Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH BIOPROSES

PEWARNAAN BAKTERI

Nama Kelompok:

1. Raka Dwi Wicaksono (1931410133)

2. Berliana Dwiyanti (1931410043)

3. Istiqomah Hanifa Nurlaila (1931410054)

POLITEKNIK NEGERI MALANG

TEKNIK KIMIA

2019

Jl. Soekarno-Hatta 09 Malang 65144

Telepon - (0341) 404424, Fax - (0341) 551708

Homepage - http://www.poltek-malang.ac.id

0
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................................1

BAB I...............................................................................................................................................2

PENDAHULUAN...........................................................................................................................2

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................2

BAB II.............................................................................................................................................3

PEMBAHASAN..............................................................................................................................3

2.1 Dasar pewarnaan bakteri...................................................................................................3

2.2 Tujuan Pewarnaan..................................................................................................................3

2.3 Jenis-Jenis Pewarnaan...........................................................................................................3

2.3.1 Pewarnaan Sederhana......................................................................................................3

2.3.2 Pewarnaan Diferensial....................................................................................................6

2.3.3 Pewarnaan Negatif..........................................................................................................7

2.3.4 Pewarnaan Khusus..........................................................................................................8

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bakteri atau mikroba lainnya dapat dilihat dengan mikroskop bisasa tanpa harus
dilakukan pengecatan terlebih dahulu. Tetapi pengamatan yang dilaksanakan tanpa
pengecatan lebih sulit dan tidak dapat dipakai untuk melihat bagian bagian sel dengan
jelas, karena sel bakteri atau mikroba lainnya bersifat transparan atau semi transparan.
Dalam bidang Mikrobiologi dikenal beberapa teknik pewarnaan terhadap bakteri
yang pada dasarnya merupakan reaksi ikatan antara zat warna dengan komponen-
komponen pada bakteri terutama yang terdapat pada dinding sel dan sitoplasma.
Dengan pengecatan maka struktur sel mikroba dapat dilihat lebih seksama. Fungsi
pengecatan utamanya memberi warna pada sel- sel atau bagian-bagian lain, sehingga
menambah daya kontras dan membuat lebih jelas. Selain itu pengecatan dapat
menunjukkan bagian-bagian struktur sel, menunjukkan distribusi dan susunan kimia
bagian-bagian sel, membedakan mikroba satu sama lain.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Dasar pewarnaan bakteri


Pewarnaan bakteri menurut cat yang diikat oleh sel bakteri dibagi menjadi dua,
yaitu cat basa dan cat asam. Cat basa adalah garam-garam cat yang ionnya merupakan
kation (bermuatan positif) misalnya methylene blue, safranin. Cat basa digunakan untuk
mewarnai sel bakteri. Sedangkan cat asam adalah garam-garam cat yang ionnya anion.
Cat ini digunakan untuk mewarnai latar belakang, contohnya eosin. Pewarna-pewarna
basa lebih sering digunakan untuk pewarnaan bakteri.

2.2 Tujuan Pewarnaan


1. Memberi warna pada sel-sel atau bagian-bagian lain, sehingga menambah daya kontras
dan tampak lebih jelas.
2. Membedakan sel bakteri satu dengan yang lain.
3. Mengidentifikasi bagian-bagian/ struktur-struktur sel mikroorganisme
4. Mengamati dengan lebih baik suatu morfologi mikroorganisme

2.3 Jenis-Jenis Pewarnaan

2.3.1 Pewarnaan Sederhana


Pewarnaan sederhana adalah pewarnaan yang hanya menggunakan pewarna
tunggal. Tujuannya adalah untuk mengetahui bentuk morfologis sel bakteri
(coccus,basilus, dan spiral ) dan susunannya (rantai, berkelompok, berpasangan, dan
tetrad). Prinsip pewarnaan sederhana adalah bakteri hanya akan mengikat satu macam
cat tunggal sesuai dengan cat yang diberikan. Cat yang dapat digunakan adalah cat
safranin, methylene blue, gentian violet, basic fuchin dan anilin basa.

3
 Coccus, berbentuk bulat, yaitu :

a . Monococcus
Mono = tunggal
b. Diplococcus
Diplo = coccus berpasangan
c. Streptococcus
Strepto = berantai
d. Stafilococus
Stafilo = coccus berkelompok
e. Tetracoccus
Tetrad = 4 cocus berkelompok
f. Sarcinacoccus
Sarsina = 8 cocus berkelompok
 Basilus, berbentuk batang, yaitu :

4
a. Monobasil

Mono = tunggal

b. Diplobasilus

Diplo = berpasangan

c. Streptobasilus

Strepto = berantai

 Spiral, kaku atau lentur, yaitu :

a. Spiral
Bentuk sel bergelombang. Contoh : Thiospirillopsis floridina (bakteri
belerang).
b. Bakteri Vibrio (koma)
Bentuk sel seperti tanda baca koma. Contoh : Vibrio cholera (penyebab
penyakit kolera).
c. Bakteri Spiroseta
Sel seperti sekrup. Contoh : Treponema pallidum (penyebab penyakit kelamin
sifilis).

5
2.3.2 Pewarnaan Diferensial
Pewarnaa diferensial adalah pewarnaan yang menggunakan dua pewarna yang
berlawanan yang digunakan untuk membedakan sifat-sifat sel bakteri. Pewarnaan
diferensial terdiri dari 2 macam, yaitu

a. Pewarnaan Diferensial Gram


Pewarnaan Gram digunakan untuk membedakan spesies bakteri menjadi
dua kelompok ( Gram positif dan Gram negatif ), berdasarkan sifat kimia dan fisik
dinding sel. Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang tebal dan membran sel
selapis. Karena bakteri Gram positif bakteri yang dapat menahan kompleks
pewarnaan primer ungu Kristal iodium sampai akhir prosedur dan sel bakteri
berwarna biru gelap atau ungu. Sedangkan bakteri gram negatif merupakan bakteri
yang kehilangan kompleks ungu Kristal pada waktu pembilasan dengan alkohol
namun kemudian terwarnai dengan pewarnaan tandingan, yaitu safranin sehingga
sel-sel tampak berwarna merah muda pada akhir pewarnaan dan mempunyai
dinding sel tipis yang berada di antara dua lapis membran sel kegunaannya yaitu,
untuk melihat atau mengamati bentuk-bentuk sel bakteri dan memberikan sifat
reaksi pewarnaan bakteri yang dapat diketahui dengan melihat apakah termasuk
gram negatif (berwarna merah) atau gram positif (berwarna biru).

Dalam melakukan pewarnaan Gram terdapat empat macam tahap yang


dilakukan antara lain adalah pemberian warna utama Gram A berupa larutan Kristal
violet berwarna ungu. Selanjutnya adalah pengintensifan warna utama gram B
berupa larutan kalium iodida kemudian pencucian dekolorisasi Gram C berupa
alcohol. Dan yang terakhir adalah pemberian warna penutup/pewarna
tandingan/counterstain Gram D larutan safranin berwarna merah muda. Ada dua
teknik untuk membekukan prosedur warna Gram yang hasilnya setara ialah teknik
Hucker dan teknik Burke. Teknik Burke dalam prosedur ini dikenakan pada sel
bakteri yang telah difiksasi, hasil pewarnaan pada bakteri Gram positif berwarna
ungu, sedangkan pada bakteri Gram negatif berwarna merah muda. Berikut ini
adalah tabel perbedaan antara bakteri gram positif dan bakteri gram negatif.

6
b. Pewarnaan Basil Tahan Asam (BTA)

Pewarnaan Basil Tahan Asam yang biasa digunakan adalah metode Ziehl
Nelsen (ZN). Pewarnaan BTA digunakan untuk membedakan bakteri kedalam
kelompok tahan asam dan tidak tahan asam. Bila zat warna yang telah
terpenetrasi tidak dapat dilarutkan dengan alkohol asam, maka bakteri tersebut
disebut tahan asam sedangkan sebaliknya disebut tidak tahan asam. Meskipun
sebagian besar organisme bakteri dapat diwarnai dengan baik dengan prosedur
pewarnaan sederhana maupun gram, beberapa genus terutama genus
Mycobacterium, jauh lebih baik bila dilakukan pengecatan metode tahan asam,
karena Mycobacterium tuberculosis dan Mycobacterium leprae mewakili bakteri
patogen terhadap manusia, pewarnaan ini memiliki nilai diagnostik dalam
identifikasi organisme-organisme tersebut. Bakteri genus Mycobacterium pada
dinding selnya mengandung banyak zat lipid (lemak) sehingga bersifat
permeable dengan pewarnaan biasa.

Prinsip pewarnaan Basil tahan asam (BTA) adalah tahan terhadap pencucian
dengan alkohol asam, walau telah dicuci dengan alkohol asam bakteri tahan
asam tidak melepaskan zat warna yang telah diikatnya. Bakteri tahan asam akan
berwarna merah dan bakteri tidak tahan asam berwarna biru.

2.3.3 Pewarnaan Negatif


Pewarnaan negatif adalah pewarnaan yang digunakan untuk mewarnai latar
belakangnya sedangkan sel bakteri tidak terwarnai. Cat yang digunakan adalah tinta
7
china. Karena yang terwarnai adalah latarbelakangnya maka sel bakteri akan berwarna
transparan dengan latar belakang hitam. Pewarnaan ini digunakan untuk bakteri yang
sulit mengikat cat karena daya afinitas pengikatan cat oleh sel bakteri rendah. Contoh
bakteri yang menggunakan pengecatan ini adalah Leptospira sp. , Treponema sp. , dan
Borrelia sp.

2.3.4 Pewarnaan Khusus


Pewarnaan khusus adalah pewarnaan yang digunakan untuk mewarnai bagian-
bagian sel bakteri, misalnya flagel, spora, dan kapsul.

a. Pewarnaan kapsul

Kapsul merupakan lapisan luar bergelatin yang disekresikan oleh sel dan
yang mengelilingi serta menempel pada dinding sel. Pewarnaan kapsul lebih
sulit dibandingkan dengan jenis prosedur pewarnaan diferensial lainnya
karena bahan kapsul bersifat larut air dan dapat dilepaskan dengan
pembilasan berlebih.
Pewarnaan kapsul yang sering digunakan adalah metode Burry. Metode Burry
adalah kombinasi dari pewarnaan negatif dan sederhana. Prinsip pewarnaan
kapsul metode burry adalah kapsul akan berwarna transparan, sel bakteri akan
berwarna merah atau biru sesuai dengan cat yang diberikan dengan latar
belakang hitam.
Contoh bakteri berkapsul yaitu :
1.Klebsiella pneumoniae
2. Bacillus subtilis
3. Serratia marcencent

b. Pewarnaan Spora

Anggota-anggota genus anaerob Clostridium dan Desulfotomaculum dan


genus aerob Basilus adalah contoh organisme-organisme yang mempunyai
kapasitas sebagai sel-sel vegetatif yang aktif secara metabolik maupun

8
sebagai tipe sel yang tidak aktif secara metabolik dan sangat resisten, yaitu
disebut spora.
Letak spora ada 3 macam: sentral, yaitu letak spora berada di tengah-
tengah sel, terminal, yaitu letak spora ada diujung sel, sub terminal, yaitu
letak spora diantara ujung dan di tengah-tengah sel. Spora bersifat resisten
terhadap panas, kekeringan , dan zat kimiawi. Bila kondisi lingkungan telah
baik kembali spora dapat kembali melakukan gemisasi dan memproduksi sel
vegetative. Pewarnaan spora menggunakan cat malachit green dan safranin.
Prinsipnya adalah spora akan berwarna hijau, sel bakteri akan berwarna
merah dengan latar belakang merah muda apabila dilakukan pengecatan spora
dengan metode schaeffer fulton. Pemanasan pada pewarnaan ini bertujuan
untuk melunakkan spora agar cat malachit green dapat menembus spora.

c. Pewarnaan Flagel

Flagel merupakan komponen tambahan dari sel yang menyerupai benang,


terdiri dari protein Flagelin. Berdasarkan letak flagel pada bakteri ada 4 jenis
flagel :

9
1) Atrik,tidak mempunyai flagel
2) Monotrik, flagel tunggal pada salah satu ujung
3) Lofotrik, terdapat satu atau lebih flagel disalah satu ujung
4) Amfitrik, terdapat satu atau lebih flagel di kedua ujung
5) Peritrik, flagel terbesar diseluruh badan kuman
Flagel merupakan organel sel yang tidak dapat dilihat dengan pewarnaan
biasa. Salah satu pewarnaan yang digunakan untuk melihat flagel adalah
pewarnaan Gray. Pada metode ini sel bakteri akan berwarna ungu muda
sedangkan flagel akan berwarna ungu lebih muda dengan latar belakang
merah muda.

10

Anda mungkin juga menyukai