Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Penyuluhan Tentang TB Paru


Sasaran : Pasien dan Keluarga pasien TB Paru
Tempat : Ruang Rindu B 4 Anak RSUP Haji Adam Malik Medan
Hari/Tanggal : Sabu, 01 April 2017
Waktu : 7 Menit

I. Tujuan Instruksional Umum :


Setelah mengikuti penyuluhan mengenai TB Paru selama 30 menit, pasien maupun
keluarga pasien dengan TB Paru mampu memahami tentang TB Paru.

II. Tujuan Instruksional Khusus :


Setelah dilakukan penyuluhan mengenai TB Paru, maka kelurga maupun pasien
mampu:
1. Menjelaskan tentang pengertian TB Paru
2. Menjelaskan tentang penyebab TB Paru
3. Menjelaskan gejala TB Paru
4. Menjelaskan cara penularan TB Paru
5. Menjelaskan pengobatan TB Paru
6. Melaksanakan cara pencegahan TB Paru.

III. Sasaran
Pasien dan Keluarga pasien TB Paru di Ruang Palem 1 RSU Dr. Soetomo Surabaya.

IV. Materi
1. Pengertian TB Paru
2. Penyebab TB Paru
3. Gejala TB Paru
4. Cara Penularan TB Paru
5. Pengobatan TB Paru
6. Cara pencegahan TB Paru.

V. Metode

- Ceramah
- Tanya jawab
VI. Setting

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA


1 5 Menit Pembukaan:
1. Memperkenalkan diri 1. Menyambut salam dan
2. Menjelaskan tujuan dari mendengarkan
penyuluhan. 2. Mendengarkan
3. Melakukan kontrak waktu. 3. Mendengarkan
4. Menyebutkan materi
4. Mendengarkan
penyuluhan yang akan diberikan.
5. Menggali pegetahuan tentang
TB Paru 5. Menjawab

2 20 Menit Pelaksanaan :
1. Menjelaskan tentang
1. Mendengarkan dan
pengertian TB Paru memper-hatikan
2. Menjelaskan tentang etiologi
2. Bertanya dan
TB Paru Menjawab.
3. Menjelaskan tentang gejala TB
Paru
4. Menjelaskan tentang
CaraPenularan TB Paru
5. Menjelaskan tentang
Pengobatan TB Paru
6. Menjelaskan
tentangpencegahan TB Paru
7. Sesi tanya Jawab
3 5 Menit Penutupan :
1. Menanyakan 1. Menjawab
pada pesertatentang materi yang & menjelaskan
diberikan dan reinforcement pertanyaan.
kepadapeserta bila dapat
menjawab & menjelaskan
kembali pertanyaan/ma-teri
2. Mengucapkan terima kasih
kepada peserta. 2. Mendengarkan
3. Mengucapkan salam 3. Menjawab salam

VII. Kriteria Evaluasi


a. Evaluasi struktur
1) Kesiapan media dan tempat
2) Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di Ruang Rindu B 4 Anak 1 RSUP
Haji Adam Malik Medan
3) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat
penyuluhan.
b. Evaluasi Proses :
1) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
2) Peserta mengajukan pertanyaan.
3) Tidak ada peserta yang mrninggalkan tempat penyuluan.

c. Kriteria Hasil :
1) Pelaksanaan penyuluhan berjalan dengan baik.
2) Peserta yang hadir 75% dari undangan.
3) Peserta mampu menjelaskan kembali tentang:
(1) Pengertian TB Paru.
(2) Etiologi TB Paru.
(3) Gejala TB Paru
(4) Penularan TB Paru.
(5) Pengobatan TB Paru
(6) Cara Pencegahan TB Paru
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TBC
(Myobacterium tuberculosis) yang dimana sebagian besar kuman TBC menyerang bagian
paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya seperti ginjal, dan tulang.

B. Penyebab
Tuberkulosis disebabkan oleh basil TB (Mycobacterium tuberculosis humanis) yang
termasuk famili Mycobacteriaceae yang mempunyai beberapa genus, satu diantaranya
adalah Mycobacterium, salah satu spesiesnya adalah Mycobacterium Tuberculosis. Basil
TB mempunyai dinding sel lipoid sehingga tahan asam, sifat ini dimanfaaatkan oleh
Robert Koch untuk mewarnai secara khusus. Oleh karena itu, kuman ini disebut BTA
(Basil Tahan Asam). Basil TB sangat rentan terhadap sinar matahari sehingga dalam
beberapa menit saja akan mati karena gelombang cahaya ultraviolet. Basil TB juga rentan
terhadap panas/basah, sehingga dalam 2 menit Basil TB yang ada di lingkungan basah
akan mati bila terkena air dalam suhu 100°C. Basil TB juga akan terbunuh dalam
beberapa menit bila terkena alkohol 70 % atau lisol 5%.

C. Tanda dan Gejala


1. Gejala sistemik (umum)
a. Demam
Salah satu keluhan utama penderita TB paru adalah demam seperti gejala
influenza. Biasanya demam dirasakan pada malam hari disertai dengan keringat
malam, kadang-kadang suhu badan mencapai 40°- 41°C. Serangan seperti
influenza ini bersifat hilang timbul, dimana ada masa pulih diikuti dengan
serangan berikutnya setelah 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan (dikatakan sebagai
multiplikasi 3 bulan).

2. Gejala yang tidak spesifik


Dapat ditemukan rasa tidak enak badan (malaise), nafsu makan berkurang yang
menyebabkan penurunan berat badan, sakit kepala dan badan pegal-pegal. Pada
wanita kadang-kadang dapat dijumpai gangguan siklus haid.

3. Gejala respiratorik (paru)


a. Batuk
Awal terjadinya penyakit, kuman akan berkembangbiak di jaringan paru, batuk
baru terjadi bila bronkus telah terlibat. Batuk merupakan akibat dari
terangsangnya bronkus, kemudian akibat peradangan batuk menjadi produktif
karena diperlukan untuk membuang produk-produk eksresi dari peradangan.
Sputum dapat bersifat mukoid atau purulen.

b. Batuk darah
Terjadi akibat pecahnya pembuluh darah, berat atau ringannya batuk darah
tergantung dari besarnya pembuluh darah yang pecah. Gejala ini tidak selalu
terjadi pada setiap TB paru, kadang-kadang merupakan perluasan proses TB paru.
c. Sesak napas
Terjadi akibat luasnya kerusakan jaringan paru, didapatkan pada penyakit paru
yang sudah lanjut. Sedangkan pada penyakit yang baru tidak akan dijumpai gejala
ini.

d. Nyeri dada
Biasanya terjadi bila sistem saraf terkena,dapat bersifat lokal atau pleuritis.

e. Malaise
Sering ditemukan berupa tidak ada nafsu makan, badan makin kurus, sakit kepala,
meriang, nyeri otot dan keringat malam.

D. Penularan
Sumber utama penularan penyakit ini adalah sputum (dahak). Batuk dan meludah akan
menyebabkan kuman tuberkulosis menular pada orang lain lewat udara. Penderita TBC
ketika batuk, bersin, atau berbicara, akan memercikkan kuman TBC atau bacilli ke udara.
Seseorang dapat terpapar dengan kuman TBC hanya dengan menghirup sejumlah kecil
kuman TBC (penularan melalui udara). Keluarga yang tinggal dekat penderita memiliki
kemungkinan lebih banyak untuk tertular. Bayi dari ibu yang terinfeksi tuberkulosis
berisiko tinggi untuk terserang, oleh sebab itu penderita harus dilatih untuk menutup
mulutnya dan menghadapkan wajah ke arah lain saat batuk.

E. Pengobatan
Menurut Dep.Kes (2003) tujuan pengobatan TB Paru adalah untuk menyembuhkan
penderita, mencegah kematian, mencegah kekambuhan dan menurunkan tingkat
penularan. Salah satu komponen dalam DOTS adalah pengobatan paduan OAT jangka
pendek dengan pengawasan langsung dan untuk menjamin keteraturan pengobatan
diperlukan seorang Pengawas Menelan Obat (PMO).

Prinsip pengobatan TB Paru :


1. Obat TB diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis (Isoniasid,
Rifampisin, Pirasinamid, Streptomisin, Etambutol) dalam jumlah cukup dan dosis
tepat selama 6-8 bulan, supaya semua kuman (termasuk kuman persisten) dapat
dibunuh.
2. Dosis tahap intensif dan tahap lanjutan ditelan sebagai dosis tunggal, sebaiknya pada
saat perut kosong.
3. Pada tahap intensif (awal) penderita mendapat obat setiap hari dan diawasi langsung
untuk mencegah terjadinya kekebalan terhadap semua OAT. Bila pengobatan tahap
intensif tersebut diberikan secara tepat, penderita menular menjadi tidak menular
dalam kurun waktu 2 minggu. Sebagian besar penderita TB Paru BTA positif
menjadi BTA negatif (konversi) pada akhir pengobatan intensif.
4. Pada tahap lanjutan penderita mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam jangka
waktu yang lebih lama. Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persisten
sehingga mencegah terjadi kekambuhan.
G. Pencegahan
1. Mencegah dengan menjalankan pola hidup sehat dengan cara :
a) Makan bergizi seimbang
b) Istirahat cukup dan jangan tidur larut malam
c) Tidak merokok (pasif atau aktif)
d) Menjemur kasur atau alas tidur teratur agar tidak lembab
e) Membuka jendela rumah waktu pagi hari sampai sore hari

2. Mencegah penularan pada pasien TBC dengan cara :


a) Bila batuk tutup mulut agar keluarga dan orang sekitar tidak tertular
b) Jangan meludah di sembarang tempat
c) Meludah dengan menggunakan tempolong atau kaleng yang tertutup dan diisi air
sabun atau Lysol untuk menampung dahak
d) Membuang tampungan dahak ke lubang WC atau timbun di tempat yang jauh dari
keramaian

3. Mencegah TB pada anak dengan cara :


a) Mencegah kontak antara anak dengan penderita TB yang menular
b) Memberikan gizi yang cukup (terutama protein dan Fe yang cukup)
c) Vaksinasi BCG sebagai perlindungan bagi anak terhadap TB primer serta
komplikasi-komplikasinya dengan syarat bahwa vaksinnya baik, penyimpanan
dan handling-nya baik, teknik penyuntikannya baik dan anak yang bersangkutan
mempunyai respons imun seluler yang baik pula. (WHO, 1980)
DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer & Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner & Suddarth
.Edisi 8. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai