Anda di halaman 1dari 38

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA

TERHADAP PERBANDINGAN KINERJA LAPORAN KEUANGAN

PADA PT. BPRS BHAKTI SUMEKAR CABANG PAMEKASAN

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Oleh :

ANIS MAULANA

2015.22.00.30

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MADURA PAMEKASAN

2019

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1
2

PT. BPRS Bhakti Sumekar Cabang Pamekasan adalah sebuah

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten Sumenep. PT. BPRS

Bhakti Sumekar berkantor pusat di Sumenep dengan satu cabang di

Pamekasan. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Bhakti Sumekar

Cabang Pamekasan adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha

berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan

jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sehingga kualitas pelayanan menjadi

komponen utama karena produk-produk utama bank yaitu kredit,

merupakan satu penawaran yang tidak berbeda dan pelayanan bank juga

mudah ditiru. Oleh karena itu, persaingan akan sangat dipengaruhi oleh

kemampuan bank dalam memberikan pelayanan terbaik dan bermutu

dalam memenangkan hati pelanggan dalam mempertahankan nasabah di

tengah kompetisi berbagai produk perbankan saat ini.

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Bhakti Sumekar Cabang

Pamekasan dapat berupaya menunjukkan kualitas pelayanannya melalui

bukti fisik. Jika bank ingin mempertahankan nasabahnya agar tidak pindah

ke bank lain, maka Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Bhakti

Sumekar Cabang Pamekasan mewujudkan strategi melalui kesiapan

sumber daya manusia yang ada di dalam bank tersebut dalam melayani

pelanggan atau calon pelanggan. Sumber daya manusia yang ada dalam

suatu perusahaan adalah manusia yang turut berperan di dalamnya

yaitu karyawan. Melihat dari kondisi tersebut hal ini tentunya tidak

terlepas dari sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan sebagai salah
3

satu faktor yang mendukung setiap kagiatan dan keputusan yang di ambil

manajemen dalam perusahaan untuk mewujudkan peningkatan kinerja

yang terus menerus dan berkesinambungan guna mewujudkan tujuan

perusahaan.

Sumber Daya Manusia (SDM) memiliki peran penting dalam

perkembangan dunia usaha untuk menjalankan operasional perusahaan.

Kualitas sumber daya manusia dalam setiap organisasi perusahaan

menentukan kesuksesan dalam pencapaian setiap tujuan perusahaan

tergantung dari masing-masing jenis perusahaan. Banyak organisasi yang

ada pada dasarnya berpendapat bahwa SDM merupakan bagian dari

asset organisasi, karena SDM yang dimilikinya telah terbukti mampu

meningkatkan kinerja organisasi tersebut. Selama ini telah banyak

organisasi besar menyadari sepenuhnya peranan dominan sumber daya

manusia sebagai salah satu faktor utama penunjang keberhasilan

organisasi.

Menurut Islahuzaman, 2006 (dalam Kambey, 2015:1) Sumber daya

manusia merupakan salah satu sumber daya yang tidak dapat dilepaskan

dari pengelolaan suatu bisnis. Keberadaan sumber daya ini merupakan

suatu keharusan bagi setiap bisnis. Manusia dalam keberadaannya pada

suatu bisnis memegang peranan yang sangat penting, baik dalam

pelaksanaan maupun dalam pencapaian target dari bisnis itu sendiri.

Sedangkan Menurut (Sofyandi, 2008:52) Sumber daya manusia

merupakan salah satu sumber daya yang terdapat dalam organisasi.


4

Timbulnya kebutuhan akan profesionalisme untuk membantu organisasi

dalam melaksanakan tujuannya menunjukkan semakin berperannya

sumber daya manusia dalam mencapai keberhasilan perhatian terhadap

manajemen SDM.

Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam

proses pencapaian tujuan perusahaan, yaitu menghasilkan laba

maksimum untuk jangka panjang. Salah satu sumber daya organisasi

yang memiliki peran penting dalam mencapai tujuannya adalah sumber

daya manusia. Oleh karena itu peran manusia dalam kompetisi baik

jangka panjang maupun jangka pendek dalam agenda bisnis suatu

organisasi harus memiliki nilai lebih dibandingkan dengan organisasi

lainnya.

Beberapa tahun terakhir, telah terjadi perkembangan pemikiran yang

luar biasa dalam bidang manajemen sumber daya manusia (SDM).

Perusahaan tidak lagi dipandang sebagai faktor produksi yang bisa

dieksploitasi sedemikian rupa sebagaimana mesin atau faktor produksi

lain. Hal ini karena Sumber Daya Manusia mempunyai karakteristik yang

berbeda dengan faktor produksi lain. Karakteristik yang menjadikan

SDM berbeda adalah karena SDM secara kodrati dilengkapi dengan

perasaan dan harapan-harapan. Oleh karenanya, pemimpin/manajer

organisasi perusahaan dapat mengubah paradigma terhadap SDMnya

yaitu, SDM harus disikapi sebagai asset yang harus diberdayakan,

dikembangkan dan dijaga perasaan serta harapan-harapannya, agar SDM


5

selalu dapat meningkatkan motivasi kerja dan kinerjannya. Dan hingga

saat ini pun Ikatan Akuntan Indonesia belum mengeluarkan standar

akuntansi keuangan yang mengatur mengenai akuntansi sumber daya

manusia ini, meskipun seperti kita ketahui tidak jarang banyak sekali

perusahaan yang mengakui sumber daya yang dimilikinya sebagai aset

perusahaan, namun hingga saat ini pengakuan sebagai aset tersebut tidak

diikuti dengan pelaporan SDM itu sendiri sebagai aset dalam laporan

keuangan perusahaan.

Menurut Komite American Accounting Association Akuntansi Sumber

Daya Manusia adalah sebagai proses identifikasi dan pengukuran data

mengenai sumber daya manusia serta pengkomunikasian informasi ini ke

pihak-pihak yang berkepentingan, Ikhsan (2008:72). Berdasarkan

pendekatan akuntansi sumber daya manusia tersebut pengeluaran atas

SDM diperlakukan sebagai investasi pada manusia yang akan dilaporkan

sebagai aset di laporan keuangan perusahaan. Dalam pendekatan akuntansi

SDM, tidak semua pengeluaran terhadap sumber daya manusia

diperlakukan sebagai beban pada tahun berjalan melainkan sebagai

investasi. Akuntansi sumber daya manusia lebih cenderung

memperlakukan pengeluaran tersebut sebagai pengeluaran investasi yang

akan memberikan nilai manfaat ekonomis kepada perusahaan dimasa

mendatang. Pengeluaran tersebut akan dilaporkan sebagai aset di laporan

posisi keuangan perusahaan. Oleh karenanya dengan penerapan akuntansi

sumber daya manusia tersebut diharapkan dapat memberikan informasi


6

mengenai biaya dan nilai SDM yang dimiliki perusahaan sehingga dapat

berguna dalam pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang

berkepentingan terutama bagi pihak manajemen dalam perusahaan.

Penelitian terkait Akuntansi Sumber Daya Manusia telah di lakukan

oleh Wulan (2016), berpendapat bahwa “Bagi suatu perusahaan secara

keseluruhan sumber daya manusia merupakan kekayaan yang sangat

berharga. Kehilangan atau kepindahan sumber daya manusia yang

profesional bagi suatu perusahaan merupakan suatu kerugian yang besar

karena hal tersebut akan membuang biaya yang telah dikeluarkan oleh

perusahaan untuk membina atau mendidik sumber daya manusia yang

diperolehnya itu. Kerugian lainnya adalah hilangnya kesempatan

memanfaatkan sumber daya manusia tersebut untuk meningkatkan

keuntungan yang bisa diperoleh perusahaan yang mungkin dapat juga

mengancam kelangsungan hidup perusahaan yang belum mempunyai

sistem perekrutan serta pendidikan sumber daya manusia yang baik”.

Akuntansi sumber daya manusia diakui sebagai aktiva, penentuan

biaya yang diinvestasikan dan hubungannya dengan biaya-biaya hasil

pakai, dan menyediakan ketelitian ekonomi tentang nilai sumber daya

manusia dalam organisasi. Penerapan Akuntansi Sumber Daya Manusia

sangat penting bagi perusahaan. Oleh karena itu, peneliti mengadakan

penelitian untuk menerapkan konsep tersebut sebagai bahan acuan untuk

pemenuhan Akuntansi Sumber Daya Manusia pada PT.BPRS Bhakti

Sumekar Cabang Pamekasan, dengan demikian peneliti tertarik untuk


7

meneliti dengan judul Analisis Penerapan Akuntansi Sumber Daya

Manusia terhadap Perbandingan Kinerja Laporan Keuangan pada

PT.BPRS Bhakti Sumekar Cabang Pamekasan.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Penerapan Akuntansi Sumber Daya Manusia pada PT.

BPRS Bhakti Sumekar Cabang Pamekasan?

2. Apakah Ada Perbedaan Kinerja Laporan Keuangan Sebelum Dan

Sesudah Menerapkan Akuntansi Sumber Daya Manusia pada PT. BPRS

Bhakti Sumekar Cabang Pamekasan?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk Mengetahui Penerapan Akuntansi Sumber Daya Manusia pada

PT.BPRS Bhakti Sumekar Cabang Pamekasan.

2. Untuk Mengetahui Perbedaan Kinerja Laporan Keuangan Sebelum Dan

Sesudah Menerapkan Akuntansi Sumber Daya Manusia pada PT.BPRS

Bhakti Sumekar Cabang Pamekasan.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta dapat

mengaplikasikan dan merefleksikan teori yang telah di dapat selama

perkuliahan. Sebagai perluasan pemikiran untuk menamabah ruang

lingkup pengetahuan dan pemahaman penulis terkait akuntansi sumber

daya manusia serta penerapannya dalam praktek. Selain itu, penelitian


8

ini diharapkan mampu untuk memberikan gambaran mengenai

akuntansi sumberdaya manusia.

2. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan pertimbangan dalam membuat keputusan mengenai

pengembangan perusahaan, perencanaan, pengendalian sumber daya

manusia, kebijakan-kebijakan lain tentang alokasi, pemeliharaan, dan

kompensasi ketenagakerjaan.

3. Bagi Perguruan Tinggi Universitas Madura

Dengan penelitian diharapkan dapat menambah referensi bahan bacaan

(studi pustaka) ataupun guna sebagai acuan penelitian selanjutnya

dalam pengembangan dan peningkatan sistem pelayanan pada

perguruan tinggi Universitas Madura.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Wulan R. (2016) tentang “Analisis Penerapan Akuntansi Sumber

Daya Manusia terhadap Perbandingan Kinerja Laporan Keuangan pada

PT. BPRS Mitra Harmoni Malang” Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui perbandingan kinerja keuangan (rasio profitabilitas)

sebelum dan setelah menerapkan Akuntansi Sumber Daya Manusia

pada PT. BPRS Mitra Harmoni Malang. Perbandingan kinerja

keuangan (rasio profitabilitas) sebelum dan setelah menerapkan

Akuntansi Sumber Daya Manusia dilakukan dengan metode penelitian

deskriptif kuantitatif. Hasil menunjukkan bahwa rata-rata analisis rasio

keuangan sebelum dan setelah penerapan Akuntansi Sumber Daya

Manusia adalah sama (identik) yang berbanding terbalik dengan

perbandingan rasio keuangan sebelum dan setelah penerapan Akuntansi

Sumber Daya Manusia.

Hardiansyah (2009) tentang “Analisis Simulasi Penerapan

Akuntansi Sumber Daya Manusia terhadap Perbandingan Kinerja

Laporan Keuangan Pada Bank Panin” bertujuan untuk mengetahui hasil

laporan keuangan sebelum dan sesudah menerapkan akuntansi SDM.

Dengan demikian, dapat dilihat bank-bank yang ada di Indonesia

termasuk juga Bank Panin, tidak menetapkan sumber daya manusia

menjadi aktiva di dalam laporan keuanannya, melainkan menetapkannya

9
10

sebagai beban atau biaya. Penelitian ini termasuk jenis penelitian

deskriptif kuantitatif. Oleh karena itu, Hardiansyah mencoba menerapkan

akuntansi sumber daya manusia dalam akuntansi konvensional, dan hasil

dari penerapan akuntansi sumber daya manusia adalah timbulnya akun

baru berupa aktiva SDM dan amortisasi SDM.

Purnama, dkk (2015) tentang ”Penerapan Akuntansi Sumber Daya

Manusia dan Kinerja Keuangan pada PT. Bank Mandiri tbk”. Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan PT. Bank Mandiri

sebelum dan sesudah penerapan akuntansi sumber daya manusia dan

apakah kinerja keuangan PT. Bank Mandiri Tbk. berbeda secara

signifikan antara sebelum dan sesudah penerapan akuntansi sumber daya

manusia. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Hasil dari

penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa kinerja keuangan yang

dihitung dengan rasio profitabilitas kemudian di Uji T, adalah secara

umum mengalami peningkatan dan berbeda secara signifikan, hal ini

disebabkan nominal beban pendidikan dan pelatihan pada PT. Bank

Mandiri Tbk. cukup besar, sehingga kapitalisasi dari beban tersebut

mempengaruhi laba perusahaan dan juga akun-akun yang lainnya.

Setelah diterapkannya akuntansi sumber daya manusia pada laporan

keuangan perusahaan. Terjadi peningkatan kinerja dari masing – masing

periode yang dijadikan penelitian (2010 s/d 2014). Dengan adanya

peningkatan kinerja tersebut, maka rasio profitabilitas perusahaan secara

otomatis juga mengalami peningkatan.


11

Michael (2015) tentang “Analisis Akuntansi Sumber Daya

Manusia Sebagai Asset Entitas (Studi Kasus Pada PT. Sinar Purefoods

International Bitung)”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

penerapan akuntansi sumber daya manusia perlu diperlakukan sebagai

asset dan dampak perlakuan tersebut terhadap kinerja PT. Sinar

Purefoods International Bitung Penelitian yang dilakukan adalah

penelitian deskriptif kualiitatif. Jenis data yang digunakan adalah

data sekunder. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

teknik dokumentasi dan teknik wawancara dan observasi. Metode analisa

data adalah metode kualitatif dan kuantitatif yaitu dengan

mengumpulkan, mengolah, menggambarkan keadaan obyek penelitian

pada saat sekarang berdasarkan fakta yang tampak atau sebagaimana

adanya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, penerapan

akuntansi sumber daya manusia perlu diterapkan dalam perusahaan

karena akan meningkatkan kinerja perusahaan. Hal ini dapat dilihat

melalui peningkatan NPM dan ROA dengan penggunaan akuntansi

sumber daya manusia.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Sumber Daya Manusia

Istilah sumber daya manusia (human resources) merujuk

kepada orang-orang yang ada di dalam organisasi. Istilah ini

merupakan kekayaan yang dimiliki seseorang yang bersumber

dari dalam dirinya. Sumber daya tersebut dapat berupa


12

pengetahuan, kemampuan, keterampilan, bakat, kepemimpinan

dan lain-lain. Arti penting sumber daya manusia bermuara pada

kenyataan bahwa manusia merupakan elemen yang selalu ada

pada perusahaan.

Jenis sumber daya dapat dikelompokkan ke dalam

sumber daya yang berasal dari bakat alamiah seseorang namun

ada juga sumber daya yang datang dari proses pendidikan dan

kebiasaan mengerjakan sesuatu. Dalam hubungannya dengan

perusahaan, sumber daya manusia dari para pekerja merupakan

nilai yang tak terhitung harganya. Sebab keberlanjutan siklus

hidup perusahaan bergantung pada kemampuan manusia yang ada

di dalamnya, bukan bergantung pada roda mesin yan dijalankan

perusahaan. Kalau dirinci secara lebih spesifik, aktor dibalik

keberhasilan maupun kegagalan sebuah perusahaan adalah

manusia. Jadi, manusialah penentu diperusahaan. Untuk itu,

penghargaan atas kekayaan sumber daya manusia yang ada pada

perusahaan mutlak untuk diakui (Ikhsan, 2008:2-3).

2.2.2. Pengertian Akuntansi Sumber Daya Manusia

Menurut (Harahap, 2013:424) Akuntansi Sumber Daya

Manusia mencoba mencatat pengeluaran untuk sumber daya manusia

sebagai investasi atau aktiva bukan sebagai biaya (terkecuali

pengeluaran minor tertentu yang dikelompokkan langsung sebagai

biaya).
13

The Committee on Human Resources Accounting dan AAA

Belkaoui, 1985 (dalam Harahap, 2013:376), mendefinisikan bahwa:

“Proses mengidentifikasikan dan mengukur data tentang sumber

daya manusia dan menyampaikan informasi ini kepada mereka yang

berkepentingan.”

Ada 3 fungsinya: (1) sebagai kerangka kerja untuk membantu

pengambilan keputusan didalam SDM, (2) memberikan informasi

kuantitatif tentang biaya dan nilai SDM sebagai unsur organisasi,

dan (3) memotivasi manajer mengadopsi informasi SDM dalam

pengambilan keputusan yang menyangkut orang.

Belkaoui (1995) dalam Harahap (2013:424) mendefinisikan

akuntansi SDM sebagai suatu proses mengidentifikasi, mengukur

data tentang SDM dan mengkomunikasikan informasi ini kepada

pihak yang berkepentingan.

Akuntansi Sumber Daya Manusia telah didefinisikan oleh

Komite Akuntansi Sumber Daya Manusia dari American

Accounting Association Committee sebagai suatu proses identifikasi

dan pengukuran data mengenai sumber daya manusia serta

pengkomunikasian informasi ini ke pihak-pihak yang

berkepentingan. Di lain pihak Frederiksen dan Westpalen mengatakan

bahwa akuntansi sumber daya manusia adalah tentang pengukuran nilai

sumberdaya manusia di dalam perusahaan termasuk bagian-bagian

laporan yang menggambarkan isu-isu seperti biaya-biaya dan


14

keuntungan-keuntungan dari pelatihan, keberpindahan karywan, ketidak

hadiran, nilai pengetahuan karyawan, dan lain-lain (Ikhsan, 2008:72.)

Akuntansi sumber daya manusia (Human Resource

Accounting) meliputi konsep sumber daya manusia sebagai aktiva,

penentuan biaya yang diinvestasikan dan hubungannya dengan

biaya-biaya hasil pakai, estimasi dan menyediakan ketelitian

ekonomi tentang nilai sumber daya manusia dalam organisasi

(Brummed, R. Lee, 1995: 2). Sedangkan menurut Lako (1995:5):

Akuntansi sumber daya manusia adalah sebuah proses

pengidentifikasi dan pengukuran data tentang sumber daya manusia

dan pengomunikasiannya atas informasi-informasi yang termasuk

di dalamnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan).

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

akuntansi sumber daya manusia dapat diartikan sebagai suatu

proses pengukuran dan pelaporan biaya serta nilai manusia sebagai

sumber daya organisasi dan pelaporan hasil-hasilnya kepada pihak

yang berkepentingan. Dengan demikian pada proses akuntansi

sumber daya manusia terkadang unsur pengukuran, pelaporan, data

tentang manusia dan organisasi. Data tentang manusia dalam hal ini

berupa biaya-biaya untuk seleksi, penerimaan, pelatihan dan

pengembangan kemampuan pegawai serta informasi lainnya yang

berupa tingkat pendidikan, pengalaman, usia, keadaan kesehatan

dan lain sebagainya.


15

2.2.3. Asumsi Dasar Akuntansi Sumber Daya Manusia

Davidson and Weil (1978) dalam Ikhsan (2008:66),

mengatakan asumsi dasar akuntansi sumber daya manusia adalah

sebagai berikut :

1. Manusia adalah sumber daya organisasi yang bernilai.

2. Pengaruh dari gaji manajemen.

3. Keperluan atas informasi sumber daya manusia.

Pada dasarnya ada beberapa asumsi yang mendasari

munculnya konsep akuntansi sumber daya manusia. Asumsi-

asumsi tersebut adalah sebagai berikut : “Manusia adalah sumber

daya organisasi yang sangat bernilai, nilai sumber daya manusia

dipengaruhi oleh gaya manajemen dalam sebuah organisasi, dan

kebutuhan akan pentingnya informasi- informasi tentang sumber

daya manusia” (Amin Widjaja Tunggal, 1994: 7 dalam Wulan,

2016).

2.2.4. Ruang Lingkup Akuntansi Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia sangat berbeda dengan aktiva

perusahaan yang lainnya, dimana ia memiliki kemampuan fisik dan

kemampuan untuk menghasilkan keuangan perusahaan. Secara

skematis Flamholtz (1974) Harahap (2013:426) menemukan elemen

sumber daya manusia meliputi sebagai brikut:


16

Human Resource Accounting


(HRA)

Human Resourcee Cost Human Rsource Value


Accounting (HRCA) Accounting (HRVA)

Personnel Cost Human Assets

(Sumber: Harahap, 2013:426)

1. Human Resource Cost Accounting (HRCA) adalah

pengukuran dan pelaporan biaya yang timbul untuk pencarian,

pengembangan dan penggantian tenaga sebagai sumberdaya

organisasi.

Dalam hal ini terdapat dua jenis cost berkenaan dengan HRCA

ini, yaitu:

a. Personal Cost Accounting adalah biaya yang berhubungan

dengan fungsi proses manajeman personalia dalam pencarian

dan pengembangan sumberdaya manusia.

b. Human Assets Accounting mencakup Cost manusia itu sendiri

dimasukkan sebagai human resource dari suatu perusahaan.

2. Human Resource Value Accounting (HRVA)

Pengertian value di sini adalah present value of future service.

expected to provide.
17

2.2.5. Tujuan Akuntansi Sumber Daya Manusia

Flamholtz, 1985 (dalam Ikhsan, 2008:67), menyatakan

bahwa tujuan dari penerapan akuntansi sumber daya manusia

adalah:

1. Menyediakan kerangka kerja untuk membantu manajer dalam

menggunakan sumber daya manusia secara efektif dan efisien.

2. Menyediakan informasi yang dibutuhkan bagi pengguna

dalam memperoleh, mengembangkan, menempatkan,

mengkonversi, menggunakan, mengevaluasi dan menghargai

sumber daya manusia.

3. Menyediakan alat ukur biaya dan nilai dari manusia bagi

organisasi untuk digunakan dalam pengambilan keputusan.

4. Memotivasi manajer untuk menghargai akibat pengambilan

keputusan usaha atas sumberdaya manusia.

Sedangkan tujuan dari akuntansi sumber daya manusia

menurut Mc Rae 1974 (dalam Ikhsan, 2008:66) adalah sebagai:

1. Informasi Kuantitatif, memberkan informasi kuantitatif atas

sumber daya manusia dalam suatu organisasi yang dapat

digunakan manajemen dan investor dalam pengambilan

keputusan.

2. Metode Penilaian, memberikan metode penilaian dalam

keuntungan sumber daya manusia.


18

3. Teori dan Model, memberikan suatu teori dan variable-variabel

yang relevan untuk menjelaskan nilai manusia terhadap

organisasi formal yang mengidentifikasi variable-variabel yang

relevan serta mengembangkan model yang ideal dalam

pengelolaan sumber daya manusia.

2.2.6. Metode Pengukuran Akuntansi Sumber Daya Manusia

Berdasarkan Pandangan Dari Segi Biaya (Cost Based)

Pandangan dari segi biaya (cost based) secara luas bahwa

“pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan yang telah

terjadi ataupun yang kemungkinan akan terjadi dimasa yang akan

datang”. Konsep yang digunakan dalam metode pengukuran dari

akuntansi sumber daya manusia meliputi: (Mulyadi : 2000)

a. Mencari investasi sumber daya manusia melalui proses

kapitalisasi.

b. Mencatat bagian dari kapitalisasi yang telah dikonsumsi dengan

menggunakan metode amorisasi yang di tentukan.

c. Mencatat dan mengakui kerugian bila keahlian dari pengetahuan

sumber daya manusia tidak dapat mengikuti perkembangan

teknologi atau mengakui kerugian akibat perputaran yang tinggi.

d. Melaporkan dan membicarakan dengan pihak-pihak yang

berkepentingan mengenai perubahan dan kondisi investasi

akuntansi sumber daya manusia.


19

Aktiva manusia harus dikapitalisasi seperti aktiva lainnya

yang mempunyai manfaat lebih dari satu tahun atau satu periode

akuntansi, mencatat bagian dari kapitalisasi yang telah terpakai

dengan menggunakan metode amortisasi tertentu. Adapun Metode

pengukuran dari segi biaya adalah sebagai berikut: (Mulyadi : 2000)

1. Metode pengukuran non moneter.

Metode pengukuran non moneter pada human resource

accounting (HRA) menggunakan variabel-variabel tertentu dalam

menyajikan informasi mengenai nilai sumber daya manusia,

seperti inventarisasi keterampilan dan kemampuan pekerja, dan

pengukuran sikap atau tingkah lakunya. Pengukuran ini lebih

relevan digunakan untuk pihak intern terutama untuk mengukur

prestasi kerja level manajemen dari tingkat bawah sampai tingkat

atas.

2. Metode pengukuran moneter.

Metode pengukuran moneter Human Resource Accounting

dengan menggunakan Human Resource Cost Accounting

(HRCA). “Human Resource Cost Accounting merupakan metode

pengukuran HRA yang mengukur dan melaporkan seluruh biaya

yang timbul untuk pencarian, pengembangan dan pengantian

tenaga sebagai sumber daya organisasi” Amin dalam Tunggal

(1994). Pada dasarnya metode HRCA ini terdapat dua metode

pengukuran yaitu sebagai berikut:


20

a. Metode Biaya Historis (Historical Cost of Human Resource),

metode ini menghitung dan mengkapitalisasi seluruh biaya

yang berkaitan dengan penerimaan dan pengembangan sumber

daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan yang selanjutnya

diadakan pengamortisasian biaya-biaya tersebut selama

estimasi umur manfaat yang diharapkan dari aktiva tersebut,

dan dengan mengakui kerugian penghapusan aktiva atau

mempertinggi nilai aktiva bila terdapat tambahan biaya yang

dapat memperbesar manfaat potensi aktiva.

b. Metode Biaya Pengganti (Replacement Cost of Human

Resource), metode ini terdiri dari penaksiran biaya pengganti

sumber daya manusia yang sudah ada dalam perusahaan,

biaya-biaya tersebut akan meliputi biaya penerimaan pegawai,

penyeleksian, penggajian, pendidikan dan pelatihan,

penempatan, dan pengembangan karyawan baru untuk

mencapai tingkat keterampilan yang ada. Keunggulan utama

metode ini adalah metode ini merupakan suatu pengganti yang

baik bagi nilai ekonomi aktiva karena berdasarkan

pertimbangan pasar untuk menentukan hasil akhir. Hasil akhir

ini umumnya dimaksudkan untuk secara konseptual sebagai

ekuivalen dengan nilai ekonomis seseorang. Namun pada

metode biaya pengganti terdapat beberapa kelemahan, antara

lain:
21

1. Suatu perusahaan mungkin mempunyai seorang karyawan

yang nilainya dianggap lebih besar dari pada biaya

pengganti untuknya.

2. Kemungkinan tidak ada pengganti yang sepadan untuk

suatu aktiva manusia tertentu.

3. Setiap manajer yang diminta untuk menaksir biaya

pengganti seluruh organisasi manusia kemungkinan akan

kesulitan untuk melaksanakan dan manajer yang berbeda

akan memperoleh taksiran yang berbeda pula.

2.2.7. Penetapan Akuntansi Sumber Daya Manusia Sebagai Aktiva

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam PSAK no. 19

mengidentifikasikan “Aset adalah sumber daya yang dikendalikan

oleh perusahaan sebagai akibat peristiwa masa lampau dan bagi

perusahaan diharapkan akan menghasilkan manfaat ekonomis di

masa depan”.

Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) melalui PSAK No. 16

memberikan definisi Aktiva Tetap sebagai berikut:

Aktiva tetap adalah aktiva berujud yang diperoleh dalam

bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang

digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk

dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai

masa manfaat lebih dari satu tahun.”


22

Berdasarkan definisi aktiva diatas terutama mengenai aktiva

tetap, terlihat kelemahan dari akuntansi tradisional yang dirancang

untuk menilai semua aktiva yang dimiliki perusahaan, seperti tidak

diukurnya dan dinilainya aktiva sumber daya manusia dengan alasan

aktiva manusia bukan aktiva yang bertahan lama dan sangat

berpindah sehingga sulit untuk melalukan proses evaluasi dengan

menggunakan metode secara formal.

Para akuntan mengenal kontribusi sumber daya manusia

dengan membedakan antara nilai aktiva pada saat pembebanan dan

nilai aktiva pada konteks kelangsungan hidupnya. Konsep ini

memperjelas kedudukan sumber daya manusia sebagai suatu sumber.

Faktor yang mendukung kondisi perusahaan misalnya dalam

hubungannya saat perusahaan melakukan merger atau pada saat

adanya perubahan kepemilikan untuk kondisi tersebut akuntan makin

mengakui keberadaan manusia sebagai aktiva yang pengakuan akan

aktiva sumber daya manusia ini dalam bentuk diadakan

pengkapitalisasian dari biaya-biaya sumber daya manusia yang telah

dikeluarkan oleh perusahaan yang pada metode akuntansi

konvensional dijadikan biaya pada periode berjalan.

2.2.8. Pengembangan Akuntansi Sumber Daya manusia

Belkaoui 1995 (dalam Harahap 2005:376) mendefinisikan

akuntansi SDM sebagai suatu proses mengidentifikasi, mengukur

data tentang SDM dan mengkomunikasikan informasi ini kepada


23

pihak yang berkepentingan. Dari definisi ini terdapat tiga tujuan

akuntansi sumber daya manusia:

1. Mengidentifikasi nilai sumber daya manusia,

2. Mengukur biaya dan nilai manusia yang dikontribusikan kepada

perusahaan,

3. Mengkaji pengaruh pemahaman informasi ini dan dampaknya

pada perilaku manusia.

Di lain pihak, Belkaoui (1995) mengemukakan beberapa argument

yang mendukung keberadaan ASDM ini sebagai berikut :

1. Untuk bisa memenangkan strategi persaingan yang semakin

tajam

2. Dengan gelombang ketiga sebagaimana dikemukakan oleh

Alvin Toffler akuntansi SDM ini sangat berperan.

3. Konflik antara pemilik modal dan buruh.

4. Mendukung Empowerment Procces.

Usaha penerapan akuntansi sumber daya manusia

pada dasarnya merupakan pembangunan sistem akuntansi yang

berkaitan dengan SDM. Pada dasarnya hampir semua perusahaan

dapat menerapkan akuntansi sumber daya manusia dan untuk

tiap jenis perusahaan sistem yang dibutuhkan akan berbeda satu

sama lainnya. Namun apabila dikaji lebih jauh sebenarnya metode

akuntansi sumber daya manusia paling sesuai apabila diterapkan

di perusahaan yang bergerak dibidang jasa, dimana diperlukan


24

relatif banyak tenaga yang terampil dan berkemampuan tinggi

(Harahap 2005:376).

2.2.9. Kendala Pengembangan Akuntansi Sumber Daya Manusia

Sementara itu kendala atau masalah yang mungkin

ditemui dalam penerapan akuntansi sumber daya manusia dapat

berupa masalah teknis dan masalah konsep. Masalah teknis, berupa

akuntansi sumber daya manusia berdasar nilai boleh dikatakan

lebih berpotensi karena aspek teknis penilaian akuntansi sumber

daya manusia berdasarkan penilaian para ahli dari luar profesi

akuntan, seperti, Psikolog, Psikometrisian, dan lain sebagainya

(Suwarto,2006).

Akuntansi sumber daya manusia sebagai suatu konsep

sampai dengan sekarang ini belum dapat diterima sebagai suatu

GAAP (Generally Accepted Accounting Principles) atau prinsip-

prinsip yang berlaku umum, hal ini disebabkan karena adanya

syarat pengukuran suatu item tertentu sebagai suatu asset yang

diatur dalam FASB no.5 (Amin W. Tunggal,2004) yaitu: (1)

Measurement (dapat diukur) dan (2) Relevance dan reliability. Di

samping kendala-kendala di atas, ada juga beberapa ahli yang tidak

menyetujui diterapkannya konsep HRA, di antaranya:

a. (Gambling,1976) dalam buku Accounting for The Human

Factor Ia berargumentasi bahwa tidak mungkin untuk

memasukkan sumber daya manusia ke dalam neraca seperti


25

gedung dan bangunan pabrik. Ia juga berpendapat bahwa

kapitalisasi atas biaya rekrut dan pelatihan termasuk dalam

problema pengalokasian overhead.

b. (Mee,1982) dalam buku Accounting for The Human Factor Ia

berargumentasi bahwa human asset tidak dapat diuraikan dari

elemen- elemen yang lain dari suatu organisasi yaitu pegawai

berinteraksi dan mencapai efektivitas. Ia juga menambahkan

bahwa suatu organisasi tidak dapat mengontrol manusia sama

halnya dengan mengontrol asset fisik.

2.2.10. Pengertian Kinerja Keuangan

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007) kinerja

keuangan adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola dan

mengendalikan sumber daya yang dimilikinya. Jumingan

(2006:239) Kinerja keuangan merupakan kondisi yang

mencerminkan keadaan keuangan suatu perusahaan berdasarkan

sasaran, standar, dan kriteria yang ditetapkan. Hal ini sangat

penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam

menghadapi perubahan lingkungan. Berdasarkan tekniknya,

analisis keuangan dapat dibedakan menjadi 8 macam, yaitu

menurut (Jumingan, 2006):

1. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan

2. Analisis Tren (tendensi posisi)

3. Analisis Persentase per Komponen (common size)


26

4. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja

5. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas,

6. Analisis Rasio Keuangan

7. Analisis Perubahan Laba Kotor

8. Analisis Break Even

2.2.11. Analisis Rasio Keuangan

Menurut Jumingan (2006:242) “Analisis Rasio Keuangan

merupakan analisis dengan membandingkan satu pos laporan

dengan dengan pos laporan keuangan lainnya, baik secara individu

maupun bersama-sama guna mengetahui hubungan diantara pos

tertentu, baik dalam neraca maupun dalam laporan laba rugi”.

2.2.12. Jenis-jenis Rasio Keuangan

Menurut Dendawijaya (2009:118) Analisis rasio

rentabilitas (profitabilitas) bank adalah alat untuk

menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan

profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Untuk

melakukan pengukuran, rasio ini memeliki beberapa jenis rasio

yang masing-masing memiliki maksud dan tujuan tersendiri.

Adapun jenis-jenis rasio profitabilitas menurut Dendawijaya

(2009:118).

1. Net Profit Margin (NPM)

Menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan

menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu.Rasio


27

ini bisa dilihat secara langsung pada analisis common size untuk

laporan laba rugi (baris paling akhir).Rasio ini bisa di

interprestasikan juga sebagai kemampuan perusahaan menekan

biaya- biaya (ukuran efisiensi) di perusahaan pada periode

tertentu. Rasio Profit margin bisa dihitung sebgai berikut:

LabaBersi h
Net Profit Margin ¿ x 100%
Penjualan

Net profit margin yang tinggi menandakan kemampuan

perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan

tertentu.Profit margin yang rendah menandakan penjualan yang

rendah untuk tingkat biaya yang tertentu, atau biaya yang telalu

tinggi untuk tingkat penjualan yang tertentu, atau kombinasi dari

dua hal tersebut.

2. Return On Asset (ROA)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan

menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat assets yang

tertentu.ROA juga sering disebut sebagai ROI (Return on

Investment). Rasio ini bisa dihitung sebagai berikut:

LabaBersi h
ROA = x 100%
TotalAset

Rasio yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen aset,

yang berarti efisiensi manajemen.

3. Return On Equity (ROE)


28

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan

menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu.Rasio ini

merupakan ukuran prifitabilitas dari sudut pandang pemegang

saham. Rasio ROE bisa dihitung sebagai berikut:

LabaBersi h
ROE = x 100%
Modal Sa h am

4. Asset Utilization

Rasio ini digunakan untuk membandingkan efisiensi perusahaan

dari waktu ke waktu. Assets Utilization bisa dihitung sebagai

berikut:

Pendapatan Oprasional
AU= x 100%
Total Ast

5. Equity Multiplier

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

mendayagunakan ekuitas pemegang saham. Rasio ini juga bisa

diartikan sebagai beberapa porsi dari aktiva perusahaan yang di

biayai oleh pemegang saham. Semakin kecil rasio ini, berarti

porsi pemegang saham akan semakin besar, sehingga kinerjanya

semakin baik karena porsentase untuk pembayaran bunga

semakin kecil.

Total Aset
EM= x 100%
Total Ekuitas
29

2.3. Kerangka Konseptual

PT. BPRS Bhakti Sumekar


Cabang Pamekasan

Penerapan Akuntansi
Sumber Daya Manusia

Kinerja Keuangan

Sebelum Penerapan Sesudah Penerapan


Uji Beda
Akuntansi Sumber Daya Akuntansi Sumber Daya
Manusia Manusia

Keterangan:

 PT. BPRS Bhakti Sumekar Cabang Pamekasan adalah sebuah Badan

Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten Sumenep, PT. BPRS Bhakti

Sumekar memiliki cabang di Pamekasan, yang mana PT. BPRS Bhakti

Sumekar Cabang Pamekasan tidak lain adalah objek yang ingin saya teliti.

 Melalui penerapan Akuntansi Sumberdaya Manusia Akan menghasilkan

informasi tambahan pada laporan keuangan perusahaan yang sangat


30

penting, relevan dan obyektif bagi pihak manajemen perusahaan untuk

mengambil keputusan yang menyangkut sumber daya manusia.

 Kinerja Keuangan adalah gambaran kondisi keuangan perusahaan pada

suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana

maupun penyaluran dana, yang biasanya diukur dengan indikator,

kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas.

 Menganalisis pencatatan/posisi keuangan perusahaan sebelum menerapkan

Akuntansi SDM

 Menganalisis pencatatan/posisi keuangan perusahaan setelah menerapkan

akuntansi SDM

 Untuk mengetahui hasil analisis ini, menggunakan Uji Beda. Uji beda

dipakai untuk mengetahui perbedaan antara dua kelompok data (variable)

atau lebih. Adapun uji beda yang digunakan oleh peneliti yaitu Uji Beda

Paired Sample T-test yang merupakan salah satu metode pengujian

hipotesis yang mana data yang digunakan tidak bebas atau berpasangan.
BAB III

METODE PENELITIAN

I.

III.1 Jenis, Lokasi, dan Waktu Penelitian

III.1.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif kuantitatif.

Penelitian deskriptif ini adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan

secara sistematis, faktual dan akurat atas keberadaan variable mandiri, baik

hanya pada satu variable atau lebih (variable yang berdiri sendiri) dan tidak

membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain dan mencari

hubungan variable itu dengan variable lain. (Sugiyono, 2013:35)

III.1.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian di lakukan pada PT. BPRS Bhakti Sumekar Cabang

Pamekasan, yang beralamat di Jl. Masegit No.33 Pamekasan.

III.1.3 Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dari bulan Januari sampai selesai.

III.2 Populasi dan Sampel Penelitian

III.2.1 Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2014:80) populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh

pegawai yang ada di PT. BPRS Bhakti Sumekar Cabang Pamekasan yang

terlibat secara langsung khususnya dibidang Akuntansi.

31
32

III.2.2 Sampel Penelitian

Menurut Sugiono (2011:81) Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut dengan pengambilan

sampel dengan penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik

purposive sampling. Menurut Sugiono (2011:85) yaitu teknik sampling yang

digunakan jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di

dalam pengambilan sampelnya atau penentuan sampel dengan tujuan

tertentu. Sampel yang digunakan dipilih melalui keriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan memiliki laporan keuangan auditan secara penuh dan lengkap

selama periode penelitian.

2. Perusahaan dalam laporan keuangan auditannya sudah menerapkan

Prinsip Akuntansi Berlaku Umum (PABU).

III.3 Variabel Penelitian

Menurut sugiyono (2014:38) variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk

apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari sehingga diperoleh

informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Secara teoritis

variable dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau objek yang mempunyai

perbedaan antara satu orang dengan yang lain atau satu objek pada yang lain.

Variable yang menjadi objek penelitian ini adalah:

1. Penerapan akuntansi sumber daya manusia

2. Perbandingan kinerja laporan keuangan.

III.4 Definisi Operasional Variabel

Variable dalam penelitian ini meliputi :

1. Akuntansi Sumber Daya Manusia


33

Menurut Harahap (2013:424) Akuntansi Sumber Daya Manusia mencoba

mencatat pengeluaran untuk sumber daya manusia sebagai investasi atau aktiva

bukan sebagai biaya (terkecuali pengeluaran minor tertentu yang dikelompokkan

langsung sebagai biaya).

2. Kinerja Keuangan

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007) kinerja keuangan adalah

kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengendalikan sumber daya yang

dimilikinya.

Menurut Dendawijaya (2009:118) Rasio profabilitas menunjukkan

kemampuan perusahaan memperoleh laba atau ukuran efektivitas pengelolaan

manajemen perusahaan. Kemampuan memperoleh laba bisa di ukur dari modal

sendiri maupun dari seluruh dana yang di investasikan kedalam perusahaan.

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada

tingkat penjualan, aset dan modal saham tertentu. Perbandingan Kinerja Laporan

Keuangan di uji dan diukur dengan menggunakan indikator-indikator antara lain:

1. Profit Margin (PM)

Menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba

bersih pada tingkat penjualan tertentu.Rasio ini bisa dilihat secara langsung

pada analisis common size untuk laporan laba rugi (baris paling akhir).Rasio

ini bisa di interprestasikan juga sebagai kemampuan perusahaan menekan

biaya- biaya (ukuran efisiensi) di perusahaan pada periode tertentu. Rasio

Profit margin bisa dihitung sebgai berikut:

LabaOperasional
Net Profit Margin ¿ x 100
Pendapatan Operasional
34

Net profit margin yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan

menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu.Profit margin

yang rendah menandakan penjualan yang rendah untuk tingkat biaya yang

tertentu, atau biaya yang telalu tinggi untuk tingkat penjualan yang tertentu,

atau kombinasi dari dua hal tersebut.

2. Return On Asset (ROA)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba

bersih berdasarkan tingkat assets yang tertentu.ROA juga sering disebut

sebagai ROI (Return on Investment). Rasio ini bisa dihitung sebagai berikut:

LabaBersi h
ROA = x 100%
TotalAset

Rasio yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen aset, yang berarti efisiensi

manajemen.

3. Asset Utilization

Rasio ini digunakan untuk membandingkan efisiensi perusahaan dari waktu ke waktu.

Assets Utilization bisa dihitung sebagai berikut:

Pendapatan Oprasional
Assets Utilization = x 100
Total Ast

4. Equity Multiplier

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mendayagunakan ekuitas

pemegang saham. Rasio ini juga bisa diartikan sebagai beberapa porsi dari

aktiva perusahaan yang di biayai oleh pemegang saham. Semakin kecil rasio

ini, berarti porsi pemegang saham akan semakin besar, sehingga kinerjanya

semakin baik karena porsentase untuk pembayaran bunga semakin kecil.


35

Total Aset
Equity Multiplier = x 100
Total Ekuitas

5. Return On Equity (ROE)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba

berdasarkan modal saham tertentu.Rasio ini merupakan ukuran prifitabilitas

dari sudut pandang pemegang saham. Rasio ROE bisa dihitung sebagai

berikut:

Laba Sebelum Pajak


Return On Equity = x 100
Total Ekuitas

III.5 Sumber dan Metode Pengumpulan Data

2.5.1. Sumber Data

Sumber data yang digunakan adalah sumber data Sekunder. Data

Sekunder adalah data yang di peroleh secara tidak langsung melalui media

perantara. Data sekunder berupa Laporan Keuangan serta rekapitulasi biaya

sumber daya manusia.

2.5.2. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis

dalam suatu penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data. Dalam penelitian kantitatif, pengumpulan data dapat

dilakukan dengan berbagai cara. Untuk itu peneliti perlu menyampaikan teknik

pengumpulan data yang digunakan. Penelitian ini sendiri menggunakan teknik

pengumpulan data Dokumentasi.

Dokumentasi yaitu pengumpulan data yang bersumber pada catatan-

catatan dokumen atau arsip yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Data

tersebut berupa laporan keuangan pada PT. BPRS Bhakti Sumekar Cabang

Pamekasan seperti neraca, laporan laba rugi pada tahun 2015 dan 2016.
36

III.6 Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan untuk menyederhanakan data agar data lebih

mudah untuk di interpretasikan. Analisis ini dilakukan dengan menghitung:

1. Rasio sebelum penerapan akuntansi sumberdaya manusia

2. Rasio setelah penerapan akuntansi sumberdaya manusia.

3. Membandingkan sebelum dan sesudah penerapan akuntansi sumberdaya

manusia.

Dan juga mengolah dan membahas data dengan menggunakan uji

Deskriptif dan uji T (Paired Sampel T-Test). dengan menggunakan bantuan proram

SPSS V.20

III.6.1 Analisis Deskriptif

Menurut Sugiyono (2014:206) Analisis deskriptif merupakan statistik

yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Analisis deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang

dilihat dari nilai rata-rata (mean), median, modus, standar deviasi, maksimum

dan minimum.

III.6.2 Uji T (Paired Sample T-Test)

Paired Sampel t-Test, adalah jenis uji statistika yang bertujuan untuk

membandingkan rata-rata dua sampel yang berpasangan. Sampel berpasangan

dapat diartikan sebagai sebuah sampel dengan subjek yang sama namun

mengalami dua perlakuan yang berbeda, yaitu pengukuran sebelum dan

ssudah dilakukan sebuah treatment. merupakan uji statistik parametik yang


37

digunakan untuk menguji apakah ada perbedaan antar dua sampel yang

berpasangan. Sampel berpasangan adalah sebuah kelompok sampel dengan

subjek yang sama namun mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang

berbeda. (Cahyani, 2013:15). Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

apakah ada perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah

menerapkan Akuntansi Sumber Daya Manusia.

Adapun langkah-langkahnya adalah :

a. Menentukan Hipotesis

Apabila Ho : μ1 = μ2 → Ho : rata-rata analisis rasio keuangan Bank

sebelum dan setelah penerapan Akuntansi Sumber Daya

Manusia adalah sama (identik).

Apabila H1 : μ1 ≠ μ2 → Ha : rata-rata analisis rasio keuangan Bank

sebelum dan setelah penerapan Akuntansi Sumber Daya

Manusia adalah tidak sama.

Keterangan :

μ1 = rata-rata kinerja keuangan sebelum menerapkan akuntansi sumber

daya manusia

μ2 = rata-rata kinerja keuangan sesudah menerapkan akuntansi sumber

daya manusia

b. Mencari nilai t tabel dengan menggunakan rumus tingkat signifikasi.

Nilai α = 0,05 dengan pengujian 2 arah.

Degree of fredom (df) = n-k

c. Kriteria Keputusan
38

- Jika sig. < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

- Jika sig. > 0,05, maka H0 diterima dan H1 di tolak.

d. Menarik kesimpulan hasil analisis kinerja keuangan setelah menerapkan


akuntansi sumber daya manusia.

Anda mungkin juga menyukai