PEWARNAAN BAKTERI
Nama Kelompok:
TEKNIK KIMIA
2019
Homepage - http://www.poltek-malang.ac.id
0
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................................1
BAB I...............................................................................................................................................2
PENDAHULUAN...........................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..............................................................................................................................3
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Coccus, berbentuk bulat, yaitu :
a . Monococcus
Mono = tunggal
b. Diplococcus
Diplo = coccus berpasangan
c. Streptococcus
Strepto = berantai
d. Stafilococus
Stafilo = coccus berkelompok
e. Tetracoccus
Tetrad = 4 cocus berkelompok
f. Sarcinacoccus
Sarsina = 8 cocus berkelompok
Basilus, berbentuk batang, yaitu :
4
a. Monobasil
Mono = tunggal
b. Diplobasilus
Diplo = berpasangan
c. Streptobasilus
Strepto = berantai
a. Spiral
Bentuk sel bergelombang. Contoh : Thiospirillopsis floridina (bakteri
belerang).
b. Bakteri Vibrio (koma)
Bentuk sel seperti tanda baca koma. Contoh : Vibrio cholera (penyebab
penyakit kolera).
c. Bakteri Spiroseta
Sel seperti sekrup. Contoh : Treponema pallidum (penyebab penyakit kelamin
sifilis).
5
2.3.2 Pewarnaan Diferensial
Pewarnaa diferensial adalah pewarnaan yang menggunakan dua pewarna yang
berlawanan yang digunakan untuk membedakan sifat-sifat sel bakteri. Pewarnaan
diferensial terdiri dari 2 macam, yaitu
6
b. Pewarnaan Basil Tahan Asam (BTA)
Pewarnaan Basil Tahan Asam yang biasa digunakan adalah metode Ziehl
Nelsen (ZN). Pewarnaan BTA digunakan untuk membedakan bakteri kedalam
kelompok tahan asam dan tidak tahan asam. Bila zat warna yang telah
terpenetrasi tidak dapat dilarutkan dengan alkohol asam, maka bakteri tersebut
disebut tahan asam sedangkan sebaliknya disebut tidak tahan asam. Meskipun
sebagian besar organisme bakteri dapat diwarnai dengan baik dengan prosedur
pewarnaan sederhana maupun gram, beberapa genus terutama genus
Mycobacterium, jauh lebih baik bila dilakukan pengecatan metode tahan asam,
karena Mycobacterium tuberculosis dan Mycobacterium leprae mewakili bakteri
patogen terhadap manusia, pewarnaan ini memiliki nilai diagnostik dalam
identifikasi organisme-organisme tersebut. Bakteri genus Mycobacterium pada
dinding selnya mengandung banyak zat lipid (lemak) sehingga bersifat
permeable dengan pewarnaan biasa.
Prinsip pewarnaan Basil tahan asam (BTA) adalah tahan terhadap pencucian
dengan alkohol asam, walau telah dicuci dengan alkohol asam bakteri tahan
asam tidak melepaskan zat warna yang telah diikatnya. Bakteri tahan asam akan
berwarna merah dan bakteri tidak tahan asam berwarna biru.
a. Pewarnaan kapsul
Kapsul merupakan lapisan luar bergelatin yang disekresikan oleh sel dan
yang mengelilingi serta menempel pada dinding sel. Pewarnaan kapsul lebih
sulit dibandingkan dengan jenis prosedur pewarnaan diferensial lainnya
karena bahan kapsul bersifat larut air dan dapat dilepaskan dengan
pembilasan berlebih.
Pewarnaan kapsul yang sering digunakan adalah metode Burry. Metode Burry
adalah kombinasi dari pewarnaan negatif dan sederhana. Prinsip pewarnaan
kapsul metode burry adalah kapsul akan berwarna transparan, sel bakteri akan
berwarna merah atau biru sesuai dengan cat yang diberikan dengan latar
belakang hitam.
Contoh bakteri berkapsul yaitu :
1.Klebsiella pneumoniae
2. Bacillus subtilis
3. Serratia marcencent
b. Pewarnaan Spora
8
sebagai tipe sel yang tidak aktif secara metabolik dan sangat resisten, yaitu
disebut spora.
Letak spora ada 3 macam: sentral, yaitu letak spora berada di tengah-
tengah sel, terminal, yaitu letak spora ada diujung sel, sub terminal, yaitu
letak spora diantara ujung dan di tengah-tengah sel. Spora bersifat resisten
terhadap panas, kekeringan , dan zat kimiawi. Bila kondisi lingkungan telah
baik kembali spora dapat kembali melakukan gemisasi dan memproduksi sel
vegetative. Pewarnaan spora menggunakan cat malachit green dan safranin.
Prinsipnya adalah spora akan berwarna hijau, sel bakteri akan berwarna
merah dengan latar belakang merah muda apabila dilakukan pengecatan spora
dengan metode schaeffer fulton. Pemanasan pada pewarnaan ini bertujuan
untuk melunakkan spora agar cat malachit green dapat menembus spora.
c. Pewarnaan Flagel
9
1) Atrik,tidak mempunyai flagel
2) Monotrik, flagel tunggal pada salah satu ujung
3) Lofotrik, terdapat satu atau lebih flagel disalah satu ujung
4) Amfitrik, terdapat satu atau lebih flagel di kedua ujung
5) Peritrik, flagel terbesar diseluruh badan kuman
Flagel merupakan organel sel yang tidak dapat dilihat dengan pewarnaan
biasa. Salah satu pewarnaan yang digunakan untuk melihat flagel adalah
pewarnaan Gray. Pada metode ini sel bakteri akan berwarna ungu muda
sedangkan flagel akan berwarna ungu lebih muda dengan latar belakang
merah muda.
10