Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Setiap Rumah Sakit wajib terakreditasi, diselenggarakan secara berkala paling sedikit setiap 3 (tiga) tahun.
Permenkes RI No 34 Tahun 2017 tentang Akreditasi Rumah Sakit menyatakan bahwa Rumah Sakit harus
melakukan perpanjangan Akreditasi sebelum masa berlaku status Akreditasinya berakhir. Untuk
mendapatkan status Akreditasi baru, direktur rumah sakit harus mengajukan perpanjangan Akreditasi
kepada lembaga independen penyelenggara Akreditasi.
Penyelenggaraan Akreditasi meliputi kegiatan: a. persiapan Akreditasi; b. pelaksanaan Akreditasi; dan c.
pasca-akreditasi.
Persiapan Akreditasi meliputi kegiatan: a. penilaian mandiri (self assesment); b. workshop; dan c.
bimbingan Akreditasi.
Penilaian mandiri (self assesment) bertujuan untuk mengukur kesiapan dan kemampuan Rumah Sakit
untuk pemenuhan Standar Akreditasi dalam rangka survei Akreditasi. Penilaian mandiri (self assesment)
dilakukan dengan menggunakan instrument Akreditasi.
Instrumen Akreditasi merupakan alat ukur yang dipakai oleh lembaga independen penyelenggara
Akreditasi untuk menilai Rumah Sakit dalam memenuhi Standar Akreditasi. Workshop diselenggarakan
untuk menunjang pemenuhan Standar Akreditasi Rumah Sakit. Bimbingan Akreditasi merupakan proses
pembinaan terhadap Rumah Sakit untuk meningkatkan kinerja dalam mempersiapkan survei Akreditasi.
Maka dari itu, Sekretariat Tim Teknis Akreditasi memfasilitasi saudara/i melalui Rapat Pokja untuk
mempelajari dan menerapkan Standar beserta Elemen Penilaian secara sistematis. Harap hadir tepat
waktu agar pembahasan materi SNARS dapat berjalan tertib dan lancar. Bagi yang berhalangan hadir
karena terganjal jam dinas atau libur atau cuti, harap berkonsultasi dengan ketua atau rekan satu Pokja
atau secretariat Tim Teknis.
Setiap anggota Pokja, harap membaca-baca bahan berikut di Hp masing-masing tools berikut ini :
1. Naskah SNARS. Buku ini berisi tiga hal, yaitu: Standar, penjelasan Maksud dan Tujuan, dan Elemen
Penilaian. Baca sesuai BAB Pokja yang ditugaskan untuk saudara, sampai dapat dihapal.
2. Instruman SNARS. Buku ini berguna untuk tiga hal: Sebagai acuan dalam menyusun regulasi yang
diwajibkan oleh akreditasi. Sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan dan dokumentasinya.
Sebagai acuan dalam melatih staf terkait dengan standar dan elemen penilaian dalam SNARS.
Diharapkan seluruh personil RSU Bina Kasih agar rajin menghadiri Papat Pokja yang diselenggarakan sesi
pagi dan sesi siang selesai apel. Bagi yang tidak dapt hadir karena alasan yg dpt diterima, maka diwajibkan
hadir pada hari berikutnya di secretariat, lanati 5 utk menerima penjelasan. Penguasaan materi akreditasi
ini merupakan kewajiban bagi setiap Civitas Hospitalia dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
Demikianlah pemberitahuan tentang RAPAT POKJA AKREDITASI ini disampaikan kepada seluruh personil
agar berpartisipasi untuk mensukseskan akreditasi RSU Bina Kasih versi SNARS.
Rumah sakit wajib melakukan akreditasi dalam upayanya meningkatkan mutu pelayanan secara berkala
setiap 3 (tiga) tahun sekali. Hal ini tercantum dalam undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit, pasal 40 ayat 1, menyatakan bahwa, dalam upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit wajib
dilakukan akreditasi secara berkala menimal 3 (tiga) tahun sekali.
Permenkes RI No 34 Tahun 2017 tentang Akreditasi Rumah Sakit menyatakan bahwa Akreditasi Rumah
Sakit adalah pengakuan terhadap mutu pelayanan Rumah Sakit, setelah dilakukan penilaian bahwa Rumah
Sakit telah memenuhi Standar. Standar Akreditasi adalah pedoman yang berisi tingkat pencapaian yang
harus dipenuhi oleh rumah sakit dalam meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien.
Pengaturan Akreditasi bertujuan untuk:
a. meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit dan melindungi keselamatan pasien Rumah Sakit;
b. meningkatkan perlindungan bagi masyarakat, SDM di RS dan Rumah Sakit sebagai institusi;
c. mendukung program Pemerintah di bidang kesehatan; dan
d. meningkatkan profesionalisme Rumah Sakit Indonesia di mata Internasional.
Rumah sakit sangat terikat kepada nilai, etik, dan kepercayaan publik. Rumah sakit wajib melindungi nilai,
etik, dan kepercayaan publik atas semua orang dan kelompok profesi yang bekerja di dalamnya.
Secara keseluruhan, nilai, etik, dan kepercayaan publik ini menuntut dijunjung tingginya pelayanan
kesehatan yang baik dan bermutu serta perlindungan atas keselamatan pasien. Hal ini tentu sejalan
dengan kehendak regulasi yang menginginkan adanya akreditasi rumah sakit.
Akreditasi itu mencakup kompetensi tenaga medik dan para medik, peralatan dan prasarana, termasuk
instalasi limbah rumah sakit. Banyak hal yang harus diaudit untuk menjamin dan menjaga mutu serta
keselamatan semua pihak.
Oleh karena itu, kami dari Tim Teknis Akreditasi berupaya meyelenggarakan Rapat Pokja agar setiap Civitas
Hospitalia RSU Bina Kasih dapat mempelajari dan menerapkan Standar dan Elemen Penilaian secara
sistematis dan mudah dipahami.
Kepada setiap anggota Pokja, harap disimpan utk dibaca di memori Hp masing-masing tools berikut ini :
3. Naskah SNARS. Buku ini berisi tiga hal, yaitu: Standar, penjelasan Maksud dan Tujuan, dan Elemen
Penilaian. Baca sesuai BAB Pokja yang ditugaskan.
4. Instruman SNARS. Buku ini berguna untuk tiga hal: Sebagai acuan dalam menyusun regulasi yang
diwajibkan oleh akreditasi. Sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan dan dokumentasinya.
Sebagai acuan dalam melatih staf terkait dengan standar dan elemen penilaian dalam SNARS.
Selama seminggu di bulan desember ini, kami harapkan agar seluruh personil RSU BK rajin menghadiri
Papat Pokja yang diselenggarakan sesi pagi dan sesi siang selesai apel.
Demikianlah pemberitahuan tentang RAPAT POKJA AKREDITASI ini disampaikan kepada seluruh personil
RSU BK agar dipahami dan berpartisipasi untuk mensukseskan akreditasi versi SNARS.
Akreditasi RSU Bina Kasih akan berahir pada 12 Sep 2020, maka direncanakan survei ulang versi SNARS
Edisi I pada bulan Agustus 2020, artinya dimajukan lebih awal satu bulan untuk mengantisipasi
persyaratan kredensialing BPJS Kesehatan yang mengharuskan RS provider harus lulus akreditasi.
Pedoman untuk mengalihkan dokumen akreditasi versi 2012 ke SNARS harus mengacu kepada :
a. Buku SNARS 2018 yang telah didownload di komputer masing-masing fasilitator (Admin Tim Teknis)
b. Instrumen SNARS dan Daftar Regulasi masing-masing Elemen Penilaian
SNARS terdiri dari 15 BAB, 332 standar dan 1.330 Elemen Penilaian dengan tiga surveior, yakni Medis,
Manajemen, Keperawatan. Untuk memahami dan membahas dokumen, program, sarana prasarana setiap
standard dan elemen penilaian dari masing-masing BAB, maka akan diadakan Rapat Pokja.
Pokja adalah kelompok kerja, yakni sekelompok personil RSU BK berdasarkan tanggungjawab, kompetensi
dan kewenangan tugas yang ditunjuk direktur untuk mengerjakan persiapan survey akreditasi.
Jadwal Rapat Pokja adalah waktu yang ditetapkan untuk menyelenggarakan Rapat, berupa pertemuan
antara ketua pokja dengan sekertaris beserta anggota pokja, untuk membicarakan dan membahas materi
dokumen SNARS, yang telah disediakan oleh fasilitator Pokja bagi keperluan Akreditasi RSU BINA KASIH.
Melalui Jadwal Rapat Pokja diharapkan seluruh personil pokja dapat menyelenggarakan pertemuan yang
rutin dan terprogram. Dengan demikian, semua anggota pokja dapat berkontribusi untuk menyusun,
mengedit dan menyempurnakan dokumen pokja pada waktu dan tempat yang sudah ditentukan.
Setiap rapat pokja harus memenuhi 4 unsur UMAN yaitu :
a. Undangan rapat, akan ditempel di papan pengumuman Loker dan dishare Via WAG Karu-Katim ;
b. Materi rapat (Dokumen Pokja yang telah disiapkan Tim Teknis) ;
c. Absensi rapat; Harap hadir tepat waktu agar rapat lebih efektif dan efisien ;
d. Notulen rapat (Catat berisi ralat, perbaikan, usulan edit, revisi dok pokja).
Rapat Pokja akan dilaksanakan selama ± 30 menit setiap sesi, bertempat di ruang Akreditasi-1 atau di
ruang Akreditasi di lantai V atau Ruang Diklat/Ruang Kaca RSU BK tergantung situasi dan kondisi. Untuk itu
akan dibuat pemberitahuan sesuai undangan.
Patuhi aturan dasar dan disiplin umum RSU Bina Kasih tentang aturan rapat. Agar tercipta kepastian
kehadiran tepat waktu, maka cara yang paling bermartabat yang akan dilaksanakan adalah ; Bagian
Personalia dan Security akan berpatroli dan menggiring peserta rapat.
Rapat-rapat ini diselenggarakan untuk mengkondisikan proses akreditasi yang terdiri dari 3 tahap yaitu:
a. Persiapan Akreditasi
b. Bimbingan Akreditasi
c. Survey Akreditasi
Keputusan rapat yang menyangkut naskah/dokumen, program kerja, implementasi di unit pelayanan,
perbaikan sarana-prasarana, dll., harus di Follow-Up pada hari itu juga bersama dengan administrasi
masing-masing pokja.
Demikianlah pemberitahuan tentang RAPAT POKJA AKREDITASI ini disampaikan kepada seluruh personil
RSU BK agar dipahami dan berpartisipasi untuk mensukseskan akreditasi versi SNARS.
Dokter jaga ruangan ialah seorang dokter umum yang melakukan aktivitas pelayanan medis yang
ditetapkan oleh surat perintah Direktur Rumah Sakit yang bertugas dan bertanggung jawab atas seluruh
layanan klinis pasien di ruang rawat inap, ICU, NICU/PICU dan ruang isolasi.
Tujuan penugasan dokter jaga ruangan adalah demi terlaksananya pelayanan medis di rumah sakit secara
tertib, baik dan sesuai standar pelayanan medis, untuk meningkatkan mutu dan keselamatan pasien.
Setiap dokter jaga ruangan mengemban tugas pelayanan medis dan melaksanakan tanggung jawab
sebagai Dokter Jaga Ruangan (dinas pagi dan dinas malam) dengan langkah kerja berikut ini :
1. Mencatat laporan jumlah pasien global dari FO terlebih dahulu dan mendiskusikan pembagian
jumlah pasien global dengan sejawat dokter ruangan lain sebelum melakukan ronde bangsal rawat
inap;
2. Melakukan ronde bangsal seluruh pasien rawat inap sesuai jadwal yang sudah ditentukan dan
didampingi oleh PPJP; Wajib memastikan pasien baru masuk ke ruang rawat inap sudah divisite dan
tercatat dalam laporan, termasuk memverifikasinya ke PPJP;
3. Memonitor seluruh pasien rawat inap yang gawat atau memerlukan perhatian atau pantauan
khusus, terutama di unit Intensive dan melaporkannya ke DPJP, sesuai format SBAR, untuk
mendapatkan instruksi lanjutan, serta mecatat instruksi tersebut dengan format CABAK untuk
ditindaklanjuti;
4. Melakukan pencatatan di buku catatan kecil pasien yang divisite dengan format minimal : Nama
Pasien, Nomor Rekam Medis (RM), Diagnosa Pasien, Nama DPJP, Nama Ruang Rawat;
5. Menuliskan hasil visite di buku laporan, dan diberi tanda khusus dgn kategori : Pasien skala
rutinitas dengan kode (SR). Pasien skala prioritas dengan kode (SP). Pasien skala emergensi dengan
kode (SE). Kemudian memberi instruksi ke PPJP agar dilakukan asuhan sesuai kondisi pasien;
6. Pada saat dokter berdinas malam, pasien wajib divisite ulang bahkan di-follow up terus dan dicatat
ulang di buku laporan. Oleh karena itu Katim dinas malam dan PPJP senior harus mencatat nama
dokter jaga ruangan dan nomor kontaknya;
7. Memperhatikan dan melaksanakan instruksi yang diberikan oleh Dokter Penanggung Jawab
Pelayanan (DPJP) dan berkolaborasi dengan Profesi Pemberi Asuhan lainnya; Kejadian medis khusus
harus dikomunikasikan kepada direktur Pelayanan Medis agar bersama-sama mencari solusi;
8. Dapat memberikan pengobatan simptomatik dan live saving kepada pasien yang memerlukan
penanganan darurat sebelum Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) datang;
9. Laporan secara berjenjang kepada dokter konsulen jaga terkait; Pada kondisi dokter berhalangan
hadir diharuskan mencari sendiri penggantinya atau bertukar jadwal dengan sejawatnya lainnya dalam
bulan tersebut serta wajib melaporkan pergantian jaga;
10. Pada kondisi tertentu dimana terjadi kekosongan dokter di IGD karena sesuatu hal, maka dokter
jaga ruangan wajib berkoordinasi dengan unit IGD; Semua dokter jaga adalah dokter yang juga bertugas
mengabdi di Rumah Sakit, ruang perawatan, IGD, ICU. Dalam kondisi darurat dimana terjadi kejadian
luar biasa/disaster semua dokter diwajibkan berperan membantu dokter jaga IGD sesuai SPO.
Demikianlah pemberitahuan tentang Kegiatan Harian Dokter Jaga Ruangan ini disampaikan kepada
seluruh personil RSU BK, agar dipahami dan diberi dukungan sepenuhnya supaya tercipta koordinasi kerja
yang baik dan benar, demi peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien.
Permenkes 33 Thn 2019 Tentang Panduan Perilaku Interaksi Pelayanan Publik di Rumah Sakit
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan di RSU BK, diperlukan pengaturan perilaku karyawan dalam
berinteraksi dengan Px & Klrg, sehingga dapat menciptakan kepuasan dan meningkatkan kepercayaan.
Setiap Pegawai RSU BK yang melaksanakan pelayanan publik, wajib berprilaku sbb:
a. Berpakaian sesuai standar, dengan memperhatikan kebersihan, kerapian, kesopanan, kondisi pakaian
serta menjaga diri dari aroma yang bisa mengganggu orang lain.
b. Datang dan melaksanakan pelayanan tepat waktu;
c. Menerima kedatangan penerima layanan dengan kontak mata bersahabat, menunjukkan senyum dan
anggukan sejenak dengan mengucapkan salam saat menerima penerima layanan;
d. Fokus hanya pada penerima layanan pada saat melayani, tidak melakukan aktifitas lain seperti
merokok, membaca koran, makan, minum, dan bermain telpon genggam;
e. Mengangkat telepon maksimal dalam tiga dering, tersenyum saat memulai pembicaraan, mengucap
salam, menyebut nama diri dan institusi, dan menanyakan keperluan yang dapat dibantu;
f. Menutup interaksi telepon dengan ucapan, “terima kasih, selamat pagi/siang/sore/malam (ditambah
sebut nama penerima layanan jika sudah tahu)”.
g. Memberi perhatian penuh dan tanggapan baik verbal maupun non-verbal saat menyimak penerima
layanan berbicara;
h. Tidak memberikan jawaban tidak tahu, dan mengupayakan jawaban/bantuan/solusi/alternatif solusi/
saran/ informasi yang berguna bagi penerima layanan;
i. Memberi kesempatan penerima layanan untuk bertanya atau menyampaikan hal lain sebelum
mengakhiri pemberian pelayanan;
j. Mengetahui peta area dan siapa petugas yang dapat dihubungi atau ditanya jika ada penerima layanan
yang membutuhkan arahan atau jawaban;
k. Menunjuk dengan telapak tangan terbuka untuk menunjuk ke objek yang jauh atau objek yang
berukuran besar, menunjuk dengan dua jari yaitu telunjuk dan jari tengah tangan kanan yang saling
menempel saat menunjuk ke tulisan yang detail, atau menunjuk dengan ujung ballpoint untuk
mengarahkan pengisian suatu formulir atau pemberian tanda tangan;
l. Memberi informasi kepada penerima layanan dengan mengupayakan posisi sejajar, menunjukkan
senyum dan anggukan sejenak, mencondongkan badan saat berbicara dengan penerima layanan,
berbicara dengan intonasi suara dan kata-kata yang jelas dan bersahabat dalam memberi salam/
informasi/pertanyaan, serta memberi arahan dengan telapak tangan terbuka ke arah yang dituju;
m. Meminta ijin ketika harus memeriksa atau mengambil dokumen, serta menerima atau menyerahkan
dokumen dengan dua tangan;
n. Tidak meminta dan menerima tip atau imbalan dalam bentuk apapun;
o. Secara sopan menegur orang yang merokok dan melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan tata
tertib di unit layanan;
p. Selalu mengakhiri interaksi dengan senyum, mengucapkan terima kasih, serta sedikit anggukan kepala
dengan kesan yang positif terhadap penerima layanan; Mengupayakan kondisi yang nyaman bagi
penerima layanan selama pemberian layanan;
q. Berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan pelayanan prima bagi penerima layanan; dan
r. Melaksanakan pemberian pelayanan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SPO) yang berlaku.
2. Pasien diterima sebagai pasien rawat inap setelah diidentifikasi di IGD atau untuk pelayanan rawat
jalan di Poliklinik RSU Bina Kasih berdasarkan pada kebutuhan pelayanan kesehatan mereka yang
telah diidentifikasi sesuai dengan misi serta sumber daya rumah sakit yang ada. Ini menyangkut
Kompetensi SDM dan Sarana-Prasarana/Peralatan/Fasilitas.
3. Triase artinya menyortir. Pasien dan kebutuhan darurat, mendesak atau segera, diberikan prioritas
untuk asesmen dan pengobatan. Triage adalah pengelompokan korban berdasarkan atas berat
ringannya trauma/penyakit serta kecepatan penanganan/pemindahannya.
a. Prioritas-1 atau Emergensi: warna merah (kasus berat). Pasien dengan kondisi mengancam nyawa
dan memerlukan evaluasi dan intervensi segera. Pasien dibawa ke area resusitasi dengan waktu
tunggu 0 (nol) menit.
b. Prioritas-2 atau Urgent: warna kuning (kasus sedang). Pasien dengan penyakit yang akut, mungkin
membutuhkan trolley, kursi roda atau jalan kaki, waktu tunggu 30 menit dan diletakkan di area
critical care.
c. Prioritas-3 atau Non Urgent: warna hijau (kasus ringan). Pasien yang biasanya dapat berjalan
dengan masalah medis yang minimal, luka lama, kondisi yang timbul sudah lama dan diletakkan di
area ambulatory. Waktu tunggu dibawah 1 jam.
4. Pasien dirawat, dipindahkan atau dirujuk setelah dilakukan tes penunjang diagnostik. Dalam rangka
menegakkan diagnosa, kepada pasien dapat dilakukan tes darah rutin, foto thorax, EKG.
5. Proses dalam menahan pasien untuk observasi dapat dilakukan selama 2 jam. Penanganan bila tidak
tersedia tempat tidur pada pelayanan yang dituju maka pasien dapat ditawarkan untuk naik kelas
perawatan atau pesan ruang perawatan yang diinginkan bagi pasien yang tidak memiliki kegawatan.
6. Pasien rawat inap diterima sesuai ketersediaan tempat tidur di Instalasi Rawat Inap dan sesuai pula
dengan kebutuhan pasien. Pasien yang akan dirawat inap harus melalui petugas pendaftaran/FO dan
IGD untuk diberikan informasi dan edukasi termasuk beberapa penjelasan penting.
7. Penjelasan yang diberikan adalah: maksud dan tujuan pelayanan, fasilitas pelayanan dan perkiraan
biaya, termasuk penjelasan tentang surat penjaminan/pertanggungjawaban biaya pelayanan. Karena
RS sering kecolongan dan kena tipu dari beberapa pasien yang tidak punya dokumen apapun untuk
pengurusan administrasi penjaminan. Untuk itu petugas FO dan IGD harus bekerja cermat, teliti dan
hati-hati. Tidak elok bila petugas FO/IGD ceroboh, teman di Unit Rawatan yangt potong gaji karena
gagal berkas.
a. RSU BINA KASIH
Jl. TB. Simatupang No 148 ARAHAN APEL
Sunggal - Medan Hari : Sabtu, Tgl : 05 Oktober 2019