Anda di halaman 1dari 17

ACARA VI

SEDIMENTASI MELAYANG
BAB I
PENDAHULUAN

A. TUJUAN
1. Mengetahui besarnya laju sedimentasi pada badan sungai dengan
menggunakan rumus empiris

B. DASAR TEORI
Sungai adalah alur atau wadah air alami dan/atau buatan berupa jaringan
pengaliran beserta air didalamnya, mulai dari hulu sampai hilir yaitu muara, dengan
dibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan. Sungai merupakan salah satu dari
siklus hidrologi, air yang ada pada sungai umumnya terkumpul dari presipitasi
seperti hujan, embun, mata air serta limpasan bawah tanah. Debit adalah jumlah
aliran air (volume) yang mengalir melalui suatu penampang dalam waktu tertentu,
umumnya dinyatakan dalam satuan volume/waktu yaitu (m3/detik). Semakin
banyak pengukuran yang dilakukan maka akan semakin teliti data yang dihasilkan.
Data debit atau aliran sungai merupakan informasi yang paling penting bagi
pengelola sumberdaya air.
Proses sedimentasi meliputi proses erosi, angkutan (transportasi) dan
pengendapan (deposition) dari sedimentasi itu sendiri (Soewarno, 1991). Sedimen
umumnya mengendap dibagian bawah kaki bukit, di daerah genangan banjir, di
aliran sungai, di saluran air serta waduk, bendungan dan danau. Sedimen yang
dihasilkan dari proses erosi dan terbawa oleh suatu proses erosi dan terbawa oleh
suatu aliran akan diendapkan pada suatu tempat yang memiliki kecepatan aliran
airnya lambat, sampai dengan kecepatan tersebut tidak mampu membawa partikel-
partikel ikutan, sehingga akan mengendap dan dikenal dengan sebutan sedimentasi.
Proses sedimentasi berjalan sangat kompleks dimulai dari jatuhnya hujan yang
menghasilkannenergi kinetic merupakan permulaan dari proses erosi.
Berikut ini disajikan penbagian angkutan sedimen, menurut sumber asal dan
mekanisme pengangkutannya dibedakan menjadi tiga yaitu muatan bilas (wash
load), muatan sedimen melayang (suspended load), dan muatan sedimen dasar (bed
load). Muatan sedimen melayang dapat dipandang sebagai material dasar sungai

89
yang melayang didalam aliran sungai dan terdiri dari butiran-butiran pasir halus.
Selain dilihat dari segi ukuran partikel, partikel sedimen melayang juga dapat
bergerak melayang di dalam aliran sungai yang memiliki aliran turbulen, tetapi
apabila aliran sungai itu cenderung laminar maka konsentrasi sedimen yang
melayang akan berkurang dan akhirnya mengendap.

Gambar 6.1 Transport sedimen dalam aliran sungai


Berdasarkan ukuran partikel, serta komposisi mineral dari bahan induk yang
menyusunnya, dikenal bermacam sedimen, berdasarkan ukurannya yang dibedakan
sebagai berikut :
Jenis Sedimen Ukuran Partikel (mm)

< 0,0039
Liat
0,0039 – 0,0625
Debu
0,0625
Pasir
2,0 - 64
Pasir besar

(Sumber : Asdak, 2002)


Penentuan tempat atau lokasi untuk pengukuran debit dan pengambilan
sampel sedimen dapat dipertimbangkan berdasarkan :
a. Kondisi tempat
b. Dapat dipakai untuk mengukur aliran rendah sampai tinggi
c. Pada bagian yang relatif lurus
d. Penampang sungai regular
e. Penampang sungai stabil
f. Tidak ada pengaruh aliran balik, jauh dari cabang sungai atau muara

90
g. Tidak ada tumbuhan air
h. Perubahan tnggi muka air nyata
Cara pengambilan sampel atau muatan sedimen suspense akan dilakukan
dengan menggunakan teknik depth integrating yang merupakan salah satu metode
yang dapat digunakan untuk penentuan pengambilan sampel. Mmetode intregasi
kedalaman (depth intrgating method) merupakan teknik pengambilan sampel
sedimen dengan cara memasukan langsung alat pengambilan sampel kedalam aliran
sungai dengan gerakan kebawah dan ditarik kembali keatas dengan kecepatan gerak
yang sama. Pengukuran debit aliran sungai dan sampel sedimen dilakukan dengan
membagi kedalaman sungai menjadi beberapa bagian dan lebar permukaan
berbeda. Titik pengambilan sampel dapat dilakukan disungai, waduk/bendungan,
atau danau, titik pengambilan sampel sedimen disungai memiliki ketentuan sebagai
berikut :
a. Sungai dengan debit kurang dari 5m3/detik, contoh diambil dari satu titik
ditengah sungai pada 0,5x kedalaman dari permukaan air (untuk kedalaman
sungai rata-rata < 1m. untuk kedalaman sungai rata-rata > 1m diambil dua
titik sampel).
b. Sungai dengan debit antara 5 – 150 m3/detik, contoh diambil dari empat
titik masing-masing pada jarak 1/3 dan 2/3 lebar sungai pada 0,5x
kedalaman dari permukaan air.
c. Sungai dengan debit lebih dari 150 m3/detik contoh diambil minimal pada
enam titik masing-masing pada jarak ¼, ½, dan ¾ lebar sungai pada 0,2x
dan 0,8x kedalaman dari permukaan air.

Gambar 6.2 sketsa pengambilan


sampel air

Gambar 6.3 titik pengambilan


sampel air sungai

91
Dalam analisi data besar laju sedimentasi menggunakan sampel air dilakukan
dengan cara penyaringan penggunaaan suatu alat berupa kertas saring dengan
ukuran yang sesuai. Sampel yang telah disaring kemudian dikeringkan
menggunakan oven selama 10 – 15 menit dengan suhu 80o C, proses ini bertujuan
untuk menghilangkan kadar air sehingga akan didapatkan butir sedimen pada
sempel yang diuji. Kemudian setelah didapatkan sedimen kering maka akan
dilakukan proses penimbangan, stelah didapatkan berat sedimen selanjutnya akan
dinyatakan dalam bentuk presentase berat total gabungan air dan sedimen yang
terangkut. Menurut Asdak (2007) rumus yang digunakan untuk menghitung besar
debit pada aliran sungai adalah sebagai berikut :
Q=AXV
Q = debit aliran sungai
A = luas penampang sungai
V = Kecepatan aliran sungai
Kadar muatan suspense menurut Pranomo (2000) dapat dihitung menggunakan
rumus sebagai berikut :
𝑔2−𝑔1
Cs = 𝑉

Keterangan :
Cs = kadar muatan suspense (mg/dt)
G1 = berat filet kering kosong (mg)
G2 = berat filet kering dan sedimen (mg)
V = volume air contoh suspense
Setelah diketahui kadar muatan suspense dan debit aliran, maka debit suspense
dapat dihitung dengan rumus :
Qs = 0,0864 x C x Q
Keterangan :
Qs = debit muatan suspense (kg/dt)
C = kadar muatan suspense rata-rata (mg/dt)
Q = debit aliran (m3/dt)

92
BAB II
METODOLOGI
A. ALAT DAN BAHAN
1. Lapangan

Gambar 6.1 Bambu Gambar 6.2 Meteran


(Koleksi Pribadi) (Koleksi Pribadi)

Gambar 6.3 Current Meter Gambar 6.4 Botol Sampel


(Koleksi Pribadi) (Koleksi Pribadi)

Gambar 6.5 Kalkulator Gambar 6.6 Alat Tulis


(Koleksi Pribadi) (Koleksi Pribadi)

93
2. Labolatorium

Gambar 6.7 Kertas Filter Gambar 6.8 Cawan


(Koleksi Pribadi) (Koleksi Pribadi)

Gambar 6.9 Timbang Gambar 6.10 Corong


(Koleksi Pribadi) (Koleksi Pribadi)

Gambar 6.11 Oven Gambar 6.12 Gelas Ukur


(Koleksi Pribadi) (Koleksi Pribadi)

94
B. LANGKAH KERJA
1. Lapangan

1. Mengukur lebar sungai dengan menggunakan


meteran

Gambar 6.13 Mengukur


Lebar Sungai
(Koleksi Pribadi)

2. Memasang tongkat sebanyak tiga buah


sehingga terbagi lebaran yang sama dari, yaitu
kiri, tengah, kanan

Gambar 6.14
Memasang Bambu
(Koleksi Pribadi)

3. Menghitung jumlah putaran pada aliran yang


bisa digunakan untuk menghitung kecepatan
aliran.

Gambar 6.15 Mengukur


Kecepatan Aliran
(Koleksi Pribadi)
4. Mengambil sampel air setengah kedalaman
sungai menggunakan botol untuk mengukur
jumlah sedimennya

Gambar 6.16
Mengambil Sampel Air
(Koleksi Pribadi)

95
2. Labolatorium

1. Menimbang kertas filter menggunakan


timbangan

Gambar 6.17 Menimbang


Kertas Filter
(Koleksi Pribadi)

2. Menyaring sedimentasi pada air sampel


menggunakan kertas filter, corong, dan gelas
ukur

Gambar 6.18
Menyaring Air Sampel
(Koleksi Pribadi)

3. Mengoven kertas filter yang telah menyaring


sedimentasi pada air sampel selama kurang
lebih 15 menit.

Gambar 6.19 Mengoven


(Koleksi Pribadi)

96
BAB III
ISI
A. Perhitungan
Diketahui :
 ℎ𝑠 = 0,57 m  Volume air suspensi = 0,5 liter
 ℎ1 = 0,57 m  B = 2,96 m
 ℎ2 = 0,57 m  α = 45°
 ℎ̅ = 0,57 m  m=1
 𝑡 = 30 s  Putaran1 20% = 61 putaran
 Massa filter kosong = 795 mg  Putaran2 20% = 130 putaran
 Massa filter kering = 836 mg

Ditanya :
a. Luas Penampang Saluran (A)
b. Jumlah putaran/detik (n)
c. Kecepatan (v)
d. Debit liran (Q)
e. Kadar muatan suspensi (Cs)
f. Debit muatan suspensi (Qs)
Jawab :
a. Luas Penampang Saluran

𝐴 = (𝐵 + m×h) h

𝐴 = (2,96 + 1×0,57) 0,57


= 2,0121 𝑚2
b. Putaran (n)
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛
𝑛=
𝑡

1. 20%
61 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛⁄
𝑛= = 2,03 𝑠
30 𝑠

97
2. 20%
130 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛⁄
𝑛= = 4,3 𝑠
30 𝑠

c. Kecepatan (v)
Menurut SEBA Hydrometrie, rumus perhitungan kecepatan
dengan menggunakan current meter sebagai berikut :
1. 0,00 < n < 2,03
𝑣 = 0,0173 + 0,0624 × 𝑛
2. 2,03 < n < 7
𝑣 = 0,0323 + 0,0550 × 𝑛
3. 7 < n < 14,2
𝑣 = 0,0512 + 0,0523 × 𝑛
4. 14,2 < n < 18,3
𝑣 = 0,0750 + 0,0506 × 𝑛
v = kecepatan (𝑚⁄𝑠)
𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛⁄
n = putaran ( 𝑠)

1. 20%
v = 0,0323 + 0,0550 × 2,03 = 0,14395 m⁄s
2. 20%
v = 0,0323 + 0,0550 × 4,3 = 0,5595 m⁄s
0,14395 + 0,5595
𝑣20% =
̅̅̅̅̅̅ = 0,351725 𝑚⁄𝑠
2

d. Debit Aliran (Q)

𝑄 =𝐴 ×𝑣

𝑄 = 2,0121 𝑚2 × 0,351725 𝑚⁄𝑠


3
𝑄 = 0,7077 𝑚 ⁄𝑠
3
Keterangan : karena debit (Q) < 5 𝑚 ⁄𝑠, maka diklasifikasikan ke
sungai kecil dengan jumlah kedalaman 1 pada 0,5 tinggi muka air.

98
e. Kadar muatan suspensi (Cs)

𝑔2 − 𝑔1
𝐶𝑠 = 𝑉

836 𝑚𝑔− 795 𝑚𝑔


𝐶𝑠 = 0,5 𝑚𝐿

𝑚𝑔 𝐾𝑔⁄
𝐶𝑠 = 82 ⁄𝐿𝑡 = 82 × 10−6 𝐿𝑡

f. Debit muatan suspensi (Qs)

𝑄𝑠 = 0,0864 × 𝐶𝑠 × 𝑄
𝐾𝑔⁄ 3 𝐿𝑡⁄
𝑄𝑠 = 0,0864 × 82 × 10−6 𝐿𝑡 × 0,7077 × 10 𝑠
𝐾𝑔⁄
𝑄𝑠 = 0,005 𝑠

99
B. Pembahasan
Praktikum mekanika fluida acara 6 tentang sedimentasi melayang.
Praktikum acara ini dilakukan di selokan mataran. Lokasi tempat pengambilan
sampel berada didepan rumah warga dan tepat disebelah jalan. Pengambilan
sampel dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 07.00 WIB sampai selesai.
pengambilan sampel di pagi hari memperlihatkan keadaan selokan saat pasang
dan cuaca tidak terlalu panas. Sekitar tempat percobaan banyak ditanami
vegetasi kelas tinggi yang membuat lokasi pengambilan sampel terasa sejuk.
Percobaan lapangan dimaksudkan untuk menghitung debit aliran dan sampel air
yang mengandung sedimen.
Praktikum acara 6 yang berjudul “ Sedimentasi Melayang” yaitu bertujuan
untuk menghitung jumlah sedimen yang terbawa oleh suatu sistem aliran
khususnya sedimen yang terangkut dengan cara melayang (suspended load).
Jumlah sedimen melayang yang terangkut dapat dipengaruhi oleh cuaca, bila
sebelum pengambilan sampel terjadi didekasikan bahwa sedimen yang terangkut
berjumlah lebih besar daripada biasanya karena air hujan dapat mengerosi area
disekitar dan masuk kedalam sistem aliran. Sedimen yang dapat terangkut
tergolong sedimen yang berukuran kecil dan ringan, seperti liat, debu, pasir.
Luas penampang selokan berukuran 2,0121 𝑚2 dengan rancangan
berbentuk trapesium. Rancangan trapesium baik digunakan bila daerahnya
tergolong luas dan rancangan trapesium dapat menampung air hujan lebih baik
daripada rancangan berbentuk persegi panjang. Kecepatan rata-rata pada selokan
adalah 0,351725 𝑚⁄𝑠. Debit aliran dapat dihitung bila nilai luas penampang dan
3
kecepatan rata-rata telah diketahui yaitu bernilai 0,7077 𝑚 ⁄𝑠 . Pengambilan
sampel pada kedalaman setengah kedalam karena debit aliran yang lebih kecil
3
dari 5 𝑚 ⁄𝑠. Teknik pengambilan harus menggunakan metode integrasi
kedalaman (depth integrating method) dan bagian moncong dari botol
berhadapan dengan arah aliran agar sampel dapat masuk dengan mudah.
Percobaan labolatorium dimaksudkan untuk menghitung jumlah nilai
kadar muatan suspensi dan kadar muatan suspensi. Nilai kadar suspensi yaitu
perbandingan antara berat sedimen dengan volume air yang bernilai 82 ×
𝐾𝑔⁄
10−6 𝐿𝑡. Nilai debit muatan suspensi adalah debit dari sedimen yang

116
𝐾𝑔⁄
teangkut yang bernilai 0,005 𝑠. Nilai kadar muatan suspensi(CS) dan debit
muatan aliran(QS) berbanding lurus semakin tinggi nilai kadar muatan suspensi
akan menaikkan nilai debit muatan aliran. Semakin banyak sedimen pada aliran
maka sedimen yang terpindahkan akan semakin tinggi, namun jumlah sedimen
yang terpindahkan juga dipengaruhi oleh debit aliran. Jumlah sedimen yang
banyak namun debit aliran yang kecil bisa saja menyebabkan sedimen tersebut
tidak dapat terangkut dan mengalami pengendapan ataupun sedimentasi.
Sedimen yang tidak terangkut dapat menyebabkan pendangkalan sistem aliran
dan menyebabkan mengecilnya nilai luas penampang. Luas penampang yang
semakin kecil dan tidak dapat debit aliran yang terlalu besar dapat menyebakan
terjadi luapan air dari sistem aliran. Meluapnya air dapat menyebakan banjir bila
terjadi pada skala besar, namun apabila perluapan terjadi pada daerah pertanian
hal ini dapat menyebabkan penurunan kualitas hasil. Permasalahan pada
pendangkalan sungai dapat diatasi dengan melakukan pembersihan dasar
selokan secara berkala.
Penentuan lokasi pengukuran debit dan pengambilan sampel sedimen
memiliki pertimbangan. Selokan mataram dapat dipakai karena terlihat jelas
aliran dan tingginya, pada saat hujan aliran akan tinggi dan saat tidak hujan
aliran relatif rendah; bagian selokan yang diukur ada pada bagian yang relatif
lurus; jauh dari cabang; tidak ada tumbuhan air, pada selokan mataram tidak
ditemukan tanman air yang tumbuh didasar selokan ataupu tumbuhan yang
tumbuh di permukaan aliran, yang ditemukan hanyalah sampah-sampah;
perubahan muka air nyata, hal ini terlihat jelas berdasarkan cuaca daerah
tersebut.
Kandungan sedimen yang tinggi dapat menyebabkan aliran air menjadi
berwarna keruh. Air yang keruh dapat menutupi kualitas dan kuantitas dari
energi matahari yang masuk. Kurangnya pasokan energi matahari dapat
menyebabkan mikroorganisme seperti fitoplankton melakukan fotosintetis.
Kesulitan dalam fotosintetis akan menurunkan jumlah oksigen terlarut (DO)
dalam air. Nilai oksigen terlarut yang rendah akan menyulitkan organisme yang
hidup pada sistem aliran tersebut. Hujan akan menaikkan nilai sedimen yang
terangkut. Air hujan dapat mengerosi tanah disekitar sistem aliran sebelum
masuk ke sistem aliran

117
Penghitungan jumlah kadar muatan suspensi dapat membantu mengetahui
kualitas air pada sistem aliran, selain itu dengan mengetahui jumlah kadar
muatan suspensi memudahkan lembaga-lembaga terkait ataupun warga untuk
melakukan pembersihan dengan memperhitungkan jumlah muatan sedimen dan
total daya tampung sistem aliran. Mengetahui jumlah kadar muatan suspensi
dapat meminimalisir bencana dan menanggulangi bencana.

118
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum mekanika fluida acara 6 dapat disimpulkan
bahwa :
1. Lokasi pengambilan sampel berada di selokan mataram
3
2. Debit pada selokan tersebut yaitu 0,7077 𝑚 ⁄𝑠
𝐾𝑔⁄
3. Kadar muatan suspense yaitu 82 × 10−6 𝐿𝑡
𝐾𝑔
4. Debit muatan suspense yaitu 0,005 ⁄𝑠.

B. SARAN
1. Pengambilan sampel dilakukan dengan berhati-hati supaya mengurangi
tingkat kesalahan dalam data.
2. Percobaan dilaboratorium dilakukan dengan berhati-hati supaya tidak
terjadi kejadian yang tidak diinginkan.
3. Percobaan dilakukan dengan sabar dan tidak mengeluh.

119
DAFTAR PUSTAKA

Bambang, Agus. 2018. Buku Panduan Praktikum Mekanika Fluida.


Yogyakarta: Jurusan Teknik Lingkungan UPN “Veteran” Yogyakarta

120
121

Anda mungkin juga menyukai