Satuan Acara Penyuluhan TB Paru
Satuan Acara Penyuluhan TB Paru
III. Sasaran
Pasien dan Keluarga pasien TB Paru di Ruang Palem 1 RSU Dr. Soetomo Surabaya.
IV. Materi
1. Pengertian TB Paru
2. Penyebab TB Paru
3. Gejala TB Paru
4. Cara Penularan TB Paru
5. Pengobatan TB Paru
6. Cara pencegahan TB Paru.
V. Metode
- Ceramah
- Tanya jawab
VI. Setting
2 20 Menit Pelaksanaan :
1. Menjelaskan tentang
1. Mendengarkan dan
pengertian TB Paru memper-hatikan
2. Menjelaskan tentang etiologi
2. Bertanya dan
TB Paru Menjawab.
3. Menjelaskan tentang gejala TB
Paru
4. Menjelaskan tentang
CaraPenularan TB Paru
5. Menjelaskan tentang
Pengobatan TB Paru
6. Menjelaskan
tentangpencegahan TB Paru
7. Sesi tanya Jawab
3 5 Menit Penutupan :
1. Menanyakan 1. Menjawab
pada pesertatentang materi yang & menjelaskan
diberikan dan reinforcement pertanyaan.
kepadapeserta bila dapat
menjawab & menjelaskan
kembali pertanyaan/ma-teri
2. Mengucapkan terima kasih
kepada peserta. 2. Mendengarkan
3. Mengucapkan salam 3. Menjawab salam
c. Kriteria Hasil :
1) Pelaksanaan penyuluhan berjalan dengan baik.
2) Peserta yang hadir 75% dari undangan.
3) Peserta mampu menjelaskan kembali tentang:
(1) Pengertian TB Paru.
(2) Etiologi TB Paru.
(3) Gejala TB Paru
(4) Penularan TB Paru.
(5) Pengobatan TB Paru
(6) Cara Pencegahan TB Paru
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TBC
(Myobacterium tuberculosis) yang dimana sebagian besar kuman TBC menyerang bagian
paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya seperti ginjal, dan tulang.
B. Penyebab
Tuberkulosis disebabkan oleh basil TB (Mycobacterium tuberculosis humanis) yang
termasuk famili Mycobacteriaceae yang mempunyai beberapa genus, satu diantaranya
adalah Mycobacterium, salah satu spesiesnya adalah Mycobacterium Tuberculosis. Basil
TB mempunyai dinding sel lipoid sehingga tahan asam, sifat ini dimanfaaatkan oleh
Robert Koch untuk mewarnai secara khusus. Oleh karena itu, kuman ini disebut BTA
(Basil Tahan Asam). Basil TB sangat rentan terhadap sinar matahari sehingga dalam
beberapa menit saja akan mati karena gelombang cahaya ultraviolet. Basil TB juga rentan
terhadap panas/basah, sehingga dalam 2 menit Basil TB yang ada di lingkungan basah
akan mati bila terkena air dalam suhu 100°C. Basil TB juga akan terbunuh dalam
beberapa menit bila terkena alkohol 70 % atau lisol 5%.
b. Batuk darah
Terjadi akibat pecahnya pembuluh darah, berat atau ringannya batuk darah
tergantung dari besarnya pembuluh darah yang pecah. Gejala ini tidak selalu
terjadi pada setiap TB paru, kadang-kadang merupakan perluasan proses TB paru.
c. Sesak napas
Terjadi akibat luasnya kerusakan jaringan paru, didapatkan pada penyakit paru
yang sudah lanjut. Sedangkan pada penyakit yang baru tidak akan dijumpai gejala
ini.
d. Nyeri dada
Biasanya terjadi bila sistem saraf terkena,dapat bersifat lokal atau pleuritis.
e. Malaise
Sering ditemukan berupa tidak ada nafsu makan, badan makin kurus, sakit kepala,
meriang, nyeri otot dan keringat malam.
D. Penularan
Sumber utama penularan penyakit ini adalah sputum (dahak). Batuk dan meludah akan
menyebabkan kuman tuberkulosis menular pada orang lain lewat udara. Penderita TBC
ketika batuk, bersin, atau berbicara, akan memercikkan kuman TBC atau bacilli ke udara.
Seseorang dapat terpapar dengan kuman TBC hanya dengan menghirup sejumlah kecil
kuman TBC (penularan melalui udara). Keluarga yang tinggal dekat penderita memiliki
kemungkinan lebih banyak untuk tertular. Bayi dari ibu yang terinfeksi tuberkulosis
berisiko tinggi untuk terserang, oleh sebab itu penderita harus dilatih untuk menutup
mulutnya dan menghadapkan wajah ke arah lain saat batuk.
E. Pengobatan
Menurut Dep.Kes (2003) tujuan pengobatan TB Paru adalah untuk menyembuhkan
penderita, mencegah kematian, mencegah kekambuhan dan menurunkan tingkat
penularan. Salah satu komponen dalam DOTS adalah pengobatan paduan OAT jangka
pendek dengan pengawasan langsung dan untuk menjamin keteraturan pengobatan
diperlukan seorang Pengawas Menelan Obat (PMO).
Smeltzer & Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner & Suddarth
.Edisi 8. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC