainoel Abidin
13
H. Kepala Bidang Logistik dan Fasilitas : Jufri, SKM, MSi
- Kasi Logistik Medis dan Non Medis : Mustafa, SKM. M.Kes
- Kasi Pemeliharaan Fasilitas : Zahrul Fuadi, SKM. M.Kes
I. Kepala Bidang Pendidikan & Pelatihan : dr. Isra Firmansyah, Sp.A
- Kasi Pendidikan Medis & Non Medis : Neneng Desiana, SKM, MPH
- Kasi Pelatihan Medis & Non Medis : Ariful Adli, SKM, M.Kes
J. Kepala Bidang Penelitian & Pengembangan : dr. Farnida
- Kasi Penelitian Medis & Non Medis : dr. Tuti Fadlilah, M.Kes
- Kasi Pengembangan Medis & Non Medis : M. Yunus, SKM.MT
14
INSTALASI
Instalasi merupakan satuan penyelenggaraan pelayanan medis dan keperawatan, penunjang
medis, kegiatan pemeliharaan sarana dan sanitasi lingkungan Rumah Sakit dan penyuluhan
kesehatan masyarakat. Instalasi dipimpin oleh seorang Kepala dalam Jabatan
non struktural yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur. Kepala Instalasi bertanggung
jawab kepada Direktur melalui masing-masing Wakil Direktur. Instalasi dikelompokkan
menurut bidang tugas masing-masing Wakil Direktur.
15
10. Ka. Instalasi Central Thalasemia & Hemofilia : dr. Heru Noviat Herdata, Sp.A
11. Ka. Instalasi Pusat Jantung Terpadu : dr. T. Heriansyah, Sp.Jp, FIHA
12. Ka. Instalasi Catheterisasi Jantung : dr. M. Diah, Sp.PD-KKV
13. Ka. Instalasi Transfusi Darah : dr. Dian Andi Syahputra, Sp.BA
14. Ka. Instalasi Endoskopi, Hepatologi dan Bronkoskopy : dr. Azzaki Abu Bakar, Sp.Pd
15. Ka. Instalasi TB Terpadu : dr. Yunita Arliny, Sp.P(K), M. Kes
16
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
17
- Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerja kepada publik
- Memiliki kemampuan menjalankan kebijakan pemerintah
- Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna dan santun.
- Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi
- Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerja sama
- Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
- Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
- Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat
sistem karir.
4. Komitmen mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan berorientasi pada
kualitas hasil. Adapun nilai-nilai komitmen mutu antara lain mengedepankan komitmen
terhadap kepuasan dan memberikan layanan yang menyentuh hati.
5. Anti korupsi
Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk memberantas segala
tingkah laku atau tindakan yang melawan norma–norma dengan tujuan memperoleh
keuntungan pribadi, merugikan negara atau masyarakat baik secara langsung maupun
tidak langsung. Tindak pidana korupsi yang terdiri dari kerugian keuangan negara, suap-
menyuap, pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan, benturan
kepentingan dalam pengadaan dan gratifikasi.
3.2 Rencana Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
Rancangan kegiatan yang telah dibuat telah memuat nilai dasar ANEKA yang
meliputi kegiatan pelayanan publik seperti berikut :
1. Pelayanan medik umum untuk pasien Instalasi Gawat Darurat
2. Memberikan informed consent kepada pasien/ keluarga pasien
3. Melakukan Triage/pemilahan pasien berdasarkan tingkat kegawatdaruratan
4. Melakukan tindakan medik khusus
5. Membuat catatan medis
6. Melakukan konsultasi ke unit spesialistik terkait
7. Melakukan tugas jaga di Rumah Sakit
18
DAFTAR PUSTAKA
1. RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. 2014. RENSTRA: Rencana Strategi RSUD dr.
Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2012-2017. Banda Aceh: RSUD dr. Zainoel Abidin
Banda Aceh.
2. RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. 2015. RENJA: Rencana Kerja RSUDdr. Zainoel
Abidin Banda Aceh 2016. Banda Aceh: RSUD dr. Zainoel Abidin
3. Lembaga Administrasi Negara. 2015. Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Pegawai
Negeri Sipil. Modul Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon
Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
4. Lembaga Administrasi Negara. 2015. Akuntabilitas. Modul Penyelenggaraan Perdana
Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan II. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.
5. Lembaga Administrasi Negara. 2015. Nasionalisme. Modul Penyelenggaraan Perdana
Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan II. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.
6. Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik. Modul Penyelenggaraan Perdana
Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan II. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.
7. Lembaga Administrasi Negara.2015. Komitmen Mutu. Modul Penyelenggaraan
Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan II.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
8. Lembaga Administrasi Negara. 2015. Anti Korupsi. Modul Penyelenggaraan Perdana
Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan II. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.
19