Anda di halaman 1dari 2

Fungsi Teori Kurikulum

Teori merupakan suatu alat disiplin ilmu dengan menentukan orientasi ilmu tersebut,
memberikan kerangka konseptual tentantg cara mensistemasi, mengategorisasi dan
mengadakan interrelasi data, fakta-fakta menjadi generalisasi empiris dan sistem generalisasi,
meramalkan fakta-fakta, dan memperlihatkan kekurangan-kekurangan dalam pengetahuan
manusia mengenai disiplin ilmu.
Menurut Nasution, terdapat dua pendirian dalam kaitannya dengan fungsi teori
kurikulum tersebut.Pertama,memandang fungsi teori kurikulum sebagai kegiatan intelektual,
misalnya dalam hal memahami hakikat pengalaman dalam pendidikan dan pengajaran secara
internal dan eksistensial.Dalam kegiatan intelektual tersebut,mereka menggunakan intuisi
untuk membantu menganalisisnya. Namun,penelitian empiris belum dilakukan,karena bagi
mereka teori kurikulum yang dimaksud bukanlah untuk memberi pegangan dalam
pelaksanaan kurikulum dalam aktivitas pengajaran.[13]
Persoalan keunikan dan kebebasan individu serta temporalitas dalam eksistensi
dipersoalkan oleh mereka,dan kurikulum dilihat sebagai usaha moril dan bukan sebagai
persoalan tekhnis.Bagi mereka,tujuan teori kurikulum adalah mengembangkan dan
mengkritik konsep-konsep mengenai kurikulum dengan harapan bisa ditemukan konsep-
konsep mengenai kurikulum.Tidak banyak penganut pendirian yang berfilosofis tersebut.
Kedua,pendirian yang diambil oleh mayoritas para ahli teori kurikulum,yakni dengan
cara mencari berbagai pendekatan (approach) rasional mengenai cara-cara atau metode-
metode pencapaian serta tujuan pendidikan dengan mengandalkan data empiris agar dapat
memvalidasi keunggulan alat-alat tersebut dalam mencapai sasaran yang ada, sehingga
keterkaitan yang kokoh antara teori dan praktik bisa menjadi pegangan dari pendirian ini.
Teori kurikulum juga memiliki fungsi yang sangat krusial (penting) yang berhubungan
dengan penyusunan, pengembangan,pembinaan,dan evaluasi kurikulum pada khususnya dan
pendidikan pada umumnya.
Dalam kaitan ini, Oemar Hamalik, mengungkapkan bahwa ada empat fungsi
kurikulum, yakni: (1) Sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan dan memberikan
alternatif yang mendetail dalam perencanaan kurikulum, (2) Sebagai landasan sistematis
dalam pengambilan keputusan,memilih, menyusun dan membuat urutan isi kurikulum, (3)
Merupakan pedoman dalam evaluasi formatif bagi kurikulum yang sedang berjalan, dan (4)
Membantu mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan seseorang (pengembangan
kurikulum).[14]
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa fungsi teori kurikulum paling tidak
memberi kerangka pegangan dalam pengembangan dan penelitian serta penilaian terhadap
perkembangan kurikulum tersebut.Kemudian,fungsi kurikulum bisa juga untuk menjelaskan
variabel-variabel yang berkaitan dengan aspek-aspek kurikulum yang dapat divalidasi secara
empiris serta memberikan seperangkat prinsip dan hubungan yang dapat di tes secara empiris
dalam pengembangan kurikulum. Akhirnya,fungsi teori tersebut merupakan aktivitas
intelektual kreatif dengan mengembangkan, menganalis,dan mengoreksi sistem-sistem
konseptual yang ada agar munculnya ide-ide dan cara-cara baru dalam pembicaraan
kurikulum menjadi lebih bermanfaat atau berdaya guna dari sebelumnya, terutama
bermanfaat untuk anak didik.
Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang dinamis.
Kurikulum harus selalu dikembangkan dan disempurnakan sehingga sesuai dengan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi serta masyarakat yang sedang membangun.Pengembangan
kurikulum harus berdasarkan pada prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang berlaku.
Maksudnya agar hasil pengembangan kurikulum itu sesuai dengan minat, bakat, kebutuhan
peserta didik, lingkungan, kebutuhan daerah, sehingga dapat memperlancar pelaksanaan
pendidikan di suatu negara dalam rangka mewujudkan ciri-ciri pembangunan dan pendidikan
nasional bangsa yang bersangkutan.
Pengembangan kurikulum tersebut selalu menggunakan berbagai prinsip dan
pendekatannya. Hal ini mempunyai arti bahwa kurikulum itu diharapkan dapat menghasilkan
output yang berkualitas,mempunyai nilai relevansi terhadap pengembangan atau apa-apa
yang akan terjadi di masa mendatang. Dengan kata lain,program-program yang ditawarkan
oleh dunia pendidikan diharapkan memiliki arti yang mendalam bagi anak didik,keluarga,
dan bangsa menurut perkembangan zaman.
Pengertian relevansi pada konteks ini tidak selalu sama artinya dengan kurikulum
pendidikan di negara lain,karena banyak faktor lain yang turut andil mempengaruhi. Di
Indonesia, misalnya kurikulumnya berdasarkan pancasila, UUD 1945, dan Garis-garis Besar
Haluan Negara (GBHN), dan itu sama halnya di negara tertentu yang akan mempunyai
landasan tertentu pula dalam pengembangan kurikulum. Agar kurikulum mempunyai arti
bagi anak didik, efektif dan efisien serta sesuai dengan tujuan pendidikan yang dicita-citakan,
pemahaman mengenai prinsip dan pendekatannya menjadi tidak kalah penting.
Fungsi Teori Kurikulum
Teori kurikulum memiliki fungsi yang sangat penting dalam kaitanya dengan
penyusunan, pengembangan, pembinaan dan evaluasi kurikulum pada khususnya dan
pendidikan pada umumnya. Dalam kaitan ini, fungsi teori kurikulum meliputi :
1. Sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan dan memberikan alternatif secara rinci
dalam perencanaan kurikulum.
2. Sebagai landasan sistematis dalam pengambilan keputusan, memilih, menyusun dan
membuat urutan isi kurikulum.
3. Sebagai pedoman atau dasar bagi evaluasi formatif bagi kurikulum yang sedang berjalan.
4. Membantu orang (yang berkepentingan dengan kurikulum) untuk mengidentifikasi
kesenjangan pengetahuanya sehingga merangsang untuk diadakanya penelitian lebih
lanjut.[7]
5. Sebagai alat dan kegiatan intelektual untuk memahami pengalaman belajar peserta didik
dalam proses pembelajaran yang dibantu oleh disiplin ilmu sosial lainnya.
6. Sebagai suatu strategi atau metode untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan berdasarkan
data-data empiris.[8]

Anda mungkin juga menyukai