BAB 6
PENGENDALIAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI
Ukuran keberhasilan pelaksanaan konstruksi ialah apabila mutu produk akhir yang
dicapai sesuai dengan:
persyaratan teknis dalam dokumen kontrak;
dilaksanakan sesuai koridor waktu yang telah disepakati di dalam surat perjanjian
kontrak;
menyerap biaya secara bertahap sesuai dengan jadwal maupun besarnya
pembiayaan yang telah disepakati sejak commencement of works hingga FHO.
Keterbatasan biaya dan waktu menyebabkan Employer sulit dalam menyediakan full
engineering design untuk ribuan ruas jalan yang tersebar di seluruh wilayah dimana
peningkatan ataupun pemeliharaan berkala diperlukan. Dalam pelaksanaan pekerjaan
fisik di lapangan perlu dibuka peluang adanya review design terhadap drawings dan
dokumen pendukung lainnya bila terjadi ketidaksesuaian dengan kondisi lapangan.
Dengan pendekatan tersebut secara teknis dapat diperkecil kemungkinan terjadinya
kesalahan perencanaan.
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-1
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
6.1.1 Umum
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-2
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
3) Rencana Kerja :
Keberhasilan jaminan mutu pekerjaan
Tepat waktu
Biaya yang memadai
4) Kegiatan Utama Pekerjaan :
Tahap Pra Pelaksanaan
Pekerjaan persiapan
Pengkajian kembali perencanaan
Arahan kepada Kontraktor/Konsultan Pengawas selama masa mobilisasi
Manajemen Pelaksanaan Konstruksi
Pembahasan rencana kerja kontraktor
Rapat pra-pelaksanaan
Koordinasi dan rapat-rapat
Laporan bulanan/triwulan
Klaim
Penyelesaian perselisihan
Pengawasan Teknis
Pemeriksaan gambar kerja
Pengawasan survai
Pengujian material
Pemeriksaan bagi penggunaan/pemeliharaan peralatan
Arahan bagi penggunaan/ pemeliharaan peralatan.
Manajemen pengawasan keselamatan dan lalu lintas
Manajemen pengawasan keselamatan
Manajemen lalu lintas
Persetujuan kemajuan fisik
Rencana dan jadwal kegiatan pekerjaan
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-3
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Pengawasan kemajuan
Persetujuan pembiayaan
Tagihan Kontraktor
Pengkajian kembali pembiayaan
Analisa harga dan upah baru
Persetujuan pemeriksaan akhir dan pembayaran
Persetujuan pemeriksaan akhir
Persetujuan pelunasan pembayaran
Pemeriksaan dan Pembuatan dokumen akhir
Pemeriksaan dan persetujuan As Built Drawing
Persetujuan pembuatan laporan akhir dan pedoman pemeliharaan
d. Prosedur
Pemberi Tugas mendelegasikan sebagian tanggung jawab dan wewenang kepada :
Konsultan Pengawas, untuk pengawasan pelaksanaan pekerjaan fisik maupun
administrasi pelaksanaan konstruksi, sedangkan
Kontraktor, melaksanakan pekerjaan fisik dan administrasi sesuai syarat-syarat
kontrak dan spesifikasi.
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-4
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-5
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
d. Prosedur
1) Pemberi Tugas menunjuk Kontraktor yang telah mengajukan penawaran harga dan
dinyatakan sebagai pemenang oleh Panitia lelang.
2) Kontraktor melaksanakan pekerjaan sesuai dokumen kontrak dan spesifikasi.
3) Dalam melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diawasi oleh Konsultan Pengawas dalam
rangka mencapai tujuan dan maksud konstruksi dibuat.
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-6
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
sesuai dengan:
Perencanaan
Spesifikasi
Dokumen kontrak
Wewenang
Mendapat pendelegasian beberapa kewewenangan dari Pemberi Tugas sebagai
Engineer Referensentative.
Kewenangan meliputi :
Wewenang Pemberi Tugas dalam masalah teknis atau administrasi sesuai
dokumen kontrak.
Keputusan tentang pembiayaan teknis dan administrasi yang tidak tercantum
dalam dokumen kontrak.
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-7
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
d. Prosedur
1) Konsultan Pengawas mendapat pendelegasian wewenang untuk pengawasan pekerjaan
dari Pemberi Tugas sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam dokumen kontrak.
2) Konsultan Pengawas mengadakan pengawasan pekerjaan Kontraktor secara independen
untuk semua kegiatan fisik, teknis maupun administrasi.
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-8
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
d. Prosedur
Prosedur yang dilakukan dalam rangka pengetestan Personel adalah:
1) Kontraktor dan Konsultan Pengawas mengirimkan data-data personel yang diperlukan
kepada Pemberi Tugas.
2) Setelah data-data Personel Konsultan Pengawas maupun Kontraktor diterima oleh
Pemberi Tugas, maka Pemberi Tugas menentukan jadwal Pengetestan dan Wawancara.
3) Pemberi Tugas menyetujui atau menolak dan minta penggantian personel Konsultan
Pengawas dan atau Kontraktor tersebut.
4) Personel yang sudah disetujui dapat langsung memulai pekerjaan sesuai dengan
jabatannya.
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-9
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan mobilisasi awal
a. Definisi
Proses kegiatan Mobilisasi dalam suatu pekerjaan konstruksi terbagi 2 bagian :
1) Mobilisasi pelayanan pengendalian mutu ( 45 hari )
2) Mobilisasi keseluruhan ( Personel, Equitment, Material) ( 60 hari )
b. Tujuan
Mobilisasi Awal adalah mobilisasi personel inti untuk mempersiapkan :
1) Review Design
2) Pengukuran Awal
3) Mempersiapkan program detail yang akan dilaksanakan pada masa Konstruksi
4) Mempersiapkan peralatan yang memproduksi, siap menjalani testing & running well
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-10
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
informasi mengenai :
Lokasi dari Base Camp Kontraktor dengan denah lokasi umum dan terperinci
(kantor kontraktor, bengkel, gudang dan peralatan konstruksi utama bersama
kantor staf Pimpro/ Konsultan dan laboratorium bila ada).
Rencana pengiriman Peralatan yang menunjukkan lokasi saat ini, cara
pengangkutan dan jadwal tiba.
Menyusun/membuat suatu format Monitoring yang dapat memperlihatkan
kemajuan pekerjaan secara menyeluruh, dan diperlihatkan pula setiap kegiatan-
kegiatan pekerjaan mobilisasi yang utama, kurva kemajuan untuk menyatakan
presentase kemajuan pekerjaan.
Secara simultan kegiatan untuk proses wawancara atau test personel Kontraktor/
Konsultan pendukung lainnya oleh Pemberi Tugas.
Melakukan pengujian material bahan (Quarry), pembuatan jobmix formula dan
Rekayasa Lapangan.
d. Prosedur
1) Setelah Pemberi Tugas melakukan Pre Construction Meeting, Kontraktor dan Konsultan
melakukan mobilisasi awal dengan menempatkan personel-personel inti mereka di
lapangan.
2) Kontraktor menyiapkan pekerjaan yang berhubungan dengan pengendalian mutu,
misalnya : Base Camp, Quarry, Testing Awal, Pengukuran Awal, dan lain-lain.
3) Konsultan menyiapkan Review Design, mengawasi testing awal, pengukuran awal dan
lain-lain
4) Mempersiapkan monitoringdan lain-lain
5) Mempersiapkan rumusan-rumusan Job Mix Design
Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan PCM
a. Definisi
Pre Construction Meeting adalah Rapat / pertemuan awal yang diadakan atas prakarsa/
undangan dari Pemberi Tugas yang dihadiri oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor dan Sub
Kontraktor (kalau ada).
b. Tujuan
Untuk menyamakan pengertian/ bahasa yang sama mengenai Dokumen Kontrak (Spesifikasi)
yang dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-11
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Jadwal Pelaksanaan
Pada waktu pembahasan Jadwal Pelaksanaan, Pemberi Tugas beserta Konsultan
Pengawas haruslah betul-betul memahami jadwal kerja Kontraktor, karena yang
diajukan ketepatan waktu merupakan suatu tuntutan keberhasilan suatu pekerjaan
konstruksi.
Skala prioritas yang ada di schedule pelaksanaan
Pekerjaan Major item ( utama )
Sumber daya ( manusia, peralatan dan material)
Detour, untuk pekerjaan :
Jalan
Jembatan
Waktu pelaksanaan :
Dibuat seefisien mungkin mengikuti “Network Planning”.
Mobilisasi
Pembahasan pekerjaan mobilisasi sangat penting, karena merupakan sarana
pelaksanaan pekerjaan konstruksi di lapangan.
Hal yang perlu diperhatikan/ dibahas :
Survey Quarry, meliputi :
Quantity material, yaitu mengenai Jumlah dan jarak ke lokasi
Quality material, yaitu mengenai Pengujian/ pengetesan material yang akan
dipakai.
Rekayasa Lapangan
Pematokan lapangan (Setting Out), pekerjaan ini perlu dibahas dan ditetapkan
bersama karena hasil dari penentuan profil-profil melintang yang didapat
merupakan/ dasar perhitungan Quantity selanjutnya.
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-12
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Apabila ada penggantian peralatan konstruksi maka harus ada persetujuan tertulis dari
Pemberi Tugas.
d. Prosedur
1) Berpedoman pada :
Dokumen Tender (Gambar Rencana, Spesifikasi Teknik, Spesifikasi Umum, dll )
Dokumen Kontrak antara Wakil Pemilik (Engineer) dan Kontraktor
Surat Perintah Kerja dari Wakil Pemilik (Engineer) kepada pihak Kontraktor, maka
Pemberi Tugas mengundang pihak Kontraktor, Konsultan Pengawas dan instansi terkait
untuk melaksanakan Pre Constrction Meeting.
2) Didalam Rapat tersebut Pemberi Tugas :
Memperkenalkan diri
Menjelaskan Batasan Daerah Pekerjaan ( Construction Limit )
Menanyakan kepada Kontraktor tentang :
Jadwal Pekerjaan yang diusulkan pihak Kontraktor
Rencana Mobilisasi Personel, Peralatan, Material, Base camp, dll.
Rencana Kerja dan Metoda Kerja yang diusulkan Kontraktor.
Mencari kesepakatan tata cara pengukuran volume pekerjaan
Memerintahkan Konsultan Pengawas berkoordinasi dengan pihak Kontraktor dan
Pemberi Tugas untuk melakukan Review Design terhadap kondisi yang ada dilapangan.
Melakukan pencatatan dan menandatangani kesepakatan yang ada.
3) Pemberi Tugas menutup Pre Construction Meeting
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-13
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan Perhitungan Volume Pekerjaan
a. Definisi
Sistem Perhitungan Volume adalah suatu cara perhitungan volume pekerjaan yang telah
disepakati bersama antara Pemberi Tugas, Konsultan Pengawas dan Kontraktor sesuai syarat-
syarat kontrak dan spesifikasi yang berlaku dan telah diputuskan pada saat dilakukan Pre
Construction Meeting.
b. Tujuan
Menghindari kesalahpahaman dalam menghitung kemajuan volume pekerjaan kontraktor
sebagai dasar untuk membuat Monthly Certificate.
Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan Pendokumentasian Arsip Pelaksanaan dan
Pengawasan Konstruksi (Sistem Dokumentasi File)
a. Definisi
Pembangunan jalan adalah suatu kegiatan yang komplek karena melibatkan banyak macam
material yang cara pembayarannya juga berbeda-beda satu sama lain. Untuk itu dalam rangka
penerapan ISO 9002 semua kegiatan harus terdokumentasikan dengan lengkap dan jelas.
Jadi yang dimaksudkan dengan Sistem Dokumentasi File adalah:
Semua kegiatan di lapangan baik fisik maupun non fisik/administrasi yang harus dimulai
dengan Request/ Permohonan dan diakhiri dengan verifikasi (Penutup Request).
Adapun macam sistem dokumentasi antara lain:
1) Dokumentasi terhadap kegiatan di lapangan/fisik.
2) Dokumentasi terhadap Testing Material yang akan dipakai.
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-14
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
b. Tujuan
1) Dengan Sistem Dokumentasi ini diharapkan tanggung jawab serta ketelitian kearsipan
pekerjaan konstruksi dapat terjamin. Agar semua dokumentasi file dapat berjalan dengan
baik, maka diperlukan kerjasama yang baik antara semua pihak yang terkait di lapangan,
baik itu masuk dari Kontraktor Pelaksana, Konsultan Pengawas maupun dari pihak
Pemberi Tugas.
2) Dokumentasi File terkumpul dari kemajuan pekerjaan harian sampai bulanan. Sebagai
contoh untuk Back Up data untuk Mounthly Certificate (M.C), terdokumentasi dalam satu
file terdiri dari :
Daily Inspector Report.
Daily Quantity Record
Mounthly Quantity Detail Sheet
Mounthly Work Accomplished
Mounthly Progress Sheet
Daily report
Sketsa gambar-gambar sebagai dasar pembuatan As Bulit Drawing.
Material On Site.
d. Prosedur
1) Administrator mengarsipkan atau merekam semua kegiatan yang berkaitan dengan surat
menyurat / administrasi, keluar dan masuk.
2) Rekaman tersebut disesuaikan dengan penerapan ISO 9002.
3) Dan lain-lain
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-15
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan Review Design
a. Definisi
Review Design adalah perobahan yang dilakukan karena desain awal sudah tidak sesuai lagi
dengan kondisi lapangan pada saat akan dikerjakan. Ini disebabkan, antara lain :
1) Desain Pekerjaan konstruksi dibuat lebih awal, sehingga kondisi jalan berbeda pada waktu
penyerahan di lapangan, karena :
Kerusakan bertambah.
Kondisi lebih baik, ada pekerjaan perbaikan atau pemeliharaan.
2) Lokasi tergenang akibat banjir tahunan yang semula tidak direncanakan.
b. Tujuan
Review Design bertujuan :
1) Dana tersedia terserap dan terealisasikan secara optimal di lapangan.
2) Mencapai rencana pekerjaan konstruksi sesuai maksud dan tujuannya.
3) Sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan dilapangan .
d. Prosedur
Prosedur yang dilakukan dalam pembuatan Review Design :
1) Survey lapangan dilakukan oleh Kontraktor dengan pengawasan dan arahan Konsultan
Pengawas, antara lain :
Survey tanah.
Survey Existing Pavement (panjang, lebar, kondisi dan kekuatan) kalau ada.
Survey Existing Shoulder (ketinggian, lebar, kondisi).
Survey Drainase.
Survey pekerjaan lain (dinding penahan tanah) bronjong dan lain-lain.
Survey lalu lintas.
2) Dari hasil survey lapangan dibuat Draft Review Design oleh Konsultan Pengawas.
3) Draft Review Design diajukan kepada Kepala Satuan Kerja.
4) Draft Review Design diajukan oleh Kepala Satuan Kerja (untuk persetujuan atau
dikembalikan untuk Revisi) kepada Pemilik.
5) Persetujuan Pemilik atas Draft Review Design menjadi Review Design.
6) Kontraktor melaksanakn pekerjaan sesuai hasil Review Design
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-16
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan Penyiapan Program dan Jadwal Kerja
a. Definisi
Penyiapan Program Kerja dan Jadual Kerja adalah suatu proses dimana kontraktor harus
menguraikan schedule kerja menjadi bagian-bagian, antara lain dari Network Planning menjadi:
1) Man Power Schedule
2) Equipment Schedule
3) Material Schedule
4) Cost Flow atau pengalokasian dana,
Untuk setiap minggu sehingga kontraktor dapat menyiapkan dana, kebutuhan material,
kebutuhan peralatan dan kebutuhan tenaga setiap minggu.
Program ini harus diperbaharui (up-date) setiap minggu sesuai kenyataan lapangan.
Program ini berkaitan erat dengan Metoda Lintasan (Critical Path Method/CPM).
Jenis pekerjaan/kegiatan apa saja yang berada pada garis lintas krisis diproritaskan
untuk dikerjakan.
Penanganan/jalan keluar yang dilakukan untuk melaksanakan kerja ekstra atau lembur
pada lintasan kritis
b. Tujuan
Tujuan Penyiapan Program dan Jadual Kerja adalah mempermudah pengelolaan pekerjaan
konstruksi dengan suatu sistem yang teratur dan dapat memberikan informasi secara jelas dan
tepat.
d. Prosedur
1) Membuat urutan kerja sesuai dengan tata cara Network Planning
2) Menguraikan bar-chart yang didapat dari Network Planning menjadi:
Kebutuhan sumber daya manusia
Kebutuhan sumberdaya material
Kebutuhan sumberdaya peralatan
Kebutuhan sumber daya keuangan / dana
3) Mendistribusikan kebutuhan tersebut diatas untuk setiap minggu
4) Setiap penyimpangan dicatat untuk dijadikan bahan masukan pembaharuan data (up date)
minggu selanjutnya.
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-17
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan Penyiapan Request
a. Definisi
Request adalah dokumen pendukung administrasi pekerjaan konstruksi yang diajukan
kontraktor sebelum melaksanakan pekerjaan tertentu.
b. Tujuan
Dokumen ini merupakan pembuka folder suatu kegiatan yang terdaftar menurut pay item
tertentu dan batasan/station/lokasi tertentu; dokumen ini harus dilengkapi dengan dokumen-
dokumen pendukung lainnya dan ditutup dengan dokumen verifikasi, sehingga tiap pay item
dan bagian-bagiannya tersebut teridentifikasi dan terekam dengan baik.
d. Prosedur
1) Kontraktor harus mengajukan Request untuk setiap jenis kegiatan di tempat dan waktu
tertentu, sebagai pembuka folder kegiatan tersebut.
2) Kontraktor harus melengkapi request tersebut dengan data pendukung seperti tertera
diatas dan diajukan kepada Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas untuk meminta
persetujuannya.
3) Apabila selama 24 jam tidak ada jawaban dari pihak Konsultan Pengawas dan Pemberi
Tugas, maka Request tersebut secara otomatis sudah dapat dilaksanakan, sedangkan
pengesahannya harus tetap dilaksanakan oleh pihak Konsultan Pengawas dan Pemberi
Tugas.
4) Untuk setiap folder pekerjaan harus dibuka dengan request, dilanjutkan dengan
pelaksanaan dan filing kemudian ditutup dengan verifikasi
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-18
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan Penentuan Lokasi Quarry dan Test Awal
a. Definisi
1) Quarry adalah bahan baku di lapangan yang dipergunakan untuk pembangunan suatu
pekerjaan konstruksi jalan/jembatan.
Bahan baku tersebut dapat berupa:
Batu, batu kali atau gunung
Tanah
Air
2) Test Awal, adalah Suatu kegiatan pengajian awal bahan mentah hasil alam sebelum
dipergunakan sebagai material untuk pembangunan suatu pekerjaan konstruksi.
b. Tujuan
d. Prosedur
Prosedur yang dilakukan :
1) Kontraktor mengajukan Construction Plan secara keseluruhan kegiatan kepada Pemberi
Tugas
2) Pemberi Tugas menetapkan alternatif terbaik untuk memilih lokasi quarry, dengan
mempertimbangkan:
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-19
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan Penyiapan Base Camp
a. Definisi
1) Base Camp, adalah suatu lokasi tertentu di lapangan yang merupakan tempat semua
kegiatan penunjang pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
2) Fasilitas Base Camp, adalah semua fasilitas yang menunjang pelaksanaan pekerjaan fisik
dan administrasi sesuai dengan syarat-syarat kontrak dan spesifikasi yang berlaku.
b. Tujuan
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-20
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan Penyediaan Asuransi dan Garansi
a. Definisi
1) Asuransi adalah jaminan yang diberikan, disebabkan oleh :
Orang/ manusia, apabila mendapat kecelakaan, cacat tubuh atau kematian pada saat
bekerja.
Kerusakan meliputi, kerusakan pada Konstruksi pekerjaan, perlatan Konstruksi diluar
kesalahan Kontraktor.
Kehilangan yang mungkin terjadi untuk setiap harta benda, pada masa kontrak
berlangsung.
2) Garansi adalah Jaminan Bank atau Garansi Bank yang diberikan guna mencakup
beberapa masalah, antara lain:
Jaminan Tender, jaminan yang mencakup keperluan tender.
Jaminan Uang Muka, jaminan yang mencakup keperluan untuk uang muka.
Jaminan Pelaksanaan, jaminan yang mencakup pada masa pelaksanaan.
Jaminan Pemeliharaan, jaminan yang mencakup pada masa pemeliharaan.
b. Tujuan
Tujuan diadakannya Asuransi dan Garansi pada suatu pekerjaan konstruksi, adalah untuk
memberikan rasa aman pada semua pihak yang terlibat, yaitu : Kontraktor, Konsultan maupun
Pemberi Tugas beserta Staff Pemberi Tugas dalam melakukan pelaksanaan atau pengawasan
pekerjaan di lapangan.
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-21
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
d. Prosedur
Prosedur yang dilakukan :
1) Asuransi:
Kontraktor dan Konsultan menghubungi Jasa Asuransi yang dipilih untuk mendaftar
dan membayar Premi.
Kontraktor dan Konsultan mendapat Polis Asuransi.
Di copy dan diserahkan kepada Pemberi Tugas
2) Kalau terjadi musibah / kecelakaan :
Berdasarkan Polis ditambah keterangan pekerjaan konstruksi dan pihak berwenang.
Diajukan ke Perusahaan Asuransi dan
Dibayar.
3) Garansi :
Berdasarkan surat undangan, Kontraktor memberikan Jaminan Tender.
Berdasarkan Surat Pemenang dan Kontrak, Kontraktor memberikan Jaminan Uang
Muka.
Berdasarkan Surat Pemenang Kontrak, Kontraktor memberikan Jaminan Pelaksanaan.
Berdasarkan Surat PHO, Kontraktor memberikan Jaminan Pemeliharaan.
Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan Mobilisasi Personel, Peralatan dan Material
a. Definisi
Pada periode mobilisasi ini semua pekerjaan yang berhubungan dengan cakupan pekerjaan
mobilisasi telah selesai semuanya ( 60 hari ), yaitu mobilisasi :
1) Personel Kontraktor
2) Personel Konsultan
3) Alat-alat berat
4) Peralatan laboratorium
b. Tujuan
Mobilisasi personel, alat berat, peralatan laboratorium dan material dimaksudkan untuk
mendukung terlaksananya pelaksanaan pekerjaan konstruksi secara menyeluruh, yaitu
pelaksanaan fisik maupun administrasi, sesuai syarat-syarat kontrak dan spesifikasi.
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-22
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
d. Prosedur
Merupakan kelanjutan mobilisasi awal, yaitu :
1) Kontraktor dan Konsultan Pengawas melengkapi personel secara bertahap sesuai
kebutuhan lapangan
2) Kontraktor melengkapi keperluan pengendalian mutu, misalnya Base Camp, Quarry, Hasil
Testing awal dan hasil pengukuran dan lain-lain
3) Job mix sudah disetujui.
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-23
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan Penyiapan Shop Drawing
a. Definisi
Shop Drawing adalah Gambar Kerja yang dibuat oleh Kontraktor dan merupakan rencana
pelaksanaan konstruksi, pembuatannya merujuk kepada Gambar Rencana yang diterima oleh
kontraktor pada waktu kontraktor mengikuti proses pengadaan jasa konstruksi.
b. Tujuan
Untuk memudahkan dan menjadi pedoman pelaksanaan di lapangan serta pemeriksaan yang
merupakan rencana keseluruhan dari pembangunan suatu proyek.
d. Prosedur
1) Setiap pekerjaan belum dapat dilaksanakan oleh Kontraktor apabila Shop Drawing belum
mendapat persetujuan Pemberi Tugas.
2) Prosedur penyiapan shop drawing
Kontraktor membuat Shop Drawing dengan rujukan Gambar Rencana.
Konsultan Pengawas mengevaluasi Shop Drawing untuk diterima, atau revisi ulang
dan untuk kembali lagi.
Konsultan Pengawas merekomendasikan kepada Pemberi Tugas untuk persetujuan
Shop Drawing tersebut.
Setelah persetujuan Pemberi Tugas, Kontraktor dapat melaksanakan pekerjaan fisik
seusai Shop Drawing.
Sekiranya dalam pelaksanaan pekerjaan ada penyimpangan atau pekerjaan yang tidak
dapat dilaksanakan sesuai Shop Drawing dikarenakan kondisi lapangan, maka atas
persetujuan Pemberi Tugas (setelah ada rekomedasi dari Konsultan Pengawas)
Kontraktor dapat melaksanakan pekerjaan berbeda dengan gambar rencana dengan
diberi tanda misalnya berupa “Gambar Awan“ sebagai catatan untuk pembuatan As
Built Drawing nanti.
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-24
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan Show Cause Meeting
a. Definisi
1) Show Cause Meeting (SCM) adalah pertemuan antara kontraktor selaku penyedia jasa
dengan Pemberi Tugas selaku pengguna jasa dan konsultan (selaku penyedia jasa yang
membantu Pemberi Tugas di dalam melakukan pengawasan teknis atas pekerjaan
kontraktor), dimana kontraktor diminta membuktikan prospek kemampuannya untuk
menyelesaikan pekerjaan konstruksi sesuai dengan dokumen kontrak, dilihat dari segi
manajemen, peralatan dan keuangan.
2) Show Cause Meeting sering disebut dengan Rapat Pembuktian.
3) Tim SCM dibentuk oleh Pemberi Tugas, terdiri dari Ketua Tim, Sekretaris Tim dan
Anggota-anggota Tim yang berasal dari Pemberi Tugas dan konsultan pengawas,
mencakup unsur-unsur perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan audit keuangan.
4) Ruang Lingkup tugas Tim SCM
a. Menetapkan items, jadual dan volume yang harus dikerjakan oleh kontraktor dalam Uji
Coba Kemampuan, guna menilai layak atau tidaknya kontraktor melanjutkan
pekerjaan.
b. Mengevaluasi hasil test case yang dilakukan oleh kontraktor untuk dinilai kemungkinan
/kesanggupannya apakah kontraktor tersebut masih dapat diberi kesempatan guna
mengatasi keterlambatan dan atau permasalahan pelaksanaan kontrak.
5) Tim SCM mengusulkan kepada Konsultan Pengawas atau Kepala Satuan Kerja atau
Direksi Pekerjaan tentang tindak lanjut atas hasil evaluasi dari pelaksanaan Uji Coba
kemampuan oleh kontraktor, tergantung pada besarnya keterlambatan yang menyebabkan
kontraktor tersebut harus mengikuti SCM.
b. Tujuan
1) SCM ini dilakukan dengan tujuan untuk melakukan pengendalian pekerjaan konstruksi
sehubungan dengan keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh
kontraktor.
2) Yang ditugasi untuk melakukan pengendalian konstruksi adalah Tim SCM.
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-25
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
b. Apabila hasil uji coba kemampuan menunjukkan tendensi yang tidak sesuai
kesepakatan, maka Pejabat Pembuat Komitmen mengeluarkan surat peringatan
dengan tembusan dikirimkan kepada Direksi Pekerjaan.
c. Pada akhir Uji Coba Kemampuan dilakukan evaluasi terhadap semua pencapaian
selama Uji Coba Kemampuan, dan bila diperlukan dapat dilakukan Uji Coba
Kemampuan lagi.
2) Kriteria penilaian terhadap pelaksanaan pekerjaan diambil dari batasan Kontrak Kritis
menurut Kepmen Kimpraswil 257/KPTS/M/2004 sebagai berikut:
d. Prosedur
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-26
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan Penyiapan Laporan Ketidaksesuaian
a. Definisi
Laporan ketidak sesuaian adalah laporan atau catatan yang dibuat oleh Konsultan Pengawas
dan staff Pemberi Tugas lapangan kepada Pemberi Tugas mengenai ketidak sesuaian suatu
item pekerjaan di lapangan baik mengenai:
1) Mutu / kwalitas
2) Volume / kwantitas, maupun
3) Penampilan / tampilan
b. Tujuan
1) Memberikan informasi kepada Pemberi Tugas bahwa salah satu item / pekerjaan
Kontraktor ada yang tidak memenuhi syarat-syarat atau spesifikasi.
2) Catatan untuk Kontraktor supaya memperbaiki.
3) Supaya Kontraktor tidak mengulangi kesalahannya lagi.
4) Sebagai dasar penilaian Pemberi Tugas terhadap Kontraktor mengenai “Performance”
Kontraktor secara keseluruhan.
d. Prosedur
Prosedur yang dilakukan untuk membuat laporan ketidaksesuaian adalah sebagai berikut:
1) Sebelum verifikasi pekerjaan disetujui, Konsultan Pengawas dan staff Pemberi Tugas
mengevaluasi hasil pekerjaan Kontraktor.
2) Setiap ada ketidaksesuaian pekerjaan, dicatat sebagai evaluasi pekerjaan.
3) Evaluasi diserahkan kepada Kontraktor untuk dimintakan persetujuan perbaikan, rencana
perbaikan dan lama perbaikan.
4) Hasil persetujuan diserahkan kepada Pemberi Tugas.
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-27
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan Penyiapan Contract Change Order
a. Definisi
1) Contract Change Order (CCO) adalah Perubahan Volume/ Quantity untuk setiap item
pekerjaan yang memerlukan penyesuaian selama kontrak berlangsung atau perubahan
atas Dokumen Kontrak.
2) Contract Change Order (CCO) menyatakan perubahan bunyi Kontrak tanpa merubah nilai
kontrak secara keseluruhan.
b. Tujuan
1) Untuk memastikan Volume dan jenis pekerjaan yang berubah tanpa merubah nilai Kontrak
secara keseluruhan.
2) Menjamin Kontraktor untuk dapat melaksanakan pekerjaan.
3) Merupakan dasar penagihan Kontraktor.
d. Prosedur
1) Sebagai penanggung jawab penuh pelaksanaan pekerjaan konstruksi, Pemberi Tugas
dapat memprakarsai perubahan atau Contract Change Order (CCO) dengan jalan
mengirim surat tertulis kepada Kontraktor yang berisi :
Uraian detil, perubahan yang diusulkan, dan lokasi pekerjaan di lapangan.
Gambar yang telah direvisi dan spesifikasi mengenai perubahan.
Perkiraan waktu untuk penyelesaian pekerjaan.
2) Permintaan Kontraktor untuk mengadakan permintaan perubahan kepada Pemberi Tugas,
dengan mengirim surat Permohonan Perubahan yang berisi :
Uraian usulan perubahan.
Keterangan alasan perubahan.
Pengaruh terhadap jadwal pelaksanaan, kalau ada.
Penjelasan detil mengenai :
Apakah keseluruhan atau sebagai dari perubahan tersebut dilaksanakan dibawah
Harga Satuan Pembayaran atau,
Perubahan tersebut harus disepakati dan dibuatkan dalam Addendum.
Rekomendasi, Konsultan Pengawas bertanggung jawab mengevaluasi usulan
Kontraktor dan menerbitkan Technical Justifikasi sebagai dasar bahwa perubahan
dapat dilaksanakan.
Pemberi Tugas, membuat Berita Acara Contract Change Order setelah ke tiga unsur
dilapangan menyetujui perubahan kontrak tersebut.
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-28
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan Material On Site
a. Definisi
1) Material on Site adalah, material/ bahan yang akan dipergunakan sebagai bahan
konstruksi yang sudah ada di lapangan dan disetujui/memuaskan Pemberi Tugas untuk
dipakai sebagai bahan konstruksi.
2) Material yang dapat digolongkan sebagai “ Material on Site” adalah:
Semen (penyimpanan dan penanganan).
Besi tulangan.
Baja-baja bangunan.
Aspal
Aggregat.
b. Tujuan
Material On Site disediakan untuk:
1). Mempercepat pekerjaan Kontraktor
2). Mempermudah monitoring kendali mutu
3). Persiapan stok material bahan mentah Kontraktor jangka panjang.
d. Prosedur
1). Kontraktor menyerahkan bukti pengiriman barang yang mencantumkan type/ jenis barang
tersebut, misalnya tipe semen, karakteristik besi tulangan, material aagregat dari quarry
yang telah disetujui dan tipe aspal kepada konsultan pengawas.
2). Konsultan Pengawas mengecek kebenaran material tersebut, sesuai atau tidak dengan
spesifikasi yang sudah ditentukan.
3). Konsultan Pengawas merekomendasikan untuk menerima atau menolak material tersebut
kepada Pemberi Tugas sebagai material on site.
4). Pemberi Tugas menyetujui material tersebut sebagai “Material on Site”.
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-29
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan Pengujian Bahan Olahan dan Bahan Jadi
a. Definisi
Pengujian bahan olahan dan bahan jadi mencakup:
1). Untuk bahan olahan, meliputi bahan campuran dari beberapa bahan hasil alam/quarry
yang telah ditest dan disetujui dengan bahan hasil produksi pabrik untuk dipergunakan
sebagai bahan bangunan kontruksi jembatan, gedung atau jalan.
2). Untuk bahan jadi, meliputi bahan hasil produksi dari bahan olahan tersebut setelah jadi di
lapangan
3). Kegagalan pada konstruksi pekerjaan beton atau aspal, umumnya disebabkan oleh
kesalahan yang dilakukan manusia (human error), yaitu:
Ketidaktahuan
Kelalaian
Kurang perhatian
Miskomunikasi
Ketidakjelasan tanggung-jawab.
yang dapat terjadi pada setiap tahap proses pembangunan (mulai dari tahap perencanaan
sampai dengan tahap penggunaan) konstruksi tersebut.
Bahan olahan untuk konstruksi dapat berupa:
Bahan olahan beton
Bahan olahan beton merupakan campuran bahan asal akan dengan bahan hasil
produksi pabrik yang telah melalui prosedur pengujian terlebih dahulu.
Bahan asal alam yang dimaksud, adalah :
Pasir
Batu kali dan
Air
Bahan hasil produksi pabrik :
Semen
Bahan Olahan Perkerasan Aspal
Bahan olahan aspal merupakan campuran bahan asal alam dengan bahan hasil
produksi pabrik yang telah melalui prosedur pengujian terlebih dahulu.
Bahan asal alam :
Batu pecah / batu kali
Bahan hasil produksi pabrik :
Aspal
Agregat
Bahan Jadi
Bahan jadi yang dimaksud adalah hasil pekerjaan fisik Kontraktor di lapangan, berupa :
Beton.
Dapat ditemui di lapangan sebagai konstruksi jembatan, gedung dan jalan (rigid
pavement).
Hot Mix.
Dapat ditemui di lapangan sebagai konstruksi jalan (flexible pavement)
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-30
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
b. Tujuan
1) Untuk mengetetahui kesesuaian bahan/material yang digunakan dengan persyaratan-
persyaratan teknis yang diatur di dalam spesifikasi
2) Untuk memastikan bahwa hanya bahan/material yang memenuhi persyaratan teknis saja
yang digunakan sedangkan yang tidak memenuhi persyaratan teknis harus ditolak.
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-31
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
d. Prosedur
1) 24 jam sebelum melaksanakan testing bahan olahan dan bahan jadi, Kontraktor
mengajukan request permohonan pengetesan.
2) Konsultan Pengawas dan staff pemberi tugas mengecek kesiapan Kontraktor mengenai :
Peralatan untuk pengujian/test di laboratorium dan lapangan
Material :
Jumlah material.
Jenis material, apa sesuai dengan quarry yang telah ditentukan.
Perubahan material job mox formula diganti.
3) Konsultan merekomendasikan atau menolak peralatan untuk pengujian di laboratorium dan
di lapangan yang diajukan oleh kontraktor.
4) Pemberi Tugas menyetujui pengetesan setelah Konsultan Pengawas memberikan
rekomendasi.
5) Request testing bahan olahan dan bahan jadi ditutup dengan verifikasi.
Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan Penyiapan Monthly Certificate
a. Definisi
Monthly Certificate (M.C) adalah sertifikat pembayaran bulanan yang diajukan oleh Kontraktor
dan dicek secara rinci oleh Konsultan Pengawas kemudian diserahkan kepada Pemberi Tugas
untuk disetujui dan dibayar.
b. Tujuan
Tujuan penyiapan MC adalah:
1). Kontraktor dapat dibayar sesuai kemajuan pekerjaan yang telah diverifikasi.
2). Pemberi Tugas dapat memonitor hasil pekerjaan fisik atau cash flow setiap bulannya.
3). Merupakan tambahan modal kontraktor untuk melanjutkan pekerjaan.
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-32
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
d. Prosedur
Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan Pekerjaan Tanah
a. Cakupan
Pekerjaan tanah dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu:
Pekerjaan tanah galian (cut)
Pekerjaan tanah timbunan (fill)
Penyiapan badan jalan (subgrade preparation).
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-33
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Keberhasilan pekerjaan selanjutnya sangatlah bergantung dari pekerjaan tanah yang nantinya
menjadi bagian fondasi jalan (sub grade), setelah tanah dipotong / galian atau tanah asli
maupun dari timbunan.
1) Pekerjaan tanah galian, meliputi pekerjaan:
Pemotongan/ penggalian tanah
Pengangkutan hasil galian/ potongan
Pembersihan tanah
Pemadatan tanah
Pengujian laboratorium dan lapangan.
Pengetesan yang dilakukan pada pekerjaan ini:
Kepadatan lapangan dengan sand cone
AASHTO T-191- 61o
ASTM D-1556 - 64o
Kepadatan standar ( AASHTO T-99 - 79o)
Kepadatan berat (Modified), (AASHTO T-180 - 74o).
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-34
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Atterberg Limit
AASTHO-89- 74o
ASTM D-423- 74o
Pemeriksaan kepadatan lapangan (sand cone)
AASTHO T-191-61o
ASTM D-1556 - 64o
Kadar air ASTM D-2216 - 71
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-35
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
d. Prosedur
Prosedur pekerjaan tanah, adalah ;
1) 24 jam sebelum memulai pekerjaan tanah kontraktor mengajukan request permohonan
pekerjaan tanah.
2) Konsultan Pengawas dan staff Pemberi Tugas lapangan mengecek kesiapan Kontraktor
mengenai :
Persiapan peralatan, seperti:
Grader
Alat pemadat
Dan alat bantu lain.
Hasil test lapisan terdahulu, untuk tanah timbunan
Batok elevasi/ketinggian sudah diukur ulang.
3) Hasil evaluasi di rekomendasikan atau dikembalikan untuk disempurnakan.
4) Pemberi Tugas menyetujui request setelah mendapat rekomendasi Konsultan Pengawas.
5) Request pekerjaan tanah ditutup oleh verifikasi pekerjaan tanah.
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-36
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-37
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Petunjuk.
Dibawah “keterangan” diberi penjelasan mengenai kondisi yang tidak biasa dan
kesulitan yang dihadapi, yang mempengaruhi pekerjaan dan perlindungan tanah,
petunjuk khusus kepada Kontraktor dan tindakan yang perlu diambil.
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-38
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-39
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan Pekerjaan Tanah
a. Definisi
Pondasi bawah dan pondasi atas adalah suatu konstruksi di bawah lapis permukaan jalan,
yang merupakan pendukung dan penyebar beban baik tetap maupun sementara. Pekerjaan
pondasi hampir ditemui disemua pekerjaan Teknik Sipil.
b. Tujuan
Keberhasilan pelaksanaan pembangunan suatu pekerjaan konstruksi dalam rangka mencapai
umur rencana yang ditentukan, sangat erat kaitannya dengan keberhasilan pelaksanaan
pekerjaan pondasi.
Oleh karena itu, semua langkah pencegahan, pengarahan dan perbaikan harus diambil apabila
ada kekeliruan pada saat pelaksanaan Pekerjaan Pondasi supaya tidak timbul kesalahan
dalam rangka mencapai umur rencana suatu pekerjaan konstruksi. Karena sekali pekerjaan
konstruksi pembangunan di operasikan untuk umum, perbaikan atau perkuatan pondasi
tersebut sulit dilaksanakan dan memerlukan biaya yang tidak sedikit.
d. Prosedur
1) 24 Jam sebelum memulai pekerjaan Kontraktor mengajukan request/permohonan
Pekerjaan Pondasi, yang dilengkapi dengan sketsa : gambar, lokasi, bahan, tenaga,
peralatan dan lain-lain sebagai penunjang request.
2) Konsultan Pengawas beserta staff Pemberi Tugas lapangan mengecek kesiapan
Kontraktor di lapangan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan pondasi.
3) Hasil Evaluasi lapangan secepatnya di rekomendasikan atau ditolak untuk dilengkapi
kembali.
4) Pemberi Tugas menyetujui pelaksanaan setelah mendapat rekomendasi dari Konsultan
Pengawas.
5) Request / permohonan ditutup dengan Verifikasi pekerjaan pondasi.
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-40
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Tanggal / / Tanggal : / /
:
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-41
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Petunjuk.
Dibawah “Keterangan” diberi penjelasn mengenai kondisi yang tidak biasa dan
kesulitan yang dihadapi, yang mempengaruhi pekerjaan fundasi dan pemeliharaan
fundasi, petunjuk khusus kepada Kontraktor dan tindakan yang perlu diambil.
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-42
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-43
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan Pekerjaan Pavement
a. Definisi
Lapis pavement (permukaan perkerasan jalan) berfungsi :
1) Memikul dan membagi beban lalu lintas ke lapisan di bawahnya.
2) Mencegah masuknya air ke dalam lapis pondasi.
3) Membentuk lapisan tahan gelincir ( Skid Resistance )
b. Tujuan
Tujuan dari pekerjaan lapis permukaan jalan adalah :
1) Membentuk lapisan aus yang kedap air, sehingga air hanya mengalir/lewat diatas
permukaan jalan tersebut.
2) Memberikan kenyamanan dan keamanan bagi kendaraan pengguna jalan tersebut.
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-44
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Aggregat kasar, pengujian : gradasi, abrasi, kelekatan aspal, kebersihan dan lain-
lain.
Aggregat halus, pengujian : gradasi, kebersihan dan lain-lain.
Filler, pengujian : kebersihan, gradasi.
Aspal, pengujian : penetrasi, flexibel.
Peralatan : AMP, truck, finisher, dan alat Bantu siap dipakai.
Percobaan penghamparan/Trial mix, sudah mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas sesuai spesifikasi.
Kalau ada perubahan bahan, dibuat job mix baru dan diadakan percobaan
penghamparan kembali.
Kendali mutu supaya memenuhi spesifikasi sesuai pengujian di laboratorium.
Bahan :
Hot bin, pengecekan gradasi.
Kombinasi material panas, pengecekan gradasi.
Setelah keluar dari AMP pengecekan untuk: ektraksi (gradasi, kandungan
aspal), marshall test.
Hasil olahan/campuran, di cek sesuai spesifikasi dan persyaratan yang berlaku.
Pengaturan dan pengawasan lalu lintas.
d. Prosedur
Sebelum melaksanakan pekerjaan pavement Kontraktor harus melalui prosedur sebagai
berikut :
1) 24 jam sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor mengajukan request
2) Konsultan Pengawas dan staff Pemberi Tugas lapangan mengecek :
Kesesuaian lokasi rencana pekerjaan dengan lapangan
Persiapan lokasi pekerjaan ; memenyangkut kebersihan, batas ketinggian perkerasan
dan lain-lain.
3) Hasil evaluasi secepatnya di rekomendasikan atau ditolak untuk dilengkapi.
4) Kesiapan kontraktor, peralatan, bahan dan tenaga.
Pemberi Tugas menyetujui pelaksanaan setelah mendapat rekomendasi Konsultan
Pengawas.
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-45
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-46
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Tanggal : Lokasi :
Pekerjaan Pavement dimulai : jam Selesai : jam
Petunjuk.
Dibawah “Keterangan” diberi penjelasan mengenai kondisi yang tidak biasa dan kesulitan
yang dihadapi, yang mempengaruhi pekerjaan pavement, petunjuk khusus kepada
Kontraktor dan tindakan yang perlu diambil.
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-47
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-48
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan Pekerjaan Beton
a. Cakupan
Pekerjaan Beton adalah pekerjaan yang meliputi:
1) Seluruh pembuatan struktur beton termasuk tulangan dan struktur komposit.
2) Penyiapan tempat kerja dimana pekerjaan beton akan ditempatkan (perancah/scaffolding,
bekisting), termasuk galian pondasi, penyiapan dan pemeliharaan pondasi pengadaan
penutup beton, pemompaan untuk galian pondasi dan pengukuran kembali disekitar
struktur dengan tanah yang dipadatkan, apabila ada.
3) Pengenalan bahan antara lain :
Umum (untuk semua bahan)
Berkaitan dengan kwantitas (terpakai dan tersedia), dapat diterima, keseragaman
kondisi penyimpanan/ cara penyimpanan, cara penanganan, buangan dan jadwal
pengujian.
Semen : Pengambilan contoh untuk pengujian Laboratorium (kalau ada), perlindungan/
pemeliharaan dari kelembaban.
Aggregat : Pengujian yang dilakukan, gradasi, bahan organik, bahan yang merusak,
ketahanan/ kekuatan, dan pengujian lain.
Baja tulangan : ukuran, pengujian lentur/ tarik (kalau ada), kondisi permukaan.
b. Tujuan
Mencapai mutu beton yang sama disemua tempat dengan cara:
1) Menyamakan bahan-bahan yang dipakai
2) Sistem dan Prosedur dibuat sama
3) Menyamakan campuran dengan menggunakan Job Mix Formula yang sama pula.
2) Persiapan Pengecoran :
Pengecekan kelurusan dan kerataan permukaan
Penggalian (Pondasi atau Drainase) : Lokasi, Ukuran, bentuk dan persiapan
permukaan
Bekisting : Lokasi, Alinemen, Stabilitas (landasan, sekur, pengikat dan pengatur jarak),
pembersihan
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-49
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
4) Pemeliharaan Beton :
Perlindungan terhadap kerusakan, yaitu : benturan, beban berlebihan, cacat
permukaan.
Pengambilan/ pelepasan bekisting atau scaffolding setelah beton cukup umur (28 hari)
dan kuat karekteristik beton tercapai.
Perawatan beton, sampai umur beton 28 hari permukaan beton harus lembab.
5) Pengujian Beton :
Pengujian Kekuatan Tekan Beton (ASTM C 39 - 72( ; ASTM C 192 - 69( ; ASTM C
617 - 71(.)
Pengujian Beton setelah jadi : Pengeboran (Core Drill)
Pemukulan Palu (Impact Hammer)
Dan lain-lain.
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-50
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
d. Prosedur
Sama seperti semua pekerjaan yang lain Pekerjaan Beton juga mengikuti prosedur yang
sudah ditentukan, yaitu ;
1) Kontraktor mengajukan request pekerjaan beton 24 jam sebelum pekerjaan dimulai.
2) Selama waktu tersebut Konsultan Pengawas mengevaluasi semua kesiapan administrasi
dan teknis.
3) Konsultan Pengawas merekomendasikan kepada Pemberi Tugas untuk memastikan
apakah pelaksanaan pekerjaan dapat dimulai atau b pekerjaan belum bisa dilaksanakan.
4) Setelah pekerjaan selesai request pekerjaan ditutup dengan verifikasi pekerjaan beton.
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-51
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Lokasi Pengecoran :
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-52
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
1. Persiapan
2. Baja tulangan
3. Acuan / Bekisting
4. Perancah / Scafolding
5. Peralatan
6. Bahan
7. Pratekan
8. Pemeliharaan
9. Klas beton K :
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-53
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Petunjuk.
Dibawah “Keterangan” diberi penjelasan mengenai kondisi yang tidak biasa dan
kesulitan yang dihadapi, yang mempengaruhi pengecoran dan perlindungan beton,
petunjuk khusus kepada Kontraktor dan tindakan yang perlu diambil.
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-54
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-55
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan Pekerjaan Pembuatan Pilar dan Abutment
a. Definisi
Pilar dan abutment adalah bangunan bawah jembatan yang berfungsi meneruskan beban tetap
dan beban sementara yang bekerja pada jembatan ke pondasi jembatan.
b. Tujuan
Tujuan pembuatan pilar dan abutment adalah selain sebagai konstruksi penerus beban tetap
dan sementara juga berfungsi sebagai :
1) Tempat perletakan landasan jembatan, misalnya sendi, roll dan geser.
2) Sebagai tumpuan konstruksi bangunan atas jembatan, misalnya rangka, composite, precast
dan beton konvensional.
d. Prosedur
Prosedur pelaksanaan pekerjaan pilar dan abutment, adalah sebagai berikut:
1) 24 jam sebelum memulai pekerjaan Kontraktor mengajukan request permohonan pekerjaan
pilar dan abutment, yang dilengkapi dengan sketsa gambar, lokasi, bahan, tenaga,
peralatan dan lain-lain sebagai penunjang request.
2) Konsultan Pengawas berserta staff Pemberi Tugas lapangan mengecek kesiapan
Kontraktor dilapangan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan pilar dan abutment terutama
pengecekan ulang :
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-56
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-57
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-58
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Tanggal : Lokasi :
Pek. Pilar & Abutment mulai : Selesai :
Inspector________________
Petunjuk. Dibawah “Keterangan” diberi penjelasan mengenai kondisi yang tidak biasa dan
kesulitan yang dihadapi, yang mempengaruhi pekerjaan pilar & abutment,
petunjuk khusus kepada Kontraktor dan tindakan yang perlu diambil.
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-59
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
2. Kesiapan lapangan :
Peralatan (siap pakai) Ada Tidak ada
Bahan (data test) Ada Tidak ada
Tenaga (trampil) Ada Tidak ada
3. Data pengukuran putaran kedua dan ketiga Ada Tidak ada
4. Data perletakan landasan Ada Tidak ada
5. Quality control pekerjaan beton Ada Tidak ada
6. Dokumentasi file data Ada Tidak ada
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-60
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada kegiatan
Pekerjaan Erection
a. Definisi
Pekerjaan Erection adalah pekerjaan pemasangan bagian konstruksi bangunan atas jembatan
yang dikerjakan di tempat lain misalnya balok girder atau rangka pada pekerjaan sipil.
b. Tujuan
1) Meletakkan balok girder atau rangka baja pada tumpuan yang telah ditentukan.
2) Memudahkan pekerjaan lain pada tahap selanjutnya.
d. Prosedur
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-61
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Kesiapan material
Kesiapan keamanan / lalu lintas
Kesiapan pemeriksaan jarak bentang dan dimensi balok yang akan dipasang
Kesiapan personel Team Erection (tenaga kerja dan lain-lain)
3) Hasil Evaluasi, direkomendasikan untuk persetujuan Pemberi Tugas atau dikembalikan
untuk dilengkapi.
4) Pemberi Tugas menyetujui pekerjaan Erection setelah mendapat rekomendasi dari
Konsultan Pengawas.
5) Request pekerjaan erection ditutup Varifikasi pekerjaan Erection.
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-62
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-63
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Tanggal : Lokasi :
Pekerjaan Erection mulai : Selesai :
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-64
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
1. Kesiapan lapangan :
Gambar / sketsa lokasi Ada Tidak ada
Pengaturan lalu lintas Ada Tidak ada
Keamanan pelaksanaan Ada Tidak ada
2. Kesiapan peralatan :
Crane Ada Tidak ada
Sevice crane Ada Tidak ada
Trailer Ada Tidak ada
Fork lift Ada Tidak ada
Mesin diesel Ada Tidak ada
Mesin las Ada Tidak ada
Plat besi, selling, tenda Ada Tidak ada
3. Kesiapan material :
Balok grider Ada Tidak ada
4. Data pengukuran jarak / span Ada Tidak ada
5. Metoda pelaksanaan Ada Tidak ada
6. Team eriction / trampil Ada Tidak ada
7. Dokumentasi data sesuai sistem filling Ada Tidak ada
Diperiksa/Disetujui Diperiksa/Disetujui Diajukan Oleh
Pemberi Tugas Konsultan Kontraktor
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-65
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan Penyiapan As Built Drawing
a. Definisi
1) As Built Drawing adalah Gambar Pelaksanaan yang terjadi dilapangan yang
menggambarkan seluruh pekerjaan di lapangan sesuai dengan volume pekerjaan yang
dibayar setiap bulan sesuai dengan penagihan Kontraktor dalam Monthly Certificate
(M.C.).
2) Gambar ini memuat juga perubahan-perubahan yang diakibatkan oleh Contract Change
Order (CCO) dan modifikasi lapangan karena adanya hal-hal yang tidak terdapat pada
Gambar Rencana, misalnya : kabel PLN, kabel Telkom dan utilitas lainnya.
b. Tujuan
1) Untuk menggambarkan keadaan sesungguhnya yang ada dilapangan.
2) Kondisi ini diperlukan untuk hal-hal yang terjadi dikemudian hari, misalya ; untuk keperluan
Pemindahan Kabel Tegangan Tinggi PLN, mencari saluran Utilitas, dan lain-lain.
d. Prosedur
1) Setiap pekerjaan yang terlaksana di lapangan sudah direkomendasikan oleh Konsultan
Pengawas bahwa pekerjaan tersebut dapat diterima dan Pemberi Tugas menyetujui, maka
Kontraktor berkewajiban membuat As Built Drawing Pekerjaan tersebut.
2) Pembuatan As Built Drawing memuat perubahan sesuai Kondisi lapangan.
3) Konsultan Pengawas berkewajiban mengevaluasi As Built Drawing.
4) Atas rekomendasi Konsultan Pengawas, Pemberi Tugas menyetujui As Built Drawing
tersebut.
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-66
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-67
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-68
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan Penghitungan Eskalasi
a. Definisi
Eskalasi – De Eskalasi adalah penyesuaian fluktuasi harga untuk pay-item / komponen
pekerjaan mayor dalam suatu proyek pada schedule pelaksanaan yang masih berlangsung.
b. Tujuan
Eskalasi bertujuan untuk:
1) Membantu Kontraktor supaya dapat menyelesaikan pekerjaan pada masa krisis ekonomi (
hanya bahan bangunan, bahan bakar dan upah buruh jauh berbeda pada saat penawaran
pekerjaan ).
2) Supaya maksud dan tujuan dari pembangunan proyek dapat terselesaikan sesuai rencana.
3) Membantu Kontraktor supaya tidak mengalami kerugian yang besar.
d. Prosedur
Prosedur yang dilakukan dalam pembuatan eskalasi, adalah :
1) Kontraktor mengajukan klaim untuk penyesuaian fluktuasi harga kepada Konsultan
Pengawas
Sebelum tanggal akhir bulan dan
Dokumen pendukung :
Zero Indeks dan Indeks pada actual progres yang sudah disetujui Pemberi Tugas.
Sertifikat dibuat setelah indikator terbit.
Kontraktor menyiapkan dan menghimpun data-data yang berhubungan dengan
eskalasi.
2) Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah Kontraktor mengajukan claim eskalasi, Konsultan
Pengawas harus memberi jawaban merekomendasikan atau menolak, klaim tersebut,
yaitu :
Jika klaim kurang benar, memberitahukan secara tertulis dengan detail dan alasan-
alasan atau dikembalikan pada Kontraktor untuk perbaikan
3) Pemberi Tugas menyetujui klaim untuk penyesuaian fluktuasi harga setelah
direkomendasikan oleh Konsultan Pengawas.
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-69
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Formulir Eskalasi
Catatan : l, m, f, e, dan t : komponen cost factor masing-masing untuk labour (l), material (m),
fuel (f), equipment (e) dan transportation (t), nilainya ditetapkan oleh Employer untuk masing-
masing item pekerjaan, dicantumkan di dalam Syarat-syarat Kontrak..
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-70
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Rumus Eskalasi
E = Q x Upo x (K-1)
K = O + l x (Ln/Lo) + m x (Mn/Mo) + f x (Fn/Fo) + e x (En/Eo) + t x (Tn/To) + …
dimana,
O = Koefisien atau faktor yang tidak disesuaikan (merupakan fixed factor untuk biaya
kantor; misalnya : O = 10%, 15% atau 20% tergantung pertimbangan yang diambil
pada waktu menyusun dokumen lelang).
Lo, Mo, Fo, Eo, To: angka index dasar (zero index) untuk Labour, Material, Fuel,
Equipment dan Transport yang berlaku pada 30 hari sebelum pembukaan penawaran
(bid opening), diambil dari data resmi yang diterbitkan oleh Biro Pusat Statistik (bisa
Pusat bisa Daerah, tergantung data mana yang dapat diperoleh)
Ln, Mn, Fn, En, Tn: angka index harga untuk Labour, Material, Fuel, Equipment dan
Transport yang berlaku pada suatu bulan selama construction period, data pendukung
diterbitkan oleh Biro Pusat Statistik (Pusat atau Daerah) pada bulan yang
bersangkutan. Jika data yang tersedia di Biro Pusat Statistik tidak lengkap perlu
dibuat interpolasi dengan memperhitungkan trend perkembangan angka index yang
bersangkutan
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-71
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-72
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan Provisional Hand Over
a. Definisi
1) Yang dimaksud dengan Provisional Hand Over (PHO) adalah serah terima awal dari
seluruh pekerjaan fisik yang dilaksanakan oleh Kontraktor dengan baik dan benar.
2) Pada umumnya dipersyaratkan bahwa PHO dapat diusulkan oleh kontraktor jika pekerjaan
major sudah mencapai prestasi 100%.
b. Tujuan
Memastikan bahwa seluruh pekerjaan yang telah dikerjakan oleh Kontraktor, secara prinsip
telah dapat diterima, hal ini penting untuk dapat secara resmi dilakukan pembukaan/peresmian
pemakaian jalan tersebut, namun secara total Kontraktor masih harus menyelesaikan sisa
pekerjaan yang masih belum terselesaikan dan harus terus memeliharanya sampai batas FHO
dinyatakan selesai.
c. Hal-hal yang perlu diperhatikan
1) Rekomendasi Konsultan Pengawas bahwa Kontraktor telah menyelesaikan pekerjaan
major item 100 % dan minimal telah menyelesaikan 97 % dari seluruh nilai kontraknya.
2) Perkiraan tanggal selesai seluruh pekerjaan sesuai dengan bunyi kontraknya.
3) Pembentukan Panitia Penilai PHO yang anggautanya ditunjuk oleh Pemilik.
4) Jaminan Bank (Bank Guarantee) dari pihak Kontraktor.
5) Seluruh data yang ada (misalnya, seluruh hasil testing, surat-menyurat/ administrasi,
formulir-formulir, data diskette, photo pelaksanaan pekerjaan, dll.) sudah harus
terdokumentasikan dengan baik.
6) Yang perlu diperhatikan adalah unsur-unsur :
● Kelengkapan admnistrasi,
● Kondisi fisik pekerjaan yang baik dan benar sesuai spesifikasi teknik,
● Kesesuaian dengan perencanaan.
d. Prosedur
1) Paling sedikit pekerjaan telah mencapai 100 % pekerjaan major item dan 97 % dari seluruh
nilai kontrak dan modifikasinya, Kontraktor mengajukan tertulis (request PHO) kepada
Konsultan Pengawas untuk PHO dan menyampaikan nama wakil Kontraktor yang akan
berhadapan dengan Panitia Penilai PHO.
2) Konsultan Pengawas meneliti dan mengajukan permohonan tersebut kepada Pemberi
Tugas dalam tempo paling lama 10 hari sejak hari permohonan Kontraktor. Selama 10 hari
tersebut digunakan waktu sebaik-baiknya oleh Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas &
staff-nya untuk meneliti dan memeriksa semua hasil pekerjaan yang dilaksanakan oleh
pihak Kontraktor.
3) Konsultan membuat rekomendasi kepada Pemberi Tugas tentang :
● Bahwa Kontraktor telah menyelesaikan 100 pekerjaan major item dan minimal telah
menyelesaikan 97 % dari seluruh nilai kontraknya.
● Perkiraan tanggal, bulan dan tahun selesainya seluruh pekerjaan.
● Mengajukan permohonan kepada Pemberi Tugas agar segera melakukan
pembentukan Panitia Penilai PHO.
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-73
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
4) Pemberi Tugas memproses pembentukan Panitia Penilai PHO, terdiri dari unsur-unsur
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di lingkungan Pemilik.
5) Panitia Penilai akan bertugas ke lapangan, sementara itu Konsultan Pengawas dan
Pemberi Tugas harus membuat program untuk menyajikan pengujian-pengujian sebagai
data Provisional Hand Over.
6) Semua material dan fasilitas menjadi tanggung jawab Kontraktor dan harus disediakan
Kontraktor pada saat kunjungan Panitia Penilai di lapangan, pengujian-pengujian yang
diperlukan harus diadakan dan dilaporkan Kontraktor, disaksikan Konsultan Pengawas
sebelum Panitia Penilai mengunjungi lapangan.
7) Panitia Penilai PHO membuat daftar kerusakan dan kekurangan dari pekerjaan dan hasil
pengujian yang relevan harus dilampirkan pada proses verbal PHO. Untuk perbaikan
penyimpangan-penyimpangan dan kerusakan-kerusakan, Panitia Penilai hanya memberi
ijin satu periode penundaan tidak lebih dari 30 hari sejak terakhir penyelesaian
pelaksanaan pekerjaan (atau perpanjangannya).
8) Jika setelah periode penundaan Kontraktor telah memperbaiki semua penyimpangan-
penyimpangan dan kerusakan-kerusakan sesuai dengan daftar dengan baik dan benar
serta diterima oleh Panitia yang dilampirkan dalam proses verbal PHO, maka dibuat Berita
Acara PHO.
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-74
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Kepada Yth,
…………………………………………
…………………………………………
…………………………………………
di
………………………………..
Dengan hormat,
Bersama ini kami laporkan bahwa pekerjaan tersebut telah mencapai ………. % pada tanggal ………………
sesuai klausul ………………………… yang tercantum dalam ………………………….. maka pekerjaan ini
kami serahkan untuk pertama dan kami mohon agar diadakan pemeriksaan oleh Team
…………………………………………………………………………….
Demikian surat ini kami sampaikan, atas perhatian Bapak, kami ucapkan terima kasih.
Nama Jelas
Direktur
Tembusan kepada Yth. :
1. ……………………………………………………………………………………..
2. ……………………………………………………………………………………..
3. ……………………………………………………………………………………..
4. ……………………………………………………………………………………..
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-75
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Kepada Yth,
…………………………………………
…………………………………………
di
………………………………..
Dengan hormat,
Bersama ini kami rekomendasikan berdasarkan hasil evaluasi lapangan bahwa pekerjaan tersebut telah
mencapai ………. % dan perkiraan ( + ) ………… hari akan selesai seluruhnya.
Sesuai klausul ………………………….. yang tercantum dalam ………………………….. maka pekerjaan
tersebut dapat dilaksanakan serah terima pertama.
Demikian surat ini kami sampaikan, atas perhatian Bapak, kami ucapkan terima kasih.
Nama Jelas
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-76
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-77
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan Pemeliharaan Pekerjaan yang sudah di-PHO-kan
a. Definisi
Masa pemeliharaan adalah masa mulainya pemeliharaan hasil pekerjaan yang dihitung dari
mulai tanggal perkiraan pekerjaan 100 % berdasarkan rekomendasi Konsultan Pengawas
sampai dengan berakhirnya kontrak pekerjaan yang sudah disetujui.
b. Tujuan
Tujuan adanya jaminan masa pemeliharaan adalah:
1) Memberikan waktu kepada kontraktor untuk memperbaiki, menyempurnakan hasil
pekerjaan yang belum dapat diterima atau memuaskan Tim Panitia Penilai Serah Terima
pada waktu Provisional Hand Over, mengenai kualitas atau kuantitas
2) Memberikan waktu kepada kontraktor untuk menyelesaikan pekerjaan minor yang belum
selesai dan lain-lain.
d. Prosedur
1. Setelah berakhir waktu perbaikan atau penyempurnaan, Kontraktor memberitahukan
kepada Pemberi Tugas.
2. Tim Panitia Penilai serah terima yang sudah ditunjuk oleh Pemberi Tugas mengadakan
pemeriksaan ulang.
3. Apabila menurut Tim Panitia Penilai serah terima tidak ada kekurangan atau cacat lagi,
maka Panitia Penilai membuat Berita Acara pemeriksa hasil pekerjaan yang disampaikan
pada Pemberi Tugas.
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-78
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-79
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-80
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
III. PekerjaanBeton
Batching Plant
Truck mixer
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-81
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-82
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-83
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada
kegiatan Final Hand Over
a. Definisi
Yang dimaksud dengan Final Hand Over (FHO) adalah serah terima akhir dari seluruh
pekerjaan fisik yang dilaksanakan oleh Kontraktor dengan baik dan benar, setelah Kontraktor
menyelesaikan seluruh perbaikan yang tertera pada daftar perbaikan yang disusun oleh Panitia
Penilai PHO dan telah melewati masa pemeliharaan sesuai bunyi kontrak.
b. Tujuan
Untuk memastikan bahwa seluruh pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor telah selesai dan
dapat diterima dengan baik. Seluruh pekerjaan telah sesuai dengan spesifikasi teknik dan telah
ditunjang dengan seluruh Back-Up data dan file yang diperlukan untuk keperluan investigasi
bila terjadi suatu hal yang tidak diharapkan dikemudian hari. Hal ini sesuai dengan ISO-9002.
c. Hal-hal yang perlu diperhatikan
1) Rekomendasi Konsultan Pengawas bahwa betul Kontraktor telah menyelesaikan seluruh
pekerjaan major item 100 % dan telah menyelesaikan 100 % dari seluruh nilai kontraknya
serta semua perbaikan yang diminta pada daftar perbaikan pada saat PHO telah
dilaksanakan dengan baik dan benar.
2) Perkiraan tanggal selesai seluruh pekerjaan sesuai dengan bunyi kontraknya.
3) Jaminan Bank (Bank Guarantee) dari pihak Kontraktor.
4) Seluruh data yang ada (misalnya, seluruh hasil testing, surat-menyurat/ administrasi,
formulir-formulir, data diskette, photo pelaksanaan pekerjaan, dll.) sudah harus
terdokumentasikan dengan baik.
5) Yang perlu diperhatikan adalah unsur-unsur :
Kelengkapan admnistrasi,
Kondisi fisik pekerjaan yang baik dan benar sesuai spesifikasi teknik,
Kesesuaian dengan perencanaan.
6) Seluruh perbaikan yang tercantum dalam daftar perbaikan yang harus dilakukan Kontraktor
sudah dilaksanakan dengan baik dan benar sesuai spesifikasi teknik.
d. Prosedur
1) Pemberi Tugas mengundang kembali Panitia Penilai PHO/ FHO untuk melaksanakan
proses FHO.
2) Panitia Penilai memeriksa ulang seluruh data yang terdapat pada daftar apa-apa yang
harus diperbaiki dan apabila dianggap perlu, karena terdapat hal-hal yang meragukan
pihaknya, maka dapat dilakukan investigasi ulang.
3) Panitia Penilai akan memeriksa pekerjaan-pekerjaan dan mendokumentasikan semua
kerusakan kecuali hal-hal karena pemakaian dan retak-retak halus; atas permintaan
Konsultan Pengawas, Kontraktor harus memperbaiki kerusakan-kerusakan tersebut karena
kelalaian dalam melaksanakan pekerjaan menurut dokumen kontrak.
4) Jika telah dilakukan penyelesaian semua perbaikan pekerjaan, Konsultan Pengawas akan
memberikan rekomendasi dan Pemberi Tugas akan memberi keputusan dan
mengeluarkan berita acara FHO; Setelah proses verbal FHO dilaksanakan seperti
diuraikan dan kerusakan-kerusakan diperbaiki seperti dijelaskan maka pada saat yang
sama “Retention Money“ yang masih tertinggal dikembaikan.
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-84
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Nomor : …………………………
Lampiran : …………………………
Perihal : …………………………
Kepada Yth,
…………………………………………
…………………………………………
di
………………………………..
Dengan hormat,
Bersama ini kami laporkan bahwa pekerjaan tersebut telah selesai kami kerjakan seluruhnya (100 %) pada
tanggal …………………….., sesuai kontrak dan spesifikasi yang berlaku.
Dengan demikian, proyek ini kami serahkan untuk diadakan pemeriksaan akhir ( final ) oleh Team …
………………………………………………………………………………………………………………………
Demikian surat ini kami sampaikan, atas perhatian Bapak, kami ucapkan terima kasih.
Nama Jelas
Direktur
Tembusan kepada Yth. :
1. ……………………………………………………………………………………..
2. ……………………………………………………………………………………..
3. ……………………………………………………………………………………..
4. ……………………………………………………………………………………..
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-85
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Nomor : …………………………
Lampiran : …………………………
Perihal : …………………………
Kepada Yth,
…………………………………………
…………………………………………
di
………………………………..
Dengan hormat,
Bersama ini kami Rekomendasikan berdasarkan hasil evaluasi lapangan bahwa pekerjaan tersebut telah
selesai ( 100 % ) seluruhnya sesuai dengan kontrak dan spesifikasi yang berlaku.
Dengan demikian, proyek ini dapat diadakan serah terima akhir ( final ).
Demikian surat ini kami sampaikan, atas perhatian Bapak, kami ucapkan terima kasih.
Nama Jelas
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-86
Modul Manajemen Proyek Bab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
5. Berita Acara final Hand Over dibuat Panitia Penilai FHO Sudah Belum
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 6-87