FOOD CONTROL
DISUSUN OLEH :
MEGA SILVIA DEWI( 18075018 )
MELIA WULANDARI ( 18075019 )
DOSEN PEMBIMBING :
Ir. ANNI FARIDAH, M.Si
SARI MUSTIKA, S.Pt, M.Si
Penyusun mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga makalah mata kuliah Food
Controlini dapat terselesaikan dengan baik. Dengan segala daya upaya yang kami
miliki, kami maksimalkan kemampuan kami untuk menyusun makalah ini.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut
terlibat dalam penulisan makalah ini.Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk
melengkapi tugas mata kuliah Food Control. Kami berharap semoga makalah
yang telah kami buat ini dapat bermanfaat.
Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, jadi
penyusun mengucapkan mohon maaf atas kesalahan yang penyusun lakukan,
penyusun juga mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak
demi kesempurnaan makalah ini.
( Kelompok 6 )
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
SSOP (Sanitation Standard Operating Procedure) adalah prosedur
pelaksanaan sanitasi standar yang harus dipenuhi oleh suatu unit
pengolahan ikan untuk mencegah terjadinya kontaminasi terhadap produk
yang diolah (Mangunsong 2000).Program kelayakan dasar erat kaitannya
dengan mutu suatu produk seperti daging rajungan kaleng. Apabila
program kelayakan dasar telah dilaksanakan dengan baik, maka penerapan
sistem manajemen mutu berdasarkan HACCP dapat dilaksanakan dengan
efektif, sehingga diharapkan dapat menghasilkan produk perikanan yang
berkualitas dan mampu bersaing dalam pasar global.
Pangan adalah kebutuhan kebutuhan pokok manusia yang
dibutuhkan setiap saat dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar
agar bermanfaat bagi tubuh. Menurut WHO, yang dimaksud makanan
adalah : “Food include all substances, whether in a natural state or in a
manufactured or prepared form, which are part of human diet.” Batasan
makanan tersebut tidak termasuk air, obat-obatan dan substansi-substansi
yang diperlukan untuk tujuan pengobatan.
Perkembangan pariwisata di Indonesia merangsang pula
tumbuhnya sektor usaha lain seperti usaha di bidang akomodasi,
komunikasi, pelayanan makanan dan minuman, transportasi dan hiburan.
Pertumbuhan sektor pendukung ini membawa keuntungan dengan
membuka peluang kerja yang lebih besar bagi para tenaga kerja di
Indonesia yang akan bekerja di bidang akomodasi, komunikasi, pelayanan
makanan dan minuman, transportasi dan hiburan
Saat ini pengolahan pangan banyak dilakukan oleh industri rumah
tangga dengan skala kecil dan menengah baik di perkotaan maupun di
perdesaan.Untuk menghasilkan pangan yang berkualitas dan
meminimalkan pencemaran lingkungan, industri pangan perlu menerapkan
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari sanitasi standar operasional prosedur / SSOP ?
2. Apa tujuan dari sanitasi standar operasional prosedur / SSOP ?
3. Apa manfaat dari adanya sanitasi standar operasional prosedur/SSOP ?
4. Apa saja kunci dari sanitasi standar operasional prosedur / SSOP ?
5. Bagaimana langkah dan pedoman implementasi dari sanitasi standar
operasional prosedur / SSOP ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari sanitasi standar operasional
prosedur / SSOP
2. Untuk mengetahui tujuan dari sanitasi standar operasional prosedur /
SSOP
3. Untuk mengetahui manfaat dari adanya sanitasi standar operasional
prosedur/SSOP
4. Untuk mengetahui kunci dari sanitasi standar operasional prosedur /
SSOP
5. Untuk mengetahui langkah dan pedoman implementasi dari sanitasi
standar operasional prosedur / SSOP
3
BAB II
PEMBAHASAN
B. TUJUAN SSOP
Tujuan SSOP adalah agar setiap karyawan teknis maupun
administrasi memahami :
1) Bahwa program higiene dan sanitasi akan meningkatkan kualitas
sehingga tingkat keamanan produk meningkat, seirama dengan
menurunnya kontaminasi mikroba
2) Menjelaskan prosedur sanitasi untuk digunakan di tempat kerja
3) Memberikan jadwal prosedur sanitasi
4) Memberikan landasan untuk memonitoring di tempat kerja
5) Mendorong perencanaan untuk menjamin tidakan koreksi
6) Mengidentifikasi tren dan mencegah terjadinya kembali
7) Membawa perbaikan berkelanjutan di tempat kerja
8) Peraturan GMP mengharuskan digunakan zat tertentu yg aman
dan efektif
9) Tahapan dlm higiene dan sanitasi
10) Persyaratan minimum penggunaan klorine pd air pendingin
(khusus industri pengolahan pangan)
11) Pengaruh faktor pH, suhu, konsentrasi disinfektan pd hasil
akhir sanitasi
12) Masalah potensial yang timbul jika sanitasi dan higiene tidak
dijalankan
C. MANFAAT SSOP
Manfaat SPO Sanitasi dalam Menjamin Sistem Keamanan
Produksi Pangan :
1) Memberikan jadwal pada prosedur sanitasi
2) Memberikan landasan program monitoring berkesinambungan
3) Mendorong perencanaan yg menjamin dilakukan koreksi bila
diperlukan
4) Mengidentifikasi kecenderungan dan mencegah kembali
terjadinya masalah
5
3. Air laut (digunakan industri perikanan) harus sesuai dengan standar air
minum, kecuali kadar garam.
Monitoring keamanan air :
a. Air PAM : bukti pembayaran dari PAM, fotokopi hasil analisa air dari
PAM. Bila ragu disarankan untuk dianalisa tambahan dari lab penguji
terakreditasi
b. Air sumur : dilakukan sebelum usaha bisnis dimulai. Pengujian kualitas
air dari lab. penguji pangan yang terakreditasi
c. Air laut: harus dilakukan lebih sering dari air PAM/sumur; dengan
inspeksi secara visual/organoleptik.
Tindakan Koreksi :
Harus segera lakukan tindakan koreksi bila terjadi atau ditemukan
adanya penyimpangan. Misal : dengan penyetopan saluran, stop proses
produksi untuk sementara; tarik produk yang terkena
Rekaman :
Dilakukan pada setiap monitoring, serta bila terjadi tindakan
koreksi. Bentuk rekaman : rekaman monitoring periodik, rekaman periodik
inspeksi plumbing, rekaman monitoring sanitasi harian
2. Kondisi dan Kebersihan Permukaan yang Kontak dengan Bahan Pangan
Permukaan peralatan dan perlengkapan yang kontak dengan bahan
baku dan produk akhir harus bebas dari lubang-lubang dan celah-celah,
kedap air, tidak berkarat, tidak menyebabkan kontaminasi, tidak beracun,
dan didesain sedemikian rupa sehingga air dapat mengalir dengan baik.
Peralatan dan perlengkapan yang berhubungan dengan produk dibersihkan
sebelum dan sesudah digunakan serta dilakukan secara rutin dan
periodic.Kondisi peralatan dan ruang pengolahan terawatt, bersih dan
saniter, permukan halus, dapat dibersihkan dan disanitasi.
Bahan-bahan yang aman untuk digunakan harus memenuhi
persyaratan sebagi berikut:
- Non-toksin (tidak ada bahan kimia yang larut)
- Non-absorbent (dapat dikeringkan)
7
- Tahan karat
- Tahan terhadap pembersihan dan bahan sanitasi
Monitoring :
Kondisi permukaan yang kontak dengan pangan : dilakukan
dengan inspeksi visual terhadap permukaan.
Kebersihan dan sanitasi permukaan yang kontak dengan pangan :
apakah terpelihara
Tipe dan konsentrasi bahan sanitasi : dengan test strips / kits.
Verifikasi dilakukan dengan pengujian mikrobial permukaan secara
berkala
Kebersihan sarung tangan dan pakaian pekerja. : apakah dalam
kondisi baik
Tindakan koreksi :
a. Bila terjadi konsentrasi sanitiser #er9ariasi setiap hari maka
harus memperbaiki ganti peralatan dan melatih operator
b. Observasi pertemuan dua meja, bila terisi rontokan produk maka
pisahkan agar mudah dibersihkan
c. Bila meja kerja menunjukkan tanda korosi maka perbaiki ganti
meja yang tidak korosi
Rekaman :
a. Dilakukan pada setiap monitoring dan Bila terjadi koreksi
b. Bentuk rekaman monitoring periodik, rekaman monitoring
sanitasi harian bulanan
3. Pencegahan Kontaminasi Silang
Beberapa hal untuk pencegahan kontaminasi silang adalah :
tindakan karyawan untuk pencegahan, pemisahan bahan dengan produk
siap konsumsi, disain sarana prasarana. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pengawasan dan pelaksanaan penerapan SSOP untuk
melakukan pencegahan kontaminasi silang. menurut Susianawati (2006)
adalah sebagai berikut :
8
g. Permukaan pintu tahan karat, halus, rata, tahan air dan mudah
dibersihkan. Pintu dirancang sehingga dapat menutup dengan
sendirinya dan cukup lebar.
4. Menjaga Fasilitas Pencuci Tangan, Sanitasi dan Toilet
Kondisi fasilitas cuci tangan, toilet dan sanitasi tangan sangat
penting untuk mencegah terjadinya kontaminasi terhadap proses produksi
pangan. Kontaminasi akibat kondisi fasilitas tersebut akan bersifat fatal,
karena diakibatkan oleh bakteri patogen.
a. Washtafel, toilet, dan fasilitas sanitasi
a) Washtafel minimal 1 buah untuk 10 karyawan, dekat pintu
masuk, air harus mengalir, dan dilengkapi dengan fasilitas
sanitasi (sabun antiseptic, pengering tangan)
b) Toilet sesuai dengan jumlah karyawan, berfungsi baik, tidak
berhubungan langsung dengan ruangan penanganan dan
pengolahan, dilengkapi dengan dengan fasilitas sanitasi.
b. Ruang ganti karyawan, dan loker
a) Ruang ganti digunakan karyawan untuk ganti pakain kerja,
tersedia dengan jumlah memadai, selalu dalam keadaan bersih.
b) Loker digunhakan untuk menyimpan pakaian kerja dan ganti
karyawan serta peralatan pribadi karyawan, tersedia dalam
jumlah yang cukup.
c. Program mencuci tangan
Program mencuci tangan menjadi sangat penting Karen banyak
karyawan (Pekerja/pengolah) yang tidak mencuci tangan secara rutin,
dan memcuci tangan yang tidak dilakukan dengan benar. Adapun cara
mencuci tangan yang benar adalah sebagai berikut:
a) Melepas perhiasan;
b) Basahi tangan dengan air;
c) Gunakan sabun;
d) Bilas
e) Keringkan dengan lap atau pengering lainnya; dan
10
f) Hindari rekontaminasi.
6. Pelabelan, penyimpanan, dan penggunaan bahan toksin yang benar
Label pada produk pangan sangat penting keberadaannya bagi
produsen maupun konsumen, bagi produsen label dapat menjadi media
informasi dan daya tarik sehingga konsumen berminat untuk membeli.
Setiap produk akhir yang akan diperdagangkan harus diberi label dengan
betul dan mudah dibaca yang memberikan keterangan untuk memudahkan
konsumen mengerti produk tersebut. Bahan - bahan pembungkus untuk
produk beku harus cukup kuat, tahan perlakuan fisik, mempunyai
permeabilitas yang rendah terhadap uap air, gas dan bau, tidak mudah
ditembus lemak atau minyak, tidak boleh meningkatkan waktu
pembekuan, tidak boleh melekat pada produk dan tidak boleh menulari
produk. Karton untuk produk beku harus cukup kuat, kedap air dan tahan
kotor, karton sebaiknya dilapisi lilin, plastik atau vernis baik pada salah
satu atau keduapermukaannya. Master karton untuk pewadahan dalam
perdagangan besar harus ringan dan kuat, harus memberi perlindungan
yang baik untuk produk akhir (Thaheer, 2005). Hal yang harus
diperhatikan dalam pelabelan wadah untuk kerja harus menunjukkan :
a. Nama bahan larutan / dalam wadah
b. Petunjuk penggunaannya
c. Penyimpanan seharusnya tempat dan akses terbatas
d. Memisahkan bahan food grade dengan non food grade
e. Jauhkan dari peralatan dan barang-barang kontak dengan produk
f. Penggunaan bahan toksin harus menurut instruksi perusahaan
produsen
g. Prosedur yang menjamin tidak akan mencemari produk
Tindakan Koreksi :
Bila terjadi ketidak sesuaian pelabelan, penyimpanan, dan
penggunaan bahan toksin, maka koreksinya antara lain :
a) pindahkan bahan toksin yg tdk benar penyimpanannya;
b) kembalikan ke pemasok bahan yg tdk diberi label dgn benar;
11
c) perbaiki label;
d) buang wadah rusak;
e) periksa keamanan produk,
f) diadakan pelatihan
Rekaman :
Rekaman kontrol sanitasi periodik; rekaman kontrol sanitasi
harian; log informasi harian
7. Pengawasan kondisi kesehatan personil yang dapat mengakibatkan
kontaminasi
Tujuan adalah untuk mengelola personil yang mempunyai tanda-
tanda penyakit, luka atau kondisi lain yang dapat menjadi sumber
kontaminasi mikrobiologi.
Monitoring :
Untuk mengontrol kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan
kontaminasi mikrobiologi pada pangan, bahan pengemas, dan permukaan
kontak dengan pangan. Beberapa tanda kesehatan yang perlu perhatian
pada monitoring : diare, demam, muntah, penyakit kuning, radang
tenggorokan, luka kulit, bisul dan dark urine
Tindakan Koreksi :
Tindakan yang harus dilakukan oleh manajemen: memulangkan /
mengistirahatkan personil, mencover bagian luka dengan impermeable
bandage, Karyawan/pekerja harus menggunakan alat perlengkapan diri
berupa pakaian kerja termasuk tutup kepala, masker, sepatu, sarung
tangan.
Rekaman :
Data kesehatan hasil pemeriksaan kesehatan reguler dan rekaman
tindakan koreksi bila terjadi penyimpangan.
8. Menghilangkan Hama dari Unit Pengolahan
Tujuan adalah : menjamin tidak adanya pest (hama) dalam
bangunan pengolahan pangan. Beberapa pest yang mungkin membawa
penyakit :
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sanitasi Standar Operasional Prosedur (SSOP) adalah suatu
prosedur tertulis atau tata cara yang digunakan industri untuk membantu
mencapai tujuan atau sasaran keseluruan yang diharapkan GMP dalam
memproduksi dengan cara bermutu, tinggi, aman dan tertib.
Tujuan SSOP adalah agar setiap karyawan teknis maupun
administrasi memahami :
1) Bahwa program higiene dan sanitasi akan meningkatkan kualitas
sehingga tingkat keamanan produk meningkat, seirama dengan
menurunnya kontaminasi mikroba
2) Menjelaskan prosedur sanitasi untuk digunakan di tempat kerja
3) Memberikan jadwal prosedur sanitasi
4) Memberikan landasan untuk memonitoring di tempat kerja
5) Mendorong perencanaan untuk menjamin tidakan koreksi
Manfaat SPO Sanitasi dalam Menjamin Sistem Keamanan
Produksi Pangan :
1) Memberikan jadwal pada prosedur sanitasi
2) Memberikan landasan program monitoring berkesinambungan
3) Mendorong perencanaan yg menjamin dilakukan koreksi bila
diperlukan
4) Mengidentifikasi kecenderungan dan mencegah kembali
terjadinya masalah
5) Menjamin setiap personil mengerti sanitasi
6) Memberi sarana pelatihan yg konsisten bagi personil
7) Meningkatkan praktek sanitasi dan kondisi di unit usaha
14
B. Saran
Untuk semua perusahaan perindustrian terutama yang mengolah
makanan harus sangat memperhatikan sekali tentang semua standar - standar
yang telah di tetapkan pemerintahan, jangan pernah menyepelekan standar ini
karna itu akan menjadi fatal dan menyebabkan berbagai penyakit hingga
kematian pada masyarakat atau konsumen yang mengkonsumsi atau
memakainya. Okeh karena itu, SSOP ini harus dijadikan pedoman dalam
membuat suatu produk makanan atau yang lainnya.
15
DAFTAR PUSTAKA
Winarno dan Surono. (2002). GMP Cara Pengolahan Pangan Yang Baik. Bogor :
M-Brio Press.
Adams. 2004. Dasar-Dasar Keamanan Makanan. Jakarta: EGC
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 23/Menkes/SK/I?1978 tentang Pedoman
Cara Produksi Yang Baik Untuk Makanan
8