Anda di halaman 1dari 63

Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital

kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA


MATA PELAJARAN SIMULASI DAN KOMUNIKASI DIGITAL KELAS X
AK-1 DI SMK YPLP PGRI 1 MAKASSAR

Helmi Tang,
Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer,
Jurusan Pendidikan Teknik Eektro,
Universitas Negeri Makassar.
Helmymoe7@gmail.com

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran simulasi dan
komunikasi digital kelas X SMK YPLP PGRI 1 Makassar, dan untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar peserta didik melalui penerapan model pembelajaran quantum teaching. Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas yang didesain dalam siklus yaitu siklus I dan II, dengan alur
penelitian terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi atau pengamatan dan refleksi. Subjek
penelitian pada kelas X AK-1 SMK YPLP PGRI 1 Makassar yang berjumlah 30 orang. Data diperoleh
melalui observasi, pemberian tes tertulis, dan dokumentasi. Untuk analisis data dilakukan secara
kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui a) penerapan model pembelajaran quantum
teaching pada mata pelajaran simulasi dan komunikasi digital kelas X AK-1 SMK YPLP PGRI 1
Makassar dilakukan dengan penelitian tindakan kelas (PTK) dalam setiap siklus diberikan sebanyak
tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama pemberian materi, pertemuan kedua pembagian anggota
kelompok kemudian membuat pertanyaan yang akan dikuiskan, dan pertemuan ketiga lanjutan dari
perrtemuan sebelumnya dan di akhiri pengadaan post test, dan b) pada siklus I dan diperoleh
ketuntasan secara klasikal sebesar 60 persen ( 11 dari 30 peserta didik), dan jumlah peserta didik yang
tidak tuntas dengan persentase 40 persen (19 dari 30 peserta didik), kemudian pada siklus II diperoleh
persentase ketuntasan secara klasikal sebesar 76,66 persen ( 23 dari 30 peserta didik), dan jumlah
peserta didik yang tidak tuntas sebesar 23,33 ( 7 dari 30 peserta didik), hal ini menunjukkan hasil
belajar peserta didik meningkat dan telah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan.

Kata kunci : Penelitian tindakan kelas, quantum teaching, hasil belajar.

BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

terencana untuk mewujudkan suasana spiritual, keagamaan, pengendalian diri,

belajar dan proses pembelajaran agar kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia serta

peserta didik secara aktif mengembangkan keterampilan yang diperlukan dirinya,


Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

masyarakat dan bangsanya (UU Sisdiknas sesuai dengan tujuan. Pengembangan media

No.20 tahun 2003). Undang-undang Sistem pembelajaran yang digunakan atau alat-alat

Pendidikan Nasional merumuskan fungsi pendukung media pembelajaran untuk dapat

pendidikan untuk mengembangkan membantu meningkatkan prestasi belajar

kemampuan dan membentuk watak serta siswa. Fasilitas ruang belajar yang memadai

peradaban bangsa yang bermanfaat dalam serta kompetensi guru yang semakin

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. ditingkatkan. Pembelajaran yang digunakan

Selanjutnya pada pasal 3 UU No.20 tahun juga harus memiliki kesesuaian dengan

2003 disebutkan tujuannya adalah untuk modelnya serta dapat memajukan siswa

mengembangkan potensi peserta didik agar dalam memahami pembelajaran.

menjadi manusia yang beriman dan Berdasarkan hasil observasi pada

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bulan Februari 2018 pada pembelajaran

berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, simulasi dan komunikasi digital di SMK

kreatif, mandiri dan menjadi warganegara YPLP PGRI 1 Makassar diketahui bahwa

yang demokratis serta bertanggung-jawab. proses pembelajaran peserta didik masih

Banyak upaya yang telah ditempuh cenderung pasif atau monoton sehingga

untuk dapat meningkatkan mutu kendala yang dialami oleh sejumlah peserta

pendidikan. Berbagai upaya yang didik di sebabkan karena kurangnya minat

dilakukan terjadi pada berbagai aspek belajar peserta didik. Keberhasilan dalam

pendidikan, diantaranya yaitu penyampaian pembelajaran dan perubahan

pengembangan kurikulum yang tingkah laku pada peserta didik merupakan

ditingkatkan sesuai dengan kondisi suatu kebahagiaan tersendiri oleh guru.

perkembangan zaman. Proses pembelajaran Meskipun target utama keberhasilan peserta

yang meliputi kegiatan belajar dan didik adalah penguasaan dan ketuntasan

mengajar. Model pembelajaran yang materi, namun lebih penting adalah proses

digunakan disesuaikan dan ditingkatkan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang


Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

diharapkan yaitu terjadinya keaktifan pelajaran berlangsung, dan ini disebabkan

peserta didik yang terlibat langsung dalam juga karena guru menerapkan metode

proses pembelajaran. Namun, pada ceramah yang berpusat pada guru atau

kenyataannya proses pembelajaran yang (teacher centered learning) akibatnya

diterapkan di kelas X-AK.1 akuntansi SMK banyak peserta didik yang tidak

YPLP PGRI 1 Makassar peserta didik yang memperhatikan pelajaran karena tidak

dihadapi berbeda antara peserta didik yang adanya minat belajar peserta didik. Dengan

satu dengan peserta didik yang lainnya. adanya masalah yang dilihat. Hal ini

Maksudnya masing-masing peserta didik dibuktikan pada saat guru menguji kembali

memiliki karakter yang berbeda-beda. pembahasan yang telah disampaikan

Penyampaian materi pembelajaran minggu lalu dan mem berikan peserta didik

simulasi dan komunikasi digital sejauh ini kesempatan untuk mengerjakan soal yang

masih kurang menunjukkan tingkat terkait dengan pembahasan tersebut, hanya

pemahaman yang baik terhadap peserta beberapa orang saja yang dapat

didik,bisa dilihat pada hasil belajar yang mengerjakan soal yang telah diberikan oleh

didapat sebagian peserta didik belum guru. Itulah bukti jika peserta didik kelas X-

memuaskan atau tidak mencapai standar AK.1 tidak memperhatikan pada saat proses

yang telah ditentukan. karena masih banyak pembelajaran berlangsung, yang diamati

diantara peserta didik kelas X-AK.1 SMK oleh peneliti pada saat observasi awal dalam

YPLP PGRI 1 Makassar tidak proses pembelajaran di sekolah tersebut.

memperhatikan pelajaran tersebut. Interaksi Hasil belajar ulangan harian mata

kedua belah pihak baik antara peserta didik pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital

dengan guru juga masih tergolong kurang, dengan metode yang diterapkan sebelumnya

contoh pada saat guru menjelaskan banyak yaitu metode ceramah dapat diamati

yang hanya bermain handphone atau berdasarkan dokumentasi hasil belajar

mengobrol bersama teman disaat jam peserta didik pada mata pelajaran simulasi
Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

dan komunikasi digital pada tahun ajaran kegiatan percobaan-melakukan diskusi

2018/2019 berdasarkan data tersebut dapat terhadap suatu masalah untuk

dilihat bahwa lebih dari 50% peserta didik meningkatkan partipasi dan tingkat berfikir

belum mencapai Kriteria Ketuntasan peseta didik dalam hal ini peserta didik

Minimum di SMK YPLP PGRI 1 Makassar dapat lebih memahami materi yang

dikategorikan dengan menggunakan KKM diajarkan.

(Kriteria Ketuntasan Minimal), yaitu hasil Hal ini didukung oleh guru yang

penguasaan ≤ 70 dikategorikan tidak tuntas kompeten, kreatif dan profesional, yaitu

dan hasil penguasaan ≥ 70 dikategorikan pada penerapan model pembelajaran

tuntas. quantum (quantum teaching) melalui

metode eksperimen dan diskusi yang


Peningkatan hasil belajar siswa ini
diterapkan pada mata pelajaran Simulasi
diperlukan inovasi baru yang kreatif
dan Komunikasi Digital. Model
sehingga membuat pembelajaran menjadi
pembelajaran Quantum
lebih menarik dan disukai oleh peserta
Teaching merupakan model belajar yang
didik. Suasana kelas perlu direncanakan dan
menyenangkan bagi peserta didik.
dibangun sedemikian rupa dengan
Pembelajaran yang menyenangkan dapat
menggunakan model pembelajaran yang
mengembangkan secara cepat potensi
tepat agar peserta didik dapat memperoleh
peserta didik karena berhasil tidaknya
kesempatan untuk berinteraksi satu sama
pencapaian tujuan pendidikan banyak
lain sehingga pada gilirannya dapat
bergantung kepada proses belajar yang
diperoleh hasil belajar yang optimal. Proses
dialami peserta didik. Belajar perlu
pembelajaran tidak hanya sekedar
lingkungan yang menunjang, dimana
penyampaian materi tetapi juga guru
peserta didik dapat mengembangkan
mengvariasikan dengan kegiatan seperti
kemampuannya bereksplorasi dan belajar
melakukan suatu game atau melakukan
dengan efektif. (Kosasih, 2013 : 75).
Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

Berdasarkan permasalahan yang telah C.Tujuan penelitian

diuraikan pada latar belakang di atas Maka Berdasarkan rumusan diatas maka

peneliti tertarik untuk mengadakan tujuan penelitian adalah untuk mengetahui :

penelitian dengan judul “penerapan model 1. Untuk mengetahui penerapan quantum

pembelajaran quantum teaching untuk teaching pada pelajaran Simulasi dan

meningkatkan hasil belajar siswa pada Komunikasi Digital kelas X AK-1 SMK

pelajaran simulasi dan komunikasi digital YPLP PGRI 1 Makassar?

kelas X di sekolah SMK YPLP PGRI 1


2. Untuk mengetahui peningkatan hasil
Makassar”.
belajar peserta didik pada mata pelajaran
B. Rumusan Masalah
Simulasi dan Komunikasi Digital kelas X
Berdasarkan latar belakang yang telah
AK-1 SMK YPLP PGRI 1 Makassar
diuraikan diatas, masalah dalam penelitian
menggunakan penerapan model
ini dirumuskan sebagai berikut:
pembelajaran quantum teaching.
1. Bagaimana penerapan model
D. Manfaat Penelitian
pembelajaran quantum teaching pada
Manfaat yang diharapkan pada penelitian ini
pelajaran simulasi dan komunikasi digital
adalah sebagai berikut:
kelas X AK-1 SMK YPLP PGRI 1
1. Manfaat teoritis :
Makassar ?
a. Memberikan manfaat untuk
2. Apakah penerapan model pembelajaran
mendukung teori-teori di bidang
quantum teaching dapat meningkatkan
pendidikan tentang pembelajaran
hasil belajar siswa pada pelajaran
quantum teaching.
simulasi dan komnikasi digital kelas X
b. Memberikan manfaat positif
AK-1 SMK YPLP PGRI 1 Makassar ?
terhadap ilmu pendidikan untuk

lebih mengembangkan model-model

yang bisa diterapkan dalam proses


Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

ini diharapkan dapat memberikan Peneltian ini dapat

masukan kepada kepala sekolah dimungkinkan dapat terus diterapkan

untuk meningkatkan pengetahuan kepada siswa supaya menjadi

dan mengembangkan kualitas kebiasaan sehingga dapat

pendidikan, khususnya dalam meningkatkan kualitas belajar siswa

mengembangkan kualitas belajar dan sebagai bahan masukan untuk

dan meningkatkan mutu pendidikan mengadakan variasi strategi mengajar

serta kelengkapan sarana dan untuk meningkatkan hasil belajar dan

prasarana di sekolah. kreatifitas belajar peserta didik pada

2. Manfaat praktis : mata pelajaran simulasi dan

a. Bagi peserta didik komunikasi digital.

Penelitian ini dapat c. Bagi sekolah

meningkatkan sikap peduli siswa Melalui penelitian ini

terhadap pembelajaran di sekolah diharapkan dapat memberikan

maupun diluar sekolah, dengan masukan kepada kepala sekolah

menerapkan pembelajaran yang untuk meningkatkan pengetahuan dan

menarik materi akan mudah diingat mengembangkan kualitas pendidikan,

dan dipahami oleh peserta didik. khususnya dalam mengembangkan

Pembelajaran yang menarik dapat kualitas belajar dan meningkatkan

memperkaya wawasan dan mutu pendidikan serta kelengkapan

pengetahuan dalam berbagai bidang sarana dan prasarana di sekolah.

yang berhubungan dengan mata d. Bagi peneliti

pelajaran yang bersangkutan.


Penelitian ini untuk mengetahui

bagaimana keefektifan model

pembelajaran quantum (Quantum


b. Bagi guru
Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

teaching) ditinjau dari kemampuan pengalaman peneliti dapat bertambah

Awal peserta didik, sebagai wahana uji secara langsung dengan Penggunaan

kemampuan terhadap bekal teori yang model pembelajaran quantum yang

diterima dibangku kuliah dan efektif dan menyenangkan.

BAB II siswa untuk dapat mengembangkan diri

LANDASAN TEORI sejalan dengan perkembangan ilmu

pengetahuan, teknologi dan kesenian, serta

A.Kajian Teori menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan

1. Pendidikan Menengah Kejuruan kerja dan mengembangkan sikap profesional”.

a. Pengertian Pendidikan Menengah Kejuruan (Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1990).

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)


Sekolah Menengah Kejuruan adalah
Merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan formal
salah satu bentuk satuan pendidikan formal
yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada
yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan
jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari
pada jenjang pendidikan menengah sebagai SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat. Sekolah

lanjutan dari SMP/MTs atau bentuk lain yang dijenjang pemdidikan dan jenis kejuruan dapat

bernama sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau


sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang
Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain
diakui sama atau setara SMP/MTs. Sekolah
yang sederajat (UU Sisdiknas No.20 tahun 2003)
Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah

satu lembaga pendidikan yang bertanggung b. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan

jawab untuk menciptakan sumber daya Tujuan pendidikan menengah

manusia yang memiliki kemampuan, kejuruan menurut Undang-Undang Nomor

keterampilan dan keahlian, sehingga 20 Tahun 2003, terbagi menjadi tujuan

lulusannya dapat mengembangkan kinerja umum dan tujuan khusus. Tujuan umum

apabila terjun dalam dunia kerja. Pendidikan pendidikan menengah kejuruan adalah:

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) itu

sendiri bertujuan “meningkatkan kemampuan


Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

1). Mening katkan keimanan dan ketakwaan 3). Membekali peserta didik dengan ilmu

peserta didik kepada Tuhan Yang pengetahuan, teknologi dan seni agar

Maha Esa. mampu mengembangkan diri dikemudian

2). potensi peserta didik agar menjadi warga hari baik secara mandiri maupun melalui

negara yang berakhlak mulia, sehat, jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis 4). Membekali peserta didik dengan

dan bertanggung jawab. kompetensi-kompetensi yang sesuai

3). Mengembangkan potensi peserta didik dengan program keahlian yang dipilih.

agar memiliki wawasan kebangsaan, Berdasarkan uraian di atas dapat

memahami dan menghargai disimpulkan bahwa Sekolah Menengah

keanekaragaman budaya bangsa Indonesia. Kejuruan (SMK) bertujuan “meningkatkan

Tujuan khusus pendidikan menengah kemampuan siswa untuk dapat

kejuruan adalah: mengembangkan diri sejalan dengan

perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi


1). Menyiapkan peserta didik agar menjadi
dan kesenian, serta menyiapkan siswa untuk
manusia produktif, mampu bekerja
memasuki lapangan kerja dan
mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang
mengembangkan sikap profesional serta
ada sebagai tenaga kerja tingkat
membekali peserta didik dengan ilmu
menengah sesuai dengan kompetensi dalam
pengetahuan, teknologi dan seni agar mampu
program keahlian yang dipilihnya.
mengembangkan diri dikemudian hari baik
2). Menyiapkan peserta didik agar mampu
secara mandiri maupun melalui jenjang
memilih karir, ulet dan gigih dalam
pendidikan yang lebih tinggi. Agar
berkompetensi, beradaptasi di lingkungan
meningkatkan kualiatas anak bangsa melalui
kerja dan mengembangkan sikap
dunia pendidikan dan juga demi
profesional dalam bidang keahlian yang
kelangsungan hidup dan kesejahteraan di
diminatinya.
masa yang akan datang.
Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

2.Belajar dan Pembelajaran Menurut Winkel dalam Haling

a. Pengertian Belajar (2007:2), “belajar pada manusia merupakan

Belajar secara umum dapat diartikan suatu proses psikologis yang berlangsung

sebagai perubahan, contohnya dari tidak tahu dalam interaksi aktif subjek dengan

menjadi tahu, dari tidak mampu menjadi lingkungan, menghasilkan perubahan-

mampu, dari tidak mau menjadi mau, dan lain perubahan dalam pengetahuan, keterampilan,

sebagainya. Belajar pada dasarnya merupakan dan sikap yang bersifat konstan atau menetap.

proses usaha aktif seseorang untuk Perubahan-perubahan itu dapat berupa

memperoleh sesuatu, sehingga terbentuk sesuatu yang baru yang segera nampak dalam

perilaku baru menuju arah yang lebih baik. perilaku nyata.

Kenyataannya, para pelajar seringkali tidak Slameto dalam Jihad (2007:2),

mampu mencapai tujuan belajarnya atau tidak mengemukakan bahwa belajar ialah suatu

memperoleh perubahan tingkah laku sebagai proses yang dilakukan seseorang untuk

mana yang diharapkan. Hal itu menunjukkan memperoleh suatu proses yang dilakukan

bahwa peserta didik mengalami kesulitan seseorang untuk memperoleh suatu

belajar yang merupakan hambatan dalam perubahan tingkah laku yang baru secara

mencapai hasil belajar. (Kosasih,2013 : 10) keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

Menurut Roziqin (2007:62), belajar sendiri dalam interaksi dengan

adalah sebuah proses yang dilakukan oleh lingkungannya.

individu untuk memperoleh sebuah Arti penting belajar bagi

perubahan tingkah laku yang menetap,baik perkembangan manusia, perubahan dan

yang dapat diamati maupun yang tidak dapat kemampuan untuk berubah karena belajar

diamati secara langsung, yang terjadi sebagai maka manusia dapat berkembang lebih maju

suatu hasil latihan atau pengalaman dalam dari pada makhluk-makhluk lainnya. Boleh

interaksi terhadap lingkungan. jadi,karena kemampuan berkembang melalui

belajar itu pula manusia secara bebas dapat


Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

mengekploitasi, memilih dan menetapkan dilakukannya kelak sesuai pengalaman yang

keputusan-keputusan penting dalam didapatkan sejak melalui proses belajar.

hidupnya. Arti penting belajar bagi kehidupan b. Pengertian Pembelajaran

manusia, belajar juga memainkan peran Pembelajaran adalah membelajarkan

penting dalam mempertahankan sekelompok peserta didik menggunakan asas pendidikan

manusia ditengah-tengah persaingan yang maupun teori belajar merupakan penentu

semakin ketat diantara bangsa-bangsa lainnya utama keberhasilan pendidikan. Menurut

yang lebih dahulu maju karena belajar akibat Hamalik (2007:77), pembelajaran adalah

persaingan tersebut, kenyataan tragis bisa suatu sistem, artinya suatu keseluruhan yang

pula terjadi karena belajar. (Kosasih, 2013 : terdiri dari komponen-komponen yang

214). berinteraksi antara satu dengan lainnya dan

Berdasarkan uraian di atas dapat dengan keseluruhan itu sendiri untuk

disimpulkan bahwa belajar merupakan mencapai tujuan pengajaran yang telah

proses yang dilakukan seseorang untuk ditetapkan sebelumnya. Adapun komponen-

memperoleh perubahan tingkah laku yang komponen tersebut meliputi tujuan

baru, dan proses dari tidak tahu menjadi tahu pendidikan dan pengajaran, peserta didik dan

yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau peserta didik, tenaga kependidikan khususnya

pengalaman dalam interaksi terhadap guru, perencanaan pengajaran, strategi

lingkungan.melalui pengalaman yang telah pengajaran, media pengajaran, dan evaluasi

didapatkan. Dan melalui sebuah proses pengajaran.

sehingga menghasilkan hal baru dalam Pembelajaran menurut Mudjiono

hidupnya secara keseluruhan, bisa jadi karena (2006:17) adalah kegiatan guru secara

kemampuan berkembang melalui belajar itu terprogram dalam desain instruksional, untuk

pula manusia secara bebas dapat memilih membuat peserta didik belajar secara aktif,

untuk menentukan apa yang akan yang menekankan pada penyediaan sumber

belajar. Istilah pembelajaran berkaitan erat


Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

dengan istilah mengajar. Mengajar adalah pembelajaran juga untuk membuat peserta

suatu proses mengatur, mengorganisasi, didik belajar secara aktif, yang menekankan

lingkungan disekitar peserta didik sehingga pada penyediaan sumber belajar seperti yang

menumbuhkan dan mendorong peserta didik diketahui bahwa pembelajaran erat kaitannya

melakukan proses belajar. (Sumarna, 2013 : dengan istilah mengajar, mengajar sendiri

21) merupakan proses untuk mengatur atau

Sudjana (1991 : 29), mengemukakan mengarahkan peserta didik dalam proses

bahwa mengajar adalah proses memberikan belajar.

bimbingan atau bantuan kepada anak didik

dalam proses belajar. Menurut Burton 3. Evaluasi Pembelajaran

(Sagala, 2005 : 61), mengajar adalah upaya Evaluasi secara etimologi adalah kata

memberikan stimulus, bimbingan pengarahan serapan dari evaluation dalam Bahasa Inggris

dan dorongan kepada peserta didik agar yang berarti penilaian penafsiran, sedangkan

terjadi proses belajar. Dengan demikian secara terminologi evaluasi adalah proses

belajar mengajar merupakan suatu proses kegiatan yang terencana untuk menilai keadaan

interaksi antara peserta didik dengan guru sesuatu obyek dengan menggunakan instrumen

mengenai transfer pengetahuan, nilai-nilai agar memperoleh informasi dalam rangka

dan sikap dalam kegiatan pendidikan dikelas. pengambilan keputusan terhadap implementasi

dan efektivitas suatu program.


Berdasarkan uraian para ahli
(Kosasih, 2014 : 123).
mengenai pengertian pembelajaran dapat
Menurut Zainul dan Nasution (2001),
ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran yaitu
evaluasi adalah suatu proses untuk mengambil
proses memberikan bimbingan atau bantuan
keputusan dengan menggunakan informasi
kepada anak didik dalam proses belajar
yang diperoleh melalui pengukuran hasil
mengajar dalam situasi tertentu untuk
belajar baik yang menggunakan tes maupun
mencapai tujuan yang ditetapkan. Dan
nontes. Menurut Frey dan Alman. (2003),
Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

evaluasi pembelajaran adalah proses sistematis keberhasilan dalam proses maupun

pegumpulan, analisis, dan interpretasi keberhasilan dalam lulusan.

informasi untuk menentukan sejauh mana a. Tujuan dan Fungsi Evaluasi dalam proses

siswa mencapai tujuan pembelajaran, dengan Pembelajaran

demikian evaluasi di dalam proses Tujuan evaluasi secara umum adalah

pembelajaran adalah pengumpulan bukti-bukti untuk mengetahui perubahan yang terjadi

yang cukup untuk dijadikan dasar penetapan pada diri peserta didik atau siswa serta tingkat

ada tidaknya perubahan dan derajat perubahan perubahan yang dialaminya setelah ia

yang terjadi pada diri siswa atau anak didik. mengikuti proses belajar mengajar, tetapi

Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik sebenarnya hal tersebut baru merupakan

terpadu, evaluasi atau penilaian dimaksudkan sebagian dari tujuan evaluasi dalam arti

untuk mengukur tingkat keberhasilan peserta sebenarnya. Evaluasi dalam proses

didik. Baik itu keberhasilan dalam proses pendidikan memiliki fungsi yang tidak dapat

maupun keberhasilan dalam lulusan (output). dilepaskan dan tujuan evaluasi itu sendiri. Di

(Kosasih, 2013 : 216). dalam batasan tentang evaluasi pendidikan

Berdasarkan uraian para ahli tentang yang telah dikemukakan di muka tersirat

evaluasi pembelajaran dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan evaluasi pendidikan ialah untuk

bahwa evaluasi pembelajaran merupakan mendapat data pembuktian yang akan

proses yang dilakukan dalam proses menunjukkan sampai dimana tingkat

pembelajaran untuk mendapatkan informasi. kemampuan dan keberhasilan siswa dalam

Atau pengumpulan bukti-bukti yang cukup pencapaian tujuan-tujuan kurikuler. (Ibrahim,

untuk dijadikan bahan penetapan keputusan 2011 : 139).

dalam memberikan penilaian kepada peserta b. Prinsip-prinsip Evaluasi Pembelajaran

didik sesuai dengan hasil yang telah diperoleh Agar evaluasi pembelajaran benar

selama proses belajar mengajar baik mencapai sasaran, yaitu untuk mengetahui

tingkat perubahan tingkah laku atau


Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

keberhasilan siswa, maka harus dilaksanakan tingkah laku yang diharapkan sesuai dengan

dengan berdasarkan pada suatu asas atau tujuan pendidikan. Untuk dapat

prinsip mapan. melaksanakan evaluasi ini, maka setiap

Adapun prinsip-prinsip atau asas yang tujuan instruksional harus telah dijabarkan

dikemukakan oleh Zaenal Arifin, 2011 : 31) sejelas-jelasnya. Sehingga dapat dijadikan

yang dimaksudkan adalah : pedoman untuk melakukan pengukuran.

1). Evaluasi harus dilaksanakan secara terus Instrument evaluasi harus mencerminkan

menerus item-item yang representatif, yang dijabarkan

Evaluasi tidak boleh dilakukan secara dari tujuan-tujuan instruksional yang telah

incidental karena pembelajaran itu sendiri disusun.

adalah suatu proses yang continue. Oleh Misalnya, jika objek evaluasi itu

sebab itu, evaluasi pun harus dilakukan secara adalah peserta didik, maka seluruh aspek

continue (Zaenal Arifin, 2011 : 31). Maksud kepribadian peserta didik itu harus di

evaluasi yang dilaksanakan secara terus evaluasi, baik yang menyangkut kognitif,

menerus ialah agar guru memperoleh afektif, maupun psikomotorik. Begitu juga

kepastian atau kemantapan dalam dengan objek-objek evaluasi yang lain

mengevaluasi. Dan dapat mengetahui tahap- (Zaenal Arifin, 2011 : 31). Untuk membantu

tahap perkembangan yang dialami oleh siswa. guru dalam usaha memenuhi validitas alat

Perkembangan belajar peserta didik tidak pengukur, maka harus dibuat tabel spesifikasi

dapat dilihat dari dimensi produk saja, tetapi tujuan yang mencakup aspek-aspek yang

juga dimensi proses bahkan dari dimensi mewakili perilaku yang diharapkan.

input. 3). Evaluasi harus Obyektif (objective)

Proses evaluasi hanya menunjukkan


2). Evaluasi harus menyeluruh
aspek yang dievaluasi dengan keadaan yang
Evaluasi yang menyeluruh ialah yang
sebenarnya. Jadi dalam mengevaluasi hasil
mampu memproyeksikan seluruh aspek pola
pendidikan dan pengajaran guru tidak boleh
Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

memasukkan faktor-faktor subyektif dalam menunjukkan sampai dimana tingkat

memberikan nilai kepada peserta didik. Oleh kemampuan dan keberhasilan siswa.

sebab itu, sikap like and dislike, keinginan,

perasaan, dan prangsangka yang bersifat 4. Hasil Belajar

negatif harus dijauhkan. Evaluasi harus Kegiatan proses belajar mengajar

didasarkan pada data dan fakta yang dapat dikatakan berhasil atau tidak, dapat

sesungguhnya, dan apa adanya, bukan hasil dilihat dari hasil usaha yang dilakukan selama

rekaya (Arifin, 2011 : 31) proses belajar mengajar berlangsung melalui

4). Evaluasi harus bersifat Kooperatif (Bekerja suatu evaluasi belajar. Menurut Dimyati dan

Sama) Mujiono, mengemukakan bahwa evaluasi

Kegiatan ini guru hendaknya bekerja hasil belajar merupakan proses untuk

sama dengan semua pihak, seperti orang tua menentukan nilai belajar siswa melalui

peserta didik, sesama guru, kepala sekolah kegiatan penilaian atau pengukuran hasil

termasuk dengan peserta didik itu sendiri. Hal belajar. (Ruhimat dkk, 2015 : 139).

ini dimaksudkan agar semua pihak merasa puas Setiap proses belajar yang dilakukan

dengan hasil evaluasi, dan pihak-pihak tersebut oleh peserta didik akan menghasilkan hasil

merasa dihargai. Asas kooperatif berlandaskan belajar. Didalam proses pembelajaran, guru

pada teori belajar Vygotsky (1986). sebagai pengajar sekaligus pendidik

Berdasarkan uraian para ahli, dapat memegang peranan dan tanggung jawab yang

ditarik kesimpulan pengertian evaluasi besar dalam rangka membantu meningkatkan

pembelajaran yaitu evaluasi secara umum keberhasilan peserta didik dipengaruhi oleh

adalah untuk mengetahui perubahan yang kualitas guru. Dalam setiap mengikuti proses

terjadi pada diri peserta didik atau siswa serta pembelajaran di sekolah sudah pasti setiap

tingkat perubahan yang dialaminya setelah ia peserta didik mengharapkan hasil belajar

mengikuti proses belajar mengajar. Dan untuk yang baik, sebab hasil belajar yang baik dapat

mendapat data pembuktian yang akan membantu peserta didik dalam mencapai
Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

tujuannya. Hasil belajar yang baik hanya pengajaran yang tercermin dalam penyajian.

dicapai melaui proses belajar yang baik. Jika Bahan petunjuk latihan, proses balikan, dan

proses belajar tidak optimal sangat sulit perbaikan penguatan partisipasi siswa harus

diharapkan terjadinya hasil belajar yang baik. sesuai dengan kebutuhan siswa (Bloom dalam

(Sumarna, 2013 : 12). Darsono, 1989 : 88).

Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh


Sebagaimana dikemukakan oleh
faktor internal, yaitu faktor-faktor yang ada
UNESCO (2004), ada empat pilar hasil
dalam diri siswa dan faktor eksternal, yaitu
belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh
faktor-faktor yang berada di luar diri siswa.
pendidikan, yaitu : learning to know, learning
Yang tergolong faktor internal ialah :
to be, learning to life together, dan learning
a. Faktor fisiologis atau jasmani individu
to do. Bloom (1956) menyebutnya dengan
baik bersifat bawaan maupun yang
tiga ranah hasil belajar, yaitu : kognitif,
diperoleh dengan melihat, mendengar,
afektif, dan psikomotor. Proses perubahan
struktur tubuh, cacat tubuh, dan
dapat terjadi dari yang paling sederhana
sebagainya.
sampai yang paling kompleks, yang bersifat
b. Faktor psikologis baik yang bersifat
pemecahan masalah, dan pentingnya peranan
bawaan maupun keturunan.
kepribadian dalam proses serta hasil belajar.
c. Faktor kematangan baik fisik maupun
Bloom yang banyak mendapat
psikis.
pengaruh dari Carrol dalam ”model of school
Darsono (2000:110), mengemukakan
learning“, berusaha untuk mengatakan
hasil belajar peserta didik merupakan
sejumlah kecil variabel yang besar
perubahan-perubahan yang berhubungan
pengaruhnya terhadap hasil belajar thesis
dengan pengetahuan (kognitif), keterampilan
central Model. Bloom menyatakan bahwa
(psikomotorik), dan nilai sikap (afektif)
variasi dalam Cognitive Entri Behaviours,
sebagai akibat interaksi aktif dengan
afektif Entry characteristics, dan kualitas
lingkungan. Pendapat dari Darsono tersebut
Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

dapat dikatakan bahwa hasil belajar dilihat 2) Faktor environmental input (faktor

dari tingkah laku peserta didik dari aspek lingkungan) baik lingkungan alami

(kognitif, psikomotorik, dan afektif) setelah maupun lingkungan sosial.

peserta didik telah memperoleh pengalaman 3) Faktor instrumental input, yang

belajar. didalamnya antara lain terdiri dari

Nurkancana (1990:11), kurikulum, program/bahan pengajaran,

mendefinisikan hasil belajar sebagai suatu sarana dan fasilitas serta guru.

tindakan atau proses untuk menentukan nilai Penelitian ini, hasil belajar digunakan

keberhasilan belajar seseorang setelah ia sebagai patokan yang dipakai peneliti dalam

mengalami proses belajar selama satu periode melihat daya serap atau penguasaan belajar

tertentu. Salim (2000:190), mengemukakan siswa setelah diadakan kegiatan belajar

bahwa hasil belajar adalah penguasaan mengajar dengan menerapkan model

pengetahuan keterampilan terhadap mata pembelajaran quantum teaching disertai

pelajaran yang dibuktikan melalui hasil tes. metode eksperimen dan diskusi. Adapun cara

Salim (2000:190), mengemukakan bahwa untuk melihat hasil belajar siswa yang biasa

hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan dipakai seorang peneliti khususnya penelitian

keterampilan terhadap mata pelajaran yang tind akan kelas adalah dengan menggunakan

dibuktikan melalui hasil tes. tes, karena tes adalah salah satu alat evaluasi

Ada beberapa faktor yang yang termudah untuk melihat pencapaian

mempengaruhi proses dan hasil belajar belajar siswa.

(Ahmadi, 2005) yaitu: Mengetahui apakah proses belajar

1) Faktor raw input (faktor peserta didik itu mengajar dengan menerapkan model

sendiri) dimana tiap anak memiliki pembelajaran quantum teaching berhasil

kondisi yang berbeda-beda dalam kondisi sesuai tuntunan ketercapaian belajar secara

sosiologis dan kondisi psikologis. maksimal yaitu dengan ketuntasan hasil

belajar. Adapun ketentuan kriteria ketuntasan


Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

hasil belajar yang digunakan dalam penelitian aktif yang diperoleh dalam proses

ini sesuai dengan standar yang belajar-mengajar disekolah dapat dilihat

digunakan sekolah yaitu, dapat dinyatakan dan diketahui dari nilai hasil ujian

sebagai berikut: semester yang kemudian dituangkan

a) Daya serap perseorangan, siswa disebut dalam daftar nilai raport.

telah tuntas belajar bila Berdasarkan pendapat para ahli

mencapai skor lebih dari 70. tentang pengertian hasil belajar, dapat

b) Daya serap klasikal, kelas disebut telah disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

tuntas belajar jika di kelas tersebut kemampuan dalam ranah kognitif,

terdapat 80% dari jumlah siswa yang keterampilan sikap yang diperoleh peserta

telah mencapai nilai lebih dari 70. didik setelah ia menerima perlakuan yang

Menurut perubahan bentuk perubahan diberikan oleh guru sehingga dapat

dari hasil belajar meliputi tiga aspek, mengkonstruksikan pengetahuan yang

yaitu : didapat untuk dapat digunakan dalam

(1) Aspek kognitif meliputi perubahan- kehidupan sehari-hari, dan Hasil belajar

perubahan dalam segi penguasaan yang baik hanya dicapai melaui proses

pengetahuan dan perkembangan belajar yang baik. Jika proses belajar tidak

keterampilan atau kemampuan yang optimal sangat sulit diharapkan terjadinya

diperlukan untuk menggunakan hasil belajar yang baik.

pengetahuan tersebut.

(2) Aspek efektif meliputi perubahan-

perubahan dalam segi sikap menta,

perasaan dan kesadaran. 5. Model Pembelajaran

(3) Aspek psikomotor meliputi perubahan- a. Pengertian Model Pembelajaran

perubahan dalam segi bentuk-bentuk Model pembelajaran adalah suatu

tindakan motorik. Prestasi belajar didik perencanaan atau suatu pola yang digunakan
Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

sebagai pedoman dalam merencanakan pada Permendikbud pasal 2 No.103 Tahun

pembelajaran di kelas. Model tersebut 2014 tentang pembelajaran pada pendidikan

merupakan pola umum perilaku pembelajaran dasar dan pendidikan menengah. Secara

untuk mencapai kompetensi atau tujuan umumnya, model pembelajaran adalah cara

pembelajaran yang diharapkan. Model atau teknik penyajian sistematis yang

pembelajaran adalah pola interaksi peserta digunakan oleh guru dalam

didik dengan guru di dalam kelas yang mengorganisasikan pengalaman proses

menyangkut pendekatan, strategi, metode, pembelajaran agar tercapai tujuan dari sebuah

teknik pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran. Definisi singkat lainnya yaitu

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. suatu pendekatan yang digunakan dalam

Dalam suatu model pembelajaran ditentukan kegiatan pembelajaran. (Sanjaya, 2014 : 12)

bukan hanya apa yang harus dilakukan guru, Model pembelajaran bisa juga

akan tetapi menyangkut tahapan-tahapan, diartikan sebagai seluruh rangkaian penyajian

prinsip-prinsip reaksi guru dan peserta didik materi yang meliputi segala aspek sebelum,

serta sistem penunjang yang disyaratkan. sedang dan sesudah pembelajaran yang

Model pembelajaran adalah cara-cara atau dilakukan guru serta segala fasilitas yang

teknik penyajian bahan ajaran yang akan terkait yang digunakan secara langsung atau

digunakan oleh guru pada saat menyajikan tidak langsung dalam proses belajar

bahan pelajaran, baik secara individual mengajar. Model pembelajan sendiri

maupun secara kelompok. (Ruhimat dkk, memiliki makna yang lebih luas dari pada

2011 : 198). strategi, metode atau sekedar prosedur

pembelajaran, model pembelajaran


Model pembelajaran adalah kerangka
merupakan suatu pola yang dapat kita
konseptual dan operasional pembelajaran
gunakan untuk merancang kegiatan
yang memiliki nama, ciri, urutan logis,
pembelajaran.
pengaturan, dan budaya. Hal ini berdasar
(Hamsah, 2014 : 33).
Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

b. Model pembelajaran quantum (quantum 2). Landasan Pembelajaran quantum

teaching) Pembelajaran quantum pertama kali

1). Pengertian Pembelajaran quantum dikembangkan oleh Bobby De Porter, dan

Istilah “quantum” adalah interaksi yang mulai di praktekkan pada tahun 1992, yang

mengubah energi menjadi cahaya, pada berakar pada teori “suggestology” atau

awalnya istilah quantum hanya digunakan “uggestopedia” dari Dr. Georgi Losanov

oleh pakar fisika modern menjelang abad 20, seorang pendidik berkembangsaan Bulgaria).

kemudian berkembang secara luas merambat Menurut Lozanov bahwa sugesti dapat dan

ke bidang-bidang kehidupan manusia lainnya pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan

termasuk ke dalam dunia pendidikan. setiap detail apapun memberikan sugesti

Konsep pembelajaran quantum dalam bidang positif ataupun negatif.

pendidikan, yang berupaya untuk Konsep utama yang digunakan dalam

meningkatkan proses pembelajaran, baik pembelajaran quantum ada dua dalam rangka

yang bersifat individual maupun kelompok. mewujudkan energi guru dan peserta didik

Saat ini mulai dirasakan bahwa kehidupan menjadi guru dan peserta didik menjadi

individu dan organisasi, bisnis atau sosial, cahaya belajar yaitu percepatan belajar

sedang, menghadapi tantangan global, yakni melalui usaha sengaja untuk mengikis

perubahan besar-besaran dalam irama seluruh hambatan-hambatan belajar tradisional, dan

aspek kehidupan. De Porter (2010 : 16), fasilitas belajar untuk mempermudah

pembelajaran quantum adalah “Interaksi- kegiatan belajar peserta didik. Percepatan

interaksi yang mengubah energi menjadi belajar dan fasilitas belajar akan mendukung

cahaya”. Semua kehidupan adalah energi. azaz utama yang digunakan dalam

Dan tujuan belajar adalah meraih sebanyak pembelajaran quantum yaitu “Bawalah dunia

mungkin cahaya, interaksi, hubungan, mereka ke dunia kita dan antarkan dunia kita

inspirasi agar menghasilkan energi cahaya. ke dunia mereka”. (Ibrahim, 2013 : 76 ).

(Sumarna, 2013 : 75).


Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

Landasan utama pembelajaran perkembangan mereka, sehingga

quantum tersebut mengisyaratkan pentingnya pembelajaran akan menjadi harmonis seperti

seorang guru memasuki dunia atau sebuah orkestra yang saling bertautan dan

kehidupannya anak sebagai langkah awal saling mengisi. (Kosasih, 2013 : 77).

dalam melaksanakan sebuah pembelajaran. 3). Prinsip-prinsip Pembelajaran quantum

Memahami dunia dan kehidupan anak, (quantum teaching)

merupakan lisensi bagi para guru untuk Selain landasan utama seperti

memimpin, menuntun, dan memudahkan dipaparkan diatas pembelajaran quantum

perjalanan peserta didik dalam meraih hasil memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut :

belajar yang optimal. Salah satu cara yang a) Segalanya berbicara, maksudnya bahwa

bisa digunakan dalam hal ini adalah seluruh lingkungan kelas hendaknya

mengaitkan apa yang akan diajarkan dengan dirancang untuk dapat membawa pesan

peserta didik dalam kehidupan baik di rumah, belajar yang dapat diterima oleh siswa, ini

di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. berarti rancangan kurikulum dan rancangan

Setelah kaitan itu terbentuk, maka guru dapat pembelajaran guru, informasi, bahasa tubuh,

memberikan pemahaman tentang materi kata-kata, tindakan, gerakan, dan seluruh

pembelajaran yang disesuaiakan dengan kondisi lingkungan haruslah dapat berbicara

kemampuan, perkembangan, dan minat bakat membawa pesan-pesan belajar bagi siswa.

peserta didik. b) Segalanya bertujuan, maksudnya semua

Pemahaman terhadap hakikat peserta penggubahan pembelajaran tanpa

didik menjadi lebih penting sebagai jembatan Terkecuali harus mempunyai tujuan-tujuan

untuk menghubungkan dan memasukkan yang jelas dan terkontrol.

dunia kita kepada dunia mereka. Apabila c) Pengalaman sebelum pemberian nama,

seorang guru telah memahami dunia peserta maksudnya sebelum siswa belajar memberi

didik, maka peserta didk telah merasa nama (mendefinisikan, mengkoseptualisasi,

diperlakukan sesuai dengan tingkat membedakan, mengkategorikan) hendaknya


Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

siswa telah memiliki pengalaman informasi (2) Alami, memberikan pengalaman baru

yang terkait dengan upaya pemberian nama atau hal baru yang nantinya siswa

tersebut. semangat untuk mempelajari;

d) Mengakui setiap usaha, maksudnya semua (3) Namai, memberikan cara atau teknik

usaha belajar yang telah dilakukan peserta supaya siswa tidak mengalami hambatan

didik harus memperoleh pengakuan guru dalam belajar, sediakan kata kunci,

dan peserta didiknya selalu berani strategi, keterampilan belajar.

melangkah ke bagian berikutnya. Dalam (4) Demonstrasikan, berikan kesempatan

pembelajaran. supaya siswa bisa menunjukkan bahwa

e) Merayakan keberhasilan, maksudnya setiap mereka tahu dan faham;

usaha dan hasil yang diperoleh dalam (5) Ulangi, agar siswa lebih faham ulangi

pembelajaran pantas dirayakan. Perayaan ini materi yang telah diajarkan sampai

diharapkan memberi umpan balik dan siswa menegaskan pada dirinya sendiri,

motivasi untuk kemajuan dan peningkatan “aku tahu bahwa aku memang tahu”.

hasil belajar berikutnya. (Sumarna, 2013 : (6) Rayakan, pengakuan untuk penyelesaian,

78). partisipasi, dan memperoleh

Bobby de porter, mengembangkan keterampilan dan ilmu pengetahuan.

model pembelajaran quantum melalui istilah Kerangka rancangan

TANDUR, yaitu Tumbuhkan, Alami, Namai, belajar TANDUR dalam model

Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan. pembelajaran quantum teaching digunakan

(Kosasih, 2013 : 75). sebagai cara yang efektif dalam

(1) Tumbuhkan, tumbuhkan minat pada setiap meningkatkan motivasi dan hasil belajar serta

siswa bahwa siswa mempelajari sesuatu sebagai landasan guru dalam merancang

yang bermanfaat; penyajian pelajaran. quantum

teaching menciptakan lingkungan belajar

yang efektif, membantu merancang dan


Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

menyampaikan pengajaran, dan memudahkan dan kemampuan memiliki posisi yang

proses belajar. Kerangka pembelajaran sama-sama penting.

TANDUR dipakai sebagai sintakmatik model e) Pembelajaran quantum memusatkan

pembelajaran quantum teaching pada perhatian pada interaksi yang bermutu dan

penelitian ini. (Sumarna, 2013 : 75). bermakna, bukan sekedar transaksi makna.

4) Karakteristik pembelajaran quantum Interaksi menjadi kata kunci dan konsep

Karakteristik pembelajaran quantum sentral dalam pembelajaran quantum.

(Sumarna, 2013), sebagai berikut : Karena itu, pembelajaran quantum

a) pembelajaran quantum berpangkal pada memberikan tekanan pada pentingnya

psikologi pada kognitif. interaksi, frekuensi dan akumulasi

b) Pembelajaran quantum lebih manusiawi, interaksi yang bermutu dan bermakna.

indvidu menjadi pusat perhatian, potensi Dalam kaitan inilah faktor komunikasi

diri, kemampuan berfikir, motivasi dan menjadi sangat penting dalam

sebagainya diyakini dapat berkembang pembelajaran quantum.

secara maksimal. f) Pembelajaran quantum sangat menekankan

c) Pembelajaran quantum lebih bersifat kealamiahan dan kewajaran proses

konstruktif namun juga menekankan pembelajaran, bukan keartifisialan atau

pentingnya peranan lingkungan keadaan yang dibuat-buat.

pembelajaran yang efektif dan optimal g) Pembelajaran quantum sangat menekankan

dalam pencapaian tujuan pembelajaran. kebermaknaan dan kebermutuan proses.

d) Pembelajaran quantum mensinergikan Berdasarkan uraian di atas dapat

faktor potensi individu dengan lingkungan disimpulkan bahwa karakteristik quantum

fisik dan psikis dalam konteks teaching lebih bersifat konstruktif namun

pembelajaran. Dalam lingkungan juga menekankan pentingnya peranan

pandangan quantum, faktor lingkungan lingkungan pembelajaran yang efektif dan

optimal dalam pencapaian tujuan


Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

pembelajaran dan menekankan pada Tugas guru adalah bagaimana

kealamian atau kebermaknaan sebuah proses, membangkitkan motivasi peserta didik

pembelajaran quantum memberikan tekanan sehingga ia mau belajar. Adapun beberapa cara

pada pentingnya interaksi, frekuensi dan bagaimana membangkitkan motivasi peserta

akumulasi interaksi yang bermutu dan didik (Kosasih, 2013 : 117)

bermakna. Dalam kaitan inilah faktor (1) Guru berusaha menciptakan diantara

komunikasi menjadi sangat penting dalam peserta didik untuk meningkatkan

pembelajaran quantum. prestasi

5) Langkah-langkah pembelajaran quantum (2) Pada awal kegiatan pembelajaran, guru

Adapun langkah-langkah yang dapat hendaknya terlebih dahulu

diterapkan dalam pembelajaran quantum menyampaiakan kepada peserta didik

adalah sebagai berikut : tentang tujuan dan manfaat yang

didapatkan dalam pembelajaran tersebut,

sehingga peserta didik terpancing untuk

a) Kekuatan ambak ikut serta di dalam mencapai tujuan dan

Ambak (apakah manfaat bagiku) adalah manfaat tersebut.

motivasi yang didapat dari pemilihan secara (3) Guru hendaknya banyak memberikan

mental antara manfaat dan akibat-akibat suatu kesempatan kepada peserta didik untuk

keputusan (Potter dan Hernacki, 2001 : 49). meraih sukses dengan usahanya sendiri

Motivasi sangat diperlukan dalam belajar (4) Guru selalu berusaha menarik minat belajar

karena dengan adanya motivasi maka peserta didik.

keinginan untuk belajar akan selalu ada. Pada b) Penataan lingkungan belajar

langkah ini peserta didik akan diberi motivasi Proses belajar dan mengajar diperlukan

oleh guru dengan memberi penjelasan tentang penataan lingkungan yang dapat membuat

manfaat apa saja setelah mempelajari suatu peserta didik merasa betah dalam belajarnya,

materi. dengan penataan lingkungan belajar yang


Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

tepat juga dapat mencegah kebosanan dalam yang belum mampu menguasai materi.dengan

diri peserta didik. memupuk sikap juara ini peserta didik akan

Lingkungan yang mendukung, lebih merasa dihargai.

lingkungan kelas akan berpengaruh terhadap Dengan memupuk sikap juara dalam diri

kemampuan peserta didik dalam memusatkan siswa dapat menarik minat dan perhatian

perhatian dan menyerap informasi sebanyak- peserta didik, kondisi pembelajaran yang

banyaknya. Dengan demikian, dalam efektif adalah adanya minat dan perhatian

pembelajaran quantum siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu

sifat relatif menetap pada diri seseorang.


Guru memiliki kewajiban menata lingkungan
Minat merupakan suatu sifat yang relatif
yang dapat mendukung situasi belajar dengan
menetap pada diri seseorang dan sangat
cara sebagai berikut :
berpengaruh besar terhadap proses belajar.
(1) Mengorganisasi dan memanfaatkan
Keterlibatan peserta didik dalam
lingkungan sekitar
pembelajaran erat kaitannya dengan sifat,
(2) Menggunakan alat bantu yang mewakili
bakat, dan kecerdasan siswa.
satu gagasan.
d) Bebaskan gaya belajarnya
(3) Pengaturan formasi peserta didik
Pembelajaran quantum guru
(4) Pemutaran musik yang sesuai dengan
hendaknya memberikan kebebasan dalam
kondisi belajar.
belajar pada peserta didik dan janganlah
c) Memupuk sikap juara
terpaku pada satu gaya belajar saja. Sebab
Memupuk sikap juara perlu dilakukan
tiap peserta didik memiliki kemampuan dan
untuk lebih memacu minat belajar peserta
kecerdasan yang berbeda.
didik. Guru hendaknya jangan segan-segan
Salah satu masalah dalam proses
untuk memberikan pujian pada peserta didik
pembelajaran adalah kurangnya pemahaman
yang telah berhasil dalam belajarnya, tetapi
guru tentang perbedaan individu antar
jangan pula mencemoohkan peserta didik
peserta didik. Kemampuan individual
Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

mereka dalam menerima pelajaran berbeda- baik buku pelajaran maupun buku-buku yang

beda. Di sinilah sebenarnya perlunya lain.

keterampilan guru di dalam memberikan g) Jadikan anak lebih kreatif

variasi pembelajaran agar dapat diserap oleh Peserta didik yang kreatif adalah peserta

semua peserta didik dalam berbagai didik yang ingin tahu, suka mencoba dan

tingkatan kemampuan, dan disini pulalah senang bermain. Dengan adanya sikap kreatif

perlu adanya pelayanan individu peserta yang baik peserta didik akan mampu

didik. Sistem pembelajaran tuntas, menghasilkan ide-ide yang segar dalam

pelayanan individu merupakan kegiatan belajarnya. Melibatkan peserta didik secara

yang mesti dilakukan. aktif. Kegiatan dalam pembelajaran, aktifitas

e) Membiasakan mencatat belajar siswa dapat digolongkan dalam

Pembelajaran peserta didik hanya bisa beberapa hal (Sumarna, 2013 : 116) sebagai

menerima saja, melainkan harus mampu berikut :

mengungkapkan kembali apa yang (1) Aktivitas visual, seperti membaca, menulis,

didapatkan dengan menggunakan bahasa melakukan eksperimen dan yang lainnya.

hidup dengan cara dan ungkapan yang sesuai (2) Aktivitas Lisan, Seperti Bercerita, Tanya

dengan gaya belajar mereka sendiri. Dengan Jawab

demikian belajar akan benar-benar dipahami (3) Aktivitas mendengarkan, seperti

sebagai aktivitas kreasi yang demokratis. mendengarkan penjelasan guru,

f) Membiasakan membaca mendengarkan pengarahan guru.

Salah satu aktivitas dalam pembelajaran h) Melatih kekuatan memori yang baik

yang cukup penting adalah membaca. Karena Kekuatan memori sangat diperlukan

dengan membaca akan menambah wawasan dalam belajar, sehingga peserta didik perlu

dan pengetahuan, meningkatkan pemahaman dilatih untuk mendapatkan kekuatan memori

dan daya ingat. Seorang guru hendaknya yang baik. (Kosasi, 2013 : 93).

membiasakan peserta didik untuk membaca,


Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

Tujuan pokok pembelajaran quantum diharapkan peserta didik dapat memusatkan

menurut Nandang Kosasih adalah : perhatiannya dalam proses pembelajaran dan

(1) Meningkatkan partisipasi peserta didik akan bekerja secara efektif.

melalui pengubahan keadaan. b) Penataan Lingkungan Psiko-sosial Kelas

(2) Meningkatkan motivasi dan minat belajar. Iklim psiko-sosial kelas berkenaan

(3) Meningkatkan daya ingat dengan hubungan sosial pribadi antara guru

(4) Meningkatkan rasa kebersamaan dengan peserta didik dan antar peserta didik.

(5) Meningkatkan daya dengar Hubungan yang harmonis antara guru dengan

(6) Meningkatkan kehalusan pribadi peserta didik dan antar didik akan dapat

6) Desain lingkungan pembelajaran quantum menciptakan iklim psiko-sosial kelas yang

a) Penataan lingkungan fisik kelas sehat dan efektif bagi berlangsungnya proses

Penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran.

penataan lingkungan kelas yang tepat

berpengaruh terhadap tingkat keterlibatan dan

partisipasi peserta didik dalam proses (1) Karakteristik guru

pembelajaran. Tujuan utama penataan Karakteristik yang harus dimiliki guru

lingkungan fisik kelas (penataan tempat duduk, demi terciptanya iklim psiko-sosial kelas

alat-alat, pajangan dan barang-barang lainnya yang efektif bagi kelangsungan proses

yang ada didalam kelas), adalah untuk pembelajaran.

mengarahkan kegiatan dan mencegah (2) Hubungan sosial antar peserta didik

munculnya tingkah laku peserta didik yang Hubungan sosial yang kurang baik

tidak diharapkan. Selain itu, penataan kelas antar peserta didik dapat mengganggu

tersebut harus memungkinkan guru dapat lancarnya kegiatan pembelajaran. Guru

memantau semua tingkah laku peserta didik sebaiknya memberikan kesempatan kepada

sehingga dapat dicegah munculnya masalah peserta didik untuk lebih mengenal teman-

indisipliner. Melalui penataan kelas ini temannya sehingga mereka akan merasa
Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

sebagai satu kesatuan. Apabila peserta didik beberapa ide yang dapat digunakan untuk

tidak dapat bekerja sama dengan yang lain menyerap informasi melalui korelasi antara

dalam kelompok, maka tujuan belajar otak dengan mata. (Sumarna, 2013 : 132).

kelompok atau kerja kelompok dalam (2) Pengaturan bangku

kelompok tidak akan berhasil. Dalam kegiatan Pengaturan bangku memainkan peran

kelompok, peserta didik harus belajar penting dalam mengokestrasian belajar. Di

menerima pendapat atau ide peserta didik lain sebagian besar ruang kelas, bangku peserta

dalam mendorong yang lain untuk didik dapat disusun untuk mendukung tujuan

mengemukakan pendapatnya. (Kosasih, 2013 : belajar. Di sebagian besar ruang kelas, bangku

130). peserta didik dapat disusun untuk mendukung

c) Desain lingkungan kelas quantum tujuan belajar bagi pelajaran apapun yang

(1) Lingkungan sekeliling diberikan. Guru bebas menyuruh peserta didik

Sebuah gambar lebih berarti dari pada untuk mengatur ulang bangku mereka untuk

seribu kata. Jika anda menggunakan alat memudahkan jenis interaksi yang diperlukan.

peraga dalam situasi belajar, akan terjadi hal Untuk prestasi peserta didik, pemutaran video,

yang menakjubkan. Bukan hanya megawali dan lain-lain, atur bangku sehingga peserta

proses belajar dengan cara merangsang didik menghadap ke depan untuk membantu

modalitas visual, alat peraga juga secara mereka tetap fokus ke depan. Yang ingin

harfiah menyalakan jalur syaraf seperti dicapai adalah fleksibilitas, susunan bangku

kembang api di malam lebaran. Beribu-ribu yang tak dapat diubah-ubah menimbulkan

asosiasi tiba-tiba diluncurkan ke dalam sedikit tantangan. Tapi meskipun bangkunya

kesadaran. Kaitan ini menyediakan konteks tetap tak berubah, pelajarnya tidak. Peserta

yang kaya untuk pembelajaran yang baru. didik membalikkan badan untuk interaksi

Memahami kaitan antara pandangan sekeliling kelompok kecil, atau duduk dilantai di lorong-

dan otak itu penting untuk mengorkestrasi lorong antara bangku, atau dibelakang,

belajar yang mendukung. Di bawah ini


Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

samping, atau di depan ruangan. (Sumarna, membuktikan sendiri sesuatu yang

2013 : 134). dipelajari dengan metode eksperimen, siswa

6. Metode Pembelajaran diberi kesempatan untuk mengalami sendiri

Berikut ini beberapa metode atau melakukan sendiri, mengamati suatu

pembelajaran : objek, menganalisis, membuktikan dan

menarik kesimpulan. Dengan demikian siswa


a. Metode Ceramah
diajarkan untuk mencoba mencari suatu hukum
Metode pembelajaran ceramah adalah
atau dalil dengan menarik kesimpulan atas
penerangan secara lisan atas bahan
proses yang dialami dalam percobaan.
pembelajaran kepada sekelompok pendengar
Untuk melakukan percobaan, kelas
untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu
dibagi dalam beberapa kelompok. Kelompok
dalam jumlah yang relatif besar. Seperti
terdiri atas sejumlah siswa yang mempunyai
ditunjukkan oleh Mc Leish (1976), melalui
kemampuan berbeda yang ditentukan oleh guru
ceramah, dapat dicapai beberapa tujuan.
pengajar. Mereka duduk mengelilingi meja
Dengan metode ceramah, guru dapat
yang disusun berhadapan sehingga lebih
mendorong timbulnya inspirasi bagi
mudah untuk melakukan kerja sama antara
pendengarnya. Gage dan Berliner (1981 : 457),
anggota kelompok. Dalam hal ini guru
menyatakan metode ceramah cocok untuk
mengamati tiap siswa disamping memberi
digunakan dalam pembelajaran dengan ciri-ciri
dorongan untuk berpindah dari suatu kegiatan
tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian
ke kegiatan yang lain. (Hamsah, 2013 : 32).
bahan belajar yang berupa informasi dan jika
c. Metode Diskusi
bahan belajar tersebut sukar didapatkan.
Metode diskusi merupakan cara
b. Metode Eksperimen
penyajian pembelajaran dimana peserta didik
Metode eksperimen (percobaan) adalah
dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa
cara penyajian pelajaran, dimana siswa
berupa pernyataan atau pertanyaan yang
melakukan percobaan dengan mengalami dan
bersifat problematis untuk dibahas dan
Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

dipecahakan bersama . Metode diskusi diajukan oleh guru. Proses interaksi tersebut

memberikan kesempatan bagi siswa untuk dapat menyebabkan semua atau sebagian

menyampaikan gagasannya terhadap besar peserta ikut terlibat aktif. Metode

pertanyaan atau jawaban yang diajukan oleh diskusi mempunyai kebaikan dan

peserta diskusi lain. (Wahyuddin, 2011 : 78). kekurangan, kelebihan dan kekurangan

Piaget dalam mengajar seharusnya metode diskusi yaitu :

diperhatikan pengetahuan yang diperoleh Kelebihan metode diskusi adalah :

peserta didik sebelumnya, sehingga mengajar 1). Merangsang kreatifitas anak didik dalam

dianggap bukan sebagai proses memindahkan bentuk ide, gagasan, prakarsa dan

gagasan guru kepada peserta didik, melainkan terobosan baru dalam pemecahan suatu

sebagai proses mengubah gagasan peserta masalah;

didik yang sudah ada yang mungkin salah. 2). Mengembangkan sikap menghargai orang

Dengan metode diskusi, seorang guru dapat lain;

mengetahui pengetahuan yang dimiliki 3). Memperluas wawasan;

peserta didik sebelumnya serta dapat 4). Membina musyawarah untuk mufakat

meluruskan pengetahuan peserta didik yang dalam memecahkan suatu masalah.

mungkin salah. (Ibrahim, 2012 : 13). Sedangkan kelemahan metode

Setiap metode mempunyai keunggulan diskusi adalah :

dan kelemahan, tetapi yang terpenting bagi 1) Pembicaraan terkadang menyimpang,

guru adalah metode mengajar yang digunakan sehingga memerlukan waktu panjang

harus memperhatikan tujuan yang akan 2) Tidak dapat dipakai pada kelompok besar

dicapai, bahan, jenis belajar siswa yang 3) Peserta mendapat informasi yang terbatas

diinginkan. Di dalam diskusi terjadi interaksi 4) Mungkin dikuasai oleh orang-orang yang

antara dua atau lebih individu yang terlibat suka berbicara atau yang ingin menonjolkan

saling tukar menukar pengalaman, informasi diri. (Ibrahim, 2013 : 14).

untuk memecahkan permasalahan yang 7. Materi Simulasi dan Komunikasi Digital


Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

a. Konsep Mata pelajaran Simulasi dan membantu menyelesaikan masalah orang lain.

Komunikasi Digital Keterbatasan pada diri manusia merupakan

Pada dasarnya, Sekolah Menengah akar masalah. Manusia selalu memiliki

Kejuruan bertujuan membekali siswanya masalah dalam setiap bagian hidupnya karena

dengan keterampilan kejuruan untuk keterbatasannya. Kelebihan seseorang yang

mengatasi masalah. Dengan demikian, sejak dapat menyelesaikan kekurangan orang lain.

awal, siswa SMK harus mendudukkan dirinya Dalam perkembangannya, kelebihan

sebagai bagian dari solusi, bukan bagian dari seseorang inilah yang sering menjadi

masalah. Dalam hampir seluruh bagian kekhasan pengetahuan dan keterampilan

hidupnya, manusia tidak pernah mampu seseorang. Tujuan akhir dari upaya mencari

melepaskan diri dari kegiatan berinteraksi pengetahuan dan melatih keterampilan serta

dengan manusia lainnya. Hal itu terjadi menyelesaikan masalah, adalah mencapai

karena manusia adalah makhluk sosial yang kehidupan yang lebih baik bagi dirinya dan

harus tetap berhubungan dengan manusia orang lain. (Darmawan, 2014 : 23).

lain, dan setiap cmanusia memiliki b.Mengatasi Masalah

keterbatasan. Setiap manusia tidak dapat Tidak satupun manusia yang tidak

diukur sama dalam hal pengetahuan dan memiliki masalah dalam hidupnya,bahkan

keterampilannya. Dalam tata kehidupan masalah ada disetiap saat. Masalah tidak

manusia, masing-masing selalu berusaha boleh dihindari, masalah harus dicarikan

mengisi kerja sama dengan orang lain solusinya. Menunda pencarian solusi atas

menggunakan pengetahuan dan suatu masalah akan menghadirkan masalah

keterampilannya. ini, yang kadang-kadang makin besar dan

Manusia yang berguna adalah mereka pelik.

yang mampu memanfaatkan pengetahuan dan c. Mengomunikasikan Gagasan

keterampilan yang dimilikinya untuk Gagasan apapun dapat

menyelesaikan masalahnya sendiri atau untuk dikomunikasikan dalam mata pelajaran


Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

Simulasi dan Komunikasi Digital. Mata surat , newsletter , artikel , proposal , brosur ,

pelajaran yang diajarkan pada kelas X harus buku.

diberlakukan sebagai ajang belajar b. Word Star

mengidentifikasi masalah dari menalar Word star adalah sebuah aplikasi pengolah

gagasan yang akan dijadikan solusi serta kata, dipublihkan oleh Micropro Internal ,

mengomunikasikannya, Apapun gagasannya. pertama kali dibuat untuk sistem operasi

(Sanjaya, 1996 : 67). CPLM dan keemudian ditulis ulang untuk

platfrom Dos, sempat mendominasi pasar pada

era 1980an.

1) PENGOLAH KATA c. Microsoft Word

Aplikasi pengola kata (word processor) adalah Microsoft word Microsoft office word adalah

perangkat lunak yang dirancang khusus untuk perangkat lunak pengolah kata (word

mengolah kata. Aplikasi pengolah kata proccesor) andalah microsoft .

merupakan program paling dibutuhkan dan Fungsi Microsoft Word :

banyak digunakan diberbagai bidang - Membuat tabel dan perhitungannya

kehidupan , seperti bidang pendidikan , sosial , - Membuat gratfik

ekonomi , keuangan pemerintah kesehatan dan - Membuat organization chart (struktur

lain-lain. Dengan aplikais ini anda dapat organisasi)

berbagai dokumen seperti dokumen laporan , - Membuat bagan , flowchart

proposal , artikel , brosur , booklet , karya - Membuat home page berbaris GUI

tulis , surat menyurat dan sebagainya. (Graphical User Interface)

Beberapa pengolah kata yang terkenal adalah : 2) PENGELOLAAN INFORMASI DIGITAL

a. Star Writter Kebutuhan setiap orang terhadap informasi

Star Writter adalah aplikasi pengolah kata mengakibatkan perubahan perilaku pemenuhan

untuk membuat dokumen , laporan , skripsi , kebutuhan ke arah digital. Dahulu, buku

menjadi sumber utama untuk memperoleh


Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

informasi. Pada saat ini, naskah digital menjadi Berdasarkan kepemilikan dan hak

salah satu sumber dalam memperoleh pemakaian, perangkat lunak dapat digolongkan

informasi. Dalam menyusun naskah digital menjadi 2 kelompok, yaitu perangkat lunak

yang baik, kemampuan seseorang dalam yang dilindungi hak cipta (proprietary

mengolah data perlu dikembangkan. Dengan software) dan perangkat lunak sumber terbuka

pengetahuan tersebut, diharapkan seseorang (open source). Perangkat lunak yang dilindungi

mampu mengubah format file teks menjadi hak cipta (proprietary software) atau lazim

naskah digital, bahkan menambahkan video disebut perangkat lunak berbayar adalah

dan suara dalam naskah digital tersebut. perangkat lunak dengan pembatasan terhadap

Perkembangan digital memungkinkan penggunaan, penyalinan, dan modifikasi yang

mewujudkan naskah “nirkertas”, bahkan diterapkan oleh proprietor atau pemegang hak.

naskah “maya” yang memberi kemudahan Open source software adalah jenis perangkat

untuk dibawa, disimpan, dan dibaca ketika lunak yang kode sumbernya terbuka untuk

diperlukan. Teks yang menjadi hakikat buku dipelajari, diubah, ditingkatkan, dan

dapat disimpan dalam bentuk digital. disebarluaskan dengan catatan, bahwa tiap

Pengelolaan informasi digital memuat materi perubahan mewajibkan pengembang

tentang bagaimana pengolahan informasi memberitahukan hal yang dilakukan kepada

digital yang didapat dari hasil pencarian mesin penciptanya.

pelacak, menyimpan hasil pelacakan, Program Aplikasi atau perangkat lunak

mengolah/memformatnya menggunakan yang umum digunakan dalam mengolah data

perangkat lunak pengolah kata dan pengolah ini adalah paket aplikasi perkantoran (office

angka, kemudian melakukan persiapan untuk suite). Paket aplikasi perkantoran yang paling

mengomunikasikannya menggunakan dominan saat ini adalah Microsoft Office, yang

perangkat lunak pengolah presentasi, dan tersedia untuk sistem operasi Microsoft

penyampaian pengelolaan informasi dengan Windows dan Macintosh. Paket aplikasi

teknik presentasi. perkantoran seperti Microsoft Office atau Lotus


Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

Smart Suite merupakan contoh proprietary Perhatikan baik-baik! Pada ketiga kasus, ibu

software. Adapun beberapa paket perkantoran jari kiri dan ibu jari kanan digunakan hanya

lainnya seperti OpenOffice, Kingsoft Office untuk tombol spasi.

2013, atau Libre Office adalah contoh aplikasi Sekarang, mulailah berlatih menekan tombol

perangkat lunak terbuka (open source). Pada huruf dengan jari yang benar. Teruskan

pembelajaran ini, akan digunakan aplikasi berlatih! Latihlah jari -jemari hingga fasih.

perkantoran Microsoft Office 2013. ( Nugroho, Tanpa melihat papan ketik pun, jari-jari yang

2017: 12). terlatih seolah-olah tahu di mana letak tombol

Program aplikasi perkantoran Microsoft semua huruf dalam alfabet yang terdapat pada

Office tidak terlepas dari penggunaan papan papan ketik. Pada hakikatnya, “mengetik 10

ketik. Papan ketik yang umum digunakan dan jari” adalah mengetik huruf, bukan kata atau

petunjuk letak jari ditunjukkan. kalimat.

3) Letak Jari pada Papan Ketik Teks Paragraf

Pada saat ini, tombol pada mesin ketik dan Pada pelajaran Bahasa Indonesia, telah

papan ketik pada komputer dengan tatanan dipelajari berbagai jenis teks paragraf, antara

QWERTY, diberlakukan sebagai s tandar yang lain deskriptif, naratif, argumentatif, persuasif.

digunakan di Indonesia. Penempatan jari pada Pengetahuan ini diperlukan agar Anda mampu

tombol papan ketik komputer dengan tepat membuat tulisan terkait dengan ide yang

akan mempercepat proses pengetikan. diperolah dan dalam rangka

Pengukuran kecepatan mengetik dilakukan mengomunikasikannya kepada orang lain.

dengan satuan jumlah ketukan tiap m Berikut ini adalah contoh beberapa jenis teks

Letak jari pada huruf ZXCVB dan NM<>?. paragraf.

Huruf V dan B diketuk dengan jari telunjuk Teks Deskripsi

tangan kiri. Huruf M dan N diketuk dengan jari Borobudur adalah candi Buddha terbesar di

telunjuk tangan kanan. dunia.Terletak di Magelang, Jawa Tengah ,

lokasi candi ini berada di sebelah barat daya


Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

Semarang, 86 km di sebelah barat Surakarta, kajian relevan oleh peneliti yaitu : (Masitoh,

dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. 2011 : 24).

Candi berbentuk stupa ini didirikan oleh para Rumadlon nur, Hidayat (2010),

penganut agama Buddha Mahayana. penerapan metode demonstrasi dan

Teks Narasi eksperimen dalam meningkatkan prestasi

Bangunan Borobudur pertama kali ditemukan belajar siswa pada mata pelajaran di SMA

1814 oleh Sir Thomas Stamford Raffles, yang Hikmah Karangejo Boyolango Tulungagung.

saat itu menjabat sebagai Gubernur Jenderal Berdasarkan peneltian yang telah dilakukan

Inggris atas Jawa. Masa pembangunan oleh peneliti, dapat meningkatkan hasil

Borobudur diperkirakan 850 Masehi. belajar siswa dengan demikian penerapan

Borobudur dibangun di atas bukit alami, metode eksperimen di penelitian ini bisa

bagian atas bukit diratakan dan pelataran datar menjadi berpengaruh terhadap hasil belajar

diperluas. Pembangunan Borobudur siswa.

diperkirakan sudah rampung sekitar 825 M, Muh arifah nurma ( 2011),

dua puluh lima tahun lebih awal sebelum penerapan model pembelajaran quantum

dimulainya pembangunan candi Siwa teaching untuk menigktkan hasil belajar

Prambanan sekitar tahun 850 M. matematika pokok bahasan himpunan pada

B . Kajian Penelitian yang Relevan siswa kelas VII MTS negeri Aryojeding
Kajian penelitian yang relevan Rejotangan Tulungagung tahun pelajaran
merupakan penelusuran pustaka berupa buku, 2010/2011, berdasarkan penelitian yang telah
hasil penelitian, karya ilmiah ataupun sumber dilakukan hasil uji ketuntasan belajar
lain yang dijadikan sebagai rujukan atau kelompok eksperimen 83.18% hasil
perbandingan terhadap penelitian yang belajarnya lebih dari 70% atau telah
dilaksanakan, sehingga dalam penelitian ini mencapai ketuntasan belajar, dan berdasarkan
didasarkan pada sumber kajian yang benar- keterangan diatas maka saya menerapkan
benar relevan. Berikut ini yang menjadi dasar metode yang sama di penelitian.
Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

Nur afifah (2017), efektifitas Penelitian ini difokuskan pada salah

penerapan metode diskusi dalam satu penerapan model belajar yang

meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mempengaruhi pola interaksi peserta didik

mata pelajaran fiqih di Madrasah Aliyah untuk berperan secara aktif dalam proses

Manongkori kab.Takalar. dari hasil pembelajaran, baik dalam bentuk interaksi

penelitian penelitian yang dilakukan hasil antar peserta didik ataupun peserta didik

belajar sebelum di terapkan metode tersebut dengan guru dalam proses pembelajaran,

hasil belajar kurang dari 70% sedangkan mengaktifkan peserta didik untuk bertanya

setelah diadakannya penelitian tersebut hasil dan menjawab terhadap apa yang mereka

belajar siswa meningkat yaitu lebih dari pelajari melalui cara yang tidak

80% , dengan demikian mengangkat membosankan dan menyenangkan. Penelitian

peneltian dengan teori yang sama untuk ini dirancang melalui penelitian tindakan

diterapakan kembali dikondisi dan pada mata kelas (PTK) dengan satu siklus. Secara

pelajaran yang berbeda. sederhana, alur penelitian atau kerangka pikir

C. Kerangka Pikir dapat dilihat pada gambar 1.1 dibawah.

Pencapaian ketuntasan belajar, maka D. Hipotesis Tindakan

salah satu model pembelajaran yang Hipotesis dalam penelitian ini adalah
diterapkan oleh pendidik adalah model melalui model pembelajaran quantum
pembelajaran quantum (quantum teaching) teaching maka dapat meningkatkan hasil
melalui metode eksperimen dan diskusi. belajar peserta didik dengan jika mencapai
Dengan penerapan model pembelajaran skor rata-rata skor hasil belajar peserta didik
quantum (quantum teaching) ini maka yaitu ≥ 75% simulasi dan komunikasi digital
diharapkan peserta didik untuk bisa aktif pada kelas X AK-1 SMK YPLP PGRI 1
dalam proses belajar mengajar sekaligus MAKASSAR.
sebagai pemberi semangat dan motivasi

dalam peningkatan hasil belajar peserta didik.


Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

BAB II METODE PENELITIAN Penelitian tindakan kelas akan

mendorong para praktisi termasuk para


A. Jenis dan Desain Penelitian
pendidik, agar mereka memikirkan apa yang
Penelitian ini menggunakan rancangan
mereka lakukan sehari-hari dalam menjalankan
penelitian tindakan kelas. Atau yang biasa
tugasnya, membuat mereka kritis mengenai apa
disebut PTK (Penelitian Tindakan Kelas)
yang mereka lakukan sehari-hari dalam
Konsep pokok penelitian tindakan ada empat,
menjalankan tugasnya, membuat mereka kritis
yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan
mengenai apa yang mereka lakukan tanpa
refleksi. Dalam penelitian tindakan kelas ini
tergantung pada teori yang muluk-muluk yang
peneliti akan berkolaborasi dengan pendidik
bersifat universal yang ditemukan oleh para
sehingga peneliti lebih mudah memahami
pakar penelitian yang seringkali tidak cocok
kondisi peserta didik serta berpartisipasi aktif
dengan situasi dan kondisi kelas yang mereka
dan terlibat langsung dalam penelitian, memberi
hadapi. Menurut Kusuma (2010:27),
gambaran atau kerangka kerja secara sistematis
menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan tindakan
tentang keefektifan pembelajaran quantum
kelas pada tiap siklusnya mencakup empat
(quantum teaching) melalui metode eksperimen
tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan,
dan diskusi, baik kepada pendidik bidang studi
pengamatan, refleksi. Tahapan siklus yang
yang bersangkutan maupun kepada peserta
dimaksud yaitu:
didik. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari

empat langkah yaitu: perencanaan, pelaksanaan, B. Lokasi dan Waktu Penelitian

observasi, dan refleksi. Kegunaan dari langkah Lokasi penelitian tindakan kelas ini

kerja ini adalah untuk mengetahui tingkat adalah SMK YPLP PGRI 1 Makassar Kota

kemampuan peserta didik dari model Makassar. Penelitian ini akan dilaksanakan

pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh pada semester genap bulan Januari – Mei tahun

peneliti. (Hamzah,B.Uno 20 : 39) pelajaran 2018/2019.

C. Subjek Penelitian
Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

SMK YPLP PGRI 1 Makassar terdiri dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing

dari 2 kompetensi keahlian yaitu 2 kelas siklus terdiri dari empat tahap yang

administrasi perkantoran dan 1 kelas akuntansi. dilaksanakan yaitu perencanaan, pelaksanaan,

Kelas X-AK.1 administrasi perkantoran observasi, dan refleksi. Setiap siklus

sebanyak 30 peserta didik, kelas X-AK.2 dilaksanakan untuk melihat interaksi peserta

administrasi perkantoran sebanyak 40 peserta didik selama pembelajaran berlangsung dan

didik, dan kelas X-AP.1 akuntansi sebanyak 40 peningkatan prestasi belajar peserta didik.

peserta didik. Dan kelas X-AP.2 sebanyak 39 Berikut gambaran prosedur penelitian dari

untuk lebih jelasnya dirincikan pada tabel siklus I dan siklus II:

berikut:
Berdasarkan gambar diatas, empat tahapan
Subjek penelitian tindakan kelas ini
tersebut dapat dilihat secara rinci melalui
pada peserta didik kelas X AK-1 akuntansi
penjelasan berikut:
yang terdiri dari 23 laki-laki dan 17
1.Gambaran umum siklus I
perempuan. Pemilihan subjek penelitian
a. Tahap perencanaan
tersebut didasarkan pada hasil observasi dan
1) Peneliti melakukan diskusi awal kepada
informasi guru mata pelajaran Simulasi dan
peserta didik mata pelajaran keterampilan
Komunikasi Digital, bahwa peserta didik
komputer dan pengelolaan informasi di lokasi
kelas X AK-1 memliki hasil belajar yang
penelitianuntuk mengetahui kendala/hambatan
lebih rendah pada pembelajaran Simulasi
yang dialami peserta didik dan pendidik dalam
dan Komunikasi Digital dibandingkan kelas
pembelajaran.
lainnya. (Hasrawati S.Pd, guru mata
2). Melakukan pra penelitian sebanyak satu
pelajaran, wawancara Juni 2018).
kali pertemuan.
D. Jenis Tindakan
3). Mempelajari bahan yang akan diajarkan
Tindakan penelitian adalah suatu
dari berbagai sumber.
rangkaian tahapan-tahapan penelitian dari awal

sampai akhir. Penelitian tindakan kelas ini


Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

4). Membuat rencana pengajaran quantum pertimbangan untuk memperbaiki siklus

melalui metode ekperimen dan berikutnya sedangkan hal yang sudah baik

diskusi alokasi waktu yang tersedia dalam akan dipertahankan.

silabus. 1. Kerangka perencanaan pembelajaran

5). Membuat lembar pengamatan untuk quantum

mengamati kondisi pembelajaran dikelas Dalam kerangka pembelajaran quantum

ketika pelaksanaan tindakan kelas teaching dibagi menjadi 6 tahap yaitu

berlangsung. tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan,

6). Menyusun alat evaluasi pembelajaran. ulangi, dan rayakan. Untuk memudahkan

b. Tahap pelaksanaan dalam mengingat tahap-tahap tersebut

c. Tahap pengamatan disingkat menjadi akronim “TANDUR”. Jadi,

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan dalam setiap pertemuan di kelas diupayakan

adalah mengamati setiap aktivitas dan kegiatan untuk melalui tahap-tahap tersebut. Berikut

peserta didik selama pembelajaran ini penjelasan mengenai kerangka

berlangsung. Pengamatan dilakukan oleh pembelajaran quantum teaching

peneliti selama jalannya proses belajar 1) Tumbuhkan

mengajar. Kemudian dilakukan evaluasi Dalam tahap ini siswa diajak untuk

terhadap pelaksanaan tindakan dengan menciptakan jalinan dan kepemilikan

menggunakan soal-soal yang telah dibuat bersama atau kemampuan saling memahami

untuk mengetahui hasil belajar. mengenai materi yang diajarkan. Penyertaan

d. Tahap refleksi siswa ini akan memanfaatkan pengalaman

Tahapan refleksi peneliti melakukan mereka dan mendapatkan komitmen untuk

analisis data dengan menggunakan kategori menjelajah materi yang akan dipelajari.

dan refleksi, peneliti juga melakukan evaluasi Pada tahap ini guru dituntut untuk memikat

terhadap kelebihan atau kekurangan dari siswa, menumbuhkan minat belajar dan

implementasi tindakan sebagai bahan dan menunjukkan apa manfaat bagi mereka
Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

(AMBAK) setelah mempelajari materi yang pengalaman mereka, guru memberikan

akan diajarkan. penamaan yang merupakan informasi, fakta,

2) Alami rumus, pemikiran, tempat, dan sebagainya.

Pada tahap ini siswa diberikan pengalaman Sehingga guru mengajarkan isi pelajarannya

untuk memanfaatkan hasrat alami otak untuk pada tahap ini, dan siswa akan benar-benar

menjelajah, memanfaaatkan pengetahuan dan mendengarkan karena merasa sangat

keingintahuan mereka. penasaran mengenai nama dari pengalaman

Saat siswa mempelajari sesuatu dalam yang dilakukan sebelumnya.

kehidupan nyata, siswa sudah memiliki 4) Demonstrasikan

pengalaman awal, suatu kaitan dengan Pada tahap ini memberi siswa peluang untuk

konsepnya. Lalu saat pengalaman terbentang, menerjemahkan dan menerapkan

siswa mengumpulakan informasi yang pengetahuan mereka ke dalam pembelajaran

membantu siswa untuk memaknai yang lain dan ke dalam kehidupan mereka. Di

pengalaman tersebut. Informasi ini membuat sinilah siswa diminta mendemonstrasikan

yang abstrak menjadi konkret. (memperagakan) pengetahuan yang baru saja

3) Namai mereka dapatkan. Hal ini akan lebih

Penamaan memuaskan hasrat alami otak menancapkan pengetahuan baru ke dalam

untuk memberikan identitas, mengurutkan, ingatanmereka.

dan mendefinisikan. Persamaan dibangun di

atas pengetahuan dan keingintahuan siswa

saat itu. Penamaan adalah saatnya untuk

mengajarkan konsep, ketrampilan berpikir,

dan strategi belajar.

Disinilah guru bisa memuaskan otak

siswanya. Setelah membuat mereka

penasaran, penuh pertanyaan mengenai


Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

Ulangi merumuskan tindakan selanjutnya berdasarkan

Pengulangan dapat memperkuat koneksi saraf refleksi siklus I yakni memberikan penekanan

dan menumbuhkan rasa “aku tahu bahwa aku lebih dengan menggunakan metode yang lain.

tahu ini”. Jadi, siswa diharapkan dapat benar- E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan

benar paham tentang pengetahuan baru dan Data

dapat menjelaskan kepada orang lain Pengumpulan data dalam penelitian

mengenai pengetahuan baru tersebut. ini meliputi lembar observasi, tes, wawancara,

5) Rayakan dan dokumentasi. Secara singkat dapat

Perayaan memberi rasa rampung dengan diuraikan sebagai berikut:

menghormati usaha, ketekunan, dan 1. Sumber data

kesuksesan. Sesuai dengan salah satu prinsip a. Lembar observasi

Quantum Teaching yaitu jika layak dipelajari, Lembar observasi adalah catatan yang

maka layak pula dirayakan. berisi petunjuk dalam membuat sebuah

pengamatan, khususnya pengamatan proses


2. Gambaran umum siklus II
pembelajaran keterampilan komputer dan
Pada siklus II dilaksanakan selama 2
pengelolaan informasi dengan menggunakan
kali pertemuan pada dasarnya, namun pada
model pengajaran quantum (quantum teaching)
penelitian ini dilaksanakan selama 3 kali
melalui metode eksperimen dsn diskusi selama
pertemuan. Langkah-langkah yang dilakukan
proses belajar mengajar berlangsung dan juga
dalam siklus II ini relatif sama dengan
sebagai instrumen untuk mengamati aktivitas
perencanaan dalam siklus I. Namun pada
peserta didik dalam proses belajar mengajar di
beberapa bagian dilakukan perbaikan atau
kelas XI-1 SMK YPLP PGRI 1 Makassar.
penambahan sesuai dengan kenyataan dan
Adapun lembar observasi yang digunakan
masalah yang ditemukan selama proses
sebagai berikut:
pembelajaran berlangsung di siklus I, khususnya

berkaitan dengan jenis pelaksanaan yaitu


Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

a. Tes statistik deskriptif misalnya mencari

Tes pada umumnya digunakan untuk persentase hasil belajar.

menilai dan mengukur hasil belajar peserta b. data kualitatif berupa informasi berbentuk

didik , tes ini dilakukan untuk mengetahui kalimat yang memberikan gambaran tentang

tingkat pemahaman atau daya serap peserta aktivitas peserta didik selama mata

didik terutama hasil belajar kognitif yang pelajaran berlangsung didalam kelas.

berkenaan dengan bahan pengajaran sesuai F. Teknik Analisis Data

dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Teknik analisis data yang digunakan

Adapun bentuk pembahasan singkat dalam peneltian ini menggunakan analisis

pembelajaran yang dimaksudkan adalah setiap deskriptif kualitatif. Analisis data deskriptif

akhir siklus bisa berupa pilihan ganda. kualitatif digunakan untuk mengolah data hasil

b. Dokumentasi pengamatan guru dan peserta didik. Adapun

Dokumentasi adalah kegiatan dalam teknik data deskriptif kualitatif digunakan

pengumpulan datan dengan cara untuk menghitung presentase nilai rata-rata.

mengumpulkan gambar dan video kegiatan Menurut Sudjono (2011:43) mencari

selama proses penelitian berlangsung didalam presentase (%) nilai rata-rata adalah:

kelas. Dari pengambilan gambar dan video

tersebut dapat dijadikan bukti konkrit untuk Keterangan:

menilai peserta didik. P = Angka presentase

2. Jenis data f = Frekuensi yang dicari presentasenya

Peneltian ini, ada dua jenis data yang N = Jumlah frekuensi/banyak sampel

dikumpulkan yaitu : Aadapun untuk keperluan analisis data

a. Data kuantitatif berupa nilai tes hasil belajar digunakan teknik kategori tingkat penguasaan

peserta didik pada siklus I dan siklus II materi. Pedoman yang digunakan untuk

yang dapat dianalisis secara deskriptif, mengubah skor mentah yang diperoleh peserta

dalam hal ini peneliti menggunakan analisis


Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

didik menjadi skor standar (nilai) adalah G. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini


Keterang adalah meningkatnya hasil belajar peserta didik
N Nilai Kategori hasil
o. Angka belajar an
menggunakan model pembelajaran quantum
1. 90-100 Sangat baik Tuntas
teaching. Penelitian ini dikatakan berhasil jika
2. 70-89 Baik Tuntas
skor rata-rata hasil belajar peserta didik
Tidak
3. 65-69 Cukup mengalami peningkatan setelah diberikan
tuntas
Tidak tindakan. Ukuran skor rata-rata hasil belajar
4. 0-59 Kurang
tuntas
peserta didik ≥ 75% diambil dari kategori
sebagai berikut:
pencapaian (Arikunto, 1998 : 210).
Tabel 3.2 : Pengukuran Ketuntasan Nilai

Sumber: Buku Laporan Hasil Belajar Peserta BAB IV


HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Didik SMK YPLP PGRI 1 Makassar
A. Hasil Penelitian
Selanjutnya, ketuntasan belajar peserta
1. Pelaksanaan Tindakan
didik pada mata pelajaran keterampilan
Penelitian ini dilaksanakan di kelas X
komputer dan pengelolaan informasi pada
AK-1.untuk memperbaiki kualitas pembelajaran
tahun ajaran 2018/2019 di SMK YPLP PGRI 1 dan mengetahui hasil belajar peserta didik
melalui penerapan model pembelajaran
Makassar dikategorikan dengan menggunakan
Quantum Teaching pada peserta didik kelas X
kriteria sebagai berikut:
AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar.
1. Hasil penguasaan 0% - 69% dikategorikan Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus.
Masing-masing siklus dilaksanakan dalam 3
tidak tuntas.
pertemuan. Setiap siklus memiliki prosedur yang
2. Hasil penguasaan 70% - 100% dikategorikan
terdiri dari tahap perencanaan merupakan tahap
tuntas. awal untuk menentukan langkah-langkah yang
akan dilakukan peneliti selama penelitian, tahap
Tujuan dari analisis ini adalah untuk
tindakan merupakan penerapan dari isi tahap
mendeskripsikan tingkat penguasaan materi
perencanaan di mana pelaksanaan proses
peserta didik selama proses belajar mengajar. pembelajaran menggunakan model
pembelajaran quantum teaching. Yang telah
Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

direncanakan sebelumnya, selanjutnya tahap disesuaikan dengan jam mata pelajaran. Pre test
pengamatan merupakan tahap penilaian aktivitas diikuti oleh peserta didik kelas X AK-1
siswa pada saat proses pembelajaran sedang sebanyak 30 orang dengan soal yang diambil
berlangsung berdasarkan lembar observasi yang dari sub materi sebelumnya, tujuan dari
telah disiapkan, dan terakhir tahap refleksi pelaksanaan pre test ini yaitu untuk mengetahui
merupakan tahap untuk mengukur keberhasilan sejauh mana pemahaman peserta didik terhadap
suatu siklus dan dilaksanakan pada akhir dan materi pembelajaran sebelum penelitian
lembar observasi tindakan kelas dilaksanakan, sehingga hal ini
Pada bab ini akan disajikan data-data dapat memberikan gambaran perbandingan
hasil penelitian terhadap peningkatan hasil sebelum dan sesudah pelaksanaan penelitian.
belajar peserta didik dan data hasil observasi Berdasarkan data tes awal peserta didik
aktivitas peserta didik selama dua siklus. didapatkan bahwa sebanyak 30 peserta didik
Adapun instrumen yang digunakan untuk mengikuti tes awal, terdapat 12 peserta didik
memperoleh data aktivitas peserta didik yaitu atau 73,33% yang belum mencapai kriteria
dari lembar observasi, hasil belajar dengan ketuntasan minimal (KKM) dan sebanyak 8
pemberian pre test, post test dan tes akhir pada peserta didik atau 26,66% yang sudah mencapai
setiap siklus. atau memenuhi kriteria ketuntasan minimal
2. Data Sebelum Tindakan (KKM) secara lengkap (dapat dilihat pada
Sebelum dilakukan penelitian, peneliti lampiran hasil pre test) hal ini menandakan
melakukan kunjungan pra penelitian di SMK bahwa materi pembelajaran kurang dipahami
YPLP PGRI 1 Makassar sebagai lokasi akan oleh peserta didik. Tindakan selanjutnya adalah
dilaksanakannya penelitian. Tujuan dari peneliti bersama dengan guru mata pelajaran
kunjungan ini yaitu untuk menemui kepala yang bersangkutan mendiskusikan hasil pre test
sekolah dan guru mata pelajaran simulasi dan yang diperoleh para peserta didik, dari hasil
komunikasi digital untuk meminta izin dan diskusi tersebut didapatkan kesimpulan bahwa
berkoordinasi dalam melaksanakan penelitian. hasil belajar peserta didik perlu ditingkatkan
Pada kunjungan tersebut setelah mendapatkan melalui proses pembelajaran dengan upaya
izin dari kepala sekolah, peneliti bersama pelaksanaan peneltian tindakan kelas dengan
dengan guru mata pelajaran membicarakan menerapkan model pembelajaran quantum
tentang rencana penelitian. Selanjutnya, peneliti teaching.
berkonsultasi pada guru mata pelajaran tentang a. Hasil analisis data tes hasil belajar
pelaksanaan pre test. peserta didik
Sesuai kesepakatan jadwal pre test yang 1) Hasil Pre test
akan dilakukan pada bulan januari 2019 dan
Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

Sebelum dilaksanakan model


PERSENTASE HASIL PRE TES
pembelajaran quantum teaching maka
terlebih dahulu dilakukan pre test untuk
mengetahui sejauh mana tingkat kemampuan 80.00%
70.00%
peserta didik terhadap materi yang akan
60.00%
mereka pelajari. Hasil pre test dalam mata
50.00%
pelajaran simulasi dan komunikasi digital 73.33%
40.00%
dilakukan dengan tes pilihan ganda sebanyak 30.00%
20.00% 26.66%
10 soal. Berdasarkan nilai peserta didik,
10.00%
distribusi frekuensi ketuntasan hasil belajar
0.00%
peserta didik seperti pada tabel berikut : TUNTAS TIDAK TUNTAS

Tabel 4.1 : Distribusi frekuensi ketuntasan Gambar 4.1


hasil belajar peserta didik pre test pada Diagram batang pre test pada mata pelajaran
pertemuan 1siklus 1 simulasi dan komunikasi digital kelas X
AK-1
Nilai Kategori Frekuensi Persentase
3. Data sesudah tindakan
< 70 Tidak 22 73,33%
b. Siklus I
tuntas
1) Tahap perencanaan
> 70 Tuntas 8 26,66%
Pada tahap ini dilakukan diskusi
Jumlah 30 100% dengan guru mata pelajaran simulasi dan
komunikasi digital. Tujuan dari diskusi
Sumber : data hasil penelitian
tersebut untuk mengetahui kendala dan
hambatan peserta didik dalam proses
pembelajaran yang berpengaruh pada hasil
belajar peserta didik khususnya pada mata
Berdasarkan tabel di atas, terlihat persentase
pelajaran simulasi dan komunikasi digital,
ketuntasan secara klasikal pada pre test sebesar
dengan mengetahui kendala dan hambatan
26,66% ( 8 dari 30 peserta didik ), dan jumlah
tersebut, dapat disiapkan upaya untuk
peserta didik yang tidak tuntas yaitu 73,33% (22
mengatasinya. Selanjutnya, dilakukan telaah
dari 30 peserta didik ). Persentase ketuntasan
terhadap kurikulum untuk menentukan
secara klasikal pada pre test yaitu 26,66% dan
koompetensi dasar yang akan disampaikan
belum mencapai indikator keberhasilan yang
kepada peserta didik.
ditetapkan.
Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

Pelaksanaan tindakan terbagi dalam adalah 3 x 45 menit dengan materi pengolah


empat tahap yaitu tahap perencanaan, tahap kata. Pelaksanaan tindakan siklus pertama
pelaksanaan, tahap observasi, dan tahap dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 27
refleksi yang membentuk suatu siklus, untuk maret 2019 pada jam 09.30 – 11.00 WITA.
lebih jelasnya masing-masing tahap akan Adapun uraian proses pembelajaran akan
dijelaskan sebagai berikut : dibahas pada setiap pertemuan. Pada
Dalam tahap perencanaan yang dilakukan pertemuan ini peneliti akan melakukan tes
peneliti adalah sebagai berikut: awal yang berisi materi pra syarat untuk
(1) Menyiapkan lembar observasi, lembar test materi pengolah kata dan pembentukan
dan catatan lapangan. kelompok. Pertemuan kedua adalah hari
(2) Menyiapkan kerangka pembelajaran. jumat tanggal 4 april 2019. Pada pertemuan
(3) Menyusun rencana pembelajaran dan ini, siswa akan diajak mempelajari bentuk
menyiapkan alat peraga. pengolah kata dan fungsi-fungsi icon pada
(4) Membentuk kelompok. miscrosoft word. Siswa diajak untuk belajar
Adapun kompetensi dasar yang akan dengan menggunakan model pembelajaran
disampaikan yakni K.D 3.3 tentang materi quantum teaching. Pada pertemuan ketiga
pengolah kata. Adapun model pembelajaran yaitu hari jumat, 5 april 2019 peserta didik
yang digunakan dalam penelitian ini adalah akan diajak mempelajari fungsi-fungsi
model pembelajaran quantum teaching. menu-menu icon di microsoft word, dengan
Peneliti membuat rencana pembelajaran berupa model pembelajaran quantum teaching.
beberapa perangkat pembelajaran yaitu Penelitian menjelaskan ulang materi dan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), diakhiri tes akhir dari pembelajaran yang
lembar evaluasi hasil belajar serta alat bantu sudah dilaksanakan.
mengajar lainnya dalam proses penerapan Langkah-langkah pembelajaran quantum
model pembelajaran quantum teaching teaching dengan tipe TANDUR :
kemudian setelah materi selesai dilakukan
Tumbuhkan, Pertama-tama guru
evaluasi berupa tes untuk mengetahui hasil
menyampaikan tujuan dan memotivasi,
belajar peserta didik
dengan kata lain guru memberikan
pengantar sebelum masuk ke proses
pembelajaran dengan memberikan sebuah
2) Tahap pelaksanaan
tayangan video singkat tentang sebuah
Pelaksanaan tindakan siklus pertama
motivasi kepada isi video tersebut berisi
berlangsung selama tiga kali pertemuan.
motivasi kehidupan yang berisi pesan
Alokasi waktu dalam setiap pertemuan
moral dan tentang pentingnya sebuah
Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

pendidikan. Sehingga dapat merasakan diskusikan bersama kemudian setelah


emosi itu sendiri dengan demikian dapat selesai salah satu anggota kelompok
lebih menghargai kehidupan. Setelah guru masing-masing anggota kelompok
memaparkan sebuah video, guru menunjuk ditugaskan untuk menuliskan hasil yang
salah satu untuk menyimpulkan apa yang ditemukan di kelompok masing-masing.
dia dapatkan dari cerita tersebut. Setelah itu, guru meminta salah satu
Alami, Tahap selanjutnya guru anggota kelompok untuk
meyampaikan semua tujuan pembelajaran mempresentasikan hasil dari diskusi
yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut kelompok.
dan memotivasi untuk belajar. Setelah itu Namai, selanjutnya guru
guru memberikan pengalaman nyata memberikan penamaan untuk memberikan
kepada untuk mencoba terlibat langsung identitas menguatkan dan mendefinisikan.
dalam proses pembelajaran tidak hanya Dalam hal ini guru membentuk kelompok
melihat tapi juga ikut beraktivitas. Hal ini dengan memberi nama grup atau identitas
juga dikatakan oleh Sugiyanto (2010: 86), setiap kelompok sehingga dalam proses
bahwa unsur ini memberikan pengalaman pembelajaran guru dan peserta didik tidak
pada dan manfaatnya dapat meningkatkan menemui hambatan dalam mudah untuk
hasrat alami otak untuk menjelajah. diingat. Serta dapat memberi suasana yang
Dengan demikian guru meminta para menyenangkan dalam kelas sehingga
untuk membentuk kelompok sesuai nama- peserta didik tidak merasa bosan dalam
nama yang disebutkan untuk menjadi belajar.
anggota kelompok, pembagian kelompok Demonstrasikan, pada tahap ini
dengan cara melihat hasil pre test yang guru memberikan contoh atau gambaran
sudah di seleksi untuk dibagikan sesuai kepada peserta didik pada saat proses
jumlah kelompok, masing-masing pembelajaran berlangsung, yaitu dengan
kelompok terdiri atas 5 dengan 6 jumlah adanya kerja kelompok membuat peserta
kelompok, yang mendapatkan nilai yang didik ikut aktif dalam proses pembelajaran
tinggi, rendah dan sedang dijadikan dalam dengan bekerja sama antara satu dengan
satu kelompok sehingga dapat seimbang yang lain, setelah mereka melakukan
antara kelompok yang satu dengan diskusi dengan teman kelompok untuk
kelompok yang lainnya dengan demikian menjawab pertanyaan-pertanyaan untuk
tidak ada kelompok yang dominan. masing-masing kelompok, kemudian guru
Kemudian guru membagikan tugas untuk meminta setiap anggota kelompok untuk
masing-masing kelompok untuk mereka maju kedepan papan tulis untuk
Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

menuliskan atau memaparkan hasil atau mengumumkan di depan kelas yang


jawaban kelompok mereka. berhasil mendapat nilai tertinggi, setelah
Ulangi, tahap setelah proses menunggu beberapa saat hingga guru
pembelajaran kelompok selesai, guru selesai menyebutkan para peserta didik
mulai memberikan apersepsi mengenai sangat antusias untuk mengetahui siapakah
materi yang sudah mereka pelajari, dalam orang yang beruntung. Setelah
hal ini guru mengadakan pengulangan menyebutkan guru pun memanggil peserta
materi atau menegaskan kembali pokok didik untuk maju ke depan untuk
materi tentang pengolah kata atau materi menerima hadiah yang telah dijanjikan
pelajaran sebelumnya, dengan memberi sebelumnya. Dengan adanya hal demikian
kesempatan kepada peserta didik untuk akan membuat peserta didik merasa
mengulangi pelajaran dengan teman atau senang, termotivasi dan merasa tertantang
melalui latihan soal, dalam hal ini guru untuk lebih giat belajar agar dikesempatan
memberikan post test di akhir pertemuan berikutnya mereka yang berada di posisi
atau pada pertemuan ketiga pada siklus I tersebut.
dan siklus II. Eratkan pengetahuan yang
telah didapat tersebut dalam fikiran siswa.
Ulangi untuk memperkuat hubungan- a) Pertemuan pertama Siklus I
hubungan saraf yang dapat meningkatkan Pertemuan pertama siklus I
ingatan. Tunjukkan kepada siswa cara- dilaksanakan pada hari kamis 27 maret
cara mengulang materi dan menegaskan, 2019 ketua kelas menyiapkan kelas
“Aku tahu bahwa aku memang tahu ini”. kemudian peserta didik berdoa dan
Rayakan, dalam fase ini, dan juga mengucapkan salam. Selanjutnya guru
merupakan fase akhir dari TANDUR, mengecek kehadiran peserta didik dan
tahap dimana guru memberikan apresiasi jumlah yang hadir pada pertemuan
berupa hadiah kepada peserta didik bagi pertama sebanyak 29 orang. Setelah itu
yang mendapatkan nilai paling tinggi sebelum guru menyampaikan tujuan
diantara teman-temannya yang lain, dan pembelajaran sesuai materi yang akan
pada saat pemberian tes atau soal guru dipelajari, guru terlebih dahulu
telah menyampaikan sebelumnya untuk memberikan motivasi kepada peserta
memberikan hadiah kepada yang berhasil didik dengan memutarkan sebuah video
mendapatkan nilai tertinggi dengan motivasi untuk para peserta didik sehingga
pertimbangan proses belajar mereka mereka dapat merasa semangat untuk
sebelumnya. Guru kemudian menyebutkan memulai pembelajaran, kemudian
Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

memberikan apersepsi berupa pertanyaan mempelajari materi yang telah diberikan


yang diberikan kepada peserta didik sesuai untuk didiskusikan pada pertemuan
urutan materi yang diajarkan sebelum selanjutnya sehingga peserta didik
memberitahukan teknis pembelajaran. dianjurkan untuk mempelajari materi
Selanjutnya guru membagi siswa dalam tersebut dirumah.
lima kelompok yang beranggotakan 5 b) Pertemuan kedua siklus I
peserta didik. Pada pertemuan kedua siklus I
Setelah peserta didik tanggal 04 april 2019 pada dasarnya tidak
bergabung pada kelompok masing- jauh berbeda dengan pertemuan pertama.
masing kemudian guru menentukan Materi dilanjutkan sesuai dengan yang
nama masing-masing kelompok, telah dipelajari di pertemuan pertama,
pembagian kelompok sesuai tingkatan setelah para peserta didik bergabung
hasil yang didapatkan di tes awal atau bersama kelompok masing-masing,
pre test, dimana peserta didik yang kemudian setiap perwakilan kelompok di
mencapai skor tinggi akan di bagi sesuai minta maju kedepan untuk mengambil
jumlah kelompok sehingga setiap gulungan kertas yang ada di atas meja
kelompok dapat seimbang, Kelompok- guru, dan setiap kertas yang di ambil berisi
kelompok tersebut berisi siswa yang materi yang akan mereka bahas di
berkemampuan tinggi, sedang, dan kelompok masing-masing sebelum mereka
rendah sesuai dengan hasil tes awal dan paparkan bersama teman kelompok
keseharian siswa. Pada pembagian mereka.
kelompok, siswa laki-laki dan Selanjutnya peneliti meminta tiap
perempuan bercampur. kelompok untuk menuliskan materi yang
setelah itu guru menyampaikan telah mereka dapat untuk mereka
kepada peserta didik format mengenai kerjakan bersama. Peneliti menjelaskan
langkah-langkah dalam proses belajar tugas yang harus dikerjakan oleh setiap
mengajar berdasarkan model pembelajaran kelompok dan menjelaskan aturan dari
quantum teaching yang akan diterapkan pembelajaran ini. Peneliti menjelaskan
pada saat pembelajaran materi pengolah bahwa penskoran dari setiap jawaban,
kata. Peneliti tetap memantau dan setiap soal akan mendapat nilai 2 dalam
memperhatikan keaktifan dan arti jawabannya benar, tetapi jika diisi
kesungguhan peserta didik pada materi tetapi jawabannya salah, maka akan
pengolah kata berlangsung, kemudian guru mendapat nilai (-1), dengan kata lain akan
menyanpaikan kepada peserta didik untuk mengurangi jumlah skor yang diperoleh.
Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

Kelompok dengan nilai terendah akan Pada pertemuan ketiga siklus I


mendapat hukuman dari teman-teman tanggal 5 april 2019 merupakan lanjutan
kelompok lain. Waktu yang diberikan dari pertemuan kedua, pada saat guru
untuk setiap kelompok adalah 10 menit. masuk dikelas X AK-1 peserta didik
terlebih dahulu mengucapkan salam dan
Setelah 10 menit, semua pekerjaan
mengabsen para peserta didik, kemudian
kelompok harus berhenti. Peneliti
guru memberi kesempatan kepada satu
meminta salah satu dari kelompok yang
kelompok terakhir yang belum
sudah siap untuk maju kedepan
memaparkan materi mereka setelah
mempresentasikan pekerjaan
berjalan 10 menit, akhirnya semua wakil
kelompoknya. Peneliti akan memberikan 2
kelompok dari tiap-tiap kelompok sudah
poin untuk siswa yang jawabannya benar
mempresentasikan hasil kerja
dan akan dikurangi 1 poin jika
kelompoknya. Peneliti meminta supaya
jawabannya salah. Tetapi bukan hanya itu
hasil dari tiap-tiap kelompok
saja, bagi yang bertanya dan memberi
ditempelkan di tempat yang sudah
pendapat atau jawabannya juga akan
disediakan dikelas. Setelah kegiatan
mendapatkan 1 poin. Poin itu berupa uang
tersebut selesai kemudian peneliti
koin Rp 500,00 ini untuk memancing
mengakhiri pembelajaran di siklus I
siswa supaya bersemangat untuk maju
dengan memberikan peserta didik post
mempresentasikan hasil kerja
test yang berhubungan dengan materi
kelompoknya. Dan semuanya antusias
yang sudah mereka pelajari.
untuk bertanya jawab selama proses
3. Tahap observasi
diskusi kelompok berlangsung. Peneliti
menunjuk kelompok A untuk maju Tahap ini dilakukan observasi
kedepan mewakili kelompoknya. Dan saat terhadap aktivitas peserta didik dan aktivitas
itu pula peneliti memutar musik the corrs guru dalam pelaksanaan siklus I pertemuan
tanda show musik dimulai dalam kelas. pertama dan pertemuan kedua selama
Semua siswa antusias mendengarkan proses belajar mengajar berlangsung
kelompok A mempresentasikan hasil terhadap tindakan yang dilakukan dengan
kerjanya, semuanya berjalan lancar dan menggunakan lembar observasi. Saat
siswa mulai pada sesi tanya jawab. Dari observasi berlangsung, kegiatan yang
hasil itu masing-masing kelompok sudah dilakukan saat penerapan model
mengumpulkan pundi-pundi koin. Siswa pembelajaran quantum teaching adalah
sangat semangat mengikuti pelajaran ini. memantau pelaksanaan pembelajaran.
c) Pertemuan ketiga siklus I
Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

a) Hasil observasi aktivitas peserta didik pada


tanggapan kepada 6 20 10 20 23
siklus I kelompok yang naik
Data tentang aktivitas membacakan
peserta didik
hasil
kelas X AK- 1 SMK YPLP PGRI 1
diskusinya.
Makassar dalam mengikuti pembelajaran
6. Peserta didik yang
simulasi digital diperoleh melalui
menjawablembar
pertanyaan 10 33 15 50 20
observasi. Adapun hasil observasi selama penanya.
setiap kelompok
mengikuti proses pembelajaran pada siklus I sumber : Olah data kelas X AK-1
secara lengkap (dapat dilihat pada lampiran Berdasarkan tabel 4.1 diatas persentase
hasil observasi aktivitas peserta didik ) dan hasil pengamatan aktivitas belajar peserta didik
dirangkum pada tabel berikut : pada siklus I dalam proses belajar mengajar
mulai mengalami peningkatan dari pertemuan
pertama, kedua dan ketiga. Namun ada beberapa
Tabel 4.2 : data hasil observasi peserta didik
aspek yang masih perlu diperhatikan yaitu
kelas X AK-1 pada siklus I
peserta didik yang bertanya dan menjawab serta
k yang diamati Siklus I
peserta didik yang dapat menyimpulkan hasil
Pertemuan Persen Pertemuan Persen Pertemuan Persen
diskusi. Hal ini disebabkan karena sebagian
I tase II tase III tase
kelompok belum terbiasa dengan kondisi
(jumlah (%) (jumlah (%) (jumlah (%)
belajar seperti yang diterapkan, dan sebagian
siswa) siswa) siswa)
kelompok belum memahami langkah-langkah
n peserta didik 29 96 30 100 30 100
pembelajaran secara menyeluruh. Ini berarti
proses belajar
ketercapaian setiap indikator belum tercapai
sehingga penelitian ini harus dilanjutkan pada
idik yang
siklus II.
hatikan 25 83 25 83 28 86
b) Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I
san materi
Observasi aktivitas guru dilaksanakan
selama tiga kali pertemuan pada siklus I, untuk
idik yang aktif 28 93 28 93 29 96
melihat aktivitas guru selama proses
kerja kelompok
pembelajaran berlangsung pada siklus I secara
idik yang
lengkap (dapat dilihat pada lampiran III data
an kegiatan lain 6 20 6 20 4 13
hasil observasi aktivitas guru ) dan dirangkum
oses
pada tabel berikut :
aran
idik memberikan
Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

Tabel 4.3 data observasi aktivitas guru kedua dengan persentase yaitu 88% serta
Skor aktivitas guru siklus pertemuan
No I ketiga 90%
Aktivitas guru yang diamati
. Pertemuan c) Hasil
1 2 3 belajar peserta
1. Mengucapkan salam dan do’a. 4 4 4 didik
Mengecek kesiapan / kehadiran peserta didik. 4 4 4 Pada akhir
Menyampaikan tujuan pembelajaran yang kegiatan siklus
ingin dicapai berkaitan dengan materi ajar. 3 3 3 I, guru

Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran 3 3 4 memberikan

yang akan dilaksanakan. tes hasil

Membentuk kelompok secara heterogen. 4 4 4 belajar untuk


mengetahui
Memberikan pre test terlebih dahulu kepada
sejauh mana
peserta didik. 3 4 4
tingkat
2. Memberikan apersepsi kepada peserta didik 3 3 3
persentase
Memberikan peserta didik kesempatan untuk
pemahaman
berpendapat dan memberikan tanggapan. 3 4 3
peserta didik
Memberikan soal (post test) yang berkaitan
tentang materi
dengan materi yang diajarkan. 3 3 3
ysng telah
Memberikan penjelasan mengenai hal-hal
dipelajari
yang belum dipahami peserta didik. 4 4 4
selama 3 kali
3. Membuat rangkuman atau kesimpulan dengan
pertemuan.
melibatkan peserta didik. 3 3 3
Adapun tes
Memberikan evaluasi kepada peserta didik. 3 3 4
hasil belajar
Jumlah 40 42 43 peserta didik
persentase 83% 88% 90% pada siklus I
dianalisis sesuai dengan indikator keberhasilan
Sumber : olah data primer kelas X AK-1 hasil belajar secara lengkap dapat dilihat pada
Berdasarkan tabel 4.2 aktivitas guru dalam lampiran halaman dan dirangkumkan pada
pelaksanaan pembelajaran siklus I pada tabel berikut :
pertemuan pertama persentase yang diperoleh Tabel 4.4 : persentase ketuntasan hasil
yaitu 83% dan meningkatkan pada pertemuan belajar simulasi dan komunikasi digital
peserta didik kelas X AK-1 pada siklus I
Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

Hasil observasi yang telah dilakukan


dapat dilihat bahwa penerapan model
Nilai Kategori Frekuensi Persentase pembelajaran quantum teaching yang dimulai
dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan
< 70 Tidak 11 40%
evaluasi maka perlu adanya tahap refleksi
tuntas
pada siklus I untuk mengetahui kekurangan-
> 70 Tuntas 19 60%
kekurangan yang terlihat selama 3 kali
Jumlah 30 100% pertemuan berlangsung.
Pada tindakan siklus I kendala-kendala yang
Berdasarkan tabel di atas, terlihat
dihadapi peserta didik yaitu :
persentase ketuntasan secara klasikal pada siklus
1. Peserta didik masing kurang yang mampu
I sebesar 60% (19 dari 30 peserta didik), dan
mengungkapkan pendapatnya dan
jumlah peserta didik yang tidak tuntas yaitu 11
memberikan jawaban terhadap soal-soal
dari 30 peserta didik) dengan persentase 28%
yang diberikan oleh kelompok penyaji,
namun, persentase ketuntasan secara klasikal
dikarenakan peserta didik tidak memiliki
pada siklus I hanya 60% belum mencapai
rasa percaya diri untuk berbicara di dalam
indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu
kelas.
75%.
2. Masih banyak peserta didik yang malu
bertanya Iatau menanggapi pertanyaan dari
persentase Hasil post test siklus
pendidik pada saat pembelajaran karena
teman sekelompok tidak memberikan
60%
kesempatan kepada peserta didik tersebut
60% Tuntas
40% untuk mempelajari materi kelompoknya.
40% Tidak Tuntas
20% 3. Kendala lain karena banyaknya yang
melakukan aktivitas lain disaat proses
0%
Tuntas Tidak Tuntas pembelajaran berlangsung seperti
mengobrol hal di luar pembahasan,
Gambar 4.2 bermain handphone atau kegiatan yang
Diagram batang tes akhir siklus I (post test) ) tidak penting lainnya.
pada mata pelajaran simulasi dan Siklus II
komunikasi digital kelas X AK-1 Berdasarkan hasil observasi dan
evaluasi tindakan siklus I, penelitian siklus I
4) tahap refleksi dilanjutkan ke siklus II dikarenakan belum
mencapai indikator keberhasilan yang telah
Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

ditetapkan. Adapun kekurangan-kekurangan mereka dapat merasa semangat untuk


yang terdapat pada siklus I akan diperbaiki memulai pembelajaran, kemudian
pada tindakan selanjutnya. Siklus II memberikan apersepsi berupa pertanyaan
dilaksanakan kembali selama tiga kali yang diberikan kepada peserta didik sesuai
pertemuan. Pertemuan pertama pemberian urutan materi yang diajarkan sebelum
materi, pertemuan kedua lanjutan materi memberitahukan teknis pembelajaran.
dan melakukan diskusi dan dilanjutkan di Selanjutnya guru membagi siswa kembali
pertemuan ketiga dengan di akhiri dengan dalam lima kelompok yang beranggotakan
pemberian post test. Untuk tidak 5 peserta didik.
mengulangi kelemahan-kelemahan yang Setelah peserta didik
terdapat pada siklus I hal yang pertama bergabung pada kelompok masing-
dilakukan adalah mengatur proses masing kemudian guru menentukan
pembelajaran agar peserta didik dapat lebih nama masing-masing kelompok,
aktif selama proses belajar mengajar pembagian kelompok sesuai tingkatan
berlangsung, yang kedua pendidik harus hasil yang didapatkan di tes akhir siklus
lebih tegas dalam menghadapi peserta didik. I, dimana peserta didik yang mencapai
d) Pertemuan pertama Siklus II skor tinggi akan di bagi sesuai jumlah
Pertemuan pertama siklus II kelompok sehingga setiap kelompok
dilaksanakan pada hari kamis 11 maret dapat seimbang, Kelompok-kelompok
2019, tidak jauh berbeda dengan siklus I, tersebut berisi siswa yang
ketua kelas menyiapkan kelas kemudian berkemampuan tinggi, sedang, dan
peserta didik berdoa dan mengucapkan rendah sesuai dengan hasil tes awal dan
salam. Selanjutnya guru mengecek keseharian siswa. Pada pembagian
kehadiran peserta didik dan jumlah yang kelompok, siswa laki-laki dan
hadir pada pertemuan pertama sebanyak perempuan bercampur.
30 orang. Setelah itu sebelum guru setelah itu guru menyampaikan
menyampaikan tujuan pembelajaran sesuai kepada peserta didik format mengenai
materi yang akan dipelajari, guru terlebih langkah-langkah dalam proses belajar
dahulu memberikan motivasi kepada mengajar berdasarkan model pembelajaran
peserta didik dengan melakukan senam quantum teaching yang akan diterapkan
otak untuk menyeimbangkan otak kiri dan pada saat pembelajaran materi pengolah
kanan, guru menuntun peserta didik kata. Peneliti tetap memantau dan
dengan gerakan-gerakan sederhana, memperhatikan keaktifan dan
motivasi untuk para peserta didik sehingga kesungguhan peserta didik pada materi
Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

pengolah kata berlangsung, kemudian guru diperoleh. Kelompok dengan nilai terendah
menyanpaikan kepada peserta didik untuk akan mendapat hukuman dari teman-teman
mempelajari materi yang telah diberikan kelompok lain. Waktu yang diberikan untuk
untuk didiskusikan pada pertemuan setiap kelompok adalah10 menit.
selanjutnya sehingga peserta didik
Setelah 10 menit, semua pekerjaan
dianjurkan untuk mempelajari materi
kelompok harus berhenti. Peneliti meminta
tersebut dirumah.
salah satu dari kelompok yang sudah siap
e) Pertemuan kedua siklus II
untuk maju kedepan mempresentasikan
Pada pertemuan kedua siklus II
pekerjaan kelompoknya. Peneliti akan
tanggal 04 april 2019 pada dasarnya tidak
memberikan 2 poin untuk siswa yang
jauh berbeda dengan pertemuan pertama di
jawabannya benar dan akan dikurangi 1
siklus I. Materi dilanjutkan sesuai dengan
poin jika jawabannya salah. Tetapi bukan
yang telah dipelajari di pertemuan pertama,
hanya itu saja, bagi yang bertanya dan
setelah para peserta didik bergabung
memberi pendapat atau jawabannya juga
bersama kelompok masing-masing,
akan mendapatkan 1 poin. Poin itu berupa
kemudian setiap perwakilan kelompok di
uang koin Rp 1000 ini untuk memancing
minta maju kedepan untuk mengambil
siswa supaya bersemangat untuk maju
gulungan kertas yang ada di atas meja guru,
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
dan setiap kertas yang di ambil berisi materi
Dan semuanya antusias untuk bertanya
yang akan mereka bahas di kelompok
jawab selama proses diskusi kelompok
masing-masing sebelum mereka paparkan
berlangsung. Peneliti menunjuk kelompok
bersama teman kelompok mereka.
B untuk maju kedepan mewakili
Selanjutnya peneliti meminta tiap
kelompoknya. Dan saat itu pula peneliti
kelompok untuk menuliskan materi yang
memutar musik the corrs tanda show musik
telah mereka dapat untuk mereka kerjakan
dimulai dalam kelas. Semua siswa antusias
bersama. Peneliti menjelaskan tugas yang
mendengarkan kelompok B
harus dikerjakan oleh setiap kelompok dan
mempresentasikan hasil kerjanya, semuanya
menjelaskan aturan dari pembelajaran ini.
berjalan lancar dan siswa mulai pada sesi
Peneliti menjelaskan bahwa penskoran dari
tanya jawab. Dari hasil itu masing-masing
setiap jawaban, setiap soal akan mendapat
kelompok sudah mengumpulkan pundi-
nilai 2 dalam arti jawabannya benar, tetapi
pundi koin. Siswa sangat semangat
jika diisi tetapi jawabannya salah, maka
mengikuti pelajaran ini.
akan mendapat nilai (-1), dengan kata lain
f) Pertemuan ketiga siklus II
akan mengurangi jumlah skor yang
Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

Pada pertemuan ketiga siklus II Hasil observasi aktivitas belajar


tanggal 12 april 2019 merupakan lanjutan peserta didik pada siklus II peserta didik
dari pertemuan kedua, pada saat guru masuk selama proses pembelajaran berlangsung
dikelas X AK-1 peserta didik terlebih terhadap tindakan yang dilakukan dengan
dahulu mengucapkan salam dan mengabsen menggunakan lembar observasi. Hasil
para peserta didik, sebelumnya di akhir observasi aktivitas peserta didik pada siklus
pertemuan kedua, guru sudah II dapat dilihat pada lampiran hasil
menyampaiankan tentang pemberian post observasi dan dirangkum pada tabel
test di pertemuan ketiga ini, namun ada hal berikut :
yang menarik di post test kali ini, siswa Berdasarkan hasil pengamatan tabel di
yang memiliki skor paling tinggi dari test atas terhadap peserta didik dengan
awal hingga test akhir maka guru akan menggunakan lembar observasi menunjukkan
memberikan berupa apresiasi untuk bahwa setelah dilakukan refleksi di siklus,
merayakan keberhasilan peserta didik frekuensi dan persentase aktivitas peseta didik
tersebut, dengan memberikan sebuah hadiah pada siklus II secara umum meningkat, terlihat
yang akan mereka dapatkan, mengetahui hal setiap indicator pada pertemuan pertama dan
tesebut para peserta didik pun merasa kedua mengalami peningkatan. Aktivitas
tertantang dan lebih bersemangat untuk peserta didik dalam proses pembelajaran pada
mendapatkan nilai memuaskan, dan ketika tindakan siklus II dapat diuraikan sebagai
tiba hari ini guru kembali mengulang materi berikut :
secara singkat, untuk mengingatkan kembali
peserta didik. Setelah kegiatan tersebut b) hasil observasi aktivitas guru pada siklus
selesai kemudian peneliti mengakhiri II
pembelajaran di siklus II dengan Observasi aktivitas guru dilaksanakan
memberikan peserta didik post test yang selama dua kali pertemuan pada siklus II.
berhubungan dengan materi yang sudah Aktivitas guru selama proses pembelajaran
mereka pelajari. Pada akhir pembelajaran berlangsung pada siklus II dapat dilihat pada
setelah guru selesai mengoreksi dan lampiran observasi aktifitas guru dan
menjumlah skor yang mereka dapat dirangkum pada tabel berikut :
akhirnya tiba guru menyampaikan kepada Tabel 4.6 data observasi aktivitas
peserta didik yang mendapatkan nilai paling guru siklus II
tinggi dan berhak mendapatkan hadiah yang
telah dijanjikan sebelumnya. Berdasarkan tabel 4.6 aktivitas guru dalam
a) Hasil observasi pada siklus II pelaksanaan pembelajaran siklus II pada
Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

pertemuan pertama persentase yang diperoleh Tabel 4. 7 : Data Persentase Ketuntasan Hasil
yaitu 88% dan meningkatkan pada pertemuan belajar Simulasi dan Komunikasi Digital peserta
kedua dengan persentase yaitu 90% serta didik kelas X AK-1 pada siklus II
pertemuan ketiga 97% Nilai Kategori Frekuensi Persentase

< 70 Tidak 7 23,33%


maka diagram persentase lembar observasi tuntas
aktivitas peserta didik selama proses
> 70 Tuntas 24 76,66%
pembelajaran berlangsung dapat dilihat pada
Jumlah 30 100%
gambar diatas ini quantum teaching ialah
Sumber : Data Hasil Penelitian
melibatkan peserta didik aktif dalam proses
Berdasarkan tabel di atas, terlihat persentase
pembelajaran. Dalam mengkaji tentang mata
ketuntasan secara klasikal pada siklus II
pelajaran simulasi digital. Tujuan dari model
sebesar 76,66% (24 dari 30 peserta didik),
pembelajaran ialah melibatkan peserta didik
dan jumlah peserta didik yang tidak tuntas
aktif dalam proses pembelajaran, sehingga
yaitu (7 dari 30 peserta didik) dengan
peserta didik mampu berbagi pengetahuan
persentase 23,33% namun, persentase
kepada teman kelasnya.
ketuntasan secara klasikal pada siklus II
Selain adanya peningkatan hasil belajar
sudah mencapai indikator keberhasilan yang
peserta didik terjadi pula peningkatan aktivitas
ditetapkan yaitu 75%.
peserta didik pada saat model pembelajaran
3) Tahap refleksi
quantum teaching diterapkan dalam proses
Berdasarkan kegiatan refleksi
pembelajaran. Hal ini dapat dillihat dari
terhadap nilai akhir siklus II, hasil
keaktifan dan antusias peserta didik saat
pengamatan, dan hasil catatan lapangan,
mengikuti proses pembelajaran.
maka dapat diperoleh beberapa hal
c) Hasil belajar peserta didik
berikut:
Akhir kegiatan siklus II, guru memberikan tes
1) Hasil belajar siswa berdasar pada skor test
hasil belajar untuk mengetahui sejauhmana
menunjukkan peningkatan yang sangat
tingkat pemahaman peserta didik tentang
baik dari test sebelumnya. Hal ini
materi yang telah dipelajari selama 3 kali
menunjukkan bahwa pemahaman siswa
pertemuan. Adapun tes hasil belajar peserta
terhadap materi pembelajaran semakin
didik pada siklus II dianalisis sesuai dengan
meningkat.
indikator keberhasilan hasil belajar secara
2) Aktivitas guru menunjukkan tingkat
lengkap (dapat dilihat pada lampiran hasil
kriteria sangat baik.
belajar peserta didik ) Dan dirangkum pada
3) Aktivitas siswa menunjukkan tingkat
tabel berikut :
kriteria yang sangat baik.
Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

4) Kegiatan penelitian dan pembelajaran dengan nilai tuntas terdapat 24 peserta didik
sudah selesai dengan waktu yang telah dengan persentase 60% dan pada siklus II
direncanakan
Rata-rata Frekuensi Persentase
5) Kegiatan pembelajaran menunjukkan
hasil belajar ketuntasan ketuntasan
siswa sudah aktif dalam kegiatan
Siklus I 67,33 19 60%
pembelajaran
Siklus 72,33 24 76,66%
Berdasarkan hasil refleksi, dapat
II
disimpulkan bahwa tidak perlu diadakan
hasil belajar peserta didik dengan rata-rata
pengulangan siklus untuk meningkatkan hasil
hasil belajar 72,33% peserta didik dengan
belajar dan keaktifan siswa dalam kegiatan
nilai tuntas terdapat 24 dengan persentase
pembelajaran karena tingkat kriteria aktivitas
76,66%.
guru dan siswa menunjukkan sudah sangat
baikHasil belajar yang telah diperoleh dapat No Kategori Pre test Siklus I Siklus
(post test) II
dilihat bahwa penerapan model pembelajaran (post
quantum teaching mampu meningkatkan test)
1. Tuntas 26,66% 60% 76,66%
hasil belajar simulasi dan komunikasi digital
2. Tidak 73,33% 40% 23,33%
dan keaktifan peserta didik dapat meningkat.
tuntas
Hal ini dapat dilihat dari ketuntasan hasil
Jumlah 100% 100% 100%
belajar peserta didik secara klasikal pada
siklus I adalah 60% dan meningkat pada
Tabel : 4.9 Data hasil belajar peserta didik
siklus II dengan persentase ketuntasan hasil
kelas XAK-1
belajar peserta didik pada siklus II telah
B. Pembahasan
memenuhi indikator keberhasilan yang telah
1. Pembahasan peningkatan ketuntasan
ditetapkan yaitu 75% dengan demikian
hasil belajar simulasi dan komunikasi
pembelajaran dalam penelitian ini telah
digital.
berhasil.
Pembelajaran simulasi digital pada
Analisis deskriptif rata-rata hasil tes materi pengolah kata dengan menerapkan
siklus I siklus II model pembelajaran quantum teaching pada
Statistik deskriptif rata-rata hasil belajar peserta didik kelas X AK-1 SMK YPLP
peserta didik siklus I dan siklus II PGRI 1Makassaar telah dilaksanakan sesuai
Berdasarkan Tabel 4.8, dapat dengan prosedur yang direncanakan.
dikemukakan bahwa siklus I dan siklus Pembelajaran tersebut berlangsung selama
hasil peserta didik kelas X AK-1 dengan dua siklus atau sebanyak 6 kali pertemuan,
rata-rata hasil belajar 67,33% peserta didik dalam setiap siklus berlangsung 3 kali
Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

pertemuan dengan setiap pertemuan peserta didik yang masuk kategori tuntas
penyajian materi dan diskusi serta satu kali dengan persentase 76,66% sedangkan
pertemuan di akhiri dengan tes akhir setiap jumlah peserta didik yang masuk kategori
siklus. Berdasarkan hasil analisis deskriptif tidak tuntas sebanyak 7 peserta didik
siklus I menunjukkan bahwa untuk kategori dengan persentase 23,33%. Oleh karena itu,
peseta didik yang tidak tuntas adalah 11 adapun tindak lanjut yang dilakukan yaitu
peserta didik dengan persentase 40% mengadakan remedial dengan membahas
sedangkan jumlah peserta didik yang tuntas kembali materi yang belum dipahami
adalah 19 peserta didik dengan persentase kemudian memberikan sola terkait materi
60% hal ini belum memenuhi indikator yang telah di bahas. Berdasarkan hasil tes
keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu belajar peserta didik, persentase ketuntasan
75% sehingga penelitian dilanjutkan pada secara klasikal pada siklus II telah
siklus II. memenuhi indikator keberhasilan yang telah
Ketidaktuntasan hasil belajar peserta di tetapkan yaitu 75% sehingga
didik dipengaruhi oleh beberapa aktivitas pembelajaran atau penelitian dianggap telah
peserta didik yang tidak mendukung selama berhasil.
proses pembelajaran berlangsung dikelas Hal ini menunjukkan bahwa model
diantaranya adalah peserta didik yang pembelajaran quantum teaching dapat
kurang aktif bertanya apabila menemukan meningkatkan hasil belajar peserta didik.
kesulitan dalam memahami materi Secara kuantitatif antara siklus I dan siklus
pembelajaran, peserta didik yang tidak II terjadi peningkatan ketuntasan belajar
mendukung selama proses pembelajaran simulasi digital kelas X AK-1 SMK YPLP
berlangsung dikelas diantaranya adalah PGRI 1 Makassar.
peserta didik yang kurang aktif bertanya 2. Peningkatan aktivitas peserta didik
apabila menemukan kesulitan dalam dari siklus I ke siklus II
memahami materi pembelajaran, peserta Hasil analisis secara kualitatif
didik tidak memperhatikan penjelasan guru, peserta didik kelas X AK-1 YPLP PGRI 1
dan peserta didik keluar masuk ruangan Makassar dari siklus I ke siklus II
sesukanya, ribut di saat pembelajaran peningkatan peserta didik yang hadir pada
berlangsung serta saling mengganggu saat proses pembelajaran pada pertemuan
teman-teman lainnya, sehingga tidak focus pertama 96% dan pertemuan kedua 100%
dalam proses pembelajaran. dan ketiga 100%
Pada siklus II ketuntasan belajar yang 3. Peningkatan aktivitas guru dari siklus
dicapai oleh peserta didik sebanyak 23 I ke siklus II
Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

Berdasarkan hasil observasi pada siklus I pertemuan pertama persentase


aktivitas guru dalam mengelola aktivitias guru yaitu 83% dan pada
pembelajaran dengan menerapkan model pertemuan kedua meningkat menjadi 88%
pembelajaran quantum teaching untuk dan ketiga 90% sedangkan pada siklus II
siklus I guru atau peneliti mengalami pertemuan pertama dengan persentase 88%
kesulitan dalam mengelola kelas, seperti sedangkan pada pertemuan kedua
pada saat guru menjelaskan materi pelajaran persentase yang diperoleh meningkat
simulasi dan komunikasi digital masih menjadi 90% dan pertemuan terakhir 97%.
banyak peserta didik yang ribut dalam Sesuai dengan hasil penelitian yang sudah
kelas, bercerita dengan teman sebangkunya dilaksanakan dan didukung oleh penelitian
bahkan ada peserta didik yang ribut dalam yang relevan, penerapan model
kelas, bercerita dengan teman sebangkunya pembelajaran quantum teaching dapat
bahkan ada peserta didik yang mengantuk meningkatkan hasil belajar simulasi digital
tetapi guru dapat mengatasi hal tersebut pada peserta didik kelas X AK-1 serta
dengan cara menegur peserta didik yang proses belajar mengajar terjadi perubahan
ribut dan memberikan pertnyaan kepada sehingga aktivitas peserta didik mengalami
peserta didik mengenai materi yang peningkatan.
diajarkan agar peserta didik tetap fokus Penelitian ini berakhir pada siklus II
dalam pembelajaran. Guru menjelaskan karena telah mencapai indikator
model pembelajaran yang akan diterapkan keberhasilan. Sebelum memulai materi
yaitu model pembelajaran quantum pelajaran dilakukan pre test untuk melihat
teaching, pada siklus I guru membagi kondisi awal dari hasil belajar peserta didik
kelompok secara heterogen sebanyak 5 sebelum memulai materi pelajaran. Setelah
kelompok, dalam kelompok terdapat 4-5 selesai materi yang diajarkan dilakukan post
orang. Kemudian pada siklus II guru test untuk melihat kondisi setelah
kembali membagi kelompok sesuai dengan mempelajari materi yang diajarkan.
hasil evaluasi di siklus I. setelah peserta Kemudian dilakukan tes evaluasi siklus I,
didik bergabung dengan teman kelompok dilihat dari hasil tes evaluasi siklus I yang
masing-masing kemudian diminta untuk dilakukan masih banyak peserta didik yang
mempelajari materi yang telah diberikan belum tuntas, untuk itu perlu penerapan
dan didiskusikan dengan anggota kelompok strategi agar hasil belajar peserta didik dapat
lainnya. meningkat. Dari hasil evaluasi tindakan
Berdasarkan hasil observasi siklus I pada tabel peserta didik yang
aktivitas guru dapat disimpulkan bahwa dinyatakan tuntas sebanyak peserta didik
Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

dengan persentase 67,33% tetapi hal belajar dan dengan menggunakan model
tersebut belum memenuhi indikator pembelajaran
keberhasilan dan KKM yang telah Peningkatan hasil belajar yang terjadi
ditetapkan. Untuk itu perlu diadakan dari siklus I ke siklus II dikarenakan model
tindakan siklus II untuk lebih meningkatkan pembelajaran quantum teaching yang
hasil belajar peserta didik dan untuk diterapkan. Model pembelajaran tersebut
memenuhi indikator keberhasilan yang telah berpengaruh terhadap hasil belajar peserta
ditetapkan. Dari hasil tes evaluasi tindakan didik dikarenakan adanya cara belajar yang
siklus II pada tabel peserta didik yang baru dalam pembelajaran yang dapat menarik
dinyatakan tuntas sebanyak peserta didik perhatian peserta didik. Strategi pembelajaran
dengan persentase 76,66% merupakan perpaduan dari urutan kegiatan,
cara mengorganisasikan materi pelajaran
Berdasarkan hasil observasi tindakan
peserta didik, peralatan dan bahan, dan waktu
siklus I masih banyak peserta didik yang
yang digunakan dalam proses pembelajaran
malu bertanya dan menjawab pertanyaan
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
lisan dari pendidik selain itu peserta didik
telah ditentukan.
masih kurang percaya diri dalam
Pembelajaran model quantum teaching
mengemukakan pendapatnya dan menjawab
pembelajaran adalah pembelajaran yang
soal-soal yang diberikan. Kendala lain
berorientasi kepada peserta didik.
suasana kelas yang ribut, hal ini dikarenakan
Pembelajaran quantum teaching merupakan
banyak peserta didik yang melakukan
rangkaian tahap-tahap kegiatan yang
aktivitas diluar pembahasan seperti
diorganisasi sedemikian rupa sehingga
membahas hal lain di luar topik
peserta didik berperan aktif untuk dapat
pembelajaran, mengganggu teman ataupun
menguasai kompetensi-kompetensi yang
bermain handphone. Pada tindakan siklus II
harus dicapai dalam tujuan pembelajaran.
jumlah peserta didik yang aktif dikelas
Berdasarkan hasil observasi dan hasil
meningkat, jumlah peserta didik yang aktif
evaluasi selama tindakan siklus I dan siklus II
dikelas meningkat, selain itu kegaduhan
dapat dilihat dari hasil belajar peserta didik
dalam kelas sudah berkurang sehingga proses
yang mengalami peningkatan setelah
belajar menngajar menjadi lancar, hal ini
menerapkan model pembelajaran quantum
didukung oleh hasil penelitian yang
teaching.
dilakukan menyimpulkan bahwa
menggunakan model pembelajaran dan
quantum teaching dapat meningkatkan hasil
Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

BAB V teaching diadakan pre test dan diperoleh


SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ketuntasan secara klasikal hanya sebesar

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan 26,66 % (8 dari 30 peserta didik) dan yang
bahwa :
1. Penerapan model pembelajaran quantum tidak tuntas dengan persentase 73,33% (22

teaching dapat meningkatkan hasil belajar dari 30 peserta didik ). Post test pada siklus

peserta didik pada mata pelajaran simulasi I diperoleh ketuntasan secara klasikal

dan komunikasi digital kelas X SMK YPLP sebesar 60 % (11 dari 30 peserta didik) dan

PGRI 1 Makassar . hasil penelitian yang yang tidak tuntas dengan persentase 40%

berlangsung selama dua siklus, dapat (19 dari 30 peserta didik). Kemudian pada

disimpulkan bahwa terdapat peningkatan siklus II diperoleh persentase ketuntasan

hasil belajar dengan penerapan metode secara klasikal sebesar 76,66% (23 dari 30

pembelajaran quantum teaching pada peserta didik), dan jumlah peserta didik

peserta didik kelas X AK-1 SMK YPLP yang tidak tuntas yaitu 23,33% (7 dari 30

PGRI 1 Makassar dilakukan dengan peserta didik). Persentase ketuntasan secara

penelitian tindakan kelas (PTK) hasil klasikal pada siklus II yaitu 76,66% dan

penelitian berlangsung selama dua siklus, telah mencapai indikator keberhasilan yang

dapat disimpulkan bahwa terdapat ditetapkan.

peningkatan hasil belajar dengan penerapan 3. Kendala-kendala yang dihadapi peserta

model pembelajaran quantum teaching pada didik

peserta didik kelas X AK-1di SMK YPLP a. Peserta didik masing kurang yang

PGRI 1 Makassar. Dimana siklus I nilai mampu mengungkapkan pendapatnya

ketuntasan peserta didik sekitar 26,66% atau dan memberikan jawaban terhadap soal-

sekitar 8 Peserta didik dan siklus II sebesar soal yang diberikan oleh kelompok

76,66 % atau sekitar 22 peserta didik. penyaji, dikarenakan peserta didik tidak

2. Hasil belajar peserta didik sebelum memiliki rasa percaya diri untuk

penerapan model pembelajaran quantum berbicara di dalam kelas.


Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

b. Masih banyak peserta didik yang malu mata pelajaran simulasi dan komunikasi

bertanya atau menanggapi pertanyaan digital.

dari pendidik pada saat pembelajaran 3. Bagi peneliti selanjutnya disarankan agar

karena teman sekelompok tidak menggunakan model pembelajaran

memberikan kesempatan kepada peserta quantum teaching untuk peningkatan

didik tersebut untuk mempelajari materi hasil belajar peserta didik di jurusan lain

kelompoknya. dan juga di sekolah lain.

c. Kendala lain karena banyaknya yang DAFTAR PUSTAKA

melakukan aktivitas lain disaat proses Agustin UW, 2011. Penilaian Perkembangan
Anak Usia Dini. Bandung: Refika
pembelajaran berlangsung seperti Aditama.
Ahmadi, 2005. Faktor-faktor yang
mengobrol hal di luar pembahasan, Mempengaruhi Interaksi Belajar
Mengajar. Bandung: Pustaka Setia
bermain handphone atau kegiatan yang .
Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran.
tidak penting lainnya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penilaian
A. Saran Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
PT.Rineka Cipta.
Berdasarkan kesimpulan yang telah
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penilaian
diuraikan diatas, maka dikemukakan
Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
beberapa saran sebagai berikut : Rineka Cipta.
1. Diharapkan bagi pendidik agar
Berliner. Dkk. 1981. Macam-macam Metode
Pembelajaran.
menggunakan model pembelajaran
Darsono. 2000. Belajar dan Pembelajaran.
quantum teaching sebagai salah satu
Semarang: IKIP Press
alternatife untuk meningkatkan hasil
De porter Bobbi & Hernacky. 2001. Quantum
Learning. Membiasakan Belajar
belajar peserta didik.
Nyaman dan Menyenangkan. Bandung:
Kaifa.
2. Bagi peserta didik diharapkan dapat
Dimyati, Mudjiono. 2006. Belajar dan
memberikan dampak positif terhadap
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
kualitas belajar baik pada proses
Haling, Abdul. Belajar dan pembelajaran.
Makassar: Badan penerbit UNM.
pembelajaran maupun hasil belajar pada
Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)

Hamalik, Oemar. 2007. Manajemen


Pengembangan Kurikulum. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.

Ibrahim, Bafadel. 2011. Pengelolaan


perpustakaan sekolah. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.

Kusuma, Dharma. 2011. Pendidikan Karakter


Kajian Teori dan Praktik di Sekolah.
Bandung: Remaja Rosda Karya.

Kosasih, Nandang. 2013. Pembelajaran


Quantum dan Optimalisasi Kecerdasan.
Bandung: Alfabeta.

Nurkancana, Wayan. 1992. Evaluasi Hasil


Belajar. Surabaya: Usaha Nasional.

Uno B Hamzah. 2014. Perencanaan dan


Strategi Pembelajaran. Jakarta: Raja
Grafindo.

Ruhimat. Toto. 2011. Kurikulum dan


Pembelajaran. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Sagala, Syaiful. 2005. Konsep dan Makna
Pembelajaran. Bandung: CV.
Alvabeta.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang


Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.

Sudjana, Nana. 1991. Dasar-dasar Proses


Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru.Algesindo.

Sumarna, Dede. 2013. Pembelajaran Quantum


dan Optimalisasi Kecerdasan. Bandung:
Alfabeta.

Zainul,asmawi & Nasution. 2001. Penilaian


Hasil Belajar. Jakarta: Dirjen Dikti.

Anda mungkin juga menyukai