Anda di halaman 1dari 2

129

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Proses hukum dari adanya penggabungan tindak pidana korupsi dan

money laundering dalam sistem peradilan di Indonesia adalah

dengan penggunaan Teori Concursus dalam penyusunan surat

dakwaan yang dilakukan oleh Jaksa Penuntut Umum merupakan

cara yang efektif untuk melakukan proses pembuktian terhadap

tindak pidana korupsi sebagai Predicate Crime Tindak Pidana money

Laundering, karena selain untuk mencari kerugian keuangan negara

yang disebabkan oleh Tindak Pidana Korupsi, Jaksa Penuntut Umum

juga harus bisa membuktikan bahwa aset – aset dan harta kekayaan

yang dimiliki oleh Terdakwa diperoleh dengan menggunakan uang

hasil Tindak Pidana Korupsi, yang dilakukan dengan berbagai cara

yang merupakan unsur dari Tindak Pidana Money Laundering, dan

Jaksa Penuntut Umum wajib mencari bukti dan membuktikan

kejahatan asal, karena kalau sampai tidak terbukti maka secara teori

dakwaan dinyatakan tak terbukti dan putusan bebas.


2. Bentuk pertanggungjawaban pidana oleh pelaku tindak pidana atas

penggabungan tindak pidana korupsi dan money laundering dalam

sistem peradilan di Indonesia adalah pertanggungjawaban mutlak

bagi setiap subjek hukum yang menikmati hasil dari perbuatan

tindak pidana korupsi yang didalamnya menggunakan skema

pencucian uang, meskipun harus dilalui dengan proses peradilan


130

terlebih dahulu. Berdasarkan uraian di atas maka dapat dinyatakan

bahwa pertanggungjawaban pidana mengandung makna bahwa

setiap orang yang melakukan tindak pidana atau melawan hukum,

sebagaimana dirumuskan dalam undang-undang, maka orang

tersebut patut mempertanggungjawabkan perbuatan sesuai dengan

kesalahannya. Dengan kata lain orang yang melakukan perbuatan

pidana akan mempertanggungjawabkan perbuatan tersebut dengan

pidana apabila ia mempunyai kesalahan, seseorang mempunyai

kesalahan apabila pada waktu melakukan perbuatan dilihat dari segi

masyarakat menunjukan pandangan normatif mengenai kesalahan

yang telah dilakukan orang tersebut.


B. Saran

1. Lembaga independent yang menangani masalah korupsi harus

terbebas dari tekanan dan harus mampu menaik kembali asset yang

telah dikorupsi termasuk yang dinikmati oleh pihak ketiga

2. Sistem pembuktian yang ada jangan sampai melanggar HAM dalam

pelaksanaannya.

3. Uang atau asset yang telah dinikmati oleh pihak ketiga dari hasil

tindak pidana korupsi harus dikembalikan sepenuhnya .

Anda mungkin juga menyukai