Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih
atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah energi listrik
menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya, memutar impeller
pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat bahan, dan lain sebagainya.
Motor listrik digunakan juga di rumah (mixer, bor listrik, fan atau kipas angin) dan di
industri. Motor listrik dalam dunia industri seringkali disebut dengan istilah “kuda kerja” nya
industri sebab diperkirakan bahwa motor-motor menggunakan sekitar 70% beban listrik total
di industri.
Salah satu jenis Motor listrik di adalah Motor DC. Motor DC tersusun dari dua bagian yaitu
bagian diam (stator) dan bagian bergerak (rotor). Stator motor arus searah adalah badan
motor atau kutub magnet (sikat-sikat), sedangkan yang termasuk rotor adalah jangkar
lilitanya. Pada motor, kawat penghantar listrik yang bergerak tersebut pada dasarnya
merupakan lilitan yang berbentuk persegi panjang yang disebut kumparan.
Dasar metode pengendalian motor DC salah satunya dengan mengatur tegangan yang masuk
pada motor DC tersebut.

B. Tujuan, Manfaat dan Rumusan Masalah


 Tujuan
1. Memberikan informasi mengenai cara pengaturan kecepatan motor DC dengan
mengubah tegangan berbasis transistor.
 Manfaat
1. Agar pembaca mengetahui definisi dan dasar apa saja yang terdapat dalam
motor DC.
2. Agar pembaca memahami cara pengaturan kecepatan motor DC Shunt dengan
mengubah tegangan berbasis transistor.
 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara mengaturan kecepatan motor DC dengan mengubah tegangan


berbasis transistor ?
2. Bagaimana karakter kecepatan pada mesin DC tipe Shunt ?
3. Apa aplikasi dari pengaturan kecepatan pada mesin DC ?
BAB II
ISI

A. Definisi Motor DC
Motor DC adalah motor yang digerakkan oleh energi listrik arus searah. Salah satu jenis
motor DC adalah motor DC magnet permanen. Motor DC tipe ini banyak ditemui
penggunaanya baik di industri maupun di rumah tangga. Pada umumnya, penggunaan
motor DC jenis ini adalah untuk sumber – sumber tenaga yang kecil, seperti pada rumah
tangga dan otomotif.
Sebuah motor DC magnet permanen biasanya tersusun atas magnet permanen, kumparan
jangkar, dan sikat (brush). Medan magnet yang besarnya konstan dihasilkan oleh magnet
permanen, sedangkan komutator dan sikat berfungsi untuk menyalurkan arus listrik dari
sumber di luar motor ke dalam kumparan jangkar. Letak sikat di sepanjang sumbu netral
dari komutator, yaitu sumbu dimana medan listrik yang dihasilkan bernilai nol. Hal ini
dimaksudkan agar pada proses perpindahan dari sikat ke komutator tidak terjadi percikan
api. Medan stator memproduksi fluks Φ dari kutub U ke kutub S. Sikat – arang
menyentuh terminal kumparan rotor di bawah kutub. Bila sikat – arang dihubungkan
pada satu sumber arus serah di luar dengan tegangan V, maka satu arus I masuk ke
terminal kumparan rotor di bawah kutub Udan keluar dari terminal di bawah kutub S.
Dengan adanya fluks stator dan arus rotor akan menghasilkan satu gaya F bekerja pada
kumparan yang dikenal dengan gaya Lorentz. Arah Fmenghasilkan torsi yang memutar
rotor ke arah yang berlawanan dengan jarum jam. Kumparan yang membawa arus
bergerak menjauhi sikat – arang dan dilepas dari sumber suplai luar. Kumparan
berikutnya bergerak di bawah sikat – arang dan membawa arus I. Dengan demikian, gaya
F terus menerus diproduksi sehingga rotor berputar secara kontinyu.
Komponen-komponen yang terdapat pada motor DC yaitu:
1. Kutub Medan
Secara sederhana digambarkan bahwa interaksi dua kutub magnet akan menyebabkan
perputaran pada motor DC. Motor DC memiliki kutub medan yang stasioner dan dinamo
yang menggerakkan bearing pada ruang di antara kutub medan. Motor DC sederhana
memiliki dua kutub medan, yaitu kutub utara dan kutub selatan. Garis magnetik energi
membesar melintasi bukaan di antara kutub – kutub dari utara menuju selatan. Untuk
motor yang lebih besar atau lebih kompleks, terdapat satu atau lebih elektromagnet.
Elektromagnet menerima listrik dari sumber daya luar sebagai penyedia struktur medan.

2. Rotor
Bila arus masuk menuju kumparan jangkar, maka arus ini akan menjadi elektromagnet.
Rotor yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as penggerak untuk menggerakkan
beban. Untuk motor DC yang kecil, rotor berputar dalam medan magnet yang dibentuk
oleh kutub – kutub, sampai kutub utara dan kutub selatan magnet berganti lokasi. Jika hal
ini terjadi, arus berbalik untuk merubah kutub – kutub utara dan selatan rotor.
3. Komutator
Komponen ini terdapat pada motor DC dan berfungsi untuk membalikkan arah arus
listrik dalam kumparan jangkar. Komutator juga membantu dalam transmisi arus antara
kumparan jangkar dan saluran daya.
Berdasarkan penguatannya, motor arus searah dapat diklasifikasi-kan menjadi motor DC
penguatan terpisah dan penguatan sendiri (self excited). Motor-motor pada masing-
masing kelompok memiliki karakteristik kecepatan-torsi yang berbeda.

B. Jenis – Jenis Motor DC


1. Motor arus searah penguat terpisah, (jika arus penguat magnet diperoleh dari sumber
arus searah di luar motor tersebut).

Pada motor penguat terpisah, kumparan medan dihubungkan dengan sumber sendiri dan
terpisah dengan tegangan angker.
2. Motor arus searah dengan penguat sendiri, (jika arus penguat magnet diperoleh dari motor
itu sendiri).
Berdasarkan hubungan lilitan penguat magnet terhadap lilitan jangkar, motor arus searah
dibedakan menjadi:
2.1 Motor Shunt

Motor shunt mempunyai kecapatan hampir konstan. Pada tegangan jepit konstan, motor ini
mempunyai putaran yang hampir konstan walaupun terjadi perubahan beban.

Pada motor penguat shunt, kumparan medan dihubungkan paralel dengan angker.

dimana :

Pin = Daya yang masuk (Watt).

Pa = Daya armatur (Watt)

Ia = Arus armatur (Amp).


Ra = Hambatan kumparan armatur (Ohm)

Ish = Arus kumparan medan shunt (Ohm ).

Vsh = Tegangan terminal medan motor arus searah (Volt).

Rsh = Tahanan medan shunt (Ohm).

IL = Arus beban (Amp).

2.2 Motor seri

Merupakan motor arus searah yang mempunyai putaran kecapatan yang tidak konstan, jika
beban tinggi maka putaran akan lambat.
2.3 Motor Kompon

Motor kompon ini mempunyai sifat seperti motor seri dan shunt, tergantung lilitan mana yang
kuat (kumparan seri atau shunt).

Kompon Panjang

Pada motor kompon mempunyai dua buah kumparan medan dihubungkan seri dan paralel
dengan angker. Bila motor seri diberi penguat shunt tambahan seperti gambar diatas disebut
motor kompon shunt panjang.

Kompon Pendek

Motor kompon mempunyai dua buah kumparan medan dihubungkan seri dan paralel dengan
angker. Bila motor shunt diberi tambahan penguat seri seperti gambar diatas disebut motor
kompon shunt pendek.

C. Pengaturan Kecepatan Motor DC dengan Mengatur Tegangan.


Pengaturan ini dilakukan dengan mengatur tegangan yang disuplai ke motor dengan
persamaan sebagai berikut.
Vt = Ea + Ia.Ra
Ea = Vt - Ia.Ra.
Ea = c . n . ∅sh
dimana :
Vt−Ia .Ra
n= n = Putaran kecepatan motor (rpm).
c .∅sh

Vt = Tegangan terminal (Volt).


Ia = Arus jangkar (Ampere).
c = Konstanta.
∅sh = Fluks medan shunt (Wb)
Ish = Arus shunt (Ampere).
Kita dapat mengatur kecepatan motor DC shunt dengan membuat rangkaian menggunakan
software Multisim seperti berikut ini.

Dari rangkaian di atas, potensiometer berfungsi sebagai pengatur tegangan yang masuk. Dari
gambar di atas diperoleh input yang masuk ke motor sebesar 0,586uA dan 1,172uV. Hampir
tidak ada arus listrik yang mengalir ke motor.
Jika potensiometer diubah dalam keadaan 0% maka arus dan tegangan istrik dapat mengalir
melalui potensiometer diteruskan menuju ke motor DC dan Rsh.
Dari rangkaian diatas diperoleh saat potensiometer dalam kondisi 0% maka nilai tahanannya
akan menjadi nol, sehingga arus dan tegangan dapat mengalir ke motor dengan maksimal.
Dengan begitu, kita dapat mengatur sumber tegangan yang masuk dengan mengubah nilai
tahanan potensiometer.

C. Cara Pengaturan Kecepatan Motor DC dengan Mengatur Tegangan Berbasis


Transistor.

Dalam pengaturan kecepatan motor DC Shunt dengan mengatur tegangan berbasis transistor
dapat dilakukan dengan mengatur tegangan yang disuplai ke motor. Untuk mengatur
kecepatan motor DC dengan mengatur tegangan berbasis transistor memerlukan komponen
untuk rangkaian pengendali motor DC sebagai berikut :

2 buah transistor

1 buah potensiometer 5k

2 buah dioda

2 buah resistor 100 ohm

1 buah resistor 250 ohm

1 buah motor DC Armature

1 buah PCB

Kabel jumper secukupnya

Timah secukupnya
Solder

Setelah semua alat dan bahan siap, langkah selanjutnya adalah membuat rangkaian seperti
yang ada pada skema rangkaian berikut ini menggunakan software Multisim.

Pada rangkaian diatas, dapat mengubah besar tegangan dengan memanfaatkan potensiometer
untuk mengatur input tegangan, dioda sebagai penyearah dan fungsi transistor sebagai saklar.
Ketika input 12V diberikan dalam rangkaian tersebut dan potensiometer dalam keadaan
100%, arus listrik akan menuju ke potensiometer. Sedangkan arus yang mengalir ke transistor
dan dioda akan tertahan, karena basis transistor memperoleh sedikit tegangan dan arus listrik
tidak bisa melewati kaki katoda pada dioda. Sehingga motor DC hanya memperoleh tegangan
sebesar 1,303uV dan arus sebesar 0,652uA. Dan arus yang mengalir ke shunt sebesar
5,213nA.
Jika potensiometer diubah dalam keadaan 70%, maka arus listrik yang mengalir dari
potensiometer menuju ke basis akan lebih besar. Sehingga arus listrik yang mengalir dari kaki
kolektor transistor dapat mengalir menuju kaki emitor dari transistor. Dan arus listrik dapat
diteruskan ke motor DC seperti dalam rangkaian berikut.
Pada rangkaian diatas, saat posisi potensiometer 70% arus dan tegangan yang diberikan ke
mesin DC bertambah menjadi 1,902V dan 0,951A. Dan arus yang mengalir ke shunt menjadi
7,607mA

Jika potensiometer diubah dalam keadaan 0%, maka arus dan tegangan listrik yang mengalir
akan maksimal, karena nilai tahanan dalam potensiometer menjadi 0 sehingga arus yang
mengalir dari potensiometer ke transistor menjadi penuh membuat transistor mengalirkan
arus dan tegangan secara penuh juga seperti rangkaian dibawah ini.

Dari rangkaian diatas, saat potensiometer dalam posisi 0% arus dan tegangan yang diberikan
ke motor DC menjadi 3,958A dan 7,916V. Dan arus yang mengalir ke shunt naik sebesar
0,032A.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengaturan kecepatan mototr DC Shunt dengan mengubah tegangan dapat
dilakukan dengan membuat rangkaian seperti dibawah ini.

Kita dapat mengubah nilai tahanan potensiometer sehingga berdampak pada


tegangan yang masuk. Jika tegangan bernilai besar maka kecepatan otor akan
bertambah, dan berlaku sebaliknya.

2. Karakter kecepatan motor DC tipe shunt adalah :

 Kecepatan pada prakteknya konstan tidak tergantung pada beban (hingga


torque tertentu setelah kecepatannya berkurang) dan oleh karena itu cocok
untuk penggunaan komersial dengan beban awal yang rendah, seperti
peralatan mesin.
 Kecepatan dapat dikendalikan dengan cara memasang tahanan dalam susunan
seri dengan dinamo (kecepatan berkurang) atau dengan memasang tahanan
pada arus medan (kecepatan bertambah).

3. Pengaturan kecepatan pada motor DC dapat berfungsi seperti kipas angin, kita
dapat mengatur kecepatan sesuai dengan kebutuhan kita.
DAFTAR PUSTAKA

http://elektronika-dasar.web.id/teori-motor-dc-dan-jenis-jenis-motor-dc/
http://daufwidiatmoko.blogspot.co.id/2014/04/pengaturan-kecepatan-motor-dc-dengan.html
https://azzahratunnisa.wordpress.com/2009/05/27/jenis-jenis-motor-dc/
http://zonaelektro.net/motor-listrik/

Anda mungkin juga menyukai