A
Z X atau ❑
Z XA
Positron 0
+1 e atau +10B
Proton 1
1 p atau 11 H
Deutron 2
1 p atau 21 H
Triton 3
1 p atau 31 H
Neutron 1
0 n
Partikel α (inti 4 4
α atau 2 He
helium) 2
E
E0 =
A
140
120
100
80
60
40
20N = Z
20 40 60 80 100 Z
B. Radioaktivitas
Seperti telah dibahas sebelumnya, inti atom dengan Z > 83
merupakan inti yang tidak stabil. Untuk mencapai kestabilan,
inti secara spontan akan memancarkan partikel-partikel
radioaktif. Peristiwa pemancaran partikel-partikel radioaktif
secara spontan disebut radioaktivitas.
∆ m=m x −( m y +m α )
b. 88Ra → 222
226
86 Rn + X
c. α + 4 Be → 126C + X
9
2. Peluruhan Inti
Pemancaran partikel radioaktif menyebakan jumlah inti
atom suatu unsur berkurang atau mengalami peluruhan.
Laju peluruhan inti sebanding dengan jumlah inti pada
saat itu, secara matematis dapat dituliskan :
dN
=−λN
dt
dN
Keterangan : dt =laju peluruhan
N= jumlah inti pada waktu tertentu
λ=konstanta peluruhan
Tanda negatif pada persamaan di atas menunjukkan bahwa
jumlah inti yang meluruh selalu berkurang setiap saat. Laju
peluruhan disebut juga aktivitas radioaktif, diberi simbol A
dan diambil nilai positifnya, yaitu :
A=λN
N t =N 0 e−λt
ln 2 0,693
λ= =
T T
1 1 1
N0 T N 0T N 0T N 0T …
→ 2 → 4 →8 →
Grafik Peluruhan
N
N0
1
N
2 0
1
N
4 0
1
N
8 0
t
T 2T 3T 4T
3. Detektor Radiasi
Alat yang digunakan untuk mendeteksi (mengetahui)
keberadaan partikel-partikel radioaktif disebut detektor
radiasi atau detektor nuklir. Beberapa detektor radiasi di
antaranya pencacah Geiger-Muller, emulsi film, kamar
kabut, dan detektor sintilasi.
a. Pencacah Geiger-Muller
Alat ini digunakan untuk mendeteksi jumlah partikel α,
β, atau γ yang dipancarkan. Pada praktiknya, pencacah
Geiger-Muller ini hanya baik untuk mendeteksi partikel
β.
b. Emulsi Film
Detektor ini digunakan untuk melihat jejak-jejak
partikel bermuatan.
c. Kamar Kabut
Jejak partikel sinar radioaktif dapat diamati dan
dipotret dengan cara menerangi kamar kabut tersebut
dari samping. Dengan demikian, jejak atau lintasan
partikel dapat ditentukan.
d. Dtektor Sintilasi
Alat ini digunakan untuk mendeteksi partikel-partikel
radioaktif. Detektor ini lebih efisien dibandingkan
dengan detektor Geiger-Muller, terutama untuk sinar γ.
C. Teknologi Nuklir
1. Reaksi Nuklir
Sebagai contoh, 23592U dapat terbentuk menjadi dua unsur
lain, 141
56 Ba dan 36 Kr ketika ia ditembak oleh sebuah neutron.
92
Persamaan reaksiny :
1
n + 235 141 92 1
0 92 U → 56 Ba + 36 Kr + 3 0 n +Q
2. Reaksi Fisi
Reaksi fisi adalah reaksi pembelahan inti berat menjadi
inti-inti yang lebih ringan. Contoh reaksi Fisi sebagai
berikut :
3. Reaksi Fusi
Reaksi fusi adalah reaksi penggabungan inti-inti ringan
menjadi inti yang lebih berat. Reaksi fusi juga dapat
berlangsung secara berantai dan menghasilkan energi yang
sangat dahsyat. Contoh, energi matahari berasal dari
penggabungan inti-inti hidrogen menjadi inti-inti helium.
Persamaan reaksinya :
1) 11 H + 11 H → 21 H + 01e +Q
2) 21 H + 11 H → 32 He+ 00γ + Q
3) 32 He + 32 He → 42He +2 11 H +Q
e. 168O
4. Reaktor Nuklir
Reaktor nuklir adalah tempat terjadinya reaksi fisi
berantai terkendali. Reaktor nuklir dimanfaatkan sebagai
penghasil tenaga atau daya listrik dan penghasil
radioisotop.