Anda di halaman 1dari 4

Apa itu Ulkus Kaki Diabetik: Penyebab,

Gejala, Diagnosis, dan Cara Mengobati


Apa itu Ulkus Kaki Diabetik?
Ulkus kaki diabetik adalah luka terbuka yang terletak di telapak kaki bagian bawah atau
samping. Kondisi ini seringkali ditemukan pada pasien diabetes tipe 1 atau 2 yang tidak
terkontrol. Kondisi ini merupakan salah satu alasan yang paling sering menyebabkan pasien
diabetes perlu menginap di rumah sakit. Sebab, kemampuan tubuh pasien menyembuhkan luka
dengan semestinya, terganggu. Ini membuat luka sembuh lebih lama dan pasien berisiko
mengembangkan infeksi. Dalam kasus yang parah, ibu jari kaki, telapak kaki, dan kaki bagian
bawah yang terinfeksi perlu diamputasi guna mencegah penyebarannya ke bagian tubuh lain.

Ulkus kaki diabetik umumnya berkembang pada ibu jari kaki atau mata kaki. Ulkus tersebut
terlihat seperti cekungan dangkal berwarna kemerahan dan awalnya hanya menyerang
permukaan kulit. Seiring berjalannya waktu, ulkus dapat meluas dan menjangkiti tulang, tendon,
dan struktur kaki dalam lainnya. Namun, kebanyakan pasien dengan diabetes tidak menyadari
karena saraf mereka yang rusak (neuropati diabetik), sehingga tidak bisa merasakan sakit.

Penyebab Ulkus Kaki Diabetik


Diabetes dapat menyebabkan beberapa komplikasi yang meningkatkan risiko berkembangnya
ulkus kaki. Komplikasi yang dimaksud seperti kerusakan saraf (neuropati periferal) dan
gangguan sirkulasi. Saat saraf pada anggota gerak bawah rusak, maka bagian tersebut akan mati
rasa. Pasien tidak merasakan nyeri atau sensasi apapun bahkan saat menginjak benda tajam atau
saat kakinya terluka. Kecuali pasien memeriksa telapak dan kaki setiap hari, mereka tidak akan
mengetahui keberadaan ulkus hingga infeksi telah menyebar.

Sementara, masalah sirkulasi adalah keadaan di mana beberapa bagian tubuh tidak menerima
pasokan darah yang mencukup, sehingga sel kekurangan oksigen. Keadaan ini dapat
menyebabkan ulkus kaki diabetik karena sirkulasi yang buruk pada arteri kaki membuatnya lebih
rentan terhadap cedera.

Selain kedua faktor yang telah dijelaskan, ada juga faktor lain seperti:

 Tekanan darah dan kadar kolesterol yang tinggi


 Obesitas - Kelebihan berat badan meningkatkan tekanan pada kaki saat seseorang berdiri
atau berjalan
 Gaya hidup sedentari
 Merokok - Kegiatan ini mengganggu kemampuan tubuh untuk sembuh karena
memengaruhi sirkulasi darah
 Sepatu yang tidak pas
 Tidak menjaga kebersihan
 Deformitas pada kaki
 Tidak memakai sepatu

Gejala Utama Ulkus Kaki Diabetik


Ulkus kaki baru menampakkan gejala apabila sudah melebar dan semakin dalam. Pada tahap ini,
tendon dan tulang dapat terlihat. Selain itu, luka pasien juga dapat mengeluarkan nanah.
Sementara gejala lainnya adalah:

 Kesulitan berjalan
 Perubahan warna kaki
 Kulit kemerahan
 Pembengkakan
 Demam
 Keluarnya cairan berbau busuk
 Nyeri
 Bisul

Siapa yang Perlu Ditemui dan Jenis Pengobatan yang


Tersedia
Dokter akan melaksanakan banyak tes untuk mendiagnosa ulkus kaki diabetik. Diagnosa
dilakukan dengan tujuan:

 Menilai tingkat keparahan ulkus


 Menentukan ada atau tidaknya infeksi
 Melihat struktur yang terpengaruh oleh infeksi
 Mengetahui kualitas aliran darah ke kaki
 Memeriksa apakah tubuh pasien memiliki gangguan untuk menyembuhkan luka dengan
sendirinya
 Menguji sensasi dan reflek kaki

Hasil diagnosa didapatkan melalui tes, di antaranya:

 Pemeriksaan fisik
 Tekanan pergelangan kaki-brakialis
 Tes glukosa dan glikologlikin darah
 Hitung darah lengkap
 Ultrasound Doppler
 Tes pencitraan, termasuk rontgen, computed tomography (CT) dan magnetic resonance
imaging (MRI)
 Kultur luka

Pengobatan
Jika sirkulasi darah ke kaki dalam kualitas baik dan infeksi belum menyebar ke tulang atau
tendon, pengobatan akan melibatkan pengangkatan kulit mati dan jaringan (debridemen). Untuk
prosedur ini, pertama-tama luka akan dibersihkan dan didesinfeksi. Kemudian, dokter akan
memeriksa ada atau tidaknya benda atau objek asing, sebelum jaringan mati dipotong. Kulit
kapalan yang ada di dekat luka juga akan dilepas. Jika ulkusnya sangat besar, dokter bisa
menggunakan cangkok kulit sehingga luka bisa ditutup. Setelah selesai, luka akan dibalut dengan
perban.

Terkadang, pembedahan diperlukan untuk merawat kondisi ini. Salah satunya jika pasokan darah
ke kaki yang terinfeksi, tidak mencukupi. Dokter mungkin melakukan prosedur untuk
menghilangkan penyumbatan (angioplasti) untuk mengembalikan aliran darah normal. Jika
penyumbatan lebih serius dan tidak bisa diobati dengan angioplasti, aliran darah yang akan
disalurkan ulang melalui operasi bypass.

Setelah pengobatan selesai, dokter akan:

 Mengajarkan pasien tentang perawatan luka yang tepat untuk mencegah infeksi
 Meresepkan antibiotik yang mungkin diperlukan oleh pasien hingga enam minggu
 Menganjurkan pasien untuk tidak memberikan tekanan konstan pada ulkus saat
penyembuhan. Dalam beberapa kasus, pasien disarankan untuk menggunakan kursi roda
sampai luka mereka benar-benar sembuh.
 Menganjurkan pasien untuk memantau dan mengendalikan kadar glukosa darah dengan
benar
 Menganjurkan pasien untuk berhenti merokok

Pencegahan

Sangat penting bagi pasien dengan diabetes untuk mencegah ulkus kaki berkembang, karena
akan sulit diobati. Selain itu, komplikasinya juga sangat serius. Oleh karena itu pasien perlu
meminimalisir risiko dengan:

 Hindari memakai kaus kaki/stocking ketat karena dapat mencegah darah mengalir dengan
normal ke kaki
 Pastikan kaki bersih setiap saat. Kaki harus dicuci setiap hari dan juga harus tetap kering
sepanjang waktu
 Berolahraga setidaknya satu jam per hari, lima hari seminggu. Ini membantu
memperbaiki sirkulasi darah
 Biasakan memeriksa kaki setiap hari untuk luka
 Melembabkan kaki setiap hari. Kulit kering lebih rentan terhadap bisul
 Jangan sekali-kali memakai sepatu yang tidak pas
 Minta kaki diperiksa oleh dokter setidaknya setahun sekali

Rujukan:

 Standards of medical care in diabetes - 2016: summary of revisions. Diabetes Care.


2016;39:S4-S5. PMID: 26696680 www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26696680.
 Rice JB, Desai U, Cummings AK, Birnbaum HG, Skornicki M, Parsons NB. Burden of
diabetic foot ulcers for Medicare and private insurers. Diabetes Care. 2014. 37 (3):651-8.

Anda mungkin juga menyukai