Anda di halaman 1dari 2

TUGAS 2 ESP

1. Mengapa bahasa berubah-ubah


Suatu bahasa dikatakan berubah ketika muncul suatu inovasi bahasa yang tersebar luas
dan diterima oleh suatu masyarakat tutur. Inovasi ini bisa berupa peminjaman dari dialek atau
bahasa lain, manipulasi bahasa; contoh paling umum dari manipulasi bahasa adalah
penciptaan kata-kata baru, serta perubahan alami yang terjadi seiring berjalannya waktu.
Peminjaman terjadi ketika penutur suatu bahasa melakukan kontak dengan penutur bahasa
lain. Dalam proses kontak bahasa tersebut, terjadi peminjaman dari bahasa lain terutama
ketika membicarakan hal yang bersifat asing Kata-kata baru diciptakan, biasanya dengan
menyerap dari bahasa lain, karena tidak adanya padanan kata yang tepat untuk
mengekspresikan suatu kata dalam suatu bahasa. Berbeda dengan peminjaman dan
manipulasi bahasa, perubahan alami pada suatu bahasa terjadi karena adanya kesalahan pada
proses pemerolehan bahasa ibu. Kesalahan yang bisa dianggap sebagai inovasi haruslah
berupa kesalahan yang menyebar pada suatu komunitas penutur bahasa, terjadi pada suatu
periode waktu yang cukup lama, dan kesalahan yang terjadi pada proses pemerolehan bahasa
pada seorang anak yang bertahan hingga si Anak dewasa..
Akibat dari adanya kontak bahasa tersebut adalah terjadinya perubahan bahasa. Perubahan
bahasa yang terjadi bisa muncul dalam tataran leksikal dan struktural. Perubahan dalam
tataran struktural hanya terjadi pada kasus penutur bilingual yang secara intensif memakai
dua bahasa dalam kehidupannya. Menurut Ringe & Eska, (dalam Sukmawati, 2013)
mengemukakan bahwa peminjaman struktur linguistik jarang sekali terjadi pada suatu bahasa.
Jikapun terjadi peminjaman struktural, hanya berupa peminjaman salah satu aspek paling
luar, misalnya suatu bentuk khusus dari penanda kata kerja bentuk jamak Di sisi lain
peminjaman leksikal terjadi dengan mudah dan bahkan bisa menjadi sarana penting
peminjaman struktural. Adapun aspek-aspek dalam perubahan bahasa yaitu Perubahan suara,
Perubahan Morfologis, Perubahan Sintaktis, Rekonstruksi Bahasa Purba. Ketika proses
perubahan suara, perubahan morfologis, dan perubahan sintaktis pada suatu bahasa telah
selesai prosesnya, hal yang selanjutnya harus dilakukan adalah melakukan rekonstruksi
bahasa purba. Meskipun penting untuk mengetahui ketiga jenis.

2. Mengapa dialeg berbeda-beda


Ada beberapa factor sebagai penyebab timbulnya ragam bahasa yang ada di Indonesia,
yakni Faktor Budaya, Faktor Sejarah dan Faktor Perbedaan Demografi. Selain Faktor
tersebut ragam bahasa juga terjadi karena perkembangan zaman, di samping perbedaan
cara penyampaiannya atau logat bahasanya.

Menurut Kridalaksana (dalam Putrayasa, 2018) menyatakan Dialek Ragam dialek/daerah


adalah variasi bahasa yang dipakai oleh kelompok bangsawan di tempat tertentu. Ragam
Bahasa Dilihat dari Cara Penuturan Berdasarkan cara pandang penutur, ragam bahasa dibagi
menjadi empat, salah satunya yaitu Ragam Dialek. Dalam istilah lama disebut dengan logat.
Logat yang paling menonjol yang mudah diamati ialah lafal (lihat Sugono, 1999:11).
Logat bahasa Indonesia orang Jawa tampak dalam pelafalan /b/ pada posisi awal nama-
nama kota, seperti mBandung. mBayuwangi, atau realisai pelafalan kata seperti
pendidi’an, tabra'an, kenai’an, gera'an. Logat daerah yang paling kentara, yakni dari segi tata
bunyinya. Logat Indonesia yang dilafalkan oleh orang Tapanuli dapat dikenali, misalnya
karena tekanan kata yang amat jelas. Logat Indonesia orang Bali dan Jawa, yakni pada
pelafalan bunyi /t/ dan /d/-nya. Ciri-ciri khas yang meliputi tekanan. turun naiknya nada,
dan panjang pendeknya bunyi bahasa membangun aksen yang berbeda-beda.

Referensi :

Sukmawati, Anggy Denok. 2015. Perkembangan Studi Perubahan Bahasa di Masa Sekarang
- Masih Relevankah ?. Jurnal Masyarakat & Budaya. Vol.17 No.1

Putrayasa, I ngusti Ngurah Ketut. 2018. Ragam Bahasa Indonesia. Universitas Udayana

Lampiran :

Anda mungkin juga menyukai