Anda di halaman 1dari 181

LAPORAN AKTUALISASI

PENINGKATAN PEMAHAMAN PENTINGNYA SEKOLAH


BAGI SISWA KELAS X IIS 1 SMA NEGERI 1 LUBUK BESAR
TAHUN AJARAN 2018/2019

DISUSUN OLEH:
AMALIA RAHMATIANTI, S.Pd
19950912 201902 2 003

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL


GOLONGAN III ANGKATAN II
BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt. karena berkat
rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan aktualisasi
yang berjudul Peningkatan Pemahaman Pentingnya Sekolah Bagi Siswa
Kelas X IIS 1 SMA Negeri 1 Lubuk Besar Tahun Ajaran 2018/2019.
Terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Dra. Supartiningsih S,
M.Pd selaku coach; Bapak Drs. Sigid Widiono selaku mentor; para
pengasuh latsar; keluarga besar BKPSDMD Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung; keluarga besar SMA Negeri 1 Lubuk Besar; serta pihak-pihak
lain yang telah membantu dan memfasilitasi penulis dalam menyelesaikan
laporan aktualisasi ini.
Penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan atau kata-kata
yang tidak dikehendaki dalam laporan aktualisasi ini. Semoga laporan
aktualisasi ini dapat bermanfaat.

Pangkalpinang, Mei 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ........................................................................ i
DAFTAR ISI ...................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .............................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2 Tujuan ......................................................................................... 2
1.3 Gambaran Umum Unit Kerja ...................................................... 3
1.4 Visi, Misi Unit Kerja ...................................................................... 5
BAB II NILAI-NILAI DASAR ANEKA SERTA PERAN DAN
KEDUDUKAN PNS DALAM NKRI
2.1 Nilai-nilai Dasar ANEKA ............................................................. 6
2.2 Peran dan Kedudukan PNS dalam NKRI ................................ 16
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI
3.1 Identifikasi Isu .......................................................................... 28
3.2 Isu yang Diangkat .................................................................... 29
3.3 Kegiatan Pemecahan Isu ......................................................... 29
3.4 Rencana dan Tahapan Kegiatan ............................................. 30
3.5 Relevansi Kegiatan dengan Nilai ANEKA ................................ 31
3.6 Jadwal Rencana Kegiatan Aktualisasi ...................................... 39
BAB IV CAPAIAN AKTUALISASI
4.1 Deskripsi Core Isu dan Strategi Penyelesaiannya ..................... 40
4.2 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi ................................................ 40
4.3 Hasil Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi .................................... 43
4.4 Analisis Dampak ........................................................................ 68
BAB V KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan ............................................................................... 74
4.2 Saran ......................................................................................... 74
Daftar Pustaka ................................................................................ 75
Lampiran
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Rencana Kegiatan Aktualisasi ........................... 39


Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi ...................................... 41
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Struktur Organisasi ...................................................... 3


Gambar 3.1 Perspektif Whole of Government ............................... 21
Gambar 4.1 Diskusi dengan Pihak BK ............................................. 45
Gambar 4.2 Catatan Tangan Hasil Diskusi ...................................... 46
Gambar 4.3 Kegiatan Mencatat Hasil Diskusi .................................. 46
Gambar 4.4 Catatan yang Telah Dinventarisir ................................. 47
Gambar 4.5 Kegiatan Pelaksanaan Inventarisir Data ...................... 47
Gambar 4.6 Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) Bimbingan dan
Konseling ......................................................................................... 50
Gambar 4.7 Foto Melaksanakan Pembuatan RPL........................... 50
Gambar 4.8 Media RPL (Power Point dan Video)............................ 51
Gambar 4.9 Kegiatan Membuat Media RPL .................................... 51
Gambar 4.10 Transkrip pelaksanaan bimbingan klasikal................. 52
Gambar 4.11 Membuat Transkrip Pelaksanaan Layanan Bimbingan
Klasikal ............................................................................................ 53
Gambar 4.12 Kegiatan Menelaah Hasil Diskusi ............................... 55
Gambar 4.13 Indikator Keberhasilan Angket ................................... 56
Gambar 4.14 Membuat Indikator Keberhasilan Angket ................... 56
Gambar 4.15 Angket Pemahaman Siswa terhadap Pentingnya
Sekolah ............................................................................................ 57
Gambar 4.16 Membuat Angket Pemahaman Siswa Terhadap
Pentingnya Sekolah ......................................................................... 58
Gambar 4.17 Angket Pre Test yang Sudah Diisi Siswa ................... 60
Gambar 4.18 Pengerjaan Angket Pre Test ...................................... 60
Gambar 4.19 Pelaksanaan Bimbingan Klasikal di Kelas X IIS 1
(Pertemuan Pertama dan Kedua) .................................................... 61
Gambar 4.20 Angket Post Test yang Sudah Diisi ............................ 62
Gambar 4.21 Pengerjaan Angket Post Test ................................... 62
Gambar 4.22 Hasil Input Pre Test dan Post Test............................. 64
Gambar 4.23 Melakukan Input Pre Test dan Post Test ................... 65
Gambar 4.24 Menelaah Data Hasil Pre Test dan Post Test ............ 66
Gambar 4.25 Transkrip Pelaksanakaan Layanan Bimbingan Klasikal
yang Telah Diisi ............................................................................... 67
Gambar 4.26 Mengisi Transkrip Pelaksanakaan Layanan Bimbingan
Klasikal ............................................................................................ 67
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri sipil
(PNS) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (P3K). Aparatur
Sipil Negara diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi
tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara
lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perudang-undangan.
Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat tertentu diangkat menjadi
pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan. Sebelum menjadi PNS, terdapat
serangkaian tes dan prosedur yang harus dilalui, salah satunya adalah
tahapan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). CPNS harus melalui tahap
pelatihan dasar (latsar) untuk dipersiapkan menjadi seorang PNS.
Pelaksanaan latsar bagi CPNS diperkuat dengan dasar hukum yang
melandasinya, yaitu Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2017
tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil, Peraturan Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2018 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.
CPNS diselenggarakan untuk membentuk PNS yang berkarakter dan
profesional di mana PNS dituntut untuk memiliki keterampilan kerja yang
baik dan berpegang teguh pada akhlak mulia.
Terdapat 5 nilai yang ditanamkan selama proses latsar. Kelima nilai
tersebut adalah Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu,
dan Anti Korupsi (ANEKA). Selain kelima nilai tersebut, peran dan
kedudukan PNS juga ditanamkan agar CPNS dapat mengenal tugas dan
kedudukan mereka. Tugas dan kedudukan PNS terdiri dari manajemen
ASN, whole of government, dan pelayan publik. Penanaman nilai tersebut
dilakukan dalam rentang waktu tertentu disertai dengan tugas-tugas
penunjang yang dapat meningkatkan kompetensi CPNS. Nilai-nilai
tersebut ditanamkan dan diaktualisasikan di instansi kerja masing-masing
sebagai bekal untuk menjadi PNS yang berkompeten. Dalam rangka
penanaman nilai-nilai tersebut, periode latsar dibagi menjadi 3 bagian,
yaitu on campus, off campus, dan on kampus kembali. Masa aktualisasi
berlangsung selama 1 bulan pada masa off campus yang dilaksanakan di
instansi kerja masing-masing CPNS.
Dalam Pelatihan Dasar CPNS, telah dilaksanakan kegiatan aktualisasi
berupa kegiatan peningkatan pemahaman pentingnya sekolah melalui
bimbingan klasikal. Dalam melaksanakan kegiatan tersebut, penulis telah
mengaplikasikan nilai-nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi). Kegiatan aktualisasi
berlangsung dari tanggal 26 April 2019 sampai dengan 14 Mei 2019.
Adapun kegiatan yang dilakukan meliputi mencari data ke pihak BK terkait
pelanggaran siswa yang dilatarbelakangi kurangnya pemahaman
pentingnya sekolah, membuat Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) dan
medianya, membuat angket, melaksanakan bimbingan klasikal, serta
melakukan pre test dan post test. Keberhasilan peningkatan pemahaman
dilihat dari hasil angket pre test dan post test. Melalui kegiatan
peningkatan pemahaman pentingnya sekolah, siswa menaruh perhatian
dan fokus yang lebih tinggi terhadap pendidikan.

1.2 Tujuan
Berikut ini adalah tujuan dari pelatihan dasar CPNS
1.2.1 Menanamkan dan mengaktualisasikan nilai-nilai Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi
(ANEKA) serta peran dan kedudukan PNS yang meliputi
manajemen ASN, whole of government, dan pelayan publik
1.2.2 Meningkatkan pemahaman siswa akan pentingnya sekolah
1.3 Gambaran Umum Unit Kerja
SMA Negeri 1 Lubuk Besar terletak di Jalan Raya Lubuk Besar, Desa
Lubuk Lingkung, Kecamatan Lubuk Besar, Kabupaten Bangka Tengah,
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. SMA Negeri 1 Lubuk Besar saat ini
dipimpin oleh kepala sekolah yang bernama Drs. Sigid Widiono. SMA
Negeri 1 Lubuk Besar terdiri dari 29 orang guru dan 10 staf Tata Usaha
(TU). Berikut ini adalah struktur organisasi SMA Negeri 1 Lubuk Besar.

Bagan 1.1
Struktur Organisasi

Hingga saat ini, SMA Negeri 1 Lubuk Besar sudah meluluskan 9


angkatan, yaitu.
1. Lulusan tahun pelajaran 2009/2010 sebanyak 79 siswa
2. Lulusan tahun pelajaran 2010/2011 sebanyak 81 siswa
3. Lulusan tahun pelajaran 2011/2012 sebanyak 58 siswa
4. Lulusan tahun pelajaran 2012/2013 sebanyak 58 siswa
5. Lulusan tahun pelajaran 2013/2014 sebanyak 78 siswa
6. Lulusan tahun pelajaran 2014/2015 sebanyak 68 siswa
7. Lulusan tahun pelajaran 2015/2016 sebanyak 78 siswa
8. Lulusan tahun pelajaran 2016/2017 sebanyak 106 siswa
9. Lulusan tahun pelajaran 2017/2018 sebanyak 98 siswa
SMA Negeri 1 Lubuk Besar sudah meraih banyak prestasi, baik dari
bidang akademik maupun non akademik. Selain prestasi, SMA Negeri 1
Lubuk Besar juga memiliki sarana dan prasasarana. Berikut adalah
sarana dan prasarana yang terdapat di SMA Negeri 1 Lubuk Besar.
Ruang Kegiatan Belajar = 12 Ruang
b. Ruang Lab. IPA
- Ruang Lab Kimia = 1 Ruang
- Ruang Lab Fisika = 1 Ruang
- Ruang Lab Biologi = 1 Ruang
c. Ruang Kantor = 1 Ruang
d. WC. Siswa = 4 Unit
e. Ruang Komputer = 1 Ruang
f. Ruang Multimedia = 1 Ruang
g. Ruang Perpustakaan = 1 Ruang
h. Sumur Gali = 2 Unit
i. Sumur Bor = Ada (Rusak)
j. Sarana Olahraga
- Lapangan Volly = Suda Ada
- Lapangan Lompat Jauh = Suda Ada
- Lapangan Bola Kaki = Suda Ada
- Lapangan Bola Basket = Suda Ada
j. Musholla = 2 Unit
k. Parkir Siswa = 1 Unit
l. Pos Satpam = Ada
m. Tower Air = 1 Buah
1.4 Visi, Misi Unit Kerja
Berikut ini adalah visi SMA Negeri 1 Lubuk Besar adalah Unggul
dalam Prestasi, Cerdas, Terampil, Berakhlak Mulia Dilandasi Iman dan
Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Indikator Keberhasilan:
1. Siswa yang lulus mampu bersaing masuk Perguruan Tinggi Negeri
2. Berprestasi dalam lomba tingkat provinsi dan nasional dalam
bidang akademik dan non akademik
3. Siswa yang melanjutkan mampu menjadi contoh di masyarakat
dalam bertindak dan bersikap
4. Siswa memiliki keterampilan dalam terjun ke masyarakat
5. Memiliki sikap disiplin yang tinggi, mandiri, aktif dalam berbagai
kegiatan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah
6. Terciptanya lingkungan sekolah yang bernuansa religius dan
berbudaya
Berikut ini adalah misi SMA Negeri 1 Lubuk Besar
1. Mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan
bimbingan sehingga siswa mampu berkembang sesuai dengan
potensi yang dimilikinya
2. Menumbuhkan semangat berkompetensi secara sehat dan mandiri
3. Mengembangkan kegiatan akademik dan non akademik
4. Mengembangkan sekolah sebagai tempat pengembangan budaya
dan akhlak mulia
5. Mengembangkan sekolah sebagai lingkungan yang agamis,
demokratis, tenggang rasa, dan penuh dengan nilai-nilai
kekeluargaan da kegiting royongan
6. Mengembangkan keterampilan khusus bagi siswa (Life Skill) atau
program kecakapan hidup (PKH)
BAB II
NILAI-NILAI DASAR ANEKA SERTA PERAN DAN KEDUDUKAN PNS
DALAM NKRI

2.1 Nilai-nilai Dasar ANEKA


2.1.1 Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok
atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi
amanahnya. Akuntabilitas terdiri dari beberapa aspek. Menurut LAN
RI (2015:8), aspek-aspek tersebut terdiri dari:
1. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan
2. Akuntabilitas berorientasi pada hasil
3. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan
4. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi
5. Akuntabilitas memperbaiki kinerja
Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam, yaitu: akuntabilitas
vertikal (pertanggungjawaban kepada otoritas yang lebih tinggi) dan
akuntabilitas horisontal (pertanggungjawaban pada masyarakat luas).
Berdasarkan aspek-aspek tersebut seorang PNS harus memiliki sikap
tanggung jawab dalam menjalankan setiap tugasnya. Bofens (dalam
LAN RI, 2015:10) menyatakan bahwa akuntabilitas publik memiliki tiga
fungsi utama yaitu:
1. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokratis);
2. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran
konstitusional);
3. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
Selain itu, menurut LAN RI (2015:11) akuntabilitas memiliki
tingkatan hierarkis. Tingkatan akuntabilitas terdiri dari 5 tingkatan
sebagai berikut:
1. Akuntabilitas personal
2. Akuntabilitas individu
3. Akuntabilitas kelompok
4. Akuntabilitas organisasi
5. Akuntabilitas stakeholder
Akuntabilitas memiliki empat dimensi agar memenuhi
terwujudnya sektor publik yang akuntabel, diantaranya sebagai
berikut:
1. Akuntabilitas kejujuran dan hukum (accountability for probity and
legality);
2. Akuntabilitas proses (process accountability);
3. Akuntabilitas program (program accountability);
4. Akuntabilitas kebijakan (policy accountability).
Ada beberapa indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang
harus diperhatikan, yaitu:
1) Kepemimpinan : Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke
bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam
menciptakan lingkungannya.
2) Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dankebijakan
yang dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi.
3) Integritas : adalah adalah konsistensi dan keteguhan yang tak
tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan
keyakinan.
4) Tanggung Jawab : adalah kesadaran manusia akantingkah laku
atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di
sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan
kesadaran akan kewajiban.
5) Keadilan : adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai
sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.
6) Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.
7) Keseimbangan : Untuk mencapai akuntabilitas dalam
lingkungankerja, maka diperlukan keseimbangan antara
akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
8) Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus
memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan
hasil yang diharapkan.
9) Konsistensi : adalah sebuah usaha untuk terus dan terus
melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.
2.1.2 Nasionalisme
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN.
Bahkan tidak hanya sekedar wawasan saja tetapi kemampuan
mengaktualisasikan nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya merupakan hal yang lebih penting. Nasionalisme dalam arti
sempit adalah suatu sikap yang meninggikan bangsanya sendiri,
sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya. Sikap
seperti ini jelas mencerai-beraikan bangsa yang satu dengan bangsa
yang lain. Keadaan seperti ini sering disebut chauvinisme. Sedangkan
dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa
cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus
menghormati bangsa lain (LAN RI, 2015:1).
Secara politis nasionalisme berarti pandangan atau paham
kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang
didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Dalam UU No. 5 tahun 2014
tentang ASN, salah satu fungsi ASN adalah menjalankan kebijakan
publik. Kebijakan publik diharapkan dapat dilakukan dengan integritas
tinggi dalam melayani publik sehingga dalam menjadi pelayan publik
yang profesional. ASN adalah aparat pelaksana yang melaksanakan
segala peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan
kebijakan publik untuk mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan.
Fungsi ASN sebagai pelayan publik merupakan segala bentuk
pelayanan sektor publik yang dilaksanakan aparatur pemerintah,
termasuk aparat yang bergerak di bidang perekonomian dalam bentuk
barang dan jasa, yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku (LAN,
2015:120). Sebagai pelayan publik seorang ASN dituntut menjadi
profesional untuk menciptakan pelayanan yang prima. Selain
profesional dan melayani, ASN juga dituntut harus memiliki integritas
tinggi yang merupakan bagian dari kode etik dan kode etik perilaku
yang telah diatur dalam Undang-Undang ASN. Etika-etika dalam kode
etik tersebut harus diarahkan pada pilihan-pilihan yang benar-benar
mengutamakan kepentingan masyarakat luas.

2.1.3 Etika Publik


Etika adalah tujuan hidup yang baik bersama dan untuk orang
lain di dalam institusi yang adil (LAN, 2015:8). Etika lebih dipahami
sebagai refleksi atas baik atau buruk, benar atau salah yang harus
dilakukan atau bagaimana melakukan kewajiban yang baik atau
benar.
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku
dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan
pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis (LAN,
2015:9). Kode etik profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah
laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui
ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh
oleh sekelompok profesional tertentu.
Berdasarkan undang-undang ASN, kode etik dan kode perilaku
ASN yakni sebagai berikut:
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi;
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku;
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang- undangan dan etika pemerintahan
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya;
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan
kedinasan;
10.Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan dan jabatannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
11.Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN;
12.Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai disiplin pegawai ASN.
Dimensi etika publik terdiri dari dimensi tujuan pelayanan publik
yang bertujuan untuk mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan
relevan, dimensi modalitas yang terdiri dari akuntabilitas, transparansi,
dan netralitas, serta dimensi tindakan integritas publik (LAN, 2015:11).
Ketiga dimensi tersebut dapat menjadi dasar untuk dapat menjadi
pelayan publik yang beretika.

2.1.4 Komitmen Mutu


LAN RI (2015: 9) menjelaskan bahwa karakteristik utama yang
dapat dijadikan dasar untuk mengukur tingkat efektivitas adalah
ketercapaian target yang telah direncanakan, baik dilihat dari capaian
jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga dapat memberi kepuasan,
sedangkan tingkat efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu,
tenaga, dan pikiran dalam menyelesaikan kegiatan. Inovasi muncul
karena adanya dorongan kebutuhan organisasi/perusahaan untuk
beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang terjadi di sekitarnya.
Mengenai inovasi, LAN RI (2015:11) menyatakan bahwa proses
inovasi dapat terjadi secara perlahan (bersifat evolusioner) atau bisa
juga lahir dengan cepat (bersifat revolusioner). Inovasi akan menjadi
salah satu kekuatan organisasi untuk memenangkan persaingan.
Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang
harus diperhatikan, yaitu :
1. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai
dengan target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat
ketercapaian target yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah
maupun mutu hasil kerja. Efektifitas organisasi tidak hanya diukur dari
performans untuk mencapai target (rencana) mutu, kuantitas,
ketepatan waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga diukur dari
kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
2. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan
mencapai hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi
merupakan tingkat ketepatan realiasi penggunaan sumberdaya dan
bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada
tidaknya pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi,
penyimpangan prosedur dan mekanisme yang ke luar alur.
3. Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang
konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk
membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk
profesionalisme layanan publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan
sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.

4. Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan
produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau
bahkan melebihi harapan konsumen. Ada lima dimensi karakteristik
yang digunakan pelanggan dalam mengevaluasi kualitas pelayan
yaitu:
1. Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi;
2. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan
pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan
yang telah dijanjikan;
3. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan
pelayanan dengan tanggap;
4. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan,
dan sifat dapat dipercaya;
5. Empaty, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi
yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan
pelanggan.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli maka dapat disimpulkan
bahwa mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang
diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
dan bahkan melampaui harapannya. Manajemen mutu harus
dilaksanakan secara terintegrasi, dengan melibatkan seluruh
komponen organisasi, untuk senantiasa melakukan perbaikan mutu
agar dapat memuaskan pelanggan. Bill Creech (dalam LAN, 2015)
memperkenalkan lima pilar dalam manajemen mutu terpadu yaitu
produk, proses, organisasi, pemimpin dan komitmen. Kelima pilar
tersebut memiliki keterkaitan dan ketergantungan yang tinggi,
sehingga target mutu dapat diwujudkan bahkan dapat terus
ditingkatkan secara berkelanjutan.
Target utama kinerja aparatur yang berbasis komitmen mutu
adalah mewujudkan kepuasan masyarakat yang menerima layanan.
Mutu kerja aparatur dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat dewasa ini masih banyak yang tidak mengindahkan
peraturan perundang-undangan.

2.1.5. Anti Korupsi


Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi
yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama
bagi penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran
mustahil seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas.
Seseorang dituntut untuk bisa berkata jujur dan transparan serta tidak
berdusta baik terhadap diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat
membentengi diri terhadap godaan untuk berbuat curang.
2. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang
memiliki sifat kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi
akan memperhatikan lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat
banyak orang yang tidak mampu, menderita, dan membutuhkan
uluran tangan. Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk
memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah
berupaya untuk menyisihkan sebagian penghasilannya untuk
membantu sesama.
3. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri
seseorang menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain.
Mentalitas kemandirian yang dimiliki seseorang memungkinkannya
untuk mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara efektif.
Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-
pihak yang tidak bertanggungjawab demi mencapai keuntungan
sesaat.
4. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan
dan konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat
seseorang akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam
menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran
menjadi pegangan utama dalam bekerja. Seseorang yang mempunyai
pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam
kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.
5. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan
menyadari bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk
melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia.
Segala tindak tanduk dan kegiatan yang dilakukannya akan
dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa,
masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini
maka seseorang tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan
nista.
6. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan
kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang
sebesar-besarnya. Ia mencurahkan daya pikir dan kemampuannya
untuk melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia
tidak akan mau memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan keringat.
7. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang
menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya
dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan. Ia tidak tergoda untuk
hidup dalam gelimang kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi
modal kehidupannya adalah ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa
mengejar harta tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu
keserakahan akan selalu memacu untuk mencari harta sebanyak-
banyaknya.
8. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki
keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia
tidak akan mentolerir adanya penyimpangan dan berani menyatakan
penyangkalan secara tegas. Ia juga berani berdiri sendirian dalam
kebenaran walaupun semua kolega dan teman-teman sejawatnya
melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal yang semestinya. Ia
tidak takut dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau ternyata mereka
mengajak kepada hal-hal yang menyimpang.
9. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa
yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut
untuk mendapatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia
seorang pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil
kepada bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin
mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan
bangsanya. Kesadaran anti korupsi yang dibangun melalui
pendekatan spiritual, dengan selalu ingat akan tujuan keberadaannya
sebagai manusia di muka bumi, dan selalu ingat bahwa seluruh ruang
dan waktu kehidupannya harus dipertanggungjawabkan sehingga
dapat menjadi benteng kuat untuk anti korupsi. Tanggung jawab
spiritual yang baik akan menghasilkan niat yang baik dan mendorong
untuk memiliki visi dan misi yang baik, hingga selalu memiliki
semangat untuk melakukan proses atau usaha terbaik dan
mendapatkan hasil terbaik agar dapat dipertanggungjawabkan secara
publik.
2.2. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
2.2.1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memilikinilai dasar, etika profesi, beba
dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi
pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya ASN
yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
1. Kedudukan ASN
Kedudukan atau status jabatan PNS dalam sistem birokrasi
selama ini dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi
yang profesional. Untuk dapat membangun profesionalitas
birokrasi, maka konsep yang dibangun dalam UU ASN tersebut
harus jelas. Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5
Tahun 2014 tentang ASN.
Berdasarkan jenisnya, pegawai ASN terdiri atas Pegawai
Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
Kerja (PPPK). PNS merupakan warga negara Indonesia yang
memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara
tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional.
Sedangkan PPPK adalah warga negara Indonesia yang memnuhi
syarat tertentu, yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian
berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan instansi
pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka
melaksanakan tugas pemerintahan.
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi
pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua
golongan dan partai politik. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota
dan/atau pengurus partai politik. Selain itu untuk menjauhkan
birokrasi dari pengaruh partai politik, hai ini dimaksudkan untuk
menjamin keutuhan, kekompakan dan persatuan ASN, serta dapat
memusatkan segala perhatian, pikiran dan tenaga pada tugasyang
dibebankan kepadanya. Oleh karena itu dalam pembinaan karir
pegawai ASN, khususnya di daerah dilakukan oleh pejabat
berwenang yaitu pejabat karir tertinggi.
2. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka
pegawai ASN berfungsi dan bertugas sebagai berikut:
a. Pelaksana kebijakan publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk
melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina
kepegawaian sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-
undangan. Untuk itu ASN harus mengutamakan kepentingan
publik dan masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya, serta harus mengutamakan pelayanan yang
berorientasi pada kepentingan publik.
b. Pelayan publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan
pelayanan publik yang profesional da berkualitas. Pelayanan
publik merupakan kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai peraturanperundang-undangan bagi setiap
warga negaradan penduduk atas barang, jasa dan/atau
pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh
penyelenggara pelayanan publik dengan tujuan kepuasan
pelanggan.
c. Perekat dan pemersatu bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat
persatuan dan kesatuan NKRI. ASN senantiasa setia dan taat
sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, negara dan
pemerintah. ASN senantiasa menjunung tinggi martabat ASN
serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara daripada
kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan. Dalam UU ASN
disebutkan bahwa dalam penyelengaraan dan kebijakan
manajemen ASN, salah satu diantaranya asas persatuan dan
kesatuan.
3. Hak dan Kewajiban ASN
Hak adalah suatu kewenangan atau kekuasaan yang
diberikan oleh hukum, suatu kepentingan yang dilindungi oleh
hukum, baik pribadi maupun umum. Dapat diartikan bahwa hak
adalah sesuatu yang patut atau layak diterima. Agar
melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik ,
dapat meningkatkan produktivitas, menjamin kesejateraan ASN
dan akuntabel, maka setiap SN diberikan hak. Hak ASN dan
PPPK yang diatur dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN
sebagai berikut:
1. PNS berhak memperoleh
a. gaji, tunjangan, dan fasilitas;
b. cuti;
c. jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
d. perlindungan; dan
e. pengembangan kompetensi.
2. PPPK berhak memperoleh:
a. gaji dan tunjangan;
b. cuti;
c. perlindungan; dan
d. pengembangan kompetensi
Selain hak sebagaimana disebutkan di atas, berdasarkan
pasal 70 UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN disebutkan bahwa
setiap pegawai ASN memiliki hak dan kesempatan untuk
mengembangkan kompetensi. Berdasarkan Pasal 92 pemerintah
juga wajib memberikan perlindungan berupa: 1) Jaminan
kesehatan; 2) Jaminan kecelakaan kerja; 3) Jaminan kematian; 4)
Bantuan hukum.
Sedangkan kewajiban adalah suatu beban atau tanggungan
yang bersifat kontraktual. Dengan kata lain kewajiban adalah suatu
yang sepatutnya diberikan. Pegawai ASN berdasarkan UU No. 5
Tahun 2014 tentang ASN wajib:
a. setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan pemerintah yang sah;
b. menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
c. melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah
yang berwenang;
d. menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian,
kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab;
f. menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku,
ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam
maupun di luar kedinasan;
g. menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan
rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan
h. bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

4. Kode etik dan kode prilaku ASN


Dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN disebutkan
bahwa ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode
perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga
martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku berisi
pengaturan perilaku agar pegawai ASN.
a. melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi;
b. melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c. melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
e. melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
Pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang- undangan dan etika
pemerintahan;
f. menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan;
g. menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien;
h. menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya;
i. memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait
kepentingan kedinasan;
j. tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
k. memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi
dan integritas ASN; dan
l. melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan
mengenai disiplin Pegawai ASN.
2.2.2 Whole of Government
1. Pengertian Whole of Government (WoG)
Berdasarkan interpretasi analitis dan manifestasi empiris di
lapangan maka WoG didefinisikan sebagai “suatu model
pendekatan integratif fungsional satu atap” yang digunakan untuk
mengatasi wicked problems yang sulit dipecahkan dan diatasi
karena berbagai karakteristik atau keadaan yang melekat antara
lain: tidak jelas sebabnya, multi dimensi, menyangkut perubahan
perilaku. Sesuai dengan karakteristik wicked problems, maka model
pendekatan WoG mempunyai perspektif tertentu sebagaimana
yang diilustrasikan pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Perspektif Whole Of Government (Wog)


Dalam Kebijakan Publik

2. Penerapan Whole of Government (WoG) dalam pelayanan


terintegrasi
a. Praktek Whole of Government (WoG)
Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat
dilakukan, baik dari sisi penataan institusi formal maupun
informal. Cara-cara ini pernah dipraktekkan oleh
beberapanegara, termasuk Indonesia dalam level-level tertentu.
b. Penguatan koordinasi antar lembaga
Penguatan koordinasi dapat dilakukan jika jumlah
lembaga lembaga yang dikoordinasikan masih terjangkau dan
manageable. Dalam prakteknya, span of control atau rentang
kendali yang rasional akan sangat terbatas. Salah satu
alternatifnya adalah mengurangi jumlah lembaga yang ada
sampai mendekatijumlah yang ideal untuk sebuah koordinasi.
Dengan jumlah lembaga yang rasional, maka koordinasi dapat
dilakukan lebih mudah.
c. Membentuk lembaga koordinasi khusus
Pembendtukan lembaga terpisah dan permanen yang
bertugas dalam mengkoordinasikan sektor atau kementrian
adalah salah satu cara melakukan WoG. Lembaga koordinasi
ini biasanya diberikan status lembaga stingkat lebih tinggi, atau
setidaknya setara dengan kelembagaan yang dikoordinasikan.
d. Membangun gugus tugas
Gugus tugas merupakan bentuk pelembagaan koordinasi
yang dilakukan di luar struktur formal, yang setidaknya tidak
permanen. Pembentukan gugus tugas biasanya menjadi salah
satu cara agar sumber daya yang terlibat dalam koordinasi
tersebut dicabut sementara dari lingkungan formalnya untuk
berkonsentrasi dalam proses koordnasi tadi.
e. Koalisi sosial
Koalisi sosial merupakan bentuk informal dari penyatuan
koordinasi antar sektor atau lembaga,tanpa perlu mebentuk
pelembagaan khusus dalam koordinasi. b.
f. Tantangan dalam praktek Whole of Government (WoG)
Tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan WoG di
tataran praktek sebagai berikut:
1) Kapasitas SDM dan institusi
Kapasitas SDM dan institusi-institusi yang terlibat
dalam WoG tidaklah sama. Perbedaan kapasitas ini bisa
menjadi kendala serius ketika pendekatan WoG, misalnya
mendorong terjadinya merger atau akuisisi kelembagaan,
dimana terjadi penggabungan SDM dengan kualifikasi yang
berbeda
2) Nilai dan budaya organisasi
Nilai dan budaya organisasi menjadi kendala ketika
terjadi upaya kolborasi samapi dengan kelembagaan.
3) Kepemimpinan
Kepemimpinan menjadi salah satu kunci penting
dalam pelaksanaan WoG. Kepemimpinan yang dibutuhkan
adalah kepemimpinan yang mampu mengakomodasi
perubahan nilai dan buaday organisasi serta meramu SDM
yang tersedia guna mencapai tujuan yang diharapkan.
c. Praktek Whole of Government (WoG) dalam pelayanan publik
Praktek WoG dalam pelayanan publik dilakukan dengan
menyatukan seluruh sektor yang terkait dengan pelayanan publik.
Jenis pelayanan publik yang dikenail dapat didekati oleh
pendekatan WoG sebagai berikut:
(1) Pelayanan yang bersifat administratif, yaitu pelayanan publik
yang menghasilkan berbagai produk dokumen resmi yang
dibutuhkan warga masyarakat. Dokumen yang dihasilkan bisa
meliputi KTP, status kewarganegaraan, status usaha, surat
kepemilikan, atau penguasaan atas barang, termasuk dokumen-
dokumen resmi seperti SIUP, izin trayek, izin usaha, akta,
sertifikat yanah dan lain-lain;
(2) Pelayanan jasa, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai
bentuk jasa yang dibutuhkan warga masyarakat, seperti
pendidikan, kesehatan, ketenagkerjaan, perhubungan dan lain-
lain.
(3) Pelayanan barang, yaitu pelayanan yang menghasilkan jenis
barang yang dibutuhkan warga masyarakat, seperti jalan,
jembatan, perumahan, jaringan telepon, listrik, air bersih, dan
lain-lain.
(4) Pelayanan regulatif, yaitu pelayanan melalui penegakan
hukuman dan peraturan perundang-undangan, maupun
kebijakan publik yang mengatur sendi-sendi kehidupan
masyarakat.
2. Nilai-nilai dasar Whole of Government
Praktek WoG dalam pelayanan publik dilakukan dengan
menyatukan seluruh sektor yang terkait dengan pelayanan publik
berdasarkan nilai-nilai dasar berikut ini.
1. Koordinasi
Kompleksitas lembaga membutuhkan koordinasi yang
efektif dan efisien antar lembaga dalam menjalankan kegiatan
kelembagaan
2. Integrasi
Integrasi dilakukan dengan pembauran sebuah sistem
antar lembaga sehingga menjadi kesatuan yang utuh
3. Sinkronisasi
Sinkronisasi merupakan penyelarasan semua
kegiatan/data yang berasal dari berbagai sumber , dengan
menyingkronkan seluruh sumber tersebut
4. Simplifikasi
Simplikasi merupakan penyederhanaan segala sesuatu
baik terkait data/proses di suatu lembaga untuk mengefisienkan
waktu, tenaga dan biaya.
2.2.3. Pelayanan Publik
1. Konsep pelayanan publik
a. Pengertian pelayanan publik
Menurut Keputusan MENPAN Nomor 63 tahun 2003,
mengenai pelayanan adalah sebagai berikut:
1. Pelayanan Publik adalah segala kegiatan pelayanan yang
dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai
upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun
pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. Penyelenggara adalah Pelayanan Publik adalah Instansi
Pemerintah;
3. Instansi Pemerintah adalah sebutan kolektif meliputi satuan
kerja satuan organisasi Kementrian, Departemen,
Kesekretariatan Lembaga Tertinggi dan Tinggi Negara, dan
instansi Pemerintah lainnya, baik Pusat maupun Daerah
termasuk Badan Usaha Milik Negara, Badan Hukum Milik
Negara dan Badan Usaha Milik Daerah;
4. Unit Penyelenggara pelayanan publik adalah unit kerja pada
instansi Pemerintah yang secara langsung memberikan
pelayanan kepada penerima pelayanan publik;
5. Pemberi pelayanan publik adalah pejabat/pegawai instansi
pemerintah yang melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan
publik sesuai dengan peraturan perundang- undangan;
6. Penerima pelayanan publik adalah orang, masyarakat,
instansi pemerintah dan badan hukum yang menerima
pelayanan dari instansi pemerintah.
2. Nilai-nilai dasar pelayanan publik
Perhatian pemerintah terhadap perbaikan pelayanan
kepada masyarakat, sebenarnya sudah diatur dalam beberapa
pedoman, antara lain adalah Keputusan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara (MENPAN) Nomor 63 Tahun
2003 yang mengemukakan tentang prinsip-prinsip pelayanan
publik sebagai berikut:
1. Kesederhanaan.
Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah
dipahami dan mudah dilaksanakan.
2. Kejelasan.
a. Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik;
b. Unit kerja/pejabat yang berwenang dan
bertanggungjawab dalam memberikan pelayanan dan
penyelesaian keluhan/ persoalan/sengketa dalam
pelaksanaan pelayanan publik;
c. Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara
pembayaran.
3. Kepastian Waktu, pelaksanaan pelayanan Publik dapat
diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.
4. Akurasi, Produk pelayanan Publik diterima dengan benar,
tepat, dan sah.
5. Keamanan, proses dan produk pelayanan Publik
memberikan rasa aman dan kepastian hukum.
6. Tanggung jawab
Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau
pejabat yang ditunjuk bertanggungjawab atas
penyelengaraan pelayanandan penyelesaian keluhan/
persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.
7. Kelengkapan Sarana dan prasarana.
Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan
kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk
penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan
informatika (telematika).
8. Kemudahan Akses.
Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang
memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat
me manfaatkan teknologi telekomunikasi dan informatika.
9. Kedisiplinan, Kesopanan dan Keramahan
Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan
santun, ramah, serta memberikan pelayanan dengan ikhlah
10. Kenyamanan.
Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur,
disediakan ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi,
lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi dengan
fasilitas pendukung pelayanan, seperti parkir, toilet, tempat
ibadah dan lain.
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Identifikasi Isu


Dalam penyusunan rancangan kegiatan aktualisasi, penulis akan
menjelaskan jabatannya. Jabatan penulis adalah Guru Bimbingan dan
Konseling Ahli Pertama di SMA Negeri 1 Lubuk Besar. Adapun uraian
tugas pokok/ fungsi pekerjaan penulis sesuai Permendikbud No. 111
Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar
dan Menengah adalah sebagai berikut.
1. Meningkatkan pemahaman diri dan lingkungan
2. Memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan
3. Meningkatkan penyesuaian diri dengan diri sendiri dan lingkungannya
4. Menyalurkan pilihan pendidikan, pekerjaan, dan karir
5. Mencegah timbulnya masalah
6. Melakukan perbaikan dan penyembuhan
7. Memelihara kondisi pribadi dan situasi yang kondusif untuk
perkembangan diri Konseli
8. Mengembangkan potensi optimal
9. Melakukan advokasi diri terhadap perlakuan diskriminatif
10. Membangun adaptasi pendidik dan tenaga kependidikan terhadap
program dan aktivitas pendidikan sesuai dengan latar belakang
pendidikan, bakat, minat, kemampuan, kecepatan belajar, dan
kebutuhan Konseli
Berdasarkan pengalaman penulis selama 2 minggu bekerja di SMA
Negeri 1 Lubuk Besar, penulis merasakan terdapat beberapa isu di sana.
Adapun isu-isu tersebut dapat diidentifikasikan sebagai berikut.
1. Kurangnya pemahaman siswa tentang pentingnya sekolah
2. Kurang aktifnya layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah
3. Kurangnya kemandirian siswa dalam pembelajaran outdoor (upacara
bendera, senam, dan lain-lain)
4. Kurangnya inisiatif siswa dalam kegiatan pembelajaran

3.2 Isu yang Diangkat


Berdasarkan hasil pengamatan lapangan selama 2 mingu bekerja di
SMA Negeri 1 Lubuk Besar serta diskusi dengan mentor dan coach,
terpilihlah core issue yang akan diselesaikan. Isu yang terpilih adalah
“Kurangnya Pemahaman Siswa tentang Pentingnya Sekolah” dan menjadi
isu yang perlu ditindak lanjuti terkait pemecahan masalahnya. Jika isu
tersebut tidak segera diselesaikan, maka akan mengakibatkan hal-hal
sebagai berikut.
1. Meningkatnya tingkat membolos siswa
2. Menurunnya motivasi belajar siswa
3. Menurunnya kedisiplinan siswa
4. Menurunnya inisiatif siswa dalam pembelajaran
5. Meningkatnya jumlah siswa yang putus sekolah

3.3 Kegiatan Pemecahan Isu


Berdasarkan Permendikbud No. 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan
dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Menengah, salah satu tugas
pokok atau fungsi guru bimbingan dan konseling (BK) adalah
meningkatkan pemahaman diri dan lingkungan siswa. Tugas ini berkaitan
dengan isu yang diangkat, yaitu kurangnya pemahaman siswa terkait diri
dan sekolah sebagai lingkungannya. Kurangnya pemahaman siswa
terhadap pentingnya sekolah menjadi salah satu isu yang perlu ditangani
oleh guru BK mengingat seriusnya dampak yang dapat timbul dari isu
tersebut.
Pengentasan isu atau masalah akan dilakukan dengan pemberian
bimbingan klasikal. Dengan bimbingan klasikal, salah satu fungsi BK akan
diterapkan, yaitu fungsi pemahaman. Fungsi pemahaman dalam layanan
BK diartikan sebagai upaya untuk membantu siswa agar memiliki
pemahaman terhadap dirinya dan lingkungannya, baik lingkungan
pendidikan, pekerjaan, atau norma agama (Yusuf & Nurihsan, 2011, hlm.
16). Melalui fungsi ini, siswa diharapkan dapat meningkatkan pemahaman
terkairt pentingnya sekolah sehingga pelanggaran atau dampak negatif
yang ditimbulkan dapat diminimalisir. Berdasarkan pemaparan di atas,
maka gagasan pemecahan isu yang diusulkan adalah Peningkatan
Pemahaman Pemahaman Pentingnya Sekolah bagi Siswa Kelas X IIS 1
SMA Negeri 1 Lubuk Besar Tahun Ajaran 2018/2019.

3.4 Rencana dan Tahapan Kegiatan


Penulis mengusulkan berapa kegiatan dan tahapan kegiatan dalam
pemecahan masalah. Kegiatan yang diusulkan ini berasal dari tugas
pokok dan fungsi (tupoksi) penulis sebagai guru BK serta disetujui oleh
coach dan mentor. Kegiatan dan tahapan yang diusulkan untuk
memecahkan isu kurangnya pemahaman siswa kelas X IIS 1 di SMA
Negeri 1 Lubuk Besar tahun ajaran 2018/2019 adalah sebagai berikut.
1. Melakukan asesmen lingkungan terkait kurangnya pemahaman
siswa terhadap pentingnya sekolah
a. Melakukan diskusi dengan pihak BK terkait pelanggaran yang
disebabkan kurangnya pemahaman siswa akan pentingnya
sekolah
b. Mencatat hasil diskusi terkait pelanggaran yang disebabkan
kurangnya pemahaman siswa akan pentingngnya sekolah
c. Menginventarisir hasil diskusi yang diperoleh
2. Membuat rencana pelaksanaan layanan (RPL) bimbingan klasikal
a. Menentukan tujuan dan kegiatan rencana pelaksanaan layanan
(RPL) bimbingan klasikal
b. Membuat atau mencari media layanan RPL
c. Membuat transkrip pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan
klasikal
3. Membuat angket tentang pemahaman siswa terhadap pentingnya
sekolah
a. Memeriksa data hasil diskusi dengan pihak BK
b. Membuat indikator keberhasilan
c. Menyusun angket
4. Melaksanakan bimbingan klasikal
a. Melakukan pre test di kelas X IIS 1
b. Melakukan bimbingan klasikal di kelas X IIS 1
c. Melakukan post test di kelas X IIS 1
5. Mengevaluasi kegiatan layanan BK
a. Menginput hasil pre test dan post test
b. Menelaah hasil pre test dan post test
c. Mengisi transkrip pelaksanaan layanan bimbingan klasikal
Rencana tahapan kegiatan di atas akan dilaksanakan di kelas X IIS 1
SMA Negeri 1 Lubuk Besar tahun ajaran 2018/2019. Dalam pelaksanaan
kegiatan, penulis akan menerapkan nilai-nilai dasar Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA)
agar visi dan misi SMA Negeri 1 Lubuk Besar dapat tercapai.

3.5 Relevansi Kegiatan dengan Nilai ANEKA


Berikut ini adalah uraian terkait kegiatan yang akan penulis
dilakukan.
1. Kegiatan 1: melakukan asesmen lingkungan terkait kurangnya
pemahaman siswa terhadap pentingnya sekolah
Kegiatan melakukan asesmen lingkungan terkait kurangnya
pemahaman siswa terhadap pentingnya sekolah dilakukan untuk
mengidentifikasi pelanggaran yang dilakukan siswa terkait
kurangnya pemahaman akan pentingnya sekolah agar diperoleh
gambaran yang dubutuhkan. Pelanggaran yang terkait kurangnya
pemahaman siswa akan pentingnya sekolah meliputi pelanggaran
seperti membolos, tidak memiliki inisiatif dalam belajar, datang
terlambat, kurang bersemangat, hingga putus sekolah.
Berikut adalah kegiatan asesmen lingkungan terkait kurangnya
pemahaman siswa terhadap pentingnya sekolah beserta nilai-nilai
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti
Korupsi (ANEKA) yang terkandung di dalamnya.
a. Melakukan diskusi dengan pihak bimbingan dan konseling
terkait pelanggaran yang disebabkan kurangnya pemahaman
siswa akan pentingnya sekolah.
Pada saat melakukan diskusi dengan pihak bimbingan dan
konseling terkait pelanggaran yang disebabkan kurangnya
pemahaman siswa akan pentingnya sekolah, saya akan
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar Etika Publik (memelihara
dan menjunjung tinggi standar etika luhur) dan
Nasionalisme (sila ke 4 kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan).
Nilai etika publik yang akan saya terapkan adalah dengan cara
berbicara menggunakan Bahasa Indonesia yang sopan santun.
Nilai nasionalisme yang akan saya terapkan adalah dengan
cara berdiskusi atau bermusyawarah dengan pihak bimbingan
dan konseling terkait masalah pelanggaran siswa yang
disebabkan kurangnya pemahaman akan pentingnya sekolah.
Adapun hasil/ output dari pelaksanaan kegiatan ini adalah
foto kegiatan diskusi.
b. Mencatat hasil diskusi terkait pelanggaran yang disebabkan
kurangnya pemahaman siswa akan pentingnya sekolah.
Pada saat mencatat hasil diskusi terkait pelanggaran yang
disebabkan kurangnya pemahaman siswa akan pentingnya
sekolah, saya akan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar
Akuntabilitas (tangung jawab). Nilai akuntabilitas yang akan
saya terapkan adalah dengan cara mencatat hal-hal penting
selama proses diskusi dengan penuh rasa tanggung jawab.
Adapun hasil/ output dari pelaksanaan pencatatan hasil
diskusi adalah data/ catatan.
c. Menginventarisir hasil diskusi yang diperoleh
Pada saat menginventarisir hasil diskusi yang diperoleh,
saya akan mengaktualisasikan nilai-nilai Anti Korupsi
(sederhana) dan Komitmen Mutu (efektif). Nilai anti korupsi
yang akan saya terapkan adalah dengan cara
menyederhanakan data/catatan hasil diskusi menjadi bentuk
daftar aatau inventaris. Nilai komitmen mutu yang akan saya
terapkan adalah dengan cara menginventaris sesuai tujuan,
yaitu menyederhanakan data agar mudah dimengerti.
Adapun hasil/ output dari pelaksanaan inventarisir hasil
diskusi terkait pelanggaran yang disebabkan kurangnya
pemahaman siswa akan pentingnya sekolah adalah data yang
telah diinventarisir/ berbentuk daftar sehingga lebih sederhana.
2. Kegiatan 2: membuat rencana pelaksanaan layanan (RPL)
bimbingan klasikal
Kegiatan pembuatan rencana pelaksanaan layanan (RPL)
dilakukan untuk menjadi dasar kegiatan bimbingan klasikal agar
bimbingan klasikal menjadi terarah.
Berikut ini adalah tahap-tahap kegiatan membuat rencana
pelaksanaan layanan (RPL) bimbingan klasikal beserta nilai-nilai
dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu,
Anti Korupsi (ANEKA) yang terkandung di dalamnya.
a. Menentukan tujuan dan kegiatan rencana pelaksanaan layanan
(RPL) bimbingan klasikal
Pada saat melaksanakan penentukan tujuan dan kegiatan
rencana pelaksanaan layanan (RPL) bimbingan klasikal, saya
akan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar Etika Publik
(membuat keputusan berdasarkan prinsip keadilan) dan
Nasionalisme (sila ke 5, keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia). Nilai etika publik yang akan saya terapkan adalah
dengan cara menentukan tujuan kegiatan secara adil sesuai
kebutuhan dan tanpa membeda-bedakan siswa. Nilai
nasionalisme yang akan saya terapkan adalah dengan cara
membuat tujuan dan kegiatan yang dapat memfasilitasi seluruh
siswa tanpa terkecuali.
Adapun hasil/ output dari pelaksanaan kegiatan ini adalah
rencana pelaksanaan layanan (RPL) bimbingan klasikal.
b. Membuat atau mencari media layanan RPL
Pada saat membuat atau mencari media layanan RPL saya
akan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar Anti Korupsi (kerja
keras) dan Komitmen Mutu (kreatif dan inovatif). Nilai anti
korupsi yang akan saya terapkan adalah dengan cara bekerja
dengan bersungguh-sungguh merancang dan mencari materi
untuk bimbingan klasikal. Nilai komitmen mutu yang akan saya
terapkan adalah dengan cara merancang materi bimbingan
klasikal semenarik dan sekreatif mungkin sehingga siswa
tertarik dengan materi yang disampaikan.
Adapun hasil/ output dari pelaksanaan kegiatan ini adalah
media layanan untuk bimbingan klasikal (power point dan
video).
c. Membuat transkrip pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan
klasikal
Pada saat membuat transkrip pelaksanaan kegiatan layanan
bimbingan klasikal, saya akan mengaktualisasikan nilai-nilai
dasar Akuntabilitas (tanggung jawab) dengan cara membuat
transkrip pelaksanaan dengan sungguh-sungguh sebagai
bentuk pertanggung jawaban atas hasil kegiatan bimbingan
klasikal.
Adapun hasil/ output dari pelaksanaan kegiatan ini adalah
transkrip pelaksanaan bimbingan klasikal.
3. Kegiatan 3: membuat angket tentang pemahaman siswa terhadap
pentingnya sekolah
Kegiatan pembuatan angket tentang pemahaman siswa
terhadap pentingnya sekolah dilakukan untuk mengetahui keadaan
siswa sebelum dan sesudah dilakukan bimbingan klasikal agar
gambaran perubahan siswa diperoleh.
Berikut ini adalah tahap-tahap membuat angket tentang
pemahaman siswa terhadap pentingnya sekolah beserta nilai-nilai
dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu,
Anti Korupsi (ANEKA) yang terkandung di dalamnya.
a. Menelaah data hasil diskusi dengan pihak BK
Pada saat menelaah data hasil diskusi dengan pihak BK,
saya akan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar Anti Korupsi
(kerja keras) dan Etika Publik (menjalankan tugas secara
profesional dan tidak memihak). Nilai anti korupsi yang akan
saya terapkan adalah dengan cara menelaah data hasil diskusi
dengan bersungguh-sungguh. Nilai etika publik yang akan saya
terapkan adalah dengan dengan cara menelaah data hasil
diskusi dengan penuh integritas sesuai dengan tupoksi saya.
Adapun hasil/ output dari pelaksanaan kegiatan ini adalah
foto hasil diskusi yang sudah ditelaah.
b. Membuat indikator keberhasilan
Pada saat melakukan pembuatan indikator keberhasilan
angket, saya akan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar
Akuntabilitas (kejelasan) dengan cara membuat indikator
angket menjadi lebih jelas sehingga mewakili hal yang akan
diukur dan dimengerti oleh siswa.
Adapun hasil/ output dari pelaksanaan kegiatan ini adalah
adanya format indikator keberhasilan angket.
c. Menyusun angket
Pada saat melakukan penyusunan angket, saya akan
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar Akuntabilitas (tanggung
jawab) dan Komitmen Mutu (efektif). Nilai akuntabilitas yang
akan saya terapkan adalah dengan membuat angket secara
bersungguh-sungguh. Nilai komitmen mutu yang saya terapkan
adalah dengan menyusun angket yang berorientasi pada tujuan
atau kepuasan siswa dalam pengukuran pemahaman terkait
masalah yang dikaji.
Adapun hasil/ output dari pelaksanaan kegiatan ini adalah
angket tentang pemahaman siswa terhadap pentingnya
sekolah.
4. Kegiatan 4: melaksanakan bimbingan klasikal
Kegiatan melaksanakan bimbingan klasikal penting
dilakukan untuk memberikan layanan bimbingan dan konseling di
kelas agar dapat meningkatkan pemahaman siswa terkait
pentingnya sekolah.
Berikut ini adalah tahap-tahap melaksanakan bimbingan klasikal
beserta nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) yang terkandung di
dalamnya.
a. Melakukan pre test di kelas X IIS 1
Pada saat akan melakukan pre test di kelas X IIS 2, saya
akan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar Akuntabilitas
(keadilan) dengan cara memberikan kesempatan yang sama
kepada semua siswa untuk mengerjakan pre test dengan
tenang agar gambaran tentang pemahaman mereka dapat
diperoleh.
Hasil/ output dari pelaksanaan kegiatan ini adalah angket
pre test yang telah diisi.
b. Melakukan bimbingan klasikal di kelas X IIS 1
Pada saat melakukan bimbingan klasikal di kelas X IIS 1,
saya akan menerapkan nilai-nilai dasar Etika Publik
(menjunjung tinggi standar etika luhur) dan Komitmen
Mutu: orientasi mutu. Nilai etika publik yang akan saya
terapkan adalah dengan berbicara menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik dan penuh sopan santun. Nilai komitmen
mutu yang akan saya terapkan adalah dengan memberikan
pelayanan yang memuaskan dan sesuai dengan kebutuhan
siswa.
Adapun hasil/ output dari kegiatan ini adalah adalah foto
pelaksanaan bimbingan klasikal.
c. Melakukan post test di kelas X IIS 1
Pada saat melakukan post test, saya akan
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar Akuntabilitas (tanggung
jawab) dengan cara mengadakan tes akhir dengan penuh rasa
tanggung jawab.
Adapun hasil/ output dari pelaksanaan kegiatan ini adalah
angket post test yang telah diisi.
Kegiatan 5: mengevaluasi kegiatan layanan BK
Kegiatan mengevaluasi layanan BK dilakukan untuk
mengetahui hasil bimbingan klasikal yang telah dilakukan agar
diketahui perkembangan siswa sebelum dan setelah menerima
layanan.
Berikut ini adalah tahap-tahap kegiatan mengevaluasi layanan
BK beserta nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) yang
terkandung di dalamnya.
a. Menginput hasil pre test dan post test
Pada saat menginput hasil pre test dan post test, saya akan
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar Akuntabilitas (tanggung
jawab) dan Komitmen Mutu (efisien). Nilai akuntabilitas yang
akan saya aktualisasikan adalah dengan cara menginput data
dengan sungguh-sungguh sesuai dengan tanggung jawab tugas
saya. Nilai komitmen mutu yang saya aktualisasikan adalah
dengan cara menginput hasil pretest dan post test secepat
mungkin dan seefisien mungkin.
Adapun hasil/ output dari kegiatan ini adalah hasil pre test
dan post test.
b. Menelaah hasil pre test dan post test
Pada saat menelaah hasil pretest dan post test siswa saya
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar Anti Korupsi (kerja keras
dan jujur) dengan cara menelaah data yang diperoleh dari hasil
pretest dan post test dengan sungguh-sungguh dan jujur apa
adanya.
Adapun hasil/ output dari kegiatan ini adalah adanya data
hasil pretest dan post test yang sudah ditelaah.
c. Mengisi transkrip pelaksanaan layanan bimbingan klasikal
Pada saat mengisi transkrip pelaksanaan layanan bimbingan
klasikal, saya akan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar
Akuntabilitas (tanggung jawab dan transparansi) dengan
cara mempertanggung jawabkan hasil kegiatan bimbingan
klasikal ke dalam format evaluasi dengan penuh rasa tanggung
jawab dan transparan apa adanya.
Adapun hasil/ output dari kegiatan ini adalah transkrip
pelaksanaan bimbingan klasikal yang sudah diisi.

Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi


Kontribusi terhadap visi dan misi SMA Negeri 1 Lubuk Besar adalah
dengan pemberian layanan bimbingan klasikal untuk meningkatkan
kesadaran siswa akan pentingnya sekolah maka diharapkan siswa dapat
menumbuhkan semangat untuk menempuh pendidikan sehingga
diharapkan dapat mendukung salah satu visi dan misi SMA Negeri 1
Lubuk Besar yaitu menumbuhkan semangat berkompetisi secara sehat
dan mandiri.

3.6 Jadwal Rencana Kegiatan Aktualisasi


Kegiatan yang telah diuraikan di atas akan dilaksanakan selama masa
off campus di mana penulis melaksanakan aktualisasi di SMA Negeri 1
Lubuk Besar sebagaimana jadwal berikut:
Waktu Pelaksanaan
Apil Mei
No Kegiatan
Minggu Minggu Minggu Minggu
ke 4 ke 1 ke 2 ke 3
1 Melakukan asesmen
lingkungan terkait kurangnya
pemahaman siswa terhadap
pentingnya sekolah
2 Membuat rencana
pelaksanaan layanan (RPL)
bimbingan klasikal
3 Membuat angket tentang
pemahaman siswa terhadap
pentingnya sekolah
4 Melaksanakan bimbingan
klasikal
5 Mengevaluasi kegiatan
layanan BK
Tabel 3.1
Jadwal Rencana Kegiatan Aktualisasi
BAB IV
CAPAIAN AKTUALISASI

4.1 Deskripsi Core Isu dan Strategi Penyelesaiannya


Dari isu yang terpilih, sebagian siswa SMA Negeri 1 Lubuk Besar
masih memiliki tingkat kesadaran yang rendah terhadap pemahaman
pentingnya sekolah. Salah satu kelas dengan tingkat kesadaran sekolah
yang rendah adalah kelas X IIS 1. Hal ini dibuktikan dengan terdapat
beberapa pelanggaran yang dilakukan hingga tingkat putus sekolah yang
cukup banyak. Maka dari itu, penulis berupaya untuk meningkatkan
kesadaran akan pentingnya sekolah bagi siswa kelas X IIS 1 karena jika
tidak ditangani maka akan berpengaruh terhadap pencapaian visi dan misi
sekolah. Sebagaimana disebutkan di atas, jika core isu tidak dicarikan
pemecahan masalahnya, maka akan mengakibatkan hal-hal sebagai
berikut.
1. Meningkatnya tingkat membolos siswa
2. Menurunnya motivasi belajar siswa
3. Menurunnya kedisiplinan siswa
4. Menurunnya inisiatif siswa dalam pembelajaran
5. Meningkatnya jumlah siswa yang putus sekolah
Strategi atau gagasan pemecahan core isu tersebut adalah dengan
melaksanakan kegiatan dan tahapan-tahapannya sambil
mengaktualisakan nilai-nilai dasar ANEKA. Hasil pelaksanaan kegiatan
dan tahapannya tidak hanya bermanfaat bagi penulis, namun juga
bermanfaat bagi pimpinan organisasi/sekolah dan juga bagi
stakeholder/pihak-pihak berkepentingan.

4.2 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi


Adapun jadwal pelaksanaan kegiatan aktualisasi selama masa off
campus di SMA Negeri 1 Lubuk Besar akan diuraikan sebagai berikut.
No Kegiatan Tahap kegiatan Output Waktu
1 Melakukan Melakukan diskusi Foto kegiatan Jumat,
asesmen dengan pihak diskusi 26 April
lingkungan terkait bimbingan dan 2019
kurangnya konseling terkait
pemahaman pelanggaran yang
siswa terhadap disebabkan
pentingnya kurangnya
sekolah pemahaman siswa
akan pentingnya
sekolah
Mencatat hasil Data/catatan Jumat,
diskusi terkait 26 April
pelanggaran yang Foto pencatatan 2019
disebabkan diskusi
kurangnya
pemahaman siswa
akan pentingnya
sekolah
Menginventarisir Data/catatan Senin,
hasil diskusi yang yang 29 April
diperoleh diinventarisir 2019

Foto
penginventarisir
hasil diskusi
2 Membuat rencana Menentukan tujuan Rencana Senin,
pelaksanaan dan kegiatan pelaksanaan 29 April
layanan (RPL) rencana layanan (RPL) 2019
bimbingan pelaksanaan Rencana
klasikal layanan (RPL) pelaksanaan
bimbingan klasikal layanan (RPL)

Foto pengerjaan
Membuat atau Media layanan Senin,
mencari media (power point, 29 April
layanan RPL video) 2019

Foto
pembuatan/
pencarian
media
Membuat transkrip Transkrip Senin,
pelaksanaan pelaksanaan 29 April
kegiatan layanan 2019
bimbingan klasikal Foto pembuatan
transkrip
pelaksanaan
3 Membuat angket Menelaah data Foto kegiatan Selasa,
tentang hasil diskusi menelaah hasil 30 April
pemahaman dengan pihak diskusi 2019
siswa terhadap bimbingan dan
pentingnya konseling
sekolah Membuat indikator Format indikator Selasa,
keberhasilan 30 April
Foto pembuatan 2019
indikator
keberhasilan
Menyusun angket Angket Selasa,
30 April
Foto 2019
penyusunan
angket
4 Melaksanakan Melakukan pre test Foto Jumat,
bimbingan di kelas X IIS 1 pelaksanaan 3 Mei
klasikal pre test 2019
Melakukan Foto Jumat,
bimbingan klasikal pelaksanaan 3 Mei
di kelas X IIS 1 bimbingan 2019 –
klasikal Senin,
13 Mei
2019
Melakukan post Foto Senin,
test di kelas X IIS 1 pelaksanaan 13 Mei
post test 2019
5 Mengevaluasi Menginput hasil pre Hasil pre test Selasa,
kegiatan layanan test dan post test dan post test 14 Mei
bimbingan dan 2019
konseling Foto
penginputan pre
test dan post
test
Menelaah hasil pre Foto kegiatan Selasa,
test dan post test menelaah pre 14 Mei
test dan post 2019
test
Mengisi transkrip Transkrip Selasa,
pelaksanaan pelaksanaan 14 Mei
layanan bimbingan yang telah diisi 2019
klasikal
Foto pengisian
transkrip
pelaksanaan
Tabel 4.1
Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi

4.3 Hasil Pelaksanaan Aktualisasi


Berdasarkan kegiatan aktualisasi yang telah saya laksanakan dari
tanggal 18 April 2019 sampai dengan 14 Mei 2019 di SMA Negeri 1 Lubuk
Besar, terdapat 5 kegiatan yang saya telah dilakukan yaitu sebagai
berikut.
1. Melakukan asesmen lingkungan terkait kurangnya pemahaman
siswa terhadap pentingnya sekolah
2. Membuat rencana pelaksanaan layanan (RPL) bimbingan klasikal
3. Membuat angket tentang pemahaman siswa terhadap pentingnya
sekolah
4. Melaksanakan bimbingan klasikal
5. Mengevaluasi kegiatan layanan BK
Maka uraian kegiatan yang telah saya aktualisasikan akan saya
jelaskan satu per satu.

Kegiatan 1: melakukan asesmen lingkungan terkait kurangnya


pemahaman siswa terhadap pentingnya sekolah
Kegiatan melakukan asesmen lingkungan terkait kurangnya
pemahaman siswa terhadap sekolah penting dilakukan sehingga
diperoleh gambaran yang dibutuhkan, yaitu kesadaran sekolah siswa saat
ini.
Kegiatan ini telah saya laksanakan selama 1 hari pada tanggal 26
April 2019 di ruang BK SMA Negeri 1 Lubuk Besar. Kegiatan tersebut
telah saya aktualisasikan sesuai denga tahapan-tahapan yang telah saya
rancang/ rencanakan sebelumnya dan setiap tahapan kegiatan yang saya
lakukan, saya telah mengaktualisasikan nilai nilai dasar PNS yaitu ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi). Pelaksanaan tahapan tersebut akan saya uraikan sebagai
berikut.
Kegiatan 1 tahapan 1: Melakukan diskusi dengan pihak bimbingan
dan konseling terkait pelanggaran yang disebabkan kurangnya
pemahaman siswa akan pentingnya sekolah.
Tahapan ini telah saya laksanakan pada hari Jumat, 26 April 2019
bertempat di ruang BK SMA Negeri 1 Lubuk Besar. Nilai-nilai dasar PNS
yang telah saya aktualisasikan pada tahapan 1 adalah sebagai berikut.
Etika Publik
Pada saat melaksanakan tahapan kegiatan berdiskusi dengan
pihak bimbingan dan konseling terkait pelanggaran yang disebabkan
kurangnya pemahaman siswa akan pentingnya sekolah, saya telah
mengaktualisasikan nilai etika publik yaitu memelihara dan menjunjung
tinggi standar etika luhur. Penulis melakukan diskusi dengan berbicara
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan sopan santun agar diskusi
berjalan lancar sehingga penulis memperoleh data yang dibutuhkan.
Nilai Nasionalisme
Pada saat melaksanakan tahapan kegiatan berdiskusi dengan
pihak bimbingan dan konseling terkait pelanggaran yang disebabkan
kurangnya pemahaman siswa akan pentingnya sekolah, saya telah
mengaktualisasikan nilai nasionalisme, yaitu sila ke 4 kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan. Penulis melaksanakan diskusi dengan tertib dan menghargai
pihak BK agar diskusi berjalan lancar sehingga penulis memperoleh data
yang dibutuhkan.
Dokumentasi
Adapun hasil/ output dari pelaksanaan tahapan 1 ini adalah
a. Foto melaksanakan tahapan 1

Gambar 4.1
Diskusi dengan Pihak BK

Kegiatan 1 tahap 2: Mencatat hasil diskusi terkait pelanggaran yang


disebabkan kurangnya pemahaman siswa akan pentingnya sekolah.
Tahapan ini telah saya laksanakan pada hari Jumat, 26 April 2019
bertempat di ruang BK SMA Negeri 1 Lubuk Besar. Nilai-nilai dasar PNS
yang telah saya aktualisasikan pada tahapan 2 adalah sebagai berikut.
Akuntabilitas
Pada saat melaksanakan tahapan kegiatan mencatat hasil diskusi
terkait pelanggaran yang disebabkan kurangnya pemahaman siswa akan
pentingnya sekolah, saya telah mengaktualisasikan nilai akuntabilitas
yaitu tanggung jawab. Penulis mencatat hal-hal penting selama proses
diskusi dengan penuh rasa tanggung jawab agar penulis memiliki catatan
terkait data yang penulis butuhkan. Sehingga penulis dapat memberikan
tindak lanjut dari data yang diperoleh.
Dokumentasi
Adapun hasil/ output dari pelaksanaan tahapan 2 adalah.
a. Catatan tangan hasil diskusi

Gambar 4.2
Catatan Tangan Hasil Diskusi

b. Foto melaksanakan tahapan 2

Gambar 4.3
Kegiatan Mencatat Hasil Diskusi

Kegiatan 1 tahap 3: Menginventarisir hasil diskusi yang diperoleh


Tahapan ini telah saya laksanakan pada hari Jumat, 26 April 2019
bertempat di ruang BK SMA Negeri 1 Lubuk Besar. Nilai-nilai dasar PNS
yang telah saya aktualisasikan pada tahapan 3 adalah sebagai berikut.
Anti Korupsi
Pada saat melaksanakan tahapan menginventarisir hasil diskusi
yang diperoleh, saya telah mengaktualisasikan nilai anti korupsi yaitu
sederhana. Penulis menyederhanakan data/catatan hasil diskusi agar
menjadi bentuk ketikan daftar atau inventaris sehingga mudah untuk
dipahami.
Komitmen Mutu
Pada saat melaksanakan tahapan menginventarisir hasil diskusi,
saya telah mengaktualisasikan. nilai komitmen mutu yaitu efektif.
Penulis mengetik dan menginventaris data tepat sesuai tujuan agar data
menjadi lebih sederhana data sehingga mudah dimengerti.
Dokumentasi
Adapun hasil/ output dari pelaksanaan tahapan 3 adalah.
a. Ketikan catatan yang telah diinventarisir (dibuat bentuk daftar)

Gambar 4.4
Catatan yang Telah Diinventarisir

b. Foto melaksanakan tahapan 3

Gambar 4.5 Kegiatan Pelaksanaan Inventarisir Data


Kontribusi Kegiatan 1 Terhadap Visi dan Misi Organisasi
Dengan melakukan asesmen lingkungan terkait kurangnya
pemahaman siswa terhadap pentingnya sekolah maka dapat diperoleh
gambaran tentang keadaan siswa untuk menjadi dasar program layanan
bimbingan dan konseling sehingga hal ini berkontribusi dalam
mewujudkan salah satu misi SMA Negeri 1 Lubuk Besar, yaitu
mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan bimbingan
sehingga siswa mampu berkembang sesuai dengan potensi yang
dimilikinya. Ketika siswa mampu berkembang sesuai potensi yang
dimilikinya, maka siswa dapat menjadi contoh atau teladan yang baik
sehingga hal ini berkontribusi terhadap salah satu visi SMA Negeri 1
Lubuk Besar, yaitu siswa yang melanjutkan mampu menjadi contoh di
masyarakat dalam bertindak dan bersikap.

Manfaat Kegiatan
a. Bagi Pimpinan
Manfaat bagi pimpinan adalah untuk membantu pimpinan
mengetahui gambaran keadaan siswa sehingga dapat menjadi
dasar dalam program pelaksanaan bimbingan dan konseling
sehingga program yang dibuat dapat memfasilitasi kebutuhan
siswa dan mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
b. Bagi Stakeholder
Manfaat bagi stakeholder dalam hal ini siswa adalah untuk
mengetahui gambaran keadaan siswa sehingga siswa mendapat
layanan bimbingan dan konseling sesuai dengan kebutuhannya.

Kegiatan 2: Membuat rencana pelaksanaan layanan (RPL) bimbingan


klasikal
Kegiatan membuat rencana pelaksanaan layanan (RPL) bimbingan
klasikal penting dilakukan agar menjadi dasar kegiatan bimbingan klasikal
sehingga bimbingan klasikal menjadi terarah.
Kegiatan ini telah saya laksanakan selama1 hari yaitu pada tanggal
29 April 2019 di ruang BK SMA Negeri 1 Lubuk Besar. Kegiatan tersebut
telah saya aktualisasikan sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah saya
rancang/ rencanakan sebelumnya dan setiap tahapan kegiatan yang saya
lakukan, saya telah mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS yaitu ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi). Pelaksanaan tahapan tersebut akan saya uraikan sebagai
berikut.
Kegiatan 2 tahap 1: Menentukan tujuan dan kegiatan rencana
pelaksanaan layanan (RPL) bimbingan klasikal
Tahapan ini telah saya laksanakan pada hari Senin, 29 April 2019
bertempat di ruang BK SMA Negeri 1 Lubuk Besar. Nilai-nilai dasar PNS
yang telah saya aktualisasikan pada tahapan 1 ini adalah sebagai berikut.
Etika Publik
Pada saat melaksanakan penentuan tujuan dan kegiatan rencana
pelaksanaan layanan (RPL) bimbingan klasikal, saya telah
mengaktualisasikan nilai etika publik yaitu membuat keputusan
berdasarkan prinsip keadilan. Penulis menentukan tujuan kegiatan
secara adil sesuai kebutuhan dan tanpa membeda-bedakan siswa agar
semua RPL yang dirancang dapat mewakili semua kebutuhan siswa.
Sehingga RPL yang dibuat dapat diterapkan dan memberikan andil
kepada seluruh siswa.
Nasionalisme (sila ke 5, keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia)
Pada saat melaksanakan penentuan tujuan dan kegiatan rencana
pelaksanaan layanan (RPL) bimbingan klasikal, saya telah
mengaktualisasikan nilai nasionalisme, yaitu sila ke 5, keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia. Penulis membuat tujuan dan kegiatan
secara adil sehingga dapat memfasilitasi seluruh kebutuhan siswa tanpa
terkecuali.
Dokumentasi
Adapun hasil/ output dari pelaksanaan tahapan 1 ini adalah.
a. Rencana pelaksanaan layanan (RPL)

Gambar 4.6
Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) Bimbingan Dan
Konseling

b. Foto melaksanakan tahapan 1

Gambar 4.7
Foto Melaksanakan Pembuatan RPL

Kegiatan 2 tahap 2: Membuat atau mencari media layanan RPL


Tahapan ini telah saya laksanakan pada hari Senin, 29 April 2019
bertempat di ruang BK SMA Negeri 1 Lubuk Besar. Nilai-nilai dasar PNS
yang telah saya aktualisasikan pada tahapan 2 ini adalah sebagai berikut.
Anti Korupsi
Pada saat tahapan kegiatan membuat atau mencari media layanan
RPL, saya telah mengaktualisasikan nilai anti korupsi, yaitu kerja keras.
Penulis bekerja dengan bersungguh-sungguh merancang dan mencari
materi untuk bimbingan klasikal agar penulis dapat memberikan materi
yang tepat sehingga tujuan RPL tercapai.
Komitmen Mutu (kreatif dan inovatif)
Pada saat tahapan kegiatan membuat atau mencari media layanan
RPL, saya telah mengaktualisasikan nilai komitmen mutu yaitu kreatif
inovatif. Penulis merancang materi bimbingan klasikal semenarik dan
sekreatif mungkin sehingga siswa tertarik dengan materi yang
disampaikan.

Dokumentasi
Adapun hasil/ output dari melaksanakan tahapan 2 ini adalah.
a. Media layanan RPL

Gambar 4.8
Media RPL (Power Point dan Video)

b. Foto melaksanakan tahapan 2

Gambar 4.9
Kegiatan Membuat Media RPL
Kegiatan 2 tahap 3: Membuat transkrip pelaksanaan kegiatan layanan
bimbingan klasikal
Tahapan ini telah saya laksanakan pada hari Senin, 29 April 2019
bertempat di ruang BK SMA Negeri 1 Lubuk Besar. Nilai-nilai dasar PNS
yang telah saya aktualisasikan pada tahapan 3 ini adalah sebagai berikut.
Akuntabilitas
Pada saat membuat transkrip pelaksanaan kegiatan layanan
bimbingan klasikal, saya telah mengaktualisasikan nilai akuntabilitas
yaitu tanggung jawab. Penulis membuat transkrip pelaksanaan dengan
sungguh-sungguh sebagai bentuk pertanggung jawaban atas hasil
kegiatan bimbingan klasikal sehingga hasil bimbingan klasikal dapat
diamati.

Dokumentasi
Adapun hasil/ output melaksanakan tahapan 3 ini adalah.
a. Transkrip pelaksanaan layanan bimbingan klasikal

Gambar 4.10
Transkrip Pelaksanaan Bimbingan Klasikal
b. Foto melaksanakan tahapan 3

Gambar 4.11 Membuat Transkrip Pelaksanaan Layanan


Bimbingan Klasikal

Kontribusi Kegiatan 2 Terhadap Visi dan Misi Organisasi


Dengan membuat rencana pelaksanaan layanan (RPL) bimbingan
klasikal maka dapat pemberian bimbingan klasikal dapat terarah sesuai
tujuan sehingga hal ini berkontribusi dalam mewujudkan salah satu misi
SMA Negeri 1 Lubuk Besar, yaitu mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar dan bimbingan sehingga siswa mampu berkembang
sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Ketika siswa mampu berkembang
sesuai potensi yang dimilikinya, maka siswa dapat menjadi contoh atau
teladan yang baik sehingga hal ini berkontribusi terhadap salah satu visi
SMA Negeri 1 Lubuk Besar, yaitu siswa yang melanjutkan mampu
menjadi contoh di masyarakat dalam bertindak dan bersikap.

Manfaat Kegiatan
a. Bagi Pimpinan
Manfaat bagi pimpinan adalah untuk membantu pimpinan
agar pemberian layanan bimbingan menjadi terarah sehingga RPL
yang dibuat dapat memfasilitasi kebutuhan siswa dan mencegah
hal-hal yang tidak diinginkan.
b. Bagi Stakeholder
Manfaat bagi stakeholder dalam hal ini siswa adalah untuk
membuat kegiatan bimbingan klasikal menjadi terarah sehingga
layanan bimbingan dan konseling yang diberikan sesuai dengan
kebutuhan.

Kegiatan 3: Membuat angket tentang pemahaman siswa terhadap


pentingnya sekolah
Kegiatan pembuatan angket tentang pemahaman siswa terhadap
pentingnya sekolah dilakukan untuk mengetahui keadaan siswa sebelum
dan sesudah dilakukan bimbingan klasikal agar gambaran perubahan
siswa diperoleh.
Kegiatan ini telah saya laksanakan selama 1 hari yaitu pada
tanggal 30 April 2019 di ruang BK SMA Negeri 1 Lubuk Besar. Kegiatan
tersebut telah saya aktualisasikan sesuai dengan tahapan-tahapan yang
telah saya rancang/ rencanakan sebelumnya dan setiap tahapan kegiatan
yang saya lakukan, saya telah mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS
yaitu ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu,
dan Anti Korupsi). Pelaksanaan tahapan tersebut akan saya uraikan
sebagai berikut.
Kegiatan 3 tahap 1: Menelaah data hasil diskusi dengan pihak BK
Tahapan ini telah saya laksanakan pada hari Selasa, 30 April 2019
bertempat di ruang BK SMA Negeri 1 Lubuk Besar. Nilai-nilai dasar PNS
yang telah saya aktualisasikan pada tahapan 1 ini adalah sebagai berikut.
Anti Korupsi
Pada saat menelaah data hasil diskusi dengan pihak BK, saya
telah mengaktualisasikan nilai-nilai dasar anti korupsi yaitu kerja keras.
Penulis menelaah data hasil diskusi dengan bersungguh-sungguh agar
penulis paham dengan data yang diperoleh sehingga penulis dapat
membuat tindak lanjut dari data tersebut.

Etika Publik
Pada saat menelaah data hasil diskusi dengan pihak BK, saya
telah mengaktualisasikan nilai etika publik yaitu menjalankan tugas
secara profesional dan tidak memihak. Penulis menelaah data hasil
diskusi dengan penuh integritas sesuai dengan tupoksi sehingga penulis
dapat membuat tindak lanjut yang adil dan tidak memihak bagi seluruh
siswa.

Dokumentasi
Adapun hasil/ output dari pelaksanaan tahapan 1 ini adalah.
a. Foto melaksanakan tahapan 1

Gambar 4.12
Kegiatan Menelaah Hasil Diskusi

Kegiatan 3 tahap 2: Membuat indikator keberhasilan


Tahapan ini telah saya laksanakan pada hari Selasa, 30 April 2019
bertempat di ruang BK SMA Negeri 1 Lubuk Besar. Nilai-nilai dasar PNS
telah saya aktualisasikan pada tahapan 2 ini adalah sebagai berikut.
Akuntabilitas
Pada saat melakukan pembuatan indikator keberhasilan angket,
saya telah mengaktualisasikan nilai akuntabilitas yaitu kejelasan.
Penulis membuat indikator agar angket menjadi lebih jelas sehingga
mewakili hal yang akan diukur dari siswa.
Dokumentasi
Adapun hasil/ output dari melaksanakan tahapan 2 ini adalah.
a. Indikator keberhasilan angket

Gambar 4.13
Indikator Keberhasilan Angket

b. Foto melaksanakan tahapan 2

Gambar 4.14
Membuat Indikator Keberhasilan Angket

Kegiatan 3 tahap 3: Menyusun angket


Tahapan ini telah saya laksanakan pada hari Selasa, 30 April 2019
bertempat di ruang BK SMA Negeri 1 Lubuk Besar. Nilai-nilai dasar PNS
yang telah saya aktualisasikan pada tahapan 3 ini adalah sebagai berikut.
Akuntabilitas
Pada saat melakukan penyusunan angket, saya telah
mengaktualisasikan nilai dasar akuntabilitas, yaitu tanggung jawab.
Penulis membuat angket secara bersungguh-sungguh sehingga angket
yang dibuat dapat dapat mengukur pemahaman siswa tentang pentingnya
sekolah.
Komitmen Mutu
Pada saat melakukan penyusunan angket, saya telah
mengaktualisasikan nilai dasar komitmen mutu yaitu efisien. Penulis
menyusun angket yang berorientasi pada tujuan dalam pengukuran
pemahaman terkait masalah yang dikaji sehingga diperoleh gambaran
pemahaman siswa tentang pentingnya sekolah.

Dokumentasi
Adapun hasil/ output dari melaksanakan tahapan 3 adalah.
a. Angket pemahaman siswa terhadap pentingnya sekolah

Gambar 4.15
Angket Pemahaman Siswa terhadap Pentingnya Sekolah
b. Foto melaksanakan tahapan 3

Gambar 4.16
Membuat Angket Pemahaman Siswa Terhadap Pentingnya
Sekolah

Kontribusi Kegiatan 3 Terhadap Visi dan Misi Organisasi


Dengan membuat angket tentang pemahaman siswa terhadap
pentingnya sekolah maka diperoleh gambaran tentang keadaan siswa
agar dapat ditindak lanjuti dengan tepat sehingga hal ini berkontribusi
dalam mewujudkan salah satu misi SMA Negeri 1 Lubuk Besar, yaitu
mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan bimbingan
sehingga siswa mampu berkembang sesuai dengan potensi yang
dimilikinya. Ketika siswa mampu berkembang sesuai potensi yang
dimilikinya, maka siswa dapat menjadi contoh atau teladan yang baik
sehingga hal ini berkontribusi terhadap salah satu visi SMA Negeri 1
Lubuk Besar, yaitu siswa yang melanjutkan mampu menjadi contoh di
masyarakat dalam bertindak dan bersikap.

Manfaat Kegiatan
a. Bagi Pimpinan
Manfaat bagi pimpinan adalah untuk membantu pimpinan
mengetahui gambaran keadaan siswa agar dapat ditentukan tindak
lanjut yang tepat sehingga siswa dapat mengatasi dan mencegah
masalah.
b. Bagi Stakeholder
Manfaat bagi stakeholder dalam hal ini siswa adalah untuk
mengetahui gambaran keadaan siswa sehingga siswa mendapat
tindak lanjut yang tepat.

Kegiatan 4: melaksanakan bimbingan klasikal


Kegiatan melaksanakan bimbingan klasikal penting dilakukan untuk
memberikan layanan bimbingan dan konseling di kelas agar dapat
meningkatkan pemahaman siswa terkait pentingnya sekolah.
Kegiatan ini telah saya laksanakan selama 2 hari yaitu pada
tanggal 3 Mei 2019 dan 13 Mei 2019 di kelas X IIS 1 SMA Negeri 1 Lubuk
Besar. Kegiatan tersebut telah saya aktualisasikan sesuai dengan
tahapan-tahapan yang telah saya rancang/ rencanakan sebelumnya dan
setiap tahapan kegiatan yang saya lakukan, saya telah
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS yaitu ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi).
Pelaksanaan tahapan tersebut akan saya uraikan sebagai berikut.
Kegiatan 4 tahap 1: Melakukan pre test di kelas X IIS 1
Tahapan ini telah saya laksanakan pada hari Jumat, 3 Mei 2019
bertempat di kelas X IIS 1 SMA Negeri 1 Lubuk Besar. Nilai-nilai dasar
PNS yang telah saya aktualisasikan pada tahapan 1 ini adalah sebagai
berikut.
Akuntabilitas
Pada saat melakukan tahapan pre test di kelas X IIS 1, saya telah
mengaktualisasikan nilai akuntabilitas yaitu keadilan. Penulis
memberikan kesempatan yang sama kepada semua siswa untuk
mengerjakan pre test dengan tenang sehingga gambaran tentang
pemahaman mereka dapat diperoleh.
Dokumentasi
Adapun hasil/ output melaksanakan tahapan 1 ini adalah.
a. Hasil kegiatan tahapan 1

Gambar 4.17
Angket Pre Test yang Sudah Diisi Siswa

b. Foto melaksanakan tahapan 1

Gambar 4.18
Pengerjaan Angket Pre Test

Kegiatan 4 tahap 2: Melakukan bimbingan klasikal di kelas X IIS 1


Tahapan ini telah saya laksanakan selama 2 hari atau 2 kali
pertemuan, yaitu pada hari Jumat, 3 Mei 2019 dan Senin, 13 Mei 2019 di
kelas X IIS 1 SMA Negeri 1 Lubuk Besar. Nilai-nilai dasar PNS yang telah
saya aktualisasikan pada tahapan 2 ini adalah sebagai berikut.
Etika Publik
Pada saat melakukan tahapan bimbingan klasikal di kelas X IIS 1,
saya telah menerapkan nilai dasar etika publik yaitu menjunjung tinggi
standar etika luhur. Penulis berbicara menggunakan Bahasa Indonesia
yang baik dan penuh sopan santun sehingga siswa merasa nyaman
dengan bimbingan klasikal yang dilaksanakan.
Komitmen Mutu
Pada saat melakukan tahapan bimbingan klasikal di kelas X IIS 1,
saya telah menerapkan nilai dasar komitmen mutu yaitu orientasi mutu.
Penulis memberikan layanan bimbingan klasikal yang menarik dan
memuaskan agar sesuai dengan kebutuhan siswa sehingga pemahaman
siswa terhadap pentingnya sekolah meningkat.

Dokumentasi
Adapun hasil/ output melaksanakan tahapan 2 ini adalah
a. Foto melaksanakan tahapan 2 (pertemuan pertama dan kedua)

(1) Pertemuan pertama (2) Pertemuan kedua


Gambar 4.19
Pelaksanaan Bimbingan Klasikal di Kelas X IIS 1 (Pertemuan
Pertama dan Kedua)

Kegiatan 4 tahap 3: Melakukan post test di kelas X IIS 1


Tahapan ini telah saya laksanakan pada hari Senin, 13 Mei 2019 di
kelas X IIS 1. Nilai-nilai dasar PNS yang telah saya laksanakan pada
tahapan 1 ini adalah sebagai berikut.
Akuntabilitas
Pada saat melakukan post test, saya telah mengaktualisasikan nilai
akuntabilitas yaitu tanggung jawab. Penulis mengadakan tes akhir
dengan penuh rasa tanggung jawab agar pemahaman siswa tentang
pentingnya sekolah dapat diketahui.

Dokumentasi
Adapun hasil/ output melaksanakan tahapan 3 ini adalah.
a. Hasil pelaksanaan tahapan 3

Gambar 4.20
Angket Post Test yang Sudah Diisi

b. Foto melaksanakan tahapan 3

Gambar 4.21
Pengerjaan Angket Post Test
Kontribusi Kegiatan 4 Terhadap Visi dan Misi Organisasi
Dengan melaksanakan bimbingan klasikal maka dapat
menumbuhkan semangat siswa untuk menempuh pendidikan sehingga
berkontribusi dalam mewujudkan salah satu misi SMA Negeri 1 Lubuk
Besar yaitu menumbuhkan semangat berkompetisi secara sehat dan
mandiri. Ketika siswa menyadari bahwa sekolah merupakan hal yang
penting dan memiliki semangat berkompetisi yang baik, maka hal ini
berkontribusi terhadap salah satu visi SMA Negeri 1 Lubuk Besar, yaitu
berprestasi dalam lomba tingkat provinsi dan nasional dalam bidang
akademik dan non akademik

Manfaat Kegiatan
a. Bagi Pimpinan
Manfaat bagi pimpinan adalah untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia yang dididik, yaitu siswa sehingga siswa
menjadi orang yang lebih baik, memiliki kesadaran sekolah yang
tinggi, hingga mampu bersaing dan membanggakan nama baik
sekolah.
b. Bagi Stakeholder
Manfaat bagi stakeholder dalam hal ini siswa adalah untuk
meningkatkan pemahaman tentang pentingnya sekolah sehingga
siswa dapat mencegah dampak negatif dari putus sekolah dan
berpeluang menjadi orang yang berhasil di kemudian hari.

Kegiatan 5: mengevaluasi kegiatan layanan BK


Melakukan kegiatan mengevaluasi layanan BK penting untuk
mengetahui hasil bimbingan klasikal yang telah dilakukan agar diketahui
perkembangan siswa sebelum dan setelah menerima layanan.
Kegiatan ini telah saya laksanakan selama 1 hari yaitu pada hari
Selasa, 14 Mei 2019 bertempat di ruang BK SMA Negeri 1 Lubuk Besar.
Kegiatan tersebut telah saya aktualisasikan sesuai dengan tahapan-
tahapan yang telah saya rancang/ rencanakan sebelumnya dan setiap
tahapan kegiatan yang saya lakukan, saya telah mengaktualisasikan nilai-
nilai dasar PNS yaitu ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi). Pelaksanaan tahapan tersebut akan
saya uraikan sebagai berikut.
Kegiatan 5 tahap 1: Menginput hasil pre test dan post test
Tahapan ini telah saya laksanakan pada jari Selasa, 14 Mei 2019 di
ruang BK SMA Negeri 1 Lubuk Besar. Nilai-nilai dasar PNS yang telah
saya aktualisasikan pada tahapan 1 ini adalah sebagai berikut.
Akuntabilitas
Pada saat melaksanakan tahapan menginput hasil pre test dan
post test, saya akan mengaktualisasikan nilai akuntabilitas yaitu
tanggung jawab. Penulis menginput data dengan sungguh-sungguh
sesuai dengan tanggung jawab tugas sehingga penulis memperoleh data
yang dibutuhkan.
Komitmen Mutu
Pada saat melaksanakan tahapan menginput hasil pre test dan
post test, saya akan mengaktualisasikan nilai komitmen mutu yaitu
efisien. Penulis menginput hasil pretest dan post test secepat mungkin
dan seefektif mungkin agar tidak banyak waktu yang digunakan sehingga
penulis dalam melakukan tahapan selanjutnya.
Dokumentasi
Adapun hasil/ output melaksanakan tahapan 1 adalah.
a. Hasil tahapan 1

Hasil input pre test Hasil input post test


Gambar 4.22 Hasil Input Pre Test dan Post Test
b. Foto melaksanakan tahapan 1

Gambar 4.23
Melakukan Input Pre Test dan Post Test

Kegiatan 5 tahap 2: Menelaah hasil pre test dan post test


Tahapan ini telah saya laksanakan pada hari Selasa, 14 Mei 2019
bertempat di ruang BK SMA Negeri 1 Lubuk Besar. Nilai-nilai dasar PNS
yang telah saya laksanakan pada tahapan 2 adalah sebagai berikut.
Anti Korupsi
Pada saat melaksanakan tahapan menelaah hasil pretest dan post
test siswa, saya telah mengaktualisasikan nilai anti korupsi yaitu kerja
keras dan jujur. Penulis menelaah data yang diperoleh dari hasil pretest
dan post test dengan sungguh-sungguh dan jujur apa adanya agar penulis
paham terhadap dampak dari hasil pemberian layanan bimbingan klasikal.
Diketahui bahwa nilai post test lebih besar daripada nilai pre test sehingga
hal ini menandakan bahwa pemberian layanan bimbingan klasikal
dikatakan berhasil.
Dokumentasi
Adapun hasil/ output melaksanakan tahapan 2 adalah.
a. Foto melaksanakan tahapan 2

Gambar 4.24
Menelaah Data Hasil Pre Test dan Post Test

Kegiatan 5 tahap 3: Mengisi transkrip pelaksanaan layanan


bimbingan klasikal
Tahapan ini telah saya laksanakan pada hasil Selasa, 14 Mei 2019
bertempat di ruang BK SMA Negeri 1 Lubuk Besar. Nilai-nilai dasar PNS
yang telah saya aktualisasikan pada tahapan 3 ini adalah sebagai berikut.
Akuntabilitas
Pada melaksanakan mengisi transkrip pelaksanaan layanan
bimbingan klasikal, saya akan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar
akuntabilitas (tanggung jawab dan transparansi). Penulis
mempertanggung jawabkan hasil kegiatan bimbingan klasikal melalui
format transkrip pelaksanaan dengan penuh rasa tanggung jawab dan
transparan apa adanya agar hasil pemberian layanan bimbingan klasikal
dapat diketahui.
Dokumentasi
a. Hasil tahapan 3

Gambar 4.25
Transkrip Pelaksanakaan Layanan Bimbingan Klasikal yang
Telah Diisi

b. Foto melaksanakan tahapan 3

Gambar 4.26
Mengisi Transkrip Pelaksanakaan Layanan Bimbingan Klasikal

Kontribusi Kegiatan 5 Terhadap Visi dan Misi Organisasi


Dengan melaksanakan evaluasi kegiatan layanan BK maka dapat
diketahui hasil peningkatan pemahaman siswa terhadap pentingnya
sekolah sehingga berkontribusi dalam mewujudkan salah satu misi SMA
Negeri 1 Lubuk Besar yaitu menumbuhkan semangat berkompetisi secara
sehat dan mandiri. Ketika siswa menyadari bahwa sekolah merupakan hal
yang penting dan memiliki semangat berkompetisi yang baik, maka hal ini
berkontribusi terhadap salah satu visi SMA Negeri 1 Lubuk Besar, yaitu
berprestasi dalam lomba tingkat provinsi dan nasional dalam bidang
akademik dan non akademik.

Manfaat Kegiatan
a. Bagi Pimpinan
Manfaat bagi pimpinan adalah untuk mengetahui hasil
pemberian layanan bimbingan sehingga dapat diberikan dijadikan
gambaran dasar penanganan dan tindak lanjut yang tepat bagi
siswa untuk ke depannya.
b. Bagi Stakeholder
Manfaat bagi stakeholder dalam hal ini siswa adalah untuk
mengetahui tingkat perubahan pemahaman akan pentingnya
sekolah. Ketika hasilnya meningkat, maka pemahaman siswa akan
pentingnya sekolah pun meningkat sehingga hal ini memberikan
dampak positif bagi siswa.

4.4 Analisis Dampak Apabila Nilai-nilai Dasar PNS Tidak


Diaktualisasikan/ Diaplikasikan Dalam Pelaksanaan Tugas dan
Jabatan
Pada kegiatan pelaksanaan aktualisasi, telah diuraikan bahwa
semua kegiatan dan nilai-nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) telah diaktualisaskan atau
diaplikasikan.
Berikut ini penulis menganalisis dampak apabila kelima nilai dasar
ANEKA tidak dapat diaplikasikan dalam melaksanakan tugas dan jabatan.
Kegiatan 1: Melakukan asesmen lingkungan terkait kurangnya
pemahaman siswa terhadap pentingnya sekolah
1. Melakukan diskusi dengan pihak BK terkait pelanggaran yang
disebabkan kurangnya pemahaman siswa akan pentingnya sekolah
Dalam melakukan diskusi dengan pihak BK terkait pelanggaran
yang disebabkan kurangnya pemahaman siswa akan pentingnya
sekolah, apabila nilai memelihara dan menjunjung tinggi standar
etika luhur dan sila ke 4 kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan tidak
diaplikasikan maka akan berdampak:
a. Diskusi tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan
b. Penulis tidak memperoleh data tentang pelanggaran siswa yang
dilatarbelakangi kurangnya pemahaman pentinganya sekolah
c. Penulis tidak dapat memahami keadaan siswa yang harus
ditangani
2. Mencatat hasil diskusi terkait pelanggaran yang disebabkan kurangnya
pemahaman siswa akan pentingngnya sekolah
Dalam mencatat hasil diskusi terkait pelanggaran yang disebabkan
kurangnya pemahaman siswa akan pentingnya sekolah, apabila nilai
tanggung jawab tidak diaplikasikan maka akan berdampak:
a. Tidak adanya catatan hasil kegiatan diskusi
b. Penulis tidak memperoleh gambaran keadaan siswa yang harus
ditangani
3. Menginventarisir hasil diskusi yang diperoleh
Dalam menginventarisir hasil diskusi yang diperoleh, apabila nilai
sederhana dan efektif tidak diaplikasikan maka akan berdampak:
a. Rumitnya catatan hasil diskusi
b. Penulis kesulitan untuk mehamami hasil kegiatan diskusi
c. Penulis kesulitan untuk mengambil kesimpulan dan tindak lanjut
dari catatan yang tidak sederhana
Kegiatan 2: Membuat rencana pelaksanaan layanan (RPL) bimbingan
klasikal
1. Menentukan tujuan dan kegiatan rencana pelaksanaan layanan (RPL)
bimbingan klasikal
Dalam menentukan tujuan dan kegiatan rencana pelaksanaan
layanan (RPL) bimbingan klasikal, apabila nilai membuat keputusan
berdasarkan prinsip keadilan dan sila ke 5, keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia tidak diaplikasikan maka akan berdampak:
a. Penulis tidak dapat menentukan tujuan dan kegiatan layanan yang
adil
b. Penulis tidak dapat memfasilitasi seluruh kebutuhan siswa
c. Penulis memihak dan membeda-bedakan siswa secara subjektif
d. Kegiatan yang akan dilakukan tidak akan mampu mencapai tujuan
bersama
2. Membuat atau mencari media layanan RPL
Dalam membuat atau mencari media layanan RPL, apabila nilai
kerja keras serta kreatif dan inovatif tidak diaplikasikan maka akan
berdampak:
a. Media layanan RPL tidak akan selesai
b. Penulis akan kesulitan menyampaikan materi bila tidak ada media
layanan
c. Siswa akan bosan jika tidak ada media yang menarik dalam
kegiatan bimbingan klasikal
d. Tujuan bimbingan klasikal sulit tercapai jika tidak ada media untuk
menyampaikan materi
3. Membuat transkrip pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan klasikal
Dalam membuat transkrip pelaksanaan kegiatan layanan
bimbingan klasikal, apabila nilai tanggung jawab tidak diaplikasikan
maka akan berdampak:
a. Transkrip pelaksanaan kegiatan bimbingan klasikal tidak akan
selesai
b. Tidak ada bukti bahwa bimbingan klasikal telah dilakukan
c. Tidak ada catatan tentang hasil bimbingan klasikal
d. Dengan tidak adanya hasil bimbingan klasikal, maka perubahan
siswa tidak dapat terlihat
e. Tindak lanjut tidak dapat dirancang jika tidak ada hasil kegiatan
Kegiatan 3: Membuat angket tentang pemahaman siswa terhadap
pentingnya sekolah
1. Memeriksa data hasil diskusi dengan pihak BK
Dalam memeriksa data hasil diskusi dengan pihak BK, apabila nilai
kerja keras serta menjalankan tugas secara profesional dan tidak
memihak tidak diaplikasikan maka akan berdampak:
a. Penulis tidak memahami data/catatan yang diperoleh
b. Penulis tidak dapat memberikan layanan sesuai kebutuhan siswa
c. Penulis membuat angket secara subjektif
2. Membuat indikator keberhasilan
Dalam membuat indikator keberhasilan, apabila nilai kejelasan
tidak diaplikasikan maka akan berdampak:
a. Tidak adanya ukuran keberhasilan angket
b. Tidak jelasnya arah dan tujuan angket
c. Angket tidak dapat memfasilitasi kebutuhan siswa
3. Menyusun angket
Dalam menyusun angket, apabila nilai tanggung jawab dan efektif
tidak diaplikasikan maka akan berdampak:
a. Angket tidak dapat terselesaikan
b. Tujuan angket tidak tercapai
c. Tidak adanya instrumen untuk mengukur perubahan siswa
Kegiatan 4: Melaksanakan bimbingan klasikal
1. Melakukan pre test di kelas X IIS 1
Dalam melakukan pre test di kelas X IIS 1, apabila nilai keadilan
tidak diaplikasikan maka akan berdampak:
a. Pelaksanaan pre test menjadi tidak adil
b. Siswa tidak mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengukur
perubahan pada dirinya melalui pre test
c. Penulis menjadi subjektif dalam pelaksanaan pre test
2. Melakukan bimbingan klasikal di kelas X IIS 1
Dalam melakukan bimbingan klasikal di kelas X IIS 1, apabila nilai
menjunjung tinggi standar etika luhur dan orientasi mutu tidak
diaplikasikan maka akan berdampak:
a. Penyampaian materi oleh penulis kepada siswa menjadi
miskomunikasi
b. Siswa tidak dapat memahami materi yang disampaikan oleh
penulis
c. Siswa tidak puas dengan layanan bimbingan klasikal yang
diberikan
d. Siswa tidak dapat meningkatkan pemahaman mereka terkait
pentingnya sekolah
3. Melakukan post test di kelas X IIS 1
Dalam melakukan post test di kelas X IIS 1, apabila nilai tanggung
jawab tidak diaplikasikan maka akan berdampak:
a. Kegiatan post test tidak akan terlaksana
b. Setelah memberikan bimbingan klasikal, perubahan pemahaman
siswa tidak dapat terlihat
c. Tidak adanya hasil kegiatan mengingat post test merupakan acuan
untuk melihat keberhasilan layanan bimbingan klasikal yang
diberikan
Kegiatan 5: Mengevaluasi kegiatan layanan BK
1. Menginput hasil pre test dan post test
Dalam menginput hasil pre test dan post test, apabila nilai
tanggung jawab dan efisien tidak diaplikasikan maka akan
berdampak:
a. Tidak adanya hasil pre test dan post test
b. Tidak dapat melihat hasil perubahan siswa dari layanan bimbingan
klasikal yang diberikan
c. Jika tidak efisien, maka proses input akan lebih lama dan melewati
deadline yang telah ditentukan
2. Menelaah hasil pre test dan post test
Dalam menelaah hasil pre test dan post test, apabila nilai kerja
keras dan jujur tidak diaplikasikan maka akan berdampak:
a. Penulis tidak memahami hasil pre test dan post test
b. Penulis tidak dapat memaparkan hasil pre test dan post test
c. Penulis tidak memperoleh perubahan siswa sebelum dan setelah
pemberian layanan bimbingan klasikal
d. Penulis mengubah hasil test secara subjektif
3. Mengisi transkrip pelaksanaan layanan bimbingan klasikal
Dalam mengisi transkrip pelaksanaan layanan bimbingan klasikal,
apabila nilai tanggung jawab dan transparansi tidak diaplikasikan
maka akan berdampak:
a. Tidak adanya bukti bahwa bimbingan klasikal telah dilaksanakan
b. Tidak adanya hasil bimbingan klasikal
c. Tindak lanjut tidak dapat dirancang apabila bimbingan klasikal tidak
memiliki hasil
d. Penulis menanipulasi hasil bimbingan klasikal
e. Penulis menutup-nutupi hasil bimbingan klasikal
BAB V
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
1. Aktualisasi kegiatan peningkatan pentingnya pemahaman sekolah
bagi siswa kelas X IIS 1 SMA Negeri 1 Lubuk Besar tahun ajaran
2018/2019 telah dilaksanakan dengan baik.
2. Laporan aktualisasi ini merupakan salah satu bagian dari tugas
Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung dengan menanamkan dan mengaktualisasikan 5 nilai
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi (ANEKA) serta peran dan kedudukan PNS yang meliputi
manajemen ASN, whole of government, dan pelayan publik
3. Laporan aktualisasi ini memberikan kontribusi terhadap visi dan
misi SMA Negeri 1 Lubuk Besar
4. Laporan aktualisasi ini memberikan manfaat bagi siswa SMA
Negeri 1 Lubuk Besar berupa peningkatan pemahaman tentang
sekolah.

4.2 Saran
1. Penulis berharap agar badan penyelenggara Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil ke depannya dapat meningkatkan
koordinasi dan fasilitas agar pelaksanaan Pelatiha Dasar dapat
lebih baik lagi
2. Penulis berharap pihak SMA Negeri 1 Lubuk Besar dapat
memberikan motivasi dan arahan yang lebih baik agar penulis
dapat meningkatnya kinerja
3. Penulis berharap siswa SMA Negeri 1 Lubuk Besar dapat
mencapai tugas perkembangan dengan baik, menangani
masalah, dan meningkatkan potensi diri.
DAFTAR PUSTAKA

Yusuf , S. & Nurihsan, A.J., 2011, Landasan Bimbingan dan Konseling,


Remaja Rosdakarya, Bandung.
Lembaga Administrasi Negara, 2015, Kumpulan Modul Pelatihan Dasar
CPNS ANEKA, Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.
FORMULIR PELAKSANAAN AKTUALISASI

Nama : Amalia Rahmatianti,S.Pd


NIP : 199509122019022003
Unit Kerja : SMA Negeri 1 Lubuk Besar
Jabatan : Guru Bimbingan Konseling Ahli Pertama
Isu : Kurangnya pemahaman siswa terhadap pentingnya sekolah

6. Melakukan asesmen lingkungan terkait kurangnya pemahaman siswa terhadap pentingnya sekolah
d. Melakukan diskusi dengan pihak BK terkait pelanggaran yang disebabkan kurangnya pemahaman siswa akan
pentingnya sekolah
e. Mencatat hasil diskusi terkait pelanggaran yang disebabkan kurangnya pemahaman siswa akan pentingngnya
sekolah
f. Menginventarisir hasil diskusi yang diperoleh
7. Membuat rencana pelaksanaan layanan (RPL) bimbingan klasikal
d. Menentukan tujuan dan kegiatan rencana pelaksanaan layanan (RPL) bimbingan klasikal
e. Membuat atau mencari media layanan RPL
f. Membuat transkrip pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan klasikal
8. Membuat angket tentang pemahaman siswa terhadap pentingnya sekolah
d. Memeriksa data hasil diskusi dengan pihak BK
e. Membuat indikator keberhasilan
f. Menyusun angket
9. Melaksanakan bimbingan klasikal
d. Melakukan pre test di kelas X IIS 1
e. Melakukan bimbingan klasikal di kelas X IIS 1
f. Melakukan post test di kelas X IIS 1
10. Mengevaluasi kegiatan layanan BK
d. Menginput hasil pre test dan post test
e. Menelaah hasil pre test dan post test
f. Mengisi transkrip pelaksanaan layanan bimbingan klasikal

Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap Visi


No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil
Mata Pelatihan dan Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6
1. Melakukan a. Melakukan diskusi Foto kegiatan Etika Publik: Dengan melakukan
asesmen dengan pihak diskusi memelihara dan asesmen lingkungan terkait
lingkungan bimbingan dan menjunjung tinggi kurangnya pemahaman
terkait konseling terkait standar etika luhur siswa terhadap pentingnya
kurangnya pelanggaran yang sekolah maka dapat
pemahaman disebabkan Nasionalisme: sila diperoleh gambaran
siswa kurangnya keempat kerakyatan tentang keadaan siswa
terhadap pemahaman siswa yang dipimpin oleh untuk menjadi dasar
pentingnya akan pentingnya hikmat kebijaksanaan program layanan
sekolah sekolah dalam bimbingan dan konseling
permusyawaratan sehingga hal ini
perwakilan berkontribusi dalam
b. Mencatat hasil Data/catatan Akuntabilitas: mewujudkan salah satu
diskusi terkait tanggung jawab misi SMA Negeri 1 Lubuk
pelanggaran yang Foto Besar, yaitu
disebabkan pencatatan mengoptimalkan
kurangnya diskusi pelaksanaan kegiatan
pemahaman siswa belajar mengajar dan
akan pentingnya bimbingan sehingga siswa
sekolah mampu berkembang
c. Menginventarisir Data/catatan Anti Korupsi: sesuai dengan potensi
hasil diskusi yang yang Sederhana yang dimilikinya. Ketika
diperoleh diinventarisir siswa mampu berkembang
Komitmen Mutu: sesuai potensi yang
Foto Efektif dimilikinya, maka siswa
penginventarisir dapat menjadi contoh atau
hasil diskusi teladan yang baik sehingga
hal ini berkontribusi
terhadap salah satu visi
SMA Negeri 1 Lubuk
Besar, yaitu siswa yang
melanjutkan mampu
menjadi contoh di
masyarakat dalam
bertindak dan bersikap.
2. Membuat a. Menentukan tujuan Rencana Etika Publik: membuat Dengan membuat rencana
rencana dan kegiatan pelaksanaan keputusan berdasarkan pelaksanaan layanan
pelaksanaan rencana layanan (RPL) prinsip keadilan (RPL) bimbingan klasikal
layanan (RPL) pelaksanaan Rencana maka dapat pemberian
bimbingan layanan (RPL) pelaksanaan Nasionalisme: sila bimbingan klasikal dapat
klasikal bimbingan klasikal layanan (RPL) kelima, keadilan sosial terarah sesuai tujuan
bagi seluruh rakyat sehingga hal ini
Foto Indonesia berkontribusi dalam
pengerjaan mewujudkan salah satu
b. Membuat atau Media RPL Anti Korupsi: kerja misi SMA Negeri 1 Lubuk
mencari media (power point, keras Besar, yaitu
layanan RPL video) mengoptimalkan
Komitmen Mutu: pelaksanaan kegiatan
Foto kreatif inovatif belajar mengajar dan
pembuatan/ bimbingan sehingga siswa
pencarian mampu berkembang
media sesuai dengan potensi
c. Membuat transkrip Transkrip Akuntabilitas: yang dimilikinya. Ketika
evaluasi kegiatan pelaksanaan tanggung jawab siswa mampu berkembang
layanan bimbingan sesuai potensi yang
klasikal Foto dimilikinya, maka siswa
pembuatan dapat menjadi contoh atau
transkrip teladan yang baik sehingga
pelaksanaan hal ini berkontribusi
terhadap salah satu visi
SMA Negeri 1 Lubuk
Besar, yaitu siswa yang
melanjutkan mampu
menjadi contoh di
masyarakat dalam
bertindak dan bersikap.
3. Membuat a. Menelaah data Foto kegiatan Anti Korupsi: kerja Dengan membuat angket
angket tentang hasil diskusi menelaah hasil keras tentang pemahaman siswa
pemahaman dengan pihak diskusi terhadap pentingnya
siswa bimbingan dan Etika Publik: sekolah maka diperoleh
terhadap konseling menjalankan tugas gambaran tentang
pentingnya secara profesional dan keadaan siswa agar dapat
sekolah tidak memihak ditindak lanjuti dengan
b. Membuat indikator Format Akuntabilitas: tepat sehingga hal ini
keberhasilan indikator kejelasan berkontribusi dalam
mewujudkan salah satu
Foto misi SMA Negeri 1 Lubuk
pembuatan Besar, yaitu
indikator mengoptimalkan
keberhasilan pelaksanaan kegiatan
c. Menyusun angket Angket Akuntabilitas: belajar mengajar dan
tanggung jawab bimbingan sehingga siswa
Foto mampu berkembang
penyusunan Komitmen Mutu: sesuai dengan potensi
angket efisien yang dimilikinya. Ketika
siswa mampu berkembang
sesuai potensi yang
dimilikinya, maka siswa
dapat menjadi contoh atau
teladan yang baik sehingga
hal ini berkontribusi
terhadap salah satu visi
SMA Negeri 1 Lubuk
Besar, yaitu siswa yang
melanjutkan mampu
menjadi contoh di
masyarakat dalam
bertindak dan bersikap.
4. Melaksanakan a. Melakukan pre test Angket pre test Akuntabilitas: keadilan Dengan melaksanakan
bimbingan di kelas X IIS 1 yang telah diisi bimbingan klasikal maka
klasikal dapat menumbuhkan
Foto semangat siswa untuk
pelaksanaan menempuh pendidikan
pre test sehingga berkontribusi
b. Melakukan Foto Etika Publik: dalam mewujudkan salah
bimbingan klasikal pelaksanaan menjunjung tinggi satu misi SMA Negeri 1
di kelas X IIS 1 bimbingan standar etika luhur Lubuk Besar yaitu
klasikal menumbuhkan semangat
Komitmen Mutu: berkompetisi secara sehat
orientasi mutu dan mandiri. Ketika siswa
c. Melakukan post Angket post Akuntabilitas: menyadari bahwa sekolah
test di kelas X IIS 1 test yang telah tanggung jawab merupakan hal yang
diisi penting dan memiliki
semangat berkompetisi
Foto yang baik, maka hal ini
pelaksanaan berkontribusi terhadap
post test salah satu visi SMA Negeri
1 Lubuk Besar, yaitu
berprestasi dalam lomba
tingkat provinsi dan
nasional dalam bidang
akademik dan non
akademik.
5. Mengevaluasi a. Menginput hasil Hasil pre test Akuntabilitas: Dengan
kegiatan pre test dan post dan post test tanggung jawab melaksanakan evaluasi
layanan test kegiatan layanan BK maka
bimbingan dan Foto Komitmen Mutu: dapat diketahui hasil
konseling penginputan efisien peningkatan pemahaman
pre test dan siswa terhadap pentingnya
post test sekolah sehingga
b. Menelaah hasil pre Foto kegiatan Anti korupsi: kerja berkontribusi dalam
test dan post test menelaah pre keras dan jujur mewujudkan salah satu
test dan post misi SMA Negeri 1 Lubuk
test Besar yaitu menumbuhkan
c. Mengisi transkrip Transkrip Akuntabilitas: semangat berkompetisi
evaluasi layanan pelaksanaan tanggung jawab dan secara sehat dan mandiri.
bimbingan klasikal yang telah diisi transparansi Ketika siswa menyadari
bahwa sekolah merupakan
Foto pengisian hal yang penting dan
transkrip memiliki semangat
pelaksanaan berkompetisi yang baik,
maka hal ini berkontribusi
terhadap salah satu visi
SMA Negeri 1 Lubuk
Besar, yaitu berprestasi
dalam lomba tingkat
provinsi dan nasional
dalam bidang akademik
dan non akademik.
FOTO PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan 1 Tahap 1: Diskusi dengan Pihak BK

Kegiatan 1 Tahap 2: Kegiatan Mencatat Hasil Diskusi

Kegiatan 1 Tahap 3: Kegiatan Pelaksanaan Inventarisir Data


Hasil Diskusi dengan Pihak BK SMA Negeri 1 Lubuk Besar Terkait
Pelanggaran Siswa yang Disebabkan Kurangnya Pemahaman Akan
Pentingnya Sekolah

Hari/ Tanggal : Jumat, 26 April 2019


Pukul : 09.30 WIB
Tempat : Ruang BK SMA Negeri 1 Lubuk Besar

Berikut ini adalah ringkasan hasil diskusi dengan pihak BK SMA Negeri 1
Lubuk Besar terkait pelanggaran siswa yang disebabkan kurangnya
pemahaman akan pentingnya sekolah. Ringkasan diskusi ini dibuat dalam
bentuk daftar/ inventaris sehingga lebih sederhana untuk dipahami.
1. Terdapat banyak pelanggaran siswa yang dilatarbelakangi oleh
kurangnya pemahaman akan pentingnya sekolah, di antaranya
a. Alpa (tidak masuk tanpa keterangan)
b. Membolos
c. Membuat surat ini palsu
d. Sering ke kantin/ WC saat jam pelajaran berlangsung
e. Banyak nilai tidak tuntas
f. Putus sekolah
2. Pelanggaran lebih sering dilakukan oleh siswa kelas X karena
merupakan masa peralihan dari SMP ke SMA
3. Siswa yang putus sekolah biasanya memilih untuk langsung bekerja/
menikah
4. Dari 10 angkatan yang telah diluluskan, terdapat sekitar 100 siswa
yang pernah putus sekolah
5. Biasanya, setiap angkatan menyumbang 10% siswa yang putus
sekolah
6. Jumlah ini cukup memprihatinkan sehingga membutuhkan
penanganan agar pemahaman siswa terhadap pentingnya sekolah
dapat meningkat
Kegiatan 2 tahap 1: Melaksanakan Pembuatan RPL

Kegiatan 2 tahap 2: Kegiatan Membuat Media RPL

Kegiatan 2 tahap 3: Membuat Transkrip Pelaksanaan Layanan


Bimbingan Klasikal
PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 LUBUK BESAR
Jalan Raya Lubuk Besar, Desa Lubuk Lingkuk, Kecamatan Lubuk Besar 33686

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)


BIMBINGAN KLASIKAL
SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2018/2019

A A.
Komponen Layanan Layanan Dasar
B Bidang Layanan Pribadi
C Topik / Tema Layanan Kesadaran pentingnya sekolah
D Fungsi Layanan Pemahaman
E Tujuan Umum Siswa menyadari pentingnya sekolah
F Tujuan Khusus 1. Siswa mengetahui faktor-faktor penyebab
rendahnya kesadaran akan sekolah
2. Siswa mengetahui dampak jika tidak bersekolah
3. Siswa mengetahui alasan pentingnya sekolah
G Sasaran Layanan Kelas X IIS 1
H Materi Layanan 1. Faktor-faktor penyebab rendahnya kesadaran
bersekolah
2. Dampak negatif putus sekolah
3. Alasan pentingnya sekolah
I Waktu 2 x 45 Menit
J Sumber Materi 1. Prianka, E., 2014, Rendahnya Kesadaran
Masyarakat Mengenai Pendidikan, Diakses
dari :
https://www.kompasiana.com/evaprianka/54f5
ee54a333114b038b45f7/rendahnya-
kesadaran-masyarakatmengenai-pendidikan.
2. Dinisari, M.C., 2016, Putus Sekolah dan Hak
Anak. Diakses dari
https://banten.bisnis.com/read/20161113/461/
601905/putus-sekolah-hak-anak.
3. Haryati, H., 2014, 5 Alasan Pentingnya
Pendidikan, Diakses dari :
https://www.kompasiana.com/henyharyati/552
e374c6ea834cb238b457d/5-alasan-
pentingnya-pendidikan.
K Metode/Teknik Ceramah, curah pendapat (brainstorming) dan
menulis (written)
L Media / Alat Laptop, proyektor, speaker, power point, video,
kertas, alat tulis
M Pelaksanaan
1. Tahap Awal /Pendahuluan
a. Pernyataan Tujuan 1. Guru BK membuka dengan salam dan berdoa
2. Membina hubungan baik dengan siswa
(menanyakan kabar, pelajaran sebelumnya, ice
breaking)
3. Menyampaikan tujuan-tujuan khusus yang akan
dicapai
b. Penjelasan tentang 1. Memberikan langkah-langkah kegiatan, tugas dan
langkah-langkah tanggung jawab siswa
kegiatan 2. Kontrak layanan (kesepakatan layanan), hari ini kita
akan melakukan kegiatan selama 45 menit, kita
sepakat akan melakukan kegiatan dengan baik.
c. Mengarahkan Guru BK memberikan penejelasan tentang topik yang
kegiatan akan dibicarakan
(konsolidasi)
d. Tahap peralihan Guru BK menanyakan kesiapan siswa melaksanakan
( Transisi) kegiatan dan memulai ke tahap inti
2. Tahap Inti
a. Kegiatan siswa 1. Mengerjakan pre test terkait kesadaran pentingnya
sekolah
2. Mengamati tayangan slide power point
3. Melakukan brainstorming/curah pendapat
4. Menonton video tentang sekolah
5. Melakukan kegiatan written/ menulis hal yang
diperoleh dari tayangan video
6. Mengerjakan post test terkait kesadaran pentingnya
sekolah
b. Kegiatan Guru 1. Memberikan pre test terkait kesadaran pentingnya
BK/Konselor sekolah
2. Menayangkan slide power point yang berhubungan
dengan materi layanan
3. Mengajak siswa untuk brainstorming/curah
pendapat
4. Menayangkan video tentang sekolah
5. Mengajak siswa untuk menulis hal yang diperoleh
dari tayangan video
6. Membacakan hasil kegiatan written dari siswa
7. Memberikan post test terkait kesadaran pentingnya
sekolah
3. Tahap Penutup 1. Siswa menyimpulkan hasil kegiatan
2. Siswa merefleksi kegiatan dengan mengungkapkan
kemanfaatan kegiatan secara lisan
3. Guru BK memberi penguatan dan rencana tindak
lanjut
4. Guru BK menutup kegiatan layanan dengan
mengajak siswa bersyukur/berdoa dan mengakhiri
dengan salam
N Evaluasi
1. Evaluasi Proses Guru BK melakukan evaluasi dengan memperhatikan
proses yang terjadi :
1. Mengamati sikap atau antusias siswa dalam
mengikuti kegiatan
2. Mengamati cara siswa dalam menyampaikan
pendapat
3. Mengamati kegiatan written siswa
2. Evaluasi Hasil Evaluasi hasil dilakukan dengan menganalisis
instrumen berupa angket pre test dan post test yang
dikerjakan siswa
MATERI LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL

KESADARAN PENTINGNYA SEKOLAH

Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan manusia, oleh


karenanya pendidikan sangat dibutuhkan dalam menunjang pekerjaan dan masa
depan. Salah satu cara utama untuk menempuh pendidikan adalah dengan
bersekolah.
Faktor-faktor Rendahnya Kesadaran akan Sekolah
Kesadaran akan sekolah di Indonesia masih sangat rendah. Di tengah era
globalisasi dan modernisasi, teknologi masih saja ada masyarakat yang kurang
menghargai bagaimana pentingnya sekolah. Berikut ini adalah hal-hal yang menjadi
faktor kurangnya kesadaran sekolah:
1. Ketidaktahuan akan pentingnya pendidikan bagi kelangsungan hidup
Masyarakat khususnya yang tinggal di pedesaan cenderung berpikir “untuk apa
sekolah? Asalkan sudah bisa mencari uang tidak perlu sekolah”. Padahal
sekolah perlu untuk menunjang karier mereka di masa depan nanti.
2. Tidak memadainya sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan pendidikan.
Kurangnya bahkan rusaknya sarana dan prasarana yang telah ada, membuat
masyarakat semakin malas untuk sekolah.
3. Letak geografis yang menyulitkan untuk mengakses masyarakat di desa
terpencil.
Letak geografis kerap kali menjadi kendala untuk bersekolah bagi masyarakat
pedesaan, mulai dari naik turun bukit, tidak ada alat transportasi, sampai tidak
adanya aliran listrik
4. Mahalnya biaya sekolah
“Biaya pendidikan di Indonesia mahal, sedangkan penghasilan cuma cukup buat
makan saja. Belum beli seragam, sepatu, tas, peralatan sekolah, buku, belum
lagi kalo ada tugas-tugas, terus tiap hari perlu ongkos ke sekolah” mungkin
kalimat-kalimat ini yang sering terlintas di benak masyarakat pedesaan jika
memikirkan tentang sekolah (Priyanka, E., 2014).
Dampak Putus Sekolah
Putus sekolah pada anak memberikan dampak mulai dari diri anak sendiri,
keluarga, masyarakat hingga pemerintah. Terdapat paling tidak empat dampak bagi
anak yang putus sekolah.
1. Kurang atau bahkan tidak berkembangnya wawasan keilmuan anak.
Pentingnya ilmu bagi anak menjadi syarat utama baginya dalam menjalani
kehidupan mendatang. Apabila putus sekolah, maka kesempatan untuk
mengembangkan dirinya tidak dapat optimal.
2. Keterbatasan anak untuk dapat memperoleh pekerjaan pada masa mendatang.
Akibat dari tidak memiliki wawasan keilmuan, keterampilan, kemampuan, anak
akan terkendala untuk memperoleh pekerjaan yang diinginkan. Oleh karena itu,
dalam menghadapi dunia kerja yang berkembang saat ini, mereka menuntut
tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan institusi terkait.
3. Pengaruh pada tingkat ekonomi yang dapat menyebabkan kemiskinan.
Apabila kemiskinan meningkat, tentunya akan berpengaruh pada kehidupan
satu generasi ke generasi selanjutnya. Kesempatan pendidikan yang tidak dapat
dirasakan oleh anak yang putus sekolah berpengaruh pada sektor ekonomi baik
dalam keluarga maupun di pemerintahan. Hal ini akan menjadi permasalahan
dan tanggung jawab pemerintah untuk dapat mengentaskan kemiskinan di
negeri ini.
4. Kehidupan sosial anak yang tidak terarah.
Putus sekolah akan mempengatuhi kehidupan sosial seperti pergaulan,
pertemanan, aktivitas kesehariannya. Anak-anak yang putus sekolah, terutama
karena membantu perekonomian orang tuanya akan lebih banyak
menghabiskan waktunya bekerja. Meskipun kita tahu bahwa usia anak sekolah
belum sepantasnya untuk melakukan pekerjaan guna memenuhi kebutuhan
sehari-hari keluarga (Dinisari, M.C., 2016).
Alasan Pentingnya Sekolah
1. Memberikan pengetahuan
Efek langsung dari sebuah pendidikan adalah memberi pengetahuan.
Pendidikan memberi kita banyak pengetahuan tentang berbagai hal dan segala
sesuatu yang berhu ungan dengan dunia ini, pendidikan juga dapat memberikan
pandangan bagi kehidupan. Pendidikan juga membantu kita membentuk sudut
pandang kehidupan yang lebih baik.
2. Untuk karir / pekerjaan
Salah satu alasan orang menganggap bahwa pendidikan itu kurang penting
karena sekolah ataupun tidak sekolah tetaplah susah mencari kerja. Maka dari
perlu diubah pola pikir bahwa dengan bersekolah kita akan lebih mudah
mendapat pekerjaan.
3. Membangun karakter
Pendidikan itu sangat penting bagi kita, karena tidak hanya memberi kita
pengetahuan akan tetapi mengajarkan kita pada sopan santun dan hal- hal yang
benar. Pendidikan memupuk kita menjadi individu dewasa, individu yang
mampu merencanakan masa depan dan mengambil keputusan yang tepat
dalam hidup.
4. Memberikan pencerahan
Pendidikan menhapuskan pemikiran yang salah dalam benak kita serta
membantu memberikan gambaran yang jelas tentang hal-hal yang berada
disekitar kita agar tidak kebingungan. Pendidikan mampu mengobarkan api
semangat dalam diri, semangat untuk mencari hal-hal yang belum diketahui,
semangat bertanya, semangat dalam menjalani kehidupan. Maka pendidikan
mampu memberi pencerahan bagi siapapun.
5. Membantu kemajuan bangsa
Meskipun tidak terdaftar dalam 3 kebutuhan dasar manusia, pendidikan adalah
sama pentingnnya. Pendidikan dapat membantu kemajuan bangsa karena masa
depan bangsa aman ditangan masyarakat yang berpendidikan. Pendidikan
adalah penting bagi pembangunan sosial dan pertumbuhan ekonomi bangsa
(Haryati, H., 2014).

Sumber Materi:
Prianka, E., 2014, Rendahnya Kesadaran Masyarakat Mengenai Pendidikan,
Diakses dari:
https://www.kompasiana.com/evaprianka/54f5ee54a333114b038b45f7/renda
hnya-kesadaran-masyarakatmengenai-pendidikan.
Dinisari, M.C., 2016, Putus Sekolah dan Hak Anak. Diakses dari
https://banten.bisnis.com/read/20161113/461/601905/putus-sekolah-hak-
anak.
Haryati, H., 2014, 5 Alasan Pentingnya Pendidikan, Diakses dari :
https://www.kompasiana.com/henyharyati/552e374c6ea834cb238b457d/5-
alasan-pentingnya-pendidikan.
Media Power Point
Media Video

Screenshoot Video Aku Ingin Sekolah

Screenshoot Video Pentingnya Pendidikan bagi Masa Depan


PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 LUBUK BESAR
Jalan Raya Lubuk Besar, Desa Lubuk Lingkuk, Kecamatan Lubuk Besar 33686

TRANSKRIP PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL


KELAS X IIS 1 SMA NEGERI 1 LUBUK BESAR TAHUN AJARAN 2018/2019
1 Topik kegiatan
2 Tujuan kegiatan
3 Kelas /Semester
4 Hari/ Tanggal
5 Durasi pertemuan
6 Pemateri
7 Materi
8 Hasil dan Tindak
Lanjut

………………, …………………
Mengetahui:
Kepala Sekolah, Guru BK

Drs. Sigid Widiono Amalia Rahmatianti, S.Pd


NIP. 196412241999031004 NIP. 199509122019022003
Kegiatan 3 tahap 1: Kegiatan Menelaah Hasil Diskusi

Kegiatan 3 tahap 2: Membuat Indikator Keberhasilan Angket

Kegiatan 3 tahap 3: Membuat Angket Pemahaman Siswa


Terhadap Pentingnya Sekolah
Indikator Keberhasilan Instrumen Pemahaman Siswa Terhadap
Pentingnya Sekolah

Aspek Indikator No Item


Pemahaman siswa terhadap Minat (Siswa 1, 2, 3, 4, 5
pentingnya sekolah memiliki minat yang
tinggi untuk
bersekolah)
Perhatian (Siswa 6, 7, 8, 9, 10
menaruh perhatian/
fokus yang tinggi
dalam pendidikan)
Objek (Pengaruh 11, 12, 13, 14, 15
dukungan guru dan
orang tua terhadap
siswa untuk
bersekolah)
Lingkungan 16, 17, 18, 19, 20
(Pengaruh
lingkungan sekitar
dan fasilitas dalam
mendukung siswa
untuk bersekolah)
ANGKET PEMAHAMAN SISWA TERHADAP PENTINGNYA SEKOLAH

Nama :
Tempat dan Tanggal Lahir :
Jenis Kelamin :
No HP :
Alamat :

Petunjuk Pengisian
1. Isilah identitas diri di atas
2. Bacalah angket dengan seksama kemudian pilihlah jawaban yang paling
sesuai dengan diri Anda saat ini. Tidak ada jawaban yang benar / salah
dalam angket ini
3. Berikan tanda ceklis (√) pada poin yang paling sesuai dengan keadaan Anda
yang sebenarnya

Keterangan:
SS : Sangat Setuju KS : Kurang Setuju
S : Setuju TS : Tidak Setuju

No Pernyataan SS S KS TS
1 Saya bersemangat untuk datang ke sekolah
2 Saya mengikuti pembelajaran tanpa merasa tertekan
3 Saya datang ke sekolah setelah bel masuk berbunyi
4 Saya sulit bangun pagi untuk pergi ke sekolah
5 Saya belum siap untuk menerima pelajaran saat pagi hari
6 Saya tertarik dengan pelajaran yang diajarkan guru di sekolah
7 Saya memperhatikan materi yang diberikan guru
8 Saya mencoba belajar dengan bersungguh-sungguh
9 Saya mengobrol dengan teman ketika guru menjelaskan materi
di kelas
10 Saya memikirkan hal lain yang tidak berhubungan dengan
pembelajaran ketika guru menjelaskan pelajaran
11 Guru selalu hadir dalam setiap jam pelajaran
12 Saya tidak mendapat kesempatan dari guru untuk bertanya saat
pelajaran berlangsung
13 Orang tua saya selalu hadir dalam setiap undangan/panggilan
dari sekolah
14 Orang tua saya tidak mau mengantar saya pergi ke sekolah
15 Orang tua saya tidak mempedulikan prestasi selama saya
berhasil lulus dari SMA
16 Sarana dan prasarana pembelajaran di sekolah saya memadai
17 Keadan di sekolah saya berisik sehingga saya sulit
berkonsentrasi di kelas
18 Banyak anak putus sekolah di lingkungan tempat tinggal saya
19 Tidak ada angkutan umum dari rumah ke sekolah saya
20 Sekolah saya tidak bersih sehingga saya merasa kurang
nyaman
Kegiatan 4 tahap 1: Pengerjaan Angket Pre Test

(1) Pertemuan pertama (2) Pertemuan kedua


Kegiatan 4 tahap 2: Pelaksanaan Bimbingan Klasikal di Kelas
X IIS 1

Kegiatan 4 tahap 3: Pengerjaan Angket Post Test


Kegiatan 5 tahap 1: Melakukan Input Pre Test dan Post Test

Kegiatan 5 tahap 2: Menelaah Data Hasil Pre Test dan Post


Test

Kegiatan 5 tahap 3: Mengisi Transkrip Pelaksanakaan Layanan


Bimbingan Klasikal
FOTO KONSULTASI DENGAN MENTOR DAN COACH

Foto Konsultasi dengan Mentor

Foto Konsultasi dengan Coach


RANCANGAN AKTUALISASI
PENINGKATAN PEMAHAMAN PENTINGNYA SEKOLAH
BAGI SISWA KELAS X IIS 1 SMA NEGERI 1 LUBUK BESAR
TAHUN AJARAN 2018/2019

DISUSUN OLEH:
AMALIA RAHMATIANTI, S.PD
19950912 201902 2 003

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL


GOLONGAN III ANGKATAN II
BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt. karena berkat
rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan rancangan aktualisasi
yang berjudul Peningkatan Pemahaman Pentingnya Sekolah Bagi Siswa
Kelas X IIS 1 SMA Negeri 1 Lubuk Besar Tahun Ajaran 2018/2019.
Terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Dra. Supartiningsih S,
M.Pd selaku coach; Bapak Drs. Sigid Widiono selaku mentor; para
pengasuh latsar; keluarga besar BKPSDMD Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung; keluarga besar SMA Negeri 1 Lubuk Besar; serta pihak-pihak
lain yang telah membantu dan memfasilitasi penulis dalam menyelesaikan
rancangan aktualisasi ini.
Penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan atau kata-kata
yang tidak dikehendaki dalam rancangan aktualisasi ini. Semoga
rancangan aktualisasi ini dapat bermanfaat.

Pangkalpinang, April 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ........................................................................ i
DAFTAR ISI ...................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ...............................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.5 Latar Belakang ........................................................................... 1
1.6 Tujuan ......................................................................................... 2
1.7 Gambaran Umum Unit Kerja ...................................................... 3
1.8 Visi, Misi Unit Kerja ...................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Nilai-nilai Dasar ANEKA ............................................................. 6
2.2 Manajemen ASN ..................................................................... 16
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI
3.1 Identifikasi Isu .......................................................................... 28
3.2 Isu yang Diangkat .................................................................... 29
3.3 Kegiatan Pemecahan Isu ......................................................... 29
3.4 Rencana dan Tahapan Kegiatan ............................................. 30
3.5 Relevansi Kegiatan dengan Nilai ANEKA ................................ 31
3.6 Jadwal Rencana Kegiatan Aktualisasi ...................................... 39
BAB IV KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan .............................................................................. 40
Daftar Pustaka ............................................................................... 41
Lampiran ........................................................................................ 42
DAFTAR TABEL

Tabel 2.2 Jadwal Rencana Kegiatan Aktualisasi ........................... 39


TABEL GAMBAR

Gambar 1.1 Struktur Organisasi ...................................................... 3


Gambar 3.1 Perspektif Whole of Government ............................... 21
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri sipil
dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada
instansi pemerintah. Aparatur Sipil Negara terdiri dari Pegawai Negeri Sipil
(PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K). Aparatur
Sipil Negara diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi
tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atauu diserahi tugas negara
lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perudang-undangan.
Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat tertentu diangkat menjadi
pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan. Sebelum menjadi PNS, terdapat
serangkaian tes dan prosedur yang harus dilalui, salah satunya adalah
tahapan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). CPNS harus melalui tahap
pelatihan dasar (latsar) untuk dipersiapkan menjadi seorang PNS.
Pelaksanaan latsar bagi CPNS diperkuat dengan dasar hukum yang
melandasinya, yaitu Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2017
tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil, Peraturan Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2018 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.
CPNS diselenggarakan untuk membentuk PNS yang berkarakter dan
profesional di mana PNS dituntut untuk memiliki keterampilan kerja yang
baik dan berpegang teguh pada akhlak mulia.
Terdapat 5 nilai yang ditanamkan selama proses latsar. Kelima nilai
tersebut adalah Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu,
dan Anti Korupsi (ANEKA). Selain kelima nilai tersebut, peran dan
kedudukan PNS juga ditanamkan agar CPNS dapat mengenal tugas dan
kedudukan mereka. Tugas dan kedudukan PNS terdiri dari manajemen
ASN, whole of government, dan pelayan publik. Penanaman nilai tersebut
dilakukan dalam rentang waktu tertentu disertai dengan tugas-tugas
penunjang yang dapat meningkatkan kompetensi CPNS. Nilai-nilai
tersebut ditanamkan untuk kemudian diaktualisasikan di instansi kerja
masing-masing sebagai bekal untuk menjadi PNS yang berkompetensi.
Mengingat aktualisasi merupakan hal yang penting dalam
mempersiapkan peserta latsar untuk menjadi PNS, peserta diminta
mengangkat isu yang terjadi di instansi masing-masing dan memecahkan
masalah yang terjadi. Isu-isu yang diangkat merupakan hasil diskusi dan
pengamatan peserta latsar selama bekerja di instansi masing-masing
sebelum mengikuti latsar. Penulis menemukan beberapa isu selama
bertugas di SMA Negeri 1 Lubuk Besar. Di antara beberapa isu tersebut,
terdapat core issue atau isu inti yang perlu diangkat dan diselesaikan. Isu
inti yang diangkat adalah kurangnya pemahaman siswa terhadap
pentingnya sekolah. Masalah ini menyebabkan berbagai pelanggaran
seperti meningkatnya kegiatan membolos, kurangnya inisiatif dalam
pembelajaran, hingga putus sekolah. Maka dari itu, perlunya dilakukan
upaya pemecahan masalah agar dampak negatif dapat diminimalisir.
Dengan peningkatan pemahaman siswa terhadap pentingnya sekolah,
maka potensi siswa dapat dikembangkan secara optimal.

1.2Tujuan
Berikut ini adalah tujuan dari pelatihan dasar CPNS
1.2.1 Menanamkan dan mengaktualisasikan nilai-nilai Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi
(ANEKA) serta peran dan kedudukan PNS yang meliputi
manajemen ASN, whole of government, dan pelayan publik
1.2.2 Meningkatkan pemahaman siswa akan pentingnya sekolah
1.3 Gambaran Umum Unit Kerja
SMA Negeri 1 Lubuk Besar terletak di Jalan Raya Lubuk Besar, Desa
Lubuk Lingkung, Kecamatan Lubuk Besar, Kabupaten Bangka Tengah,
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. SMA Negeri 1 Lubuk Besar saat ini
dipimpin oleh kepala sekolah yang bernama Drs. Sigid Widiono. SMA
Negeri 1 Lubuk Besar terdiri dari 29 orang guru dan 10 staf Tata Usaha
(TU). Berikut ini adalah struktur organisasi SMA Negeri 1 Lubuk Besar.

Bagan 1.1
Struktur Organisasi

Hingga saat ini, SMA Negeri 1 Lubuk Besar sudah meluluskan 9


angkatan, yaitu.
1. Lulusan tahun pelajaran 2009/2010 sebanyak 79 siswa
2. Lulusan tahun pelajaran 2010/2011 sebanyak 81 siswa
3. Lulusan tahun pelajaran 2011/2012 sebanyak 58 siswa
4. Lulusan tahun pelajaran 2012/2013 sebanyak 58 siswa
5. Lulusan tahun pelajaran 2013/2014 sebanyak 78 siswa
6. Lulusan tahun pelajaran 2014/2015 sebanyak 68 siswa
7. Lulusan tahun pelajaran 2015/2016 sebanyak 78 siswa
8. Lulusan tahun pelajaran 2016/2017 sebanyak 106 siswa
9. Lulusan tahun pelajaran 2017/2018 sebanyak 98 siswa
SMA Negeri 1 Lubuk Besar sudah meraih banyak prestasi, baik dari
bidang akademik maupun non akademik. Selain prestasi, SMA Negeri 1
Lubuk Besar juga memiliki sarana dan prasasarana. Berikut adalah
sarana dan prasarana yang terdapat di SMA Negeri 1 Lubuk Besar.
Ruang Kegiatan Belajar = 12 Ruang
b. Ruang Lab. IPA
- Ruang Lab Kimia = 1 Ruang
- Ruang Lab Fisika = 1 Ruang
- Ruang Lab Biologi = 1 Ruang
c. Ruang Kantor = 1 Ruang
d. WC. Siswa = 4 Unit
e. Ruang Komputer = 1 Ruang
f. Ruang Multimedia = 1 Ruang
g. Ruang Perpustakaan = 1 Ruang
h. Sumur Gali = 2 Unit
i. Sumur Bor = Ada (Rusak)
j. Sarana Olahraga
- Lapangan Volly = Suda Ada
- Lapangan Lompat Jauh = Suda Ada
- Lapangan Bola Kaki = Suda Ada
- Lapangan Bola Basket = Suda Ada
j. Musholla = 2 Unit
k. Parkir Siswa = 1 Unit
l. Pos Satpam = Ada
m. Tower Air = 1 Buah
1.4 Visi, Misi Unit Kerja
Berikut ini adalah visi SMA Negeri 1 Lubuk Besar adalah Unggul
dalam Prestasi, Cerdas, Terampil, Berakhlak Mulia Dilandasi Iman dan
Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Indikator Keberhasilan:
1. Siswa yang lulus mampu bersaing masuk Perguruan Tinggi Negeri
2. Berprestasi dalam lomba tingkat provinsi dan nasional dalam
bidang akademik dan non akademik
3. Siswa yang melanjutkan mampu menjadi contoh di masyarakat
dalam bertindak dan bersikap
4. Siswa memiliki keterampilan dalam terjun ke masyarakat
5. Memiliki sikap disiplin yang tinggi, mandiri, aktif dalam berbagai
kegiatan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah
6. Terciptanya lingkungan sekolah yang bernuansa religius dan
berbudaya
Berikut ini adalah misi SMA Negeri 1 Lubuk Besar
7. Mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan
bimbingan sehingga siswa mampu berkembang sesuai dengan
potensi yang dimilikinya
8. Menumbuhkan semangat berkompetensi secara sehat dan mandiri
9. Mengembangkan kegiatan akademik dan non akademik
10. Mengembangkan sekolah sebagai tempat pengembangan budaya
dan akhlak mulia
11. Mengembangkan sekolah sebagai lingkungan yang agamis,
demokratis, tenggang rasa, dan penuh dengan nilai-nilai
kekeluargaan da kegiting royongan
12. Mengembangkan keterampilan khusus bagi siswa (Life Skill) atau
program kecakapan hidup (PKH)
BAB II
LANDASAN TEORI

2.2 Nilai-nilai Dasar ANEKA


2.1.1 Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok
atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi
amanahnya. Akuntabilitas terdiri dari beberapa aspek. Menurut LAN
RI (2015:8), aspek-aspek tersebut terdiri dari:
1. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan
2. Akuntabilitas berorientasi pada hasil
3. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan
4. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi
5. Akuntabilitas memperbaiki kinerja
Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam, yaitu: akuntabilitas
vertikal (pertanggungjawaban kepada otoritas yang lebih tinggi) dan
akuntabilitas horisontal (pertanggungjawaban pada masyarakat luas).
Berdasarkan aspek-aspek tersebut seorang PNS harus memiliki sikap
tanggung jawab dalam menjalankan setiap tugasnya. Bofens (dalam
LAN RI, 2015:10) menyatakan bahwa akuntabilitas publik memiliki tiga
fungsi utama yaitu:
1. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokratis);
2. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran
konstitusional);
3. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
Selain itu, menurut LAN RI (2015:11) akuntabilitas memiliki
tingkatan hierarkis. Tingkatan akuntabilitas terdiri dari 5 tingkatan
sebagai berikut:
1. Akuntabilitas personal
2. Akuntabilitas individu
3. Akuntabilitas kelompok
4. Akuntabilitas organisasi
5. Akuntabilitas stakeholder
Akuntabilitas memiliki empat dimensi agar memenuhi
terwujudnya sektor publik yang akuntabel, diantaranya sebagai
berikut:
1. Akuntabilitas kejujuran dan hukum (accountability for probity and
legality);
2. Akuntabilitas proses (process accountability);
3. Akuntabilitas program (program accountability);
4. Akuntabilitas kebijakan (policy accountability).
Ada beberapa indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang
harus diperhatikan, yaitu:
1) Kepemimpinan : Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke
bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam
menciptakan lingkungannya.
2) Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dankebijakan
yang dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi.
3) Integritas : adalah adalah konsistensi dan keteguhan yang tak
tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan
keyakinan.
4) Tanggung Jawab : adalah kesadaran manusia akantingkah laku
atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di
sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan
kesadaran akan kewajiban.
5) Keadilan : adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai
sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.
6) Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.
7) Keseimbangan : Untuk mencapai akuntabilitas dalam
lingkungankerja, maka diperlukan keseimbangan antara
akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
8) Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus
memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan
hasil yang diharapkan.
9) Konsistensi : adalah sebuah usaha untuk terus dan terus
melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.
2.1.2 Nasionalisme
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN.
Bahkan tidak hanya sekedar wawasan saja tetapi kemampuan
mengaktualisasikan nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya merupakan hal yang lebih penting. Nasionalisme dalam arti
sempit adalah suatu sikap yang meninggikan bangsanya sendiri,
sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya. Sikap
seperti ini jelas mencerai-beraikan bangsa yang satu dengan bangsa
yang lain. Keadaan seperti ini sering disebut chauvinisme. Sedangkan
dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa
cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus
menghormati bangsa lain (LAN RI, 2015:1).
Secara politis nasionalisme berarti pandangan atau paham
kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang
didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Dalam UU No. 5 tahun 2014
tentang ASN, salah satu fungsi ASN adalah menjalankan kebijakan
publik. Kebijakan publik diharapkan dapat dilakukan dengan integritas
tinggi dalam melayani publik sehingga dalam menjadi pelayan publik
yang profesional. ASN adalah aparat pelaksana yang melaksanakan
segala peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan
kebijakan publik untuk mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan.
Fungsi ASN sebagai pelayan publik merupakan segala bentuk
pelayanan sektor publik yang dilaksanakan aparatur pemerintah,
termasuk aparat yang bergerak di bidang perekonomian dalam bentuk
barang dan jasa, yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku (LAN,
2015:120). Sebagai pelayan publik seorang ASN dituntut menjadi
profesional untuk menciptakan pelayanan yang prima. Selain
profesional dan melayani, ASN juga dituntut harus memiliki integritas
tinggi yang merupakan bagian dari kode etik dan kode etik perilaku
yang telah diatur dalam Undang-Undang ASN. Etika-etika dalam kode
etik tersebut harus diarahkan pada pilihan-pilihan yang benar-benar
mengutamakan kepentingan masyarakat luas.

2.1.3 Etika Publik


Etika adalah tujuan hidup yang baik bersama dan untuk orang
lain di dalam institusi yang adil (LAN, 2015:8). Etika lebih dipahami
sebagai refleksi atas baik atau buruk, benar atau salah yang harus
dilakukan atau bagaimana melakukan kewajiban yang baik atau
benar.
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku
dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan
pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis (LAN,
2015:9). Kode etik profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah
laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui
ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh
oleh sekelompok profesional tertentu.
Berdasarkan undang-undang ASN, kode etik dan kode perilaku
ASN yakni sebagai berikut:
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi;
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku;
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang- undangan dan etika pemerintahan
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya;
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan
kedinasan;
10.Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan dan jabatannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
11.Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN;
12.Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai disiplin pegawai ASN.
Dimensi etika publik terdiri dari dimensi tujuan pelayanan publik
yang bertujuan untuk mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan
relevan, dimensi modalitas yang terdiri dari akuntabilitas, transparansi,
dan netralitas, serta dimensi tindakan integritas publik (LAN, 2015:11).
Ketiga dimensi tersebut dapat menjadi dasar untuk dapat menjadi
pelayan publik yang beretika.

2.1.4 Komitmen Mutu


LAN RI (2015: 9) menjelaskan bahwa karakteristik utama yang
dapat dijadikan dasar untuk mengukur tingkat efektivitas adalah
ketercapaian target yang telah direncanakan, baik dilihat dari capaian
jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga dapat memberi kepuasan,
sedangkan tingkat efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu,
tenaga, dan pikiran dalam menyelesaikan kegiatan. Inovasi muncul
karena adanya dorongan kebutuhan organisasi/perusahaan untuk
beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang terjadi di sekitarnya.
Mengenai inovasi, LAN RI (2015:11) menyatakan bahwa proses
inovasi dapat terjadi secara perlahan (bersifat evolusioner) atau bisa
juga lahir dengan cepat (bersifat revolusioner). Inovasi akan menjadi
salah satu kekuatan organisasi untuk memenangkan persaingan.
Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang
harus diperhatikan, yaitu :
1. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai
dengan target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat
ketercapaian target yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah
maupun mutu hasil kerja. Efektifitas organisasi tidak hanya diukur dari
performans untuk mencapai target (rencana) mutu, kuantitas,
ketepatan waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga diukur dari
kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
3. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan
mencapai hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi
merupakan tingkat ketepatan realiasi penggunaan sumberdaya dan
bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada
tidaknya pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi,
penyimpangan prosedur dan mekanisme yang ke luar alur.
3. Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang
konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk
membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk
profesionalisme layanan publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan
sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
4. Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan
produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau
bahkan melebihi harapan konsumen. Ada lima dimensi karakteristik
yang digunakan pelanggan dalam mengevaluasi kualitas pelayan
yaitu:
1. Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi;
2. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan
pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan
yang telah dijanjikan;
3. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan
pelayanan dengan tanggap;
4. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan,
dan sifat dapat dipercaya;
5. Empaty, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi
yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan
pelanggan.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli maka dapat disimpulkan
bahwa mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang
diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
dan bahkan melampaui harapannya. Manajemen mutu harus
dilaksanakan secara terintegrasi, dengan melibatkan seluruh
komponen organisasi, untuk senantiasa melakukan perbaikan mutu
agar dapat memuaskan pelanggan. Bill Creech (dalam LAN, 2015)
memperkenalkan lima pilar dalam manajemen mutu terpadu yaitu
produk, proses, organisasi, pemimpin dan komitmen. Kelima pilar
tersebut memiliki keterkaitan dan ketergantungan yang tinggi,
sehingga target mutu dapat diwujudkan bahkan dapat terus
ditingkatkan secara berkelanjutan.
Target utama kinerja aparatur yang berbasis komitmen mutu
adalah mewujudkan kepuasan masyarakat yang menerima layanan.
Mutu kerja aparatur dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat dewasa ini masih banyak yang tidak mengindahkan
peraturan perundang-undangan.

2.1.5. Anti Korupsi


Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi
yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama
bagi penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran
mustahil seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas.
Seseorang dituntut untuk bisa berkata jujur dan transparan serta tidak
berdusta baik terhadap diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat
membentengi diri terhadap godaan untuk berbuat curang.
2. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang
memiliki sifat kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi
akan memperhatikan lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat
banyak orang yang tidak mampu, menderita, dan membutuhkan
uluran tangan. Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk
memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah
berupaya untuk menyisihkan sebagian penghasilannya untuk
membantu sesama.
3. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri
seseorang menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain.
Mentalitas kemandirian yang dimiliki seseorang memungkinkannya
untuk mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara efektif.
Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-
pihak yang tidak bertanggungjawab demi mencapai keuntungan
sesaat.
4. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan
dan konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat
seseorang akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam
menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran
menjadi pegangan utama dalam bekerja. Seseorang yang mempunyai
pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam
kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.
5. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan
menyadari bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk
melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia.
Segala tindak tanduk dan kegiatan yang dilakukannya akan
dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa,
masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini
maka seseorang tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan
nista.
6. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan
kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang
sebesar-besarnya. Ia mencurahkan daya pikir dan kemampuannya
untuk melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia
tidak akan mau memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan keringat.
7. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang
menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya
dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan. Ia tidak tergoda untuk
hidup dalam gelimang kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi
modal kehidupannya adalah ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa
mengejar harta tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu
keserakahan akan selalu memacu untuk mencari harta sebanyak-
banyaknya.
8. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki
keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia
tidak akan mentolerir adanya penyimpangan dan berani menyatakan
penyangkalan secara tegas. Ia juga berani berdiri sendirian dalam
kebenaran walaupun semua kolega dan teman-teman sejawatnya
melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal yang semestinya. Ia
tidak takut dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau ternyata mereka
mengajak kepada hal-hal yang menyimpang.
9. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa
yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut
untuk mendapatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia
seorang pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil
kepada bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin
mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan
bangsanya. Kesadaran anti korupsi yang dibangun melalui
pendekatan spiritual, dengan selalu ingat akan tujuan keberadaannya
sebagai manusia di muka bumi, dan selalu ingat bahwa seluruh ruang
dan waktu kehidupannya harus dipertanggungjawabkan sehingga
dapat menjadi benteng kuat untuk anti korupsi. Tanggung jawab
spiritual yang baik akan menghasilkan niat yang baik dan mendorong
untuk memiliki visi dan misi yang baik, hingga selalu memiliki
semangat untuk melakukan proses atau usaha terbaik dan
mendapatkan hasil terbaik agar dapat dipertanggungjawabkan secara
publik.
2.2. Manajemen ASN
2.2.1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memilikinilai dasar, etika profesi, beba
dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi
pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya ASN
yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
1. Kedudukan ASN
Kedudukan atau status jabatan PNS dalam sistem birokrasi
selama ini dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi
yang profesional. Untuk dapat membangun profesionalitas
birokrasi, maka konsep yang dibangun dalam UU ASN tersebut
harus jelas. Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5
Tahun 2014 tentang ASN.
Berdasarkan jenisnya, pegawai ASN terdiri atas Pegawai
Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
Kerja (PPPK). PNS merupakan warga negara Indonesia yang
memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara
tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional.
Sedangkan PPPK adalah warga negara Indonesia yang memnuhi
syarat tertentu, yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian
berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan instansi
pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka
melaksanakan tugas pemerintahan.
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi
pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua
golongan dan partai politik. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota
dan/atau pengurus partai politik. Selain itu untuk menjauhkan
birokrasi dari pengaruh partai politik, hai ini dimaksudkan untuk
menjamin keutuhan, kekompakan dan persatuan ASN, serta dapat
memusatkan segala perhatian, pikiran dan tenaga pada tugasyang
dibebankan kepadanya. Oleh karena itu dalam pembinaan karir
pegawai ASN, khususnya di daerah dilakukan oleh pejabat
berwenang yaitu pejabat karir tertinggi.
2. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka
pegawai ASN berfungsi dan bertugas sebagai berikut:
d. Pelaksana kebijakan publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk
melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina
kepegawaian sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-
undangan. Untuk itu ASN harus mengutamakan kepentingan
publik dan masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya, serta harus mengutamakan pelayanan yang
berorientasi pada kepentingan publik.
e. Pelayan publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan
pelayanan publik yang profesional da berkualitas. Pelayanan
publik merupakan kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai peraturanperundang-undangan bagi setiap
warga negaradan penduduk atas barang, jasa dan/atau
pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh
penyelenggara pelayanan publik dengan tujuan kepuasan
pelanggan.
f. Perekat dan pemersatu bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat
persatuan dan kesatuan NKRI. ASN senantiasa setia dan taat
sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, negara dan
pemerintah. ASN senantiasa menjunung tinggi martabat ASN
serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara daripada
kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan. Dalam UU ASN
disebutkan bahwa dalam penyelengaraan dan kebijakan
manajemen ASN, salah satu diantaranya asas persatuan dan
kesatuan.
5. Hak dan Kewajiban ASN
Hak adalah suatu kewenangan atau kekuasaan yang
diberikan oleh hukum, suatu kepentingan yang dilindungi oleh
hukum, baik pribadi maupun umum. Dapat diartikan bahwa hak
adalah sesuatu yang patut atau layak diterima. Agar
melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik ,
dapat meningkatkan produktivitas, menjamin kesejateraan ASN
dan akuntabel, maka setiap SN diberikan hak. Hak ASN dan
PPPK yang diatur dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN
sebagai berikut:
3. PNS berhak memperoleh
f. gaji, tunjangan, dan fasilitas;
g. cuti;
h. jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
i. perlindungan; dan
j. pengembangan kompetensi.
4. PPPK berhak memperoleh:
e. gaji dan tunjangan;
f. cuti;
g. perlindungan; dan
h. pengembangan kompetensi
Selain hak sebagaimana disebutkan di atas, berdasarkan
pasal 70 UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN disebutkan bahwa
setiap pegawai ASN memiliki hak dan kesempatan untuk
mengembangkan kompetensi. Berdasarkan Pasal 92 pemerintah
juga wajib memberikan perlindungan berupa: 1) Jaminan
kesehatan; 2) Jaminan kecelakaan kerja; 3) Jaminan kematian; 4)
Bantuan hukum.
Sedangkan kewajiban adalah suatu beban atau tanggungan
yang bersifat kontraktual. Dengan kata lain kewajiban adalah suatu
yang sepatutnya diberikan. Pegawai ASN berdasarkan UU No. 5
Tahun 2014 tentang ASN wajib:
i. setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan pemerintah yang sah;
j. menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
k. melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah
yang berwenang;
l. menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
m. melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian,
kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab;
n. menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku,
ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam
maupun di luar kedinasan;
o. menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan
rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan
p. bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

6. Kode etik dan kode prilaku ASN


Dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN disebutkan
bahwa ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode
perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga
martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku berisi
pengaturan perilaku agar pegawai ASN.
m. melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi;
n. melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
o. melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
p. melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
q. melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
Pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang- undangan dan etika
pemerintahan;
r. menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan;
s. menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien;
t. menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya;
u. memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait
kepentingan kedinasan;
v. tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
w. memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi
dan integritas ASN; dan
x. melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan
mengenai disiplin Pegawai ASN.
2.2.2 Whole of Government
1. Pengertian Whole of Government (WoG)
Berdasarkan interpretasi analitis dan manifestasi empiris di
lapangan maka WoG didefinisikan sebagai “suatu model
pendekatan integratif fungsional satu atap” yang digunakan untuk
mengatasi wicked problems yang sulit dipecahkan dan diatasi
karena berbagai karakteristik atau keadaan yang melekat antara
lain: tidak jelas sebabnya, multi dimensi, menyangkut perubahan
perilaku. Sesuai dengan karakteristik wicked problems, maka model
pendekatan WoG mempunyai perspektif tertentu sebagaimana
yang diilustrasikan pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Perspektif Whole Of Government (Wog)


Dalam Kebijakan Publik

3. Penerapan Whole of Government (WoG) dalam pelayanan


terintegrasi
g. Praktek Whole of Government (WoG)
Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat
dilakukan, baik dari sisi penataan institusi formal maupun
informal. Cara-cara ini pernah dipraktekkan oleh
beberapanegara, termasuk Indonesia dalam level-level tertentu.
h. Penguatan koordinasi antar lembaga
Penguatan koordinasi dapat dilakukan jika jumlah
lembaga lembaga yang dikoordinasikan masih terjangkau dan
manageable. Dalam prakteknya, span of control atau rentang
kendali yang rasional akan sangat terbatas. Salah satu
alternatifnya adalah mengurangi jumlah lembaga yang ada
sampai mendekatijumlah yang ideal untuk sebuah koordinasi.
Dengan jumlah lembaga yang rasional, maka koordinasi dapat
dilakukan lebih mudah.
i. Membentuk lembaga koordinasi khusus
Pembendtukan lembaga terpisah dan permanen yang
bertugas dalam mengkoordinasikan sektor atau kementrian
adalah salah satu cara melakukan WoG. Lembaga koordinasi
ini biasanya diberikan status lembaga stingkat lebih tinggi, atau
setidaknya setara dengan kelembagaan yang dikoordinasikan.
j. Membangun gugus tugas
Gugus tugas merupakan bentuk pelembagaan koordinasi
yang dilakukan di luar struktur formal, yang setidaknya tidak
permanen. Pembentukan gugus tugas biasanya menjadi salah
satu cara agar sumber daya yang terlibat dalam koordinasi
tersebut dicabut sementara dari lingkungan formalnya untuk
berkonsentrasi dalam proses koordnasi tadi.
k. Koalisi sosial
Koalisi sosial merupakan bentuk informal dari penyatuan
koordinasi antar sektor atau lembaga,tanpa perlu mebentuk
pelembagaan khusus dalam koordinasi. b.
l. Tantangan dalam praktek Whole of Government (WoG)
Tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan WoG di
tataran praktek sebagai berikut:
4) Kapasitas SDM dan institusi
Kapasitas SDM dan institusi-institusi yang terlibat
dalam WoG tidaklah sama. Perbedaan kapasitas ini bisa
menjadi kendala serius ketika pendekatan WoG, misalnya
mendorong terjadinya merger atau akuisisi kelembagaan,
dimana terjadi penggabungan SDM dengan kualifikasi yang
berbeda
5) Nilai dan budaya organisasi
Nilai dan budaya organisasi menjadi kendala ketika
terjadi upaya kolborasi samapi dengan kelembagaan.
6) Kepemimpinan
Kepemimpinan menjadi salah satu kunci penting
dalam pelaksanaan WoG. Kepemimpinan yang dibutuhkan
adalah kepemimpinan yang mampu mengakomodasi
perubahan nilai dan buaday organisasi serta meramu SDM
yang tersedia guna mencapai tujuan yang diharapkan.
c. Praktek Whole of Government (WoG) dalam pelayanan publik
Praktek WoG dalam pelayanan publik dilakukan dengan
menyatukan seluruh sektor yang terkait dengan pelayanan publik.
Jenis pelayanan publik yang dikenail dapat didekati oleh
pendekatan WoG sebagai berikut:
(5) Pelayanan yang bersifat administratif, yaitu pelayanan publik
yang menghasilkan berbagai produk dokumen resmi yang
dibutuhkan warga masyarakat. Dokumen yang dihasilkan bisa
meliputi KTP, status kewarganegaraan, status usaha, surat
kepemilikan, atau penguasaan atas barang, termasuk dokumen-
dokumen resmi seperti SIUP, izin trayek, izin usaha, akta,
sertifikat yanah dan lain-lain;
(6) Pelayanan jasa, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai
bentuk jasa yang dibutuhkan warga masyarakat, seperti
pendidikan, kesehatan, ketenagkerjaan, perhubungan dan lain-
lain.
(7) Pelayanan barang, yaitu pelayanan yang menghasilkan jenis
barang yang dibutuhkan warga masyarakat, seperti jalan,
jembatan, perumahan, jaringan telepon, listrik, air bersih, dan
lain-lain.
(8) Pelayanan regulatif, yaitu pelayanan melalui penegakan
hukuman dan peraturan perundang-undangan, maupun
kebijakan publik yang mengatur sendi-sendi kehidupan
masyarakat.
2. Nilai-nilai dasar Whole of Government
Praktek WoG dalam pelayanan publik dilakukan dengan
menyatukan seluruh sektor yang terkait dengan pelayanan publik
berdasarkan nilai-nilai dasar berikut ini.
5. Koordinasi
Kompleksitas lembaga membutuhkan koordinasi yang
efektif dan efisien antar lembaga dalam menjalankan kegiatan
kelembagaan
6. Integrasi
Integrasi dilakukan dengan pembauran sebuah sistem
antar lembaga sehingga menjadi kesatuan yang utuh
7. Sinkronisasi
Sinkronisasi merupakan penyelarasan semua
kegiatan/data yang berasal dari berbagai sumber , dengan
menyingkronkan seluruh sumber tersebut
8. Simplifikasi
Simplikasi merupakan penyederhanaan segala sesuatu
baik terkait data/proses di suatu lembaga untuk mengefisienkan
waktu, tenaga dan biaya.
2.2.3. Pelayanan Publik
3. Konsep pelayanan publik
b. Pengertian pelayanan publik
Menurut Keputusan MENPAN Nomor 63 tahun 2003,
mengenai pelayanan adalah sebagai berikut:
7. Pelayanan Publik adalah segala kegiatan pelayanan yang
dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai
upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun
pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan;
8. Penyelenggara adalah Pelayanan Publik adalah Instansi
Pemerintah;
9. Instansi Pemerintah adalah sebutan kolektif meliputi satuan
kerja satuan organisasi Kementrian, Departemen,
Kesekretariatan Lembaga Tertinggi dan Tinggi Negara, dan
instansi Pemerintah lainnya, baik Pusat maupun Daerah
termasuk Badan Usaha Milik Negara, Badan Hukum Milik
Negara dan Badan Usaha Milik Daerah;
10. Unit Penyelenggara pelayanan publik adalah unit kerja pada
instansi Pemerintah yang secara langsung memberikan
pelayanan kepada penerima pelayanan publik;
11. Pemberi pelayanan publik adalah pejabat/pegawai instansi
pemerintah yang melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan
publik sesuai dengan peraturan perundang- undangan;
12. Penerima pelayanan publik adalah orang, masyarakat,
instansi pemerintah dan badan hukum yang menerima
pelayanan dari instansi pemerintah.
4. Nilai-nilai dasar pelayanan publik
Perhatian pemerintah terhadap perbaikan pelayanan
kepada masyarakat, sebenarnya sudah diatur dalam beberapa
pedoman, antara lain adalah Keputusan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara (MENPAN) Nomor 63 Tahun
2003 yang mengemukakan tentang prinsip-prinsip pelayanan
publik sebagai berikut:
11. Kesederhanaan.
Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah
dipahami dan mudah dilaksanakan.
12. Kejelasan.
d. Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik;
e. Unit kerja/pejabat yang berwenang dan
bertanggungjawab dalam memberikan pelayanan dan
penyelesaian keluhan/ persoalan/sengketa dalam
pelaksanaan pelayanan publik;
f. Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara
pembayaran.
13. Kepastian Waktu, pelaksanaan pelayanan Publik dapat
diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.
14. Akurasi, Produk pelayanan Publik diterima dengan benar,
tepat, dan sah.
15. Keamanan, proses dan produk pelayanan Publik
memberikan rasa aman dan kepastian hukum.
16. Tanggung jawab
Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau
pejabat yang ditunjuk bertanggungjawab atas
penyelengaraan pelayanan dan penyelesaian keluhan/
persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.
17. Kelengkapan Sarana dan prasarana.
Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan
kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk
penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan
informatika (telematika).
18. Kemudahan Akses.
Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang
memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat
me manfaatkan teknologi telekomunikasi dan informatika.
19. Kedisiplinan, Kesopanan dan Keramahan
Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan
santun, ramah, serta memberikan pelayanan dengan ikhlah
20. Kenyamanan.
Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur,
disediakan ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi,
lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi dengan
fasilitas pendukung pelayanan, seperti parkir, toilet, tempat
ibadah dan lain.
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Identifikasi Isu


Dalam penyusunan rancangan kegiatan aktualisasi, penulis akan
menjelaskan jabatannya. Jabatan penulis adalah Guru Bimbingan dan
Konseling Ahli Pertama di SMA Negeri 1 Lubuk Besar. Adapun uraian
tugas pokok/ fungsi pekerjaan penulis sesuai Permendikbud No. 111
Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar
dan Menengah adalah sebagai berikut.
1. Meningkatkan pemahaman diri dan lingkungan
2. Memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan
3. Meningkatkan penyesuaian diri dengan diri sendiri dan lingkungannya
4. Menyalurkan pilihan pendidikan, pekerjaan, dan karir
5. Mencegah timbulnya masalah
6. Melakukan perbaikan dan penyembuhan
7. Memelihara kondisi pribadi dan situasi yang kondusif untuk
perkembangan diri Konseli
8. Mengembangkan potensi optimal
9. Melakukan advokasi diri terhadap perlakuan diskriminatif
10. Membangun adaptasi pendidik dan tenaga kependidikan terhadap
program dan aktivitas pendidikan sesuai dengan latar belakang
pendidikan, bakat, minat, kemampuan, kecepatan belajar, dan
kebutuhan Konseli
Berdasarkan pengalaman penulis selama 2 minggu bekerja di SMA
Negeri 1 Lubuk Besar, penulis merasakan terdapat beberapa isu di sana.
Adapun isu-isu tersebut dapat diidentifikasikan sebagai berikut.
1. Kurangnya pemahaman siswa tentang pentingnya sekolah
2. Kurang aktifnya layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah
3. Kurangnya kemandirian siswa dalam pembelajaran outdoor (upacara
bendera, senam, dan lain-lain)
4. Kurangnya inisiatif siswa dalam kegiatan pembelajaran

3.2 Isu yang Diangkat


Berdasarkan hasil pengamatan lapangan selama 2 mingu bekerja di
SMA Negeri 1 Lubuk Besar serta diskusi dengan mentor dan coach,
terpilihlah core issue yang akan diselesaikan. Isu yang terpilih adalah
“Kurangnya Pemahaman Siswa tentang Pentingnya Sekolah” dan menjadi
isu yang perlu ditindak lanjuti terkait pemecahan masalahnya. Jika isu
tersebut tidak segera diselesaikan, maka akan mengakibatkan hal-hal
sebagai berikut.
1. Meningkatnya tingkat membolos siswa
2. Menurunnya motivasi belajar siswa
3. Menurunnya kedisiplinan siswa
4. Menurunnya inisiatif siswa dalam pembelajaran
5. Meningkatnya jumlah siswa yang putus sekolah

3.3 Kegiatan Pemecahan Isu


Berdasarkan Permendikbud No. 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan
dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Menengah, salah satu tugas
pokok atau fungsi guru bimbingan dan konseling (BK) adalah
meningkatkan pemahaman diri dan lingkungan siswa. Tugas ini berkaitan
dengan isu yang diangkat, yaitu kurangnya pemahaman siswa terkait diri
dan sekolah sebagai lingkungannya. Kurangnya pemahaman siswa
terhadap pentingnya sekolah menjadi salah satu isu yang perlu ditangani
oleh guru BK mengingat seriusnya dampak yang dapat timbul dari isu
tersebut.
Pengentasan isu atau masalah akan dilakukan dengan pemberian
bimbingan klasikal. Dengan bimbingan klasikal, salah satu fungsi BK akan
diterapkan, yaitu fungsi pemahaman. Fungsi pemahaman dalam layanan
BK diartikan sebagai upaya untuk membantu siswa agar memiliki
pemahaman terhadap dirinya dan lingkungannya, baik lingkungan
pendidikan, pekerjaan, atau norma agama (Yusuf & Nurihsan, 2011, hlm.
16). Melalui fungsi ini, siswa diharapkan dapat meningkatkan pemahaman
terkairt pentingnya sekolah sehingga pelanggaran atau dampak negatif
yang ditimbulkan dapat diminimalisir. Berdasarkan pemaparan di atas,
maka gagasan pemecahan isu yang diusulkan adalah Peningkatan
Pemahaman Pemahaman Pentingnya Sekolah bagi Siswa Kelas X IIS 1
SMA Negeri 1 Lubuk Besar Tahun Ajaran 2018/2019.

3.4 Rencana dan Tahapan Kegiatan


Penulis mengusulkan berapa kegiatan dan tahapan kegiatan dalam
pemecahan masalah. Kegiatan yang diusulkan ini berasal dari tugas
pokok dan fungsi (tupoksi) penulis sebagai guru BK serta disetujui oleh
coach dan mentor. Kegiatan dan tahapan yang diusulkan untuk
memecahkan isu kurangnya pemahaman siswa kelas X IIS 1 di SMA
Negeri 1 Lubuk Besar tahun ajaran 2018/2019 adalah sebagai berikut.
1. Melakukan asesmen lingkungan terkait kurangnya pemahaman
siswa terhadap pentingnya sekolah
a. Melakukan diskusi dengan pihak BK terkait pelanggaran yang
disebabkan kurangnya pemahaman siswa akan pentingnya
sekolah
b. Mencatat hasil diskusi terkait pelanggaran yang disebabkan
kurangnya pemahaman siswa akan pentingngnya sekolah
c. Menginventarisir hasil diskusi yang diperoleh
2. Membuat rencana pelaksanaan layanan (RPL) bimbingan klasikal
a. Menentukan tujuan dan kegiatan rencana pelaksanaan layanan
(RPL) bimbingan klasikal
b. Membuat atau mencari media layanan RPL
c. Membuat transkrip pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan
klasikal
3. Membuat angket tentang pemahaman siswa terhadap pentingnya
sekolah
a. Memeriksa data hasil diskusi dengan pihak BK
b. Membuat indikator keberhasilan
c. Menyusun angket
4. Melaksanakan bimbingan klasikal
a. Melakukan pre test di kelas X IIS 1
b. Melakukan bimbingan klasikal di kelas X IIS 1
c. Melakukan post test di kelas X IIS 1
5. Mengevaluasi kegiatan layanan BK
a. Menginput hasil pre test dan post test
b. Menelaah hasil pre test dan post test
c. Mengisi transkrip pelaksanaan layanan bimbingan klasikal
Rencana tahapan kegiatan di atas akan dilaksanakan di kelas X IIS 1
SMA Negeri 1 Lubuk Besar tahun ajaran 2018/2019. Dalam pelaksanaan
kegiatan, penulis akan menerapkan nilai-nilai dasar Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA)
agar visi dan misi SMA Negeri 1 Lubuk Besar dapat tercapai.

3.5 Relevansi Kegiatan dengan Nilai ANEKA


Berikut ini adalah uraian terkait kegiatan yang akan penulis
dilakukan.
1 Kegiatan 1: melakukan asesmen lingkungan terkait kurangnya
pemahaman siswa terhadap pentingnya sekolah
Kegiatan melakukan asesmen lingkungan terkait kurangnya
pemahaman siswa terhadap pentingnya sekolah dilakukan untuk
mengidentifikasi pelanggaran yang dilakukan siswa terkait
kurangnya pemahaman akan pentingnya sekolah agar diperoleh
gambaran yang dubutuhkan. Pelanggaran yang terkait kurangnya
pemahaman siswa akan pentingnya sekolah meliputi pelanggaran
seperti membolos, tidak memiliki inisiatif dalam belajar, datang
terlambat, kurang bersemangat, hingga putus sekolah.
Berikut adalah kegiatan asesmen lingkungan terkait kurangnya
pemahaman siswa terhadap pentingnya sekolah beserta nilai-nilai
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti
Korupsi (ANEKA) yang terkandung di dalamnya.
a. Melakukan diskusi dengan pihak bimbingan dan konseling
terkait pelanggaran yang disebabkan kurangnya pemahaman
siswa akan pentingnya sekolah.
Pada saat melakukan diskusi dengan pihak bimbingan dan
konseling terkait pelanggaran yang disebabkan kurangnya
pemahaman siswa akan pentingnya sekolah, saya akan
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar Etika Publik (memelihara
dan menjunjung tinggi standar etika luhur) dan
Nasionalisme (sila ke 4 kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan).
Nilai etika publik yang akan saya terapkan adalah dengan cara
berbicara menggunakan Bahasa Indonesia yang sopan santun.
Nilai nasionalisme yang akan saya terapkan adalah dengan
cara berdiskusi atau bermusyawarah dengan pihak bimbingan
dan konseling terkait masalah pelanggaran siswa yang
disebabkan kurangnya pemahaman akan pentingnya sekolah.
Adapun hasil/ output dari pelaksanaan kegiatan ini adalah
foto kegiatan diskusi.
b. Mencatat hasil diskusi terkait pelanggaran yang disebabkan
kurangnya pemahaman siswa akan pentingnya sekolah.
Pada saat mencatat hasil diskusi terkait pelanggaran yang
disebabkan kurangnya pemahaman siswa akan pentingnya
sekolah, saya akan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar
Akuntabilitas (tangung jawab). Nilai akuntabilitas yang akan
saya terapkan adalah dengan cara mencatat hal-hal penting
selama proses diskusi dengan penuh rasa tanggung jawab.
Adapun hasil/ output dari pelaksanaan pencatatan hasil
diskusi adalah data/ catatan.
c. Menginventarisir hasil diskusi yang diperoleh
Pada saat menginventarisir hasil diskusi yang diperoleh,
saya akan mengaktualisasikan nilai-nilai Anti Korupsi
(sederhana) dan Komitmen Mutu (efektif). Nilai anti korupsi
yang akan saya terapkan adalah dengan cara
menyederhanakan data/catatan hasil diskusi menjadi bentuk
daftar aatau inventaris. Nilai komitmen mutu yang akan saya
terapkan adalah dengan cara menginventaris sesuai tujuan,
yaitu menyederhanakan data agar mudah dimengerti.
Adapun hasil/ output dari pelaksanaan inventarisir hasil
diskusi terkait pelanggaran yang disebabkan kurangnya
pemahaman siswa akan pentingnya sekolah adalah data yang
telah diinventarisir/ berbentuk daftar sehingga lebih sederhana.
2 Kegiatan 2: membuat rencana pelaksanaan layanan (RPL)
bimbingan klasikal
Kegiatan pembuatan rencana pelaksanaan layanan (RPL)
dilakukan untuk menjadi dasar kegiatan bimbingan klasikal agar
bimbingan klasikal menjadi terarah.
Berikut ini adalah tahap-tahap kegiatan membuat rencana
pelaksanaan layanan (RPL) bimbingan klasikal beserta nilai-nilai
dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu,
Anti Korupsi (ANEKA) yang terkandung di dalamnya.
a. Menentukan tujuan dan kegiatan rencana pelaksanaan layanan
(RPL) bimbingan klasikal
Pada saat melaksanakan penentukan tujuan dan kegiatan
rencana pelaksanaan layanan (RPL) bimbingan klasikal, saya
akan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar Etika Publik
(membuat keputusan berdasarkan prinsip keadilan) dan
Nasionalisme (sila ke 5, keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia). Nilai etika publik yang akan saya terapkan adalah
dengan cara menentukan tujuan kegiatan secara adil sesuai
kebutuhan dan tanpa membeda-bedakan siswa. Nilai
nasionalisme yang akan saya terapkan adalah dengan cara
membuat tujuan dan kegiatan yang dapat memfasilitasi seluruh
siswa tanpa terkecuali.
Adapun hasil/ output dari pelaksanaan kegiatan ini adalah
rencana pelaksanaan layanan (RPL) bimbingan klasikal.
b. Membuat atau mencari media layanan RPL
Pada saat membuat atau mencari media layanan RPL saya
akan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar Anti Korupsi (kerja
keras) dan Komitmen Mutu (kreatif dan inovatif). Nilai anti
korupsi yang akan saya terapkan adalah dengan cara bekerja
dengan bersungguh-sungguh merancang dan mencari materi
untuk bimbingan klasikal. Nilai komitmen mutu yang akan saya
terapkan adalah dengan cara merancang materi bimbingan
klasikal semenarik dan sekreatif mungkin sehingga siswa
tertarik dengan materi yang disampaikan.
Adapun hasil/ output dari pelaksanaan kegiatan ini adalah
media layanan untuk bimbingan klasikal (power point dan
video).
c. Membuat transkrip pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan
klasikal
Pada saat membuat transkrip pelaksanaan kegiatan layanan
bimbingan klasikal, saya akan mengaktualisasikan nilai-nilai
dasar Akuntabilitas (tanggung jawab) dengan cara membuat
transkrip pelaksanaan dengan sungguh-sungguh sebagai
bentuk pertanggung jawaban atas hasil kegiatan bimbingan
klasikal.
Adapun hasil/ output dari pelaksanaan kegiatan ini adalah
transkrip pelaksanaan bimbingan klasikal.
3 Kegiatan 3: membuat angket tentang pemahaman siswa terhadap
pentingnya sekolah
Kegiatan pembuatan angket tentang pemahaman siswa
terhadap pentingnya sekolah dilakukan untuk mengetahui keadaan
siswa sebelum dan sesudah dilakukan bimbingan klasikal agar
gambaran perubahan siswa diperoleh.
Berikut ini adalah tahap-tahap membuat angket tentang
pemahaman siswa terhadap pentingnya sekolah beserta nilai-nilai
dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu,
Anti Korupsi (ANEKA) yang terkandung di dalamnya.
a. Menelaah data hasil diskusi dengan pihak BK
Pada saat menelaah data hasil diskusi dengan pihak BK,
saya akan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar Anti Korupsi
(kerja keras) dan Etika Publik (menjalankan tugas secara
profesional dan tidak memihak). Nilai anti korupsi yang akan
saya terapkan adalah dengan cara menelaah data hasil diskusi
dengan bersungguh-sungguh. Nilai etika publik yang akan saya
terapkan adalah dengan dengan cara menelaah data hasil
diskusi dengan penuh integritas sesuai dengan tupoksi saya.
Adapun hasil/ output dari pelaksanaan kegiatan ini adalah
foto hasil diskusi yang sudah ditelaah.
b. Membuat indikator keberhasilan
Pada saat melakukan pembuatan indikator keberhasilan
angket, saya akan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar
Akuntabilitas (kejelasan) dengan cara membuat indikator
angket menjadi lebih jelas sehingga mewakili hal yang akan
diukur dan dimengerti oleh siswa.
Adapun hasil/ output dari pelaksanaan kegiatan ini adalah
adanya format indikator keberhasilan angket.
c. Menyusun angket
Pada saat melakukan penyusunan angket, saya akan
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar Akuntabilitas (tanggung
jawab) dan Komitmen Mutu (efektif). Nilai akuntabilitas yang
akan saya terapkan adalah dengan membuat angket secara
bersungguh-sungguh. Nilai komitmen mutu yang saya terapkan
adalah dengan menyusun angket yang berorientasi pada tujuan
atau kepuasan siswa dalam pengukuran pemahaman terkait
masalah yang dikaji.
Adapun hasil/ output dari pelaksanaan kegiatan ini adalah
angket tentang pemahaman siswa terhadap pentingnya
sekolah.
4 Kegiatan 4: melaksanakan bimbingan klasikal
Kegiatan melaksanakan bimbingan klasikal penting
dilakukan untuk memberikan layanan bimbingan dan konseling di
kelas agar dapat meningkatkan pemahaman siswa terkait
pentingnya sekolah.
Berikut ini adalah tahap-tahap melaksanakan bimbingan klasikal
beserta nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) yang terkandung di
dalamnya.
a. Melakukan pre test di kelas X IIS 1
Pada saat akan melakukan pre test di kelas X IIS 2, saya
akan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar Akuntabilitas
(keadilan) dengan cara memberikan kesempatan yang sama
kepada semua siswa untuk mengerjakan pre test dengan
tenang agar gambaran tentang pemahaman mereka dapat
diperoleh.
Hasil/ output dari pelaksanaan kegiatan ini adalah angket
pre test yang telah diisi.
b. Melakukan bimbingan klasikal di kelas X IIS 1
Pada saat melakukan bimbingan klasikal di kelas X IIS 1,
saya akan menerapkan nilai-nilai dasar Etika Publik
(menjunjung tinggi standar etika luhur) dan Komitmen
Mutu: orientasi mutu. Nilai etika publik yang akan saya
terapkan adalah dengan berbicara menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik dan penuh sopan santun. Nilai komitmen
mutu yang akan saya terapkan adalah dengan memberikan
pelayanan yang memuaskan dan sesuai dengan kebutuhan
siswa.
Adapun hasil/ output dari kegiatan ini adalah adalah foto
pelaksanaan bimbingan klasikal.
c. Melakukan post test di kelas X IIS 1
Pada saat melakukan post test, saya akan
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar Akuntabilitas (tanggung
jawab) dengan cara mengadakan tes akhir dengan penuh rasa
tanggung jawab.
Adapun hasil/ output dari pelaksanaan kegiatan ini adalah
angket post test yang telah diisi.
5 Kegiatan 5: mengevaluasi kegiatan layanan BK
Kegiatan mengevaluasi layanan BK dilakukan untuk
mengetahui hasil bimbingan klasikal yang telah dilakukan agar
diketahui perkembangan siswa sebelum dan setelah menerima
layanan.
Berikut ini adalah tahap-tahap kegiatan mengevaluasi layanan
BK beserta nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) yang
terkandung di dalamnya.
a. Menginput hasil pre test dan post test
Pada saat menginput hasil pre test dan post test, saya akan
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar Akuntabilitas (tanggung
jawab) dan Komitmen Mutu (efisien). Nilai akuntabilitas yang
akan saya aktualisasikan adalah dengan cara menginput data
dengan sungguh-sungguh sesuai dengan tanggung jawab tugas
saya. Nilai komitmen mutu yang saya aktualisasikan adalah
dengan cara menginput hasil pretest dan post test secepat
mungkin dan seefisien mungkin.
Adapun hasil/ output dari kegiatan ini adalah hasil pre test
dan post test.
b. Menelaah hasil pre test dan post test
Pada saat menelaah hasil pretest dan post test siswa saya
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar Anti Korupsi (kerja keras
dan jujur) dengan cara menelaah data yang diperoleh dari hasil
pretest dan post test dengan sungguh-sungguh dan jujur apa
adanya.
Adapun hasil/ output dari kegiatan ini adalah adanya data
hasil pretest dan post test yang sudah ditelaah.
c. Mengisi transkrip pelaksanaan layanan bimbingan klasikal
Pada saat mengisi transkrip pelaksanaan layanan bimbingan
klasikal, saya akan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar
Akuntabilitas (tanggung jawab dan transparansi) dengan
cara mempertanggung jawabkan hasil kegiatan bimbingan
klasikal ke dalam format evaluasi dengan penuh rasa tanggung
jawab dan transparan apa adanya.
Adapun hasil/ output dari kegiatan ini adalah transkrip
pelaksanaan bimbingan klasikal yang sudah diisi.

Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi


Kontribusi terhadap visi dan misi SMA Negeri 1 Lubuk Besar adalah
dengan pemberian layanan bimbingan klasikal untuk meningkatkan
kesadaran siswa akan pentingnya sekolah maka diharapkan siswa dapat
menumbuhkan semangat untuk menempuh pendidikan sehingga
diharapkan dapat mendukung salah satu visi dan misi SMA Negeri 1
Lubuk Besar yaitu menumbuhkan semangat berkompetisi secara sehat
dan mandiri.

3.6 Jadwal Rencana Kegiatan Aktualisasi


Kegiatan yang telah diuraikan di atas akan dilaksanakan selama masa
off campus di mana penulis melaksanakan aktualisasi di SMA Negeri 1
Lubuk Besar sebagaimana jadwal berikut:
Waktu Pelaksanaan
Apil Mei
No Kegiatan
Minggu Minggu Minggu Minggu
ke 4 ke 1 ke 2 ke 3
1 Melakukan asesmen
lingkungan terkait kurangnya
pemahaman siswa terhadap
pentingnya sekolah
2 Membuat rencana
pelaksanaan layanan (RPL)
bimbingan klasikal
3 Membuat angket tentang
pemahaman siswa terhadap
pentingnya sekolah
4 Melaksanakan bimbingan
klasikal
5 Mengevaluasi kegiatan
layanan BK
Tabel 3.1
Jadwal Rencana Kegiatan Aktualisasi
BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
1. Rancangan aktualisasi ini merupakan salah satu bagian dari tugas
Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung dengan penanaman dan pengaktualisasian 5 nilai
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi (ANEKA) serta peran dan kedudukan PNS yang meliputi
manajemen ASN, whole of government, dan pelayan publik
2. Rancangan aktualisasi ini mengangkat isu tentang Peningkatan
Pentingnya Pemahaman Sekolah bagi Siswa Kelas X IIS 1 SMA
Negeri 1 Lubuk Besar Tahun Ajaran 2018/2019
3. Rancangan aktualisasi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
terhadap visi dan misi IIS 1 SMA Negeri 1 Lubuk Besar
DAFTAR PUSTAKA

Yusuf , S. & Nurihsan, A.J., 2011, Landasan Bimbingan dan Konseling,


Remaja Rosdakarya, Bandung.
Lembaga Administrasi Negara, 2015, Kumpulan Modul Pelatihan Dasar
CPNS ANEKA, Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.
LAMPIRAN

Formulir Rancangan Aktualisasi

Unit Kerja : Guru Bimbingan dan Konseling Ahli Pertama


di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Lubuk
Besar
Identifikasi Isu : 1. Kurangnya pemahaman siswa tentang
pentingnya sekolah
2. Kurang aktifnya layanan Bimbingan dan
Konseling di sekolah
3. Kurangnya kemandirian siswa dalam
pembelajaran outdoor (upacara bendera,
senam, dan lain-lain)
4. Kurangnya inisiatif siswa dalam kegiatan
pembelajaran
Isu yang Diangkat : Kurangnya pemahaman siswa tentang
pentingnya sekolah
Gagasan Pemecahan : Peningkatan pemahaman siswa terkait
pentingnya sekolah
FORMULIR RANCANGAN AKTUALISASI

Nama : Amalia Rahmatianti,S.Pd


NIP : 199509122019022003
Unit Kerja : SMA Negeri 1 Lubuk Besar
Jabatan : Guru Bimbingan Konseling Ahli Pertama
Isu : Kurangnya pemahaman siswa terhadap pentingnya sekolah

Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap Visi


No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil
Mata Pelatihan dan Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6
1. Melakukan d. Melakukan diskusi Foto kegiatan Etika Publik: Dengan melakukan
asesmen dengan pihak diskusi memelihara dan asesmen lingkungan terkait
lingkungan bimbingan dan menjunjung tinggi kurangnya pemahaman
terkait konseling terkait standar etika luhur siswa terhadap pentingnya
kurangnya pelanggaran yang sekolah maka dapat
pemahaman disebabkan Nasionalisme: sila diperoleh gambaran
siswa kurangnya keempat kerakyatan tentang keadaan siswa
terhadap pemahaman siswa yang dipimpin oleh untuk menjadi dasar
pentingnya akan pentingnya hikmat kebijaksanaan program layanan
sekolah sekolah dalam bimbingan dan konseling
permusyawaratan sehingga hal ini
perwakilan berkontribusi dalam
e. Mencatat hasil Data/catatan Akuntabilitas: mewujudkan salah satu
diskusi terkait tanggung jawab misi SMA Negeri 1 Lubuk
pelanggaran yang Foto Besar, yaitu
disebabkan pencatatan mengoptimalkan
kurangnya diskusi pelaksanaan kegiatan
pemahaman siswa belajar mengajar dan
akan pentingnya bimbingan sehingga siswa
sekolah mampu berkembang
f. Menginventarisir Data/catatan Anti Korupsi: sesuai dengan potensi
hasil diskusi yang yang Sederhana yang dimilikinya. Ketika
diperoleh diinventarisir siswa mampu berkembang
Komitmen Mutu: sesuai potensi yang
Foto Efektif dimilikinya, maka siswa
penginventarisir dapat menjadi contoh atau
hasil diskusi teladan yang baik sehingga
hal ini berkontribusi
terhadap salah satu visi
SMA Negeri 1 Lubuk
Besar, yaitu siswa yang
melanjutkan mampu
menjadi contoh di
masyarakat dalam
bertindak dan bersikap.
2. Membuat d. Menentukan tujuan Rencana Etika Publik: membuat Dengan membuat rencana
rencana dan kegiatan pelaksanaan keputusan berdasarkan pelaksanaan layanan
pelaksanaan rencana layanan (RPL) prinsip keadilan (RPL) bimbingan klasikal
layanan (RPL) pelaksanaan Rencana maka dapat pemberian
bimbingan layanan (RPL) pelaksanaan Nasionalisme: sila bimbingan klasikal dapat
klasikal bimbingan klasikal layanan (RPL) kelima, keadilan sosial terarah sesuai tujuan
bagi seluruh rakyat sehingga hal ini
Foto Indonesia berkontribusi dalam
pengerjaan mewujudkan salah satu
e. Membuat atau Media RPL Anti Korupsi: kerja misi SMA Negeri 1 Lubuk
mencari media (power point, keras Besar, yaitu
layanan RPL video) mengoptimalkan
Komitmen Mutu: pelaksanaan kegiatan
Foto kreatif inovatif belajar mengajar dan
pembuatan/ bimbingan sehingga siswa
pencarian mampu berkembang
media sesuai dengan potensi
f. Membuat transkrip Transkrip Akuntabilitas: yang dimilikinya. Ketika
evaluasi kegiatan pelaksanaan tanggung jawab siswa mampu berkembang
layanan bimbingan sesuai potensi yang
klasikal Foto dimilikinya, maka siswa
pembuatan dapat menjadi contoh atau
transkrip teladan yang baik sehingga
pelaksanaan hal ini berkontribusi
terhadap salah satu visi
SMA Negeri 1 Lubuk
Besar, yaitu siswa yang
melanjutkan mampu
menjadi contoh di
masyarakat dalam
bertindak dan bersikap.
3. Membuat d. Menelaah data Foto kegiatan Anti Korupsi: kerja Dengan membuat angket
angket tentang hasil diskusi menelaah hasil keras tentang pemahaman siswa
pemahaman dengan pihak diskusi terhadap pentingnya
siswa bimbingan dan Etika Publik: sekolah maka diperoleh
terhadap konseling menjalankan tugas gambaran tentang
pentingnya secara profesional dan keadaan siswa agar dapat
sekolah tidak memihak ditindak lanjuti dengan
e. Membuat indikator Format Akuntabilitas: tepat sehingga hal ini
keberhasilan indikator kejelasan berkontribusi dalam
mewujudkan salah satu
Foto misi SMA Negeri 1 Lubuk
pembuatan Besar, yaitu
indikator mengoptimalkan
keberhasilan pelaksanaan kegiatan
f. Menyusun angket Angket Akuntabilitas: belajar mengajar dan
tanggung jawab bimbingan sehingga siswa
Foto mampu berkembang
penyusunan Komitmen Mutu: sesuai dengan potensi
angket efisien yang dimilikinya. Ketika
siswa mampu berkembang
sesuai potensi yang
dimilikinya, maka siswa
dapat menjadi contoh atau
teladan yang baik sehingga
hal ini berkontribusi
terhadap salah satu visi
SMA Negeri 1 Lubuk
Besar, yaitu siswa yang
melanjutkan mampu
menjadi contoh di
masyarakat dalam
bertindak dan bersikap.
4. Melaksanakan d. Melakukan pre test Angket pre test Akuntabilitas: keadilan Dengan melaksanakan
bimbingan di kelas X IIS 1 yang telah diisi bimbingan klasikal maka
klasikal dapat menumbuhkan
Foto semangat siswa untuk
pelaksanaan menempuh pendidikan
pre test sehingga berkontribusi
e. Melakukan Foto Etika Publik: dalam mewujudkan salah
bimbingan klasikal pelaksanaan menjunjung tinggi satu misi SMA Negeri 1
di kelas X IIS 1 bimbingan standar etika luhur Lubuk Besar yaitu
klasikal menumbuhkan semangat
Komitmen Mutu: berkompetisi secara sehat
orientasi mutu dan mandiri. Ketika siswa
f. Melakukan post Angket post Akuntabilitas: menyadari bahwa sekolah
test di kelas X IIS 1 test yang telah tanggung jawab merupakan hal yang
diisi penting dan memiliki
semangat berkompetisi
Foto yang baik, maka hal ini
pelaksanaan berkontribusi terhadap
post test salah satu visi SMA Negeri
1 Lubuk Besar, yaitu
berprestasi dalam lomba
tingkat provinsi dan
nasional dalam bidang
akademik dan non
akademik.
5. Mengevaluasi d. Menginput hasil Hasil pre test Akuntabilitas: Dengan
kegiatan pre test dan post dan post test tanggung jawab melaksanakan evaluasi
layanan test kegiatan layanan BK maka
bimbingan dan Foto Komitmen Mutu: dapat diketahui hasil
konseling penginputan efisien peningkatan pemahaman
pre test dan siswa terhadap pentingnya
post test sekolah sehingga
e. Menelaah hasil pre Foto kegiatan Anti korupsi: kerja berkontribusi dalam
test dan post test menelaah pre keras dan jujur mewujudkan salah satu
test dan post misi SMA Negeri 1 Lubuk
test Besar yaitu menumbuhkan
f. Mengisi transkrip Transkrip Akuntabilitas: semangat berkompetisi
evaluasi layanan pelaksanaan tanggung jawab dan secara sehat dan mandiri.
bimbingan klasikal yang telah diisi transparansi Ketika siswa menyadari
bahwa sekolah merupakan
Foto pengisian hal yang penting dan
transkrip memiliki semangat
pelaksanaan berkompetisi yang baik,
maka hal ini berkontribusi
terhadap salah satu visi
SMA Negeri 1 Lubuk
Besar, yaitu berprestasi
dalam lomba tingkat
provinsi dan nasional
dalam bidang akademik
dan non akademik.

Anda mungkin juga menyukai