Helmi Tang,
Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer,
Jurusan Pendidikan Teknik Eektro,
Universitas Negeri Makassar.
Helmymoe7@gmail.com
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran simulasi dan
komunikasi digital kelas X SMK YPLP PGRI 1 Makassar, dan untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar peserta didik melalui penerapan model pembelajaran quantum teaching. Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas yang didesain dalam siklus yaitu siklus I dan II, dengan alur
penelitian terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi atau pengamatan dan refleksi. Subjek
penelitian pada kelas X AK-1 SMK YPLP PGRI 1 Makassar yang berjumlah 30 orang. Data diperoleh
melalui observasi, pemberian tes tertulis, dan dokumentasi. Untuk analisis data dilakukan secara
kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui a) penerapan model pembelajaran quantum
teaching pada mata pelajaran simulasi dan komunikasi digital kelas X AK-1 SMK YPLP PGRI 1
Makassar dilakukan dengan penelitian tindakan kelas (PTK) dalam setiap siklus diberikan sebanyak
tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama pemberian materi, pertemuan kedua pembagian anggota
kelompok kemudian membuat pertanyaan yang akan dikuiskan, dan pertemuan ketiga lanjutan dari
perrtemuan sebelumnya dan di akhiri pengadaan post test, dan b) pada siklus I dan diperoleh
ketuntasan secara klasikal sebesar 60 persen ( 11 dari 30 peserta didik), dan jumlah peserta didik yang
tidak tuntas dengan persentase 40 persen (19 dari 30 peserta didik), kemudian pada siklus II diperoleh
persentase ketuntasan secara klasikal sebesar 76,66 persen ( 23 dari 30 peserta didik), dan jumlah
peserta didik yang tidak tuntas sebesar 23,33 ( 7 dari 30 peserta didik), hal ini menunjukkan hasil
belajar peserta didik meningkat dan telah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan.
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
belajar dan proses pembelajaran agar kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia serta
masyarakat dan bangsanya (UU Sisdiknas sesuai dengan tujuan. Pengembangan media
No.20 tahun 2003). Undang-undang Sistem pembelajaran yang digunakan atau alat-alat
kemampuan dan membentuk watak serta siswa. Fasilitas ruang belajar yang memadai
peradaban bangsa yang bermanfaat dalam serta kompetensi guru yang semakin
Selanjutnya pada pasal 3 UU No.20 tahun juga harus memiliki kesesuaian dengan
2003 disebutkan tujuannya adalah untuk modelnya serta dapat memajukan siswa
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bulan Februari 2018 pada pembelajaran
berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, simulasi dan komunikasi digital di SMK
kreatif, mandiri dan menjadi warganegara YPLP PGRI 1 Makassar diketahui bahwa
Banyak upaya yang telah ditempuh cenderung pasif atau monoton sehingga
untuk dapat meningkatkan mutu kendala yang dialami oleh sejumlah peserta
dilakukan terjadi pada berbagai aspek belajar peserta didik. Keberhasilan dalam
yang meliputi kegiatan belajar dan didik adalah penguasaan dan ketuntasan
mengajar. Model pembelajaran yang materi, namun lebih penting adalah proses
peserta didik yang terlibat langsung dalam juga karena guru menerapkan metode
proses pembelajaran. Namun, pada ceramah yang berpusat pada guru atau
diterapkan di kelas X-AK.1 akuntansi SMK banyak peserta didik yang tidak
YPLP PGRI 1 Makassar peserta didik yang memperhatikan pelajaran karena tidak
dihadapi berbeda antara peserta didik yang adanya minat belajar peserta didik. Dengan
satu dengan peserta didik yang lainnya. adanya masalah yang dilihat. Hal ini
Maksudnya masing-masing peserta didik dibuktikan pada saat guru menguji kembali
Penyampaian materi pembelajaran minggu lalu dan mem berikan peserta didik
simulasi dan komunikasi digital sejauh ini kesempatan untuk mengerjakan soal yang
pemahaman yang baik terhadap peserta beberapa orang saja yang dapat
didik,bisa dilihat pada hasil belajar yang mengerjakan soal yang telah diberikan oleh
didapat sebagian peserta didik belum guru. Itulah bukti jika peserta didik kelas X-
memuaskan atau tidak mencapai standar AK.1 tidak memperhatikan pada saat proses
yang telah ditentukan. karena masih banyak pembelajaran berlangsung, yang diamati
diantara peserta didik kelas X-AK.1 SMK oleh peneliti pada saat observasi awal dalam
kedua belah pihak baik antara peserta didik pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
dengan guru juga masih tergolong kurang, dengan metode yang diterapkan sebelumnya
contoh pada saat guru menjelaskan banyak yaitu metode ceramah dapat diamati
mengobrol bersama teman disaat jam peserta didik pada mata pelajaran simulasi
Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)
dilihat bahwa lebih dari 50% peserta didik meningkatkan partipasi dan tingkat berfikir
belum mencapai Kriteria Ketuntasan peseta didik dalam hal ini peserta didik
Minimum di SMK YPLP PGRI 1 Makassar dapat lebih memahami materi yang
(Kriteria Ketuntasan Minimal), yaitu hasil Hal ini didukung oleh guru yang
diuraikan pada latar belakang di atas Maka Berdasarkan rumusan diatas maka
meningkatkan hasil belajar siswa pada Komunikasi Digital kelas X AK-1 SMK
Awal peserta didik, sebagai wahana uji secara langsung dengan Penggunaan
lanjutan dari SMP/MTs atau bentuk lain yang dijenjang pemdidikan dan jenis kejuruan dapat
lulusannya dapat mengembangkan kinerja umum dan tujuan khusus. Tujuan umum
apabila terjun dalam dunia kerja. Pendidikan pendidikan menengah kejuruan adalah:
1). Mening katkan keimanan dan ketakwaan 3). Membekali peserta didik dengan ilmu
peserta didik kepada Tuhan Yang pengetahuan, teknologi dan seni agar
2). potensi peserta didik agar menjadi warga hari baik secara mandiri maupun melalui
negara yang berakhlak mulia, sehat, jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis 4). Membekali peserta didik dengan
3). Mengembangkan potensi peserta didik dengan program keahlian yang dipilih.
Belajar secara umum dapat diartikan suatu proses psikologis yang berlangsung
sebagai perubahan, contohnya dari tidak tahu dalam interaksi aktif subjek dengan
mampu, dari tidak mau menjadi mau, dan lain perubahan dalam pengetahuan, keterampilan,
sebagainya. Belajar pada dasarnya merupakan dan sikap yang bersifat konstan atau menetap.
memperoleh sesuatu, sehingga terbentuk sesuatu yang baru yang segera nampak dalam
mampu mencapai tujuan belajarnya atau tidak mengemukakan bahwa belajar ialah suatu
memperoleh perubahan tingkah laku sebagai proses yang dilakukan seseorang untuk
mana yang diharapkan. Hal itu menunjukkan memperoleh suatu proses yang dilakukan
belajar yang merupakan hambatan dalam perubahan tingkah laku yang baru secara
yang dapat diamati maupun yang tidak dapat kemampuan untuk berubah karena belajar
diamati secara langsung, yang terjadi sebagai maka manusia dapat berkembang lebih maju
suatu hasil latihan atau pengalaman dalam dari pada makhluk-makhluk lainnya. Boleh
yang lebih dahulu maju karena belajar akibat Hamalik (2007:77), pembelajaran adalah
persaingan tersebut, kenyataan tragis bisa suatu sistem, artinya suatu keseluruhan yang
pula terjadi karena belajar. (Kosasih, 2013 : terdiri dari komponen-komponen yang
baru, dan proses dari tidak tahu menjadi tahu pendidikan dan pengajaran, peserta didik dan
yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau peserta didik, tenaga kependidikan khususnya
hidupnya secara keseluruhan, bisa jadi karena (2006:17) adalah kegiatan guru secara
kemampuan berkembang melalui belajar itu terprogram dalam desain instruksional, untuk
pula manusia secara bebas dapat memilih membuat peserta didik belajar secara aktif,
untuk menentukan apa yang akan yang menekankan pada penyediaan sumber
dengan istilah mengajar. Mengajar adalah pembelajaran juga untuk membuat peserta
suatu proses mengatur, mengorganisasi, didik belajar secara aktif, yang menekankan
lingkungan disekitar peserta didik sehingga pada penyediaan sumber belajar seperti yang
menumbuhkan dan mendorong peserta didik diketahui bahwa pembelajaran erat kaitannya
melakukan proses belajar. (Sumarna, 2013 : dengan istilah mengajar, mengajar sendiri
(Sagala, 2005 : 61), mengajar adalah upaya Evaluasi secara etimologi adalah kata
memberikan stimulus, bimbingan pengarahan serapan dari evaluation dalam Bahasa Inggris
dan dorongan kepada peserta didik agar yang berarti penilaian penafsiran, sedangkan
terjadi proses belajar. Dengan demikian secara terminologi evaluasi adalah proses
belajar mengajar merupakan suatu proses kegiatan yang terencana untuk menilai keadaan
interaksi antara peserta didik dengan guru sesuatu obyek dengan menggunakan instrumen
dan sikap dalam kegiatan pendidikan dikelas. pengambilan keputusan terhadap implementasi
informasi untuk menentukan sejauh mana a. Tujuan dan Fungsi Evaluasi dalam proses
yang cukup untuk dijadikan dasar penetapan pada diri peserta didik atau siswa serta tingkat
ada tidaknya perubahan dan derajat perubahan perubahan yang dialaminya setelah ia
yang terjadi pada diri siswa atau anak didik. mengikuti proses belajar mengajar, tetapi
terpadu, evaluasi atau penilaian dimaksudkan sebagian dari tujuan evaluasi dalam arti
didik. Baik itu keberhasilan dalam proses pendidikan memiliki fungsi yang tidak dapat
maupun keberhasilan dalam lulusan (output). dilepaskan dan tujuan evaluasi itu sendiri. Di
Berdasarkan uraian para ahli tentang yang telah dikemukakan di muka tersirat
evaluasi pembelajaran dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan evaluasi pendidikan ialah untuk
didik sesuai dengan hasil yang telah diperoleh Agar evaluasi pembelajaran benar
selama proses belajar mengajar baik mencapai sasaran, yaitu untuk mengetahui
keberhasilan siswa, maka harus dilaksanakan tingkah laku yang diharapkan sesuai dengan
dengan berdasarkan pada suatu asas atau tujuan pendidikan. Untuk dapat
Adapun prinsip-prinsip atau asas yang tujuan instruksional harus telah dijabarkan
dikemukakan oleh Zaenal Arifin, 2011 : 31) sejelas-jelasnya. Sehingga dapat dijadikan
1). Evaluasi harus dilaksanakan secara terus Instrument evaluasi harus mencerminkan
Evaluasi tidak boleh dilakukan secara dari tujuan-tujuan instruksional yang telah
adalah suatu proses yang continue. Oleh Misalnya, jika objek evaluasi itu
sebab itu, evaluasi pun harus dilakukan secara adalah peserta didik, maka seluruh aspek
continue (Zaenal Arifin, 2011 : 31). Maksud kepribadian peserta didik itu harus di
evaluasi yang dilaksanakan secara terus evaluasi, baik yang menyangkut kognitif,
menerus ialah agar guru memperoleh afektif, maupun psikomotorik. Begitu juga
mengevaluasi. Dan dapat mengetahui tahap- (Zaenal Arifin, 2011 : 31). Untuk membantu
tahap perkembangan yang dialami oleh siswa. guru dalam usaha memenuhi validitas alat
Perkembangan belajar peserta didik tidak pengukur, maka harus dibuat tabel spesifikasi
dapat dilihat dari dimensi produk saja, tetapi tujuan yang mencakup aspek-aspek yang
juga dimensi proses bahkan dari dimensi mewakili perilaku yang diharapkan.
memberikan nilai kepada peserta didik. Oleh kemampuan dan keberhasilan siswa.
didasarkan pada data dan fakta yang dapat dikatakan berhasil atau tidak, dapat
sesungguhnya, dan apa adanya, bukan hasil dilihat dari hasil usaha yang dilakukan selama
4). Evaluasi harus bersifat Kooperatif (Bekerja suatu evaluasi belajar. Menurut Dimyati dan
Kegiatan ini guru hendaknya bekerja hasil belajar merupakan proses untuk
sama dengan semua pihak, seperti orang tua menentukan nilai belajar siswa melalui
peserta didik, sesama guru, kepala sekolah kegiatan penilaian atau pengukuran hasil
termasuk dengan peserta didik itu sendiri. Hal belajar. (Ruhimat dkk, 2015 : 139).
ini dimaksudkan agar semua pihak merasa puas Setiap proses belajar yang dilakukan
dengan hasil evaluasi, dan pihak-pihak tersebut oleh peserta didik akan menghasilkan hasil
merasa dihargai. Asas kooperatif berlandaskan belajar. Didalam proses pembelajaran, guru
Berdasarkan uraian para ahli, dapat memegang peranan dan tanggung jawab yang
pembelajaran yaitu evaluasi secara umum keberhasilan peserta didik dipengaruhi oleh
adalah untuk mengetahui perubahan yang kualitas guru. Dalam setiap mengikuti proses
terjadi pada diri peserta didik atau siswa serta pembelajaran di sekolah sudah pasti setiap
tingkat perubahan yang dialaminya setelah ia peserta didik mengharapkan hasil belajar
mengikuti proses belajar mengajar. Dan untuk yang baik, sebab hasil belajar yang baik dapat
mendapat data pembuktian yang akan membantu peserta didik dalam mencapai
Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)
tujuannya. Hasil belajar yang baik hanya pengajaran yang tercermin dalam penyajian.
dicapai melaui proses belajar yang baik. Jika Bahan petunjuk latihan, proses balikan, dan
proses belajar tidak optimal sangat sulit perbaikan penguatan partisipasi siswa harus
diharapkan terjadinya hasil belajar yang baik. sesuai dengan kebutuhan siswa (Bloom dalam
dapat dikatakan bahwa hasil belajar dilihat 2) Faktor environmental input (faktor
dari tingkah laku peserta didik dari aspek lingkungan) baik lingkungan alami
mendefinisikan hasil belajar sebagai suatu sarana dan fasilitas serta guru.
tindakan atau proses untuk menentukan nilai Penelitian ini, hasil belajar digunakan
keberhasilan belajar seseorang setelah ia sebagai patokan yang dipakai peneliti dalam
mengalami proses belajar selama satu periode melihat daya serap atau penguasaan belajar
pelajaran yang dibuktikan melalui hasil tes. metode eksperimen dan diskusi. Adapun cara
Salim (2000:190), mengemukakan bahwa untuk melihat hasil belajar siswa yang biasa
hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan dipakai seorang peneliti khususnya penelitian
keterampilan terhadap mata pelajaran yang tind akan kelas adalah dengan menggunakan
dibuktikan melalui hasil tes. tes, karena tes adalah salah satu alat evaluasi
1) Faktor raw input (faktor peserta didik itu mengajar dengan menerapkan model
kondisi yang berbeda-beda dalam kondisi sesuai tuntunan ketercapaian belajar secara
hasil belajar yang digunakan dalam penelitian aktif yang diperoleh dalam proses
digunakan sekolah yaitu, dapat dinyatakan dan diketahui dari nilai hasil ujian
mencapai skor lebih dari 70. tentang pengertian hasil belajar, dapat
b) Daya serap klasikal, kelas disebut telah disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
terdapat 80% dari jumlah siswa yang keterampilan sikap yang diperoleh peserta
telah mencapai nilai lebih dari 70. didik setelah ia menerima perlakuan yang
(1) Aspek kognitif meliputi perubahan- kehidupan sehari-hari, dan Hasil belajar
perubahan dalam segi penguasaan yang baik hanya dicapai melaui proses
pengetahuan dan perkembangan belajar yang baik. Jika proses belajar tidak
pengetahuan tersebut.
tindakan motorik. Prestasi belajar didik perencanaan atau suatu pola yang digunakan
Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)
merupakan pola umum perilaku pembelajaran dasar dan pendidikan menengah. Secara
untuk mencapai kompetensi atau tujuan umumnya, model pembelajaran adalah cara
menyangkut pendekatan, strategi, metode, pembelajaran agar tercapai tujuan dari sebuah
teknik pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran. Definisi singkat lainnya yaitu
Dalam suatu model pembelajaran ditentukan kegiatan pembelajaran. (Sanjaya, 2014 : 12)
bukan hanya apa yang harus dilakukan guru, Model pembelajaran bisa juga
prinsip-prinsip reaksi guru dan peserta didik materi yang meliputi segala aspek sebelum,
serta sistem penunjang yang disyaratkan. sedang dan sesudah pembelajaran yang
Model pembelajaran adalah cara-cara atau dilakukan guru serta segala fasilitas yang
teknik penyajian bahan ajaran yang akan terkait yang digunakan secara langsung atau
digunakan oleh guru pada saat menyajikan tidak langsung dalam proses belajar
maupun secara kelompok. (Ruhimat dkk, memiliki makna yang lebih luas dari pada
Istilah “quantum” adalah interaksi yang mulai di praktekkan pada tahun 1992, yang
mengubah energi menjadi cahaya, pada berakar pada teori “suggestology” atau
awalnya istilah quantum hanya digunakan “uggestopedia” dari Dr. Georgi Losanov
oleh pakar fisika modern menjelang abad 20, seorang pendidik berkembangsaan Bulgaria).
kemudian berkembang secara luas merambat Menurut Lozanov bahwa sugesti dapat dan
ke bidang-bidang kehidupan manusia lainnya pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan
meningkatkan proses pembelajaran, baik pembelajaran quantum ada dua dalam rangka
yang bersifat individual maupun kelompok. mewujudkan energi guru dan peserta didik
Saat ini mulai dirasakan bahwa kehidupan menjadi guru dan peserta didik menjadi
individu dan organisasi, bisnis atau sosial, cahaya belajar yaitu percepatan belajar
sedang, menghadapi tantangan global, yakni melalui usaha sengaja untuk mengikis
interaksi yang mengubah energi menjadi belajar dan fasilitas belajar akan mendukung
cahaya”. Semua kehidupan adalah energi. azaz utama yang digunakan dalam
Dan tujuan belajar adalah meraih sebanyak pembelajaran quantum yaitu “Bawalah dunia
mungkin cahaya, interaksi, hubungan, mereka ke dunia kita dan antarkan dunia kita
seorang guru memasuki dunia atau sebuah orkestra yang saling bertautan dan
kehidupannya anak sebagai langkah awal saling mengisi. (Kosasih, 2013 : 77).
merupakan lisensi bagi para guru untuk Selain landasan utama seperti
perjalanan peserta didik dalam meraih hasil memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut :
belajar yang optimal. Salah satu cara yang a) Segalanya berbicara, maksudnya bahwa
bisa digunakan dalam hal ini adalah seluruh lingkungan kelas hendaknya
mengaitkan apa yang akan diajarkan dengan dirancang untuk dapat membawa pesan
peserta didik dalam kehidupan baik di rumah, belajar yang dapat diterima oleh siswa, ini
Setelah kaitan itu terbentuk, maka guru dapat pembelajaran guru, informasi, bahasa tubuh,
kemampuan, perkembangan, dan minat bakat membawa pesan-pesan belajar bagi siswa.
didik menjadi lebih penting sebagai jembatan Terkecuali harus mempunyai tujuan-tujuan
dunia kita kepada dunia mereka. Apabila c) Pengalaman sebelum pemberian nama,
seorang guru telah memahami dunia peserta maksudnya sebelum siswa belajar memberi
siswa telah memiliki pengalaman informasi (2) Alami, memberikan pengalaman baru
yang terkait dengan upaya pemberian nama atau hal baru yang nantinya siswa
d) Mengakui setiap usaha, maksudnya semua (3) Namai, memberikan cara atau teknik
usaha belajar yang telah dilakukan peserta supaya siswa tidak mengalami hambatan
didik harus memperoleh pengakuan guru dalam belajar, sediakan kata kunci,
usaha dan hasil yang diperoleh dalam (5) Ulangi, agar siswa lebih faham ulangi
pembelajaran pantas dirayakan. Perayaan ini materi yang telah diajarkan sampai
diharapkan memberi umpan balik dan siswa menegaskan pada dirinya sendiri,
motivasi untuk kemajuan dan peningkatan “aku tahu bahwa aku memang tahu”.
hasil belajar berikutnya. (Sumarna, 2013 : (6) Rayakan, pengakuan untuk penyelesaian,
(1) Tumbuhkan, tumbuhkan minat pada setiap meningkatkan motivasi dan hasil belajar serta
siswa bahwa siswa mempelajari sesuatu sebagai landasan guru dalam merancang
pembelajaran quantum teaching pada perhatian pada interaksi yang bermutu dan
penelitian ini. (Sumarna, 2013 : 75). bermakna, bukan sekedar transaksi makna.
indvidu menjadi pusat perhatian, potensi Dalam kaitan inilah faktor komunikasi
fisik dan psikis dalam konteks teaching lebih bersifat konstruktif namun
pembelajaran quantum memberikan tekanan sehingga ia mau belajar. Adapun beberapa cara
bermakna. Dalam kaitan inilah faktor (1) Guru berusaha menciptakan diantara
motivasi yang didapat dari pemilihan secara (3) Guru hendaknya banyak memberikan
mental antara manfaat dan akibat-akibat suatu kesempatan kepada peserta didik untuk
keputusan (Potter dan Hernacki, 2001 : 49). meraih sukses dengan usahanya sendiri
Motivasi sangat diperlukan dalam belajar (4) Guru selalu berusaha menarik minat belajar
keinginan untuk belajar akan selalu ada. Pada b) Penataan lingkungan belajar
langkah ini peserta didik akan diberi motivasi Proses belajar dan mengajar diperlukan
oleh guru dengan memberi penjelasan tentang penataan lingkungan yang dapat membuat
manfaat apa saja setelah mempelajari suatu peserta didik merasa betah dalam belajarnya,
tepat juga dapat mencegah kebosanan dalam yang belum mampu menguasai materi.dengan
diri peserta didik. memupuk sikap juara ini peserta didik akan
lingkungan kelas akan berpengaruh terhadap Dengan memupuk sikap juara dalam diri
kemampuan peserta didik dalam memusatkan siswa dapat menarik minat dan perhatian
perhatian dan menyerap informasi sebanyak- peserta didik, kondisi pembelajaran yang
banyaknya. Dengan demikian, dalam efektif adalah adanya minat dan perhatian
mereka dalam menerima pelajaran berbeda- baik buku pelajaran maupun buku-buku yang
variasi pembelajaran agar dapat diserap oleh Peserta didik yang kreatif adalah peserta
semua peserta didik dalam berbagai didik yang ingin tahu, suka mencoba dan
tingkatan kemampuan, dan disini pulalah senang bermain. Dengan adanya sikap kreatif
perlu adanya pelayanan individu peserta yang baik peserta didik akan mampu
Pembelajaran peserta didik hanya bisa beberapa hal (Sumarna, 2013 : 116) sebagai
mengungkapkan kembali apa yang (1) Aktivitas visual, seperti membaca, menulis,
hidup dengan cara dan ungkapan yang sesuai (2) Aktivitas Lisan, Seperti Bercerita, Tanya
Salah satu aktivitas dalam pembelajaran h) Melatih kekuatan memori yang baik
yang cukup penting adalah membaca. Karena Kekuatan memori sangat diperlukan
dengan membaca akan menambah wawasan dalam belajar, sehingga peserta didik perlu
dan daya ingat. Seorang guru hendaknya yang baik. (Kosasi, 2013 : 93).
(2) Meningkatkan motivasi dan minat belajar. Iklim psiko-sosial kelas berkenaan
(3) Meningkatkan daya ingat dengan hubungan sosial pribadi antara guru
(4) Meningkatkan rasa kebersamaan dengan peserta didik dan antar peserta didik.
(5) Meningkatkan daya dengar Hubungan yang harmonis antara guru dengan
(6) Meningkatkan kehalusan pribadi peserta didik dan antar didik akan dapat
a) Penataan lingkungan fisik kelas sehat dan efektif bagi berlangsungnya proses
lingkungan fisik kelas (penataan tempat duduk, demi terciptanya iklim psiko-sosial kelas
alat-alat, pajangan dan barang-barang lainnya yang efektif bagi kelangsungan proses
mengarahkan kegiatan dan mencegah (2) Hubungan sosial antar peserta didik
munculnya tingkah laku peserta didik yang Hubungan sosial yang kurang baik
tidak diharapkan. Selain itu, penataan kelas antar peserta didik dapat mengganggu
memantau semua tingkah laku peserta didik sebaiknya memberikan kesempatan kepada
sehingga dapat dicegah munculnya masalah peserta didik untuk lebih mengenal teman-
indisipliner. Melalui penataan kelas ini temannya sehingga mereka akan merasa
Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)
sebagai satu kesatuan. Apabila peserta didik beberapa ide yang dapat digunakan untuk
tidak dapat bekerja sama dengan yang lain menyerap informasi melalui korelasi antara
dalam kelompok, maka tujuan belajar otak dengan mata. (Sumarna, 2013 : 132).
kelompok tidak akan berhasil. Dalam kegiatan Pengaturan bangku memainkan peran
menerima pendapat atau ide peserta didik lain sebagian besar ruang kelas, bangku peserta
dalam mendorong yang lain untuk didik dapat disusun untuk mendukung tujuan
mengemukakan pendapatnya. (Kosasih, 2013 : belajar. Di sebagian besar ruang kelas, bangku
c) Desain lingkungan kelas quantum tujuan belajar bagi pelajaran apapun yang
Sebuah gambar lebih berarti dari pada untuk mengatur ulang bangku mereka untuk
seribu kata. Jika anda menggunakan alat memudahkan jenis interaksi yang diperlukan.
peraga dalam situasi belajar, akan terjadi hal Untuk prestasi peserta didik, pemutaran video,
yang menakjubkan. Bukan hanya megawali dan lain-lain, atur bangku sehingga peserta
proses belajar dengan cara merangsang didik menghadap ke depan untuk membantu
modalitas visual, alat peraga juga secara mereka tetap fokus ke depan. Yang ingin
harfiah menyalakan jalur syaraf seperti dicapai adalah fleksibilitas, susunan bangku
kembang api di malam lebaran. Beribu-ribu yang tak dapat diubah-ubah menimbulkan
kesadaran. Kaitan ini menyediakan konteks tetap tak berubah, pelajarnya tidak. Peserta
yang kaya untuk pembelajaran yang baru. didik membalikkan badan untuk interaksi
Memahami kaitan antara pandangan sekeliling kelompok kecil, atau duduk dilantai di lorong-
dan otak itu penting untuk mengorkestrasi lorong antara bangku, atau dibelakang,
dipecahakan bersama . Metode diskusi diajukan oleh guru. Proses interaksi tersebut
memberikan kesempatan bagi siswa untuk dapat menyebabkan semua atau sebagian
pertanyaan atau jawaban yang diajukan oleh diskusi mempunyai kebaikan dan
peserta diskusi lain. (Wahyuddin, 2011 : 78). kekurangan, kelebihan dan kekurangan
peserta didik sebelumnya, sehingga mengajar 1). Merangsang kreatifitas anak didik dalam
dianggap bukan sebagai proses memindahkan bentuk ide, gagasan, prakarsa dan
gagasan guru kepada peserta didik, melainkan terobosan baru dalam pemecahan suatu
didik yang sudah ada yang mungkin salah. 2). Mengembangkan sikap menghargai orang
peserta didik sebelumnya serta dapat 4). Membina musyawarah untuk mufakat
guru adalah metode mengajar yang digunakan sehingga memerlukan waktu panjang
harus memperhatikan tujuan yang akan 2) Tidak dapat dipakai pada kelompok besar
dicapai, bahan, jenis belajar siswa yang 3) Peserta mendapat informasi yang terbatas
diinginkan. Di dalam diskusi terjadi interaksi 4) Mungkin dikuasai oleh orang-orang yang
antara dua atau lebih individu yang terlibat suka berbicara atau yang ingin menonjolkan
a. Konsep Mata pelajaran Simulasi dan membantu menyelesaikan masalah orang lain.
Kejuruan bertujuan membekali siswanya masalah dalam setiap bagian hidupnya karena
mengatasi masalah. Dengan demikian, sejak dapat menyelesaikan kekurangan orang lain.
sebagai bagian dari solusi, bukan bagian dari seseorang inilah yang sering menjadi
hidupnya, manusia tidak pernah mampu seseorang. Tujuan akhir dari upaya mencari
melepaskan diri dari kegiatan berinteraksi pengetahuan dan melatih keterampilan serta
dengan manusia lainnya. Hal itu terjadi menyelesaikan masalah, adalah mencapai
karena manusia adalah makhluk sosial yang kehidupan yang lebih baik bagi dirinya dan
harus tetap berhubungan dengan manusia orang lain. (Darmawan, 2014 : 23).
keterbatasan. Setiap manusia tidak dapat Tidak satupun manusia yang tidak
diukur sama dalam hal pengetahuan dan memiliki masalah dalam hidupnya,bahkan
keterampilannya. Dalam tata kehidupan masalah ada disetiap saat. Masalah tidak
mengisi kerja sama dengan orang lain solusinya. Menunda pencarian solusi atas
Simulasi dan Komunikasi Digital. Mata surat , newsletter , artikel , proposal , brosur ,
mengidentifikasi masalah dari menalar Word star adalah sebuah aplikasi pengolah
gagasan yang akan dijadikan solusi serta kata, dipublihkan oleh Micropro Internal ,
era 1980an.
Aplikasi pengola kata (word processor) adalah Microsoft word Microsoft office word adalah
perangkat lunak yang dirancang khusus untuk perangkat lunak pengolah kata (word
proposal , artikel , brosur , booklet , karya - Membuat home page berbaris GUI
Star Writter adalah aplikasi pengolah kata mengakibatkan perubahan perilaku pemenuhan
untuk membuat dokumen , laporan , skripsi , kebutuhan ke arah digital. Dahulu, buku
informasi. Pada saat ini, naskah digital menjadi Berdasarkan kepemilikan dan hak
salah satu sumber dalam memperoleh pemakaian, perangkat lunak dapat digolongkan
informasi. Dalam menyusun naskah digital menjadi 2 kelompok, yaitu perangkat lunak
yang baik, kemampuan seseorang dalam yang dilindungi hak cipta (proprietary
mengolah data perlu dikembangkan. Dengan software) dan perangkat lunak sumber terbuka
pengetahuan tersebut, diharapkan seseorang (open source). Perangkat lunak yang dilindungi
mampu mengubah format file teks menjadi hak cipta (proprietary software) atau lazim
naskah digital, bahkan menambahkan video disebut perangkat lunak berbayar adalah
dan suara dalam naskah digital tersebut. perangkat lunak dengan pembatasan terhadap
mewujudkan naskah “nirkertas”, bahkan diterapkan oleh proprietor atau pemegang hak.
naskah “maya” yang memberi kemudahan Open source software adalah jenis perangkat
untuk dibawa, disimpan, dan dibaca ketika lunak yang kode sumbernya terbuka untuk
diperlukan. Teks yang menjadi hakikat buku dipelajari, diubah, ditingkatkan, dan
dapat disimpan dalam bentuk digital. disebarluaskan dengan catatan, bahwa tiap
perangkat lunak pengolah kata dan pengolah ini adalah paket aplikasi perkantoran (office
angka, kemudian melakukan persiapan untuk suite). Paket aplikasi perkantoran yang paling
perangkat lunak pengolah presentasi, dan tersedia untuk sistem operasi Microsoft
Smart Suite merupakan contoh proprietary Perhatikan baik-baik! Pada ketiga kasus, ibu
software. Adapun beberapa paket perkantoran jari kiri dan ibu jari kanan digunakan hanya
2013, atau Libre Office adalah contoh aplikasi Sekarang, mulailah berlatih menekan tombol
perangkat lunak terbuka (open source). Pada huruf dengan jari yang benar. Teruskan
pembelajaran ini, akan digunakan aplikasi berlatih! Latihlah jari -jemari hingga fasih.
perkantoran Microsoft Office 2013. ( Nugroho, Tanpa melihat papan ketik pun, jari-jari yang
Program aplikasi perkantoran Microsoft semua huruf dalam alfabet yang terdapat pada
Office tidak terlepas dari penggunaan papan papan ketik. Pada hakikatnya, “mengetik 10
ketik. Papan ketik yang umum digunakan dan jari” adalah mengetik huruf, bukan kata atau
Pada saat ini, tombol pada mesin ketik dan Pada pelajaran Bahasa Indonesia, telah
papan ketik pada komputer dengan tatanan dipelajari berbagai jenis teks paragraf, antara
QWERTY, diberlakukan sebagai s tandar yang lain deskriptif, naratif, argumentatif, persuasif.
digunakan di Indonesia. Penempatan jari pada Pengetahuan ini diperlukan agar Anda mampu
tombol papan ketik komputer dengan tepat membuat tulisan terkait dengan ide yang
dengan satuan jumlah ketukan tiap m Berikut ini adalah contoh beberapa jenis teks
tangan kiri. Huruf M dan N diketuk dengan jari Borobudur adalah candi Buddha terbesar di
Semarang, 86 km di sebelah barat Surakarta, kajian relevan oleh peneliti yaitu : (Masitoh,
Candi berbentuk stupa ini didirikan oleh para Rumadlon nur, Hidayat (2010),
Bangunan Borobudur pertama kali ditemukan belajar siswa pada mata pelajaran di SMA
1814 oleh Sir Thomas Stamford Raffles, yang Hikmah Karangejo Boyolango Tulungagung.
saat itu menjabat sebagai Gubernur Jenderal Berdasarkan peneltian yang telah dilakukan
Inggris atas Jawa. Masa pembangunan oleh peneliti, dapat meningkatkan hasil
Borobudur dibangun di atas bukit alami, metode eksperimen di penelitian ini bisa
bagian atas bukit diratakan dan pelataran datar menjadi berpengaruh terhadap hasil belajar
dua puluh lima tahun lebih awal sebelum penerapan model pembelajaran quantum
B . Kajian Penelitian yang Relevan siswa kelas VII MTS negeri Aryojeding
Kajian penelitian yang relevan Rejotangan Tulungagung tahun pelajaran
merupakan penelusuran pustaka berupa buku, 2010/2011, berdasarkan penelitian yang telah
hasil penelitian, karya ilmiah ataupun sumber dilakukan hasil uji ketuntasan belajar
lain yang dijadikan sebagai rujukan atau kelompok eksperimen 83.18% hasil
perbandingan terhadap penelitian yang belajarnya lebih dari 70% atau telah
dilaksanakan, sehingga dalam penelitian ini mencapai ketuntasan belajar, dan berdasarkan
didasarkan pada sumber kajian yang benar- keterangan diatas maka saya menerapkan
benar relevan. Berikut ini yang menjadi dasar metode yang sama di penelitian.
Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)
meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mempengaruhi pola interaksi peserta didik
mata pelajaran fiqih di Madrasah Aliyah untuk berperan secara aktif dalam proses
penelitian penelitian yang dilakukan hasil antar peserta didik ataupun peserta didik
belajar sebelum di terapkan metode tersebut dengan guru dalam proses pembelajaran,
hasil belajar kurang dari 70% sedangkan mengaktifkan peserta didik untuk bertanya
setelah diadakannya penelitian tersebut hasil dan menjawab terhadap apa yang mereka
belajar siswa meningkat yaitu lebih dari pelajari melalui cara yang tidak
peneltian dengan teori yang sama untuk ini dirancang melalui penelitian tindakan
diterapakan kembali dikondisi dan pada mata kelas (PTK) dengan satu siklus. Secara
salah satu model pembelajaran yang Hipotesis dalam penelitian ini adalah
diterapkan oleh pendidik adalah model melalui model pembelajaran quantum
pembelajaran quantum (quantum teaching) teaching maka dapat meningkatkan hasil
melalui metode eksperimen dan diskusi. belajar peserta didik dengan jika mencapai
Dengan penerapan model pembelajaran skor rata-rata skor hasil belajar peserta didik
quantum (quantum teaching) ini maka yaitu ≥ 75% simulasi dan komunikasi digital
diharapkan peserta didik untuk bisa aktif pada kelas X AK-1 SMK YPLP PGRI 1
dalam proses belajar mengajar sekaligus MAKASSAR.
sebagai pemberi semangat dan motivasi
observasi, dan refleksi. Kegunaan dari langkah Lokasi penelitian tindakan kelas ini
kerja ini adalah untuk mengetahui tingkat adalah SMK YPLP PGRI 1 Makassar Kota
kemampuan peserta didik dari model Makassar. Penelitian ini akan dilaksanakan
pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh pada semester genap bulan Januari – Mei tahun
C. Subjek Penelitian
Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)
SMK YPLP PGRI 1 Makassar terdiri dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing
dari 2 kompetensi keahlian yaitu 2 kelas siklus terdiri dari empat tahap yang
sebanyak 30 peserta didik, kelas X-AK.2 dilaksanakan untuk melihat interaksi peserta
didik, dan kelas X-AP.1 akuntansi sebanyak 40 peningkatan prestasi belajar peserta didik.
peserta didik. Dan kelas X-AP.2 sebanyak 39 Berikut gambaran prosedur penelitian dari
untuk lebih jelasnya dirincikan pada tabel siklus I dan siklus II:
berikut:
Berdasarkan gambar diatas, empat tahapan
Subjek penelitian tindakan kelas ini
tersebut dapat dilihat secara rinci melalui
pada peserta didik kelas X AK-1 akuntansi
penjelasan berikut:
yang terdiri dari 23 laki-laki dan 17
1.Gambaran umum siklus I
perempuan. Pemilihan subjek penelitian
a. Tahap perencanaan
tersebut didasarkan pada hasil observasi dan
1) Peneliti melakukan diskusi awal kepada
informasi guru mata pelajaran Simulasi dan
peserta didik mata pelajaran keterampilan
Komunikasi Digital, bahwa peserta didik
komputer dan pengelolaan informasi di lokasi
kelas X AK-1 memliki hasil belajar yang
penelitianuntuk mengetahui kendala/hambatan
lebih rendah pada pembelajaran Simulasi
yang dialami peserta didik dan pendidik dalam
dan Komunikasi Digital dibandingkan kelas
pembelajaran.
lainnya. (Hasrawati S.Pd, guru mata
2). Melakukan pra penelitian sebanyak satu
pelajaran, wawancara Juni 2018).
kali pertemuan.
D. Jenis Tindakan
3). Mempelajari bahan yang akan diajarkan
Tindakan penelitian adalah suatu
dari berbagai sumber.
rangkaian tahapan-tahapan penelitian dari awal
melalui metode ekperimen dan berikutnya sedangkan hal yang sudah baik
6). Menyusun alat evaluasi pembelajaran. ulangi, dan rayakan. Untuk memudahkan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan dalam setiap pertemuan di kelas diupayakan
adalah mengamati setiap aktivitas dan kegiatan untuk melalui tahap-tahap tersebut. Berikut
mengajar. Kemudian dilakukan evaluasi Dalam tahap ini siswa diajak untuk
menggunakan soal-soal yang telah dibuat bersama atau kemampuan saling memahami
analisis data dengan menggunakan kategori menjelajah materi yang akan dipelajari.
dan refleksi, peneliti juga melakukan evaluasi Pada tahap ini guru dituntut untuk memikat
terhadap kelebihan atau kekurangan dari siswa, menumbuhkan minat belajar dan
implementasi tindakan sebagai bahan dan menunjukkan apa manfaat bagi mereka
Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)
Pada tahap ini siswa diberikan pengalaman Sehingga guru mengajarkan isi pelajarannya
untuk memanfaatkan hasrat alami otak untuk pada tahap ini, dan siswa akan benar-benar
pengalaman awal, suatu kaitan dengan Pada tahap ini memberi siswa peluang untuk
membantu siswa untuk memaknai yang lain dan ke dalam kehidupan mereka. Di
Pengulangan dapat memperkuat koneksi saraf refleksi siklus I yakni memberikan penekanan
dan menumbuhkan rasa “aku tahu bahwa aku lebih dengan menggunakan metode yang lain.
tahu ini”. Jadi, siswa diharapkan dapat benar- E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan
mengenai pengetahuan baru tersebut. ini meliputi lembar observasi, tes, wawancara,
Quantum Teaching yaitu jika layak dipelajari, Lembar observasi adalah catatan yang
menilai dan mengukur hasil belajar peserta b. data kualitatif berupa informasi berbentuk
didik , tes ini dilakukan untuk mengetahui kalimat yang memberikan gambaran tentang
tingkat pemahaman atau daya serap peserta aktivitas peserta didik selama mata
didik terutama hasil belajar kognitif yang pelajaran berlangsung didalam kelas.
dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Teknik analisis data yang digunakan
pembelajaran yang dimaksudkan adalah setiap deskriptif kualitatif. Analisis data deskriptif
akhir siklus bisa berupa pilihan ganda. kualitatif digunakan untuk mengolah data hasil
selama proses penelitian berlangsung didalam presentase (%) nilai rata-rata adalah:
Peneltian ini, ada dua jenis data yang N = Jumlah frekuensi/banyak sampel
a. Data kuantitatif berupa nilai tes hasil belajar digunakan teknik kategori tingkat penguasaan
peserta didik pada siklus I dan siklus II materi. Pedoman yang digunakan untuk
yang dapat dianalisis secara deskriptif, mengubah skor mentah yang diperoleh peserta
direncanakan sebelumnya, selanjutnya tahap disesuaikan dengan jam mata pelajaran. Pre test
pengamatan merupakan tahap penilaian aktivitas diikuti oleh peserta didik kelas X AK-1
siswa pada saat proses pembelajaran sedang sebanyak 30 orang dengan soal yang diambil
berlangsung berdasarkan lembar observasi yang dari sub materi sebelumnya, tujuan dari
telah disiapkan, dan terakhir tahap refleksi pelaksanaan pre test ini yaitu untuk mengetahui
merupakan tahap untuk mengukur keberhasilan sejauh mana pemahaman peserta didik terhadap
suatu siklus dan dilaksanakan pada akhir dan materi pembelajaran sebelum penelitian
lembar observasi tindakan kelas dilaksanakan, sehingga hal ini
Pada bab ini akan disajikan data-data dapat memberikan gambaran perbandingan
hasil penelitian terhadap peningkatan hasil sebelum dan sesudah pelaksanaan penelitian.
belajar peserta didik dan data hasil observasi Berdasarkan data tes awal peserta didik
aktivitas peserta didik selama dua siklus. didapatkan bahwa sebanyak 30 peserta didik
Adapun instrumen yang digunakan untuk mengikuti tes awal, terdapat 12 peserta didik
memperoleh data aktivitas peserta didik yaitu atau 73,33% yang belum mencapai kriteria
dari lembar observasi, hasil belajar dengan ketuntasan minimal (KKM) dan sebanyak 8
pemberian pre test, post test dan tes akhir pada peserta didik atau 26,66% yang sudah mencapai
setiap siklus. atau memenuhi kriteria ketuntasan minimal
2. Data Sebelum Tindakan (KKM) secara lengkap (dapat dilihat pada
Sebelum dilakukan penelitian, peneliti lampiran hasil pre test) hal ini menandakan
melakukan kunjungan pra penelitian di SMK bahwa materi pembelajaran kurang dipahami
YPLP PGRI 1 Makassar sebagai lokasi akan oleh peserta didik. Tindakan selanjutnya adalah
dilaksanakannya penelitian. Tujuan dari peneliti bersama dengan guru mata pelajaran
kunjungan ini yaitu untuk menemui kepala yang bersangkutan mendiskusikan hasil pre test
sekolah dan guru mata pelajaran simulasi dan yang diperoleh para peserta didik, dari hasil
komunikasi digital untuk meminta izin dan diskusi tersebut didapatkan kesimpulan bahwa
berkoordinasi dalam melaksanakan penelitian. hasil belajar peserta didik perlu ditingkatkan
Pada kunjungan tersebut setelah mendapatkan melalui proses pembelajaran dengan upaya
izin dari kepala sekolah, peneliti bersama pelaksanaan peneltian tindakan kelas dengan
dengan guru mata pelajaran membicarakan menerapkan model pembelajaran quantum
tentang rencana penelitian. Selanjutnya, peneliti teaching.
berkonsultasi pada guru mata pelajaran tentang a. Hasil analisis data tes hasil belajar
pelaksanaan pre test. peserta didik
Sesuai kesepakatan jadwal pre test yang 1) Hasil Pre test
akan dilakukan pada bulan januari 2019 dan
Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)
Tabel 4.3 data observasi aktivitas guru kedua dengan persentase yaitu 88% serta
Skor aktivitas guru siklus pertemuan
No I ketiga 90%
Aktivitas guru yang diamati
. Pertemuan c) Hasil
1 2 3 belajar peserta
1. Mengucapkan salam dan do’a. 4 4 4 didik
Mengecek kesiapan / kehadiran peserta didik. 4 4 4 Pada akhir
Menyampaikan tujuan pembelajaran yang kegiatan siklus
ingin dicapai berkaitan dengan materi ajar. 3 3 3 I, guru
pengolah kata berlangsung, kemudian guru diperoleh. Kelompok dengan nilai terendah
menyanpaikan kepada peserta didik untuk akan mendapat hukuman dari teman-teman
mempelajari materi yang telah diberikan kelompok lain. Waktu yang diberikan untuk
untuk didiskusikan pada pertemuan setiap kelompok adalah10 menit.
selanjutnya sehingga peserta didik
Setelah 10 menit, semua pekerjaan
dianjurkan untuk mempelajari materi
kelompok harus berhenti. Peneliti meminta
tersebut dirumah.
salah satu dari kelompok yang sudah siap
e) Pertemuan kedua siklus II
untuk maju kedepan mempresentasikan
Pada pertemuan kedua siklus II
pekerjaan kelompoknya. Peneliti akan
tanggal 04 april 2019 pada dasarnya tidak
memberikan 2 poin untuk siswa yang
jauh berbeda dengan pertemuan pertama di
jawabannya benar dan akan dikurangi 1
siklus I. Materi dilanjutkan sesuai dengan
poin jika jawabannya salah. Tetapi bukan
yang telah dipelajari di pertemuan pertama,
hanya itu saja, bagi yang bertanya dan
setelah para peserta didik bergabung
memberi pendapat atau jawabannya juga
bersama kelompok masing-masing,
akan mendapatkan 1 poin. Poin itu berupa
kemudian setiap perwakilan kelompok di
uang koin Rp 1000 ini untuk memancing
minta maju kedepan untuk mengambil
siswa supaya bersemangat untuk maju
gulungan kertas yang ada di atas meja guru,
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
dan setiap kertas yang di ambil berisi materi
Dan semuanya antusias untuk bertanya
yang akan mereka bahas di kelompok
jawab selama proses diskusi kelompok
masing-masing sebelum mereka paparkan
berlangsung. Peneliti menunjuk kelompok
bersama teman kelompok mereka.
B untuk maju kedepan mewakili
Selanjutnya peneliti meminta tiap
kelompoknya. Dan saat itu pula peneliti
kelompok untuk menuliskan materi yang
memutar musik the corrs tanda show musik
telah mereka dapat untuk mereka kerjakan
dimulai dalam kelas. Semua siswa antusias
bersama. Peneliti menjelaskan tugas yang
mendengarkan kelompok B
harus dikerjakan oleh setiap kelompok dan
mempresentasikan hasil kerjanya, semuanya
menjelaskan aturan dari pembelajaran ini.
berjalan lancar dan siswa mulai pada sesi
Peneliti menjelaskan bahwa penskoran dari
tanya jawab. Dari hasil itu masing-masing
setiap jawaban, setiap soal akan mendapat
kelompok sudah mengumpulkan pundi-
nilai 2 dalam arti jawabannya benar, tetapi
pundi koin. Siswa sangat semangat
jika diisi tetapi jawabannya salah, maka
mengikuti pelajaran ini.
akan mendapat nilai (-1), dengan kata lain
f) Pertemuan ketiga siklus II
akan mengurangi jumlah skor yang
Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)
pertemuan pertama persentase yang diperoleh Tabel 4. 7 : Data Persentase Ketuntasan Hasil
yaitu 88% dan meningkatkan pada pertemuan belajar Simulasi dan Komunikasi Digital peserta
kedua dengan persentase yaitu 90% serta didik kelas X AK-1 pada siklus II
pertemuan ketiga 97% Nilai Kategori Frekuensi Persentase
4) Kegiatan penelitian dan pembelajaran dengan nilai tuntas terdapat 24 peserta didik
sudah selesai dengan waktu yang telah dengan persentase 60% dan pada siklus II
direncanakan
Rata-rata Frekuensi Persentase
5) Kegiatan pembelajaran menunjukkan
hasil belajar ketuntasan ketuntasan
siswa sudah aktif dalam kegiatan
Siklus I 67,33 19 60%
pembelajaran
Siklus 72,33 24 76,66%
Berdasarkan hasil refleksi, dapat
II
disimpulkan bahwa tidak perlu diadakan
hasil belajar peserta didik dengan rata-rata
pengulangan siklus untuk meningkatkan hasil
hasil belajar 72,33% peserta didik dengan
belajar dan keaktifan siswa dalam kegiatan
nilai tuntas terdapat 24 dengan persentase
pembelajaran karena tingkat kriteria aktivitas
76,66%.
guru dan siswa menunjukkan sudah sangat
baikHasil belajar yang telah diperoleh dapat No Kategori Pre test Siklus I Siklus
(post test) II
dilihat bahwa penerapan model pembelajaran (post
quantum teaching mampu meningkatkan test)
1. Tuntas 26,66% 60% 76,66%
hasil belajar simulasi dan komunikasi digital
2. Tidak 73,33% 40% 23,33%
dan keaktifan peserta didik dapat meningkat.
tuntas
Hal ini dapat dilihat dari ketuntasan hasil
Jumlah 100% 100% 100%
belajar peserta didik secara klasikal pada
siklus I adalah 60% dan meningkat pada
Tabel : 4.9 Data hasil belajar peserta didik
siklus II dengan persentase ketuntasan hasil
kelas XAK-1
belajar peserta didik pada siklus II telah
B. Pembahasan
memenuhi indikator keberhasilan yang telah
1. Pembahasan peningkatan ketuntasan
ditetapkan yaitu 75% dengan demikian
hasil belajar simulasi dan komunikasi
pembelajaran dalam penelitian ini telah
digital.
berhasil.
Pembelajaran simulasi digital pada
Analisis deskriptif rata-rata hasil tes materi pengolah kata dengan menerapkan
siklus I siklus II model pembelajaran quantum teaching pada
Statistik deskriptif rata-rata hasil belajar peserta didik kelas X AK-1 SMK YPLP
peserta didik siklus I dan siklus II PGRI 1Makassaar telah dilaksanakan sesuai
Berdasarkan Tabel 4.8, dapat dengan prosedur yang direncanakan.
dikemukakan bahwa siklus I dan siklus Pembelajaran tersebut berlangsung selama
hasil peserta didik kelas X AK-1 dengan dua siklus atau sebanyak 6 kali pertemuan,
rata-rata hasil belajar 67,33% peserta didik dalam setiap siklus berlangsung 3 kali
Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)
pertemuan dengan setiap pertemuan peserta didik yang masuk kategori tuntas
penyajian materi dan diskusi serta satu kali dengan persentase 76,66% sedangkan
pertemuan di akhiri dengan tes akhir setiap jumlah peserta didik yang masuk kategori
siklus. Berdasarkan hasil analisis deskriptif tidak tuntas sebanyak 7 peserta didik
siklus I menunjukkan bahwa untuk kategori dengan persentase 23,33%. Oleh karena itu,
peseta didik yang tidak tuntas adalah 11 adapun tindak lanjut yang dilakukan yaitu
peserta didik dengan persentase 40% mengadakan remedial dengan membahas
sedangkan jumlah peserta didik yang tuntas kembali materi yang belum dipahami
adalah 19 peserta didik dengan persentase kemudian memberikan sola terkait materi
60% hal ini belum memenuhi indikator yang telah di bahas. Berdasarkan hasil tes
keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu belajar peserta didik, persentase ketuntasan
75% sehingga penelitian dilanjutkan pada secara klasikal pada siklus II telah
siklus II. memenuhi indikator keberhasilan yang telah
Ketidaktuntasan hasil belajar peserta di tetapkan yaitu 75% sehingga
didik dipengaruhi oleh beberapa aktivitas pembelajaran atau penelitian dianggap telah
peserta didik yang tidak mendukung selama berhasil.
proses pembelajaran berlangsung dikelas Hal ini menunjukkan bahwa model
diantaranya adalah peserta didik yang pembelajaran quantum teaching dapat
kurang aktif bertanya apabila menemukan meningkatkan hasil belajar peserta didik.
kesulitan dalam memahami materi Secara kuantitatif antara siklus I dan siklus
pembelajaran, peserta didik yang tidak II terjadi peningkatan ketuntasan belajar
mendukung selama proses pembelajaran simulasi digital kelas X AK-1 SMK YPLP
berlangsung dikelas diantaranya adalah PGRI 1 Makassar.
peserta didik yang kurang aktif bertanya 2. Peningkatan aktivitas peserta didik
apabila menemukan kesulitan dalam dari siklus I ke siklus II
memahami materi pembelajaran, peserta Hasil analisis secara kualitatif
didik tidak memperhatikan penjelasan guru, peserta didik kelas X AK-1 YPLP PGRI 1
dan peserta didik keluar masuk ruangan Makassar dari siklus I ke siklus II
sesukanya, ribut di saat pembelajaran peningkatan peserta didik yang hadir pada
berlangsung serta saling mengganggu saat proses pembelajaran pada pertemuan
teman-teman lainnya, sehingga tidak focus pertama 96% dan pertemuan kedua 100%
dalam proses pembelajaran. dan ketiga 100%
Pada siklus II ketuntasan belajar yang 3. Peningkatan aktivitas guru dari siklus
dicapai oleh peserta didik sebanyak 23 I ke siklus II
Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)
dengan persentase 67,33% tetapi hal belajar dan dengan menggunakan model
tersebut belum memenuhi indikator pembelajaran
keberhasilan dan KKM yang telah Peningkatan hasil belajar yang terjadi
ditetapkan. Untuk itu perlu diadakan dari siklus I ke siklus II dikarenakan model
tindakan siklus II untuk lebih meningkatkan pembelajaran quantum teaching yang
hasil belajar peserta didik dan untuk diterapkan. Model pembelajaran tersebut
memenuhi indikator keberhasilan yang telah berpengaruh terhadap hasil belajar peserta
ditetapkan. Dari hasil tes evaluasi tindakan didik dikarenakan adanya cara belajar yang
siklus II pada tabel peserta didik yang baru dalam pembelajaran yang dapat menarik
dinyatakan tuntas sebanyak peserta didik perhatian peserta didik. Strategi pembelajaran
dengan persentase 76,66% merupakan perpaduan dari urutan kegiatan,
cara mengorganisasikan materi pelajaran
Berdasarkan hasil observasi tindakan
peserta didik, peralatan dan bahan, dan waktu
siklus I masih banyak peserta didik yang
yang digunakan dalam proses pembelajaran
malu bertanya dan menjawab pertanyaan
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
lisan dari pendidik selain itu peserta didik
telah ditentukan.
masih kurang percaya diri dalam
Pembelajaran model quantum teaching
mengemukakan pendapatnya dan menjawab
pembelajaran adalah pembelajaran yang
soal-soal yang diberikan. Kendala lain
berorientasi kepada peserta didik.
suasana kelas yang ribut, hal ini dikarenakan
Pembelajaran quantum teaching merupakan
banyak peserta didik yang melakukan
rangkaian tahap-tahap kegiatan yang
aktivitas diluar pembahasan seperti
diorganisasi sedemikian rupa sehingga
membahas hal lain di luar topik
peserta didik berperan aktif untuk dapat
pembelajaran, mengganggu teman ataupun
menguasai kompetensi-kompetensi yang
bermain handphone. Pada tindakan siklus II
harus dicapai dalam tujuan pembelajaran.
jumlah peserta didik yang aktif dikelas
Berdasarkan hasil observasi dan hasil
meningkat, jumlah peserta didik yang aktif
evaluasi selama tindakan siklus I dan siklus II
dikelas meningkat, selain itu kegaduhan
dapat dilihat dari hasil belajar peserta didik
dalam kelas sudah berkurang sehingga proses
yang mengalami peningkatan setelah
belajar menngajar menjadi lancar, hal ini
menerapkan model pembelajaran quantum
didukung oleh hasil penelitian yang
teaching.
dilakukan menyimpulkan bahwa
menggunakan model pembelajaran dan
quantum teaching dapat meningkatkan hasil
Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan 26,66 % (8 dari 30 peserta didik) dan yang
bahwa :
1. Penerapan model pembelajaran quantum tidak tuntas dengan persentase 73,33% (22
teaching dapat meningkatkan hasil belajar dari 30 peserta didik ). Post test pada siklus
peserta didik pada mata pelajaran simulasi I diperoleh ketuntasan secara klasikal
dan komunikasi digital kelas X SMK YPLP sebesar 60 % (11 dari 30 peserta didik) dan
PGRI 1 Makassar . hasil penelitian yang yang tidak tuntas dengan persentase 40%
berlangsung selama dua siklus, dapat (19 dari 30 peserta didik). Kemudian pada
hasil belajar dengan penerapan metode secara klasikal sebesar 76,66% (23 dari 30
pembelajaran quantum teaching pada peserta didik), dan jumlah peserta didik
peserta didik kelas X AK-1 SMK YPLP yang tidak tuntas yaitu 23,33% (7 dari 30
penelitian tindakan kelas (PTK) hasil klasikal pada siklus II yaitu 76,66% dan
penelitian berlangsung selama dua siklus, telah mencapai indikator keberhasilan yang
peserta didik kelas X AK-1di SMK YPLP a. Peserta didik masing kurang yang
ketuntasan peserta didik sekitar 26,66% atau dan memberikan jawaban terhadap soal-
sekitar 8 Peserta didik dan siklus II sebesar soal yang diberikan oleh kelompok
76,66 % atau sekitar 22 peserta didik. penyaji, dikarenakan peserta didik tidak
2. Hasil belajar peserta didik sebelum memiliki rasa percaya diri untuk
b. Masih banyak peserta didik yang malu mata pelajaran simulasi dan komunikasi
dari pendidik pada saat pembelajaran 3. Bagi peneliti selanjutnya disarankan agar
didik tersebut untuk mempelajari materi hasil belajar peserta didik di jurusan lain
melakukan aktivitas lain disaat proses Agustin UW, 2011. Penilaian Perkembangan
Anak Usia Dini. Bandung: Refika
pembelajaran berlangsung seperti Aditama.
Ahmadi, 2005. Faktor-faktor yang
mengobrol hal di luar pembahasan, Mempengaruhi Interaksi Belajar
Mengajar. Bandung: Pustaka Setia
bermain handphone atau kegiatan yang .
Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran.
tidak penting lainnya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penilaian
A. Saran Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
PT.Rineka Cipta.
Berdasarkan kesimpulan yang telah
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penilaian
diuraikan diatas, maka dikemukakan
Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
beberapa saran sebagai berikut : Rineka Cipta.
1. Diharapkan bagi pendidik agar
Berliner. Dkk. 1981. Macam-macam Metode
Pembelajaran.
menggunakan model pembelajaran
Darsono. 2000. Belajar dan Pembelajaran.
quantum teaching sebagai salah satu
Semarang: IKIP Press
alternatife untuk meningkatkan hasil
De porter Bobbi & Hernacky. 2001. Quantum
Learning. Membiasakan Belajar
belajar peserta didik.
Nyaman dan Menyenangkan. Bandung:
Kaifa.
2. Bagi peserta didik diharapkan dapat
Dimyati, Mudjiono. 2006. Belajar dan
memberikan dampak positif terhadap
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
kualitas belajar baik pada proses
Haling, Abdul. Belajar dan pembelajaran.
Makassar: Badan penerbit UNM.
pembelajaran maupun hasil belajar pada
Helmi Tang : Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
kelas X AK-1 di SMK YPLP PGRI 1 Makassar (Juli 2019)