Anda di halaman 1dari 2

2.

TEORI-TEORI YANG MENDASARI GCG


a) Teori Penatalayanan ( Stewardship Theory )
Teori ini mengasumsikan bahwa manajer adalah pelayan yang baik bagi
perusahaan. Teori ini dibangun atas asumsi filosofis mengenai sifat manusia yakni
manusia pada hakekatnya dapat dipercaya, mampu bertindak penuh tanggung jawab,
memiliki integritas dan kejujuran terhadap pihak lain. Stewardship theory
menggambarkan situasi dimana para manajer bertindak sesuai keinginan investor.
Implikasi stewardship theory terhadap corporatte governance yaitu terbitnya UU
Perseroan Terbatas yang menetapkan kewajiban bagi setiap anggota direksi dan
komisaris untuk menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab ( pasal 97 dan 114
ayat (2) UU No. 40 ahun 2007 tentang Perseroan Terbatas )
b) Teori Keagenan ( Agency Theory )
Teori ini pertama kali diungkapkan oleh Jensen and Meckling pada tahun 1976.
Sifat dasar manusia yang terkait dengan teori keangenan, yaitu: manusia pada
umumnya memntingkan diri sendiri, memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi
masa datang, dan selalu menghindari risiko. teori ini menjelaskan bahwa hubungan
keagenan adalah sebuah kontrak antara manajer dengan investor. Teori keangenan
menekankan pentingnya pemilik perusahaan menyerahkan pengelolaan perusahaan
kepada tenaga profesional yang lebih memahami menjalankan bisnis sehari-hari.
Pemisahan peran ini terjadi karena pemegang saham tidak dapat mengikuti kegiatan
perusahaan setiap hari dan banyak pemegang saham yang bertindak pasif dalam
kegiatan operasional perusahaan. Namun, dalam kenyataannya manajer kemungkinan
bertindak tidak sesuai dengan keinginan investor. Perbedaan kepentingan ini dikenal
dengan nama konflik keagenan, yang dapat disebabkan karena adanya perbedaan
kemakmuran yang dirasakan oleh manajer lebih kecil jika dibandingkan dengan
kemakmuran yang dirasakan oleh para pemegang saham, sehingga manajer cendrung
mencari keuntungan sendiri ( moral hazard ). Perilaku yang dilakukan oleh manajer
mengharuskan perusahaan mengeluarkan biaya pengawas lebih banyak yang disebut
agency cost. Dengan adanya CGC, dapat menjadi alat untuk mendisiplinkan pengelola
agar menaati kontrak yang telah disepakati.
c) Teori Entitas ( Entity Theory )
Teori ini memandang pemegang saham sebagai pemilik dan menjadi pusat
perhatian akuntansi. Teori entitas mengasumsikan terjadinya pemisahan antara
kepentingan pribadi pemilik ekuitas dengan entitas bisnisnya. Pemegang saham
menanggung sagala risiko yang berkaitan dengan utang dan aset menjadi milik pribadi
pemegang saham. Dengan sudut pandang ini, aset bersih menjadi perhatian utama bagi
pemegang saham. Teori entitas melahirkan teori keagenan dan teori penatalayanan.
d) Teori Pemangku Kepentingan ( Stakeholder Theory )
Istilah stakeholder pertama kali diperkenalkan oleh Stanford Research Institute (
SRI ) tahun 1963. Stakeholder didefinisikan sebagai kelompok maupun individu yang
dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh proses pencapaian tujuan organisasi.
Tanggung jawab perusahaan yang semula fokus pada indikator ekonomi dalam laporan
keuangan, saat ini telah bergeser dan lebih memperhitungkan faktor-faktor sosial
terhadap stakeholder, baik internal maupun eksternal. Dengan begitu, stakeholder
theory menjelaskan bahwa direktur dan manajer harus dapat memenuhi harapan semua
stakeholder, bukan hanya pemilik perusahaan saja. Perusahaan yang menciptakan
hubungan yang positif dengan seluruh stakeholder disebut perusahaan yang dapat
menciptakan keberlanjuta kesejahteraan ekonomi. Corporatte governance
mengarahkan pengelolaan perusahaan untuk pencapaian profit dan sustainability secara
seimbang.
e) Teori Politik ( Political Theory )
Teori politik menyatakan bahwa alokasi kekuasaan dalam perusahaan, previlage,
atau alokasi laba di antara pemilik, manajer dan satkeholder lainnya ditentukan oleh
pertimbangan-pertimbangan politis. Dalam hal ini pemerintah dapat berperan penting
dalam menentukan alokasi tersebut. Alokasi kekuasaan dalam teori corporatte
governance juga harus dilihat dari perspektif budaya, sehingga dapat dikatakan tidak
ada satu model corporatte governance yang dapat digunakan sekaligus untuk beberapa
negara, bahkan oleh beberapa perusahaan dalam satu negara.

Anda mungkin juga menyukai