PEMBAHASAN
Pasien ini didiagnosis sebagai congestive heart failure dan atrial fibrilasi,
karena pada anamnesis didapatkan keluhan seperti sesak napas, sesak yang
dirasakan makin memberat saat beraktivitas dan terasa berkurang apabila pasien
duduk dibandingkan berbaring. Sesak juga dirasakan makin memberat jika sudah
masuk malam hari. Pasien juga merasa pusing, pusing, kelemahan dan palpitasi
atau dada berdebar-debar.
Congestive heart failure dapat terjadi akibat atrial fibrilasi yang dialami
oleh pasien, yaitu ketika otot miokardium pada atrium mengalami fibrilasi, maka
kontraksinya tidak terkoordinasi sayang berputar-putar dan kecil, sehingga tidak
mampu memaksimalkan pengisian ventrikel, sehingga terjadi penurunan preload.
Apabila terjadi hanya pada atrium kiri, akan menyebabkan edema pulmoner,
apabila juga terkena pada atrium kanan, akan menyebabkan penimbunan cairan
pada arus balik, sehingga paling sering tampak peningkatan JVP dan Edema
Tungkai.
Faktor yang mendukung diagnosis atrial fibrilasi juga ditemukan pada
pasien ini. Pasien ini ditemukan faktor risiko tertinggi pada lansia, yaitu
hipertensi. Dimana faktor risiko hipertensi terhadap atrial fibrilasi mencapai 83%
pada lansia.
Pada pemeriksaan fisik, didapatkan tekanan darah 130/90mmHg, Nadi
irreguler, tanda-tanda pengunaan otot bantu pernapasan, dengan terdapatnya
peningkatan tekanan vena jugular, retraksi epigastrium dan interkostal, Bunyi
jantung I meningkat dan bunyi jantung II juga meningkat, terdapat suara
tambahan gallop (+), dan murmur sistolik pada SIC V parasternal dextra yang
menunjukkan adanya tricuspid regurgitasi dan murmur sistolik pada SIC V linea
midclavicularis sinistra, yang menandakan mitral regurgitasi. Pada pasien juga
ditemukan, dimana batas kiri jantung menyimpang + 2 cm kelateral SIC V linea
midclavicularis sinistra.
19
20