Anda di halaman 1dari 12

PANDUAN INISIASI MENYUSU DINI DAN

DI RSU BINA KASIH


RSU BINA KASIH

Jl. Jend. T.B Simatupang No. 148 Medan Sunggal

BAB I
DEFINISI

1.1 Pengertian
Inisiasi Menyusu Dini ( IMD ) adalah proses membiarkan bayi dengan
nalurinya sendiri menyusu dalam 1 jam pertama setelah lahir, bersamaan dengan
kontak kulit ( skin to skin contact ) antara kulit ibu dengan kulit bayinya. Sesaat
setelah ibu melahirkan maka biasanya bayi akan dibiarkan atau diletakkan di atas
dada si ibu agar sang anak mencari sendiri puting ibunya, ini disebut dengan inisiasi
menyusu dini ( IMD ). Pemberian ASI secara dini juga membiasakan bayi
agar terbiasa mengkonsumsi ASI untuk pertumbuhan dan perkembangannya, sebab
untuk ASI merupakan makanan yang memiliki nilai gizi yang tinggi yang didalam
ASI mengandung unsur-unsur gizi lengkap yang diperlukan bayi dalam pertumbuhan
dan perkembangannya kelak.
Manajemen Laktasi adalah suatu upaya menyeluruh yang menyangkut laktasi
dan penggunaan Air Susu Ibu ( ASI ) secara eksklusif menuju suatu keberhasilan
menyusui untuk pemeliharaan kesehatan ibu dan bayinya. Pemberian ASI secara
eksklusif adalah pemberian ASI saja sejak bayi dilahirkan sampai sekitar usia 6
bulan. Selama itu, bayi tidak diharapkan mendapatkan tambahan-tambahan cairan
lain seperti susu formula, air jeruk, air teh, madu, air putih, maupun makanan seperti
pisang, biskuit, bubur susu , tim dan sebagainya. Payudara adalah kelenjar yang
terletak di bawah kulit, diatas otot dada, dan fungsinya untuk memproduksi susu
untuk kebutuhan nutrisi bayi. Laktasi atau menyusui mempunyai dua pengertian yaitu
produksi dan pengeluaran ASI.

1.2 Manfaat dan Keunggulan ASI


Manfaat ASI untuk bayi
1. ASI mengandung zat protektif yang berguna untuk bayi dan merupakan
sumber nutrisi ( zat gizi ) yang sesuai untuk bayi yang meliputi :
a. Lemak
Sumber kalori utama dalam ASI adalah lemak. Sekitar 50% kalori ASI
berasal dari lemak. Kadar lemak ASI antara 3,5 – 4,5 %. Walaupun
kadar lemak dalam ASI tinggi, tetapi mudah diserap oleh bayi karena
trigliserida dalam ASI lebih dulu dipecah menjadi asam lemak dan
gliserol oleh enzim lipase yang terdapat dalam ASI. ASI juga
mengandung asam lemak esensial, asam linoleat ( omega 6 ) dan asam
linolenat ( omega 3 ). Kadar lemak ASI matur dapat berbeda menurut
lama menyusui. Pada permulaan menyusui ( 5 menit pertama ), ASI
yang keluar disebut dengan foremilk.
b. Karbohidrat
Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa, yang kadarnya paling
tinggi. Laktosa mudah diurai menjadi glukosa dan galaktosa dengan
bantuan enzim lactase yang sudah ada dalam mukosa saluran pencernaan
sejak lahir. Laktosa juga bermanfaat untuk mempertinggi absorbsi
kalsium dan merangsang pertumbuhan lactobacillus bifidus.

c. Protein
Protein dalam susu adalah kasein dan whey yang mudah dicerna. Dalam
ASI juga terdapat 2 macam asam amino yang tidak terdapat dalam susu
sapi yaitu sistin dan taurin yang berfungsi untuk pertumbuhan somatic
dan otak.
d. Garam dan mineral
e. Vitamin
2. ASI tersedia setiap saat, sehingga sangat praktis dan ekonomis.
3. Pemberian ASI akan mempererat ikatan emosional antara bayi dengan
ibunya, sehingga sangat positif dampaknya bagi perkembangan psikologis
bayi.
4. Penelitian juga membuktikan, bayi-bayi yang memperoleh ASI umumnya
terhindar dari risiko obesitas ( saat ini, seluruh dunia sangat prihatin terhadap
tingginya angka obesitas pada anak; apalagi obesitas terkait dengan berbagai
bentuk penyakit pada usia lebih dini ).
Manfaat ASI untuk ibu
 Aspek kesehatan ibu
Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya oksitosin
oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin membantu involusi dan mencegah
terjadinya perdarahan pasca persalinan, penundaan haid dan
mengurangi prevalensi terjadinya anemia defisiensi besi. Kejadian
karsinoma payudara pada ibu yang menyusui lebih rendah dibanding
yang tidak menyusui.
 Aspek Keluarga Berencana ( KB )
Menyusui secara murni ( eksklusif ) dapat menjarangkan kehamilan.
Ditemukan rerata jarak kehamilan ibu yang menyusui adalah 24 bulan,
sedangkan yang tidak menyusui 11 bulan. Hormon yang
mempertahankan laktasi bekerja menekan hormon untuk ovulasi,
sehingga dapat menunda kembalinya kesuburan.
 Aspek psikologis
Keuntungan menyusui bukan hanya bermanfaat untuk bayi, tetapi juga
untuk ibu. Ibu akan merasa bangga dan diperlukan, rasa yang
dibutuhkan oleh semua manusia.
1.3 Tujuan
1) Tujuan Umum :
Memberikan pelayanan yang bermutu, professional serta tanggap dalam
melayani pasien khususnya ibu dan bayi di RSU Bina Kasih.
2) Tujuan Khusus :
 Mengurangi angka kematian ibu dan bayi di RSU Bina Kasih.
 Mengurangi angka kecacatan dan kesakitan ibu dan bayi di RSU Bina
Kasih.

BAB II
RUANG LINGKUP

Klinik/ Ruang laktasi adalah klinik yang diselenggarakan untuk memberikan


pelayanan kepada ibu-ibu yang ada hubungannya dengan laktasi baik saat masih
hamil maupun masa pasca persalinan. Dengan demikian, klinik laktasi merupakan
kegiatan terintegrasi antara unit kerja yang berhubungan dengan kesehatan anak serta
kebidanan dan kandungan. Klinik ini menangani semua masalah yang berhubungan
dengan laktasi. Jadi, sasarannya adalah ibu hamil dan ibu menyusui yang datang ke
klinik. Motivasi menyusui sangatlah penting untuk ditekankan sejak kehamilan,
sehingga diharapkan laktasi dapat berlangsung dengan baik dan lancar.
Fungsi utama klinik laktasi adalah pelayanan medis. Fungsi pelayanan medis
ini dibedakan atas masa kehamilan dan masa pasca persalinan. Pada masa kehamilan,
fungsinya adalah bimbingan persiapan menyusui yang pada prinsipnya terdiri dari
persiapan psikis, pemeriksaan putting susu, penjelasan tentang manfaat ASI dan
kerugian susu buatan, penjelasan tentang rawat gabung dan penyuluhan atau
konsultasi gizi ibu hamil. Pada masa pasca persalinan, diberikan bimbingan ibu
menyusui yang pada prinsipnya terdiri dari tehnik menyusui yang baik dan benar,
perawatan payudara pasca persalinan, penanganan masalah dalam menyusui dan
penyuluhan atau konsultasi gizi bayi dan ibu menyusui serta perawatan bayi.
BAB III
TATA LAKSANA

Peranan tata laksana berupa kebijakan rumah sakit dalam melaksanakan


program Inisiasi Menyusu Dini dan program ASI eksklusif sangat penting mengingat
banyaknya ibu yang melahirkan di rumah sakit. Tata laksana rumah sakit yang tidak
menunjang keberhasilan menyusui harus dihindari seperti :
 Bayi dipuasakan beberapa jam, padahal refleks isap bayi paling kuat pada
jam-jam pertama setelah lahir.
 Memberikan makanan pre-lakteal (dekstrosa/ susu formula)
 Memisahkan bayi dan ibunya.

Untuk menghindari hal-hal tersebut, diperlukan adanya sikap dan pengetahuan


dari petugas kesehatan. Perawat harus memperhatikan keadaan umum bayi dan dapat
mengenali keadaan abnormal, kemudian melaporkannya ke dokter. Perawat juga
membantu ibu untuk merawat payudara, menyusui, menyendawakan, dan merawat
bayi secara benar. Perawat juga harus memperhatikan keadaan ibu dan bayi terutama
yang berhubungan dengan masalah menyusui. Perlu diperhatikan apakah ASI sudah
keluar, bagaimana putting, adakah pembengkakan payudara, adakah rasa sakit yang
mengganggu saat menyusui dan lain-lain. Demikian pula bayinya, perlu dilihat
apakah sudah bisa mengisap, kuat atau tidak, rewel atau tidak, dan lain-lain.

Persiapan Menyusui
Sebagai persiapan, perlu diadakan adanya program berupa kelas Bimbingan
Persiapan Menyusui ( BPM ). Program ini merupakan bagian dari pelayanan ibu
hamil yang mendukung keberhasilan menyusui. Diharapkan, dengan adanya program
ini, ibu-ibu dapat menyusui bayinya dengan baik dan benar. Adapun pelayanan BPM
meliputi :
 Penyuluhan langsung maupun melalui bantuan sarana audio-visual tentang
keunggulan ASI dan kerugian susu buatan, manfaat rawat gabung, perawatan
bayi, gizi ibu hamil dan menyusui, dan tentang Keluarga Berencana ( KB ).
 Dukungan psikologis untuk ibu dalam menghadapi persalinan dengan tujuan
agar ibu meyakini kemampuannya dan keberhasilan menyusui dapat tercapai.
 Pemeriksaan payudara
 Pemeriksaan puting susu
 Senam hamil
Teknik Menyusui
1. Posisi dan perlekatan menyusui
Perlekatan menyusu ( Latch on ) adalah menempelnya mulut bayi di payudara
ibu. Untuk itu diperlukan posisi yang memperhatikan letak tubuh bayi secara
keseluruhan terhadap tubuh ibu. Hal ini akan sangat membantu bayi menelan ASI
dengan mudah dan jumlah yang cukup, dan pada akhirnya akan meningkatkan
produksi ASI sesuai kebutuhan bayi. Perlekatan yang benar juga menghindari luka
pada puting, karena pada perlekatan yang benar, puting tidak akan bergesekan dengan
langit-langit bayi yang keras, melainkan jatuh di tengah rongga tenggorokan bayi,
sehingga tidak akan tergesek dan tidak akan luka. Oleh karena itu perlekatan
menyusu dapat dikatakan adalah jantungnya proses menyusui.
Posisi yang Benar:
1. Kepala dan leher bayi lurus ( kepala bayi tidak menoleh )
2. Perut bayi menempel dengan perut ibu
3. Dagu bayi menempel di payudara ibu
4. Daerah gelap di sekitar puting ( aerola ) masuk banyak ke mulut bayi, terutama
yang terletak di bagian bibir bawah bayi
5. Mulut bayi terbuka lebar

Terdapat berbagai posisi untuk menyusui namun posisi yang baik adalah dimana
posisi kepala dan badan bayi berada pada garis yang lurus sehingga bayi dapat
menyusui dengan nyaman. Selain itu posisi ibu pun harus nyaman. Cara menyusui
yang benar adalah :
1. Cobalah untuk menyangga punggung, bahu, dan leher bayi. Bayi sebaiknya
dapat menggerakkan kepalanya ke depan dan ke belakang dengan mudah.
Hindari mendorong kepala bayi.
2. Letakkan bayi dengan posisi hidungnya sejajar dengan puting sehingga bayi
akan melekat sempurna dengan payudara.
3. Tunggu sampai bayi membuka mulut lebar dengan lidah di bawah, ibu dapat
mengajari bayi membuka mulut lebar dengan cara:
o Arahkan bayi menuju bayi menuju payudara, sentuhlah bibir atas bayi
pada puting
o Pelan-pelan mundurkan mulut bayi
o Sentuhkan kembali bibir atas bayi pada puting, mundurkan kembali
mulut bayi
o Ulangi hingga bayi membuka mulut lebar-lebar dan lidahnya maju
o Atau sentuhkan puting sepanjang bibir atas bayi mulai dari satu sudut ke
suduh lain hingga bayi membuka mulut lebar-lebar.
4. Bayi akan membuka mulutnya lebar untuk mencakup puting dan lingkaran
gelap di sekitar puting, puting ibu sebaiknya berada pada langit-langit mulut
bayi.
5. Untuk merangsang bayi melepaskan mulutnya dari puting, dengan lembut
letakkan ujung jari ibu pada sudut mulut bayi dan bayi akan secara otomatis
membuka mulutnya. Jangan menarik secara paksa karena akan menimbulkan
luka pada putting.
Berbagai Posisi Menyusui:
1. Cross cradle/ posisi menyilang: cara yang kebanyakan dipakai, kepala bayi di
lengan bawah ibu ( bukan di lipat siku ), tubuh bayi menyilang di depan tubuh
ibu. Perut bayi menempel di perut ibu ( bayi menghadap tubuh ibu, bukan
menghadap ke atas ).
2. Football position/ clutch position: posisi bayi ke arah belakang tubuh ibu,
kepala bayi di lengan bawah ibu, lengan ibu menyangga kepala dan leher bayi.
Posisi ini biasanya digunakan oleh Ibu yang baru saja melahirkan dengan cara
operasi caesar atau pada Ibu yang berpayudara besar.
3. Posisi berbaring: posisi menyusui sambil tiduran, sangat bermanfaat untuk
menyusui di malam hari, atau kondisi ibu yang mengharuskan ibu tetap
berbaring ( misal setelah operasi caesar). Tetap pastikan tubuh bayi
menghadap tubuh ibu, kepala leher lurus, dan bayi sedikit mendongak ke atas
( jangan meletakkan bayi terlalu tinggi, karena akan menunduk untuk
mencapai payudara dan hal ini menyulitkan bayi menelan ASI ).
4. Selalu pastikan perlekatan dan posisi menyusu benar, untuk mencegah luka di
puting, dan memastikan bayi menelan ASI dengan mudah.
1. Tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini Secara Umum.
Pelaksanaan inisiasi menyusu dini dimulai dengan memberitahu ibu dan
keluarga tentang asuhan yang akan diberikan, suami atau keluarga dianjurkan untuk
mendampingi ibu saat persalinan, biarkan ibu menentukan cara melahirkan yang
diinginkan ( normal, dengan posisi jongkok atau melahirkan di dalam air ), dan
hindari penggunaan obat kimiawi saat persalinan, dapat diganti dengan cara non-
kimiawi ( pijat, aroma terapi, gerakan atau hypnobirthing ).
Setelah bayi lahir, keringkan seluruh badan dan kepala bayi ( kecuali kedua
tangan ) secepatnya, biarkan lemak putih ( vernix ) karena dapat menyamankan kulit
bayi. Lakukan pemotongan dan pengikatan tali pusat kemudian tengkurapkan bayi di
dada atau perut ibu dan biarkan kulit bayi melekat diperut ibu, posisi kontak kulit
dengan kulit ini dipertahankan minimal satu jam atau setelah menyusu awal selesai.
Selimuti ibu dan bayi, jika perlu gunakan topi bayi. Biarkan bayi mencari sendiri
puting ibu, ibu dapat merangsang bayi dengan sentuhan lembut, tetapi tidak boleh
memaksakan bayi ke puting susu. Hal ini dapat berlangsung selama beberapa menit
atau satu jam, bahkan lebih.
Selanjutnya, anjurkan suami/ keluarga untuk mendukung ibu dan membantu
ibu untuk mengenali tanda-tanda atau perilaku bayi sebelum menyusu, karena
dukungan ini akan meningkatkan rasa percaya diri ibu. Biarkan bayi dalam posisi
kulit bersentuhan dengan kulit ibunya setidaknya selama satu jam, walaupun ia telah
berhasil menyusu pertama sebelum satu jam. Jika belum menemukan puting payudara
ibunya dalam waktu satu jam, biarkan kulit bayi tetap bersentuhan dengan kulit
ibunya sampai berhasil menyusu pertama. Kesempatan kontak kulit dengan kulit juga
dianjurkan pada ibu yang melahirkan dengan tindakan, misalnya operasi caesar.
Bayi hanya boleh dipisahkan dari ibu untuk ditimbang, diukur dan dicap
setelah satu jam atau menyusu awal selesai. Prosedur yang invasif, misalnya suntikan
vitamin K dan tetesan mata bayi dapat ditunda. Rawat gabung ibu dan bayi dirawat
dalam satu kamar selama satu jam ibu-bayi tidak dipisahkan dan bayi selalu dalam
jangkauan ibu. Hindari pemberian minuman pre-laktal (cairan yang diberikan
sebelum ASI keluar).

2. Tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini Pada Operasi Caesar


Usaha bayi merangkak mencari payudara secara standar pasti tidak dapat
dilakukan pada persalinan operasi caesar. Namun, jika diberikan anastesi spinal atau
epidural, ibu dalam keadaan sadar sehingga dapat segera memberi respon pada bayi.
Bayi dapat segera diposisikan sehingga terjadi kontak kulit ibu dan kulit bayi.
Usahakan menyusu pertama dilakukan dikamar operasi. Jika keadaan ibu dan bayi
belum memungkinkan, bayi diberikan pada ibu pada kesempatan yang tercepat. Jika
dilakukan anestesi umum, kontak dapat terjadi diruang pulih saat ibu sudah dapat
merespon walaupun masih mengantuk atau dalam pengaruh obat bius.
Inisiasi menyusu dini tetap dapat dilakukan pada persalinan caesar, namun
perlu dukungan ekstra, yaitu harus ada tenaga dan pelayanan kesehatan yang suportif.
o
Jika mungkin, diusahakan suhu ruangan 20-30 C, sediakan selimut untuk menutupi
punggung bayi dan badan ibu, siapkan topi bayi untuk mengurangi hilangnya panas
dari kepala bayi. Bayi dibiarkan mencari puting susu ibu. Ibu dapat merangsang bayi
dengan sentuhan lembut, tetapi tidak memaksakan bayi ke puting susu. Biarkan bayi
dalam posisi sulit, bersentuhan dengan kulit ibunya setidaknya selama satu jam.
Jika inisiasi menyusu dini belum terjadi di kamar bersalin atau kamar operasi,
atau bayi harus dipindah sebelum satu jam maka bayi tetap diletakkan di dada ibu,
ketika dipindahkan ke kamar perawatan ibu atau kamar pulih.

3. Cara Pengamatan Teknik Menyusui yang Benar


 Bayi tampak tenang
 Badan bayi menempel pada perut ibu
 Mulut bayi terbuka lebar
 Dagu bayi menempel pada payudara ibu
 Sebagian besar areola masuk ke dalam mulut bayi, bagian bawah areola yang
lebih banyak masuk.
 Bayi terlihat mengisap kuat dengan irama perlahan
 Puting susu ibu tidak terasa nyeri.
 Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
 Kepala agak menengadah.
BAB IV
DOKUMENTASI

Sistem pencatatan dan pelaporan Inisiasi Menyusu Dini dan Pemberian ASI
Secara Eksklusif adalah dengan mengisi formulir. Pengisian formulir dapat dilakukan
dengan menanyakan langsung kepada ibu dan suaminya dan disesuaikan dengan
materi yang ada di dalam formulir. Diharapkan dengan adanya formulir ini dapat
diperoleh catatan yang lengkap dan menyeluruh tentang ibu menyusui dan bayinya.
Contoh formulir di klinik / ruang laktasi :
KLINIK LAKTASI
RSU BINA
 Ante Natal Care (ANC) CATATAN MEDIK
 Post Natal Care (PNC) Kunjungan pertama
tgl…………………..
IDENTITAS No RM : …………………………….
IBU :
Nama : …..………………………… SUAMI :
Umur : ….…………………..… thn Nama : …..…………………………
Pendidikan : …….…….………………… Umur : ….…………………..… thn
Agama : …………………………….. Pendidikan : …….…….…………………
Pekerjaan : …………………………….. Agama : ……………………………..
Alamat : …………………………….. Pekerjaan : ……………………………..
……………………………... Alamat : ……………………………..
……………………………...
CARA BERKUNJUNG
 Datang sendiri
 Dikirim dari luar  Dikirim dari Poli ANC
 Dikirim dari RB  Dikirim dari Poli lain
di RS : ……………………………..
KELUHAN UTAMA
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
RIWAYAT KEHAMILAN, PERSALINAN DAN LAKTASI SEBELUMNYA
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………

Anak Ke - L/P Umur / Tgl Menyusui Eksklusif Umur Masalah dalam menyusui
Lahir Ya Tidak disapih
1
2
3
4
5
6

Anda mungkin juga menyukai