RUMAH SAKIT
Ervina Tri Dewi Saragih (15330142)
Melva Novriana Saragih (15330143)
Ayutri Wulan Widia Sapitri (15330147)
Brilliany Chairunnisa (15330149)
Pengertian
Akreditasi Istimewa
Diberikan kepada RS/SARKES lain yang
menunjukkan pemenuhan standar secara
istimewa selama 3 periode berturut-turut,
Berlaku untuk 5 tahun
Komisi Akreditasi
Rumah Sakit & SARKES
Lain 1
Tugas Pokok: Membantu Direktur Jenderal
YANMED dalam merencanakan, melaksanakan, dan
menilai program akreditasi RS dan SARKES lain.
Fungsi
1. Menyusun standar pelayanan RS dan SARKES lain
2. Menyusun instrumen akreditasi
3. Melaksanakan survei untuk akreditasi
4. Menyelenggarakan penyuluhan dan pelatihan tentang
akreditasi RS dan SARKES lain
5. Memilih dan melatih surveyor
6. Mengangkat dan memberhentikan surveyor
7. Memberikan bimbingan manajemen
8. Mengajukan saran dan rekomendasi tentang penetapan
status akreditasi
Komisi Akreditasi
Rumah Sakit & SARKES
Lain 2
Keanggotaan perorangan dari unsur
(1)Organisasi Profesi Kesehatan, (2)Perhimpunan RS
seluruh Indonesia, (3)Administrator rumah sakit,
(4)DEPKES
Hubungan dengan Badan Akreditasi lain
KEPPRES No.13 Tahun 1997 menetapkan Badan
Standarisasi Nasional (BSN) sebagai lembaga
pemerintah non departemen yang bertugas
menyelenggarakan pengembangan dan
pembinaan di bidang standarisasi metrologi
teknik, standar pengujian dan mutu.
Berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Presiden.
Komisi Akreditasi
Rumah Sakit & SARKES
Lain3
Hubungan dengan Badan Akreditasi lain
Dalam melaksanakan tugasnya BSN dibantu
Komisi Akreditasi Nasional (KAN) yang
bertugas menetapkan dan memberikan
pertimbangan dan saran kepada BSN dalam
menetapkan sistem akreditasi dan sertifikasi.
Pembentuan KARS tidak mengacu pada
Keppres No.13 Tahun 1997 tersebut.
Dalam lingkungan DEPDIKNAS juga ada
lembaga serupa, yaitu Badan Akreditasi
Nasional Pendidikan Tinggi (BAN).
Survei Akreditasi
Fase Persiapan
RS melakukan self assessment (SA)
Bila memerlukan bimbingan dan arahan, dapat
memintanya ke KARS dan/atau DINKES Propinsi
Fase Pelaksanaan
Dilakukan oleh 3-5 orang surveyor, 70% surveyor
daerah 30% surveyor pusat, selama 3-4 hari
Digunakan metode observasi, wawancara dan
telaah dokumen
Fase Pasca-akreditasi – Monitoring dan Evaluasi
Dilakukan oleh KARS terus menerus selama tiga
tahun setelah dilaksanakannya survei akreditasi
Self Assessment1
Merupakan bagian dari siklus pembinaan akreditasi
RS/SARKES lain, dilakukan sendiri oleh RS/SARKES lain.
Tujuan (1)RS/SARKES lain memahami standar dan
parameter penilaian akreditasi, (2)RS/SARKES lain
mengetahui kemajuan pemenuhan standar, dan (3)
RS/SARKES lain mengetahui kesiapan untuk disurvei.
Cara pelaksanaan
Pembentukan tim/panitia akreditasi
Pembentukan POKJA sesuai dengan bidang
pelayanan yang akan diakreditasi
Pelaksanaan SA oleh POKJA menggunakan
instrumen yang telah ditetapkan KARS
Self Assessment2
Isi Laporan Hasil Self Assessment
Profil RS/SARKES lain yang memuat data
tentang pelayanan yang disediakan
Skor dari parameter setiap kegiatan pelayanan
yang disertai catatan
Rangkuman catatan yang dibuat untuk setiap
kegiatan pelayanan
Bimbingan Akreditasi
Tujuan
Menghilangkan perbedaan persepsi tentang
standar dan parameter akreditasi
Memberi wawasan lebih luas ttg akreditasi
Memberi arahan dlm mempersiapkan akreditasi
Pelaksanaan
Diberikan atas permintaan RS/SARKES lain
Diselenggarakan dgn biaya dari RS/SARKES lain
Disediakan dalam bentuk paket bimbingan
Dilakukan oleh surveyor senior sesuai bidang
Dilaksanakan paling cepat 3 bulan pra-survei
KARS menetapkan pembimbing
Pembinaan Pasca-
akreditasi1
Tujuan
Memantau pelaksanaan dan tindak lanjut
rekomendasi oleh RS/SARKES lain
Memberi arahan agar RS/SARKES lain dapat
melaksanakan rekomendasi
Melakukan evaluasi penerapan standar oleh
RS/SARKES lain.
Meningkatkan interaksi antara RS/SARKES lain,
Dinas Kesehatan dan KARS
Pembinaan Pasca-
akreditasi2
Pelaksanaan
Dilaksanakan paling cepat 12 bulan setelah
survei akreditasi.
Kunjungan dilakukan oleh seorang staf
dan/atau sebuah tim dari DINKES Propinsi.
Dalam melakukan pembinaan DINKES Propinsi
dapat melibatkan DINKES Kabupaten/Kota dan
organisasi profesi sesuai kebutuhan.
Pembinaan dapat dilaksanakan melalui media
cetak dan elektronik.
Pembinaan dilakukan dengan mengacu pada
rekomendasi yang diberikan oleh surveyor.
Biaya pembinaan ditanggung bersama oleh
RS/SARKES lain dan Dinas Kesehatan