Anda di halaman 1dari 12

RSU BINA KASIH

Jl. TB. Simatupang No 148 ARAHAN APEL


Sunggal - Medan Hari : Selasa, Tgl: 10 Desember 2019

TINDAK LANJUT POKJA TIM TEKNIS AKREDITASI


Dalam rangka membantu anggota Pokja mempersiapkan dokumen akreditasi, maka sekretariat Tim Teknis
Akreditasi akan menyelenggarakan Tindak Lanjut Pertemuan Pokja yang disesuaikan dengan kebutuhan
standar yang menjadi tanggungjawab masing-masing anggota pokja yang bersangkutan.
Tujuan pertemuan tindak lanjut ini adalah :
a. Meningkatkan pemahaman praktisi RSU Bina Kasih terhadap standar akreditasi pelayanan berfokus
pasien dan mengetahui kegiatan yang harus dilaksanakan untuk memenuhi standar akreditasi ;
b. Agar anggota pokja dapat meningkatkan mutu pelayanan, melalui implementasi standar nasional
akreditasi rumah sakit versi SNARS, yang berorientasi kepada pasien.
Semua personil RSU BK harus mau, mampu dan punya waktu untuk membaca dokumen akreditasi dari
sekarang sampai proses survey akreditasi berlangsung, sehingga setiap personil menguasai isi dokumen
dan mampu mengimplentasikan standard dan elemen penilaian agar lulus survey.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka Tim fasilitator/Admin memfasilitasi agar setiap anggota pokja
dapat meluangkan waktunya untuk membaca, memahami dan mengedit isi dokumen sesuai dengan
situasi dan kondisi RSU Bina Kasih. Harap pedomani hal-hal berikut ini untuk memastikan berjalannya
tujuan diatas.
1. Jadwal pembacaan dibuat dan dipampangkan di papan pengumuman loker. Dishare via WAG Karu-
Katim. Harap anggota pokja mengkondisikan waktu dan teman pengganti agar tidak terganggu
pelayanan di unit kerja.
2. Berkoordinasi dengan Security dan bagian Personalia untuk memastikan nama yang sudah ada di
jadwal wajib hadir di Ruang Akreditasi, lantai V, dan tidak pulang sebelum membaca. Dokumen yg
dibaca, telah disiapkan oleh fasilitator pokja masing-masing.
3. Bahan/Naskah dokumen yang dibaca ditentukan berdasarkan Standar dan Elemen Penilaian yang
menjadi tanggung jawab anggota Pokja yang bersangkutan.
4. Waktu membaca (durasi 30 menit) sebelum pulang dan diisikan daftar hadir dalam buku absensi. Shift
pembacaan terbagi 2 sesi, yakni : Shift pagi : 09.00 wib - 09.30 wib. Shift siang : 15.00 wib -15.30 wib.
5. Setiap ada naskah bacaan yang perlu diedit atau direvisi, langsung berkoordinasi dengan fasilitatornya,
sekaligus menyerahkan bahan yang telah dibaca. Naskah yang dibaca tidak diizinkan untuk difotocopy
atau untuk dibaca di rumah.
6. Setiap membaca harus memenuhi tata tertib berikut : Tidak gaduh - tidak berisik - tidak mengganggu
orang lain dan berurusan dengan fasilitatornya saja.
7. Bagi yang berhalangan hadir dicatatkan dalam buku jurnal dan dijadwal ulang waktu membacanya
pada hari berikutnya. Segala pertanyaan dari pembaca dapat meminta penjelasan kepada Ketua Tim
Teknis Akreditasi.
8. Pembacaan dikatakan selesai dan tuntas bila dilakukan di ruang akreditasi disaksikan Fasilitator dan
mengisi absensi serta melaporkan hasil bacaannya.
Demikianlah pemberitahuan tentang TINDAK LANJUT POKJA ini disampaikan kepada seluruh personil RSU
Bina Kasih agar dapat dipahami dan dapat berpartisipasi untuk mensukseskan akreditasi versi SNARS.
Akreditasi Rumah Sakit di Indonesia dilaksanakan untuk menilai kepatuhan rumah sakit terhadap standar
akreditasi. RS terakreditasi artinya RS yg sdh patuh standar, semakin banyak bintangnya, misal paripurna
bintang 5, artinya tingkat kepatuhannya terhadap standar sangat diakui. RS yang bintangnya makin sedikit,
misal bintang satu, tingkat dasar, berarti RS tersebut payah dan terkucil.
Dalam membentuk tim Pokja Akreditasi, diperlukan pemahaman mengenai isi dari standar akreditasi
tersebut. Akreditasi SNARS dibagi menjadi 4 kelompok yaitu: Kelompok Standar Pelayanan Berfokus pada
Pasien, Kelompok Standar Manajemen RS, Sasaran Keselamatan Pasien dan Program Nasional.
Pokja Akreditasi RS berfungsi untuk melakukan percepatan penyelesaian dokumen-dokumen akreditasi.
Dalam pembentukan tim pokja, harus mempertimbangkan isi dari standar serta attitude dan skill SDM
yang dimiliki. Hal ini bertujuan agar terjadi percepatan pemahaman akan standar.
Sebagai contoh, untuk menunjang keberhasilan standar Hak Pasien dan Keluarga (HPK) tentunya
melibatkan tim dari marketing, customer service atau front office, dokter, supervisor, perawat maupun
security. Contoh yang lain untuk standar Kompetensi dan Kewenangan Staf (KKS) setidaknya melibatkan
unit HRD/Personalia, perawat, medis, clinical support, sekretaris medis.
Dengan Rapat Pokja, maka diharapkan seluruh civitas hospitalia RSU BK semakin memahami dan
melaksanakan seluruh standar yang ditetapkan dalam menjamin mutu pelayanan dan keselamatan pasien
serta siap menyongsong survey akreditasi versi SNARS yang direncanakan pada bulan Agustus 2020.
Rapat Pokja termin pertama di ahir tahun ini akan diselenggarakan hari senin, tgl 02 Des sampai hari
selasa, 10 Des 2019. Rapat sesi pagi pada Jam 07.50– 08.20, atau setelah selesai apel pagi. Rapat sesi
siang pada Jam : 13.15 – 13.45, atau setelah selesai apel siang. Security dibantu personalia akan
menuntun anda menuju tempat rapat dengan cara-cara yang bermartabat supaya tiba tepat waktu.
Kami dari Sekretariat TimTeknis Akreditasi belum sanggup menyediakan snack berupa teh manis atau kue
biscuit untuk rapat pokja ini, tapi kami berjanji memberikan anda pengetahuan tentang SNARS yang terdiri
dari 15 BAB, 332 standar dan 1.330 Elemen Penilaian . Harapan kami semoga dengan pengetahuan ini hidup
anda lebih diberkati dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada setiap pasien.
Diharapkan kepada Supervisor, KaRu dan PJ Unit layanan dapat mengkondisikan SDM di unit kerja masing-
masing agar jadwal pelayanan rutin tidak terganggu karena rapat pokja ini. Hal ini penting dikoordinasikan
mengingat akhir-akhir ini jumlah pasien yang harus dilayani semakin meningkat, sementara kinerja bagian
personalia merekrut SDM sangat buruk dan makin tak jelas programnya.
Demikianlah pemberitahuan tentang RAPAT POKJA AKREDITASI ini disampaikan kepada seluruh personil
RSU Bina Kasih agar dapat dipahami dan dengan tenaga yang tersisa masih dapat berpartisipasi untuk
mensukseskan akreditasi versi SNARS.

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Setiap Rumah Sakit wajib terakreditasi, diselenggarakan secara berkala paling sedikit setiap 3 (tiga) tahun.
Permenkes RI No 34 Tahun 2017 tentang Akreditasi Rumah Sakit menyatakan bahwa Rumah Sakit harus
melakukan perpanjangan Akreditasi sebelum masa berlaku status Akreditasinya berakhir. Untuk
mendapatkan status Akreditasi baru, direktur rumah sakit harus mengajukan perpanjangan Akreditasi
kepada lembaga independen penyelenggara Akreditasi.
Penyelenggaraan Akreditasi meliputi kegiatan: a. persiapan Akreditasi; b. pelaksanaan Akreditasi; dan c.
pasca-akreditasi.
Persiapan Akreditasi meliputi kegiatan: a. penilaian mandiri (self assesment); b. workshop; dan c.
bimbingan Akreditasi.
Penilaian mandiri (self assesment) bertujuan untuk mengukur kesiapan dan kemampuan Rumah Sakit
untuk pemenuhan Standar Akreditasi dalam rangka survei Akreditasi. Penilaian mandiri (self assesment)
dilakukan dengan menggunakan instrument Akreditasi.
Instrumen Akreditasi merupakan alat ukur yang dipakai oleh lembaga independen penyelenggara
Akreditasi untuk menilai Rumah Sakit dalam memenuhi Standar Akreditasi. Workshop diselenggarakan
untuk menunjang pemenuhan Standar Akreditasi Rumah Sakit. Bimbingan Akreditasi merupakan proses
pembinaan terhadap Rumah Sakit untuk meningkatkan kinerja dalam mempersiapkan survei Akreditasi.
Maka dari itu, Sekretariat Tim Teknis Akreditasi memfasilitasi saudara/i melalui Rapat Pokja untuk
mempelajari dan menerapkan Standar beserta Elemen Penilaian secara sistematis. Harap hadir tepat
waktu agar pembahasan materi SNARS dapat berjalan tertib dan lancar. Bagi yang berhalangan hadir
karena terganjal jam dinas atau libur atau cuti, harap berkonsultasi dengan ketua atau rekan satu Pokja
atau secretariat Tim Teknis.
Setiap anggota Pokja, harap membaca-baca bahan berikut di Hp masing-masing tools berikut ini :
1. Naskah SNARS. Buku ini berisi tiga hal, yaitu: Standar, penjelasan Maksud dan Tujuan, dan Elemen
Penilaian. Baca sesuai BAB Pokja yang ditugaskan untuk saudara, sampai dapat dihapal.
2. Instruman SNARS. Buku ini berguna untuk tiga hal: Sebagai acuan dalam menyusun regulasi yang
diwajibkan oleh akreditasi. Sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan dan dokumentasinya.
Sebagai acuan dalam melatih staf terkait dengan standar dan elemen penilaian dalam SNARS.
Diharapkan seluruh personil RSU Bina Kasih agar rajin menghadiri Papat Pokja yang diselenggarakan sesi
pagi dan sesi siang selesai apel. Bagi yang tidak dapt hadir karena alasan yg dpt diterima, maka diwajibkan
hadir pada hari berikutnya di secretariat, lanati 5 utk menerima penjelasan. Penguasaan materi akreditasi
ini merupakan kewajiban bagi setiap Civitas Hospitalia dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
Demikianlah pemberitahuan tentang RAPAT POKJA AKREDITASI ini disampaikan kepada seluruh personil
agar berpartisipasi untuk mensukseskan akreditasi RSU Bina Kasih versi SNARS.
Rumah sakit wajib melakukan akreditasi dalam upayanya meningkatkan mutu pelayanan secara berkala
setiap 3 (tiga) tahun sekali. Hal ini tercantum dalam undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit, pasal 40 ayat 1, menyatakan bahwa, dalam upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit wajib
dilakukan akreditasi secara berkala menimal 3 (tiga) tahun sekali.
Permenkes RI No 34 Tahun 2017 tentang Akreditasi Rumah Sakit menyatakan bahwa Akreditasi Rumah
Sakit adalah pengakuan terhadap mutu pelayanan Rumah Sakit, setelah dilakukan penilaian bahwa Rumah
Sakit telah memenuhi Standar. Standar Akreditasi adalah pedoman yang berisi tingkat pencapaian yang
harus dipenuhi oleh rumah sakit dalam meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien.
Pengaturan Akreditasi bertujuan untuk:
a. meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit dan melindungi keselamatan pasien Rumah Sakit;
b. meningkatkan perlindungan bagi masyarakat, SDM di RS dan Rumah Sakit sebagai institusi;
c. mendukung program Pemerintah di bidang kesehatan; dan
d. meningkatkan profesionalisme Rumah Sakit Indonesia di mata Internasional.
Rumah sakit sangat terikat kepada nilai, etik, dan kepercayaan publik. Rumah sakit wajib melindungi nilai,
etik, dan kepercayaan publik atas semua orang dan kelompok profesi yang bekerja di dalamnya.
Secara keseluruhan, nilai, etik, dan kepercayaan publik ini menuntut dijunjung tingginya pelayanan
kesehatan yang baik dan bermutu serta perlindungan atas keselamatan pasien. Hal ini tentu sejalan
dengan kehendak regulasi yang menginginkan adanya akreditasi rumah sakit.
Akreditasi itu mencakup kompetensi tenaga medik dan para medik, peralatan dan prasarana, termasuk
instalasi limbah rumah sakit. Banyak hal yang harus diaudit untuk menjamin dan menjaga mutu serta
keselamatan semua pihak.
Oleh karena itu, kami dari Tim Teknis Akreditasi berupaya meyelenggarakan Rapat Pokja agar setiap Civitas
Hospitalia RSU Bina Kasih dapat mempelajari dan menerapkan Standar dan Elemen Penilaian secara
sistematis dan mudah dipahami.
Kepada setiap anggota Pokja, harap disimpan utk dibaca di memori Hp masing-masing tools berikut ini :
3. Naskah SNARS. Buku ini berisi tiga hal, yaitu: Standar, penjelasan Maksud dan Tujuan, dan Elemen
Penilaian. Baca sesuai BAB Pokja yang ditugaskan.
4. Instruman SNARS. Buku ini berguna untuk tiga hal: Sebagai acuan dalam menyusun regulasi yang
diwajibkan oleh akreditasi. Sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan dan dokumentasinya.
Sebagai acuan dalam melatih staf terkait dengan standar dan elemen penilaian dalam SNARS.
Selama seminggu di bulan desember ini, kami harapkan agar seluruh personil RSU BK rajin menghadiri
Papat Pokja yang diselenggarakan sesi pagi dan sesi siang selesai apel.
Demikianlah pemberitahuan tentang RAPAT POKJA AKREDITASI ini disampaikan kepada seluruh personil
RSU BK agar dipahami dan berpartisipasi untuk mensukseskan akreditasi versi SNARS.
Akreditasi RSU Bina Kasih akan berahir pada 12 Sep 2020, maka direncanakan survei ulang versi SNARS
Edisi I pada bulan Agustus 2020, artinya dimajukan lebih awal satu bulan untuk mengantisipasi
persyaratan kredensialing BPJS Kesehatan yang mengharuskan RS provider harus lulus akreditasi.
Pedoman untuk mengalihkan dokumen akreditasi versi 2012 ke SNARS harus mengacu kepada :
a. Buku SNARS 2018 yang telah didownload di komputer masing-masing fasilitator (Admin Tim Teknis)
b. Instrumen SNARS dan Daftar Regulasi masing-masing Elemen Penilaian
SNARS terdiri dari 15 BAB, 332 standar dan 1.330 Elemen Penilaian dengan tiga surveior, yakni Medis,
Manajemen, Keperawatan. Untuk memahami dan membahas dokumen, program, sarana prasarana setiap
standard dan elemen penilaian dari masing-masing BAB, maka akan diadakan Rapat Pokja.
Pokja adalah kelompok kerja, yakni sekelompok personil RSU BK berdasarkan tanggungjawab, kompetensi
dan kewenangan tugas yang ditunjuk direktur untuk mengerjakan persiapan survey akreditasi.
Jadwal Rapat Pokja adalah waktu yang ditetapkan untuk menyelenggarakan Rapat, berupa pertemuan
antara ketua pokja dengan sekertaris beserta anggota pokja, untuk membicarakan dan membahas materi
dokumen SNARS, yang telah disediakan oleh fasilitator Pokja bagi keperluan Akreditasi RSU BINA KASIH.
Melalui Jadwal Rapat Pokja diharapkan seluruh personil pokja dapat menyelenggarakan pertemuan yang
rutin dan terprogram. Dengan demikian, semua anggota pokja dapat berkontribusi untuk menyusun,
mengedit dan menyempurnakan dokumen pokja pada waktu dan tempat yang sudah ditentukan.
Setiap rapat pokja harus memenuhi 4 unsur UMAN yaitu :
a. Undangan rapat, akan ditempel di papan pengumuman Loker dan dishare Via WAG Karu-Katim ;
b. Materi rapat (Dokumen Pokja yang telah disiapkan Tim Teknis) ;
c. Absensi rapat; Harap hadir tepat waktu agar rapat lebih efektif dan efisien ;
d. Notulen rapat (Catat berisi ralat, perbaikan, usulan edit, revisi dok pokja).
Rapat Pokja akan dilaksanakan selama ± 30 menit setiap sesi, bertempat di ruang Akreditasi-1 atau di
ruang Akreditasi di lantai V atau Ruang Diklat/Ruang Kaca RSU BK tergantung situasi dan kondisi. Untuk itu
akan dibuat pemberitahuan sesuai undangan.
Patuhi aturan dasar dan disiplin umum RSU Bina Kasih tentang aturan rapat. Agar tercipta kepastian
kehadiran tepat waktu, maka cara yang paling bermartabat yang akan dilaksanakan adalah ; Bagian
Personalia dan Security akan berpatroli dan menggiring peserta rapat.
Rapat-rapat ini diselenggarakan untuk mengkondisikan proses akreditasi yang terdiri dari 3 tahap yaitu:
a. Persiapan Akreditasi
b. Bimbingan Akreditasi
c. Survey Akreditasi
Keputusan rapat yang menyangkut naskah/dokumen, program kerja, implementasi di unit pelayanan,
perbaikan sarana-prasarana, dll., harus di Follow-Up pada hari itu juga bersama dengan administrasi
masing-masing pokja.
Demikianlah pemberitahuan tentang RAPAT POKJA AKREDITASI ini disampaikan kepada seluruh personil
RSU BK agar dipahami dan berpartisipasi untuk mensukseskan akreditasi versi SNARS.
Dokter jaga ruangan ialah seorang dokter umum yang melakukan aktivitas pelayanan medis yang
ditetapkan oleh surat perintah Direktur Rumah Sakit yang bertugas dan bertanggung jawab atas seluruh
layanan klinis pasien di ruang rawat inap, ICU, NICU/PICU dan ruang isolasi.
Tujuan penugasan dokter jaga ruangan adalah demi terlaksananya pelayanan medis di rumah sakit secara
tertib, baik dan sesuai standar pelayanan medis, untuk meningkatkan mutu dan keselamatan pasien.
Setiap dokter jaga ruangan mengemban tugas pelayanan medis dan melaksanakan tanggung jawab
sebagai Dokter Jaga Ruangan (dinas pagi dan dinas malam) dengan langkah kerja berikut ini :
1. Mencatat laporan jumlah pasien global dari FO terlebih dahulu dan mendiskusikan pembagian
jumlah pasien global dengan sejawat dokter ruangan lain sebelum melakukan ronde bangsal rawat
inap;
2. Melakukan ronde bangsal seluruh pasien rawat inap sesuai jadwal yang sudah ditentukan dan
didampingi oleh PPJP; Wajib memastikan pasien baru masuk ke ruang rawat inap sudah divisite dan
tercatat dalam laporan, termasuk memverifikasinya ke PPJP;
3. Memonitor seluruh pasien rawat inap yang gawat atau memerlukan perhatian atau pantauan
khusus, terutama di unit Intensive dan melaporkannya ke DPJP, sesuai format SBAR, untuk
mendapatkan instruksi lanjutan, serta mecatat instruksi tersebut dengan format CABAK untuk
ditindaklanjuti;
4. Melakukan pencatatan di buku catatan kecil pasien yang divisite dengan format minimal : Nama
Pasien, Nomor Rekam Medis (RM), Diagnosa Pasien, Nama DPJP, Nama Ruang Rawat;
5. Menuliskan hasil visite di buku laporan, dan diberi tanda khusus dgn kategori : Pasien skala
rutinitas dengan kode (SR). Pasien skala prioritas dengan kode (SP). Pasien skala emergensi dengan
kode (SE). Kemudian memberi instruksi ke PPJP agar dilakukan asuhan sesuai kondisi pasien;
6. Pada saat dokter berdinas malam, pasien wajib divisite ulang bahkan di-follow up terus dan dicatat
ulang di buku laporan. Oleh karena itu Katim dinas malam dan PPJP senior harus mencatat nama
dokter jaga ruangan dan nomor kontaknya;
7. Memperhatikan dan melaksanakan instruksi yang diberikan oleh Dokter Penanggung Jawab
Pelayanan (DPJP) dan berkolaborasi dengan Profesi Pemberi Asuhan lainnya; Kejadian medis khusus
harus dikomunikasikan kepada direktur Pelayanan Medis agar bersama-sama mencari solusi;
8. Dapat memberikan pengobatan simptomatik dan live saving kepada pasien yang memerlukan
penanganan darurat sebelum Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) datang;
9. Laporan secara berjenjang kepada dokter konsulen jaga terkait; Pada kondisi dokter berhalangan
hadir diharuskan mencari sendiri penggantinya atau bertukar jadwal dengan sejawatnya lainnya dalam
bulan tersebut serta wajib melaporkan pergantian jaga;
10. Pada kondisi tertentu dimana terjadi kekosongan dokter di IGD karena sesuatu hal, maka dokter
jaga ruangan wajib berkoordinasi dengan unit IGD; Semua dokter jaga adalah dokter yang juga bertugas
mengabdi di Rumah Sakit, ruang perawatan, IGD, ICU. Dalam kondisi darurat dimana terjadi kejadian
luar biasa/disaster semua dokter diwajibkan berperan membantu dokter jaga IGD sesuai SPO.
Demikianlah pemberitahuan tentang Kegiatan Harian Dokter Jaga Ruangan ini disampaikan kepada
seluruh personil RSU BK, agar dipahami dan diberi dukungan sepenuhnya supaya tercipta koordinasi kerja
yang baik dan benar, demi peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien.

Permenkes 33 Thn 2019 Tentang Panduan Perilaku Interaksi Pelayanan Publik di Rumah Sakit
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan di RSU BK, diperlukan pengaturan perilaku karyawan dalam
berinteraksi dengan Px & Klrg, sehingga dapat menciptakan kepuasan dan meningkatkan kepercayaan.
Setiap Pegawai RSU BK yang melaksanakan pelayanan publik, wajib berprilaku sbb:
a. Berpakaian sesuai standar, dengan memperhatikan kebersihan, kerapian, kesopanan, kondisi pakaian
serta menjaga diri dari aroma yang bisa mengganggu orang lain.
b. Datang dan melaksanakan pelayanan tepat waktu;
c. Menerima kedatangan penerima layanan dengan kontak mata bersahabat, menunjukkan senyum dan
anggukan sejenak dengan mengucapkan salam saat menerima penerima layanan;
d. Fokus hanya pada penerima layanan pada saat melayani, tidak melakukan aktifitas lain seperti
merokok, membaca koran, makan, minum, dan bermain telpon genggam;
e. Mengangkat telepon maksimal dalam tiga dering, tersenyum saat memulai pembicaraan, mengucap
salam, menyebut nama diri dan institusi, dan menanyakan keperluan yang dapat dibantu;
f. Menutup interaksi telepon dengan ucapan, “terima kasih, selamat pagi/siang/sore/malam (ditambah
sebut nama penerima layanan jika sudah tahu)”.
g. Memberi perhatian penuh dan tanggapan baik verbal maupun non-verbal saat menyimak penerima
layanan berbicara;
h. Tidak memberikan jawaban tidak tahu, dan mengupayakan jawaban/bantuan/solusi/alternatif solusi/
saran/ informasi yang berguna bagi penerima layanan;
i. Memberi kesempatan penerima layanan untuk bertanya atau menyampaikan hal lain sebelum
mengakhiri pemberian pelayanan;
j. Mengetahui peta area dan siapa petugas yang dapat dihubungi atau ditanya jika ada penerima layanan
yang membutuhkan arahan atau jawaban;
k. Menunjuk dengan telapak tangan terbuka untuk menunjuk ke objek yang jauh atau objek yang
berukuran besar, menunjuk dengan dua jari yaitu telunjuk dan jari tengah tangan kanan yang saling
menempel saat menunjuk ke tulisan yang detail, atau menunjuk dengan ujung ballpoint untuk
mengarahkan pengisian suatu formulir atau pemberian tanda tangan;
l. Memberi informasi kepada penerima layanan dengan mengupayakan posisi sejajar, menunjukkan
senyum dan anggukan sejenak, mencondongkan badan saat berbicara dengan penerima layanan,
berbicara dengan intonasi suara dan kata-kata yang jelas dan bersahabat dalam memberi salam/
informasi/pertanyaan, serta memberi arahan dengan telapak tangan terbuka ke arah yang dituju;
m. Meminta ijin ketika harus memeriksa atau mengambil dokumen, serta menerima atau menyerahkan
dokumen dengan dua tangan;
n. Tidak meminta dan menerima tip atau imbalan dalam bentuk apapun;
o. Secara sopan menegur orang yang merokok dan melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan tata
tertib di unit layanan;
p. Selalu mengakhiri interaksi dengan senyum, mengucapkan terima kasih, serta sedikit anggukan kepala
dengan kesan yang positif terhadap penerima layanan; Mengupayakan kondisi yang nyaman bagi
penerima layanan selama pemberian layanan;
q. Berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan pelayanan prima bagi penerima layanan; dan
r. Melaksanakan pemberian pelayanan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SPO) yang berlaku.

s. RSU BINA KASIH


Jl. TB. Simatupang No 148 ARAHAN APEL
Sunggal - Medan Hari : Kamis, Tgl : 03 Oktober 2019

KEBIJAKAN PELAYANAN DI RSU BINA KASIH


1. Pelayanan di seluruh unit harus dilandasi dengan cinta kasih, tidak membedakan suku, ras, agama,
golongan, dan memperhatikan mereka yang lemah dan kurang mendapat perhatian.
2. Pelayanan harus selalu berorientasi pada mutu, keselamatan pasien, dan kesehatan kerja (K3RS) bagi
pasien, keluarga dan masyarakat serta karyawan sesuai dengan Visi, Misi, Falsafah dan Tujuan RSU BK.
3. Pelayanan selalu berfokus pada pasien dengan memenuhi hak pasien dan keluarga, asesmen pasien,
pemberian pelayanan pasien, serta memberikan edukasi kepada pasien, keluarga dan masyarakat.
4. Setiap unit harus menjalankan upaya peningkatan mutu melalui kegiatan Plan-Do-Check-Action (PDCA)
5. Setiap unit menjalankan kewaspadaan universal melalui kegiatan pencegahan dan pengendalian
infeksi yang menjangkau setiap pelayanan di RSU BK dan melibatkan berbagai individu.
6. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja dengan melakukan mengurangi dan mengendalikan bahaya, resiko, mencegah kecelakaan dan
cedera, dan memelihara kondisi lingkungan dan keamanan, termasuk dalam penggunaan APD.
7. Semua individu yang terlibat dalam pelayanan RS wajib melakukan enam sasaran Keselamatan Pasien.
8. Peralatan di unit pelayanan harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi secara teratur sesuai
ketentuan yang berlaku dan selalu dalam kondisi siap pakai.
9. Setiap petugas RS harus bekerja sesuai standar profesi, standar kompetensi, standar prosedur
operasional, etika profesi, kode etik rumah sakit dan semua peraturan rumah sakit yang berlaku.
10. Setiap unit pelayanan harus mampu mengelola data yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi
dan pengambilan keputusan bagi kepentingan manajemen dan pelayanan kepada masyarakat.
11. Jika pelayanan yang dibutuhkan pasien tidak tersedia di RSU BK, maka pasien dirujuk ke RS lain yang
bisa melayani setelah pasien/keluarga diberi penjelasan. Pasien dirujuk bila RS tidak mampu
menangani pasien karena keterbatasan SDM/fasilitas. Beberapa kondisi pasien perlu dirujuk yaitu:
a. Pasien yang menderita HIV-AIDS
b. Pasien TB multidrug resisten
c. Pasien yang memerlukan ruang isolasi seperti flu burung, burn centre
d. Pasien hemodialisa dengan Hepatitis C
e. Pasien yang membutuhkan tindakan transplantasi organ.
f. Pasien gangren yang tak mau mengikuti instruksi DPJP.
t. RSU BINA KASIH
Jl. TB. Simatupang No 148 ARAHAN APEL
Sunggal - Medan Hari : Jumat, Tgl : 04 Oktober 2019

KEBIJAKAN PELAYANAN DI RSU BINA KASIH


1. Setiap pasien yang masuk ke rumah sakit dilakukan skrining dan triase. Skrining artinya menapis.
Berdasarkan hasil skrining inilah ditapis apakah kebutuhan pasien sesuai dengan misi dan sumber
daya RS, karena pasien hanya diterima apabila RSU Bina Kasih dapat menyediakan pelayanan yang
dibutuhkan pasien rawat inap dan rawat jalan yang tepat.

2. Pasien diterima sebagai pasien rawat inap setelah diidentifikasi di IGD atau untuk pelayanan rawat
jalan di Poliklinik RSU Bina Kasih berdasarkan pada kebutuhan pelayanan kesehatan mereka yang
telah diidentifikasi sesuai dengan misi serta sumber daya rumah sakit yang ada. Ini menyangkut
Kompetensi SDM dan Sarana-Prasarana/Peralatan/Fasilitas.

3. Triase artinya menyortir. Pasien dan kebutuhan darurat, mendesak atau segera, diberikan prioritas
untuk asesmen dan pengobatan. Triage adalah pengelompokan korban berdasarkan atas berat
ringannya trauma/penyakit serta kecepatan penanganan/pemindahannya.
a. Prioritas-1 atau Emergensi: warna merah (kasus berat). Pasien dengan kondisi mengancam nyawa
dan memerlukan evaluasi dan intervensi segera. Pasien dibawa ke area resusitasi dengan waktu
tunggu 0 (nol) menit.
b. Prioritas-2 atau Urgent: warna kuning (kasus sedang). Pasien dengan penyakit yang akut, mungkin
membutuhkan trolley, kursi roda atau jalan kaki, waktu tunggu 30 menit dan diletakkan di area
critical care.
c. Prioritas-3 atau Non Urgent: warna hijau (kasus ringan). Pasien yang biasanya dapat berjalan
dengan masalah medis yang minimal, luka lama, kondisi yang timbul sudah lama dan diletakkan di
area ambulatory. Waktu tunggu dibawah 1 jam.
4. Pasien dirawat, dipindahkan atau dirujuk setelah dilakukan tes penunjang diagnostik. Dalam rangka
menegakkan diagnosa, kepada pasien dapat dilakukan tes darah rutin, foto thorax, EKG.
5. Proses dalam menahan pasien untuk observasi dapat dilakukan selama 2 jam. Penanganan bila tidak
tersedia tempat tidur pada pelayanan yang dituju maka pasien dapat ditawarkan untuk naik kelas
perawatan atau pesan ruang perawatan yang diinginkan bagi pasien yang tidak memiliki kegawatan.
6. Pasien rawat inap diterima sesuai ketersediaan tempat tidur di Instalasi Rawat Inap dan sesuai pula
dengan kebutuhan pasien. Pasien yang akan dirawat inap harus melalui petugas pendaftaran/FO dan
IGD untuk diberikan informasi dan edukasi termasuk beberapa penjelasan penting.
7. Penjelasan yang diberikan adalah: maksud dan tujuan pelayanan, fasilitas pelayanan dan perkiraan
biaya, termasuk penjelasan tentang surat penjaminan/pertanggungjawaban biaya pelayanan. Karena
RS sering kecolongan dan kena tipu dari beberapa pasien yang tidak punya dokumen apapun untuk
pengurusan administrasi penjaminan. Untuk itu petugas FO dan IGD harus bekerja cermat, teliti dan
hati-hati. Tidak elok bila petugas FO/IGD ceroboh, teman di Unit Rawatan yangt potong gaji karena
gagal berkas.
a. RSU BINA KASIH
Jl. TB. Simatupang No 148 ARAHAN APEL
Sunggal - Medan Hari : Sabtu, Tgl : 05 Oktober 2019

KEBIJAKAN PELAYANAN DI RSU BINA KASIH


1. Setiap pasien yang berobat di RSU Bina Kasih harus memiliki DPJP.
2. Apabila pasien berobat di unit rawat jalan maka DPJP nya adalah dokter spesialis klinik terkait.
3. Apabila pasien berobat di IGD saja dan tidak dirawat inap, maka DPJP nya adalah dokter jaga IGD.
4. Apabila pasien dirawat inap maka DPJP-nya adalah dokter spesialis disiplin yang sesuai.
5. Apabila pasien dirawat bersama oleh lebih dari 1 orang dokter spesialis, maka harus ditunjuk seorang
sebagai DPJP utama dan yang lain sebagai DPJP tambahan. DPJP utama adalah pemberi layanan atas
diagnosa yang kepadanya diberikan sumberdaya lebih banyak.
6. DPJP wajib mengunjungi pasiennya minimal satu kali setiap hari dan visite dilakukan tidak setelah jam
21.00 WIB, karena mengganggu istirahat pasien, dan berpotensi disinyalir melanggar HAM.
7. Untuk Px baru, visite DPJP wajib dilakukan dalam waktu kurang dari 24 jam setelah masuk, bila belum
divisite segera lapor Supervisor. Semua Px harus divisite setiap hari. Bila ada pasien yang terlewatkan
atau tidak divisit berarti bencana. Tugas Karu/Katim memastikannya dgn Ceklis Visite DPJP.
8. DPJP wajib mencantumkan hasil pelayanan dan rencana pengobatan di dalam Catatan Perkembangan
Pasien Terintegrasi (CPPT) dalam format SOAP. Bila tulisan DPJP teramat jelek dan tak terbaca, harap
ingatkan DPJP supaya menulis normal sebagai umat beragama, demi keselamatan pasien.
9. Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) memberikan penjelasan secara jelas dan benar kepada
pasien dan keluarga tentang :
a. Kesimpulan penyakit.
b. Rencana medis, prosedur tindakan dan risiko/komplikasi tindakan yang akan dilakukan.
c. Hasil tindakan/pemeriksaan medis yang telah dilakukan.
d. Penggunaaan dan efek samping obat-obatan yang diberikan.
e. Kejadian yang diharapkan dan tidak diharapkan.
10. Sebelum melakukan tindakan kedokteran berisiko, DPJP wajib memberikan informasi kepada Px/Klrg
mengenai tindakan kedokteran yang akan dilakukan, meminta dan menandatangani Formullir
Persetujuan Tindakan Kedokteran (Informed Consent) yang terdokumentasi di berkas RM.
a. RSU BINA KASIH
Jl. TB. Simatupang No 148 ARAHAN APEL
Sunggal - Medan Hari : Senin, Tgl : 07 Oktober 2019

KEBIJAKAN PELAYANAN ROHANI DI RSU BINA KASIH


1. Terdapat proses untuk mengidentifikasi dan menghormati nilai-nilai dan keyakinan pasien dan keluarga
pasien. Staf RSU BK menjalankan proses dan memberikan perawatan yang menghormati nilai-nilai dan
keyakinan pasien.
2. Nilai adalah keyakinan seseorang tentang sesuatu yang berharga, kebenaran dan keinginan mengenai
ide-ide, objek atau prilaku khusus. Merupakan bagian integral dari bentuk pelayanan kesehatan dalam
upaya pemenuhan kebutuhan bio-psyco-socio-spiritual, yang komprehensif karena pada dasarnya
setiap diri manusia terdapat kebutuhan dasar spiritual.
3. Pentingnya bimbingan spiritual dalam kesehatan telah menjadi ketetapan WHO yang menyatakan
aspek agama (spiritual) merupakan salah satu unsur dari pengertin kesehatan seutuhnya. Untuk itu,
RSU Bina Kasih mengadakan kegiatan pelayanan Bimbingan Rohani Pasien di Rumah Sakit, sebagai
langkah konkrit untuk membantu pasien dalam proses penyembuhannya.
4. Bimbingan rohani pasien adalah bentuk kegiatan yang didalamnya terjadi proses bimbingan dan
pembinaan rohani kepada pasien di rumah sakit sebagai bentuk kepedulian kepada mereka yang
sedang mendapat ujian dari Tuhan Yang Maha Esa. Dalam kegiatan tersebut bagaimana seorang
rohaniawan dapat memberikan ketenangan, kedamaian dan kesejukan hati kepada pasien dengan
senantiasa memberikan dorongan dan motivasi untuk tetap bersabar, tawakal dan tetap menjalankan
kewajibannya sebagai hamba Allah.
5. Manfaat bimbingan rohani bagi pasien ;
a. Memberikan ketenangan batin dan keteduhan hati kepada pasien dalam menghadapi penyakitnya
b. Memberikan motivasi dan dorongan untuk tetap bersabar dan bertawakal dalam menghadapi
ujian dari Tuhan Yang Maha Esa.
c. Menumbuhkan persaudaraan dan keakraban kepada pasien untuk saling berbagi rasa dan cerita
6. Tujuan bimbingan rohani bagi pasien yaitu :
a. Membantu klien untuk mengembangkan pemahaman diri sendiri sesuai dengan kecakapan, minat,
pribadi dan kesempatan yang ada,
b. Membantu proses sosialisasi dan sensivitas kepada kebutuhan orang lain,
c. Memberikan dorongan didalam pengarahan diri, pemecahan masalah, pengambilan keputusan
dan keterlibatan diri dalam masalah yang ada,
d. Mengembangkan nilai dan sikap secara menyeluruh serta perasaan sesuai dengan penerimaan diri
e. Membantu dalam memahami tingkah laku manusia,
f. Membantu klien untuk memperoleh kepuasan pribadi dan dalam penyesuaian diri secara
maksimum,
g. Membantu klien untuk hidup dalam kehidupan yang seimbang dalam berbagai aspek fisik,mental
dan sosial.
Demikianlah kebijakan pelayanan rohani di RSU Bina Kasih untuk dipahami dan dipatuhi oleh seluruh
staf dan karyawan di unit kerja dan unit pelayanan masing-masing.

b. RSU BINA KASIH


Jl. TB. Simatupang No 148 ARAHAN APEL
Sunggal - Medan Hari : ………, Tgl : ……. Oktober 2019

KEBIJAKAN PELAYANAN DI RSU BINA KASIH


1. Pasien atau keluarga yang dilayani di rawat jalan maupun rawat inap di RSU BK diberi informasi bila
terjadi penundaan pelayanan atau pengobatan. Pasien/keluarga diberi penjelasan alasan penundaan
yang terjadi oleh dokter, manajemen atau perawat. Juga penjelasan tentang alternatif yang tersedia
sesuai dengan keperluan/kebutuhan klinis pasien. Semua ini tertulis di form pemberian informasi, RM.
2. Penjelasan tentang penundaan/perubahan jadwal pelayanan atau pengobatan yang disebabkan oleh
masalah unit dilakukan oleh petugas unit terkait. Informasi yang diberikan ke pasien berkaitan dengan
penundaan/perubahan jadwal pelayanan atau pengobatan paling sedikit meliputi : alasan penundaan,
rencana jadwal berikutnya atau alternatif lain.
3. Untuk pasien dengan indikasi CITO dan mengalami penundaan tindakan/pelayanan atau pengobatan
yang mengakibatkan baik masalah adiministrasi maupun masalah kerusakan alat, maka pasien tersebut
harus segera dirujuk ke rumah sakit yang mempunyai pelayanan atau pengobatan sejenis.
4. Dalam memberikan pelayanan, rumah sakit berusaha untuk mengatasi atau membatasi kendala fisik,
bahasa dan budaya serta penghalang lainnya yang dapat mengganggu atau menimbulkan
permasalahan dalam proses penerimaan pasien.
5. Perencanaan pemulangan (discharge planning) pasien dimulai sejak pasien diterima sebagai pasien
rawat inap dengan menggunakan formulir perencanaan pulang. DPJP menentukan kesiapan pasien
untuk dipulangkan berdasarkan kriteria pulang. Keputusan memulangan pasien berdasarkan kondisi
klinis pasien dan diputuskan oleh DPJP.
6. Pasien diperbolehkan meninggalkan rumah sakit sementara untuk waktu tertentu/cuti dalam proses
rencana pengobatan, dengan syarat:
b. Cuti dari perawatan paling lama 1 x 24 jam, lebih dari itu dianggap PAPS.
c. Semua peralatan dilepas jika pasien tidak memiliki dokter/perawat pribadi atau fasilitas kesehatan
yang terdekat dengan tempat tinggal pasien.
d. Segala sesuatu yang terjadi selama pasien cuti dari perawatan, di luar tanggungjawab RSU BK.
7. Setiap pasien yang dirawat di RSU BK mempunyai resume medis yang berisi ringkasan selama
perawatan. Resume medis dibuat sebelum pasien pulang dari ruang perawatan, saat pasien akan
di rujuk ke RS lain atau sesuai dengan permintaan pasien atau keluarga yang digunakan untuk
urusan administrasi asuransi.
8. Resume pasien pulang lengkap, menggambarkan tindakan yang dilakukan selama pasien tinggal di
rumah sakit. Rumah Sakit memberikan instruksi pada pasien dan keluarganya tentang instruksi tindak
lanjut, mencakup nama dan lokasi untuk pelayanan lanjutan, kapan harus kontrol ke Rumah Sakit dan
kapan pelayanan yang mendesak harus didapatkan.

Anda mungkin juga menyukai