Anda di halaman 1dari 5

1.

Uji gugus fungsi aldehid dan keton dapat dilakukan dengan :


 Tes Benedict
Aldehida alifatik dioksidasi menjadi asam karboksilat dengan pereaksi benedict
(kompleks ion Cu(II) sitrat dalam larutan basa). Ion Cu(II) direduksi menjadi Cu2O
(endapan berwarna merah bata). Keton tidak bereaksi dengan pereaksi benedict.

 Tes 2,4-dinitrilfenilhidrazin (2,2-DNPH)


Semua senyawa aldehida dan keton menghasilkan endapan dengan pereaksi 2,4-
dinitrilfenilhidrazin. Reaksi ini umum digunakan untuk mengetahui adanya gugus
aldehid dan keton. Warna endapan yang terbentuk bervariasi mulai dari kuning
hingga merah. Alkohol tidak memberikan hasil positif dengan tes ini.

 Tes Tollens
Pada keton tidak ada perubahan pada larutan yang tidak berwarna, sedangkan
aldehid larutan tidak berwarna mengahasilkan endapan perak berwarna abu-abu
atau sebuah cermin perak pada tabung reaksi. Persamaan reaksi tes tollens:
 Oksidator dengan KMnO4 (oksidator kuat)
Aldehida dapat dioksidasi menjadi asam karboksilat dengan oksidator kuat seperti
KMnO4. Tes positif jika ion MnO4- (warna ungu) berubah menjadi endapan
MnO2 (coklat).
5 R – CHO + 2 KMnO4 + H2SO4 5 R – COOH + MnO2 + H2O

Ungu Coklat
 Tes Fehling
Pereaksi Fehling merupakan kompleks ion Cu (II) tartrat dalam larutan asam. Ion
Cu (II) direduksi menjadi ion Cu2O (endapan berwarna merah bata)

 Tes Iodoform
Metil keton menghasilkan endapan kuning iodoform jika direaksikan dengan iodine
dalam larutan NaOH.

2. Uji gugus fungsi karboksilat dapat dilakukan dengan :


 Reaksi dengan Bikarbonat
Percobaan ini dilakukan dengan memasukkan 1 ml larutan sampel (asam asetat,
asam benzoat, asam oksalat, asam format, dan asam salisilat) ke dalam tabung
reaksi. Kemudian ditambahkan ke dalam masing – masing larutan beberapa tetes
natrium bikarbonat. Hasilnya nanti semua larutan sampel berwarna bening dan
membentuk gelembung gas. Gelembung gas yang dihasilkan menunjukkan adanya
reaksi antara larutan sampel dengan natrium bikarbonat.
 Esterifikasi dan Hidroksamat Test
Percobaan ini dilakukan dengan memasukkan 1 ml larutan sampel (asam asetat,
asam benzoat, asam oksalat, asam format, dan asam salisilat) ke dalam tabung
reaksi. Kemudian ditambahkan ke dalam masing – masing larutan ditambahkan
alkohol dan asam sulfat pekat, lalu dipanaskan. Setelah itu, larutan ditambahkan
dengan 0,5 ml NaOH 2 % dan dipanaskan sampai mendidih, kemudian
ditambahkan dengan asam klorida encer, 1 ml etanol, dan beberapa tetes feri
klorida. Warna pada larutan berubah menjadi merah bata yang menunjukkan
bahwa larutan asam karboksilat bereaksi dengan pereaksi pada uji hidroksamat.
 Identifikasi khusus untuk asam asetat
Percobaan ini dilakukan dengan memasukkan 1 ml larutan asam asetat ke dalam
tabung reaksi dan ditambahkan dengan larutan feri klorida. Hasil percobaannya
akan menghasilkan warna larutan berubah menjadi orange. Perubahan warna yang
dihasilkan pada percobaan ini menunjukkan adanya reaksi antara larutan asam
asetat dengan larutan feri klorida.
 Membedakan Asam Mono dan Dikarboksilat
Percobaan ini dilakukan dengan memasukkan 1 ml larutan sampel (asam asetat,
asam benzoat, asam oksalat, asam format, dan asam salisilat) ke dalam tabung
reaksi. Kemudian ditambahkan ke dalam masing – masing larutan beberapa tetes
larutan ferosulfat dan larutan NaOH. Hasil percobaannya nanti pada larutan asam
mono karboksilat warna larutan berubah menjadi hijau, bening, dan jingga.
Sedangkan pada larutan dikarboksilat warna larutan berubah menjadi coklat.

3. Uji gugus fungsi karboksilat dapat dilakukan dengan :


 Test menggunakan kertas lakmus
Amina akan mengubah lakmus merah menjadi biru dan menunjukkan bahwa
amina adalah senyawa yang bersifat basa.
 Test Nitrous Acid
Amina primer akan bereaksi dengan asam nitrat dari natrium nitrit dan asam klorida
yang nantinya akan menghasilkan gas nitrogen disertai munculnya gelembung.
Amina sekunder akan bereaksi dengan asam nitrat membentuk lapisan nitrosamin
yang berwarna kuning berminyak. Amina tersier bereaksi dengan asam nitrat
membentuk garam nitrit yang terlarut.
 Solubility Test
Amina mempunyai tingkat basa cukup tinggi, sehingga amina dapat larut dalam
asam mineral.
 Azo-Dye Test
Amina primer jika bereaksi dengan asam nitrat dari natrium nitrit dan asam klorida,
akan menghasilkan garam diazonium. Garam diazonium ini nantinya akan
melakukan reaksi penggabungan dengan beta-naftol membentuk senyawa merah
tua yaitu Azo-Dye.

4. Reaksi umum untuk golongan alkaloid yaitu :


 Pereaksi Dragendroff
Pereaksi dragendorf mengandung bismut nitrat dan merkuri klorida dalam nitrit
berair. Ketika suatu alkaloid ditambahkan pereaksi dragendorf maka akan
menghasilkan endapan jingga.

 Pereaksi Meyer
Larutan HgCl2 jika ditambah dengan KI akan membentuk endapan merah HgI2.
KI yang berlebih jika bereaksi dengan HgI2 akan membentuk K2[HgI4] yang
merupakan pereaksi mayer. Atom nitrogen pada alkaloid mempunyai pasangan
elektron bebas sehingga dapat membentuk ikatan kovalen koordinasi. Pada reaksi
alkaloid dengan pereaksi mayer, ion K+ dari K2[HgI4] akan berikatan dengan atom
N dan membentuk endapan kalium-alkaloid berwarna putih.

 Pereaksi bouchardat
Pereaksi bauchardat mengandung kalium iodida dan iood. Sampel
ditambah pereaksi bauchardat menghasilkan endapan coklat merah lalu ditambah
alcohol endapannya larut.

5. Satu dari banyaknya jenis alkaloid yaitu cysitine yang mempunyai derivat berupa thiocarbamide,
Untuk mendapatkan monosubstitusi turunan tiokarbamida dengan basis dari alkaloid cytisine,
kondensasikan tiourea dengan cytosine yang berlebih. Kondensasi tiourea dan cytosine dilakukan
dalam lelehan pada suhu dari 180 - 190 ° C selama kurang lebih 20 - 30 menit sampai berhentinya
perubahan pada ammonia.

Anda mungkin juga menyukai