Anda di halaman 1dari 87

Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

BAB 6
PENGENDALIAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI

Ukuran keberhasilan pelaksanaan konstruksi ialah apabila mutu produk akhir yang
dicapai sesuai dengan:
 persyaratan teknis dalam dokumen kontrak;
 dilaksanakan sesuai koridor waktu yang telah disepakati di dalam surat perjanjian
kontrak;
 menyerap biaya secara bertahap sesuai dengan jadwal maupun besarnya
pembiayaan yang telah disepakati sejak commencement of works hingga FHO.

Beberapa indikator penyebab ketidaksesuaian atau ketidakberhasilan pelaksanaan


konstruksi adalah:
 dokumen perencanaan teknis (dituangkan menjadi drawings) tidak disiapkan secara
teliti akibat keterbatasan biaya maupun waktu;
 perencanaan teknis diperhitungkan dengan data yang sangat terbatas.

Keterbatasan biaya dan waktu menyebabkan Employer sulit dalam menyediakan full
engineering design untuk ribuan ruas jalan yang tersebar di seluruh wilayah dimana
peningkatan ataupun pemeliharaan berkala diperlukan. Dalam pelaksanaan pekerjaan
fisik di lapangan perlu dibuka peluang adanya review design terhadap drawings dan
dokumen pendukung lainnya bila terjadi ketidaksesuaian dengan kondisi lapangan.
Dengan pendekatan tersebut secara teknis dapat diperkecil kemungkinan terjadinya
kesalahan perencanaan.

Secara keseluruhan manajemen proyek dalam pelaksanaan dan pengawasan konstruksi


memerlukan alat kontrol dalam upaya mendekati pencapaian tepat mutu, tepat waktu dan
tepat biaya. Pada uraian tersebut di bawah disajikan definisi/pengertian kegiatan, tujuan,
hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pengendalian pelaksanaan konstruksi yang
lazimnya digunakan sebagai alat kontrol dalam penyelenggaraan konstruksi yang perlu
dipahami oleh kontraktor dan konsultan. Pemahaman terhadap substansi ini diharapkan
dapat menempatkan Ahli Pelaksana maupun Ahli Pengawas pada posisi tugas dan
tanggung jawab masing-masing baik pada tahap construction period maupun pada tahap
warranty period.

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-1
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

6.1. Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi pada ”Construction Period”

6.1.1 Umum

6.1.1.1 Tanggung jawab dan wewenang pemberi tugas

a. Definisi, tanggung jawab dan wewenang


1) Pemberi Tugas dapat diartikan sebagai :
 Pemerintah Pusat, dalam hal ini Drektorat Jenderal yang mengurusi penyelenggaraan
jalan Nasional;
 Pemerintah Provinsi, dalam hal ini Dinas-dinas yang mengurusi penyelenggaan jalan
propinsi;
 Pemerintah Kabupaten/Kota, dalam hal ini hal ini Dinas-dinas yang mengurusi
penyelenggaan jalan Kabupaten / jalan Kota;
 Investor jalan Tol
2) Organisasi Satuan Kerja, adalah organisasi pada suatu pekerjaan jasa konstruksi yang
dipimpin oleh Kepala Satuan Kerja dan bertindak atas nama Pemberi Tugas untuk
mengendalikan pekerjaan yang tercantum dalam dokumen kontrak, guna mencapai target :
 Tepat Kualitas
 Tepat Kuantitas
 Tepat waktu
Dari aspek legalitas eksistensinya, Kepala Satuan Kerja ditunjuk oleh Pemberi Tugas
dengan surat keputusan.

Tanggung Jawab dan Wewenang :


 Tanggung jawab
 Kepala Satuan Kerja bertanggung jawab atas pelaksanaan dan pengawasan
pekerjaan konstruksi secara keseluruhan yang dilaksanakan Kontraktor sesuai
dengan prinsip dan kebijaksanaan Pemberi Tugas.
 Kepala Satuan Kerja bertanggung jawab melaksanakan pengelolaan dan
pelaksanaan pekerjaan konstruksi sesuai dengan :
 Perencanaan
 Spesifikasi
 Dokumen kontrak
 Wewenang
 Kepala Satuan Kerja memberikan pendelegasian beberapa kewenangan kepada
Konsultan Pengawas di lapangan sebagai Engineer Representative dalam rangka
membantu Kepala Satuan Kerja untuk melaksanakan pekerjaan.
Pendelegasian wewenang, meliputi :
 Masalah teknis dan administrasi pelaksanaan konstruksi secara keseluruhan
sesuai Dokumen Kontrak.
 Keputusan tentang pembiayaan teknis dan administrasi sesuai Dokumen
Kontrak.
 Pemberi Tugas, mengawasi apakah tugas dan kewenangan yang telah
didelegasikan tersebut telah dilaksanakan dengan baik.

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-2
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

b. Tujuan memahami tanggung jawab dan wewenang


Untuk mengetahui bahwa Pemberi Tugas mempunyai tanggung jawab dan wewenang
mengendalikan seluruh pekerjaan fisik, teknis maupun administrasi sesuai dengan yang
tercantum dalam dokumen kontrak.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan


1) Tugas pokok, meliputi :
 Manajemen kegiatan pelaksanaan pekerjaan
 Pembatasan jumlah tenaga staff
 Masalah teknis berkaitan dengan pekerjaan pembuatan jalan
 Kemampuan kontraktor
 Jaminan mutu dan filing system yang dapat dipertanggung jawabkan
2) Pendekatan dan Metodologi kerja :
 Sistem Komunikasi
 Design Review
 Persetujuan mengenai urutan pekerjaan dengan Kontraktor
 Pengawasan mutu dan penyusunan filing system yang baik

3) Rencana Kerja :
 Keberhasilan jaminan mutu pekerjaan
 Tepat waktu
 Biaya yang memadai
4) Kegiatan Utama Pekerjaan :
 Tahap Pra Pelaksanaan
 Pekerjaan persiapan
 Pengkajian kembali perencanaan
 Arahan kepada Kontraktor/Konsultan Pengawas selama masa mobilisasi
 Manajemen Pelaksanaan Konstruksi
 Pembahasan rencana kerja kontraktor
 Rapat pra-pelaksanaan
 Koordinasi dan rapat-rapat
 Laporan bulanan/triwulan
 Klaim
 Penyelesaian perselisihan
 Pengawasan Teknis
 Pemeriksaan gambar kerja
 Pengawasan survai
 Pengujian material
 Pemeriksaan bagi penggunaan/pemeliharaan peralatan
 Arahan bagi penggunaan/ pemeliharaan peralatan.
 Manajemen pengawasan keselamatan dan lalu lintas
 Manajemen pengawasan keselamatan
 Manajemen lalu lintas
 Persetujuan kemajuan fisik
 Rencana dan jadwal kegiatan pekerjaan

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-3
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

 Pengawasan kemajuan
 Persetujuan pembiayaan
 Tagihan Kontraktor
 Pengkajian kembali pembiayaan
 Analisa harga dan upah baru
 Persetujuan pemeriksaan akhir dan pembayaran
 Persetujuan pemeriksaan akhir
 Persetujuan pelunasan pembayaran
 Pemeriksaan dan Pembuatan dokumen akhir
 Pemeriksaan dan persetujuan As Built Drawing
 Persetujuan pembuatan laporan akhir dan pedoman pemeliharaan

d. Prosedur
Pemberi Tugas mendelegasikan sebagian tanggung jawab dan wewenang kepada :
 Konsultan Pengawas, untuk pengawasan pelaksanaan pekerjaan fisik maupun
administrasi pelaksanaan konstruksi, sedangkan
 Kontraktor, melaksanakan pekerjaan fisik dan administrasi sesuai syarat-syarat
kontrak dan spesifikasi.

6.1.1.2 Tanggung jawab dan wewenang Kontraktor

a. Definisi, tanggung jawab dan wewenang


1) Kontraktor adalah badan hukum yang mengajukan penawaran harga untuk melaksanakan
pekerjaan yang telah ditunjuk sebagai pemenang oleh Tim Panitia lelang atau Penyandang
Dana/ Pemilik dan telah menandatangani kontrak untuk melaksanakan pekerjaan
konstruksi.

2) Tanggung jawab dan wewenang Kontraktor


 Tanggung jawab :
 Melaksanakan pekerjaan yang diberikan kepadanya sesuai dengan kontrak yang
sudah disetujui dan tepat waktu.
 Melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan :
 Perencanaan
 Spesifikasi
 Dokumen kontrak
 Wewenang
 Kontraktor berwenang atas segala kegiatan pelaksanaan pekerjaan fisik, teknis
dan administrasi.
Kewenangan meliputi :
 Klaim perobahan harga (Eskalasi)
 Penagihan pembayaran (MC)
 Usulan Contract Change Order (CCO)
 Pengajuan perpanjangan waktu
 Pengajuan progres pelaksanaan sudah dapat diserahterimakan.

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-4
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

b. Tujuan memahami tanggung jawab dan wewenang


Supaya dapat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tanggung jawab dan prinsip
pelaksanaan serta kebijaksanaan Pemberi Tugas, mengacu kepada dokumen kontrak dan
spesifikasi.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan


1) Tugas pokok meliputi :
 Manajemen kegiatan pekerjaan
 Masalah teknis berkaitan dengan Pekerjaan Pembuatan Jalan.
 Pengujian jaminan mutu
 Memberikan Informasi lengkap pekerjaan lapangan sesuai Filling System (ISO - 9002)
 Meng- “Up Date” schedule secara berkala
2) Pendekatan Metodologi
 Sistem Komunikasi
 Design Review
 Mengajukan urutan pekerjaan.
3) Rencana Kerja
 Keberhasilan jaminan mutu pekerjaan.
 Tepat waktu.
 Biaya yang memadai.
4) Kegiatan Pelaksanaan
 Tahapan Pra Pelaksanaan
 Pekerjaan persiapan
 Pengkajian kembali perencanaan
 Mengadakan pengujian material dan menyiapkan job mix formula
 Menyiapkan jadwal mobilisasi personel dan peralatan
 Manajemen Pelaksanaan Konstruksi
 Mempelajari draft kontrak dan menandatanganinya.
 Pembahasan rencana kerja yang diajukan bersama Pemberi Tugas dan Konsultan
Pengawas
 Rapat pra pelaksanaan
 Koordinasi dan rapat-rapat
 Memberikan masukan untuk pembuatan laporan bulanan/ triwulan.
 Mengajukan program kerja lapangan, antara lain :
 Network Planning
 Bar Chart
 Manning Schedule
 Material Schedule
 Equipment Schedule
 Metoda Pelaksanaan
 Cash Flow (mingguan)
 Pelaksanaan Teknis
 Membuat shop drawing
 Mengajukan request dan verifikasi yang dilampiri gambar kerja setiap item
pekerjaan

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-5
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

 Melaksanakan pekerjaan sesuai rencana dan spesifikasi


 Mengadakan pengujian bahan sesuai tahapan :
 Bahan
 Bahan olahan
 Hasil pelaksanaan
 Mengukur kuantitas hasil pekerjaan
 Mengajukan perpanjangan waktu
 Manajemen pengawasan keselamatan/kesehatan kerja dan lalu lintas
 Manajemen pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja
 Manajemen lalu lintas
 Menyampaikan kemajuan fisik
 Rencana dan jadwal kegiatan pekerjaan
 Melaksanakan pekerjaan
 Proses pembayaran
 Mengajukan pembayaran bulanan (MC) beserta data-data pendukungnya.
 Melakukan opname bersama
 Mengajukan perubahan harga (eskalasi)
 Menyiapkan pemeriksaan akhir dan pembayaran
 Mengajukan tertulis pekerjaan selesai
 Mengerjakan pekerjaan yang tidak sesuai/kerusakan
 Menyiapkan pemeriksaan dokumen akhir
 Mengajukan gambar terlaksana (As Built Drawing)
 Menandatangani berita acara serah terima

d. Prosedur
1) Pemberi Tugas menunjuk Kontraktor yang telah mengajukan penawaran harga dan
dinyatakan sebagai pemenang oleh Panitia lelang.
2) Kontraktor melaksanakan pekerjaan sesuai dokumen kontrak dan spesifikasi.
3) Dalam melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diawasi oleh Konsultan Pengawas dalam
rangka mencapai tujuan dan maksud konstruksi dibuat.

6.1.1.3 Tanggung jawab dan wewenang Konsultan Pengawas

a. Definisi, tanggung jawab dan wewenang


1) Konsultan Pengawas adalah badan hukum yang mengajukan penawaran harga untuk
jasa pengawasan pekerjaan, yang telah ditunjuk sebagai pemenang oleh panitia lelang
atau penyandang dana / Pemilik dan telah menandatangi kontrak untuk melaksanakan
pekerjaan pengawasan.

2) Tanggung jawab dan wewenang Konsultan Pengawas


 Tanggung jawab :
 Melaksanakan pengawasan pekerjaan pelaksanaan konstruksi sesuai dengan
prinsip dan kebijakan Pemberi Tugas.
 Membantu Pemberi Tugas dalam pengawasan pekerjaan pelaksanaan konstruksi

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-6
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

sesuai dengan:
 Perencanaan
 Spesifikasi
 Dokumen kontrak
 Wewenang
 Mendapat pendelegasian beberapa kewewenangan dari Pemberi Tugas sebagai
Engineer Referensentative.
Kewenangan meliputi :
 Wewenang Pemberi Tugas dalam masalah teknis atau administrasi sesuai
dokumen kontrak.
 Keputusan tentang pembiayaan teknis dan administrasi yang tidak tercantum
dalam dokumen kontrak.

b. Tujuan memahami tanggung jawab dan wewenang


Supaya dapat menjalankan tugas pengawasan secara independen sesuai pendelegasian
untuk seluruh pekerjaan fisik, teknis maupun administrasi dan mengacu kepada dokumen
kontrak.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan


1) Tugas pokok meliputi :
 Managemen kegiatan pengawasan atas pelaksanaan konstruksi
 Pembatasan jumlah tenaga staff
 Masalah teknis berkaitan dengan pekerjaan pembuatan jalan
 Kemampuan Kontraktor
 Jaminan mutu
 Transfer of Technology
2) Pendekatan Metodologi
 Sistem Komunikasi
 Design Review
 Memeriksa dan menyetujui pekerjaan Kontraktor
 Pengawasan mutu
 Transfer of Knowledge
3) Rencana Kerja
 Keberhasilan jaminan mutu pekerjaan.
 Tepat waktu.
 Biaya yang memadai.
4) Kegiatan utama layanan pengawasan
 Tahapan Pra Pelaksanaan
 Pekerjaan persiapan
 Pengkajian kembali perencanaan
 Arahan untuk kontraktor selama masa mobilisasi
 Manajemen Pelaksanaan Konstruksi
 Pembatasan rencana kerja kontraktor
 Rapat pra pelaksanaan
 Koordinasi dan rapat-rapat

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-7
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

 Laporan bulanan / triwulan


 Klaim
 Penyelesaian perselisihan
 Pengawasan Teknis
 Pemeriksaan gambar kerja
 Pengawasan survei
 Pengujian material
 Pemeriksaan dan pengawasan pekerjaan
 Arahan cara penggunaan / pemeliharaan peralatan
 Manajemen pengawasan keselamatan/kesehatan kerja dan lalu lintas
 Manajemen pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja
 Manajemen lalu lintas
 Pengawasan Kemajuan Fisik
 Rencana dan Jadwal Kegiatan Pekerjaan
 Pengawasan Kemajuan
 Pengawasan Kemajuan Fisik
 Rencana dan Jadwal Kegiatan Pekerjaan
 Pengawasan Kemajuan
 Pengawasan Pembiayaan
 Tagihan Kontraktor
 Pengkajian kembali pembiayaan
 Analisa harga dan upah baru
 Pengawasan/pemeriksaan akhir dan pembayaran
 Pemeriksaan akhir
 Pelunasan pembayaran
 Pengawasan/pemeriksaan dokumen akhir
 Pemeriksaan dan persetujuan As. Built Drawing
 Pembuatan laporan akhir dan pedoman pemeliharaan

d. Prosedur
1) Konsultan Pengawas mendapat pendelegasian wewenang untuk pengawasan pekerjaan
dari Pemberi Tugas sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam dokumen kontrak.
2) Konsultan Pengawas mengadakan pengawasan pekerjaan Kontraktor secara independen
untuk semua kegiatan fisik, teknis maupun administrasi.

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-8
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

6.1.2 Persiapan Konstruksi

6.1.2.1 Tanggung jawab dan wewenang Pemberi Tugas dalam ”recruitment”


Tenaga Ahli dan Tenaga Terampil

a. Definisi, tanggung jawab dan wewenang


1) Penge-test-an Personel adalah suatu kegiatan yang menjadi wewenang dan tanggung
jawab Pemberi Tugas sebagai penanggung jawab pelaksanaan pekerjaan konstruksi
2) Selanjutnya, Pemberi Tugas mengadakan penge-test-an atau wawancara secara lisan
atau tertulis terhadap personel Konsultan Pengawas maupun Kontraktor yang akan
melaksanakan kegiatan di lapangan.
3) Pemilihan dan penetapan personel yang akan ditempatkan dalam pengawasan maupun
pelaksanaan konstruksi harus mengacu pada Undang-undang Jasa Konstruksi No. 18
Tahun 1999.

b. Tujuan memahami tanggung jawab dan wewenang


Tujuan Penge-test-an personel itu sendiri meliputi, antara lain:
1) Penge-test-an Informal, yaitu :
 Kemampuan penguasaan materi pelaksanaan lapangan dan administrai.
 Kemampuan penguasaan bahan penge-test-an Laboratorium / lapangan.
2) Penge-test-an Formal, yaitu :
 Klarifikasi data-data personel yang diajukan Konsultan Pengawas dan Kontraktor.
 Klarifikasi Sertifikat Keahlian / Keterampilan yang dimiliki oleh personel dimaksud.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan


Pada waktu pengetestan yang perlu diperhatikan oleh Pemberi Tugas adalah kesungguhan,
kesiapan serta kemampuan dari setiap personel dalam rangka membantu Pemberi Tugas
nantinya pada waktu pelaksanaan pekerjaan.

d. Prosedur
Prosedur yang dilakukan dalam rangka pengetestan Personel adalah:
1) Kontraktor dan Konsultan Pengawas mengirimkan data-data personel yang diperlukan
kepada Pemberi Tugas.
2) Setelah data-data Personel Konsultan Pengawas maupun Kontraktor diterima oleh
Pemberi Tugas, maka Pemberi Tugas menentukan jadwal Pengetestan dan Wawancara.
3) Pemberi Tugas menyetujui atau menolak dan minta penggantian personel Konsultan
Pengawas dan atau Kontraktor tersebut.
4) Personel yang sudah disetujui dapat langsung memulai pekerjaan sesuai dengan
jabatannya.

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-9
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

6.1.2.2 Kegiatan Mobilisasi Awal

Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan mobilisasi awal

a. Definisi
Proses kegiatan Mobilisasi dalam suatu pekerjaan konstruksi terbagi 2 bagian :
1) Mobilisasi pelayanan pengendalian mutu ( 45 hari )
2) Mobilisasi keseluruhan ( Personel, Equitment, Material) ( 60 hari )

b. Tujuan
Mobilisasi Awal adalah mobilisasi personel inti untuk mempersiapkan :
1) Review Design
2) Pengukuran Awal
3) Mempersiapkan program detail yang akan dilaksanakan pada masa Konstruksi
4) Mempersiapkan peralatan yang memproduksi, siap menjalani testing & running well

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan


1) Persyaratan mobilisasi untuk semua Kontrak:
 Pembelian atau sewa tanah untuk keperluan base camp kontraktor dan kegiatan
pelaksanaan.
 Mobilisasi dari staf supervisi konstruksi dan semua pekerja yang diperlukan untuk
pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan kontrak.
 Mobilisasi dan pemasangan peralatan konstruksi.
 Penyediaan dan pemeliharaan Base Camp kontraktor, termasuk kantor lapangan,
tempat tinggal, bengkel-bengkel dan gudang + Ruang Rapat + Laboratorium.
 Pembuatan dan penyerahan program mobilisasi :
 Network Planning, Bart Chart, Equipment dan Material Schedule
 Rencana dan Metoda Kerja Kontraktor.
2) Persyaratan mobilisasi untuk kantor lapangan dan Fasilitas untuk staf Pemberi Tugas
lapangan/ Konsultan Pengawas.
3) Persyaratan mobilisasi untuk Fasilitas Pengendalian Mutu
Pada kegiatan pre construction meeting akan dibahas mengenai mobilisasi pertama, yaitu
45 hari terhitung sejak dimulainya pekerjaan (SPMK). Pada periode ini proses mobilisasi
yang harus sudah terlaksana antara lain adalah persyaratan mobilisasi untuk Fasilitas
Pengendalian Mutu, yaitu :
 Penyediaan dan pemeliharaan laboratorium lapangan sesuai dengan spesifikasi yang
disetujui, termasuk peralatan laboratorium lapangan, menjadi tanggung jawab
kontraktor pelaksana.
 Mobilisasi personel kontraktor antara lain General Superintendent, Soil Material
Engineer, teknisi laboratorium, Quantity Surveyor, drafman dan lain-lain.
 Untuk konsultan pengawas antara lain Resident Engineer, Laboratory technician,
Surveyor.
 Kontraktor (General Superintendence) menyerahkan program mobilisasi untuk minta
persetujuan Pemilik (Owner), yang memuat waktu dari semua kegiatan mobilisasi dan

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-10
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

informasi mengenai :
 Lokasi dari Base Camp Kontraktor dengan denah lokasi umum dan terperinci
(kantor kontraktor, bengkel, gudang dan peralatan konstruksi utama bersama
kantor staf Pimpro/ Konsultan dan laboratorium bila ada).
 Rencana pengiriman Peralatan yang menunjukkan lokasi saat ini, cara
pengangkutan dan jadwal tiba.
 Menyusun/membuat suatu format Monitoring yang dapat memperlihatkan
kemajuan pekerjaan secara menyeluruh, dan diperlihatkan pula setiap kegiatan-
kegiatan pekerjaan mobilisasi yang utama, kurva kemajuan untuk menyatakan
presentase kemajuan pekerjaan.
 Secara simultan kegiatan untuk proses wawancara atau test personel Kontraktor/
Konsultan pendukung lainnya oleh Pemberi Tugas.
 Melakukan pengujian material bahan (Quarry), pembuatan jobmix formula dan
Rekayasa Lapangan.

d. Prosedur
1) Setelah Pemberi Tugas melakukan Pre Construction Meeting, Kontraktor dan Konsultan
melakukan mobilisasi awal dengan menempatkan personel-personel inti mereka di
lapangan.
2) Kontraktor menyiapkan pekerjaan yang berhubungan dengan pengendalian mutu,
misalnya : Base Camp, Quarry, Testing Awal, Pengukuran Awal, dan lain-lain.
3) Konsultan menyiapkan Review Design, mengawasi testing awal, pengukuran awal dan
lain-lain
4) Mempersiapkan monitoringdan lain-lain
5) Mempersiapkan rumusan-rumusan Job Mix Design

6.1.2.3 Kegiatan Pre Construction Meeting (PCM)

Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan PCM

a. Definisi
Pre Construction Meeting adalah Rapat / pertemuan awal yang diadakan atas prakarsa/
undangan dari Pemberi Tugas yang dihadiri oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor dan Sub
Kontraktor (kalau ada).

b. Tujuan
Untuk menyamakan pengertian/ bahasa yang sama mengenai Dokumen Kontrak (Spesifikasi)
yang dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan


Pembahasan pada Pre Construction Meeting meliputi hal-hal:
1) Jadwal pelaksanaan
2) Mobilisasi
3) Rencana Kerja dan Metoda Kerja
4) Tata cara pengukuran volume pekerjaan (opname).

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-11
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

 Jadwal Pelaksanaan
Pada waktu pembahasan Jadwal Pelaksanaan, Pemberi Tugas beserta Konsultan
Pengawas haruslah betul-betul memahami jadwal kerja Kontraktor, karena yang
diajukan ketepatan waktu merupakan suatu tuntutan keberhasilan suatu pekerjaan
konstruksi.
 Skala prioritas yang ada di schedule pelaksanaan
 Pekerjaan Major item ( utama )
 Sumber daya ( manusia, peralatan dan material)
 Detour, untuk pekerjaan :
 Jalan
 Jembatan
 Waktu pelaksanaan :
 Dibuat seefisien mungkin mengikuti “Network Planning”.

 Mobilisasi
Pembahasan pekerjaan mobilisasi sangat penting, karena merupakan sarana
pelaksanaan pekerjaan konstruksi di lapangan.
Hal yang perlu diperhatikan/ dibahas :
 Survey Quarry, meliputi :
 Quantity material, yaitu mengenai Jumlah dan jarak ke lokasi
 Quality material, yaitu mengenai Pengujian/ pengetesan material yang akan
dipakai.

 Penetapan Base Camp ( Lay Out ) untuk :


 AMP
 Stone Crushser
 Batching Plant
 Penyiapan kantor (office) Kontraktor, Konsultan dan Owner.

 Rekayasa Lapangan
 Pematokan lapangan (Setting Out), pekerjaan ini perlu dibahas dan ditetapkan
bersama karena hasil dari penentuan profil-profil melintang yang didapat
merupakan/ dasar perhitungan Quantity selanjutnya.

 Rencana Kerja dan Metoda Kerja


Pemasangan alat/ peralatan konstruksi sangat mempengaruhi keberhasilan pekerjaan,
di suatu pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
Sehingga perlu pembahasan di rapat awal, dimana dalam rapat awal ini Kontraktor
mengajukan peralatan konstruksi yang dipakai/siap dipakai dan minta persetujuan
Pemberi Tugas.
Perlu ditekankan kepada Kontraktor bahwa semua peralatan konstruksi (sesuai dengan
yang tercantum dalam penawaran) selama waktu konstruksi selalu siap/ tersedia di
lapangan dan tidak boleh dipindah ke lain tempat.

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-12
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

Apabila ada penggantian peralatan konstruksi maka harus ada persetujuan tertulis dari
Pemberi Tugas.

 Tata cara pengukuran volume pekerjaan (opname).


Tata cara pengukuran volume pekerjaan, perlu disepakati terlebih dahulu antara, Owner
(Pemberi Tugas, Konsultan Pengawas dan Kontraktor Pelaksana) sehingga dalam
penentuan kemajuan progres pekerjaan tidak terjadi salah pengertian meliputi antara
lain :
 Cara Metode perhitungan volume
 Batasan/ daerah pekerjaan ( Existing )
 Dasar pembayaran
 Dan lain-lain.
Hasil kesepakatan/ rapat dibukukan dan ditanda tangani bersama ketiga unsur :
Pemberi Tugas, Konsultan Pengawas dan Kontraktor Pelaksana.

d. Prosedur
1) Berpedoman pada :
 Dokumen Tender (Gambar Rencana, Spesifikasi Teknik, Spesifikasi Umum, dll )
 Dokumen Kontrak antara Wakil Pemilik (Engineer) dan Kontraktor
 Surat Perintah Kerja dari Wakil Pemilik (Engineer) kepada pihak Kontraktor, maka
Pemberi Tugas mengundang pihak Kontraktor, Konsultan Pengawas dan instansi terkait
untuk melaksanakan Pre Constrction Meeting.
2) Didalam Rapat tersebut Pemberi Tugas :
 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan Batasan Daerah Pekerjaan ( Construction Limit )
 Menanyakan kepada Kontraktor tentang :
 Jadwal Pekerjaan yang diusulkan pihak Kontraktor
 Rencana Mobilisasi Personel, Peralatan, Material, Base camp, dll.
 Rencana Kerja dan Metoda Kerja yang diusulkan Kontraktor.
 Mencari kesepakatan tata cara pengukuran volume pekerjaan
 Memerintahkan Konsultan Pengawas berkoordinasi dengan pihak Kontraktor dan
Pemberi Tugas untuk melakukan Review Design terhadap kondisi yang ada dilapangan.
 Melakukan pencatatan dan menandatangani kesepakatan yang ada.
3) Pemberi Tugas menutup Pre Construction Meeting

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-13
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

6.1.2.4 Kegiatan Perhitungan Volume Pekerjaan

Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan Perhitungan Volume Pekerjaan

a. Definisi
Sistem Perhitungan Volume adalah suatu cara perhitungan volume pekerjaan yang telah
disepakati bersama antara Pemberi Tugas, Konsultan Pengawas dan Kontraktor sesuai syarat-
syarat kontrak dan spesifikasi yang berlaku dan telah diputuskan pada saat dilakukan Pre
Construction Meeting.

b. Tujuan
Menghindari kesalahpahaman dalam menghitung kemajuan volume pekerjaan kontraktor
sebagai dasar untuk membuat Monthly Certificate.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan


1) Batas pekerjaan yang sudah dibayar dengan pekerjaan yang akan ditagihkan harus jelas,
menghindari dua kali pembayaran.
2) Volume pekerjaan yang akan dihitung adalah pekerjaan yang sudah di Verifikasi.
3) Setiap item pekerjaan sudah tertentu cara perhitungan volumenya didalam spesifikasi
sesuai item pekerjaan tersebut.
d. Prosedur
Prosedur sistem perhitungan volume :
1) Sesuai berita acara Pre Constraction Meeting.
2) Semua pekerjaan yang sudah di verifikasi.
3) Dan lain-lain.

6.1.2.5 Kegiatan Pendokumentasian Arsip Pelaksanaan dan Pengawasan


Konstruksi

Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan Pendokumentasian Arsip Pelaksanaan dan
Pengawasan Konstruksi (Sistem Dokumentasi File)

a. Definisi
Pembangunan jalan adalah suatu kegiatan yang komplek karena melibatkan banyak macam
material yang cara pembayarannya juga berbeda-beda satu sama lain. Untuk itu dalam rangka
penerapan ISO 9002 semua kegiatan harus terdokumentasikan dengan lengkap dan jelas.
Jadi yang dimaksudkan dengan Sistem Dokumentasi File adalah:
Semua kegiatan di lapangan baik fisik maupun non fisik/administrasi yang harus dimulai
dengan Request/ Permohonan dan diakhiri dengan verifikasi (Penutup Request).
Adapun macam sistem dokumentasi antara lain:
1) Dokumentasi terhadap kegiatan di lapangan/fisik.
2) Dokumentasi terhadap Testing Material yang akan dipakai.

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-14
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

3) Dokumentasi terhadap Bahan Olahan dan Jadi.


4) Dokumentasi terhadap photo-photo pekerjaan konstruksi dan gambar-gambar (Shop
Drawing dan As Built Drawing).
5) Dolumentasi Back Up data untuk Monthly certificate (M.C).
6) Dokumentas Contract Change Order (C.C.O), Addendum (kalau ada), Eskalasi.
7) Dokumentasi surat menyurat, memo dinas antar Instalasi terkait dan lain-lain.
8) Dokumentasi Pengisian Formulir-formulir yang berlaku.
9) Dan lain-lain yang dapat disimpan di dalam CD.

b. Tujuan
1) Dengan Sistem Dokumentasi ini diharapkan tanggung jawab serta ketelitian kearsipan
pekerjaan konstruksi dapat terjamin. Agar semua dokumentasi file dapat berjalan dengan
baik, maka diperlukan kerjasama yang baik antara semua pihak yang terkait di lapangan,
baik itu masuk dari Kontraktor Pelaksana, Konsultan Pengawas maupun dari pihak
Pemberi Tugas.
2) Dokumentasi File terkumpul dari kemajuan pekerjaan harian sampai bulanan. Sebagai
contoh untuk Back Up data untuk Mounthly Certificate (M.C), terdokumentasi dalam satu
file terdiri dari :
 Daily Inspector Report.
 Daily Quantity Record
 Mounthly Quantity Detail Sheet
 Mounthly Work Accomplished
 Mounthly Progress Sheet
 Daily report
 Sketsa gambar-gambar sebagai dasar pembuatan As Bulit Drawing.
 Material On Site.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan


Dalam sistem dokumentasi file yang perlu diperhatikan, adalah :
1) Pemberian nama, penomoran setiap file harus jelas dan berbeda satu sama lain.
2) Penyimpanan file berurutan dari nomor kecil dan nomor besar.
3) Dibutuhkan administrator yang teliti dan rajin
4) Penyimpanan file diberi nama / tille untuk memudahkan pencarian.

d. Prosedur
1) Administrator mengarsipkan atau merekam semua kegiatan yang berkaitan dengan surat
menyurat / administrasi, keluar dan masuk.
2) Rekaman tersebut disesuaikan dengan penerapan ISO 9002.
3) Dan lain-lain

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-15
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

6.1.1.6 Kegiatan Review Design

Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan Review Design

a. Definisi
Review Design adalah perobahan yang dilakukan karena desain awal sudah tidak sesuai lagi
dengan kondisi lapangan pada saat akan dikerjakan. Ini disebabkan, antara lain :
1) Desain Pekerjaan konstruksi dibuat lebih awal, sehingga kondisi jalan berbeda pada waktu
penyerahan di lapangan, karena :
 Kerusakan bertambah.
 Kondisi lebih baik, ada pekerjaan perbaikan atau pemeliharaan.
2) Lokasi tergenang akibat banjir tahunan yang semula tidak direncanakan.

b. Tujuan
Review Design bertujuan :
1) Dana tersedia terserap dan terealisasikan secara optimal di lapangan.
2) Mencapai rencana pekerjaan konstruksi sesuai maksud dan tujuannya.
3) Sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan dilapangan .

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan


1) Review Design tidak mengurangi maksud dan tujuan pelaksanaan konstruksi.
2) Review Design diajukan dan disetujui semasa kontrak berlangsung.
3) Peta lokasi dan perubahan gambar desain awal dan baru.
4) Pencatatan dan perekaman data-data Review Design sesuai system file.

d. Prosedur
Prosedur yang dilakukan dalam pembuatan Review Design :
1) Survey lapangan dilakukan oleh Kontraktor dengan pengawasan dan arahan Konsultan
Pengawas, antara lain :
 Survey tanah.
 Survey Existing Pavement (panjang, lebar, kondisi dan kekuatan) kalau ada.
 Survey Existing Shoulder (ketinggian, lebar, kondisi).
 Survey Drainase.
 Survey pekerjaan lain (dinding penahan tanah) bronjong dan lain-lain.
 Survey lalu lintas.
2) Dari hasil survey lapangan dibuat Draft Review Design oleh Konsultan Pengawas.
3) Draft Review Design diajukan kepada Kepala Satuan Kerja.
4) Draft Review Design diajukan oleh Kepala Satuan Kerja (untuk persetujuan atau
dikembalikan untuk Revisi) kepada Pemilik.
5) Persetujuan Pemilik atas Draft Review Design menjadi Review Design.
6) Kontraktor melaksanakn pekerjaan sesuai hasil Review Design

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-16
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

6.1.2.7 Kegiatan Penyiapan Program Kerja dan Jadwal Kerja

Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan Penyiapan Program dan Jadwal Kerja

a. Definisi
Penyiapan Program Kerja dan Jadual Kerja adalah suatu proses dimana kontraktor harus
menguraikan schedule kerja menjadi bagian-bagian, antara lain dari Network Planning menjadi:
1) Man Power Schedule
2) Equipment Schedule
3) Material Schedule
4) Cost Flow atau pengalokasian dana,
 Untuk setiap minggu sehingga kontraktor dapat menyiapkan dana, kebutuhan material,
kebutuhan peralatan dan kebutuhan tenaga setiap minggu.
 Program ini harus diperbaharui (up-date) setiap minggu sesuai kenyataan lapangan.
 Program ini berkaitan erat dengan Metoda Lintasan (Critical Path Method/CPM).
 Jenis pekerjaan/kegiatan apa saja yang berada pada garis lintas krisis diproritaskan
untuk dikerjakan.
 Penanganan/jalan keluar yang dilakukan untuk melaksanakan kerja ekstra atau lembur
pada lintasan kritis

b. Tujuan
Tujuan Penyiapan Program dan Jadual Kerja adalah mempermudah pengelolaan pekerjaan
konstruksi dengan suatu sistem yang teratur dan dapat memberikan informasi secara jelas dan
tepat.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan


1) Lintasan Kritis (CPM).
2) Memberikan prioritas utama pada pekerjaan di lintasan kritis.
3) Dibutuhkan seorang ahli pengendalian konstruksi secara menyeluruh dan menguasai
berbagai software terkait dengan aspek-aspek ”controlling” pekerjaan konstruksi.
4) Pembaharuan data / Up date dan Program setiap minggu.
5) Menguasai penggunaan Network Planning (NWP).
6) Mendekumentasikan file secara tertib dan teratur.

d. Prosedur
1) Membuat urutan kerja sesuai dengan tata cara Network Planning
2) Menguraikan bar-chart yang didapat dari Network Planning menjadi:
 Kebutuhan sumber daya manusia
 Kebutuhan sumberdaya material
 Kebutuhan sumberdaya peralatan
 Kebutuhan sumber daya keuangan / dana
3) Mendistribusikan kebutuhan tersebut diatas untuk setiap minggu
4) Setiap penyimpangan dicatat untuk dijadikan bahan masukan pembaharuan data (up date)
minggu selanjutnya.

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-17
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

6.1.2.8 Kegiatan Penyiapan Request

Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan Penyiapan Request

a. Definisi
Request adalah dokumen pendukung administrasi pekerjaan konstruksi yang diajukan
kontraktor sebelum melaksanakan pekerjaan tertentu.
b. Tujuan
Dokumen ini merupakan pembuka folder suatu kegiatan yang terdaftar menurut pay item
tertentu dan batasan/station/lokasi tertentu; dokumen ini harus dilengkapi dengan dokumen-
dokumen pendukung lainnya dan ditutup dengan dokumen verifikasi, sehingga tiap pay item
dan bagian-bagiannya tersebut teridentifikasi dan terekam dengan baik.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan


1) Unsur-unsur yang harus diisi, misalnya:
 Tanggal Pengajuan
 No. Request dan No.Pay item.
 Lokasi pekerjaan/ Stationing.
 Volume pekerjaan
 Material yang dipakai
 Peralatan yang dipakai
 Tenaga kerja
 Sketsa Gambar kerja
 Dan pekerjaan Infra Struktur kalau ada.
2) Yang bertanggung jawab menandatangani pada kolom pengajuan permohonan pekerjaan
adalah Kontraktor Pelaksana.
3) Yang bertanggung jawab memeriksa/ cek dan menyetujui permohonan pekerjaan adalah
Konsultan Pengawas.
4) Disetujui oleh staff Pemberi Tugas / Pemberi Tugas

d. Prosedur

1) Kontraktor harus mengajukan Request untuk setiap jenis kegiatan di tempat dan waktu
tertentu, sebagai pembuka folder kegiatan tersebut.
2) Kontraktor harus melengkapi request tersebut dengan data pendukung seperti tertera
diatas dan diajukan kepada Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas untuk meminta
persetujuannya.
3) Apabila selama 24 jam tidak ada jawaban dari pihak Konsultan Pengawas dan Pemberi
Tugas, maka Request tersebut secara otomatis sudah dapat dilaksanakan, sedangkan
pengesahannya harus tetap dilaksanakan oleh pihak Konsultan Pengawas dan Pemberi
Tugas.
4) Untuk setiap folder pekerjaan harus dibuka dengan request, dilanjutkan dengan
pelaksanaan dan filing kemudian ditutup dengan verifikasi

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-18
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

6.1.2.9 Kegiatan Penentuan Lokasi Quarry dan Test Awal

Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan Penentuan Lokasi Quarry dan Test Awal

a. Definisi
1) Quarry adalah bahan baku di lapangan yang dipergunakan untuk pembangunan suatu
pekerjaan konstruksi jalan/jembatan.
Bahan baku tersebut dapat berupa:
 Batu, batu kali atau gunung
 Tanah
 Air
2) Test Awal, adalah Suatu kegiatan pengajian awal bahan mentah hasil alam sebelum
dipergunakan sebagai material untuk pembangunan suatu pekerjaan konstruksi.
b. Tujuan

Tujuan penentuan lokasi quarry dan test awal adalah:


1) Mendapatkan bahan baku untuk pekerjaan konstruksi yang lokasinya masih relatif dekat
dengan lokasi pekerjaan konstruksi
2) Supaya material yang akan dipergunakan nanti dapat dipertanggung jawabkan, mengenai ;
kekerasan, keawetan, kebersihan dan lain-lain sesuai syarat-syarat dan spesifikasi yang
berlaku.
3) Volume atau jumlah material memenuhi kebutuhan.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan


1) Quarry
 Bahan mentah cukup banyak.
 Jauh dari pemukiman, untuk menghindari polusi udara dan suara.
 Jarak angkut dekat dengan Base Camp.
 Ada jalan atau jalan sementara yang cukup baik.
2) Test awal
Pengetesan atau pengujian awal yang dilakukan pada lokasi Quarry, antara lain :
 Batuan atau Aggregat ; pengetesan atau kekuatan/ keausan dengan mesin Los
Angeles (AASHTO T-96-740), ( ASTM. C131-550).
 Tanah, pengetesan untuk mengetahui klasifikasi tanah sehingga diketahui sifat-sifat
tanah dimaksud.
 Air, yaitu air yang bersih dari kotoran organik/kandungan lumpur dan sebagainya.

d. Prosedur
Prosedur yang dilakukan :
1) Kontraktor mengajukan Construction Plan secara keseluruhan kegiatan kepada Pemberi
Tugas
2) Pemberi Tugas menetapkan alternatif terbaik untuk memilih lokasi quarry, dengan
mempertimbangkan:

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-19
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

 Hasil pengetesan awal.


 Volume bahan (cukup banyak).
 Lokasi quarry (jauh dari pemukiman).
 Jarak angkut dari base camp (dekat)
 Sarana jalan (tersedia).
3) Kontraktor, berdasarkan Rekomendasi pemberi tugas mengajukan surat permohonan
untuk mendapat konsesi penggalian atau pengambilan atas lahan/ lokasi quarry yang
sudah dipilih pada pengusaha setempat ( Camat, Lurah atau penduduk).
4) Setelah keluar izin, kontraktor mulai dengan pengambilan material.

6.1.2.10 Kegiatan Penyiapan Base Camp dan Fasilitas Base Camp

Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan Penyiapan Base Camp

a. Definisi
1) Base Camp, adalah suatu lokasi tertentu di lapangan yang merupakan tempat semua
kegiatan penunjang pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
2) Fasilitas Base Camp, adalah semua fasilitas yang menunjang pelaksanaan pekerjaan fisik
dan administrasi sesuai dengan syarat-syarat kontrak dan spesifikasi yang berlaku.
b. Tujuan

Tujuan penyiapan base camp dan fasilitasnya adalah:


1) Untuk memudahkan koordinasi antara semua instansi terkait di lapangan
2) Untuk mempermudah monitoring kemajuan pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
3) Sebagai tempat tinggal, kantor, laboratorium lapangan dan lain-lain.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan


Supaya maksud dan tujuan dari Base Camp dan fasilitasnya dapat optimal menunjang
pelaksanaan pekerjaan konstruksi, maka:
1) Pada waktu kontraktor mengajukan lay out base camp, agar dipastikan bahwa:
 Lokasi base camp dekat dengan lokasi pekerjaan konstruksi.
 Kegiatan administrasi instansi terkait di lapangan berada dalam satu lokasi Base
Camp.
 Jalan keluar masuk Base Camp cukup baik.
 Keamanan lingkungan terjamin.
 Agak jauh dari permukiman/polusi
2) Cara pembayaran, batas waktu pengadaan dan syarat-syarat lain dapat dilihat pada syarat
kontrak dan spesifikasi yang berlaku.
d. Prosedur
Prosedur yang dilakukan :
1) Kontrakor menyampaikan construction plan, berupa lay out rencana Base Camp, rencana

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-20
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

penentuan Quarry dan lokasi pekerjaan konstruksi itu sendiri.


2) Pemberi tugas memilih alternatif yang terbaik untuk Base Camp tersebut:
 Dekat dengan quarry dan lokasi pekerjaan.
 Jauh dari pemukiman penduduk
 Dan lain-lain.
3) Kontraktor melaksanakan pembuatan Base Camp sesuai rekomendasi pemberi tugas.

6.1.2.11 Kegiatan Penyediaan Asuransi dan Garansi

Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan Penyediaan Asuransi dan Garansi

a. Definisi
1) Asuransi adalah jaminan yang diberikan, disebabkan oleh :
 Orang/ manusia, apabila mendapat kecelakaan, cacat tubuh atau kematian pada saat
bekerja.
 Kerusakan meliputi, kerusakan pada Konstruksi pekerjaan, perlatan Konstruksi diluar
kesalahan Kontraktor.
 Kehilangan yang mungkin terjadi untuk setiap harta benda, pada masa kontrak
berlangsung.
2) Garansi adalah Jaminan Bank atau Garansi Bank yang diberikan guna mencakup
beberapa masalah, antara lain:
 Jaminan Tender, jaminan yang mencakup keperluan tender.
 Jaminan Uang Muka, jaminan yang mencakup keperluan untuk uang muka.
 Jaminan Pelaksanaan, jaminan yang mencakup pada masa pelaksanaan.
 Jaminan Pemeliharaan, jaminan yang mencakup pada masa pemeliharaan.
b. Tujuan

Tujuan diadakannya Asuransi dan Garansi pada suatu pekerjaan konstruksi, adalah untuk
memberikan rasa aman pada semua pihak yang terlibat, yaitu : Kontraktor, Konsultan maupun
Pemberi Tugas beserta Staff Pemberi Tugas dalam melakukan pelaksanaan atau pengawasan
pekerjaan di lapangan.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan


Yang perlu diperhatikan Pemberi Tugas, antara lain:
1) Asuransi :
 Masa berlakunya Asuransi.
 Besar nilai jaminan tersebut.
 Jenis apa saja yang tercakup dalam jaminan tersebut
2) Garansi :
 Masa berlakunya Garansi, sesuai waktu tertentu seperti :
 Jaminan Tender waktunya semasa tender.
 Jaminan Pelaksanaan waktunya semasa pelaksanaan.
 Jaminan Pemeliharaan waktunya semasa pemeliharaan.
 Besar nilai jaminan tersebut.

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-21
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

 Jaminan memakai Jasa Bank atau PT. Asuransi.


 Dan lain-lain.

d. Prosedur
Prosedur yang dilakukan :
1) Asuransi:
 Kontraktor dan Konsultan menghubungi Jasa Asuransi yang dipilih untuk mendaftar
dan membayar Premi.
 Kontraktor dan Konsultan mendapat Polis Asuransi.
 Di copy dan diserahkan kepada Pemberi Tugas
2) Kalau terjadi musibah / kecelakaan :
 Berdasarkan Polis ditambah keterangan pekerjaan konstruksi dan pihak berwenang.
 Diajukan ke Perusahaan Asuransi dan
 Dibayar.
3) Garansi :
 Berdasarkan surat undangan, Kontraktor memberikan Jaminan Tender.
 Berdasarkan Surat Pemenang dan Kontrak, Kontraktor memberikan Jaminan Uang
Muka.
 Berdasarkan Surat Pemenang Kontrak, Kontraktor memberikan Jaminan Pelaksanaan.
 Berdasarkan Surat PHO, Kontraktor memberikan Jaminan Pemeliharaan.

6.1.2.12 Kegiatan Mobilisasi Personel, Peralatan dan Material

Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan Mobilisasi Personel, Peralatan dan Material
a. Definisi
Pada periode mobilisasi ini semua pekerjaan yang berhubungan dengan cakupan pekerjaan
mobilisasi telah selesai semuanya ( 60 hari ), yaitu mobilisasi :
1) Personel Kontraktor
2) Personel Konsultan
3) Alat-alat berat
4) Peralatan laboratorium

b. Tujuan

Mobilisasi personel, alat berat, peralatan laboratorium dan material dimaksudkan untuk
mendukung terlaksananya pelaksanaan pekerjaan konstruksi secara menyeluruh, yaitu
pelaksanaan fisik maupun administrasi, sesuai syarat-syarat kontrak dan spesifikasi.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan


Yang perlu diperhatikan antara lain:
1) Personel Kontraktor dan Konsultan Pengawas :
 Memiliki sertifikat keahlian atau sertifikat keterampilan sesuai dengan bidang tugas
yang akan dilaksanakannya

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-22
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

 Sudah mengikuti prosedur testing dan cakap sesuai bidang masing-masing.


 Tidak merangkap pekerjaan ditempat lain
 Mobilisasi bertahap sesuai kebutuhan lapangan
2) Alat berat / peralatan laboratorium
 Kecukupan komposisi dan pemasangan sesuai kontrak
 Sesuai kondisi lapangan
 Kapasitasalat sesuai kebutuhan ( tidak kurang atau lebih kapasitas).
 Semua peralatan sudah dikalibrasi oleh Jawatan Meteorologi
3) Material
 Quarry Material dicari disekitar lokasi pekerjaan konstruksi (kecuali aspal, semen) dan
telah mendapat persetujuan Pemberi Tugas
 Pajak, iuran, retribusi dan sebagainya tanggungjawab penuh Kontraktor
 Izin jalan/jembatan dari DLLAJR
 Test awal bahan hasil alam sudah mendapat persetujuan Pemberi Tugas

d. Prosedur
Merupakan kelanjutan mobilisasi awal, yaitu :
1) Kontraktor dan Konsultan Pengawas melengkapi personel secara bertahap sesuai
kebutuhan lapangan
2) Kontraktor melengkapi keperluan pengendalian mutu, misalnya Base Camp, Quarry, Hasil
Testing awal dan hasil pengukuran dan lain-lain
3) Job mix sudah disetujui.

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-23
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

6.1.3 Pelaksanaan Konstruksi

6.1.3.1 Kegiatan Penyiapan Shop Drawing

Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan Penyiapan Shop Drawing

a. Definisi
Shop Drawing adalah Gambar Kerja yang dibuat oleh Kontraktor dan merupakan rencana
pelaksanaan konstruksi, pembuatannya merujuk kepada Gambar Rencana yang diterima oleh
kontraktor pada waktu kontraktor mengikuti proses pengadaan jasa konstruksi.

b. Tujuan

Untuk memudahkan dan menjadi pedoman pelaksanaan di lapangan serta pemeriksaan yang
merupakan rencana keseluruhan dari pembangunan suatu proyek.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan


Dalam membuat shop drawing, kontraktor harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Ukuran dan standar kertas yang dipakai harus sama.
2) Ukuran ketebalan garis alat gambar disesuaikan dengan gambar yang dibuat.
3) Pada Shop Drawing harus ditampilkan rujukan dari Gambar Rencana yang dipakai.
4) Penomoran Shop Drawing harus teratur.
5) Shop Drawing menampilkan Rencana Kerja secara detil
 Lokasi dan jenis pekerjaan harus jelas tercantum
 Ukuran Konstruksi harus jelas tergambar
 Material, Jenis dan mutu bahan yang dipakai
 Dan lain-lain.

d. Prosedur

1) Setiap pekerjaan belum dapat dilaksanakan oleh Kontraktor apabila Shop Drawing belum
mendapat persetujuan Pemberi Tugas.
2) Prosedur penyiapan shop drawing
 Kontraktor membuat Shop Drawing dengan rujukan Gambar Rencana.
 Konsultan Pengawas mengevaluasi Shop Drawing untuk diterima, atau revisi ulang
dan untuk kembali lagi.
 Konsultan Pengawas merekomendasikan kepada Pemberi Tugas untuk persetujuan
Shop Drawing tersebut.
 Setelah persetujuan Pemberi Tugas, Kontraktor dapat melaksanakan pekerjaan fisik
seusai Shop Drawing.
 Sekiranya dalam pelaksanaan pekerjaan ada penyimpangan atau pekerjaan yang tidak
dapat dilaksanakan sesuai Shop Drawing dikarenakan kondisi lapangan, maka atas
persetujuan Pemberi Tugas (setelah ada rekomedasi dari Konsultan Pengawas)
Kontraktor dapat melaksanakan pekerjaan berbeda dengan gambar rencana dengan
diberi tanda misalnya berupa “Gambar Awan“ sebagai catatan untuk pembuatan As
Built Drawing nanti.

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-24
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

 Catatan : Kolom Pengesahan


 Yang bertanggung jawab menandatangani kolom pengesahan Shop Drawing :
 Kolom diajukan dan ditandatangani oleh Kontraktor Pelaksana yaitu : General
Superintendance.
 Kolom diperiksa dan ditandatangani oleh Konsultan Pengawas yaitu: Resident
Engineer
 Kolom disetujui dan ditandatangani oleh Pemberi Tugas.

6.1.3.2 Kegiatan Show Cause Meeting

Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan Show Cause Meeting

a. Definisi
1) Show Cause Meeting (SCM) adalah pertemuan antara kontraktor selaku penyedia jasa
dengan Pemberi Tugas selaku pengguna jasa dan konsultan (selaku penyedia jasa yang
membantu Pemberi Tugas di dalam melakukan pengawasan teknis atas pekerjaan
kontraktor), dimana kontraktor diminta membuktikan prospek kemampuannya untuk
menyelesaikan pekerjaan konstruksi sesuai dengan dokumen kontrak, dilihat dari segi
manajemen, peralatan dan keuangan.
2) Show Cause Meeting sering disebut dengan Rapat Pembuktian.
3) Tim SCM dibentuk oleh Pemberi Tugas, terdiri dari Ketua Tim, Sekretaris Tim dan
Anggota-anggota Tim yang berasal dari Pemberi Tugas dan konsultan pengawas,
mencakup unsur-unsur perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan audit keuangan.
4) Ruang Lingkup tugas Tim SCM
a. Menetapkan items, jadual dan volume yang harus dikerjakan oleh kontraktor dalam Uji
Coba Kemampuan, guna menilai layak atau tidaknya kontraktor melanjutkan
pekerjaan.
b. Mengevaluasi hasil test case yang dilakukan oleh kontraktor untuk dinilai kemungkinan
/kesanggupannya apakah kontraktor tersebut masih dapat diberi kesempatan guna
mengatasi keterlambatan dan atau permasalahan pelaksanaan kontrak.
5) Tim SCM mengusulkan kepada Konsultan Pengawas atau Kepala Satuan Kerja atau
Direksi Pekerjaan tentang tindak lanjut atas hasil evaluasi dari pelaksanaan Uji Coba
kemampuan oleh kontraktor, tergantung pada besarnya keterlambatan yang menyebabkan
kontraktor tersebut harus mengikuti SCM.
b. Tujuan
1) SCM ini dilakukan dengan tujuan untuk melakukan pengendalian pekerjaan konstruksi
sehubungan dengan keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh
kontraktor.
2) Yang ditugasi untuk melakukan pengendalian konstruksi adalah Tim SCM.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan


1) Uji Coba Kemampuan (Test Case)
a. Selama Uji Coba Kemampuan, Pejabat Pembuat Komitmen melakukan pemantauan
terhadap kegiatan kontraktor.

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-25
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

b. Apabila hasil uji coba kemampuan menunjukkan tendensi yang tidak sesuai
kesepakatan, maka Pejabat Pembuat Komitmen mengeluarkan surat peringatan
dengan tembusan dikirimkan kepada Direksi Pekerjaan.
c. Pada akhir Uji Coba Kemampuan dilakukan evaluasi terhadap semua pencapaian
selama Uji Coba Kemampuan, dan bila diperlukan dapat dilakukan Uji Coba
Kemampuan lagi.
2) Kriteria penilaian terhadap pelaksanaan pekerjaan diambil dari batasan Kontrak Kritis
menurut Kepmen Kimpraswil 257/KPTS/M/2004 sebagai berikut:

Batasan Kontrak Kritis

PERIODE RENCANA FISIK BATASAN KRITIS

I 0% - 70% Jika terjadi keterlambatan


pekerjaan > 15%

Jika terjadi keterlambatan


II 70% - 100%
pekerjaan > 10% - 15%
Tingkatan SCM:
 Tingkat Direksi Pekerjaan
 Tingkat Atasan Langsung
 Tingkat Atasan
Jika pada SCM tingkat Atasan ternyata kontraktor gagal menunjukkan kemampuannya,
maka pengguna jasa dapat menyelesaikan pekerjaan melalui kesepakatan tiga pihak atau
memutuskan kontrak secara sepihak dengan mengenyampingkan Pasal 1266 KUH
Perdata.

d. Prosedur

1) Pejabat Pembuat Komitmen bersama konsultan pengawas meneliti permasalahan yang


menyebabkan pekerjaan konstruksi terlambat;
2) Pejabat Pembuat Komitmen bersama konsultan pengawas membahas dengan kontraktor
upaya-upaya dan membuat kesepakatan untuk mengejar keterlambatan, kemudian
kontraktor harus membuat pernyataan kesanggupan untuk memenuhi kesepakatan-
kesepakatan tersebut.
3) Tim SCM membuat Target Uji Coba Kemampuan (Test Case) dalam waktu 1 (satu) bulan,
dengan menyebutkan uraian pekerjaan yang harus dikerjakan dan prosentase prestasi
kerja yang harus dicapai oleh kontraktor.
4) Kontraktor membuat jadual pelaksanaan Target Uji Coba Kemampuan (Test Case) dan
Program Schedule secara detail dan lengkap dengan data-data pendukungnya.
5) Hasil dari SCM harus dituangkan dalam suatu Berita Acara dan dikirimkan ke berbagai
pihak-pihak terkait sebagai laporan.
6) Penetapan hasil SCM oleh Pejabat terkait.

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-26
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

6.1.3.3 Kegiatan Penyiapan Laporan Ketidaksesuaian

Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan Penyiapan Laporan Ketidaksesuaian

a. Definisi
Laporan ketidak sesuaian adalah laporan atau catatan yang dibuat oleh Konsultan Pengawas
dan staff Pemberi Tugas lapangan kepada Pemberi Tugas mengenai ketidak sesuaian suatu
item pekerjaan di lapangan baik mengenai:
1) Mutu / kwalitas
2) Volume / kwantitas, maupun
3) Penampilan / tampilan

b. Tujuan
1) Memberikan informasi kepada Pemberi Tugas bahwa salah satu item / pekerjaan
Kontraktor ada yang tidak memenuhi syarat-syarat atau spesifikasi.
2) Catatan untuk Kontraktor supaya memperbaiki.
3) Supaya Kontraktor tidak mengulangi kesalahannya lagi.
4) Sebagai dasar penilaian Pemberi Tugas terhadap Kontraktor mengenai “Performance”
Kontraktor secara keseluruhan.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan


1) Tanggal dan nomor request item pekerjaan yang dimaksud.
2) Lokasi item pekerjaan yang tidak sesuai tersebut dan sketsasasasasa gambar.
3) Persetujuan kontraktor mengenai : rencana dan lama waktu perbaikan terhadap
ketidaksesuaian tersebut.
4) Kolom pengesahan ditanda-tangani oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor dan staff
lapangan Pemberi Tugas.

d. Prosedur

Prosedur yang dilakukan untuk membuat laporan ketidaksesuaian adalah sebagai berikut:
1) Sebelum verifikasi pekerjaan disetujui, Konsultan Pengawas dan staff Pemberi Tugas
mengevaluasi hasil pekerjaan Kontraktor.
2) Setiap ada ketidaksesuaian pekerjaan, dicatat sebagai evaluasi pekerjaan.
3) Evaluasi diserahkan kepada Kontraktor untuk dimintakan persetujuan perbaikan, rencana
perbaikan dan lama perbaikan.
4) Hasil persetujuan diserahkan kepada Pemberi Tugas.

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-27
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

6.1.3.4 Kegiatan Penyiapan Contract Change Order

Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan Penyiapan Contract Change Order

a. Definisi
1) Contract Change Order (CCO) adalah Perubahan Volume/ Quantity untuk setiap item
pekerjaan yang memerlukan penyesuaian selama kontrak berlangsung atau perubahan
atas Dokumen Kontrak.
2) Contract Change Order (CCO) menyatakan perubahan bunyi Kontrak tanpa merubah nilai
kontrak secara keseluruhan.
b. Tujuan
1) Untuk memastikan Volume dan jenis pekerjaan yang berubah tanpa merubah nilai Kontrak
secara keseluruhan.
2) Menjamin Kontraktor untuk dapat melaksanakan pekerjaan.
3) Merupakan dasar penagihan Kontraktor.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan


1) Perubahan Volume atau perubahan item pekerjaan tidak merubah nilai Kontrak.
2) Perubahan item pekerjaan tersebut tidak mengurangi tujuan/ maksud dari pekerjaan
konstruksi tersebut.
3) Pengajuan permohonan Contract Change Order (CCO) masih dalam Schedule
Pelaksanaan.
4) Dengan terbitnya Berita Acara Contract Change Order maka Kontrak Awal atau Change
Order lama tidak berlaku lagi.

d. Prosedur
1) Sebagai penanggung jawab penuh pelaksanaan pekerjaan konstruksi, Pemberi Tugas
dapat memprakarsai perubahan atau Contract Change Order (CCO) dengan jalan
mengirim surat tertulis kepada Kontraktor yang berisi :
 Uraian detil, perubahan yang diusulkan, dan lokasi pekerjaan di lapangan.
 Gambar yang telah direvisi dan spesifikasi mengenai perubahan.
 Perkiraan waktu untuk penyelesaian pekerjaan.
2) Permintaan Kontraktor untuk mengadakan permintaan perubahan kepada Pemberi Tugas,
dengan mengirim surat Permohonan Perubahan yang berisi :
 Uraian usulan perubahan.
 Keterangan alasan perubahan.
 Pengaruh terhadap jadwal pelaksanaan, kalau ada.
 Penjelasan detil mengenai :
 Apakah keseluruhan atau sebagai dari perubahan tersebut dilaksanakan dibawah
Harga Satuan Pembayaran atau,
 Perubahan tersebut harus disepakati dan dibuatkan dalam Addendum.
 Rekomendasi, Konsultan Pengawas bertanggung jawab mengevaluasi usulan
Kontraktor dan menerbitkan Technical Justifikasi sebagai dasar bahwa perubahan
dapat dilaksanakan.
 Pemberi Tugas, membuat Berita Acara Contract Change Order setelah ke tiga unsur
dilapangan menyetujui perubahan kontrak tersebut.

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-28
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

6.1.3.5 Kegiatan Material On Site (MOS)

Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan Material On Site

a. Definisi
1) Material on Site adalah, material/ bahan yang akan dipergunakan sebagai bahan
konstruksi yang sudah ada di lapangan dan disetujui/memuaskan Pemberi Tugas untuk
dipakai sebagai bahan konstruksi.
2) Material yang dapat digolongkan sebagai “ Material on Site” adalah:
 Semen (penyimpanan dan penanganan).
 Besi tulangan.
 Baja-baja bangunan.
 Aspal
 Aggregat.
b. Tujuan
Material On Site disediakan untuk:
1). Mempercepat pekerjaan Kontraktor
2). Mempermudah monitoring kendali mutu
3). Persiapan stok material bahan mentah Kontraktor jangka panjang.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan


Semua bahan yang digolongkan sebagai “Material on Site” yang nantinya dapat dimasukkan
dalam Sertifikat bulanan untuk tagihan Kontraktor maka penyimpanan “Material on Site”
tersebut harus dicek oleh Konsultan Pengawas dan disetujui oleh Pemberi Tugas mengenai :
1). Keamanan “Material on Site”, lokasi diberi pagar keliling dekat pos keamanan (Satpam).
2). Rapih, “Material on Site” disusun menurut ukurannya seperti besi beton, semen diberi
sekat-sekat dan disusun menurut tanggal kedatangan.
3). Terjaga mutunya, supaya mutu “Material on Site” tidak berubah (pengaruh kelembaban
udara) seperti semen tidak boleh langsung diatas lantai diberi matras yang berongga
sehingga memudahkan sendok “Fork Lift” masuk.
4). Tempat penyimpanan harus tertutup untuk menghindari pengaruh cuaca, seperti hujan/
panas matahari terutama untuk “Material onSite” semen atau besi beton.
5). Penumpukan “Material on Site” seperti aggregat diberi pembatas sesuai ukuran (Size)
supaya tidak tercampur satu sama lain.
6). Perhitungan dan pencatatan volume dan kondisi pada saat kedatangan, yang ditolak harus
ditempatkan terpisah.

d. Prosedur
1). Kontraktor menyerahkan bukti pengiriman barang yang mencantumkan type/ jenis barang
tersebut, misalnya tipe semen, karakteristik besi tulangan, material aagregat dari quarry
yang telah disetujui dan tipe aspal kepada konsultan pengawas.
2). Konsultan Pengawas mengecek kebenaran material tersebut, sesuai atau tidak dengan
spesifikasi yang sudah ditentukan.
3). Konsultan Pengawas merekomendasikan untuk menerima atau menolak material tersebut
kepada Pemberi Tugas sebagai material on site.
4). Pemberi Tugas menyetujui material tersebut sebagai “Material on Site”.

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-29
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

6.1.3.6 Kegiatan Pengujian Bahan Olahan dan Bahan Jadi

Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan Pengujian Bahan Olahan dan Bahan Jadi

a. Definisi
Pengujian bahan olahan dan bahan jadi mencakup:
1). Untuk bahan olahan, meliputi bahan campuran dari beberapa bahan hasil alam/quarry
yang telah ditest dan disetujui dengan bahan hasil produksi pabrik untuk dipergunakan
sebagai bahan bangunan kontruksi jembatan, gedung atau jalan.
2). Untuk bahan jadi, meliputi bahan hasil produksi dari bahan olahan tersebut setelah jadi di
lapangan
3). Kegagalan pada konstruksi pekerjaan beton atau aspal, umumnya disebabkan oleh
kesalahan yang dilakukan manusia (human error), yaitu:
 Ketidaktahuan
 Kelalaian
 Kurang perhatian
 Miskomunikasi
 Ketidakjelasan tanggung-jawab.
yang dapat terjadi pada setiap tahap proses pembangunan (mulai dari tahap perencanaan
sampai dengan tahap penggunaan) konstruksi tersebut.
Bahan olahan untuk konstruksi dapat berupa:
 Bahan olahan beton
Bahan olahan beton merupakan campuran bahan asal akan dengan bahan hasil
produksi pabrik yang telah melalui prosedur pengujian terlebih dahulu.
 Bahan asal alam yang dimaksud, adalah :
 Pasir
 Batu kali dan
 Air
 Bahan hasil produksi pabrik :
 Semen
 Bahan Olahan Perkerasan Aspal
Bahan olahan aspal merupakan campuran bahan asal alam dengan bahan hasil
produksi pabrik yang telah melalui prosedur pengujian terlebih dahulu.
 Bahan asal alam :
 Batu pecah / batu kali
 Bahan hasil produksi pabrik :
 Aspal
 Agregat
Bahan Jadi
Bahan jadi yang dimaksud adalah hasil pekerjaan fisik Kontraktor di lapangan, berupa :
 Beton.
Dapat ditemui di lapangan sebagai konstruksi jembatan, gedung dan jalan (rigid
pavement).
 Hot Mix.
Dapat ditemui di lapangan sebagai konstruksi jalan (flexible pavement)

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-30
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

b. Tujuan
1) Untuk mengetetahui kesesuaian bahan/material yang digunakan dengan persyaratan-
persyaratan teknis yang diatur di dalam spesifikasi
2) Untuk memastikan bahwa hanya bahan/material yang memenuhi persyaratan teknis saja
yang digunakan sedangkan yang tidak memenuhi persyaratan teknis harus ditolak.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan


Semua material yang dipakai memenuhi syarat-syarat sesuai dengan spesifikasi yang berlaku,
seperti :
1). Bahan asal alam:
 Pasir, bersih dan bebas kotoran organik (AASHTO T-21- 74) (ASTM C 40 - 66T).
 Batu pecah:
 Bergradasi baik.
 Mempunyai sudut pecah permukaan
 Bersih
 Keras, dengan pengujian mesin Los Angeles (AASHTO T-96- 74) (ASTM C 131-
55).
 Air, tidak mengandung lumpur lebih dari 5 %. PH antara (4,5 - 8,5) (AASHTO T-26-
70).
2). Bahan hasil produksi pabrik:
 Semen
 Type yang dipakai sesuai jenis pekerjaan.
 Cara penyimpanan ;
Bebas dari pengaruh udara, hujan dan sebagainya.
 Aspal
 Penetrasi yang benar (AASHTO T-49- 68o).
 Titik nyala yang benar (AASHTO T-48- 74o) (ASTM D-92- 52).
 Ductility yang baik (AASHTO T-53- 74o) (ASTM D-36- 70)
 Tidak berair.
 Tidak mengalami kontaminasi.
3). Pencampuran atau pengolahan:
 Perbandingan yang benar, sesuai job mix formula yang sudah disetujui bersama.
 Temperatur yang tepat, untuk pekerjaan aspal.
 Peralatan pencampuran (AMP/ batchling plant) berjalan baik.
 Pengujian / pemeriksaan “slump beton” di lapangan dan “batching plant” untuk
pekerjaan beton.
 Pengujian extraksi dan marshall test
4). Bahan jadi :
 Pemeliharaan :
 Pada masa “curring time”
 Sampai umur rencana.
 Pengujian kuat tekan beton, sesuai syarat-syarat dan spesifikasi (ASTM C-39- 72o).
 Pemeriksaan kepadatan lapangan dan laboratorium dengan melakukan “core drill”
setel;ah 12 jam penghamparan, sesuai syarat-syarat dan spesifikasi.

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-31
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

d. Prosedur
1) 24 jam sebelum melaksanakan testing bahan olahan dan bahan jadi, Kontraktor
mengajukan request permohonan pengetesan.
2) Konsultan Pengawas dan staff pemberi tugas mengecek kesiapan Kontraktor mengenai :
 Peralatan untuk pengujian/test di laboratorium dan lapangan
 Material :
 Jumlah material.
 Jenis material, apa sesuai dengan quarry yang telah ditentukan.
 Perubahan material job mox formula diganti.
3) Konsultan merekomendasikan atau menolak peralatan untuk pengujian di laboratorium dan
di lapangan yang diajukan oleh kontraktor.
4) Pemberi Tugas menyetujui pengetesan setelah Konsultan Pengawas memberikan
rekomendasi.
5) Request testing bahan olahan dan bahan jadi ditutup dengan verifikasi.

6.1.3.7 Kegiatan Penyiapan Monthly Certificate (MC)

Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan Penyiapan Monthly Certificate

a. Definisi
Monthly Certificate (M.C) adalah sertifikat pembayaran bulanan yang diajukan oleh Kontraktor
dan dicek secara rinci oleh Konsultan Pengawas kemudian diserahkan kepada Pemberi Tugas
untuk disetujui dan dibayar.

b. Tujuan
Tujuan penyiapan MC adalah:
1). Kontraktor dapat dibayar sesuai kemajuan pekerjaan yang telah diverifikasi.
2). Pemberi Tugas dapat memonitor hasil pekerjaan fisik atau cash flow setiap bulannya.
3). Merupakan tambahan modal kontraktor untuk melanjutkan pekerjaan.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan


1) Pengukuran lapangan/ Opname
Untuk menghindari kesalahpahaman mengenai kemajuan pekerjaan yang akan
disertifikasikan menjadi Monthly Certificate, maka perlu diadakan pengukuran bersama di
lapangan (Kontraktor, Konsultan dan staf Pemberi Tugas) mencakup:
 Kuantitas pekerjaan
 Kualitas pekerjaan.
Hasil pengukuran dibuat dalam berita acara pekerjaan.
2) Data pendukung Monthly Certificate
Data pendukung Administrasi (Back-Up data) untuk kelengkapan Monthly Certificate
antara lain :
 Daily Inspection report
 Daily Quantity Record (Sebagai data input untuk computer)
 Monthly Quantity Detail Sheet

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-32
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

 Monthly Work Accomplised


 Monthly Progress Sheet
 Daily Report of Pavement
 Gambar-gambar (Gambar-gambar ini akan dipakai dalam pembuatan AS Built
Drawing).
3) Cara Pembuatan Monthly Certificate:
 Sertifikat pembayaran (Monthly Certificate) dibuat kumulatif pada bulan berikutnya,
dan pembayaran bulan berikutnya diberikan sebesar jumlah kumulatif dikurangi jumlah
pembayaran sebelumnya.
 Cara ini untuk megkoreksi kesalahan perhitungan yang mungkin terjadi pada bulan
sebelumnya.

d. Prosedur

Prosedur pembayaran sertifikat ( M.C.):


1) Kontraktor
 Setiap akhir bulan Kontraktor menyampaikan Intern Payment antara lain :
 Monthly Certificate
 Back-up data,
diserahkan kepada Konsultan Pengawas untuk dicek
2) Konsultan Pengawas
 Setelah 7(tujuh) hari diterima Konsultan Pengawas menyimpulkan hasil pemeriksa
Monthly Certificate.
 Jika Monthly Certificate kurang betul/ lengkap Konsultan Pengawas mengadakan :
 perubahan
 memberitahukan Kontraktor secara tertulis dan detail alasan atau
 mengembalikan untuk perbaikan dan untuk dikembalikan lagi.
3) Hasil pemeriksaan yang telah disetujui, diserahkan kepada Pemberi Tugas untuk
persetujuan.
4) Konsultan mengevaluasi/memeriksa kuantitas dan data pendukung secara keseluruhan.
5) Dan bersama staf Pemberi Tugas mencek kelengkapan administrasi untuk persetujuan
Monthly Certificate.
6) Pemberi Tugas menerbitkan / mengajukan Surat Perintah Membayar (SPM).
7) Bendaharawan memproses Administrasi Keuangan dan pembayaran.

6.1.3.8 Kegiatan Pekerjaan Tanah

Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan Pekerjaan Tanah

a. Cakupan
Pekerjaan tanah dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu:
 Pekerjaan tanah galian (cut)
 Pekerjaan tanah timbunan (fill)
 Penyiapan badan jalan (subgrade preparation).

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-33
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

Keberhasilan pekerjaan selanjutnya sangatlah bergantung dari pekerjaan tanah yang nantinya
menjadi bagian fondasi jalan (sub grade), setelah tanah dipotong / galian atau tanah asli
maupun dari timbunan.
1) Pekerjaan tanah galian, meliputi pekerjaan:
 Pemotongan/ penggalian tanah
 Pengangkutan hasil galian/ potongan
 Pembersihan tanah
 Pemadatan tanah
 Pengujian laboratorium dan lapangan.
Pengetesan yang dilakukan pada pekerjaan ini:
 Kepadatan lapangan dengan sand cone
 AASHTO T-191- 61o
 ASTM D-1556 - 64o
 Kepadatan standar ( AASHTO T-99 - 79o)
 Kepadatan berat (Modified), (AASHTO T-180 - 74o).

2) Pekerjaan tanah timbunan


Pada pekerjaan tanah timbunan, tanah yang dipakai untuk bahan timbunan dapat diambil
dari tanah hasil pemotongan (cut) pada lokasi yang sama atau dari tanah di lain tempat
(quarry) asalkan tanah tersebut sudah ditest dan dapat dipakai sebagai bahan untuk
timbunan.
Pekerjaan tanah timbunan meliputi pekerjaan :
 Pengambilan
 Pengangkutan
 Penghamparan
 Pemadatan tanah lapis demi lapis dengan peralatan.
 Pembentukan dimensi timbunan (ketinggian, penampang melintang).
 Pengujian laboratorium dan lapangan.
Dimensi:
Toleransi yang sering dipakai pada pekerjaan timbunan :
 Permukaan, ketinggian maksimum 2 cm.
 Permukaan cukup rata, landai untuk menjamin aliran permukaan.
 Tebal lapisan urugan maksimum 20 cm (padat) dan minimum 19cm (padat).

Pengetesan tanah sebagai bahan timbunan antara lain :


 Pemeriksaan kepadatan (standar dan modified).
 AASTHO T-99- 74o
 AASHTO T-184- 74o
 CBR Laboratorium
 AASHTO T-193- 74o
 ASTM D-1883 - 73o
 Berat jenis tanah
 AASTHO T-100- 74o
 ASTM D-854- 58

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-34
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

 Atterberg Limit
 AASTHO-89- 74o
 ASTM D-423- 74o
 Pemeriksaan kepadatan lapangan (sand cone)
 AASTHO T-191-61o
 ASTM D-1556 - 64o
 Kadar air ASTM D-2216 - 71

3) Penyiapan badan jalan (sub grade preparation)


Pekerjaan ini merupakan penyiapan permukaan badan jalan (sub grade) untuk meletakkan
konstruksi perkerasan diatasnya, biasanya dilakukan dalam hal :
 Pembuatan badan jalan baru.
 Pelebaran perkerasan.
Pekerjaan penyiapan badan jalan, meliputi :
 Perataan permukaan.
 Pemadatan tanah.
 Pengujian laboratorium dan lapangan.
Pengetesan yang dilakukan pada pekerjaan ini :
 Kepadatan lapangan dengan sand cone
 AASHTO T-191 - 610
 ASTM - D- 1556 - 64o
 CBR Lapangan
 AASHTO T - 128 - 67o
 ASTM C- 184 - 66o
 Kepadatan standar
 AASHTO T - 99 - 79o atau
 Kepadatan berat
 AASHTO T - 180 - 74o
b. Tujuan
Tujuan dari pekrjaan tanah, adalah ;
1) Sebagai persiapan konstruksi perkerasan atau pondasi perkerasan diatasnya.
2) Mempertinggi daya dukung tanah.
3) Mengurangi pengaruh air dan udara terhadap tanah tersebut.
4) Dan lain - lain.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan


1) Sebelum pekerjaan tanah dimulai , kontraktor menyiapkan :
 Gambar detail penampang melintang untuk penempatan timbunan, galian dan
sebagainya.
 Hasil ujian kepadatan.
 Contoh tanah (14 hari sebelum pelaksanaan), yaitu :
 Dua contoh @ 50 kg, sebagai rujukan.
 Pernyataan asal tanah.
 Komposisi dari hasil pengujian laboratorium tanah.
2) Untuk melanjutkan pekerjaan harus ada :

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-35
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

 Hasil pengujian kepadatan.


 Hasil pengukuran pemukaan dan data survey beserta toleransinya.
3) Kondisi tempat kerja :
 Lokasi pekerjaan tanah tetap kering.
 Kemiringan serta kerataan permukaan cukup ( untuk drainase ).
 Pembuatan drainase.
 Tersedianya cukup air untuk pengendalian kelembaban selama pelaksanaan/
pemadatan.
4) Perbaikan pekerjaan tanah.
Pekerjaan tanah yang tidak memenuhi syarat dpat diperbaiki dengan:
 Menggaru permukaan dan membuang serta menambah material baru, dilanjutkan
dengan pembentukan dan pemadatan kembali.
 Tanah terlalu kering (kadar air kurang) dipebaiki dengan menggaru pemukaan,
penyiraman air secukupnya dan dicampur dengan motor grader atau peralatan lain.
 Tanah terlalu basah (kadar air lebih) diperbaiki dengan menggaru permukaan secara
berulang-ulang diselang waktu istirahat dengan cuaca kering (panas matahari). bila
tidak berhasil diganti dengan material baru.

d. Prosedur
Prosedur pekerjaan tanah, adalah ;
1) 24 jam sebelum memulai pekerjaan tanah kontraktor mengajukan request permohonan
pekerjaan tanah.
2) Konsultan Pengawas dan staff Pemberi Tugas lapangan mengecek kesiapan Kontraktor
mengenai :
 Persiapan peralatan, seperti:
 Grader
 Alat pemadat
 Dan alat bantu lain.
 Hasil test lapisan terdahulu, untuk tanah timbunan
 Batok elevasi/ketinggian sudah diukur ulang.
3) Hasil evaluasi di rekomendasikan atau dikembalikan untuk disempurnakan.
4) Pemberi Tugas menyetujui request setelah mendapat rekomendasi Konsultan Pengawas.
5) Request pekerjaan tanah ditutup oleh verifikasi pekerjaan tanah.

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-36
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

Formulir Pekerjaan Tanah

Nama Pekerjaan : …………………………………………………………………


No. : ........................................................................................
LokasI : ........................................................................................
Tahun Anggaran : ........................................................................................
Pemberi Tugas : ........................................................................................
Jadwal Pelaksanaan : ........................................................................................
Perpanjangan Waktu : ........................................................................................
Nilai Kontrak : ........................................................................................

Item Kontraktor Konsultan


Inspector Tanggal Inspector Tanggal
1. Persiapan
2. Pembersihan
lahan
3. Patok elevasi
4. Peralatan
5. Material
6. Rujukan Mat
Tanah
7. Gambar rujukan

Pelaksana Kontraktor Chief Inspector Konsultan

Approval : Tanggal : / / Tanggal : / /

Diperiksa/ Disetujui ; Diperiksa/ Disetujui ; Diajukan oleh ;


Pemberi Tugas Konsultan Pengawas Kontraktor

Nama Jalas Nama Jelas Nama Jelas

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-37
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

Formulir Catatan Pekerjaan Tanah

Tanggal : …………………. Lokasi : ……………………


Pekerjaan tanah dimulai : ……...... ……… Selesai : .......………………

Pekerjaan Tanah dilaksanakan sesuai dengan syarat-syarat teknik.


Keterangan lain :
__________________________________________________________________
__________________________________________________
_________________________________________________
_________________________________________________
_________________________________________________
_________________________________________________
_________________________________________________
_________________________________________________
_________________________________________________
_________________________________________________
_________________________________________________
_________________________________________________
_________________________________________________
_________________________________________________
_____________
Inspector________________

Petunjuk.
Dibawah “keterangan” diberi penjelasan mengenai kondisi yang tidak biasa dan
kesulitan yang dihadapi, yang mempengaruhi pekerjaan dan perlindungan tanah,
petunjuk khusus kepada Kontraktor dan tindakan yang perlu diambil.

Diperiksa/ Disetujui ; Diperiksa/ Disetujui ; Diajukan oleh ;


Pemberi Tugas Konsultan Pengawas Kontraktor

Nama Jalas Nama Jelas Nama Jelas

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-38
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

Daftar Pemeriksaan Pekerjaan Tanah

Nama Pekerjaan : …………………………………………………………………


No. : ........................................................................................
LokasI : ........................................................................................
Tahun Anggaran : ........................................................................................
Pemberi Tugas : ........................................................................................
Jadwal Pelaksanaan : ........................................................................................
Perpanjangan Waktu : ........................................................................................
Nilai Kontrak : ........................................................................................

1. Gambar detail melintang / memanjang Ada  Tidak ada 


2. Patok elevasi / ketinggian Ada  Tidak ada 
3. Pernyataan tanah timbunan dari quarry / hasil galian
yang ditentukan Ada  Tidak ada 
4. Hasil test tanah
 Komposisi tanah Ada  Tidak ada 
 CBR tanah asli / laboratorium Ada  Tidak ada 
 Hasil kepadatan lapangan / laboratorium Ada  Tidak ada 
5. Metoda pelaksanaan Ada  Tidak ada 
6. Metoda perbaikan pekerjaan Ada  Tidak ada 
7. Data hasil test di-file-kan Ada  Tidak ada 

Diperiksa/Disetujui Diperiksa/Disetujui Diajukan Oleh


Pemberi Tugas Konsultan Pengawas Kontraktor

Nama Jelas Nama Jelas Nama Jelas

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-39
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

6.1.3.9 Kegiatan Pekerjaan Pondasi Bawah dan Pondasi Atas

Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan Pekerjaan Tanah

a. Definisi
Pondasi bawah dan pondasi atas adalah suatu konstruksi di bawah lapis permukaan jalan,
yang merupakan pendukung dan penyebar beban baik tetap maupun sementara. Pekerjaan
pondasi hampir ditemui disemua pekerjaan Teknik Sipil.
b. Tujuan
Keberhasilan pelaksanaan pembangunan suatu pekerjaan konstruksi dalam rangka mencapai
umur rencana yang ditentukan, sangat erat kaitannya dengan keberhasilan pelaksanaan
pekerjaan pondasi.
Oleh karena itu, semua langkah pencegahan, pengarahan dan perbaikan harus diambil apabila
ada kekeliruan pada saat pelaksanaan Pekerjaan Pondasi supaya tidak timbul kesalahan
dalam rangka mencapai umur rencana suatu pekerjaan konstruksi. Karena sekali pekerjaan
konstruksi pembangunan di operasikan untuk umum, perbaikan atau perkuatan pondasi
tersebut sulit dilaksanakan dan memerlukan biaya yang tidak sedikit.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan


Dalam pelaksanaannya hal-hal yang harus dipahami terlebih dahulu oleh Kontraktor, Konsultan
Pengawas dan Pemberi Tugas berserta staff lapangan adalah mengenai begitu pentingnya
pekerjaan pondasi ini sehingga memerlukan perhatian khusus; mengenai persyaratan yang
harus diperhatikan antara lain :
1) Gambar dan lokasi serta Lay Out Pondasi
2) Syarat-syarat dan spesifikasi mengenai pelaksanaan pekerjaan serta metoda pelaksanaan.
3) Kondisi lokasi pelaksanaan ; keadaan sifat-sifat tanah, pengaruh muka air tanah atau
pasang surut, daerah hujan atau kering.
4) Kesiapan ; peralatan, bahan dan tenaga
5) Urutan pekerjaan sebelumnya sudah harus selesai dilaksanakan dan dapat dipertanggung
jawabkan, misal : sub grade dan sub base untuk pekerjaan jalan.
6) Jadwal Pelaksanaan harus diperhatikan karena berkaitan dengan mobilitas alat berat.
7) Dan lain-lain.

d. Prosedur
1) 24 Jam sebelum memulai pekerjaan Kontraktor mengajukan request/permohonan
Pekerjaan Pondasi, yang dilengkapi dengan sketsa : gambar, lokasi, bahan, tenaga,
peralatan dan lain-lain sebagai penunjang request.
2) Konsultan Pengawas beserta staff Pemberi Tugas lapangan mengecek kesiapan
Kontraktor di lapangan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan pondasi.
3) Hasil Evaluasi lapangan secepatnya di rekomendasikan atau ditolak untuk dilengkapi
kembali.
4) Pemberi Tugas menyetujui pelaksanaan setelah mendapat rekomendasi dari Konsultan
Pengawas.
5) Request / permohonan ditutup dengan Verifikasi pekerjaan pondasi.

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-40
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

Formulir Pekerjaan Pondasi …………………..

Nama Pekerjaan : …………………………………………………………………


No. : .......................................................................................
LokasI : ........................................................................................
Tahun Anggaran : ........................................................................................
Pemberi Tugas : ........................................................................................
Jadwal Pelaksanaan : ........................................................................................
Perpanjangan Waktu : ........................................................................................
Nilai Kontrak : ........................................................................................

Item Kontraktor Konsultan


Inspector Tanggal Inspector Tanggal
1. Persiapan
2. Soil Invertigation
3. Pengukuran
4. Peralatan
5. Material
6. Gambar Rujukan

Approval : Pelaksana Kontraktor Chief Inspector Konsultan

Tanggal / / Tanggal : / /
:

Diperiksa/ Disetujui ; Diperiksa/ Disetujui ; Diajukan oleh ;


Pemberi Tugas Konsultan Pengawas Kontraktor

Nama Jalas Nama Jelas Nama Jelas

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-41
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

Formulir Catatan Pekerjaan Pondasi

Tanggal : ……………. Lokasi : …………………………


Pekerjaan pondasi dimulai : ………......... Selesai : …………………............

Pekerjaan Pondasi dilaksanakan sesuai dengan syarat-syarat teknik.


Keterangan lain :
__________________________________________________________________
__________________________________________________
_________________________________________________
_________________________________________________
_________________________________________________
_________________________________________________
_________________________________________________
_________________________________________________
_________________________________________________
_________________________________________________
_________________________________________________
_________________________________________________
_________________________________________________
_________________________________________________
_________________________________________________
______________
Inspector________________

Petunjuk.
Dibawah “Keterangan” diberi penjelasn mengenai kondisi yang tidak biasa dan
kesulitan yang dihadapi, yang mempengaruhi pekerjaan fundasi dan pemeliharaan
fundasi, petunjuk khusus kepada Kontraktor dan tindakan yang perlu diambil.

Diperiksa/ Disetujui ; Diperiksa/ Disetujui ; Diajukan oleh ;


Pemberi Tugas Konsultan Pengawas Kontraktor

Nama Jalas Nama Jelas Nama Jelas

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-42
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

Daftar Pemeriksaan Pekerjaan Pondasi

Nama Pekerjaan : …………………………………………………………………


No. : .......................................................................................
LokasI : ........................................................................................
Tahun Anggaran : ........................................................................................
Pemberi Tugas : ........................................................................................
Jadwal Pelaksanaan : ........................................................................................
Perpanjangan Waktu : ........................................................................................
Nilai Kontrak : ........................................................................................

1. Gambar / lokasi dan lay-out sesuai rencana Ya  Tidak 


2. Metoda kerja sesuai persyaratan Ya  Tidak 
3. Kesiapan lapangan :
 Peralatan Ya  Tidak 
 Bahan Ya  Tidak 
 Tenaga Ya  Tidak 
4. Pemancangan sampai tanah keras/cadas (bangunan sipil) Ya  Tidak 
5. Nilai CBR sub grade sudah tercapai (jalan tol) Ya  Tidak 
6. Dimensi dan letak ( x,y,z) tepat garis berat Ya  Tidak 
7. Pengujian beban (test pile) sesuai standar berlaku Ya  Tidak 
8. Jadwal pelaksanaan sesuai rencana Ya  Tidak 
9. Dokumentasi data sesuai sistem filing Ya  Tidak 

Diperiksa/Disetujui Diperiksa/Disetujui Diajukan oleh,


Pemberi Tugas Konsultan Pengawas Kontraktor

Nama Jelas Nama Jelas Nama Jelas

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-43
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

6.1.3.10 Kegiatan Pekerjaan Pavement (Lapis Permukaan Jalan)

Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan Pekerjaan Pavement

a. Definisi
Lapis pavement (permukaan perkerasan jalan) berfungsi :
1) Memikul dan membagi beban lalu lintas ke lapisan di bawahnya.
2) Mencegah masuknya air ke dalam lapis pondasi.
3) Membentuk lapisan tahan gelincir ( Skid Resistance )
b. Tujuan
Tujuan dari pekerjaan lapis permukaan jalan adalah :
1) Membentuk lapisan aus yang kedap air, sehingga air hanya mengalir/lewat diatas
permukaan jalan tersebut.
2) Memberikan kenyamanan dan keamanan bagi kendaraan pengguna jalan tersebut.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan


Jenis lapis permukaan perkerasan jalan:
 Lapisan permukaan perkerasan kaku atau Rigid Pavement.
 Lapisan permukaan perkerasan lentur atau Flexible Pavement.
1) Yang perlu diperhatikan pada pekerjaan perkerasan kaku atau Rigid Pavement, adalah ;
 Waktu pelaksanaan, lokasi dan sketsa gambar memanjang/ melintang.
 Nilai CBR harus tercapai, sesuai spesifikasi untuk lapisan sub grade.
 Persiapan Kontraktor ;
 Peralatan terdiri dari peralatan pokok dan pelengkap.
 Bahan cukup dan sesuai persyaratan mutu.
 Tenaga kerja cukup dan terampil.
 Metode kerja kontraktor :
 Kombinasi peralatan, yaitu : Jumlah alat angkut (Truck Mixer) dengan alat
pencampur beton Batching Plant harus sesuai, supaya tidak ada peralatan yang
idle.
 Pengangkutan, tidak terpisahnya bahan, tidak kaku berlebihan atau kekeringan
sesuai batas waktu.
 Pengecoran, beton harus seragam dan padat, tinggi jatuh beton diperhatikan,
menghindari sagragasi.
 Pengaturan dan pengamanan lalu lintas.
 Pengawasan dan pencatatan material, bahan olahan di lokasi pencampuran maupun
di lapangan untuk data Quality Control.
 Pemeliharaan hasil pekerjaan sampai diperkenankan dibuka lalu lintas.

2) Pada perkerasan lentur yang perlu diperhatikan, adalah ;


 Waktu pelaksanaan, lokasi dan sketsa gambar memanjang/ melintang.
 Konstruksi base dan sub-base di bawah lapis permukaan jalan sudah selesai dan
dapat dipertanggungjawabkan.
 Bahan, sudah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas misal:

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-44
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

 Aggregat kasar, pengujian : gradasi, abrasi, kelekatan aspal, kebersihan dan lain-
lain.
 Aggregat halus, pengujian : gradasi, kebersihan dan lain-lain.
 Filler, pengujian : kebersihan, gradasi.
 Aspal, pengujian : penetrasi, flexibel.
 Peralatan : AMP, truck, finisher, dan alat Bantu siap dipakai.
 Percobaan penghamparan/Trial mix, sudah mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas sesuai spesifikasi.
 Kalau ada perubahan bahan, dibuat job mix baru dan diadakan percobaan
penghamparan kembali.
 Kendali mutu supaya memenuhi spesifikasi sesuai pengujian di laboratorium.
 Bahan :
 Hot bin, pengecekan gradasi.
 Kombinasi material panas, pengecekan gradasi.
 Setelah keluar dari AMP pengecekan untuk: ektraksi (gradasi, kandungan
aspal), marshall test.
 Hasil olahan/campuran, di cek sesuai spesifikasi dan persyaratan yang berlaku.
 Pengaturan dan pengawasan lalu lintas.

d. Prosedur
Sebelum melaksanakan pekerjaan pavement Kontraktor harus melalui prosedur sebagai
berikut :
1) 24 jam sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor mengajukan request
2) Konsultan Pengawas dan staff Pemberi Tugas lapangan mengecek :
 Kesesuaian lokasi rencana pekerjaan dengan lapangan
 Persiapan lokasi pekerjaan ; memenyangkut kebersihan, batas ketinggian perkerasan
dan lain-lain.
3) Hasil evaluasi secepatnya di rekomendasikan atau ditolak untuk dilengkapi.
4) Kesiapan kontraktor, peralatan, bahan dan tenaga.
Pemberi Tugas menyetujui pelaksanaan setelah mendapat rekomendasi Konsultan
Pengawas.

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-45
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

Formulir Pekerjaan Pevement

Nama Pekerjaan : …………………………………………………………………


No. : ........................................................................................
LokasI : ........................................................................................
Tahun Anggaran : ........................................................................................
Pemberi Tugas : ........................................................................................
Jadwal Pelaksanaan : ........................................................................................
Perpanjangan Waktu : ........................................................................................
Nilai Kontrak : ........................................................................................

ITEM Kontaktor Konsultan


Inspector Tanggal Inspector Tanggal
1. Persiapan
2. Peralatan
3. Material
4. Tenaga kerja
5. Hasil test pekerjaan
6. Pengaturan lalu lintas
7. Gambar rujukan

Pelaksana Pavement CHIEF INSPECTOR


Konsultan

Approval : Tanggal : / / Tanggal : / /

Diperiksa/ Disetujui ; Diperiksa/ Disetujui ; Diajukan oleh ;


Pemberi Tugas Konsultan Pengawas Kontraktor

Nama Jalas Nama Jelas Nama Jelas

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-46
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

Formulir Catatan Pekerjaan Pavement

Tanggal : Lokasi :
Pekerjaan Pavement dimulai : jam Selesai : jam

Pekerjaan pavement dilaksanakan sesuai dengan syarat-syarat teknik.


Keterangan lain
________________________________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
Inspector ________________

Petunjuk.
Dibawah “Keterangan” diberi penjelasan mengenai kondisi yang tidak biasa dan kesulitan
yang dihadapi, yang mempengaruhi pekerjaan pavement, petunjuk khusus kepada
Kontraktor dan tindakan yang perlu diambil.

Diperiksa/ Disetujui ; Diperiksa/ Disetujui ; Diajukan oleh ;


Pemberi Tugas Konsultan Pengawas Kontraktor

Nama Jalas Nama Jelas Nama Jelas

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-47
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

Daftar Pemeriksaan Pekerjaan Pavement

Nama Pekerjaan : …………………………………………………………………


No. : ........................................................................................
LokasI : ........................................................................................
Tahun Anggaran : ........................................................................................
Pemberi Tugas : ........................................................................................
Jadwal Pelaksanaan : ........................................................................................
Perpanjangan Waktu : ........................................................................................
Nilai Kontrak : ........................................................................................

RIGID PAVEMENT / FLEXIBLE PAVEMENT

1. Lokasi / stationing dan sketsasasasa gambar Ada  Tidak ada 


2. Data test CBR lapangan / laboratorium Ada  Tidak ada 
3. Persiapan pekerjaan lengkap :
 Peralatan (siap pakai) Ada  Tidak ada 
 Bahan (data test) Ada  Tidak ada 
 Tenaga (trampil) Ada  Tidak ada 
4. Metoda kerja yang diajukan lengkap :
 Kombinasi peralatan Ada  Tidak ada 
 Cara pengangkutan Ada  Tidak ada 
 Pelaksanaan Ada  Tidak ada 
5. Pengaturan lalu lintas Ada  Tidak ada 
6. Pengawas / pencatatan material Ada  Tidak ada 
7. Kendali mutu pekerjaan Ada  Tidak ada 
8. Pemeliharaan hasil pekerjaan Ada  Tidak ada 
9. Data pekerjaan difilekan Ada  Tidak ada 

Diperiksa/Disetujui Diperiksa/Disetujui Diajukan Oleh


Pemberi Tugas Konsultan Kontraktor

Nama Jelas Nama Jelas Nama Jelas

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-48
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

6.1.3.11 Kegiatan Pekerjaan Beton

Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan Pekerjaan Beton

a. Cakupan
Pekerjaan Beton adalah pekerjaan yang meliputi:
1) Seluruh pembuatan struktur beton termasuk tulangan dan struktur komposit.
2) Penyiapan tempat kerja dimana pekerjaan beton akan ditempatkan (perancah/scaffolding,
bekisting), termasuk galian pondasi, penyiapan dan pemeliharaan pondasi pengadaan
penutup beton, pemompaan untuk galian pondasi dan pengukuran kembali disekitar
struktur dengan tanah yang dipadatkan, apabila ada.
3) Pengenalan bahan antara lain :
 Umum (untuk semua bahan)
Berkaitan dengan kwantitas (terpakai dan tersedia), dapat diterima, keseragaman
kondisi penyimpanan/ cara penyimpanan, cara penanganan, buangan dan jadwal
pengujian.
 Semen : Pengambilan contoh untuk pengujian Laboratorium (kalau ada), perlindungan/
pemeliharaan dari kelembaban.
 Aggregat : Pengujian yang dilakukan, gradasi, bahan organik, bahan yang merusak,
ketahanan/ kekuatan, dan pengujian lain.
 Baja tulangan : ukuran, pengujian lentur/ tarik (kalau ada), kondisi permukaan.
b. Tujuan
Mencapai mutu beton yang sama disemua tempat dengan cara:
1) Menyamakan bahan-bahan yang dipakai
2) Sistem dan Prosedur dibuat sama
3) Menyamakan campuran dengan menggunakan Job Mix Formula yang sama pula.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan


Klasifikasi beton digunakan pada masing-masing bagian pekerjaan sesuai dengan Dokumen
Kontrak yang sudah disepakati.
Pelaksanaan Pekerjaan Beton antara lain :
1) Kegiatan awal :
 Penelitian Rencana kerja Kontraktor, Spesifikasi yang dipakai, Rancangan Campuran
(Job Mix Formula), dan Gambar Rencana
 Pembagian tugas Konsultan Pengawas dan Staf Pemberi Tugas lapangan
● Toleransi yang diijinkan untuk pengukuran (sesuai dengan Berita Acara Pre
Construction Meeting).
 Cek kalibrasi alat, kesiapan peralatan dan bahan.
 Dan lain-lain.

2) Persiapan Pengecoran :
 Pengecekan kelurusan dan kerataan permukaan
 Penggalian (Pondasi atau Drainase) : Lokasi, Ukuran, bentuk dan persiapan
permukaan
 Bekisting : Lokasi, Alinemen, Stabilitas (landasan, sekur, pengikat dan pengatur jarak),
pembersihan

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-49
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

 Pemasangan Tulangan Ukuran (diameter, panjang, pembengkokan, angkur


pinggir/ujung), lokasi (jumlah batang, tulangan minimum), pemotongan, stabilitas
(pengikatan dengan kawat, dudukan dan pengatur jarak), kebersihan (tidak ada kawat
lepas).
 Pengecekan kesiapan :
 Peralatan tetap dilapangan (Batching Plant) mengenai : siap pakai, kebersihan,
kalibrasi, kondisi dan kecepatan operasi.
 Peralatan bergerak (Truck Mixer, dan lain-lain) mengenai ; jumlah, siap pakai.
 Tenaga kerja
 Perlindungan lokasi terhadap ; hujan, cuaca panas atau dingin.

3) Saat Pengecoran Beton :


 Kondisi kerja ; cuaca yaitu siang/ malam, penerangan untuk kerja malam, penutup dan
perlindungan terhadap hujan.
 Alat pengaduk ; dimonitor terus hasil produksi beton yang dihasilkan
 Mobilitas pengiriman ; perlu diperhatikan mengenai :
 Waktu minimum, Truck Mixer terlambat di Batching Plant.
 Waktu maximum, Truck Mixer antri di lokasi pengecoran.
 Pengendalian konsistensi, pengamatan waktu pengecoran dengan pengujian “Slump”,
penyesuaian air atau bahan.
 Pengecoran, beton seragam, pengecoran terus menerus, jarak ketinggian jatuh
(menghindari segregasi), tidak ada aliran setelah pengecoran.
 Pemadatan, pemadatan merata dan menyeluruh.
 Penyelesian pekerjaan, pemerataan permukaan beton setelah pengecoran.
 Jadwal pengujian beton.

4) Pemeliharaan Beton :
 Perlindungan terhadap kerusakan, yaitu : benturan, beban berlebihan, cacat
permukaan.
 Pengambilan/ pelepasan bekisting atau scaffolding setelah beton cukup umur (28 hari)
dan kuat karekteristik beton tercapai.
 Perawatan beton, sampai umur beton 28 hari permukaan beton harus lembab.

5) Pengujian Beton :
 Pengujian Kekuatan Tekan Beton (ASTM C 39 - 72( ; ASTM C 192 - 69( ; ASTM C
617 - 71(.)
 Pengujian Beton setelah jadi : Pengeboran (Core Drill)
 Pemukulan Palu (Impact Hammer)
 Dan lain-lain.

6) Catatan dan Pelaporan :


 Catatan ; bahan, perhitungan campuran, pengadukan, pengecoran dan perawatan.
 Laporan ; laporan harian, buku harian, dokumentasi/ pemotretan.

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-50
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

d. Prosedur
Sama seperti semua pekerjaan yang lain Pekerjaan Beton juga mengikuti prosedur yang
sudah ditentukan, yaitu ;
1) Kontraktor mengajukan request pekerjaan beton 24 jam sebelum pekerjaan dimulai.
2) Selama waktu tersebut Konsultan Pengawas mengevaluasi semua kesiapan administrasi
dan teknis.
3) Konsultan Pengawas merekomendasikan kepada Pemberi Tugas untuk memastikan
apakah pelaksanaan pekerjaan dapat dimulai atau b pekerjaan belum bisa dilaksanakan.
4) Setelah pekerjaan selesai request pekerjaan ditutup dengan verifikasi pekerjaan beton.

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-51
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

Formulir Pekerjaan Beton


Pemberi Tugas :

Kontrak No. Kontraktor : Struktur :


Tanggal Konsultan : Laporan :

Lokasi Pengecoran :

No. Kartu Pengecoran : Kelas Beton K .......................


Waktu Truk Tiket Slump Kadar Conc Suhu Berat Unit B. Uji Catatan
No. No. (mm) Udara (%) Temp (o) Disekitar (o) (Kg/m3)

KETERANGAN Hasil Pengujian memenuhi syarat spesifikasi

ALAT -ALAT YANG DIGUNAKAN PERSYARATAN SPESIFIKASI

Udara Meter No. : Udara (%) :

Termometer No. : Suhu (o) : Maks


Min
Slump (mm) : : Maks

Diperiksa/Disetujui Diperiksa/Disetujui Diajukan oleh


Pemberi Tugas Konsultan Pengawas Kontraktor

Nama Jelas Nama Jelas Nama Jelas

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-52
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

Formulir Pekerjaan Beton

Nama Pekerjaan : ..………………………………………………………………..


No. : ........................................................................................
LokasI : ........................................................................................
Tahun Anggaran : ........................................................................................
Pemberi Tugas : ........................................................................................
Jadwal Pelaksanaan : ........................................................................................
Perpanjangan Waktu : ........................................................................................
Nilai Kontrak : ........................................................................................

ITEM Kontraktor Konsultan


Insperctor Tanggal Insperctor Tanggal

1. Persiapan

2. Baja tulangan

3. Acuan / Bekisting

4. Perancah / Scafolding

5. Peralatan

6. Bahan

7. Pratekan

8. Pemeliharaan

9. Klas beton K :

10. Gambar rujukan


Pelaksana Kontraktor CHIEF INSPECTOR.
Konsultan
Approval :
Tanggal : / / Tanggal : / /

Diperiksa/ Disetujui ; Diperiksa/ Disetujui ; Diajukan oleh ;


Pemberi Tugas Konsultan Pengawas Kontraktor

Nama Jalas Nama Jelas Nama Jelas

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-53
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

Formulir Catatan Pekerjaan Beton

Tanggal : ………………. Lokasi : ……………………………


Pengecoran Beton Dimulai : Jam Selesai : Jam

Beton dicor dan dipadatkan sesuai dengan syarat - syarat tehnik.


Keterangan lain
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
Inspector ___________________

Petunjuk.
Dibawah “Keterangan” diberi penjelasan mengenai kondisi yang tidak biasa dan
kesulitan yang dihadapi, yang mempengaruhi pengecoran dan perlindungan beton,
petunjuk khusus kepada Kontraktor dan tindakan yang perlu diambil.

Diperiksa/ Disetujui ; Diperiksa/ Disetujui ; Diajukan oleh ;


Pemberi Tugas Konsultan Pengawas Kontraktor

Nama Jalas Nama Jelas Nama Jelas

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-54
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

Daftar Pemeriksaan Pekerjaan Beton

Nama Pekerjaan : ..………………………………………………………………..


No. : ........................................................................................
LokasI : ........................................................................................
Tahun Anggaran : ........................................................................................
Pemberi Tugas : ........................................................................................
Jadwal Pelaksanaan : ........................................................................................
Perpanjangan Waktu : ........................................................................................
Nilai Kontrak : ........................................................................................

1. Tanggal Request : ……………………………….

2. Kelas Beton : ………………………………..


3. Shop Drawing Ada  Tidak ada 
4. Sketsasasa gambar pekerjaan Ada  Tidak ada 
5. Job mix formula Ada  Tidak ada 
6. Persiapan Pekerjaan :
 Material Sudah  Belum 
 Peralatan bantu dilapangan Sudah  Belum 
 Tenaga Kerja Sudah  Belum 
 Kebersihan Sudah  Belum 
7. Baja Tulangan :
 Diameter tulangan Sudah  Belum 
 Pembesian Sudah  Belum 
 Jarak tulangan Sudah  Belum 
8. Acuan/ Bekisting Sudah  Belum 
9. Perancah Sudah  Belum 
10. Peralatan Sudah  Belum 
11. Test material dan bahan olahan Sudah  Belum 
12. Jalan kerja, detour dan lain-lain Sudah  Belum 
13. Tanggal persetujuan pelaksanaan : …………………………………….

Diperiksa/ Disetujui ; Diperiksa/ Disetujui ; Diajukan oleh ;


Pemberi Tugas Konsultan Pengawas Kontraktor

Nama Jalas & NPP Nama Jelas Nama Jelas

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-55
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

6.1.3.12 Kegiatan Pekerjaan Pembuatan Pilar dan Abutment

Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan Pekerjaan Pembuatan Pilar dan Abutment

a. Definisi
Pilar dan abutment adalah bangunan bawah jembatan yang berfungsi meneruskan beban tetap
dan beban sementara yang bekerja pada jembatan ke pondasi jembatan.
b. Tujuan
Tujuan pembuatan pilar dan abutment adalah selain sebagai konstruksi penerus beban tetap
dan sementara juga berfungsi sebagai :
1) Tempat perletakan landasan jembatan, misalnya sendi, roll dan geser.
2) Sebagai tumpuan konstruksi bangunan atas jembatan, misalnya rangka, composite, precast
dan beton konvensional.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan


Pada waktu pelaksanaan pekerjaan pilar dan abutment, Kontraktor, Konsultan Pengawas dan
Pemberi Tugas beserta staff Pemberi Tugas di lapangan harus betul-betul memahami fungsi,
kegunaan serta menghindari hal-hal yang mungkin terjadi akibat ketidakpahaman, antara lain :
1) Pembetonan
 Kegagalan dapat terjadi jika mutu tidak sesuai dengan yang disyaratkan
 Penyebab kegagalan: kecerobohan dalam pelaksanaan pengecoran, menyangkut,
campuran, kualitas aggregat atau quality control.
2) Set Out perletakan :
 Terjadi ; tidak tepatnya bentang, apakah terlalu panjang atau terlalu pendek.
 Penyebab ;
 Peralatan pengukuran yang kurang akurat
 Ketidaktelitian pada waktu set out.
 Tidak ada kontrol kedua atau ketiga, perlu checking pengukuran berkali-kali.
3) Tempat perletakan landasan tidak sesuai dengan landasan yang tersedia.
 Penyebab :
 Gambar tidak sesuai dengan rencana atau kurang memahami gambar
 Ada perubahan gambar
 Kurang teliti pada waktu menetukan letak landasan

d. Prosedur
Prosedur pelaksanaan pekerjaan pilar dan abutment, adalah sebagai berikut:
1) 24 jam sebelum memulai pekerjaan Kontraktor mengajukan request permohonan pekerjaan
pilar dan abutment, yang dilengkapi dengan sketsa gambar, lokasi, bahan, tenaga,
peralatan dan lain-lain sebagai penunjang request.
2) Konsultan Pengawas berserta staff Pemberi Tugas lapangan mengecek kesiapan
Kontraktor dilapangan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan pilar dan abutment terutama
pengecekan ulang :

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-56
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

 Jarak atau bentang pilar dan abutment.


 Rencana dudukan landasan.
 Dan lain-lain.
3) Hasil evaluasi secepatnya di rekomendasikan atau ditolak untuk dilengkapi.
4) Gambar, lokasi serta lay out lengkap.
5) Syarat-syarat dan spesifikasi mengenai pelaksanaan pekerjaan pilar dan abutment.
6) Kesiapan, peralatan, bahan dan tenaga.
7) Pemberi Tugas menyetujui pelaksanaan setelah mendapat rekomendasi Konsultan
Pengawas.
8) Semua hal-hal yang dilakukan terekam dan tercatat dengan baik sesuai sistem filling.
9) Request / permohonan ditutup oleh verifikasi pekerjaan pilar dan abutment.

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-57
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

Formulir Pekerjaan Pilar & Abutment

Nama Pekerjaan : …………………………………………………………………


No. : ........................................................................................
LokasI : ...........................................................................……......
Tahun Anggaran : ........................................................................................
Pemberi Tugas : ........................................................................................
Jadwal Pelaksanaan : ........................................................................................
Perpanjangan Waktu : ........................................................................................
Nilai Kontrak : ........................................................................................

ITEM Kontraktor Konsultan


Inspector Tanggal Inspector Tanggal
1. Persiapan
2. Peralatan
3. Penulangan
4. Form work
5. Gambar rujukan
6. Persiapan pek.
beton
7. Pengaturan lalu
lintas

Pelaksana Kontraktor CHIEF INSPECTOR


Konsultan

Approval : Tanggal : / / Tanggal : / /

Diperiksa/ Disetujui ; Diperiksa/ Disetujui ; Diajukan oleh ;


Pemberi Tugas Konsultan Pengawas Kontraktor

Nama Jalas Nama Jelas Nama Jelas

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-58
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

Formulir Catatan Pekerjaan Pilar & Abutment

Tanggal : Lokasi :
Pek. Pilar & Abutment mulai : Selesai :

Pekerjaan Pilar & Abutment dikerjakan sesuai dengan syarat-syarat teknik.


Keterangan lain :
__________________________________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________

Inspector________________

Petunjuk. Dibawah “Keterangan” diberi penjelasan mengenai kondisi yang tidak biasa dan
kesulitan yang dihadapi, yang mempengaruhi pekerjaan pilar & abutment,
petunjuk khusus kepada Kontraktor dan tindakan yang perlu diambil.

Diperiksa/ Disetujui ; Diperiksa/ Disetujui ; Diajukan oleh ;


Pemberi Tugas Konsultan Pengawas Kontraktor

Nama Jalas & NPP Nama Jelas Nama Jelas

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-59
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

Daftar Pemeriksaan Pekerjaan Pilar dan Abutment

Nama Pekerjaan : …………………………………………………………………


No. : ........................................................................................
LokasI : ........................................................................................
Tahun Anggaran : ........................................................................................
Pemberi Tugas : ........................................................................................
Jadwal Pelaksanaan : ........................................................................................
Perpanjangan Waktu : ........................................................................................
Nilai Kontrak : ........................................................................................

1. Gambar / sketsasa gambar dan lay-out Ada  Tidak ada 

2. Kesiapan lapangan :
 Peralatan (siap pakai) Ada  Tidak ada 
 Bahan (data test) Ada  Tidak ada 
 Tenaga (trampil) Ada  Tidak ada 
3. Data pengukuran putaran kedua dan ketiga Ada  Tidak ada 
4. Data perletakan landasan Ada  Tidak ada 
5. Quality control pekerjaan beton Ada  Tidak ada 
6. Dokumentasi file data Ada  Tidak ada 

Diperiksa/Disetujui Diperiksa/Disetujui Diajukan Oleh,


Pemberi Tugas Konsultan Pengawas Kontraktor

Nama Jelas Nama Jelas Nama Jelas

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-60
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

6.1.3.13 Kegiatan Pekerjaan Erection

Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada kegiatan
Pekerjaan Erection

a. Definisi
Pekerjaan Erection adalah pekerjaan pemasangan bagian konstruksi bangunan atas jembatan
yang dikerjakan di tempat lain misalnya balok girder atau rangka pada pekerjaan sipil.
b. Tujuan

1) Meletakkan balok girder atau rangka baja pada tumpuan yang telah ditentukan.
2) Memudahkan pekerjaan lain pada tahap selanjutnya.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan


Penjelasan berikut digunakan untuk erection balok girder :
1) Balok girder sudah selesai di stressing
2) Balok girder yang akan dipasang sudah tersusun rapi sesuai urutan pemasangannya pada
lokasi penumpukan girder yang tidak seberapa jauh dan tempat Erection.
3) Peralatan Erection sudah dicek dan siap pakai, seperti :
 Crane, biasanya 2(dua) buah (untuk pengangkat dan pengarah)
 Crane Service
 Trailler
 Fork Lift.
Dan alat bantu lain, seperti :
 Mesin diesel, lampu sorot untuk penerangan kerja malam.
 Mesin Las.
 Plat besi, selling, tenda dan lain-lain.
4) Alat keamanan (kerja malam)
 Setiap personel memakai rompi dengan spot light.
 Petugas dilengkapi alat komunikasi ( HT )
5) Setelah girder terpasang:
 Balok girder diikat satu sama lain dengan dengan besi dan di las supaya tidak
terguling.
 Girder harus bersih dan potongan-potongan besi atau sisa-sisa adukan beton.
 Diberi jala pengaman dibawah balok girder

d. Prosedur

1) 24 Jam sebelum memulai pekerjaan Erection Kontraktor mengajukan request permohonan


pekerjaan Erection.
2) Konsultan Pengawas dan Staff Pemberi Tugas lapangan secepatnya mengecek persiapan,
antara lain :
 Kesiapan lapangan
 Kesiapan peralatan

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-61
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

 Kesiapan material
 Kesiapan keamanan / lalu lintas
 Kesiapan pemeriksaan jarak bentang dan dimensi balok yang akan dipasang
 Kesiapan personel Team Erection (tenaga kerja dan lain-lain)
3) Hasil Evaluasi, direkomendasikan untuk persetujuan Pemberi Tugas atau dikembalikan
untuk dilengkapi.
4) Pemberi Tugas menyetujui pekerjaan Erection setelah mendapat rekomendasi dari
Konsultan Pengawas.
5) Request pekerjaan erection ditutup Varifikasi pekerjaan Erection.

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-62
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

Formulir Pekerjaan Erection

Nama Pekerjaan : …………………………………………………………………


No. : ........................................................................................
Lokasi : .......................................................................................
Tahun Anggaran : ........................................................................................
Pemberi Tugas : ........................................................................................
Jadwal Pelaksanaan : ........................................................................................
Perpanjangan Waktu : ........................................................................................
Nilai Kontrak : ........................................................................................

ITEM Kontaktor Konsultan


Inspector Tanggal Inspector Tanggal
1. Persiapan
2. Peralatan
3. Balok Pratekan atau
rangka baja
4. Pengukuran akhir
5. Gambar rujukan
6. Pengaturan lalu lintas
7. Metoda kerja

Approval : Pelaksana Erection CHIEF INSPECTOR


Konsultan
Tanggal : / / Tanggal : / /

Diperiksa/ Disetujui ; Diperiksa/ Disetujui ; Diajukan oleh ;


Pemberi Tugas Konsultan Pengawas Kontraktor

Nama Jalas Nama Jelas Nama Jelas

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-63
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

Formulir Catatan Pekerjaan Erection

Tanggal : Lokasi :
Pekerjaan Erection mulai : Selesai :

Pekerjaan Erection dikerjakan sesuai dengan syarat-syarat teknik.


Keterangan lain
____________________________________________________________________
___________________________________________________
___________________________________________________
___________________________________________________
___________________________________________________
___________________________________________________
___________________________________________________
___________________________________________________
___________________________________________________
___________________________________________________
___________________________________________________
___________________________________________________
___________________________________________________
___________________________________________________
___________________________________________________
___________________________________________________
Inspector________________

Petunjuk. Dibawah “Keterangan” diberi penjelasan mengenai kondisi yang tidak


biasa dan kesulitan yang dihadapi, yang mempengaruhi pekerjaan
erection, petunjuk khusus kepada Kontraktor dan tindakan yang perlu
diambil.

Diperiksa/ Disetujui ; Diperiksa/ Disetujui ; Diajukan oleh ;


Pemberi Tugas Konsultan Pengawas Kontraktor

Nama Jalas Nama Jelas Nama Jelas

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-64
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

Daftar Pemeriksaan Pekerjaan Erection

Nama Pekerjaan : ……………………………………………………………….


No. : .......................................................................................
LokasI : ........................................................................................
Tahun Anggaran : ........................................................................................
Pemberi Tugas : ........................................................................................
Jadwal Pelaksanaan : ........................................................................................
Perpanjangan Waktu : ........................................................................................
Nilai Kontrak : ........................................................................................

1. Kesiapan lapangan :
 Gambar / sketsa lokasi Ada Tidak ada 
 Pengaturan lalu lintas Ada  Tidak ada 
 Keamanan pelaksanaan Ada  Tidak ada 
2. Kesiapan peralatan :
 Crane Ada  Tidak ada 
 Sevice crane Ada  Tidak ada 
 Trailer Ada  Tidak ada 
 Fork lift Ada  Tidak ada 
 Mesin diesel Ada  Tidak ada 
 Mesin las Ada  Tidak ada 
 Plat besi, selling, tenda Ada  Tidak ada 
3. Kesiapan material :
 Balok grider Ada  Tidak ada 
4. Data pengukuran jarak / span Ada  Tidak ada 
5. Metoda pelaksanaan Ada  Tidak ada 
6. Team eriction / trampil Ada  Tidak ada 
7. Dokumentasi data sesuai sistem filling Ada  Tidak ada 
Diperiksa/Disetujui Diperiksa/Disetujui Diajukan Oleh
Pemberi Tugas Konsultan Kontraktor

Nama Jelas Nama Jelas Nama Jelas

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-65
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

6.1.3.14 Kegiatan Penyiapan As Built Drawing

Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan Penyiapan As Built Drawing

a. Definisi
1) As Built Drawing adalah Gambar Pelaksanaan yang terjadi dilapangan yang
menggambarkan seluruh pekerjaan di lapangan sesuai dengan volume pekerjaan yang
dibayar setiap bulan sesuai dengan penagihan Kontraktor dalam Monthly Certificate
(M.C.).
2) Gambar ini memuat juga perubahan-perubahan yang diakibatkan oleh Contract Change
Order (CCO) dan modifikasi lapangan karena adanya hal-hal yang tidak terdapat pada
Gambar Rencana, misalnya : kabel PLN, kabel Telkom dan utilitas lainnya.
b. Tujuan
1) Untuk menggambarkan keadaan sesungguhnya yang ada dilapangan.
2) Kondisi ini diperlukan untuk hal-hal yang terjadi dikemudian hari, misalya ; untuk keperluan
Pemindahan Kabel Tegangan Tinggi PLN, mencari saluran Utilitas, dan lain-lain.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan


Dalam pembuatan As Built Drawing Kontraktor harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Ukuran dan standar kertas yang dipakai harus sama
2) Ukuran ketebalan garis alat gambar yang dipakai disesuaikan dengan gambar yang dibuat
3) Pada As Built Drawing disebutkan tanggal, bulan dan tahun revisi gambar dari Shop
Drawing (apabila ada) yang disesuaikan dengan Contract Change Order, Addendum
(kalau ada).
4) Lokasi dan Jenis Pekerjaan harus jelas dicantumkan.
5) Ukuran Konstruksi harus jelas.
6) Material, Jenis dan Mutu Bahan yang dipakai.
7) Dan lain-lain.

d. Prosedur
1) Setiap pekerjaan yang terlaksana di lapangan sudah direkomendasikan oleh Konsultan
Pengawas bahwa pekerjaan tersebut dapat diterima dan Pemberi Tugas menyetujui, maka
Kontraktor berkewajiban membuat As Built Drawing Pekerjaan tersebut.
2) Pembuatan As Built Drawing memuat perubahan sesuai Kondisi lapangan.
3) Konsultan Pengawas berkewajiban mengevaluasi As Built Drawing.
4) Atas rekomendasi Konsultan Pengawas, Pemberi Tugas menyetujui As Built Drawing
tersebut.

Catatan Kolom Pengesahan


Yang bertanggung jawab menandatangani kolom pengesahan As Built Drawing :
 Kolom diajukan ditandatangani oleh Kontraktor yaitu : General Superintendance.
 Kolom diperiksa ditandatangani oleh Konsultan Pengawas yaitu : Resident Engineer
 Kolom disetujui, ditandatangani oleh Pemberi Tugas.

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-66
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

Formulir As Built Drawing

Nama Pekerjaan : ………………………………………………………………..


No. : ........................................................................................
LokasI : ........................................................................................
Tahun Anggaran : ........................................................................................
Pemberi Tugas : ........................................................................................
Jadwal Pelaksanaan : ........................................................................................
Perpanjangan Waktu : ........................................................................................
Nilai Kontrak : ........................................................................................

No. Tanggal Judul Gambar Nomor Revisi Catatan


Masuk Keluar Gambar Ke Revisi

Approval : Tgl. : .............................200....

Pemberi Tugas, Konsultan Pengawas,

Nama Jelas Nama Jelas

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-67
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

Daftar Pemeriksaan As Built Drawing

Nama Pekerjaan : …………………………………………………………………


No. : .......................................................................................
LokasI : ........................................................................................
Tahun Anggaran : ........................................................................................
Pemberi Tugas : ........................................................................................
Jadwal Pelaksanaan : ........................................................................................
Perpanjangan Waktu : ........................................................................................
Nilai Kontrak : ........................................................................................

Ukuran standar kertas sesuai ketentuan Ya  Tidak 


Sesuai form / formulir yang berlaku Ya  Tidak 
Tanggal / bulan / tahun revisi karena ada CCO Ya  Tidak 
Lokasi dan jenis pekerjaan dicantumkan Ya  Tidak 
Demensi / ukuran konstruksi digambarkan Ya  Tidak 
Material, jenis dan mutu bahan disebutkan Ya  Tidak 
Dokumentasi drawing sesuai dengan sistem filling Ya  Tidak 

Diperiksa/Disetujui Diperiksa/Disetujui Diajukan Oleh


Pemberi Tugas Konsultan Pengawas, Kontraktor

Nama Jelas Nama Jelas Nama Jelas

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-68
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

6.1.3.15 Kegiatan Penghitungan Eskalasi – De Eskalasi

Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan Penghitungan Eskalasi

a. Definisi
Eskalasi – De Eskalasi adalah penyesuaian fluktuasi harga untuk pay-item / komponen
pekerjaan mayor dalam suatu proyek pada schedule pelaksanaan yang masih berlangsung.
b. Tujuan
Eskalasi bertujuan untuk:
1) Membantu Kontraktor supaya dapat menyelesaikan pekerjaan pada masa krisis ekonomi (
hanya bahan bangunan, bahan bakar dan upah buruh jauh berbeda pada saat penawaran
pekerjaan ).
2) Supaya maksud dan tujuan dari pembangunan proyek dapat terselesaikan sesuai rencana.
3) Membantu Kontraktor supaya tidak mengalami kerugian yang besar.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan


1) Ketentuan-ketentuan (misalnya Keputusan Menteri terkait) yang berhubungan dengan
eskalasi
2) Eskalasi disetujui sebelum berakhirnya schedule waktu pelaksanaan sesuai kontrak.
3) Eskalasi, hanya pada pay-item / komponen proyek dan pembayaran dalam mata uang
rupiah.
4) Pada kondisi fluktuasi harga tertentu, dapat terjadi de-eskalasi.

d. Prosedur
Prosedur yang dilakukan dalam pembuatan eskalasi, adalah :
1) Kontraktor mengajukan klaim untuk penyesuaian fluktuasi harga kepada Konsultan
Pengawas
 Sebelum tanggal akhir bulan dan
 Dokumen pendukung :
 Zero Indeks dan Indeks pada actual progres yang sudah disetujui Pemberi Tugas.
 Sertifikat dibuat setelah indikator terbit.
 Kontraktor menyiapkan dan menghimpun data-data yang berhubungan dengan
eskalasi.
2) Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah Kontraktor mengajukan claim eskalasi, Konsultan
Pengawas harus memberi jawaban merekomendasikan atau menolak, klaim tersebut,
yaitu :
 Jika klaim kurang benar, memberitahukan secara tertulis dengan detail dan alasan-
alasan atau dikembalikan pada Kontraktor untuk perbaikan
3) Pemberi Tugas menyetujui klaim untuk penyesuaian fluktuasi harga setelah
direkomendasikan oleh Konsultan Pengawas.

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-69
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

Formulir Eskalasi

DAFTAR KOMPONEN FAKTOR HARGA UNTUK PEKERJAAN JALAN

Pay Komponen Faktor Harga


Uraian Satuan
Item l m f e t

Catatan : l, m, f, e, dan t : komponen cost factor masing-masing untuk labour (l), material (m),
fuel (f), equipment (e) dan transportation (t), nilainya ditetapkan oleh Employer untuk masing-
masing item pekerjaan, dicantumkan di dalam Syarat-syarat Kontrak..

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-70
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

Rumus Eskalasi

E = Q x Upo x (K-1)
K = O + l x (Ln/Lo) + m x (Mn/Mo) + f x (Fn/Fo) + e x (En/Eo) + t x (Tn/To) + …

dimana,

E = Nilai eskalasi harga atau de-eskalasi harga (price adjustment)


Q = Kuantitas pekerjaan pada item pekerjaan yang mendapatkan eskalasi
UPo = Harga Satuan Kontrak Asal (Original Unit Price Contract)
K = Faktor Eskalasi Harga

 O = Koefisien atau faktor yang tidak disesuaikan (merupakan fixed factor untuk biaya
kantor; misalnya : O = 10%, 15% atau 20% tergantung pertimbangan yang diambil
pada waktu menyusun dokumen lelang).

 Catatan : Contoh yang pernah ada, O = 15%, t = tidak diperhitungkan, sehingga l +


m + f + e = 100% -15% = 85%.

 Lo, Mo, Fo, Eo, To: angka index dasar (zero index) untuk Labour, Material, Fuel,
Equipment dan Transport yang berlaku pada 30 hari sebelum pembukaan penawaran
(bid opening), diambil dari data resmi yang diterbitkan oleh Biro Pusat Statistik (bisa
Pusat bisa Daerah, tergantung data mana yang dapat diperoleh)

 Ln, Mn, Fn, En, Tn: angka index harga untuk Labour, Material, Fuel, Equipment dan
Transport yang berlaku pada suatu bulan selama construction period, data pendukung
diterbitkan oleh Biro Pusat Statistik (Pusat atau Daerah) pada bulan yang
bersangkutan. Jika data yang tersedia di Biro Pusat Statistik tidak lengkap perlu
dibuat interpolasi dengan memperhitungkan trend perkembangan angka index yang
bersangkutan

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-71
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

Daftar Pemeriksaan Eskalasi

Nama Pekerjaan : …………………………………………………………………


No. : ........................................................................................
LokasI : ........................................................................................
Tahun Anggaran : ........................................................................................
Pemberi Tugas : ........................................................................................
Jadwal Pelaksanaan : ........................................................................................
Perpanjangan Waktu : ........................................................................................
Nilai Kontrak : ........................................................................................

1. Kesesuaian dengan ketentuan tentang eskalasi Ya  Tidak 


2. Pengajuan dalam schedule pelaksanaan Ya  Tidak 
3. Hanya pay item major Ya  Tidak 
4. Nilai fluktuasi melebihi Ketentuan yang berlaku? Ya  Tidak 
5. Nilai sesuai indek harga dari Biro Pusat Statistik Ya  Tidak 
6. Prosedur sesuai ketentuan yang berlaku Ya  Tidak 
7. Dokumentasi data di-file-kan Ya  Tidak 

Diperiksa/Disetujui Diperiksa/Disetujui Diajukan Oleh


Pemberi Tugas Konsultan Kontraktor

Nama Jelas Nama Jelas Nama Jelas

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-72
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

6.1.3.16 Kegiatan Provisional Hand Over

Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan Provisional Hand Over

a. Definisi
1) Yang dimaksud dengan Provisional Hand Over (PHO) adalah serah terima awal dari
seluruh pekerjaan fisik yang dilaksanakan oleh Kontraktor dengan baik dan benar.
2) Pada umumnya dipersyaratkan bahwa PHO dapat diusulkan oleh kontraktor jika pekerjaan
major sudah mencapai prestasi 100%.
b. Tujuan
Memastikan bahwa seluruh pekerjaan yang telah dikerjakan oleh Kontraktor, secara prinsip
telah dapat diterima, hal ini penting untuk dapat secara resmi dilakukan pembukaan/peresmian
pemakaian jalan tersebut, namun secara total Kontraktor masih harus menyelesaikan sisa
pekerjaan yang masih belum terselesaikan dan harus terus memeliharanya sampai batas FHO
dinyatakan selesai.
c. Hal-hal yang perlu diperhatikan
1) Rekomendasi Konsultan Pengawas bahwa Kontraktor telah menyelesaikan pekerjaan
major item 100 % dan minimal telah menyelesaikan 97 % dari seluruh nilai kontraknya.
2) Perkiraan tanggal selesai seluruh pekerjaan sesuai dengan bunyi kontraknya.
3) Pembentukan Panitia Penilai PHO yang anggautanya ditunjuk oleh Pemilik.
4) Jaminan Bank (Bank Guarantee) dari pihak Kontraktor.
5) Seluruh data yang ada (misalnya, seluruh hasil testing, surat-menyurat/ administrasi,
formulir-formulir, data diskette, photo pelaksanaan pekerjaan, dll.) sudah harus
terdokumentasikan dengan baik.
6) Yang perlu diperhatikan adalah unsur-unsur :
● Kelengkapan admnistrasi,
● Kondisi fisik pekerjaan yang baik dan benar sesuai spesifikasi teknik,
● Kesesuaian dengan perencanaan.

d. Prosedur
1) Paling sedikit pekerjaan telah mencapai 100 % pekerjaan major item dan 97 % dari seluruh
nilai kontrak dan modifikasinya, Kontraktor mengajukan tertulis (request PHO) kepada
Konsultan Pengawas untuk PHO dan menyampaikan nama wakil Kontraktor yang akan
berhadapan dengan Panitia Penilai PHO.
2) Konsultan Pengawas meneliti dan mengajukan permohonan tersebut kepada Pemberi
Tugas dalam tempo paling lama 10 hari sejak hari permohonan Kontraktor. Selama 10 hari
tersebut digunakan waktu sebaik-baiknya oleh Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas &
staff-nya untuk meneliti dan memeriksa semua hasil pekerjaan yang dilaksanakan oleh
pihak Kontraktor.
3) Konsultan membuat rekomendasi kepada Pemberi Tugas tentang :
● Bahwa Kontraktor telah menyelesaikan 100 pekerjaan major item dan minimal telah
menyelesaikan 97 % dari seluruh nilai kontraknya.
● Perkiraan tanggal, bulan dan tahun selesainya seluruh pekerjaan.
● Mengajukan permohonan kepada Pemberi Tugas agar segera melakukan
pembentukan Panitia Penilai PHO.

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-73
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

4) Pemberi Tugas memproses pembentukan Panitia Penilai PHO, terdiri dari unsur-unsur
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di lingkungan Pemilik.
5) Panitia Penilai akan bertugas ke lapangan, sementara itu Konsultan Pengawas dan
Pemberi Tugas harus membuat program untuk menyajikan pengujian-pengujian sebagai
data Provisional Hand Over.
6) Semua material dan fasilitas menjadi tanggung jawab Kontraktor dan harus disediakan
Kontraktor pada saat kunjungan Panitia Penilai di lapangan, pengujian-pengujian yang
diperlukan harus diadakan dan dilaporkan Kontraktor, disaksikan Konsultan Pengawas
sebelum Panitia Penilai mengunjungi lapangan.
7) Panitia Penilai PHO membuat daftar kerusakan dan kekurangan dari pekerjaan dan hasil
pengujian yang relevan harus dilampirkan pada proses verbal PHO. Untuk perbaikan
penyimpangan-penyimpangan dan kerusakan-kerusakan, Panitia Penilai hanya memberi
ijin satu periode penundaan tidak lebih dari 30 hari sejak terakhir penyelesaian
pelaksanaan pekerjaan (atau perpanjangannya).
8) Jika setelah periode penundaan Kontraktor telah memperbaiki semua penyimpangan-
penyimpangan dan kerusakan-kerusakan sesuai dengan daftar dengan baik dan benar
serta diterima oleh Panitia yang dilampirkan dalam proses verbal PHO, maka dibuat Berita
Acara PHO.

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-74
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

FORMULIR PROVISIONAL HAND OVER (PHO)


Nomor : …………………………
Lampiran : …………………………
Perihal : …………………………

Kepada Yth,
…………………………………………
…………………………………………
…………………………………………
di
………………………………..

Dengan hormat,

Sehubungan dengan pelaksanaan Pekerjaan …………………………………………………………..


…………………………………………………………………………………………………………………..
sesuai dengan Kontrak No.: …………………………………………………………………………………
tertanggal …………………………………………….. bahwa,

Nama Pekerjaan : …………………………………………………………………….


Nomor : …………………………………………………………………….
Tahun Anggaran : …………………………………………………………………….
Lokasi : …………………………………………………………………….
Nilai Kontrak : …………………………………………………………………….

Bersama ini kami laporkan bahwa pekerjaan tersebut telah mencapai ………. % pada tanggal ………………
sesuai klausul ………………………… yang tercantum dalam ………………………….. maka pekerjaan ini
kami serahkan untuk pertama dan kami mohon agar diadakan pemeriksaan oleh Team
…………………………………………………………………………….
Demikian surat ini kami sampaikan, atas perhatian Bapak, kami ucapkan terima kasih.

………………….., ……/ ……. /19 …


Kontraktor,

Nama Jelas
Direktur
Tembusan kepada Yth. :
1. ……………………………………………………………………………………..
2. ……………………………………………………………………………………..
3. ……………………………………………………………………………………..
4. ……………………………………………………………………………………..

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-75
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

FORMULIR PROVISIONAL HAND OVER (PHO)


(Rekomendasi Konsultan Pengawas)
Nomor : …………………………
Lampiran : …………………………
Perihal : …………………………

Kepada Yth,
…………………………………………
…………………………………………
di
………………………………..

Dengan hormat,

Menunjuk surat Kontraktor PT.………………………………………………No. …………………………….


Pada Pekerjaan ……………………………………… sesuai dengan Kontrak No.: ……………………….
tanggal …………………………………………….. bahwa,

Nama Pekerjaan : …………………………………………………………………….


Nomor : …………………………………………………………………….
Tahun Anggaran : …………………………………………………………………….
Lokasi : …………………………………………………………………….
Nilai Kontrak : …………………………………………………………………….

Bersama ini kami rekomendasikan berdasarkan hasil evaluasi lapangan bahwa pekerjaan tersebut telah
mencapai ………. % dan perkiraan ( + ) ………… hari akan selesai seluruhnya.
Sesuai klausul ………………………….. yang tercantum dalam ………………………….. maka pekerjaan
tersebut dapat dilaksanakan serah terima pertama.
Demikian surat ini kami sampaikan, atas perhatian Bapak, kami ucapkan terima kasih.

………………….., ...……/ ……. /19 …


Konsultan Pengawas,

Nama Jelas

Tembusan kepada Yth. :


1. ……………………………………………………………………………………..
2. ……………………………………………………………………………………..
3. ……………………………………………………………………………………..
4. ……………………………………………………………………………………..

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-76
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

Daftar Pemeriksaan Provisional Hand Over (PHO)

Nama Pekerjaan : …………………………………………………………………


No. : ........................................................................................
LokasI : ........................................................................................
Tahun Anggaran : ........................................................................................
Pemberi Tugas : ........................................................................................
Jadwal Pelaksanaan : ........................................................................................
Perpanjangan Waktu : ........................................................................................
Nilai Kontrak : ........................................................................................

1. Surat permintaan PHO dari Kontraktor Ada  Tidak ada 


2. Rekomendasi Konsultan Pengawas Ada  Tidak ada 
3. Perkiraan tanggal selesai seluruh pekerjaan Ada  Tidak ada 
4. Jaminan pemeliharaan dari Kontraktor Ada  Tidak ada 
5. Kelengkapan administrasi :
 Spesifikasi Ada  Tidak ada 
 Tender/ penawaran Ada  Tidak ada 
 Evaluasi penawaran Ada  Tidak ada 
 Kontrak pekerjaan Ada  Tidak ada 
 Daftar peralatan kontraktor Ada  Tidak ada 
 As Built Drawing Ada  Tidak ada 
 Foto dokumentasi proyek Ada  Tidak ada 
 Monthly certificate Ada  Tidak ada 
 Addendum kontrak Ada  Tidak ada 
 Test material Ada  Tidak ada 
 Laporan harian Ada  Tidak ada 
6. Hasil pemeriksaan lapangan oleh Panitia Penilai PHO Ada  Tidak ada 
7. Berita acara dibuat Panitia Penilai PHO :

Diperiksa/ Disetujui ; Diperiksa/ Disetujui ; Diajukan oleh ;


Pemberi Tugas Konsultan Pengawas Kontraktor

Nama Jalas Nama Jelas Nama Jelas

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-77
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

6.2. Pengendalian Pemeliharaan Pekerjaan pada ”Warranty Period”

6.2.1 Perbaikan Selama Masa Jaminan Pemeliharaan

6.2.1.1 Kegiatan Pemeliharaan Pekerjaan yang sudah Di-PHO-kan

Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan Pemeliharaan Pekerjaan yang sudah di-PHO-kan

a. Definisi
Masa pemeliharaan adalah masa mulainya pemeliharaan hasil pekerjaan yang dihitung dari
mulai tanggal perkiraan pekerjaan 100 % berdasarkan rekomendasi Konsultan Pengawas
sampai dengan berakhirnya kontrak pekerjaan yang sudah disetujui.
b. Tujuan
Tujuan adanya jaminan masa pemeliharaan adalah:
1) Memberikan waktu kepada kontraktor untuk memperbaiki, menyempurnakan hasil
pekerjaan yang belum dapat diterima atau memuaskan Tim Panitia Penilai Serah Terima
pada waktu Provisional Hand Over, mengenai kualitas atau kuantitas
2) Memberikan waktu kepada kontraktor untuk menyelesaikan pekerjaan minor yang belum
selesai dan lain-lain.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan


1) Kontraktor harus melaksanakan perbaikan terhadap pekerjaan yang telah diserahkan.
2) Pekerjaan perbaikan atau penyempurnaan harus sesuai dengan :
Syarat-syarat kontrak dan spesifikasi.
Catatan dari Tim Panitia Penilai serah terima.
 Lokasi
 Kerusakan, ketidak sempurnaan apa saja.
 Metoda perbaikan dan penyempurnaan dan lain-lain.
3) Lama perbaikan tidak boleh lebih dari masa pemeliharaan.

d. Prosedur
1. Setelah berakhir waktu perbaikan atau penyempurnaan, Kontraktor memberitahukan
kepada Pemberi Tugas.
2. Tim Panitia Penilai serah terima yang sudah ditunjuk oleh Pemberi Tugas mengadakan
pemeriksaan ulang.
3. Apabila menurut Tim Panitia Penilai serah terima tidak ada kekurangan atau cacat lagi,
maka Panitia Penilai membuat Berita Acara pemeriksa hasil pekerjaan yang disampaikan
pada Pemberi Tugas.

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-78
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

PERSONEL KONSULTAN PENGAWAS YANG DIPERTAHANKAN

Nama Pekerjaan : ………………………………………………………………


No. : ………………………………………………………………
LokasI : ………………………………………………………………
Tahun Anggaran : ………………………………………………………………
Pemberi Tugas : ………………………………………………………………
Jadwal Pelaksanaan : ………………………………………………………………
Perpanjangan Waktu : ………………………………………………………………
Nilai Kontrak : ………………………………………………………………

No. Nama Jabatan Keterangan

Diperiksa / Disetujui Diajukan Oleh


Pemberi Tugas Konsultan Pengawas

Nama Jelas N ama Jelas

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-79
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

Formulir Personel Kontraktor Yang Dipertahankan

Nama Pekerjaan : ………………………………………………………………


No. : ………………………………………………………………
LokasI : ………………………………………………………………
Tahun Anggaran : ………………………………………………………………
Pemberi Tugas : ………………………………………………………………
Jadwal Pelaksanaan : ………………………………………………………………
Perpanjangan Waktu : ………………………………………………………………
Nilai Kontrak : ………………………………………………………………

No. Nama Jabatan Keterangan

Diperiksa / Disetujui Diperiksa / Direkomendasikan DiajukanOleh


Pemberi Tugas Konsultan Pengawas Kontraktor

Nama Jelas Nama Jelas Nama Jelas

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-80
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

Formulir Peralatan Kontraktor Masa Pemeliharaan

Nama Pekerjaan : ………………………………………………………………


No. : ………………………………………………………………
LokasI : ………………………………………………………………
Tahun Anggaran : ………………………………………………………………
Pemberi Tugas : ………………………………………………………………
Jadwal Pelaksanaan : ………………………………………………………………
Perpanjangan Waktu : ………………………………………………………………
Nilai Kontrak : ………………………………………………………………

No. Nama Peralatan Jumlah Unit Type Keterangan


Mobilisasi Demobilisasi
I. Pengaspalan
 Asphalt mixing plant
 Pneumatic (type) roller
 Tandem roller
 Asphalt sprayer / Distributor
 Dump sprayer
 Truck Scale

II. Produksi Aggregat


 Stone cruser
 Loader
 Bulldozer
 Dump truck

III. PekerjaanBeton
 Batching Plant
 Truck mixer

IV. Pekerjaan Tanah


 Motor Grader
 Tandem roller
 Sheep foot roller
 Vibrating compactor
 Dump truck

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-81
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

No. Nama Peralatan Jumlah Unit Type Keterangan


Mobilisasi Demobilisasi
V. Alat Pancang
 Crane
 Pile hammer

VI. Alat Bantu Pancang


 Pile leader
 Cap
 Generator Set

Diperiksa / Disetujui Diperiksa / Disetujui Diajukan oleh


Pemberi Tugas Konsultan Pengawas Kontraktor

Nama Jelas Nama Jelas Nama Jelas

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-82
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

Daftar Pemeriksaan Masa Pemeliharaan

Nama Pekerjaan : …………………………………………………………………


No. : ........................................................................................
LokasI : ........................................................................................
Tahun Anggaran : ........................................................................................
Pemberi Tugas : ........................................................................................
Jadwal Pelaksanaan : ........................................................................................
Perpanjangan Waktu : ........................................................................................
Nilai Kontrak : ........................................................................................

1. Jaminan pemeliharaan dari kontraktor Ada Tidak ada 


2. Lokasi / stationing defect Ada Tidak ada 
3. Rencana lama perbaikan Ada  Tidak ada 
4. Berita acara PHO Ada Tidak ada 
5. Personel Konsultan Pengawas yang dipertahankan (FS-02a) Ada  Tidak ada 
6. Personel Kontraktor yang dipertahankan (FS-02b) Ada  Tidak ada 
7. Peralatan Kontraktor pada masa pemeliharaan (FS-02c) Ada  Tidak ada 
8. Rencana pemeriksaan ulang Paniatia Penilai PHO Ada  Tidak ada 
9. Berita acara masa pemeliharaan dibuat Panitia Penilai PHO Ada  Tidak ada 

Diperiksa/Disetujui Diperiksa/Disetujui Diajukan Oleh :


Pemberi Tugas Konsultan Pengawas Kontraktor

Nama Jelas Nama Jelas Nama Jelas

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-83
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

6.2.1.2 Kegiatan Final Hand Over

Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan Final Hand Over

a. Definisi
Yang dimaksud dengan Final Hand Over (FHO) adalah serah terima akhir dari seluruh
pekerjaan fisik yang dilaksanakan oleh Kontraktor dengan baik dan benar, setelah Kontraktor
menyelesaikan seluruh perbaikan yang tertera pada daftar perbaikan yang disusun oleh Panitia
Penilai PHO dan telah melewati masa pemeliharaan sesuai bunyi kontrak.
b. Tujuan
Untuk memastikan bahwa seluruh pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor telah selesai dan
dapat diterima dengan baik. Seluruh pekerjaan telah sesuai dengan spesifikasi teknik dan telah
ditunjang dengan seluruh Back-Up data dan file yang diperlukan untuk keperluan investigasi
bila terjadi suatu hal yang tidak diharapkan dikemudian hari. Hal ini sesuai dengan ISO-9002.
c. Hal-hal yang perlu diperhatikan
1) Rekomendasi Konsultan Pengawas bahwa betul Kontraktor telah menyelesaikan seluruh
pekerjaan major item 100 % dan telah menyelesaikan 100 % dari seluruh nilai kontraknya
serta semua perbaikan yang diminta pada daftar perbaikan pada saat PHO telah
dilaksanakan dengan baik dan benar.
2) Perkiraan tanggal selesai seluruh pekerjaan sesuai dengan bunyi kontraknya.
3) Jaminan Bank (Bank Guarantee) dari pihak Kontraktor.
4) Seluruh data yang ada (misalnya, seluruh hasil testing, surat-menyurat/ administrasi,
formulir-formulir, data diskette, photo pelaksanaan pekerjaan, dll.) sudah harus
terdokumentasikan dengan baik.
5) Yang perlu diperhatikan adalah unsur-unsur :
 Kelengkapan admnistrasi,
 Kondisi fisik pekerjaan yang baik dan benar sesuai spesifikasi teknik,
 Kesesuaian dengan perencanaan.
6) Seluruh perbaikan yang tercantum dalam daftar perbaikan yang harus dilakukan Kontraktor
sudah dilaksanakan dengan baik dan benar sesuai spesifikasi teknik.

d. Prosedur
1) Pemberi Tugas mengundang kembali Panitia Penilai PHO/ FHO untuk melaksanakan
proses FHO.
2) Panitia Penilai memeriksa ulang seluruh data yang terdapat pada daftar apa-apa yang
harus diperbaiki dan apabila dianggap perlu, karena terdapat hal-hal yang meragukan
pihaknya, maka dapat dilakukan investigasi ulang.
3) Panitia Penilai akan memeriksa pekerjaan-pekerjaan dan mendokumentasikan semua
kerusakan kecuali hal-hal karena pemakaian dan retak-retak halus; atas permintaan
Konsultan Pengawas, Kontraktor harus memperbaiki kerusakan-kerusakan tersebut karena
kelalaian dalam melaksanakan pekerjaan menurut dokumen kontrak.
4) Jika telah dilakukan penyelesaian semua perbaikan pekerjaan, Konsultan Pengawas akan
memberikan rekomendasi dan Pemberi Tugas akan memberi keputusan dan
mengeluarkan berita acara FHO; Setelah proses verbal FHO dilaksanakan seperti
diuraikan dan kerusakan-kerusakan diperbaiki seperti dijelaskan maka pada saat yang
sama “Retention Money“ yang masih tertinggal dikembaikan.

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-84
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

FORMULIR FINAL HAND OVER (FHO)

Nomor : …………………………
Lampiran : …………………………
Perihal : …………………………

Kepada Yth,
…………………………………………
…………………………………………
di
………………………………..

Dengan hormat,

Sehubungan dengan pelaksanaan Pekerjaan………………………………………………………………… Sesuai


dengan Kontrak No.: …………………………… tanggal ………… /………./………………….. bahwa,

Nama Pekerjaan : …………………………………………………………………….


Nomor : …………………………………………………………………….
Tahun Anggaran : …………………………………………………………………….
Lokasi : …………………………………………………………………….
Nilai Kontrak : …………………………………………………………………….

Bersama ini kami laporkan bahwa pekerjaan tersebut telah selesai kami kerjakan seluruhnya (100 %) pada
tanggal …………………….., sesuai kontrak dan spesifikasi yang berlaku.
Dengan demikian, proyek ini kami serahkan untuk diadakan pemeriksaan akhir ( final ) oleh Team …
………………………………………………………………………………………………………………………
Demikian surat ini kami sampaikan, atas perhatian Bapak, kami ucapkan terima kasih.

………………….., ……/ ……. /200 …


Kontraktor,

Nama Jelas
Direktur
Tembusan kepada Yth. :
1. ……………………………………………………………………………………..
2. ……………………………………………………………………………………..
3. ……………………………………………………………………………………..
4. ……………………………………………………………………………………..

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-85
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

FORMULIR FINAL HAND OVER (FHO)


(Rekomendasi Konsultan Pengawas)

Nomor : …………………………
Lampiran : …………………………
Perihal : …………………………

Kepada Yth,
…………………………………………
…………………………………………
di
………………………………..

Dengan hormat,

Menunjuk surat Kontraktor PT.………………………………………………No. …………………............


Pada Pekerjaan …………………………… .......... Sesuai dengan Kontrak No.: ……………………….
tanggal ………………/…………………/………….. bahwa,

Nama Pekerjaan : …………………………………………………………………….


Nomor : …………………………………………………………………….
Tahun Anggaran : …………………………………………………………………….
Lokasi : …………………………………………………………………….
Nilai Kontrak : …………………………………………………………………….

Bersama ini kami Rekomendasikan berdasarkan hasil evaluasi lapangan bahwa pekerjaan tersebut telah
selesai ( 100 % ) seluruhnya sesuai dengan kontrak dan spesifikasi yang berlaku.
Dengan demikian, proyek ini dapat diadakan serah terima akhir ( final ).

Demikian surat ini kami sampaikan, atas perhatian Bapak, kami ucapkan terima kasih.

………………….., ……/ ……. /200 …


Konsultan Pengawas,

Nama Jelas

Tembusan kepada Yth. :


1. ……………………………………………………………………………………..
2. ……………………………………………………………………………………..
3. ……………………………………………………………………………………..
4. ……………………………………………………………………………………..

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-86
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

Daftar Pemeriksaan Final Hand Over (FHO)

Nama Pekerjaan : …………………………………………………………………


No. : ........................................................................................
LokasI : ........................................................................................
Tahun Anggaran : ........................................................................................
Pemberi Tugas : ........................................................................................
Jadwal Pelaksanaan : ........................................................................................
Perpanjangan Waktu : ........................................................................................
Nilai Kontrak : ........................................................................................

1. Rekomendasi Konsultan Pengawas pekerjaan 100 %


sesuai kontrak Sudah  Belum 
2. Perbaikan “Defect” 100% dikerjakan Sudah  Belum 
3. Jaminan Pemeliharaan kontrak dikembalikan Sudah  Belum 
4. Data terfile dengan baik :
 Kelengkapan administrasi Sudah  Belum 
 Kondisi fisik pekerjaan baik/ sesuai spesifikasi Sudah  Belum 
 Sesuai perencanaan Sudah  Belum 

5. Berita Acara final Hand Over dibuat Panitia Penilai FHO Sudah  Belum 

6. Demobilisasi seluruh personel dan peralatan Kontraktor/


Konsultan Pengawas. Sudah  Belum 

Diperiksa/ Disetujui ; Diperiksa/ Disetujui ; Diajukan oleh ;


Pemberi Tugas Konsultan Pengawas Kontraktor

Nama Jalas Nama Jelas Nama Jelas

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-87

Anda mungkin juga menyukai