Anda di halaman 1dari 107

RENCANA STRATEGIS

(RENSTRA)
DINAS KESEHATAN 2016 - 2020

Dinas Kesehatan
Kabupaten Lombok Tengah
Jl. Basuki Rahmat No.10 Praya telp. (0370-654003)
Email : dinkesloteng@gmail.com
KATA PENGANTAR

Puji Syukur ke Hadirat Allah Yang Maha Esa senantiasa kita panjatkan atas Rahmat
dan Karunia-nya maka Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah dapat menyelesaikan
Dokumen Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah – (Renstra SKPD)
Tahun 2016-2020.

Keberadaan Dokumen ini selain dimaksudkan untuk memberikan arahan tentang


Rencana Pembangunan Kesehatan Lombok Tengah ke depan juga memberikan gambaran
tentang keadaan umum kesehatan di Gumi Tastura, serta potret yang lebih detail tentang
situasi dan kondisi pembangunan kesehatan dan masalah kesehatan di Kabupaten Lombok
Tengah pada saat ini. Data-data yang ada bersumber dari data sekunder (BPS) serta data
primer yang diperoleh dari cakupan pelayanan kesehatan dari semua bidang .

Strategi utama yang akan dikembangkan dalam pembangunan kesehatan kedepan


adalah ditekankan pada upaya menjawab permasalahan utama urusan kesehatan antara
lain kualitas sarana dan prasarana pelayanan kesehatan masih kurang; Rasio dan proporsi
tenaga kesehatan yang memenuhi standar kompetensi masih kurang; implementasi regulasi
kesehatan belum optimal. Hal lain yang juga menjadi prioritas adalah program Indonesia
sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan nasional. Untuk menjamin
kesetaraan pencapaian program dengan Kab/Kota yang lain maka evaluasi kinerja
keberhasilan Renstra ini berbasiskan pada Permenkes Nomor: 741/Menkes/Per/VII/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.

Mengingat keterbatasan yang ada serta permasalahan pembangunan kesehatan


yang semakin kompleks maka peran dari lintas sector, lembaga donor, kalangan swasta,
dan seluruh lapisan masyarakat masih sangat dibutuhkan.

Kepada semua pihak yang telah memfasilitasi dan terlibat dalam proses penyusunan
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah ini, kami sampaikan ucapan
terimakasih. Semoga dokumen renstra ini dapat menjadi acuan bagi berbagai pihak yang
akan berpartisipasi dalam pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Lombok Tengah. Kami
menyadari bahwa renstra ini masih belum sempurna, untuk itu saran dan kritik yang
membagun sangat kami harapkan.

Praya, April 2016

Kepala Dinas Kesehatan


Kabupaten Lombok Tengah

Dr. Nurhandini Eka Dewi, SPA


NIP: 19630623 198803 2 007
DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul i

SK Penetapan Renstra Dinas Kesehatan 2011-2015 ii

Kata Pengantar v

Daftar Isi vii

Daftar Grafik/Gambar ix

Daftar Tabel x

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2. Landasan Hukum 3

1.3 Maksud dan Tujuan 3

1.4 Sistematika Penulisan 5

BAB II GAMBARAN UMUM PELAYANAN DINAS KESEHATAN 7

2.1 Tugas, fungsi, dan struktur organisasi 7

2.2 Sumber Daya Dinas Kesehatan 7

2.2.1 Sumber daya manusia 8

2.2.2 Sarana dan prasarana kesehatan 8


2.3 Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan 8

1 Pelayanan Antenatal 9

2 Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani 9

3 Persalinan oleh tenaga kesehatan 9

4 Pelayanan Nifas 9

5 Neonatus dengan komplikasi yang ditangani 9

6 Kunjungan bayi 9

7 Desa/ kelurahan UCI 9

8 Pelayanan kesehatan anak balita 9

9 Pemberian makanan pendamping ASI MPASI 9

10 Balita gizi buruk mendapat perawatan 9

11 Penjaringan kesehatan siswa SD/MI sederajat 9

12 Cakupan peserta KB aktif 9

13 Penemuan dan penanganan penderita AFP 9

14 Penemuan dan penanganan penderita penyakit 9


pneumonia pada balita.

15 Penemuan dan penanganan penderita penyakit TB-BTA 9


positif

16 Penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD 9

17 Penemuan dan penanganan penderita penyakit Diare 9


18 Pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin 9

19 Pelayanan gawat darurat level 1 9

20 Desa/ kelurahan mengalami KLB kurang dari 24 jam 9

21 Desa siaga aktif 9

22 Rasio puskesmas per penduduk 9

23 Prosentase tenaga kesehatan yang sudah D3 keatas 9

24 Prosentase tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi 9

25 Rasio kapasitas rawat inap per penduduk 9

2.4 Tantangan dan peluang pengembangan pelayanan 8


SKPD

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 7

3.1 Identifikasi permasalahan berdasarkan Tugas dan 8


Fungsi Pelayanan kesehatan

3.2 Telaahan Visi, misi dan program kepala daerah dan 8


wakil kepala daerah terpilih

3.3 Telaahan Renstra K/L dan renstra 8

3.4 Penentuan isu strategis 8

BAB IV TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 7

4.1 Tujuan dan sasaran jangka menengah SKPD 8

4.2 Strategi dan kebijakan 8


BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, 7
KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN 7


SASARAN RPJMD

BAB VII PENUTUP 7


DAFTAR GRAFIK/GAMBAR

Halaman

1 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Prov. NTB 6

2. Tenaga Kesehatan dan Kualifikasinya se-NTB, 2007 7

3. Tenaga Kesehatan Lingkup Dinas Kesehatan NTB, 2008 7

4. Distribusi dan Jumlah Sarana Kesehatam 8

5. Tabel Perkembangan IPM NTB 1996-2007 11

6. Pebandingan IPM NTB dengan Provinsi Lainnya 12

7. Perkembangan Umur Harapan Hidup Prov. NTB 1996-2007 12

8. Umur Harapan Hidup NTB di bandingkan dengan Indonesia 13

9. Grafik Trend Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan 14

10. Cakupan Balita yang mendapat Immunisasi Lengkap 15

11. Trend Kecenderungan Gizi Buruk dan KEP NTB 2001-2007 16

12. Perkembangan Jumlah Puskesmas dan Pustu, 2000-2008 16

13. Kasus Kematian Neonatal di NTB, 2003-2008 19

14. Perkembangan Kasus Kematian Maternal di NTB 19

15. Prevalensi KEP NTB dibandingkan dengan Indonesia, 2003-2007 20

16. Perkembangan Status Gizi Prov. NTB 1998-2007 21

17. Cakupan Penemuan Kasus BTA (+) di Provisni NTB 1999-2008 23


18. Cakupan AMI di Provinsi NTB Tahun 1998-2008 24

19. Perkembangan Kasus DBD di NTB, 2000-2008 25

20. Jumlah Inveksi HIV sampai Tahun 2008 di NTB 27

21. Jumlah Kasus AIDS di NTB sampai 2008 27

22. Kecenderungan Alokasi Anggaran Dinas Kesehatan 2004-2008 36

23. Alokasi Anggaran APBD untuk Kesehatan 37

24. Trend Dana Dekonsentrasi Bidang Kesehatan 2004-2007 38

25. Perkembangan Dana Tugas Pembantuan Bidang Kesehatan, 2004-2007 39


DAFTAR TABEL

Halaman

1. Distribusi dan Jumlah Sarana Kesehatan 8

2. Sasaran Pembangunan Kesehatan Provinsi NTB 2009-2013 32

3. Strategi dan Kebijakan 33

4. Rencana Program, Prioritas Kegiatan dan Indikator Program 45


Pembangunan Kesehatan di Provinsi NTB 2009-2013

5. Perkiraan Sumber-sumber Pendanaan 52

6. Indikator Impact Pembangunan Provinsi Nusa Tenggara Barat 58

7. Indikator Outcome Pembangunan Kesehatan NTB 2009-2013 58

8 Target Capaian Indikator Kinerja Sasaran pembangunan Kesehatan 58


Provinsi Nusa Tenggara barat 2009-2013

ooOOoo
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH

DINAS KESEHATAN
Jalan Basuki Rahmat Praya – Lombok Tengah Phone (0370) 654003

SURAT KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN


KABUPATEN LOMBOK TENGAH
Nomor: 120 / 2016
T E N T A N G

PENETAPAN
RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
(RENSTRA SKPD)
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH
TAHUN 2016-2020

KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH

MEMBACA Surat Bupati Lombok Tengah Nomor: 050/443/Bappeda


Tanggal 9 Desemberi 2010 perihal Sistematika Penulisan
Rencana Strategis SKPD di Kabupaten Lombok Tengah;
MENIMBANG : a. Bahwa untuk menjabarkan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2016-2020
Kabupaten Lombok Tengah setiap SKPD diwajibkan
membuat Rencana Strategis
b. Bahwa untuk kelancaran pelaksanaan tugas Satuan Kerja
Perangkat Daerah di Lingkungan Dinas Kesehatan
Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2016-2020,
dipandang perlu menetapkan Rencana Strategis Dinas
Kesehatan tahun 2016-2020.
MENGINGAT : a. Undang-Undang Nomor : 33 Tahun 2004 Tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah
b. Peraturan pemerintah Nomor 39 Tahun 2001 tentang
Penyelenggaraan Dekonsentrasi
c. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 Tentang
Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara
d. Peraturan Pemerintah Nomor: 21 Tahun 2004 tentang
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian
Negara/Lembaga (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor: 75, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor : 4406)
e. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor:
134/PMK.06/2005 Tentang Pedoman Pembayaran
Dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara , dan peraturan pelaksanaan lainnya
f. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
g. Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
h. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Tengah Nomor 3
Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata kerja Dinas-
dinas Kabupaten Lombok Tengah;
i. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Tengah Nomor 2
Tahun 2016 tentang Rencana Pembanguan Jangka
Menengah Daerah Kabupaten Lombok Tengah Tahun
2016 - 20121;

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN :
PERTAMA : Menetapkan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten
Lombok Tengah tahun 2016-2021;
KEDUA : Sistematika Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten
Lombok Tengah tahun 2016-2020 adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN, terdiri dari Latar Belakang,


Landasan Hukum, maksud dan tujuan, serta
sistimatika penulsan.

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD, terdiri dari


Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD,
Sumber Daya SKPD, Kinerja Pelayanan
SKPD, Tantangan dan Peluang Pengembangan
Pelayanan SKPD.

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN


FUNGSI, terdiri dari Identifikasi Permasalahan
Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD,
Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala
daerah dan wakil kepala daerah Terpilih,
Telaahan Renstra K/L dan Renstra ,
Penentuan Isu-isu Strategis

BAB IV TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN


KEBIJAKAN, terdiri dari Tujuan dan Sasaran
Jangka Menengah SKPD, Strategi dan
Kebijakan,

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN,


INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN,
DAN PENDANAAN INDIKATIF,

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU


PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB IV PEN U T U P
KETIGA : Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok
Tengah tahun 2016-2020 ini harus dijadikan pedoman
dalam setiap pengambilan keputusan dan penganggaran.

KEEMPAT : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan,


dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan dalam keputusan ini, maka akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

DITETAPKAN DI : P R A Y A
PADA TANGGAL : 31 DESEMBER 2016
KEPALA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN LOMBOK TENGAH

= dr. Nurhandini Eka Dewi, Sp.A =


NIP.: 19630623 198803 2 007

Tembusan Surat Keputusan ini disampaikan kepada Yth.


1. Bupati/Wakil Bupati Lombok Tengah di Praya.
2. Kepala Bappeda Kabupaten Lombok Tengah di Praya.
3. Pertinggal.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang
dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi­ tingginya, sebagai investasibagi pembangunan sumber
daya manusia yang produktif secara social dan ekonomis. Keberhasilan
pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan
antar upaya program dan sektor, serta kesinambungan dengan
upaya-upaya yang telah dilaksanakan oleh periode sebelumnya.
Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN), menjelaskan bahwa Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk
menghasilkan rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah dan
tahunan yang dilaksanakan oleh unsure penyelenggara Negara dan masyarakat di
tingkat pusat dan daerah. Selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun
2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah dijelaskan bahwa Rencana Strategis Satuan Kerja
Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat dengan Renstra-SKPD adalah dokumen
perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun.
Renstra ini merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif yang
memuat program-program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan
langsung oleh Dinas Kesehatan kabupaten Lombok Tengah d a n menjadi
d a l a m p e n y u s u s n a n p e r e n c a n a a n t a h u n a n . Penyusunan Renstra
dilaksnakan melalui pendekatan : teknokratik, politik, partisipatif, atas- bawah (top –
down), danbawah – atas (bottom – up)
Renstra Dinas Kesehatan kabupaten Lombok Tengah Tahun 2016-2020 ini
didasarkan pada penekanan pada pencapaian sasaran Prioritas, Standar Pelayanan

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 1


Minimal (SPM) Bidang Kesehatan, dan Sustainable Development Goals (SDG’s) dan
Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM).
Proses penyusunan Renstra-SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah
ini dilakukan secara bertahap dan merupakan ekstraksi dari kebijakan Pembangunan
Kesehatan Nasional dan Tujuan pembangunan berkelanjutan, Kebijakan Pembangunan
Daerah, aspirasi dari desa dan kecamatan serta mitra/Lembaga yang memiliki program
di Kabupaten Lombok Tengah.
Fokus Renstra-SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah tahun 2016-
2020 ditekankan pada upaya menjawab permasalahan utama urusan kesehatan antara
lain: (a) Kualitas sarana dan prasarana pelayanan kesehatan masih kurang; (b) Rasio
dan proporsi tenaga kesehatan yang memenuhi standar kompetensi masih kurang; (c)
Pelaksana pelayanan kesehatan lebih mengutamakan pendekatan kuratif-rehabilitatif
dibandingkan pendekatan promotif-preventif; (d) Implementasi regulasi
kesehatanbelum optimal; dan (e) Implementas iStandar Pelayanan Minimal (SPM)
kesehatan baik di fasilitas dasarmaupun lanjutan belum optimal.
Hal lain yang juga menjadi prioritas adalah Program Indonesia sehat
dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigm sehat, penguatan
pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan nasional :1)pilar
paradigm sehat dilakukan dengan strategi pengarusutamaan
kesehatan dalam pembangunan, penguatan promotif preventif dan
pemberdayaan masyarakat; 2)penguatan pelayanan kesehatan
dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan
kesehatan,optimalisa sisistem rujukan dan peningkatan mutu
pelayanan kesehatan, menggunakan pendekatan continuumofcare dan
intervensi berbasis risiko kesehatan;3) sementara itu jaminan
kesehatan nasional dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan
benefit serta kendali mutu dan kendali biaya.

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 2


1.2 Landasan Hukum

Landasan hukum dalam penyusunan Renstra-SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok


Tengah Tahun 2016-2020 adalah sebagai berikut:
DasarhukumpenyusunanRenstra SKPD Tahun 2016-2016 adalah :
1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-Daerah
Tingkat II Dalam Wilayah Daerah-Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan
Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 1655);
2. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3851);
3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4287);
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4421);
5. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);
6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4725);
7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
8. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan
lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 3


9. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5038);
10. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
11. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor
81, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5233);
12. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembar Negara
nomor 5494);
13. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembar Negara 5495);
14. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembar Negara
5587);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan
Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4593);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4603);

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 4


19. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
21. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4817);
22. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);
23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah;
24. Peraturan Menteri Dalam Negari Nomor 1 Tahun 2014 tantang Produk Hukum
Daerah;
25. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 3 Tahun 2008 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat
Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 3);
26. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 1 Tahun 2009 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat
Tahun 2009-2013 (Lembaran Daerah Tahun 2009 Nomor 14);
27. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 3 Tahun 2010 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (Lembaran Daerah
Tahun 2010 Nomor 26).
28. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 2 Tahun 2014 tentang
Rencana Pembangunan JangkaMenengah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 5


Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2014
Nomor XX, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor XX).
29. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Tengah Nomor 3 Tahun 2008
tentangStrukturOrganisasidan Tata KerjaPerangkat Daerah Kabupaten Lombok
Tengah (Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2008 Nomor XX,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Tengah Nomor XX).
30. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Tengah Nomor 7 Tahun 2011
tentangRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2011-
2031 (Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2011 Nomor 7,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Tengah Nomor XX).
31. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Tengah Nomor 8 Tahun 2011
tentangRencana Pembangunan JangkaPanjang Daerah Kabupaten Lombok Tengah
Tahun 2011-2031 (Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2011
Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Tengah Nomor XX).
32. RPJMD nomor ............

1.3 Maksud dan Tujuan


Renstra Dinas Kesehatan Lombok Tengah Tahun 2016 – 2020 disusun dan ditetapkan
dengan maksud sebagai arah dan pedoman dalam pelaksanaan pembangunan
kesehatan bagi pemerintah daerah dan masyarakat untuk secara bersama-sama
mewujudkan visi Misi Bupati dan wakil Bupati terpilih.
Adapun tujuan Renstra disusun sebagai acuan dalam penyusunan program dan
kegiatan setiap tahunnya selama kurun waktu 2016 – 2020 meliputi arah, strategi
kebijakan, indicator kinerja dan pendanaan indikatif.

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 6


1.4 Sistematika Penulisan
Menguraikan pokok bahasan dalam penulisan Renstra SKPD, serta susunan garis besar
isi dokumen.
BAB I PENDAHULUAN, terdiri dari Latar Belakang, Landasan Hukum, maksud
dan tujuan, serta sistimatika penulsan.
BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD, terdiri dari Tugas, Fungsi, dan Struktur
Organisasi SKPD, Sumber Daya SKPD, Kinerja Pelayanan SKPD,
Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD.
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI, terdiri dari
Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan
SKPD, Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala daerah dan wakil
kepala daerah Terpilih, Telaahan Renstra K/L dan Renstra , Penentuan
Isu-isu Strategis
BAB IV TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN, terdiri dari Tujuan
dan Sasaran Jangka Menengah SKPD, Strategi dan Kebijakan,
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK
SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF,
BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN
SASARAN RPJMD
BAB IV PEN U T U P

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 7


BAB II
GAMBARAN PELAYANAN SKPD

2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD


Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Tengah Nomor: 3 Tahun
2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas – Dinas Daerah Kabupaten Lombok
Tengah, kedudukan Dinas Kesehatan adalah unsur pelaksana Pemerintah Daerah
yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris
Daerah. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya secara administratif
dikoordinasikan oleh Asisten Administrasi Umum dan Kesejahteraan Rakyat.
Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah mempunyai tugas membantu
Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan
berdasarkan asas otonomi, tugas pembantuan dan dekonsentrasi. Dalam
melaksanakan tugas tersebut Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah
menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis bidang kesehatan;
b. Perencanaan program dan kegiatan bidang kesehatan;
c. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang kesehatan;
d. Pengkoordinasian dan pembinaan tugas bidang kesehatan;
e. Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan tugas bidang kesehatan;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 8


Struktur organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah sebagaimana bagan
berikut :

Kepala Dinas

Sekretariat
Dinas

Kelompok Jabatan
Fungsional

Sub Bagian Umum Sub Bagian Sub Bagian


dan Kepegawaian Perencanaan Keuangan

Bidang Pengendalian Bidang


Bidang Penyakit dan Penyehatan Bidang Kesehatan Pengembangan
PelayananKesehatan Lingkungan Keluarga Sumber Daya dan
PromosiKesehatan

Seksi Pelayanan Seksi Sarana Air Seksi Sistem


Kesehatan dan Bersih & Penyehatan Seksi Kesehatan Ibu Informasi dan Promosi
Rujukan Lingkungan dan Anak Kesehatan

Seksi Dalwas Obat, Seksi Pencegahan Seksi Jaminan


Makanan dan dan Pemeliharaan Kesehatan &
Seksi Gizi Peranserta Masyarakat
Perbekalan Kesehatan PemberantasanPenyak
it

Seksi Bimbingan &


Pengendalian Seksi Surveilens dan Seksi Kesehatan
Seksi Sumber Daya dan
Perijinan Kesehatan Penanggulangan Reproduksi dan Lansia
Pengembangan Kesehatan

UPT DINAS

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 9


2.2 Sumber Daya SKPD
2.2.1 Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia atau pegawai seluruhnya berjumlah 987 orang, dengan
perincian jumlah Di Dinas Kesehatan dan UPT Puskesmas sebagai berikut :
Tabel 2.1
Jumlah Pegawai Di SKPD Dinas Kesehatan dan UPT Dinas Kesehatan dan jaringannya.

NO UNIT KERJA TOTAL KETERANGAN

1 Dinas Kesehatan 73
2 UPT Farmasi 6
3 UPT Lab 6
4 UPT Sarpras 6
5 Penujak 51
6 Mangkung 29
7 Darek 39
8 Batu Jangkih 15
9 Sengkol 44
10 Kuta 27
11 Teruwai 26
12 Mujur 34
13 Ganti 30
14 Janapria 34
15 Langko 31
16 Kopang 51
17 Muncan 32
18 Praya 55
19 Aik Mual 34
20 Pengadang 28
21 Batunyala 36
22 Ubung 39
23 Bonjeruk 26
24 Puyung 47
25 Pringgarata 36
26 Bagu 36
27 Mantang 40
28 Aik Darek 25
29 Teratak 33
30 Wajegeseng 9
31 Tanak Beak 9
Jumlah 987

Sumber : Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Dinas Kesehatan 2015

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 10


Sedangkan jumlah pegawai berdasarkan golongan ruang kepangkatan dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :

Tabel 2.2
Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan Ruang Kepangkatan

JUMLAH/RUANG
GOLONGAN JUMLAH
a b c d
0
IV 32 2 1 35
169
III 123 155 160 607
173
II 36 42 90 341
5
I 2 1 2 10
JUMLAH
987

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 11


Adapun jumlah pegawai berdasarkan jenis jabatan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.3
Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Pendidikan

NO JENIS JABATAN KETERANGAN


DIKES
1 Kepala Dinas/ Direktur 1
2 Sekertaris Dinas/ Kabag TU 1
3 Kepala Bidang 4
4 Kasubag/Kasi/Ka UPT 41
5 KTU 28
6 Administrasi Keuangan 77
7 Bendahara 12
8 Fungsional Umum 43
9 Administrasi Persuratan 1
10 Penjaga Keamanan 0
11 Sopir 9
12 Operator Komputer 0
13 Petugas kebersihan 1
14 Dokter umum 30
15 Dokter Gigi 17
16 Perawat 332
17 Perawat Gigi 48
18 Bidan 145
19 Keterapian fisik 0
20 Nutrisionis 51
21 Pranata laboratorium Kesehatan 46
22 Sanitarian 63
23 Penyuluh Kesehatan masyarakat 8
24 Keteknisian medis 3
25 Apoteker 5
26 Assisten Apoteker 21
JUMLAH 987

2.2.2 Sarana dan Prasarana Kesehatan

Jumlah Puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan dasar tahun 2015


adalah 25 buah, terdiri dari Puskesmas perawatan sebanyak 25 buah, puskesmas non
perawatan sebanyak 0 buah, Puskesmas Pembantu sebanyak 95 buah dan
Polindes/Poskesdes 122 buah yang tersebar di desa dan kelurahan se-kabupaten

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 12


Lombok Tengah seperti yang terlihat pada peta persebaran sarana kesehatan
dibawah ini.

Gambar 3 : Distribusi Sarana Pelayanan Kesehatan Puskesmas, Puskesmas


Pembantu dan Polindes/Poskesdes

Selain sarana tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah


dibantu oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) yang menangani pelayanan kesehatan
masyarakat yaitu UPTD Farmasi, UPTD Laboratorium dan UPTD Sarana dan Prasarana.
Asset yang dikelola Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah, selain
asset fisik berupa tanah dan gedung perkantoran Dinas Kesehatan, UPTD Farmasi, UPTD
Laboratorium dan UPTD Sarana dan Prasarana juga terdapat sarana untuk mobilisasi

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 13


pelayanan berupa aset bergerak dan tidak bergerak.Selengkapnya asset tersebut
sebagai berikut :

Tabel 2.4
Data Barang Milik Daerah (BMD) / Asset yang dikelola

No Akun Neraca Nilai Saldo Akhir (Rp) Ket


A Aset Lancar
1 Persediaan 8.642.595.501
Jumlah A Aset pada
B Aset Tetap Dinas
1 Tanah 12,236,852,979 Kesehatan
2 Peralatan dan Mesin 29,676,954,189 (termasuk
3 Gedung dan bangunan 44,996,179,838 UPT
4 Jalan Irigasi dan jaringan 1,543,485,575 Puskesmas)
5 Aset tetap lainnya 75,000,000
6 Konstruksi dalam pengerjaa 0
Jumlah B 88,528,472,581
Jumlah A+B

2.3 Kinerja Pelayanan SKPD


Capaian kinerja berdasarkan indikator Renstra Dinas Kesehatan Lombok Tengah Tahun
2011 – 2015 disajikan dengan format sebagai berikut:

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 14


Tabel 2.5
Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Kesehatan
Kabupaten Lombok Tengah

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 15


RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 16
1. Pelayanan Antenatal

Pemeriksaan kehamilan sangat penting dilakukan oleh semua ibu hamil untuk
mengetahui pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Hampir seluruh ibu hamil di
Indonesia (95,4%) sudah melakukan pemeriksaan kehamilan (K1) dan frekuensi
kehamilan minimal 4 kali selama masa kehamilannya adalah 83,5 persen. Adapun
untuk cakupan pemeriksaan kehamilan pertama pada trimester pertama adalah 81,6
persen dan frekuensi ANC 1-1-2 atau K4 (minimal 1 kali pada trimester pertama,
minimal 1 kali pada trimester kedua dan minimal 2 kali pada trimester3) sebesar
70,4 persen. Tenaga yang paling banyak memberikan pelayanan ANC adalah bidan
(88%) dan tempat pelayanan ANC paling banyak diberikan di praktek bidan (52,5%).
Berdasarkan hasil survei tersebut NTB termasuk dengan K1 cukup baik lebih hampir
mencapai 98%.

Gambar 2.1 :
Kunjungan Antenatal K1 dan K4 di Lombok Tengah tahun 2011-2015

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 17


Tingginya kunjungan ibu hamil pada trimester pertama (K1) tidak diikuti pada
kunjungan pada trimester 3 (K4). Ini disebabkan karena angka drop out (DO) ibu
untuk menuju K4 mencapai 10%. Pelayanan antenatal sangat penting untuk
mengetahui status kesehatan ibu, perkembangan tumbuh kembang Janin, deteksi
dini risiko tinggi, dan perencanaan persalinan.

Cakupan kunjungan ibu hamil K4 sebesar 91,23 persen masih dibawah target (95
persen), capaian ini lebih rendah dibandingkan tahun 2014. Dengan angka DO
yang cukup tinggi dari K1 ke K4 mengakibatkan petugas kehilangan kontak. Hal ini
dapat disebabkan oleh adanya migrasi, dimana ibu hamil khususnya pada
kehamilan pertama mereka memilih untuk melahirkan ditempat orang tuanya
bukan ditempat mereka saat melakukan ANC rutin.

2. Ibu Hamil Dengan Komplikasi Yang Ditangani

Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) merupakan


program terobosan Kementerian Kesehatan dalam pemberdayaan masyarakat
tentang kesehatan ibu sebagai upaya untuk menurunkan kematian ibu. P4K adalah
kegiatan pemberdayaan masyarakat yang difasilitasi oleh tenaga kesehatan, kader,
tokoh agama/tokoh masyarakat untuk meningkatkan peran aktif suami, keluarga
dan masyarakat dalam perencanaan persalinan, persiapan menghadapi komplikasi
kehamilan/persalinan, perencanaan penggunaan kontrasepsi pasca persalinan bagi
setiap ibu hamil dengan menggunakan media stiker sebagai penanda. Wujud
penerapan P4K tersebut juga dituliskan pada Buku KIA dalam lembar ‘Amanat
Persalinan’. Setiap kehamilan yang mendapat buku KIA dan membuat perencanaan
persalinan dituliskan pada lembar tersebut (Kementerian Kesehatan, 1997).
Proses persalinan dihadapkan pada kondisi kritis terhadap masalah
kegawatdaruratan persalinan, terlebih bila terjadi komplikasi. Sehingga sangat
diharapkan persalinan dapat dilakukan di fasilitas kesehatan.
Pelayanan ibu hamil dengan komplikasi diharapkan sebesar 82% dapat terlayani.
Pelayanan komplikasi memegang peranan penting dalam menekan risiko kematian
ibu. Untuk itu, kemampuan pelayanan komplikasi ibu hamil terus ditingkatkan baik
kemampuan petugas kesehatan penolong persalinan maupun terkait sarana dan

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 18


prasarana persalinan di polindes, puskesmas maupun sarana rujukan. Upaya
tersebut menampakkan hasil yang cukup signifikan, dapat di lihat dari cakupan
pelayanan komplikasi juga mengalami peningkatan dari 69,5% pada tahun 2011
menjadi 100% pada tahun 2015.

Gambar 2.2 :
Cakupan pelayanan ibu hamil komplikasi yang ditangani
di Lombok Tengah Tahun 2011-2015

3. Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan


sebesar 90 persen dari target 95 persen, jika dibandingkan tahun 2014 sebesar
89,4 persen mengalami peningkatan sebesar 0.6 persen namun masih dibawah
target yang ditetapkan.

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 19


Gambar 2.3 :
Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Lombok Tengah Tahun 2011-2015

4. Pelayanan Nifas

Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan
pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Untuk
deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap
ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali dengan
distribusi waktu ; 1) Kunjungan nifas pertama (KF1) pada 6 jam setelah persalinan
sampai 3 hari ; 2) Kunjungan nifas ke-2 (KF2) dilakukan dalam waktu hari 4 sampai
dengan hari ke 28 setelah persalinan dan 3) Kunjungan nifas ke-3 (KF3) dilakukan
dalam waktu hari ke 29 sampai dengan hari ke 42 setelah persalinan.

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 20


Gambar 2.4 :
Cakupan Pelayanan Nifas di Lombok Tengah Tahun 2011-2015

Cakupan pelayanan ibu nifas pada tahun 2015 sebesar 91,91 persen dari target
sebesar 95 persen, meningkat 0,07 persen bila dibandingkan tahun 2014 tetapi
menurun 7,59 persen bila dibandingkan tahun 2011.

5. Neonatus dengan Komplikasi yang ditangani

Neonatal risti/komplikasi meliputi asfiksia, tetanuis neonatorum, sepsis, trauma


lahir, BBLR ( berat badan lahir < 2500 gram), sindroma, gangguan pernapasan dan
kelainan neonatal. Neonatal risti/komplikasi yang ditangani adalah neonates
risti/komplikasi yang mendapat pelayanan oleh tenaga kesehatan yang terlatih yaitu
dokter dan bidan di polindes, puskesmas, rumah bersalin dan rumah sakit.

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 21


Gambar 2.5 :
Cakupan Neonatal dengan komplikasi ditangani tahun 2011 - 2015

Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang ditangani pada tahun 2015 sebesar
79.79 persen dari target sebesar 85 persen, meningkat 10,15 persen bila
dibandingkan tahun 2014 tetapi masih dibawah taeget sebesar 85 persen.

6. Kunjungan bayi

Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar oleh tenaga
kesehatan (dokter, bidan, dan perawat) minimal 4 kali dalam setahun yaitu 1 kali
saat berumur 29 hari – 3 bulan, 1 kali pada umur 3 – 6 bulan, 1 kali pada umur 6 – 9
bulan, dan 1 kali pada umur 9 – 11 bulan.

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 22


Gambar 2.6 :
Kunjungan bayi di Lombok Tengah tahun 2011-2015

Cakupan kunjungan bayi yang mendapat pelayanan kesehatan tahun 2015 sebesar
95.03 persen dari target 95 persen menurun bila dibandingkan tahun 2014 sebesar
0.63 persen.

7. Desa/Kelurahan UCI

Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan proyeksi


terhadap cakupan atas imunisasi dasar secara lengkap pada bayi (0-11 bulan). Desa
UCI merupakan gambaran desa/kelurahan dengan ≥ 80 persen jumlah bayi yang ada
di desa tersebut sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu
tahun.

Cakupan desa UCI (universal child immunization) di tahun 2015 mencapai 100
persen dari target sebesar 100 persen, capaian UCI lima tahun terakhir dapat dilihat
pada gambar berikut :

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 23


Gambar 2.7 :
Cakupan UCI di Lombok Tengah tahun 2011-2015

8. Pelayanan Kesehatan Anak Balita

Pelayanan kesehatan anak balita adalah pelayanan kesehatan pada anak balita umur
12 – 59 bulan sesuai standar meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8x
setahun, pemantauan perkembangan minimal 2x setahun dan pemberian Vitamin A
2x setahun (bulan pebruari dan agustus).

Pada tahun 2015 cakupan pelayanan kesehatan anak balita (1 – 4 tahun) sebesar
81,25 persen dari target sebesar 80 persen. Pelayanan kesehatan pada anak balita
pada tahun 2015 sudah mencapai target. Gambaran capaian 5 tahun terakhir dapat
dilihat pada gambar berikut :

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 24


Gambar 2.8 :
Pelayanan kesehatan anak balita di Lombok Tengah tahun 2011-2015

9. Pemberian Makanan Pendamping ASI MPASI

Pemberian MP-ASI dilakukan dalam upaya mempertahankan dan perbaikan status


gizi balita 6 – 24 bulan di Kabupaten Lombok Tengah. Pemberian MP-ASI secara
khusus kepada balita gizi kurang keluarga miskin berupa makanan pabrikan kepada
anak usia 12 – 23 bulan bulan.

Cakupan pemberian MP-ASI sampai dengan tahun 2015 sebesar 12.2 persen, dari
target sebesar 100 persen. Perincian lengkap dapat dilihat pada gambar berikut :

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 25


Gambar 2.9 :
Pemberian MP-ASI di Lombok Tengah tahun 2011-2015

10. Balita Gizi Buruk mendapat perawatan

Kegiatan pelacakan kasus dilakukan oleh petugas puskesmas, bidan desa dibantu
oleh kader dan masyarakat. Indikator yang dipergunakan adalah BB/TB atau adanya
gejala klinis gizi buruk. Tahun 2015 Kasus gizi buruk sebanyak 45 kasus dengan
penanganan sebesar 100%

11. Penjaringan kesehatan siswa SD sederajat

Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD/ sederajat pada tahun 2015 sebesar 94.61
persen dari target 100 persen, Gambaran pencapaian 5 tahun terakhir dapat dilihat
pada gambar berikut.

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 26


Gambar 2.10 :
Penjaringan kesehatan siswa SD sederajat di Lombok Tengah tahun 2011-2015

12. Cakupan peserta KB aktif

Salah satu strategi MPS (Making Pregnancy Safer) adalah setiap WUS mempunyai
akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanggulangan
komplikasi keguguran. Ini artinya Pelayanan Program Keluarga Berencana (KB)
merupakan salah satu pilar dari 4 pilar Safe Motherhood. Pelayanan Keluarga
Berencana (KB) diharapkan dapat memutuskan rantai sebab tidak langsung kematian
ibu dan bayi, dimana mengurangi faktor risiko (4 terlalu) : Terlalu sering hamil,
terlalu banyak anak, terlalu muda dan terlalu tua untuk kehamilan.

Cakupan KB aktif tahun 2015 sebesar 77.91 persen dari target sebesar 80 persen,
cakupan KB aktif periode lima tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut :

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 27


Gambar 2.11 :
Cakupan KB aktif di Lombok Tengah tahun 2011-2015

13. Penemuan dan penanganan penderita AFP

Acute Flaccid Paralysis (AFP) adalah semua anak yg berusia kurang dari 15 tahun
dengan kelumpuhan yg sifatnya flaccid (layuh), terjadi secara akut (mendadak) dan
bukan disebabkan oleh ruda paksa. Untuk anak <15 tahun, dapat dilaporkan sebagai
kasus AFP jika terdapat gejala klinis yang pasti misalnya penyakit polio. Penyakit
polio harus dibuktikan atau sudah tidak ada dengan penemuan kasus AFP.

Pada tahun 2015 di Lombok Tengah ditemukan 0.32 per 100.00 penduduk kurang
dari 15 tahun kasus AFP non Polio dari target < 2 per 100.000 penduduk < 15 tahun,
dibandingkan tahun 2014 ditemukan kasus sebesar 2.21 per 100.000 penduduk < 15
tahun.

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 28


14. Penemuan dan penanganan penderita penyakit pneumonia pada balita

Penemuan dan penanganan penyakit pneumonia pada balita tahun 2014 sebesar
30.7 persen meningkat di tahun 2015 dengan capaian sebesar 34.6 persen dari
target 100 persen

Gambar 2.12 :
Penemuan dan penanganan pnemopnia pada balita di Lombok Tengah
tahun 2011-2015

15. Penemuan dan penanganan penderita penyakit TB BTA positif

Cakupan penemuan dan penanganan TB BTA positif tahun 2014 sebesar 36.71
meningkat di tahun 2015 dengan capaian 38.25 persen dari target sebesar 70
persen. Gambar dibawah menujukkan penemuan dan penanganan TB BTA positif
lima tahun terakhir :

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 29


Gambar 2.13 :
Penemuan dan penanganan penderita penyakit TB BTA positif di Lombok Tengah
tahun 2011-2015

16. Penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD

Dari grafik dibawah ini dapat dijelaskan bahwa kasus DBD merupakan penyakit
menular bersumber binatang yang akan muncul setiap lima tahun, pada grafik
tersebut pada tahun 2015 bulan Januari mulai naik , terus puncak kasus pada bulan
Mei dan berkurang pada bulan Agustus sehingga kasus menjadi dibawah 5 kasus tiap
bulan, tetapi mengalami kenaikan lagi sejak bulan September, Oktober, Nopember
dan Desember. Ketidak pedulian petugas tentang data yang ada di laporan bulanan
DBD serta kurang optimalnya melakukan promosi kesehatan berupa PSN, ABJ setiap
triwulanan, sehingga kasus ini terus berkembang.

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 30


Gambar 2.14 :
Kasus DBD positif di Lombok Tengah tahun 2009 - 2015

17. Penemuan dan penanganan penderita Diare

Gambar dibawa ini memberikan informasi bahwa kasus Diare yang berhasil
ditemukan oleh Tenaga Kesehatan dan Kader sebesar 60,56 %, ini masih jauh dari
SPM Kabupaten Lombok Tegah sebesar 100 %, untuk mencapai target yang besar
diperlukan upaya dari beberapa kordinasi lintas program dan lintas
sektoral.Tetapi semua kasus diare yang ditemukan di sarana Kesehatan sudah
dilayani dan ditatalaksana dengan baik, untuk tahun 2015 sudah menggunakan
tablet Zinc selama 10 hari

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 31


Gambar 2.15 :
Penemuan dan penanganan penderita Diare di Lombok Tengah tahun 2011-2015

18. Pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin

Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) diselenggarakan berdasarkan


konsep asuransi sosial. Penyelenggaraan Program Jamkesmas dibedakan dalam dua
kelompok berdasarkan tingkat pelayanannya yaitu: 1)Jamkesmas untuk pelayanan
dasar di puskesmas termasuk jaringannya; 2) Jamkesmas untuk pelayanan kesehatan
lanjutan di rumah sakit dan balai kesehatan. Capaian pelayanan dasar masyarakat
miskin tahun 2013 sebesar 35.87 dengan target sebesar 85 persen sedangkan
pelayanan kesehatan rujukan sebesar 0.83 persen dari target sebesar 75 persen.
Sedangkan tahun 2015 dan 2014 perkembangan jamkesmas tidak dapat diukur
Sejak diberlakukan Undang- Undang No.40 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
(SJSN). UU 40/2004 ini mengamanatkan bahwa jaminan sosial wajib bagi seluruh
penduduk termasuk Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui suatu Badan
Penyeleng gara Jaminan Sosial (BPJS).

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 32


19. Pelayanan gawat darurat level 1

Rumah Sakit dengan kemampuan pelayanan gawat darurat level 1 diharapkan


memiliki dokter on site (berada ditempat) 24 jam dengan kualifikasi general
emergency life (GELS) dan atau advance trauma life support (ATLS) + advance
cardiac life support (ACLS), di Kabupaten Lombok Tengah dari 2 Rumah Sakit yang
ada yaitu RSUD Praya dan RSI Yatofa

Realisasi pelayanan gawat darurat level 1 tahun 2015 sebesar 100 persen dari target
100 persen

20. Desa/kelurahan mengalami KLB yang harus dilakukan penyelidikan Epidemiologi

Desa/kelurahan mengalami kejadian luar biasa (KLB) yang ditangani kurang 24 jam
oleh petugas tahun 2015 ditargetkan 100 persen (realisasinya 100%) sama dengan
realisasi di tahun 2014 yaitu target 100 persen dengan realisasi 100 persen.

21. Desa siaga Aktif

Cakupan desa siaga aktif tahun 2015 mencapai 89.21 persen dari target 80 persen
sedangkan tahun 2014 89.21 mencapai dari target 80 ersen. Kegiatan yang
dilakukan dalam mendudkung keberhasilan pencapaian program ini adalah advokasi
desa siaga kepada pemegang kebijakan, mengaktifkan forum desa siaga,
pembangunan poskesdes, peningkatan kemitraan dengan Da’i.
Gambar dibawah menunjukkan perkembangan desa siaga di Lombok tengah.

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 33


Gambar 2.16 :
Cakupan desa Siaga Aktif di Lombok Tengah tahun 2011-2015

22. Rasio puskesmas per penduduk

Pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan dasar dapat digambarkan secara


umum oleh indikator rasio puskesmas terhadap penduduk.
Untuk rasio puskesmas per penduduk di Lombok Tengah tahun 2015 sebesar 1 :
36.005 dari target sebesar 1 : 30.000 penduduk

23. Prosentase kesehatan yang sudah D3 keatas

SDM Kesehatan khususnya tenaga kesehatan minimal pendidikanya Diploma 3 ke


atas karena hanya tenaga kesehatan yang pendidikan Diploma III mempunyai
kewenagan untuk melakukan upaya kesehatan. Untuk asisten tenaga kesehatan
yang berpendidikan dibawah D III jika bekerja harus didamping oleh tenaga
kesehatan sehingga ada korelasi positif antara jumalah tenaga kesehatan yang
pendidikan Diploma III dengan upaya kesehatan yang dilakukannnya.
Prosentase tenaga kesehatan yang sudah D3 keatas pada tahun 2015 mencapai
71.99 persen dari target sebesar 100 persen
Faktor-faktor yang mempengaruhi SDM Kesehatan belum seluruhnya berpendidikan
D3 ke atas adalah beberapa SDM yang berpendidikan SPK, SMA, SPPH, SPRG masih

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 34


menempuh pendidikan ketingkat lebih tinggi dengan status ijin belajar, beberapa
SDM Kesehatan yang telah lulus pendidikan ijazahnya belum disesuaikan dan SDM
kesehatan enggan melanjutkan pendidikan karena usia tugasnya kurang dari 5
tahun.
24. Persentase tenaga kesehatan yang telah memiliki kompetensi

Uji Kompetensi dilakukan pada tenaga kesehatan yang menempuh pendidikan


vokasi atau profesi pada akhir masa pendidikan. Sehingga semua tenaga kesehatan
yang pendidikan diploma tiga atau profesi ketika bekerja telah lulus uji kompetensi
kompetensi yang diadakan oleh lembaga pendidikan dan bekerjasama dengan
lembaga profesi. Sebagai bukti lulus kompetensi diterbitkanlah sertifikat kompetensi
oleh perguruan tinggi.
Prosentase tenaga kesehatan yang telah memiliki kompetensi pada tahun 2015
sebesar 77.5 persen dari target sebesar 95 persen
Gambar 2.16 :
Persentase tenaga kesehatan yang telah memiliki kompetensi di Lombok Tengah
tahun 2011-2015

Dalam mempertahankan dan meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan, Dinas


Kesehatan kabupaten Lombok Tengan bekerjasama dengan organisasi profesi
melakukan uji kompetensi untuk masing-masing tenaga kesehatan dan melalui
pelatihan. Sedangkan untuk meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan dilakukan

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 35


melalui pengiriman pegawai negeri untuk mengikuti ijin atau tugas belajar baik
dalam daerah maupaun di luar daerah
25. Rasio kapasitas rawat inap per penduduk

Meskipun pelayanan kesehatan masyarakat merupakan inti dari puskesmas,


pelayanan kesehatan perseorangan juga menjadi perhatian dari pemerintah. Bagi
daerah yang termasuk Daerah Tertinggal, Perbatasan, Kepulauan (DTPK), Dana
Alokasi Khusus (DAK) digelontorkan dengan tujuan salah satunya adalah peningkatan
puskesmas non rawat inap menjadi puskesmas rawat inap.
Rasio Rawat inap terhadap penduduk di Lombok Tengah tahun 2015 sebesar 1 :
2.876 dari target sebesar 1 : 2.000 penduduk.

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 36


Anggaran dan realisasi pendanaan Dinas kesehatn dapat dilihat pada table 2.6 berikut :

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 37


APBD adalah Rencana Pendapatan dan Belanja suatu Daerah (APBD) untuk satu
tahun berjalan (1 periode) yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda). Anggaran
mempunyai beberapa fungsi yang dikelompokan menjadi dua yaitu sebagai fungsi kebijakan
fiskal dan sebagai fungsi manajemen.
Sebagai fungsi kebijakan fiskal, Pertama, anggaran dapat digunakan untuk
menagtur alokasi belanja untuk pengadaan barang-barang dan jasa-jasa publik (public good
and services). Kedua, sebagai alat distribusi yang bertujuan untuk menciptakan pemerataan
atau mengurangi kesenjangan antar wilayah, kelas sosial maupun sektoral. Ketiga, sebagai
fungsi stabilisasi, misalnya jika terjadi ketidakseimbangan yang sangat ekstrem maka
pemerintah dapat melakukan intervensi melalui anggaran untuk mengembalikan pada
keadaan normal.
Sebagai fungsi manajemen, Pertama, memberi pedoman bagi pemerintah untuk
melakukan tugas-tugasnya pada periode mendatang. Kedua, anggaran sebagai alat kontrol
masyarakat terhadap kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah. Ketiga, untuk menilai
seberapa jauh pencapaian pemerintah dalam melaksanakan kebijakan dan program-
program yang direncanakan.
Sebagai gambaran, Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Lombok
Tengah 5 tahun terakhir sebagai berikut :

Gambar 2.17 : Anggaran dan Realisasi anggaran di Lombok Tengah tahun 2011-2015

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 38


Dari gambar diatas Realisasi keuangan pada tahun 2015 mencapai 100 persen, sedangkan
tahun 2014 realisasi 73.2 persen.

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD


Keberhasilan rencana strategis Dinas kesehatan Lombok Tengah tidak terlepas dari
lingkungan strategis yang melingkupinya, baik dalam skala nasional maupun
kedaerahan.

1. Analisis Renstra K/L dan SKPD Provinsi NTB

Tabel 2.7
Komparasi Capaian Sasaran Renstra SKPD
terhadap Sasaran Renstra SKPD Provinsi dan Renstra K/L

Capaian Sasaran Sasaran pada


Sasaran pada
No Indikator Kinerja Renstra SKPD Renstra SKPD
Renstra K/L
Kabupaten/Kota Provinsi
(1) (2) (3) (4) (5)
Usia Harapan
1 64.45 *) 64.9 *) 70.59 *)
Hidup
Angka Kematian 1.070 (10) ; *)
2 199 (10.32) *) 19 (2012)
Bayi (57 : SDKI 2012)
Angka Kematian 111 (106) *)
3 18 (93.36) *) 359 (SDKI 2012)
Ibu Melahirkan (237 : SDKI 2012)
4 Cakupan Desa UCI 100 86.96 81.82
Bayi dengan
5 97.81 88.17 86.9
Imunisasi lengkap
Persalinan oleh
tenaga kesehatan
6 89.46 89.95 88.64
di fasilitas
kesehatan
Prevalensi Gizi
7 15.5 16.78 13.9
Kurang
Prevalensi Gizi
8 4.96 4.83 5.7
Buruk

*) 2014

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 39


Umur Harapan Hidup
Dalam kurun waktu 2011-2014, Angka Harapan Hidup di Kabupaten Lombok Tengah
menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011, Angka Harapan Hidup
Lombok Tengah mencapai 63,79 tahun yang berarti anak yang lahir di Lombok Tengah
berpeluang untuk hidup hingga berusia 63 tahun. Angka harapan hidup tersebut terus
meningkat hingga mencapai 64,45 pada tahun 2014. Peningkatan terendah terlihat pada
periode 2013 – 2014 dimana angka harapan hidup hanya meningkat 0,15 poin. Capaian UHH
Lombok Tengah bila dibandingkan dengan UHH provinsi NTB sudah mendekati/sama tetapi
masih jauh bila dibandingkan UHH Nasional.

Gambar 2.18 : Angka Harapan Hidup di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2011-2014

Sumber: Inkesra Lombok Tengah, 2015

Angka Kematian bayi


Indikator angka kematian yang berhubungan dengan anak yakni Angka Kematian Neonatal
(AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA). Perhatian terhadap
upaya penurunan angka kematian neonatal (0-28 hari) menjadi penting karena kematian
neonatal memberi kontribusi terhadap 59% kematian bayi. Berdasarkan hasil Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, secara nasional angka Kematian
Neonatus (AKN) pada tahun 2012 sebesar 19 per 1.000 kelahiran hidup. Angka ini sama
dengan AKN berdasarkan SDKI tahun 72007 dan hanya menurun 1 point dibanding SDKI
tahun 2002-2003 yaitu 20 per 1.000 kelahiran hidup.

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 40


Angka kematian bayi di Kabupaten Lombok Tengah dalam kurun waktu 2011-2015
mengalami fluktuasi sebagaimana pada gambar berikut.

Gambar 2.19 : Angka kematian ibu dan bayi dalam kurun waktu 2011-2015

Sumber: Laporan Capaian MDGs Kabupaten Lombok Tengah, 2015

Angka Kematian Ibu

Terdapat beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur status kesehatan ibu
pada suatu wilayah, salah satunya yaitu angka kematian ibu (AKI). AKI merupakan salah satu
indikator yang peka terhadap kualitas dan aksesibilitas fasilitas pelayanan kesehatan.
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, AKI (yang
berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar 359 per 100.000 kelahiran
hidup.
AKI di Lombok Tengah juga terus mengalami penurunan yang cukup signifikan dari
107 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012 menjadi 84,68 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2015. Perhatian pemerintah dalam rangka menekan AKI terus menampakkan hasil.
Identifikasi faktor risiko kehamilan sejak dini, dengan semakin meningkatnya kunjungan
antenatal, deteksi dini komplikasi, perencanaan persalinan sampai masa nifas merupakan
faktor penting dalam upaya menekan angka kematian ibu. Dukungan Jaminan persalinan
juga meningkatkan akses terhadap pelayan persalinan oleh tenaga kesehatan.

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 41


Adanya ambulan desa juga merupakan salah satu upaya meningkatkan akses
pelayanan kesehatan khususnya kepada Ibu Hamil, untuk mengurangi risiko keterlambatan
penangan saat ibu bersalin.
Gambar 2.20 : Angka Kematian Ibu dari tahun 2011 – 2015 dan Distribusinya

Penyebab utama kematian ibu di Lombok Tengah adalah toksemia 27,8%, infeksi 22,2%,
perdarahan 11,1%, abortus 5,6%, dan sebab lain yang tidak dapat dijelaskan 33,3%.

Gambar 2.21 : Penyebab utama kematian ibu

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 42


Universal Child Imunization

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1611/MENKES/SK/XI/2005,


program pengembangan imunisasi mencakup satu kali HB-0, satu kali imunisasi BCG, tiga
kali imunisasi DPT-HB, empat kali imunisasi polio, dan satu kali imunisasi campak. Imunisasi
BCG diberikan pada bayi umur kurang dari tiga bulan; imunisasi polio pada bayi baru lahir,
dan tiga dosis berikutnya diberikan dengan jarak paling cepat empat minggu; imunisasi
DPT-HB pada bayi umur dua bulan, tiga bulan empat bulan dengan interval minimal empat
minggu; dan imunisasi campak paling dini umur sembilan bulan. Seorang anak semestinya
telah mendapatkan semua jenis imunisasi tersebut secara lengkap sampai umur 1 tahun.
Cakupan imunisasi dasar lengkap secara Nasional terus mengalami perbaikan. Hasil
Riskesdas 2013 NTB baru mencapai 75,4%, tidak sebesar seperti yang dilaporkan secara
program, namun terdapat peningkatan yang cukup signifikan. Di Lombok Tengah cakupan
desa dengan Universal Chid Imunization (UCI) sampai tahun 2015 telah mencapai target
yaitu 100%, semua desa telah mencapai UCI. Pengerahan sasaran di Posyandu memegang
peranan penting dalam peningkatan cakupan imunisasi, peran lintas sektor sangat penting
dalam identifikasi dan mobilisasi sasaran imunisasi di posyandu dan menjamin tidak ada
satupun bayi di wilayahnya tidak terimunisasi.

Gambar 2.22 : Cakupan Desa/ Kelurahan UCI di Lombok Tengah

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 43


Imunisasi Lengkap

Hasil Riskesdas Tahun 2013 Cakupan anak diimunisasi lengkap secara Nasional
hanya mencapai 59,2%. Sedangkan di Lombok Tengah berdasarkan catatan program
imunisasi rutin telah mencapai 97,12% pada tahun 2015.Demikian halnya dengan cakupan
anak yang diimunisasi campak secara Nasional pada tahun 2013 baru mencapai 82,1% dan
NTB sebesar 90,6%. Sedangkan di Lombok Tengah pada tahun yang sama berdasarkan
catatan program imunisasi rutin telah mencapai 100%. Adanya perbedaan tersebut
memungkinkan terjadi karena adanya perbedaan dalam cara pengambilan data. Walaupun
demikian hasil survei tersebut memberikan kita peringatan bahwa masih adanya
kemungkinan anak yang tidak terimunisasi.
Gambar 2.23 : Cakupan Imunisasi Campak dan sebarannya di Lombok Tengah

Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan

Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu. Pemantauan dan


perawatan kesehatan yang memadai selama kehamilan sampai masa nifas sangat penting
untuk kelangsungan hidup ibu dan bayinya. Proses persalinan dihadapkan pada kondisi kritis
terhadap masalah kegawatdaruratan persalinan, sehingga sangat diharapkan persalinan

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 44


dilakukan di fasilitas kesehatan. Penolong persalinan oleh tenaga kesehatan yang kompeten
merupakan salah satu indikator SPM. Tenaga kesehatan yang kompeten sebagai penolong
persalinan (linakes) menurut PWS-KIA adalah dokter spesialis kebidanan dan kandungan,
dokter umum dan bidan. Kementerian Kesehatan menetapkan target 95 persen persalinan
ditolong oleh tenaga kesehatan pada tahun 2015.
Hasil Riskesdas 2013, persalinan di fasilitas kesehatan adalah 70,4% dan masih
terdapat 29,6% di rumah/lainnya. Penolong persalinan oleh tenaga kesehatan yang
kompeten (dokter spesialis, dokter umum dan bidan) mencapai 87,1%. Proporsi persalinan
di fasilitas kesehatan NTB berada diatas rata-rata nasional sekitar 82%.
Gambar 2.24 : Cakupan Persalinan di tolong tenaga kesehatan dan sebarannya di
Lombok Tengah tahun 2011 – 2015

Berdasarkan laporan rutin Dinas Kesehatan angka persalinan oleh tenaga kesehatan
di Lombok telah mencapai angka yang cukup menggembirakan walaupun masih fluktuatif
dan cenderung mengalami penurunan yaitu dari 92,9% pada tahun 2011 menjadi 90% pada
tahun 2015.
Dukungan Jaminan Persalinan Universal (JAMPERSAL) kelihatannya cukup sigifikan
dalam meningkatkan persalinan tenaga kesehatan, dimana pada 2 tahun terakhir.

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 45


Apapun upaya pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kepada ibu hamil
termasuk dalam rangka persalinannya tidak akan optimal apabila tidak didukung oleh peran
serta masyarakat, kader, tokoh masyarakat dan keluarga terdekat dari Ibu Hamil.
Perencanaan persalinan sangat penting untuk mewaspadai kemungkinan komplikasi pada
saat persalinan, sehingga resiko kematian ibu dan bayi dapat diminimalisir.

Peningkatan peran serta masyarakat dan keluarga ibu hamil dalam perncanaan
persalinan menunjukan hasil yang menggembirakan dalam 5 tahun terakhir. Hal ini
ditunjukkan oleh trend persalinan oleh tenaga kesehatan terus mengalami peningkatan, dari
78,2% pada tahun 2010 menjadi 89,5 pada tahun 2015. Sementara sebaliknya trend
persalinan oleh dukun terus mengalami penurunan dari 8% pada tahun 2010 menjadi hanya
2,7% pada tahun 2015. Upaya untuk meningkatkan persalinan oleh tenaga kesehatan
terlatih terus ditingkatkan dan menekan sekecil mungkin persalinan tidak aman.
Gizi Kurang dan Buruk
Secara nasional berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahu 2013, angka
kekurangan gizi Nasiona mencapai 19,6%. Sedangkan prevalensi kekurangan gizi di NTB
sebesar 25% berada diatas angka nasional dan termasuk dalam kategori dengan Prevalensi
mendekati amat tinggi.
Tabel : status gizi di Lombok Tengah tahun 2015

Status Gizi
Indikator / BB sgt
BB
Status Gizi kurang/sgt Baik/norma Gizi
Kurang/pende
pendek/sgt l Lebih/gemuk
k/kurus
kurus
BB/U 3,55 14,29 81,19 0,98
TB/U 14,89 23,46 61,65 -
BB/TB 2,30 4,83 84,64 8,23

Berdasarkan standar masalah gizi menurut Depkes RI 2009 dikategorikan menjadi


masalah kesehatan yang serius. Besarnya masalah kekurusan (kurus dan sangat kurus) pada
balita yang masih merupakan masalah kesehatan masyarakat adalah jika prevalensi
kekurusan > 5%. Masalah kesehatan masyarakat sudah dianggap serius bila prevalensi
kekurusan antara 10.1% – 15.0% dan dianggap kritis bila prevalensi kekurusan sudah diatas

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 46


15% (UNHCR). Secara keseluruhan di Kabupaten Lombok Tengah BB/TB balita mencapai
7,32%. Artinya masalah kekurusan pada anak balita di Kabupaten Lombok Tengah
merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu penanganan secara multisektoral.

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 47


BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Kesehatan.
Pelaksanaan Rencana strategis pada 5 tahun sebelumnya (2011-2015) yang
tergambarkan oleh indicator kinerja sebagian telah mencapai target, namun ada
beberapa yang belum terealisir di akhir tahun 2015, berikut rinciannya permasalahan
dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 3.1
Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
SKPD Dinas KesehatanKabupaten Lombok Tengah

Standar Faktor yang Mempengaruhi


yang
Capaian/Kond Internal Eksternal Permasalahan
AspekKajian Digunak
isiSaatini (kewenangan (diluarkewenanga Pelayanan SKPD
an
SKPD) n SKPD)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Gambaran Pada tahun SPM 741 1) DO, Migrasi, 1) Kurang Mutu layanan
Pelayanan 2015 baru tahun tidak berperannya kesehatan
SKPD sebagian 2008 terjaring, Toma, Toga, masih belum
indikator yang pasive care optimal
dukungan
mencapai 2) Monitoring
target. persalinan keluarga, dll
Beberapa oleh nakes
2) Kurangnya
indikator yang kurang Angka
Pembiayaan,
belum optimal kematian Bayi
mencapai (kantong Kurang masih
target antara persalinan), kemitraan
lain : Catpor, Toma, Toga,
1. Kunjungan monev, dukungan
Bumil K4 sarana dan keluarga,
prasarana
masih adanya
2. Persalinan yang belum
memadai/bel persalinan
Ditolong
um standard, dukun, dll
Nakes yang
3) Komitmen
memiliki 3) Lemahnya
petugas
Kompetensi Koordinasi
dalam
Kebidanan melaksanaka dengan
n pelayanan fasyankes
3. Pelayanan
nifas masih swasta
Nifas kurang. maupun
4) Komitmen
4. Pemberian (kilinik/RS
Pemda dalam

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 48


Standar Faktor yang Mempengaruhi
yang
Capaian/Kond Internal Eksternal Permasalahan
AspekKajian Digunak
isiSaatini (kewenangan (diluarkewenanga Pelayanan SKPD
an
SKPD) n SKPD)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Makanan Pengadaan swasta-
Pendampin Logistik Pemerintah)
g ASI pada MPASI hanya
dianggarkan 4) Definisi
Anakusia 6–
oleh pusat Operasional
24bulan 5) MTBS/MTBM tentang MPASI
Keluarga tidak
hanya produk
Miskin berjalan,
pabrikan.
Komitmen
5.Penemuan petugas
dan 5) Kurangnya
dalam
Penanganan dukungan
penanganan
Penderita (Negleted dana dan
Penyakit- deseases), logistik dari
Penderita kurangnya Pusat.
Pneumonia Sarana dan
Balita prasarana 6) Stigma
6.Pasien baru (Aritimer, masyarakat,
TB BTA Positif. oksigen Komitmen
7. Penemuan konsetrator), Pemda. PMO,
dan Kapasitas
PenangananP Sistem
petugas
enderita dalam Rujukan,
Penyakit- penanganan
PenderitaDiar 7) Kurangnya
pnemoni.
e dukungan
6) Kurangnya
8. Rasio Mikroskopis pendanaan
puskesmas (Kuantitas
menurut dan Kualitas),
penduduk ; 9) Kapasitas dan
standar 8)Masih
Komitmen
kompetensi tergantung
Petugas,
petugas pada dana
Sarana dan
belum pusat
prasarana
memadai ; 9)Kebijakan Zero
kurang
10) Distribusi growth
memadai.
Makanan tentang
7) MTBS/MTBM
pendampingm pengangkatan
tidak
asih rendah ; CPNS ; aturan
berjalan,
11) kematian ASN yang
Komitmen
bayi sudah tidak
petugas

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 49


Standar Faktor yang Mempengaruhi
yang
Capaian/Kond Internal Eksternal Permasalahan
AspekKajian Digunak
isiSaatini (kewenangan (diluarkewenanga Pelayanan SKPD
an
SKPD) n SKPD)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
dibawah dalam memperboleh
angka penanganan kan
nasional (Negleted pengangkatan
tetapi masih deseases), tenaga honor ;
menjadi Sarana dab Aturan
masalah prasarana, pendukung
karena kurangnya P3K (pegawai
menjadi Kapasitas pemerintahde
faktor utama petugas ngan
penghitungan dalam perjanjian
usia harapan penanganan kerjasama)
hidup diare. belumada
8) Jumlah FKTP 3). Belum ada
masih kurang penganggaran
dan belum untuk
terakreditasi mendukung
dalam
peningkatan
kapasitas
petugas
2. Kajian Sebagian
terhadap indicator telah
Renstra SKPD mendukungca
paian Renstra
Provinsi,
Provinsi dan
Renstra K/L Renstra
Kementrian
tapi masih ada
beberapa
indicator yang
belum
mendudkungd
iantaranya
UHH dan
kematianbayi

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 50


Tabel 3.2
Identifikasi Isu-Isu Strategis (LingkunganEksternal)
SKPD DinasKesehatan

IsuStrategis
No Dinamika Dinamika
Dinamika Nasional Lain-lain
Internasional Regional/Lokal
(1) (2) (3) (4) (5)
Pemberlakuan MEA Akreditasi sarana FKTP STR
1
tahun 2017
2 SDG’s Diberlakukan undang- Adanya regulasi
undang No. 36 tahun tingkat provinsi
2014 tentangTenaga tentang kesehatan
Kesehatan (Generasi Emas
NTB), AKINO,
ABSANO, Kebijakan
ASHAR (Aksi seribu
hari kehidupan),
Lemper Madu
(Lembaga
pemberdayaan
Masyarakat
terpadu)
3 Pergerakan Permenkes No 21 Tahun Surveilans
manusia antar 2013 tentang epidemiologi dan
negara yang diiringi penanggulangan HIV Kebijakan Bupati
perubahan iklim AIDs (Bab 1 pasal 3 tentang
global akhir-akhir mengurangi diskriminasi) mempertahankan
ini juga berimbas ODHA Eliminasi malaria
pada kualitas menuju bebas
lingkungan hidup, malaria 2020
dan erkembangnya
penyakit baru dan
lama potensial
wabah (new
emerging deseases
& Re emerging
deseases)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 51


3.3 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala daerahdan wakil kepala daerah Terpilih

Tabel 3.3
Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan SKPD
Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Visi: “TERWUJUDNYA MASYARAKAT LOMBOK TENGAH YANG BERIMAN,


SEJAHTERA DAN BERMUTU”
Misi dan Program Faktor
Permasalahan
No KDH dan Wakil
Pelayanan SKPD Penghambat Pendorong
KDH terpilih
(1) (2) (3) (4) (5)
2 Misi 2 : Mutu layanan Kualitas dan Kuantitas SDM yang belum Adanya kerjasama pemerintah provinsi dengan
kesehatan masih memadai dan merata kabupaten terkait program kesehatan
Meningkatkan belum optimal
Kesejahtraan Sarana kesehatan telah ada di masing-masing
sosial, kecerdasan Kebijakan tentang mutasi tenaga kecamatan dan desa
dan kesehatan kesehatan yang tidak selektif
Kebutuhan dari masyarakat akan pelayanan
masyarakat
Kondisi sarana prasarana kesehatan dan kesehatan yang bermutu, merata dan
dengan
peralatan medis di UPT belum standard berkeadilan semakin meningkat
mengedepankan
keadilan dan Pengetahuan masyarakat dalam bidang Adanya regulasi tingkat kabupaten tentang
kesetaraan gender kesehatan kesehatan (perbup KTR), MOU pelayanan
dengan pihak ketiga
Sistem penganggaran yang belum
mengacu pada Undang-Undang nomor 36
tahun 2009

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 52


5 Misi 5 :

Mewujudkan
Kepemerintahan Pelayanan Publik Belum terstandarisasinya FKTP Tersusunnya Roadmap Akreditasi FKTP.
yang baik dan belum optimal
kepastian Hukum
dengan dukungan
Birokrasi yang
memiliki
pelayanan publik
berkualitas

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 53


3.4 Telaahan Renstra K/L dan Renstra

Tabel 3.4
Permasalahan Pelayanan Dinas Kesehatan berdasarkan Sasaran Renstra K/L beserta Faktor
Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya

Sasaran Jangka Sebagai Faktor


Permasalahan
No Menengah Renstra
Pelayanan Dinas Kesehatan Penghambat Pendorong
K/L
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Usia Harapan Hidup Kematian bayi dan balita Kurangnya Kebijakan
sudah menurun namun kompetensi pemerintah
masih menjadi penyumbang petugas tentang
terbesar rendahnya Usia dalam Persalinan
Harapan Hidup. penanganan Gratis
kegawat (Jampersal NTB)
daruratan
neonatal
menyebabka
n masih
adanya
kematian
bayi,
berpengaruh
terhadap
UHH

Angka Kematian Bayi Kematian neonatal masih Komitmen


sebagian besar disebabkan tingginya pendanaan dari
oleh BBLR kasus ibu pemerintah
hamil dalam upaya
Anemia dan menekan
KEK. kematian bayi
Kapasitas
petugas,
sarana dan
prasarana
yang belum
memadai
Angka Kematian Ibu Keterlambatan (3T) Hambatan Komitmen
Melahirkan dalam pengambilan birokrasi pemerintah
keputusan pertolongan untuk
persalinan menurunkan
angka kematian
ibu, Awig-awig
desa

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 54


Sasaran Jangka Sebagai Faktor
Permasalahan
No Menengah Renstra
Pelayanan Dinas Kesehatan Penghambat Pendorong
K/L
(1) (2) (3) (4) (5)
Cakupan Desa UCI Cakupan program Peran serta Komitmen
imunisasi telah mencapai masyarakat pemerintah
target namun masih untuk terus
ditemukan kasus PD3I meningkatkan
cakupan
imunisasi dasar
lengkap
Bayi dengan Imunisasi Cakupan program Penolakan, Komitmen
lengkap imunisasi telah mencapai kualitas pemerintah
target namun masih pemberian untuk terus
ditemukan kasus PD3I vaksin meningkatkan
cakupan
imunisasi dasar
lengkap
Persalinan oleh Monitoring persalinan Masih ada Kebijakan
tenaga kesehatan di oleh nakes kurang optimal masyarakat pemerintah
fasilitas kesehatan (kantong persalinan), Lombok tentang
Catpor, monev, sarana Tengah yang Persalinan
dan prasarana yang belum tidak Gratis
memadai/belum memiliki (Jampersal NTB)
standard, KTP/KK
sehingga Program kerja
tidak 100 hari Bupati
terakomodir tentang
melalui pelaksanaan
persalinan kelas ibu di
gratis dan semua desa
beralih ke dalam rangka
persalinan meningkatkan
non Nakes persalinan oleh
(dukun) tenaga
kesehatan di
fasilitas
kesehatan

2 Prevalensi Gizi Kurang Belum semua kasus Prilaku Kerjasama LS/


tertangani keluarga LP
terhadap
pola asuh
yang salah
(Pemberian
AE, PHBS dll)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 55


Sasaran Jangka Sebagai Faktor
Permasalahan
No Menengah Renstra
Pelayanan Dinas Kesehatan Penghambat Pendorong
K/L
(1) (2) (3) (4) (5)
Prevalensi Gizi Buruk Akibat akumulasi Gizi Penanganan Koordinasi
kurang yang tidak pasca LS/LP
tertangani sehingga perawatan
menjadi gizi buruk gizi buruk

Tabel 3.5
Permasalahan Pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Berdasarkan Sasaran Renstra
Dinas Kesehatan Provinsi beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan
Penanganannya

Sasaran Jangka SebagaiFaktor


Permasalahan
Menengah Renstra
No Pelayanan Dinas
Dinas Kesehatan Penghambat Pendorong
Kesehatan
Provinsi
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Usia Harapan Kematian bayi dan Kurangnya Kebijakan
Hidup balita sudah menurun kompetensi pemerintah
namun masih menjadi petugas dalam tentang
penyumbang terbesar penanganan Persalinan Gratis
rendahnya Usia kegawat daruratan (Jampersal NTB)
Harapan Hidup. neonatal sehingga
menyebabkan
kematian bayi
masih ada,
berpengaruh
terhadap UHH

2 Angka Kematian Kematian neonatal masih tingginya Komitmen


Bayi sebagian besar kasus ibu hamil pendanaan dari
disebabkan oleh BBLR Anemia dan KEK. pemerintah dalam
Kapasitas petugas, upaya menekan
sarana dan kematian bayi
prasarana yang
belum memadai
3 Angka Kematian Keterlambatan (3T) Hambatan Komitmen
Ibu Melahirkan dalam pengambilan birokrasi pemerintah untuk
keputusan menurunkan
pertolongan angka kematian
persalinan ibu, Awig-awig
desa

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 56


Sasaran Jangka SebagaiFaktor
Permasalahan
Menengah Renstra
No Pelayanan Dinas
Dinas Kesehatan Penghambat Pendorong
Kesehatan
Provinsi
(1) (2) (3) (4) (5)
4 Cakupan Desa UCI Cakupan program Peran serta Komitmen
imunisasi telah masyarakat pemerintah untuk
mencapai target terus
namun masih meningkatkan
ditemukan kasus cakupan imunisasi
PD3I dasar lengkap
5 Bayi dengan Cakupan program Penolakan, kualitas Komitmen
Imunisasi lengkap imunisasi telah pemberian vaksin pemerintah untuk
mencapai target terus
namun masih meningkatkan
ditemukan kasus cakupan imunisasi
PD3I dasar lengkap
6 Persalinan oleh Monitoring Masih ada Kebijakan
tenaga kesehatan persalinan oleh nakes masyarakat pemerintah
di fasilitas kurang optimal Lombok Tengah tentang
kesehatan (kantong persalinan), yang tidak memiliki Persalinan Gratis
Catpor, monev, KTP/KK sehingga (Jampersal NTB)
sarana dan prasarana tidak terakomodir
yang belum melalui persalinan Program kerja 100
memadai/belum gratis dan beralih hari Bupati
standard, ke persalinan non tentang
Nakes (dukun) pelaksanaan kelas
ibu di semua desa
dalam rangka
meningkatkan
persalinan oleh
tenaga kesehatan
di fasilitas
kesehatan

7 Prevalensi Gizi Belum semua kasus Prilaku keluarga Kerjasama LS/


Kurang tertangani terhadap pola asuh LP
yang salah
(Pemberian AE,
PHBS dll)
8 Prevalensi Gizi Akibat akumulasi Gizi Penanganan pasca Koordinasi
Buruk kurang yang tidak perawatan gizi LS/LP
tertangani sehingga buruk
menjadi gizi buruk

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 57


3.6 PenentuanIsu-isu Strategis

a. Melakukan penilaian isu strategis terhadap kriteria yang telah ditetapkan


berdasarkan skala tersebut pada angka b), dengan mengisi tabel sebagai berikut:

Tabel 3.6
Nilai Skala Kriteria

Nilai Skala Kriteria ke- Total


No Isu Strategis 1 2 3 4 5 6 7 Skor
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10
Sumber Daya Manusia 400 300 400 400 200 300 2000
1
Sarana dan Prasarana 400 240 400 300 200 300 1840
2
3 Pendanaan 300 240 400 400 200 200 1740
Kematian Ibu dan bayi 300 400 400 300 200 300 1900
4
5 Status gizi 300 400 300 300 200 200 1700
Pengendalian penyakit 300 400 300 300 200 200 1700
6
7 Akses Pelayanan 200 200 400 300 200 300 1600

Ket : peserta FGD sebanyak 20 orang terdiri Kabid dan kasie/kasubag

b. Menghitung rata-rata skor/bobot setiap isu strategis dengan mengakumulasikan


nilai tiap-tiap isu strategis dibagi jumlah peserta, yang dituangkan dalam tabel
sebagai berikut:

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 58


Tabel 3.7
Rata-Rata Skor Isu-Isu Strategis

No Isu Strategis Total Skor Rata-rata Skor


-1 -2 3 4

1 Sumber Daya Manusia 2000 100


2 Sarana dan Prasarana 1840 92
3 Pendanaan 1740 87
4 Kematian Ibu dan bayi 1900 95
5 Status gizi 1700 85
6 Pengendalian penyakit 1700 85
7 Akses Pelayanan 1600 80

Dari tabel diatas yang dianggap sebagai Isu Strategis Dinas Kesehatan berdasarkan prioritas
adalah Sumber daya Manusia kesehatan, Sarana dan Prasaran Kesehatan, Pendanaan,
Kematian ibu dan bayi, Status gizi, Pengendalian penyakit dan akses pelayanan.

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 59


BAB IV
TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD
Berikut ini diuraikan tujuan dan sasaran jangka menengah pada misi ke 2 dan ke 5
Bupati Lombok Tengah Tahun 2016 - 2020
Pernyataan tujuan dan sasaran jangka menengah SKPD Dinas Kesehatan beserta
indikator kinerjanya disajikan pada table 4.1 sebagai berikut ini :

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 60


Tabel 4.1
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan SKPD
Target Kinerja Program dan Kerangka
Indikator
NO Tujuan Sasaran Pendanaan
Sasaran target target target target target
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Meningkatkan Terwujudnya Ketersediaan
efektifitas perencanaan dokumen
perencanaan dan perencanaan 2 2 2 2 2
penganggaran penganggaran dan
pendataan dan yang baik penganggaran
pelaporan Tersedianya Ketersediaan
data dan Dokumen
laporan yang laporan (LAKIP, 2 2 2 2 2
valid dan tepat Laporan
waktu. Tahunan)
Ketersediaan
1 1 1 1 1
Dokumen DHA
Ketersediaan
Dokumen profil
kesehatan yang
1 1 1 1 1
akurat dan tepat
waktu

2 Meningkatkan Terwujudnya Ketersediaan


efektifitas administrasi dokumen data
1 1 1 1 1
pengelolaan kepegawaian base tenaga
administrasi yang tertib kesehatan
umum dan Ketersediaan
kepegawaian dokumen usulan
tenaga
Kesehatan dan 1 1 1 1 1
administrasi ke
pusat dan
Kabupaten
3 Meningkatkan Terlaksananya Ketersediaan
efektifitas nya pengelolaan Sistem informasi
pengelolaan administrasi pengelolaan
administrasi keuangan yang keuangan 100 100 100 100 100
keuangan tertib daerah berbasis
komputer (SAI)
Target Kinerja Program dan Kerangka
Indikator
NO Tujuan Sasaran Pendanaan
Sasaran target target target target target
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Terselenggarany Persentase LHP
a pengendalian yang
dan ditindaklanjuti 100 100 100 100 100
pengawasan
keuangan

4 Tercapainya Meningkatnya Cakupan


peningkatan cakupan penduduk
kualitas penduduk dengan akses
73,5 74 80 85 90
kesehatan dengan akses terhadap jamban
lingkungan berkelanjutan
terhadap
Meningkatnya Desa Open
kuantitas desa Defecation Free
ODF (ODF)/ Stop
Buang Air Besar 8 19 20 20 20
Sembarangan
(SBS)

Meningkatnya Cakupan
cakupan rumah penduduk yang
tangga dengan mempunyai
akses akses terhadap 67 70 75 80 90
berkelanjutan air minum
terhadap air
minum layak
5 Meningkatkan Terlaksananya Case Notification
intensitas dan penemuan dan Rate (CNR) 80 85 90 95 100
efektifitas penanganan
Penanganan
80 85 90 95 100
lapangan kasus
Penemuan
Pnemonia pada 30 31 32 33 35
Balita
Penemuan
70 80 85 90 95
penderita diare
Penurunan
angka kecacatan
penderita kusta 20 15 10 10 5
tingkat II

Infeksi Menular
Seksual (IMS) 80 82 85 90 100
diobati
Target Kinerja Program dan Kerangka
Indikator
NO Tujuan Sasaran Pendanaan
Sasaran target target target target target
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Penanganan
penderita HIV 80 82 85 90 100
dan AIDS
Annual Paracite
Incidence (API) 0,09 0,08 0,07 0,05 0,04
permil

Prevalensi
Diabetes militus
pada penduduk 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
usia lebih dari 15
tahun

Prevalensi
tekanan darah
tinggi pada 22,5 22,5 22,5 22,5 22,5
penduduk lebih
18 tahun
Terwujudnya Cakupan desa
90 95 100 100 100
bayi, batita, UCI
anak sekolah Cakupan
dan ibu hamil Imunisasi Dasar 90 92 93 95 95
yang kebal Lengkap
terhadap Cakupan
Penyakit Dapat imunisasi pada 80 85 90 92 95
Dicegah Dengan Ibu hamil
Meningkatkan Terlaksananya Acute Flaccid
Respons Penemuan dan Paralysis (AFP)
≥2 ≥2 ≥2 ≥2 ≥2
Petugas dalam Penanganan rate
Kewaspadaan Kasus
Dini dan Terlaksananya Desa Mengalami
Kesiapsiagaan Sistem KLB yang
Kemungkinan Surveilans ditanggulangi 100 100 100 100 100
6
Terjadinya KLB Epidemiologi <24 Jam
dan Krisis Dan
Kesehatan Pengurangan Pembentukan
Akibat Dampak Resiko Pos Kesehatan
Bencana Bencana 100 100 100 100 100

7 Meningkatkan Tersedianya Cakupan K 4 92 93 94 95 96


f ktifit
Target Kinerja Program dan Kerangka
Indikator
NO Tujuan Sasaran Pendanaan
Sasaran target target target target target
1 2 3 4 5 6 7 8 9
efektifitas sarana Cakupan
pelayanan prasarana dan persalinan di 89 90 91 92 93
kesehatan ibu SOP untuk fasilitas
dan anak layanan kesehatan
kesehatan ibu, Cakupan
anak pelayanan ibu 91 92 93 94 94
nifas
Cakupan KN 93,5 94 94,5 95 95
Cakupan
93,5 94 94,5 95 95
kunjungan bayi
Cakupan
pelayanan anak 70 71 72 73 74
balita
Terwujudnya Cakupan
tenaga persalinan oleh
kesehatan ibu tenaga 90 91 91,5 92 93
dan anak yang kesehatan
berkualitas. (Linakes)
Cakupan
komplikasi 88 89 90 91 92
kebidanan
tertangani
Cakupan
neonatal dengan
komplikasi 82 82 82,5 82,5 83
tertangani

8 Meningkatkan Terbinanya Persentase ibu


akses dan pelayanan gizi hamil Kurang
kualitas ibu dan balita Energi Kronik 15,8 15,6 15,4 15,2 15
pelayanan gizi yang bermutu (KEK)
bagi kelompok
Persentase Ibu
rawan gizi
Hamil KEK 20 25 30 35 40
mendapatkan
PMT
Persentase
Cakupan
Pemberian ASI 91 92 93 94 95
Eksklusif pada
bayi 0-6 bulan
Target Kinerja Program dan Kerangka
Indikator
NO Tujuan Sasaran Pendanaan
Sasaran target target target target target
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tersedianya zat Persentase Ibu
gizi mikro bagi Hamil yang
ibu hamil, ibu mendapatkan
nifas dan balita Tablet Tambah 92 93 94 95 96
Darah (TTD) 90
tablet selama
masa kehamilan
Terwujudnya Persentase
kemitraan Cakupan balita
dalam bidang gizi buruk 100 100 100 100 100
pangan dan gizi mendapat
perawatan
Cakupan
distribusi kapsul 96 97,5 100 100 100
vitamin A

Prevalensi
kurang gizi pada 17,5 17 16,5 16 15,5
balita
Menurunnya
prevalensi
stunting
(pendek dan 37,5 36 34,5 33,5 32
sangat pendek)
anak baduta
(persen)
Persentase balita
yang ditimbang
dibanding
dengan seluruh 80 81 82 83 85
jumlah balita
(D/S)

9 Meningkatkan Terjangkaunya Cakupan


aksesibilitas remaja dan pelayanan
pelayanan lanjut usia Santun Lansia
kesehatan terhadap
40 45 50 55 60
remaja dan pelayanan
lanjut usia. kesehatan yang
berkualitas
Target Kinerja Program dan Kerangka
Indikator
NO Tujuan Sasaran Pendanaan
Sasaran target target target target target
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 Meningkatkan Terselenggarany Penduduk miskin
kualitas a jaminan yang mempunyai
pengelolaan kesehatan yang jaminan 100 100 100 100 100
jaminan berkualitas bagi kesehatan
kesehatan seluruh
masyarakat Cakupan
masyarakat yang 60 66,7 83,4 100 100
memiliki jaminan
11 Meningkatkan Terlaksananya Cakupan Rumah
kapasitas promosi PHBS Tangga ber 29,88 33,4 36,9 40,4 44
masyarakat PHBS
dalam PHBS Tersebarnya Persentase
hasil kegiatan puskesmas yang
melalui media sudah 60 70 80 90 100
teknologi menerapkan
informasi Sistim informasi
Kesehatan
12 Menyiapkan Terwujudnya Persentase
SDM pendidikan dan profesi tenaga
kesehatan pelatihan kesehatan yang
memiliki standard
78 80 82 83 85
yang tenaga
kompetensi
berkompeten kesehatan yang
dan b k lit
Terwujudnya Cakupan desa
pengembanga 89,5 90 91 92 93
masyarakat siaga aktif
n kesehatan yang mandiri Cakupan
70 71 72 73 74
dalam UKBM posyandu aktif
Penjaringan
90 91 92 93 95
anak SD/MI
13 Meningkatkan Tersedianya Visit Rate 0,5 0,6 0,7 0,8 0,85
aksesibiltas fasilitas
Rasio Puskesmas
fasilitas kesehatan yang
Dengan
kesehatan dan memadai, 1: 1: 1: 1:
Penduduk 1 : 30000
kualitas berkualitas dan 30000 30000 30000 30000
pelayanan terjangkau
kesehatan
Tersedianya Cakupan
fasilitas Puskesmas yang
kesehatan memenuhi pola
0,65 0,65 0,7 0,75 0,8
dengan SDM ketenagaan
yang memadai minimal
Target Kinerja Program dan Kerangka
Indikator
NO Tujuan Sasaran Pendanaan
Sasaran target target target target target
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Terselenggarany Persentase
a pelayanan capaian SPM
kesehatan yang kesehatan 80 85 90 95 100
berkualitas

Puskesmas
yang 6 6 7 8 0
terakreditasi
Puskesmas yang
menerapkan PPK 2 6 7 8 4
BLUD

14 Meningkatkan Terlaksananya
mutu pangan cara produksi Persentase (SPP-
yang beredar pangan yang IRT) yang
30 35 40 45 50
di masyarakat baik pada memiliki
industri rumah sertifikat
tangga pangan
15 Menyiapkan Tersedianya Persentase
sumber daya data Perizinan tenaga
manusia dan Tenaga dan kesehatan yang
sarana Sarana memiliki Surat 50 60 70 80 100
kesehatan Kesehatan Tanda Registrasi
teregister yang Valid (STR)

Persentase
tenaga
kesehatan yang
memiliki Surat 60 70 80 90 100
Izin Praktek
(SIP) dan Surat
Izin Kerja (SIK)
Persentase
Sarana
Pelayanan
60 70 80 90 100
kesehatan yang
memiliki Surat
Izin Operasional
Target Kinerja Program dan Kerangka
Indikator
NO Tujuan Sasaran Pendanaan
Sasaran target target target target target
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Meningkatkan Tersedianya Persentase
kualitas obat dan ketersediaan
pengelolaan perbekalan obat dan vaksin
pelayanan kesehatan yang
16 kefarmasian 82 84 86 88 90
aman dan
berkhasiat,
bermutu dan
memadai
4.2 Strategi dan Kebijakan
Strategi dan kebijakan Dinas Kesehatan Lombok Tengah Tahun 2016 – 2020
Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan disajikan sebagaimana tebel berikut

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 61


Tabel 4.2
Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan

Visi Pembangunan Kabupaten Lombok Tengah dalam jangka waktu 2016-2020, yaitu:

VISI : Terwujudnya Masyarakat Lombok Tengah yang Beriman Sejahtera dan Bermutu

MISI KEDUA:
Meningkatkan Kesejahteraan Sosial, Kecerdasan dan Kesehatan Masyarakat dengan
Mengedepankan Keadilan dan Kesetaraan Gender
MISI KELIMA
Mewujudkan Kepemimpinan Yang baik dan kepastian Hukum dengan Dukungan
Birokrasi yang memiliki Pelayanan Publik Berkualitas
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Meningkatkan Terwujudnya Koordinasi dan Memantapkan
efektifitas perencanaan dan fasilitasi proses system
perencanaan penganggaran yang perencanaan dan perencanaan dan
penganggaran baik penganggaran penganggaran
pendataan dan kesehatan
pelaporan Tersedianya data dan Koordinasi dan Mengembangkan
laporan yang valid dan sinkronisasi data system pencatatan
tepat waktu. dan pelaporan

Meningkatkan Terwujudnya Intensifikasi Mengoptimalkan


efektifitas pengelolaan administrasi pengelolaan tata naskah
administrasi umum kepegawaian yang administrasi kepegawaian
dan kepegawaian tertib kepegawaian
Terwujudnya Sosialisasi, Mengoptimalkan
pengelolaan asset konsolidasi, pengelolalaan asset
yang tertib fasilitasi berbasis TI
pengelolaan asset

Meningkatkan Terwujudnya Koordinasi dan Meningkatkan


efektifitas pengelolaan pengelolaan konsolidasi kapasitas dan
administrasi keuangan administrasi keuangan pengelolaan jumlah tenaga
yang tertib administrasi pengelola keuangan
keuangan
Terselenggaranya Sosialisasi, Mengembangkan
pengendalian dan konsolidasi, system
pengawasan keuangan pengendalian dan pengendalian dan
pengawasan pengawasan
keuangan keuangan
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Tercapain peningkatan Meningkatnya cakupan Advokasi dan Membentuk jejaring
kualitas kesehatan penduduk dengan akses fasilitasi dalam kemitraan dalam
lingkungan dan air berkelanjutan terhadap peningkataan peningkataan
bersih jamban penyehataan penyehataan
lingkungan lingkungan dan air
bersih melalui
Gerakan Bersih
Lingkungan dan
Sanitasi

Meningkatnya kuantitas menjalin Pembentukan POKJA


desa ODF kemitraan dengan STBM Kecamatan dan
swasta dan Desa
Advokasi
pemerintah
Kecamatan dan
Meningkatnya cakupan Advokasi dan Membentuk jejaring
rumah tangga dengan fasllitasi dalam kemitraan dalam
akses berkelanjutan penyediaan peningkataan
terhadap air minum sarana air minum penyehataan
layak yang layak lingkungan dan air
bersih melalui
Gerakan Bersih
Lingkungan dan
Sanitasi

Meningkatkan intensitas Terlaksananya Fasilitasi dan Membentuk jejaring


dan efektifitas dalam penemuan dan mobilisasi kemitraan serta
pengendalian penyakit penanganan penderita masyarakat dalam memenuhi
menular dan tidak penyakit menular dan penemuan dan kebutuhan sarana
menular
tidak menular penanganan prasarana dalam
penderita penyakit pengendalian
Terwujudnya bayi, > Mediasi dan >memberikan
batita, anak sekolah fasililitasi pelayanan imunisasi
dan ibu hamil yang Kemitraan, antara dasar lengkap pada
kebal terhadap Puskesmas bayi (HB0-Campak
Penyakit Dapat Dicegah dengan Fasyankes ), Ibu Hamil (T1-
Dengan Imunisasi RS, RS Klinik-klinik T5), Imunisasi anak
(PD3I) Swasta/pemerinta sekolah (Td dan
h Campak)
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Meningkatkan Terlaksananya Edukasi, fasilitasi Jejaring kemitraan
Respons Petugas Penemuan dan dan pembinaan dalam pelaksanaan
dalam Kewaspadaan Penanganan Kasus surveylances dan surveylance dan
Dini dan bencana penanggulangan
Kesiapsiagaan bencana
Kemungkinan
Terjadinya KLB dan Terlaksananya Sistem Edukasi, fasilitasi Membentuk jejaring
Krisis Kesehatan Surveilans Epidemiologi dan pembinaan kemitraan dalam
Akibat Bencana Dan Penyelidikan surveylances dan pelaksanaan
Epidemiologi Kejadian bencana surveylance dan
Luar Biasa (PE KLB) penanggulangan
bencana

Pengurangan Dampak Memfasilitasi Terbentuknya TRC


Resiko Bencana peningkatan di setiap Fasyankas
kapasitas TRC

Meningkatkan Tersedianya sarana Fasilitasi Mengembangkan


efektifitas pelayanan prasarana dan SOP penyedian sarana kerjasama dalam
kesehatan ibu dan untuk layanan prasarana dan penyediaan sarana
anak kesehatan ibu, anak SOP untuk prasarana dan SOP
layanan kesehatan untuk layanan
ibu, anak kesehatanibu, anak

Terwujudnya tenaga Standarisasi Meningkatkan


kesehatan ibu dan ketenagaan kapasitas tenaga
anak yang berkualitas. Kesehatan ibu, strategis kesehatan
anak ibu, anak

Meningkatkan akses Terbinanya pelayanan Fasilitasi dan Mengembangkan


dan kualitas gizi ibu dan balita yang edukasi gizi surveilans dan
pelayanan gizi bagi bermutu seimbang bagi pendidikan gizi bagi
kelompok rawan gizi ibu, ibu nifas dan
Tersedianya zat gizi Suplementasi zat diversifikasi zat gizi
mikro bagi ibu hamil, gizi makro dan makro dan mikro
ibu nifas dan balita mikro bagi ibu bagi ibu hamil, ibu
hamil, ibu nifas nifas dan balita
dan balita
Terwujudnya kemitraan Advokasi dan penguatan tim
dalam bidang pangan sosialiasi SKPG dan RADPG
dan gizi pemangku
kebijakan terkait
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Meningkatkan Terjangkaunya remaja Koordinasi dan Mengembangkan
aksesibilitas dan lanjut usia standarisasi kerjasama dan
pelayanan kesehatan terhadap pelayanan pelayanan kelengkapan sarana
remaja dan lanjut kesehatan yang kesehatan remaja prasarana
usia. berkualitas dan lanjut usia pelayanan
Koordinasi dan Mengembangkan
fasilitasi kemitraan yang luas
pelayanan KtP dan untuk penanganan
Gender KtA, KtP dan
masalah Gender.

Meningkatkan kualitas Terselenggaranya Meningkatkan


Sosialisasi
pengelolaan jaminan jaminan kesehatan kemampuan
koordinasi dan
kesehatan yang berkualitas bagi pengelola dan
kemitraan
seluruh masyarakat pemahaman
penyelenggaraan
masyarakat tentang
jaminan
jaminan kesehatan
kesehatan
Meningkatkan Terlaksananya promosi Advokasi Mengembangkan
kapasitas masyarakat PHBS sosialisasi, strategi KIE
dalam PHBS mobilisasi dan kesehatan
fasilitasi
masyarakat dalam
berprilaku hidup
bersih dan sehat
Tersebarnya hasil Sinkronisasi dan Mengembangkan
kegiatan melalui media konsolidasi data system informasi
teknologi informasi dan informasi kesehatan berbasis
kesehatan TI
Menyiapkan SDM Terwujudnya Advokasi Mendorong
kesehatan yang pendidikan dan pelaksanaan peningkatan
berkompeten dan pelatihan tenaga pendidikan dan kualitas SDM
pengembangan kesehatan yang pelatihan SDM kesehatan
kesehatan berkualitas Kesehatan
Terwujudnya Advokasi, dan Meningkatkan
masyarakat yang sosialisasi kemitraan dalam
mandiri dalam UKBM masyarakatdalam pengembangan
UKBM UKBM
Meningkatkan Tersedianya fasilitas fasilitasi dan Meningkatkan
aksesibiltas fasilitas kesehatan yang advokasi sarana dan
kesehatan dan memadai, berkualitas penyediaan prasarana sesuai
kualitas pelayanan dan terjangkau sarana dan standard
kesehatan prasarana
pelayanan
kesehatan yang
memadai dan
berkualitas
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Tersedianya fasilitas advokasi Relokasi dan
kesehatan dengan SDM pemerataan redistribusi tenaga
yang memadai tenaga kesehatan kesehatan

Terselenggaranya revitalisasi sistem Mendorong


pelayanan kesehatan pelayanan penerapan sistem
yang berkualitas kesehatan manajemen mutu
dengan
melaksanakan SOP
dan SPM
Menyiapkan sumber Tersedianya data Sosialisasi Mengembangkan
daya manusia dan Perizinan Tenaga dan peraturan Aplikasi Sistim
sarana kesehatan Sarana Kesehatan perundang- Imformasi
teregister yang Valid undangan terkait Pemantauan
perizinan tenga Perizinan tenaga
dan sarana dan sarana
kesehatan kesehatan
Meningkatkan mutu Terlaksananya cara Penyuluhan Mengembangkan
pangan yang beredar produksi pangan yang keamanan pangan sumber daya
di masyarakat baik pada industri yang pengawas dan
rumah tangga pangan berkelanjutan penyuluh makanan
dan memperjelas
alur perijinan
Meningkatkan kualitas Tersedianya obat dan Konsultasi,
Meningkatkan
pengelolaan perbekalan kesehatan advokasi, fasilitasi
koordinasi dan
pelayanan yang aman dan dan visitasi
evaluasi penyediaan
kefarmasian berkhasiat, bermutu penyediaan obat
obat dan
dan memadai dan perbekalan
perbekalan
kesehatan
kesehatan
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN
PENDANAAN INDIKATIF

Misi Pembangunan Daerah yang tertuang dalam RPJMD yang terkait dengan tugas Dinas
Kesehatan Lombok Tengah adalah Misi ke 2 yaitu MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN
SOSIAL, KECERDASAN DAN KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN MENGEDEPANKAN
KEADILAN DAN KESETARAAN GENDER dan ke 5 : MEWUJUDKAN KEPEMERINTAHAN
YANG BAIK DAN KEPASTIAN HUKUM DENGAN DUKUNGAN BIROKRASI YANG
MEMILIKI PELAYANAN PUBLIK BERKUALITAS

Misi ini menekankan pada pentingnya peningkatan aksesibilitas dan kualitas pelayanan
sosial dasar guna meningkatkan kualitas pendidikan dan taraf kesehatan masyarakat
secara berkelanjutan serta meningkatnya kerjasama dan kemitraan komponen pelaku
pembangunan untuk mendorong tertanganinya Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial (PMKS), terwujudnya pemberdayaan masyarakat dan sinergitas program-program
penanggulangan kemiskinan, terwujudnya pemberdayaan perempuan dan perlindungan
anak dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, terwujudnya Pelestarian Seni
Budaya serta Prestasi Kepemudaan dan Olahraga, terwujudnya sistem pendidikan
nasional di Kabupaten Lombok Tengah yang merata, berkeadilan dan berdaya saing
secara global serta meningkatnya akses pelayanan kesehatan dasar dan rujukan bagi
masyarakat yang bermutu, merata dan terjangkau. Meningkatnya kesadaran
individu, keluarga dan masyarakat melalui promosi, pemberdayaan dan penyehatan
lingkungan Terwujudnya partisipasi dan semangat masyarakat dalam membangun
secara terpadu.
dan Misi kelima menekankan peningkatan kualitas perencanaan dan monitoring
evaluasi pembangunan daerah, kualitas penatausahaan keuangan daerah, kualitas
pengawasan aparatur yang diharapkan dapat mendorong terwujudnya aparatur yang
professional, tersedianya sarana prasarana pelayanan publik yang memadai
terselamatkannya dokumen/ arsip daerah, meningkatnya perencanaan
pembangunan, pengelolaan data dan koordinasi pembangunan daerah serta

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 67


terwujudnya tata kelola keuangan dan barang milik daerah (aset) yang baik
Terwujudnya pengawasan yang professional.

Dengan tujuan meningkatnya kualitas layanan dasar dan rujukan ; sedangkan sasarannya
adalah : 1). Tersedianya tenaga kesehatan yang profesional Tersedianya tenaga
kesehatan yang profesional 2). Tersedianya fasilitas dan perbekalan kesehatan 3).
Terwujudnya penyelenggaraan layanan kesehatan yang baik
Dengan Strategi : 1). Edukasi 2). konstruksi, rehabilitasi dan inevstasi 3). Revitalisasi,
Reorganisasi dan restrukturisasi
Dan arah kebijakan : 1). Tenaga kesehatan 2). Fasilitas dan perbekalan kesehatan 3).
Dinas Kesehatan, RS dan Puskesmas serta jaringannya
Tujuan dan sasaran tersebut diukur melalui Rencana Program, Kegiatan, Indikator
Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif sebagaimana terlihat pada tabel
5.1 berikut :

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 68


Tabel 5.1
Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif SKPD Dinas Kesehatn Kabupaten Lombok Tengah

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Data
Indikator
Capaian Unit Kerja
kinerja
Program pada Kondisi Kinerja pada akhir SKPD
Indikator program Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3 Tahun-4 Tahun-5
Tujuan Sasaran Kode dan Tahun periode Renstra SKPD Penang- Lokasi
Sasaran (outcome)
Kegiatan Awal gung-
kegiatan
Perencana jawab
(output)
an
target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp

-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11 -12 -13 -14 -15 -16 -17 -18 -19 -20 -21
Meningkatka Terwujudnya Ketersediaan Terwujud
Program
n efektifitas perencanaan dokumen nya
Kebijakan
perencanaan dan perencanaan Akuntabili
dari
penganggara penganggaran dan tas dan
manajem
n pendataan yang baik penganggaran 1 2 1 2 1 33 1 Kualitas 2 2 44.608.000 2 44.608.000 2 44.608.000 2 44.608.000 2 44.608.000 2
en
dan Perencan
pembang
pelaporan aan
unan
kesehatan

Tersedianya Ketersediaan Program


Efektifitas
data dan Dokumen peningkat
perencan
laporan yang laporan an
aan
valid dan tepat (LAKIP, 1 2 1 2 1 6 1 pengemb 2 2 24.798.000 2 226.800.000,00 2 226.800.000,00 2 226.800.000,00 2 226.800.000,00 2
evaluasi
waktu. Laporan angan
pelayanan
Tahunan) sistem
kesehatan
pelaporan
Ketersediaan
Dokumen Program
Terwujud
DHA Kebijakan
nya
dari
Akuntabili
manajem
1 2 1 2 1 6 1 tas dan 1 2 15.134.000,00 1 16.647.400 1 18.160.800 1 19.825.540 1 21.641.620 1
en
Kualitas
pembang
Perencan
unan
aan
kesehatan

Ketersediaan Program Efektifitas


Dokumen peningkat perencan
profil an aan
kesehatan pengemb evaluasi
yang akurat angan pelayanan
dan tepat sistem kesehatan
waktu pelaporan
1 2 1 2 1 6 1 1 1 24.162.500 1 26.578.750 1 28.995.000 1 31.652.875 1 34.552.375 1
capaian
kinerja
dan
keuangan
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11 -12 -13 -14 -15 -16 -17 -18 -19 -20 -21
Meningkatka Terwujudnya Ketersediaan Program Meningka
n efektifitas administrasi dokumen Peningkat tkan
pengelolaan kepegawaian data base 1 2 1 2 1 5 4 an kualitas 1 1 40.909.000 1 44.999.900 1 49.090.800 1 53.590.790 1 58.499.870 1
administrasi yang tertib tenaga Kapasitas dan
umum dan kesehatan Sumber kuantitas
kepegawaian Ketersediaan
dokumen
Program Meningka
usulan tenaga
Peningkat tkan
Kesehatan
an kualitas
dan
1 2 1 2 1 5 4 Kapasitas dan 1 1 10.000.000 1 792.283.429,20 1 793.283.429 1 872.511.772 1 951.840.115 1
administrasi
Sumber kuantitas
ke pusat dan
Daya kinerja
Kabupaten
Aparatur keuangan

Meningkatka Terlaksananya Ketersediaan Program


n efektifitas nya Sistem Pelayanan
pengelolaan pengelolaan informasi Administr
Tertibnya
administrasi administrasi pengelolaan asi
administr
keuangan keuangan yang keuangan Perkantor
1 2 1 2 1 1 7 asi 100 100 832.759.000 100 1.399.035.120 100 1.482.311.020 100 1.622.214.532 100 1.770.445.634 1
tertib daerah an
keuangan
berbasis
SKPD
komputer
(SAI)

Terselenggaran Persentase Program


Meningka
ya LHP yang di Pelayanan
tkan
pengendalian tindak lanjuti Administr
1 2 1 2 1 1 2 asi kualitas 100 100 961.000.000 100 1.057.100.000 100 1.153.200.000 100 1.258.910.000 100 1.374.230.000 100
dan
dan
pengawasan Perkantor
kapasitas
keuangan an
layanan
Tercapainya Meningkatnya Cakupan Program Meningka
peningkatan cakupan penduduk Pengemb tnya
kualitas penduduk dengan akses angan kapasitas
kesehatan dengan akses terhadap Lingkunga TIM
1 -02 1 -02 -01 -21 -02 76,94 73,5 115.839.250 74 127.423.175 80 139.007.100 85 151.749.418 90 165.650.128 100
lingkungan berkelanjutan jamban n Sehat STBM,Aks
terhadap dan es dan
jamban keg.Penyu Kualitas
luhan Sanitasi
Meningkatnya Desa Open Program Cakupan
kuantitas desa Defecation Pengemb STBM dan
ODF Free (ODF)/ angan Desa
Stop Buang 1 -02 1 -02 -01 -21 -02 Lingkunga BASNO 40 8 115.839.250 19 617.244.960,00 20 628.828.885 20 690.553.381 20 753.436.270 90
Air Besar n Sehat (ODF)
Sembarangan Keg.Peny meningka
(SBS) uluhan t
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11 -12 -13 -14 -15 -16 -17 -18 -19 -20 -21
Meningkatnya Cakupan
cakupan penduduk
Program
rumah tangga yang
Pengemb
dengan akses mempunyai
angan
berkelanjutan akses Peningkat
Lingkunga
terhadap air terhadap air an
n Sehat
minum layak minum Kualitas
dan Keg.
1 -02 1 -02 -01 -21 -01 dan 75,86 67 253.122.000 70 425.244.960,00 75 450.557.160 80 493.081.656 90 538.137.372 20
Pengkajia
Sinkronisa
n
si
Pengemb
Program
angan
Lingk
Sehat

Meningkatka Terlaksananya Case Program Efektftas


n intensitas penemuan dan Notification 1 2 1 2 1 22 5 Pencegah Deteksi 80,32 80 9.548.333,33 85 10.503.167 90 11.458.000 95 12.508.317 100 13.654.117 90
dan penanganan Rate (CNR) an dan dini,
efektifitas penderita Penanggu
dalam penyakit Penanganan Program Berkurang
pengendalian menular dan lapangan 1 2 1 2 1 22 1 Pencegah nya 100 80 47.000.000 85 78.960.000,00 90 83.660.000 95 91.556.000 100 99.922.000 100%
penyakit tidak menular kasus DBD an dan dareah
menular dan P d i
Penemuan Program Efektftas
tidak menular Pnemonia 1 2 1 2 1 22 5 Pencegah Deteksi 34,6 30 9.548.333 31 96.247.200,00 32 97.202.033 33 106.826.753 35 116.546.957 35
pada Balita an dan dini,
Penanggu
Penemuan Program Efektftas
penderita 1 2 1 2 1 22 5 Pencegah Deteksi 60,56 70 9.548.333 80 10.503.167 85 11.458.000 90 12.508.317 95 13.654.117 100%
diare an dan dini,
Penurunan Program Efektftas
angka Pencegah Deteksi
kecacatan an dan dini,
1 2 1 2 1 22 5 21,43 20 9.548.333 15 10.503.167 10 11.458.000 10 12.508.317 5 13.654.117 20%
penderita Penanggu
kusta tingkat langan
II Penyakit
Infeksi 1 2 1 2 1 22 5 Program Efektftas
Menular Pencegah Deteksi
Seksual (IMS) an dan dini,
diobati Penanggu 80 9.548.333 82 10.503.167 85 11.458.000 90 12.508.317 100 13.654.117 100%
langan
Penyakit
Menular
Penanganan 1 2 1 2 1 22 5 Program Efektftas
penderita HIV Pencegah Deteksi
100 80 9.548.333 82 10.503.167 85 11.458.000 90 12.508.317 100 13.654.117 100%
dan AIDS an dan dini,
Penanggu
Annual Program Annual
Paracite Pencegah parasite
1 2 1 2 1 22 6 0,06 0,09 50.000.000 0,08 84.000.000,00 0,07 94.500.000 0,05 108.360.000 0,04 117.810.000 0,4
Incidence an dan Insidens,
(API) permil Penanggu Angka
Prevalensi Pelayanan Terlaksan
Diabetes pencegah anya
militus pada an dan kegiatan
penduduk 1 2 1 2 1 22 8 penanggu pelayanan 0,5 0,5 11.505.000 0,5 12.655.500 0,5 13.806.000 0,5 15.071.550 0,5 16.452.150 100%
usia lebih dari langan Pencegah
15 tahun penyakit an PTM
menular (Penyakit
d k
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11 -12 -13 -14 -15 -16 -17 -18 -19 -20 -21
Prevalensi Terlaksan
Program
tekanan darah anya
Pencegah
tinggi pada kegiatan
an dan
penduduk 1 2 1 2 1 22 8 pelayanan 22,5 22,5 11.505.000 22,5 12.655.500 22,5 13.806.000 22,5 15.071.550 22,5 16.452.150 95%
Penanggu
lebih 18 tahun Pencegah
langan
an PTM
Penyakit
(Penyakit
Terwujudnya Cakupan desa Program Tercapain
bayi, batita, UCI 1 2 1 2 1 22 8 Pencegah ya UCI ( 100 90 11.505.000 95 109.099.200,00 100 110.249.700 100 121.159.620 100 132.184.590 100
anak sekolah an dan Universal
dan ibu hamil Cakupan Program Terlaksan
yang kebal Imunisasi Pencegah anya
1 2 1 2 1 22 8 100 90 11.505.000 92 12.655.500 93 13.806.000 95 15.071.550 95 16.452.150 100
terhadap Dasar an dan Pelembag
Penyakit Dapat Lengkap Penanggu aan PWS
Dicegah Cakupan Program Terlaksan
Dengan imunisasi Pencegah anya
Imunisasi pada Ibu 1 2 1 2 1 22 8 an dan Pelembag 100 80 11.505.000 85 12.655.500 90 13.806.000 92 15.071.550 95 16.452.150 100 18.097.365
(PD3I) hamil Penanggu aan PWS
langan Imunisasi
P kit di
Meningkatka Terlaksananya Acute Flaccid Program Mencega
n Respons Penemuan dan Paralysis Pencegah h semakin
Petugas Penanganan (AFP) rate an dan meluasny
dalam Kasus a 0,73 ≥2 21.646.667 ≥2 23.811.334 ≥2 25.976.000 ≥2 28.357.134 ≥2 30.954.734 95 34.050.207
Penanggu
Kewaspadaan langan penyebar
Dini dan Penyakit an
Kesiapsiagaa ki
Terlaksananya Desa Cakupan
n Peningkat
Sistem Mengalami penangan
Kemungkinan an
Surveilans KLB yang an
Terjadinya surveillan
Epidemiologi ditanggulangi Surveilans
KLB dan Krisis ce
Dan <24 Jam dan
Kesehatan epidemiol 100 100 21.646.667 100 109.099.200,00 100 111.263.867 100 122.173.787 100 133.300.173 100% 146.630.191
Penyelidikan Penanggu
Akibat ogi dan
Epidemiologi langan
Bencana penanggu
Kejadian Luar Wabah,
Biasa (PE KLB) langan Surveilans
wabah PD3I dan
Penyakit
Pengurangan Peningkat Cakupan
Dampak Resiko Pembentukan an penangan
Bencana Pos surveillan an - 100 21.646.667 100 109.099.200,00 100 111.263.867 100 122.173.787 100 133.300.173 ≥2 146.630.191
Kesehatan ce Surveilans
id i l d
Meningkatka Tersedianya Cakupan K 4 Program Teridentifi
1 2 1 2 1 16 2 91,23 92 39.715.000 93 35.000.000 94 40.000.000 95 45.000.000 96 50.000.000 96 55.000.000
n efektifitas sarana Upaya kasinya
pelayanan prasarana dan Cakupan Teridentifi
Program
kesehatan SOP untuk persalinan di kasinya
Upaya
ibu dan anak layanan fasilitas penyebab 89,41
1 2 1 2 1 16 2 Kesehatan 89 24.010.000 90 35.000.000 91 40.000.000 92 40.000.000 93 50.000.000 93 55.000.000
kesehatan ibu, kesehatan langsung
Masyarak
anak (Linfaskes) dan tidak
at
l
Cakupan Program Teridentifi
pelayanan ibu 1 2 1 2 1 16 2 Upaya kasinya 91,91 91 1.890.000 92 35.000.000 93 35.189.000 94 38.689.000 94 42.207.900
nifas Kesehatan penyebab
Cakupan KN Program Teridentifi
1 2 1 2 1 16 2 94,24 93,5 8.575.000 94 35.000.000 94,5 40.000.000 95 45.000.000 95 50.000.000 94 55.000.000
Upaya kasinya
Cakupan Program Teridentifi
kunjungan 1 2 1 2 1 16 2 Upaya kasinya 99,03 93,5 43.062.000 94 35.000.000 94,5 24.000.000 95 30.000.000 95 35.000.000 95 40.000.000
bayi Kesehatan penyebab
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11 -12 -13 -14 -15 -16 -17 -18 -19 -20 -21
Cakupan Program Teridentifi
pelayanan 1 2 1 2 1 16 2 Upaya kasinya 81,25 70 4.359.000 71 35.000.000 72 30.000.000 73 33.000.000 74 35.000.000 95 40.000.000
anak balita Kesehatan penyebab
Terwujudnya Cakupan Program Teridentifi
tenaga persalinan Upaya kasinya
kesehatan ibu oleh tenaga 1 2 1 2 1 16 2 Kesehatan penyebab 89,93 90 25.700.000 91 35.000.000 91,5 30.000.000 92 33.000.000 93 35.000.000 74 40.000.000
dan anak yang kesehatan Masyarak langsung
berkualitas. (Linakes) at dan tidak
langsung
Cakupan Program Teridentifi
komplikasi Upaya kasinya
1 2 1 2 1 16 2 100 88 50.340.000 89 35.000.000 90 40.000.000 91 45.000.000 92 50.000.000 91,5 55.000.000
kebidanan Kesehatan penyebab
tertangani Masyarak langsung
Cakupan Program Teridentifi
neonatal Upaya kasinya
dengan 1 2 1 2 1 16 2 Kesehatan penyebab 76,82 82 53.865.000 82 35.000.000 82,5 40.000.000 82,5 45.000.000 83 50.000.000 92 55.000.000
komplikasi Masyarak langsung
tertangani at & tidak
Meningkatka Terbinanya Persentase Program Meningka
n akses dan pelayanan gizi ibu hamil Perbaikan tnya
kualitas ibu dan balita Kurang Energi Gizi kualitas
pelayanan yang bermutu Kronik (KEK) Masyarak 15,91 20 630.000.000 25 787.500.000 30 787.500.000 35 630.000.000 40 630.000.000 40 3.465.000.000
gizi
gizi bagi at masyarak
kelompok at
rawan gizi
Persentase Program
Meningka
Cakupan Perbaikan
tnya
Pemberian Gizi
kualitas
ASI Eksklusif Masyarak 90 91 55.600.000 92 55.600.000 93 55.600.000 94 55.600.000 95 55.600.000 40 55.000.000
gizi
pada bayi 0-6 at
masyarak
bulan
at

Tersedianya Persentase Penanggu Cakupan


zat gizi mikro Ibu Hamil langan perbaikan
bagi ibu hamil, yang Kurang gizi
ibu nifas dan mendapatkan Energi keluarga
balita Tablet Protein dan
Tambah (KEP), masyarak 91,23 92 55.600.000 93 55.600.000 94 55.600.000 95 55.600.000 96 55.600.000 95
Darah (TTD) Anemia at dan
90 tablet penangan
Gizi Besi,
selama masa Gangguan an kasus
kehamilan Akibat gizi buruk
Kurang pada
Yodium balita
Terwujudnya Persentase Meningka
Program
kemitraan Cakupan tnya
Perbaikan
dalam bidang balita gizi kualitas
Gizi 100 100 45.000.000 100 45.000.000 100 45.000.000 100 45.000.000 100 45.000.000 96
pangan dan buruk gizi
Masyarak
gizi mendapat masyarak
at
perawatan at
Cakupan Penanggu Cakupan
distribusi langan perbaikan
91,89 96 323.200.000 97,5 323.200.000 100 323.200.000 100 323.200.000 100 323.200.000 100
kapsul Kurang gizi
vitamin A Energi keluarga
Prevalensi Program Meningka
kurang gizi Perbaikan tnya 17,84 17,5 675.000.000 17 675.000.000 16,5 675.000.000 16 675.000.000 15,5 675.000.000 70
pada balita Gizi kualitas
M k i i
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11 -12 -13 -14 -15 -16 -17 -18 -19 -20 -21
Menurunnya Penanggu Cakupan
prevalensi langan perbaikan
stunting Kurang gizi
(pendek dan Energi keluarga
sangat Protein dan 38,35 37,5 675.000.000 36 675.000.000 34,5 675.000.000 33,5 675.000.000 32 675.000.000 100
pendek) anak (KEP), masyarak
baduta Anemia at dan
(persen) Gizi Besi, penangan
Gangguan an kasus
Akibat gizi buruk
Persentase Program Meningka
balita yang Perbaikan tnya
ditimbang Gizi kualitas
dibanding Masyarak gizi 78,33 80 1.939.200.000 81 1.939.200.000 82 1.939.200.000 83 1.939.200.000 85 1.939.200.000 15,5
dengan at masyarak
seluruh at
jumlah balita
(D/S)
Meningkatka Terjangkaunya Cakupan 1.0 Program Meningka
n aksesibilitas remaja dan pelayanan 2. Peningkat tnya mutu
34,87 40 99.859.000,00 45 99.859.000,00 50 99.859.000,00 55 99.859.000,00 60 99.859.000,00 70
pelayanan lanjut usia Santun Lansia 1.0 an pelayanan
kesehatan terhadap 2.0 Pelayanan terhadap
Program Meningka
Upaya tnya
40 9.000.000 50 9.900.000 60 10.800.000 70 11.790.000 80 12.870.000 80
Kesehatan kualitas
Masyarak pelayanan
Meningkatka Terselenggaran Penduduk Program
terlayanin
n kualitas ya jaminan miskin yang kemitraan
ya premi
pengelolaan kesehatan mempunyai 1 2 1 2 1 28 1 peningkat 100 100 1.896.090.000 100 1.500.000.000 100 1.689.609.000 100 1.839.609.000 100 2.008.569.900 60
ibu
jaminan yang jaminan an
bersalin
kesehatan berkualitas kesehatan pelayanan
bagi seluruh Cakupan
terpenuhi
masyarakat masyarakat
Program nya
yang memiliki
Jaminan pelayanan
jaminan 1 2 1 2 1 34 2 59,81 60 16.791.957.887 66,7 18.471.153.676 83,4 20.150.349.464 100 21.997.464.832 100 24.012.499.778 80
Kesehatan kesehatan
kesehatan
Nasional peserta
nasional
JKN

Meningkatka Terlaksananya Cakupan Program Meningka


n kapasitas promosi PHBS Rumah Promosi tnya
1 2 1 2 1 19 1 26,38 29,88 50.000.000,00 33,4 55.000.000 36,9 60.000.000 40,4 65.500.000 44 71.500.000 44
masyarakat Tangga ber Kesehatan pengetah
dalam PHBS PHBS dan uan,
Tersebarnya Persentase Kebijakan
hasil kegiatan puskesmas dari Meningka
melalui media yang sudah manajem tnya
teknologi menerapkan 1 2 1 2 1 33 3 en sistem NA 60 298.437.000 70 328.280.700 80 358.124.400 90 390.952.470 100 426.764.910 100
informasi Sistim pembang informasi
informasi unan kesehatan
Kesehatan kesehatan
Menyiapkan Terwujudnya Persentase Program Peningkat
SDM pendidikan dan profesi tenaga Promosi an
kesehatan pelatihan kesehatan Kesehatan pendidika
yang tenaga yang memiliki dan n tenaga
berkompeten kesehatan standard 1 2 1 2 1 19 4 penyuluh 77,7 78 142.596.600 80 156.856.260 82 171.115.920 83 186.801.546 85 203.913.138  1
Pemberda
dan yang kompetensi yaan kesehatan
pengembang berkualitas Masyarak
an kesehatan at
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11 -12 -13 -14 -15 -16 -17 -18 -19 -20 -21
Terwujudnya Cakupan desa Program Peningkat
masyarakat siaga aktif Promosi an 89,21 89,5 285.650.000 90 314.215.000 91 342.780.000 92 374.201.500 93 408.479.500
yang mandiri Kesehatan pemanfaa
dalam UKBM d t
Cakupan Program Peningkat
posyandu Promosi an 21,98 70 42.000.000 71 46.200.000 72 50.400.000 73 55.020.000 74 60.060.000 84
aktif Kesehatan pendidika
Penjaringan Program Peningkat
anak SD/MI Promosi an
Kesehatan pendidika
dan n tenaga
Pemberda penyuluh 94,49 90 100.596.600 91 110.656.260 92 120.715.920 93 131.781.546 95 143.853.138 74
yaan kesehatan
Masyarak
at

Meningkatka Tersedianya Visit Rate 1 2 1 2 1 23 2 Evaluasi tingkat 0,54 0,5 87.610.200 0,6 96.371.220 0,7 105.132.240 0,8 114.769.362 0,85 125.282.586 79
n aksesibiltas fasilitas dan pemanfaa
fasilitas kesehatan Rasio Meningka
kesehatan yang memadai, Puskesmas Pembang tynya
dan kualitas berkualitas dan Dengan unan Akses 1: 1: 1: 1:
Penduduk 1 2 1 2 1 25 1 1 : 36005 17.009.431.376 18.710.374.514 20.411.317.651 22.282.355.103 1 : 30000 24.323.486.868
pelayanan terjangkau puskesma terhadap 30000 30000 30000 30000
kesehatan s Pelayanan
Kesehatan
Tersedianya Cakupan Program faskes
fasilitas Puskesmas Upaya dengan
kesehatan yang Kesehatan pola
dengan SDM memenuhi Masyarak tenaga
yang memadai pola at yang
ketenagaan sesuai
1 2 1 2 1 16 6 0,65 110.950.000 0,65 122.045.000 0,7 133.140.000 0,75 145.344.500 0,8 158.658.500 1,5
minimal dengan
kepemnk
es no 75
tahun
2014

Terselenggaran Persentase Program Revitalisa


ya pelayanan capaian SPM Upaya si sistem
kesehatan kesehatan Kesehatan kesehatan
yang 1 2 1 2 1 16 6 Masyarak NA 80 11.072.649.372 85 12.179.914.309 90 13.287.179.246 95 14.505.170.677 100 15.833.888.602 30000
berkualitas at

Puskesmas Evaluasi tersdedia


yang dan nya faskes
terakreditasi Pengemb dengan
angan sarana
Standar prasarana
Pelayanan dengan
Kesehatan tatakelola
1 2 1 2 1 23 2 yg sesuai 0 6 87.610.200 6 96.371.220 7 105.132.240 8 114.769.362 0 125.282.586 100
kepemnk
es no 75
tahun
2014
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11 -12 -13 -14 -15 -16 -17 -18 -19 -20 -21
Puskesmas Evaluasi tersdedia
yang dan nya faskes
menerapkan Pengemb dengan
PPK BLUD angan sarana
Standar prasarana
Pelayanan dengan
Kesehatan tatakelola
1 2 1 2 1 23 2 yg sesuai 0 6 87.610.200 6 96.371.220 7 105.132.240 8 114.769.362 4 125.282.586 0
kepemnk
es no 75
tahun
2014

Meningkatka Terlaksananya Persentase Meningka


Pengawas
n mutu cara produksi (SPP-IRT) yang tnya
an dan
pangan yang pangan yang memiliki Kesadaran
pengenda
beredar di baik pada sertifikat dan
lian
masyarakat industri rumah perilaku
keamanan
tangga pangan Industri
dan
1 2 1 2 1 31 2 Rumah 30 109.160.000 35 143191000 40 154.107.000 45 168.426.100 50 183.836.800 0
kesehatan
Tangga
makanan
untuk
hasil
memprod
produksi
uksi dan
rumah
mendistri
tangga
busikan
Menyiapkan Tersedianya Persentase
Program
sumber daya data Perizinan tenaga Beroperas
Kebijakan
manusia dan Tenaga dan kesehatan inya
dari
sarana Sarana yang memiliki layanan
manajem
kesehatan Kesehatan Surat Tanda 1 2 1 2 1 33 2 kesehatan 50 16.073.333 60 81.009.600,00 70 82.616.933 80 90.717.893 100 98.979.587 4
en
teregister yang Valid Registrasi sesuai
pembang
(STR) dengan
unan
ijin
kesehatan

Persentase Program
Beroperas
tenaga Kebijakan
inya
kesehatan dan
layanan
yang memiliki Manajem
1 2 1 2 1 33 2 kesehatan 60 16.073.333 70 17.680.667 80 157.500.000 90 173.250.000 100 190.570.000 29
Surat Izin en
sesuai
Praktek (SIP) Pembang
dengan
dan Surat Izin unan
ijin
Kerja (SIK) Kesehatan

Tertib
Program
Persentase pelaksana
Kebijakan
Sarana an
dan
Pelayanan layanan
Manajem
kesehatan 1 2 1 2 1 33 2 kesehatan 60 16.073.333 70 17.680.667 80 19.288.000 90 21.056.067 100 22.984.867 30
en
yang memiliki baik
Pembang
Surat Izin peroranga
unan
Operasional n maupun
Kesehatan
badan
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11 -12 -13 -14 -15 -16 -17 -18 -19 -20 -21
Meningkatka Persentase Program Terpenuhi
n kualitas ketersediaan Obat dan nya
Tersedianya
pengelolaan obat dan Perbekala kebutuha
obat dan
pelayanan vaksin n n obat-
perbekalan
kefarmasian Kesehatan obatan
kesehatan
1 2 1 2 1 15 1 penduduk 70 82 6.857.377.500 84 7.543.115.250 86 8.228.853.000 88 8.983.164.525 90 9.806.049.825
yang aman dan
Kabupate
berkhasiat,
n Lombok
bermutu dan
Tengah
memadai
BAB VI
INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Pada bagian ini dikemukakan indicator kinerja SKPD yang secara langsung menunjukkan
kinerja yang akan dicapai SKPD dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk
mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.
Indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD disajikan sebagai
berikut :

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 69


Tabel 6.1
Indikator Kinerja Dinas Kesehatan yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD

Indikator Kondisi Target Kinerja Program dan Kerangka Kondisi


kinerja Pendanaan kinerja
NO pada target target target target target pada
awal akhir
2014 2016 2017 2018 2019 2020 2020
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Ketersediaan
dokumen
1 perencanaan dan 2 2 2 2 2 2 2
penganggaran

Ketersediaan
Dokumen laporan
2 (LAKIP, Laporan 2 2 2 2 2 2 2
Tahunan)
Ketersediaan
3 1 1 1 1 1 1 1
Dokumen DHA
Ketersediaan
Dokumen profil
4 kesehatan yang 1 1 1 1 1 1 1
akurat dan tepat
waktu
Ketersediaan
dokumen data
5 1 1 1 1 1 1 1
base tenaga
kesehatan
Ketersediaan
dokumen usulan
tenaga
6 Kesehatan dan 1 1 1 1 1 1 1
administrasi ke
pusat dan
Kabupaten
Ketersediaan
Sistem informasi
7 pengelolaan 100 100 100 100 100 100 100
keuangan daerah
berbasis
komputer (SAI)
Persentase LHP
8 yang 100 100 100 100 100 100 100
ditindaklanjuti
Cakupan
penduduk dengan
9 akses terhadap 76,94 73,5 74 80 85 90 90
jamban
Indikator Kondisi Target Kinerja Program dan Kerangka Kondisi
kinerja Pendanaan kinerja
NO pada target target target target target pada
awal akhir
2014 2016 2017 2018 2019 2020 2020
Desa Open
Defecation Free
10 (ODF)/ Stop 40 48 67 87 107 139 139
Buang Air Besar
Sembarangan
Cakupan
penduduk yang
11 mempunyai akses 73,5 74 80 85 90 100 100
terhadap air
minum
Case Notification
12 80,32 80 85 90 95 100 100
Rate (CNR)
Penanganan
lapangan kasus
13 DBD 100 80 85 90 95 100 100

Penemuan
16 Pnemonia pada 34,6 30 31 32 33 35 35
Balita
Penemuan
17 penderita diare 60,56 70 80 85 90 95 95

Penurunan angka
18 kecacatan 21,43 20 15 10 10 5 5
penderita kusta
tingkat II
Penderita Infeksi
Menular Seksual
19 80 82 85 90 100 100
(IMS) diobati

Penanganan
20 100 80 82 85 90 100 100
penderita HIV dan
Annual Paracite
21 0,06 0,09 0,08 0,07 0,05 0,04 0,04
Incidence (API)
Prevalensi
Diabetes militus
22 pada penduduk 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
usia lebih dari 15
tahun
Prevalensi
tekanan darah
23 tinggi pada 22,5 22,5 22,5 22,5 22,5 22,5 22,5
penduduk lebih
18 tahun
Cakupan desa
25
UCI 100 90 95 100 100 100 100
Indikator Kondisi Target Kinerja Program dan Kerangka Kondisi
kinerja Pendanaan kinerja
NO pada target target target target target pada
awal akhir
2014 2016 2017 2018 2019 2020 2020
Cakupan
26 Imunisasi Dasar 100 90 92 93 95 95 100
Lengkap
Cakupan
27 imunisasi pada 100 80 85 90 92 95 95
Ibu hamil
Acute Flaccid
29 Paralysis (AFP) ≥2 ≥2 ≥2 ≥2 ≥2 ≥2 ≥2
rate
Desa Mengalami
30 KLB yang 100 100 100 100 100 100 100
ditanggulangi <24
Jam
Pembentukan
31
Pos Kesehatan 0 100 100 100 100 100 100

32 Cakupan K 4 91,23 92 93 94 95 96 96
Cakupan
persalinan di
33 fasilitas 89,41 89 90 91 92 93 93
kesehatan
(Linfaskes)
Cakupan
34 pelayanan ibu 91,91 91 92 93 94 94 94
nifas
35 Cakupan KN 94,24 93,5 94 94,5 95 95 95
Cakupan
36 95,03 93,5 94 94,5 95 95 95
kunjungan bayi
Cakupan
37 pelayanan anak 81,25 70 71 72 73 74 74
balita
Cakupan
persalinan oleh
38 tenaga kesehatan 89,93 90 91 91,5 92 93 93
(Linakes)

Cakupan
komplikasi
39 100 88 89 90 91 92 92
kebidanan
tertangani
Cakupan neonatal
dengan
40 76,82 82 82 82,5 82,5 83 83
komplikasi
tertangani
Indikator Kondisi Target Kinerja Program dan Kerangka Kondisi
kinerja Pendanaan kinerja
NO pada target target target target target pada
awal akhir
2014 2016 2017 2018 2019 2020 2020
Persentase ibu
hamil Kurang
41 15,91 15,8 15,6 15,4 15,2 15 15
Energi Kronik
(KEK)
Persentase
Cakupan
43 Pemberian ASI 90 91 92 93 94 95 95
Eksklusif pada
bayi 0-6 bulan
Persentase Ibu
44 Hamil yang 91,23 92 93 94 95 96 96
mendapatkan
Tablet Tambah
Persentase
Cakupan balita
45 100 100 100 100 100 100 100
gizi buruk
mendapat
Cakupan distribusi
47 kapsul vitamin A 91,89 96 97,5 100 100 100 100

Prevalensi kurang
48 gizi pada balita 17,84 17,5 17 16,5 16 15,5 15,5

Menurunnya
prevalensi
stunting (pendek
49 dan sangat 38,36 37,5 36 34,5 33,5 32 32
pendek) anak
baduta (persen)

Persentase balita
yang ditimbang
dibanding dengan
50
seluruh jumlah 78,33 80 81 82 83 85 85
balita (D/S)

Cakupan
53 pelayanan 34,87 40 45 50 55 60 60
Santun Lansia
Penduduk miskin
yang mempunyai
54 jaminan 100 100 100 100 100 100
kesehatan
Indikator Kondisi Target Kinerja Program dan Kerangka Kondisi
kinerja Pendanaan kinerja
NO pada target target target target target pada
awal akhir
2014 2016 2017 2018 2019 2020 2020
Cakupan
masyarakat yang
memiliki jaminan
55 60 66,7 83,4 100 100 100
kesehatan
nasional

Cakupan Rumah
56 Tangga ber PHBS 26,38 29,88 33,4 36,9 40,4 44 44

Persentase
puskesmas yang
57 sudah 0 60 70 80 90 100 100
menerapkan
Sistim informasi
Kesehatan
Persentase
profesi tenaga
kesehatan yang
58 77,7 78 80 82 83 85 85
memiliki standard
kompetensi

Cakupan desa
59 89,21 89,5 90 91 92 93 93
siaga aktif
Cakupan
60 21,98 70 71 72 73 74 74
posyandu aktif
Penjaringan anak
61 94,49 90 91 92 93 95 95
SD/MI
62 Visit Rate 0,5 0,5 0,6 0,7 0,8 0,85 0,85
Rasio Puskesmas
Dengan Penduduk 1: 1: 1: 1: 1: 1: 1:
63
36005 30000 30000 30000 30000 30000 30000

Cakupan
Puskesmas yang
64 memenuhi pola 65 65 70 75 80 80
ketenagaan
minimal
Persentase
65 capaian SPM 80 85 90 95 100 100
kesehatan
Puskesmas yang
66 terakreditasi 0 6 6 7 8 0 27

Puskesmas yang
67 menerapkan PPK 0 2 6 7 8 4 27
BLUD
Indikator Kondisi Target Kinerja Program dan Kerangka Kondisi
kinerja Pendanaan kinerja
NO pada target target target target target pada
awal akhir
2014 2016 2017 2018 2019 2020 2020
Persentase (SPP-
68 IRT) yang 30 35 40 45 50 50
memiliki sertifikat
Persentase
tenaga kesehatan
70 yang memiliki 50 60 70 80 100 100
Surat Tanda
Registrasi (STR)

Persentase
tenaga kesehatan
yang memiliki
71 60 70 80 90 100 100
Surat Izin Praktek
(SIP) dan Surat
Izin Kerja (SIK)

Persentase
Sarana Pelayanan
72 kesehatan yang 60 70 80 90 100 100
memiliki Surat
Izin Operasional

Persentase
73 ketersediaan obat 70 82 84 86 88 90 90
dan vaksin
BAB VII
PEN U T U P

Renstra SKPD Dinas Kesehatan merupakan dokumen penting untuk memberikan


arah pembangunan guna mendukung pencapaian Visi dan Misi Jangka Menengah
Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2016-2020. Renstra SKPD harus mampu mengakomodir
berbagai kepentingan masyarakat, mampu mewadahi Rencana Strategis Kementrian dan
Lembaga instansi serta menjadi cerminan dari perencanaan pembangunan Kabupaten
Lombok Tengah dalam pencapian target pembangunan jangka menengah. Untuk itu Renstra
SKPD harus holistik, logis, dinamis dan fleksibel agar berdayaguna dan berhasil guna serta
dapat mengantisipasi perubahan-perubahan global, nasional dan regional.
RENSTRA ini diharapkan dapat dijadikan acuan dalam perencanaan, pelaksanaan dan
penilaian kegiatan Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah dalam 5 tahun ke depan.
Melalui upaya penetapan kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah yang lebih
terarah dan terukur diharapkan hasil pembangunan kesehatan lebih bermakna dan
bermanfaat.

Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan RENSTRA ini disampaikan
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas tersusunnya Renstra Dinas
Kesehatan Tahun 2016 – 2020 ini. Akhir kata semoga Rencana Strategis (RENSTRA) ini dapat
diimplementasikan dengan baik sesuai tahapan-tahapan yang telah ditetapkan secara
konsisten.

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 70

Anda mungkin juga menyukai