(RENSTRA)
DINAS KESEHATAN 2016 - 2020
Dinas Kesehatan
Kabupaten Lombok Tengah
Jl. Basuki Rahmat No.10 Praya telp. (0370-654003)
Email : dinkesloteng@gmail.com
KATA PENGANTAR
Puji Syukur ke Hadirat Allah Yang Maha Esa senantiasa kita panjatkan atas Rahmat
dan Karunia-nya maka Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah dapat menyelesaikan
Dokumen Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah – (Renstra SKPD)
Tahun 2016-2020.
Kepada semua pihak yang telah memfasilitasi dan terlibat dalam proses penyusunan
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah ini, kami sampaikan ucapan
terimakasih. Semoga dokumen renstra ini dapat menjadi acuan bagi berbagai pihak yang
akan berpartisipasi dalam pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Lombok Tengah. Kami
menyadari bahwa renstra ini masih belum sempurna, untuk itu saran dan kritik yang
membagun sangat kami harapkan.
Halaman
Halaman Judul i
Kata Pengantar v
Daftar Grafik/Gambar ix
Daftar Tabel x
BAB I PENDAHULUAN 1
1 Pelayanan Antenatal 9
4 Pelayanan Nifas 9
6 Kunjungan bayi 9
Halaman
Halaman
ooOOoo
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH
DINAS KESEHATAN
Jalan Basuki Rahmat Praya – Lombok Tengah Phone (0370) 654003
PENETAPAN
RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
(RENSTRA SKPD)
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH
TAHUN 2016-2020
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :
PERTAMA : Menetapkan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten
Lombok Tengah tahun 2016-2021;
KEDUA : Sistematika Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten
Lombok Tengah tahun 2016-2020 adalah sebagai berikut:
BAB IV PEN U T U P
KETIGA : Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok
Tengah tahun 2016-2020 ini harus dijadikan pedoman
dalam setiap pengambilan keputusan dan penganggaran.
DITETAPKAN DI : P R A Y A
PADA TANGGAL : 31 DESEMBER 2016
KEPALA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN LOMBOK TENGAH
1.1 LatarBelakang
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang
dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi tingginya, sebagai investasibagi pembangunan sumber
daya manusia yang produktif secara social dan ekonomis. Keberhasilan
pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan
antar upaya program dan sektor, serta kesinambungan dengan
upaya-upaya yang telah dilaksanakan oleh periode sebelumnya.
Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN), menjelaskan bahwa Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk
menghasilkan rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah dan
tahunan yang dilaksanakan oleh unsure penyelenggara Negara dan masyarakat di
tingkat pusat dan daerah. Selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun
2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah dijelaskan bahwa Rencana Strategis Satuan Kerja
Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat dengan Renstra-SKPD adalah dokumen
perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun.
Renstra ini merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif yang
memuat program-program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan
langsung oleh Dinas Kesehatan kabupaten Lombok Tengah d a n menjadi
d a l a m p e n y u s u s n a n p e r e n c a n a a n t a h u n a n . Penyusunan Renstra
dilaksnakan melalui pendekatan : teknokratik, politik, partisipatif, atas- bawah (top –
down), danbawah – atas (bottom – up)
Renstra Dinas Kesehatan kabupaten Lombok Tengah Tahun 2016-2020 ini
didasarkan pada penekanan pada pencapaian sasaran Prioritas, Standar Pelayanan
Kepala Dinas
Sekretariat
Dinas
Kelompok Jabatan
Fungsional
UPT DINAS
1 Dinas Kesehatan 73
2 UPT Farmasi 6
3 UPT Lab 6
4 UPT Sarpras 6
5 Penujak 51
6 Mangkung 29
7 Darek 39
8 Batu Jangkih 15
9 Sengkol 44
10 Kuta 27
11 Teruwai 26
12 Mujur 34
13 Ganti 30
14 Janapria 34
15 Langko 31
16 Kopang 51
17 Muncan 32
18 Praya 55
19 Aik Mual 34
20 Pengadang 28
21 Batunyala 36
22 Ubung 39
23 Bonjeruk 26
24 Puyung 47
25 Pringgarata 36
26 Bagu 36
27 Mantang 40
28 Aik Darek 25
29 Teratak 33
30 Wajegeseng 9
31 Tanak Beak 9
Jumlah 987
Tabel 2.2
Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan Ruang Kepangkatan
JUMLAH/RUANG
GOLONGAN JUMLAH
a b c d
0
IV 32 2 1 35
169
III 123 155 160 607
173
II 36 42 90 341
5
I 2 1 2 10
JUMLAH
987
Tabel 2.3
Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Pendidikan
Tabel 2.4
Data Barang Milik Daerah (BMD) / Asset yang dikelola
Pemeriksaan kehamilan sangat penting dilakukan oleh semua ibu hamil untuk
mengetahui pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Hampir seluruh ibu hamil di
Indonesia (95,4%) sudah melakukan pemeriksaan kehamilan (K1) dan frekuensi
kehamilan minimal 4 kali selama masa kehamilannya adalah 83,5 persen. Adapun
untuk cakupan pemeriksaan kehamilan pertama pada trimester pertama adalah 81,6
persen dan frekuensi ANC 1-1-2 atau K4 (minimal 1 kali pada trimester pertama,
minimal 1 kali pada trimester kedua dan minimal 2 kali pada trimester3) sebesar
70,4 persen. Tenaga yang paling banyak memberikan pelayanan ANC adalah bidan
(88%) dan tempat pelayanan ANC paling banyak diberikan di praktek bidan (52,5%).
Berdasarkan hasil survei tersebut NTB termasuk dengan K1 cukup baik lebih hampir
mencapai 98%.
Gambar 2.1 :
Kunjungan Antenatal K1 dan K4 di Lombok Tengah tahun 2011-2015
Cakupan kunjungan ibu hamil K4 sebesar 91,23 persen masih dibawah target (95
persen), capaian ini lebih rendah dibandingkan tahun 2014. Dengan angka DO
yang cukup tinggi dari K1 ke K4 mengakibatkan petugas kehilangan kontak. Hal ini
dapat disebabkan oleh adanya migrasi, dimana ibu hamil khususnya pada
kehamilan pertama mereka memilih untuk melahirkan ditempat orang tuanya
bukan ditempat mereka saat melakukan ANC rutin.
Gambar 2.2 :
Cakupan pelayanan ibu hamil komplikasi yang ditangani
di Lombok Tengah Tahun 2011-2015
4. Pelayanan Nifas
Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan
pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Untuk
deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap
ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali dengan
distribusi waktu ; 1) Kunjungan nifas pertama (KF1) pada 6 jam setelah persalinan
sampai 3 hari ; 2) Kunjungan nifas ke-2 (KF2) dilakukan dalam waktu hari 4 sampai
dengan hari ke 28 setelah persalinan dan 3) Kunjungan nifas ke-3 (KF3) dilakukan
dalam waktu hari ke 29 sampai dengan hari ke 42 setelah persalinan.
Cakupan pelayanan ibu nifas pada tahun 2015 sebesar 91,91 persen dari target
sebesar 95 persen, meningkat 0,07 persen bila dibandingkan tahun 2014 tetapi
menurun 7,59 persen bila dibandingkan tahun 2011.
Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang ditangani pada tahun 2015 sebesar
79.79 persen dari target sebesar 85 persen, meningkat 10,15 persen bila
dibandingkan tahun 2014 tetapi masih dibawah taeget sebesar 85 persen.
6. Kunjungan bayi
Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar oleh tenaga
kesehatan (dokter, bidan, dan perawat) minimal 4 kali dalam setahun yaitu 1 kali
saat berumur 29 hari – 3 bulan, 1 kali pada umur 3 – 6 bulan, 1 kali pada umur 6 – 9
bulan, dan 1 kali pada umur 9 – 11 bulan.
Cakupan kunjungan bayi yang mendapat pelayanan kesehatan tahun 2015 sebesar
95.03 persen dari target 95 persen menurun bila dibandingkan tahun 2014 sebesar
0.63 persen.
7. Desa/Kelurahan UCI
Cakupan desa UCI (universal child immunization) di tahun 2015 mencapai 100
persen dari target sebesar 100 persen, capaian UCI lima tahun terakhir dapat dilihat
pada gambar berikut :
Pelayanan kesehatan anak balita adalah pelayanan kesehatan pada anak balita umur
12 – 59 bulan sesuai standar meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8x
setahun, pemantauan perkembangan minimal 2x setahun dan pemberian Vitamin A
2x setahun (bulan pebruari dan agustus).
Pada tahun 2015 cakupan pelayanan kesehatan anak balita (1 – 4 tahun) sebesar
81,25 persen dari target sebesar 80 persen. Pelayanan kesehatan pada anak balita
pada tahun 2015 sudah mencapai target. Gambaran capaian 5 tahun terakhir dapat
dilihat pada gambar berikut :
Cakupan pemberian MP-ASI sampai dengan tahun 2015 sebesar 12.2 persen, dari
target sebesar 100 persen. Perincian lengkap dapat dilihat pada gambar berikut :
Kegiatan pelacakan kasus dilakukan oleh petugas puskesmas, bidan desa dibantu
oleh kader dan masyarakat. Indikator yang dipergunakan adalah BB/TB atau adanya
gejala klinis gizi buruk. Tahun 2015 Kasus gizi buruk sebanyak 45 kasus dengan
penanganan sebesar 100%
Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD/ sederajat pada tahun 2015 sebesar 94.61
persen dari target 100 persen, Gambaran pencapaian 5 tahun terakhir dapat dilihat
pada gambar berikut.
Salah satu strategi MPS (Making Pregnancy Safer) adalah setiap WUS mempunyai
akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanggulangan
komplikasi keguguran. Ini artinya Pelayanan Program Keluarga Berencana (KB)
merupakan salah satu pilar dari 4 pilar Safe Motherhood. Pelayanan Keluarga
Berencana (KB) diharapkan dapat memutuskan rantai sebab tidak langsung kematian
ibu dan bayi, dimana mengurangi faktor risiko (4 terlalu) : Terlalu sering hamil,
terlalu banyak anak, terlalu muda dan terlalu tua untuk kehamilan.
Cakupan KB aktif tahun 2015 sebesar 77.91 persen dari target sebesar 80 persen,
cakupan KB aktif periode lima tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut :
Acute Flaccid Paralysis (AFP) adalah semua anak yg berusia kurang dari 15 tahun
dengan kelumpuhan yg sifatnya flaccid (layuh), terjadi secara akut (mendadak) dan
bukan disebabkan oleh ruda paksa. Untuk anak <15 tahun, dapat dilaporkan sebagai
kasus AFP jika terdapat gejala klinis yang pasti misalnya penyakit polio. Penyakit
polio harus dibuktikan atau sudah tidak ada dengan penemuan kasus AFP.
Pada tahun 2015 di Lombok Tengah ditemukan 0.32 per 100.00 penduduk kurang
dari 15 tahun kasus AFP non Polio dari target < 2 per 100.000 penduduk < 15 tahun,
dibandingkan tahun 2014 ditemukan kasus sebesar 2.21 per 100.000 penduduk < 15
tahun.
Penemuan dan penanganan penyakit pneumonia pada balita tahun 2014 sebesar
30.7 persen meningkat di tahun 2015 dengan capaian sebesar 34.6 persen dari
target 100 persen
Gambar 2.12 :
Penemuan dan penanganan pnemopnia pada balita di Lombok Tengah
tahun 2011-2015
Cakupan penemuan dan penanganan TB BTA positif tahun 2014 sebesar 36.71
meningkat di tahun 2015 dengan capaian 38.25 persen dari target sebesar 70
persen. Gambar dibawah menujukkan penemuan dan penanganan TB BTA positif
lima tahun terakhir :
Dari grafik dibawah ini dapat dijelaskan bahwa kasus DBD merupakan penyakit
menular bersumber binatang yang akan muncul setiap lima tahun, pada grafik
tersebut pada tahun 2015 bulan Januari mulai naik , terus puncak kasus pada bulan
Mei dan berkurang pada bulan Agustus sehingga kasus menjadi dibawah 5 kasus tiap
bulan, tetapi mengalami kenaikan lagi sejak bulan September, Oktober, Nopember
dan Desember. Ketidak pedulian petugas tentang data yang ada di laporan bulanan
DBD serta kurang optimalnya melakukan promosi kesehatan berupa PSN, ABJ setiap
triwulanan, sehingga kasus ini terus berkembang.
Gambar dibawa ini memberikan informasi bahwa kasus Diare yang berhasil
ditemukan oleh Tenaga Kesehatan dan Kader sebesar 60,56 %, ini masih jauh dari
SPM Kabupaten Lombok Tegah sebesar 100 %, untuk mencapai target yang besar
diperlukan upaya dari beberapa kordinasi lintas program dan lintas
sektoral.Tetapi semua kasus diare yang ditemukan di sarana Kesehatan sudah
dilayani dan ditatalaksana dengan baik, untuk tahun 2015 sudah menggunakan
tablet Zinc selama 10 hari
Realisasi pelayanan gawat darurat level 1 tahun 2015 sebesar 100 persen dari target
100 persen
Desa/kelurahan mengalami kejadian luar biasa (KLB) yang ditangani kurang 24 jam
oleh petugas tahun 2015 ditargetkan 100 persen (realisasinya 100%) sama dengan
realisasi di tahun 2014 yaitu target 100 persen dengan realisasi 100 persen.
Cakupan desa siaga aktif tahun 2015 mencapai 89.21 persen dari target 80 persen
sedangkan tahun 2014 89.21 mencapai dari target 80 ersen. Kegiatan yang
dilakukan dalam mendudkung keberhasilan pencapaian program ini adalah advokasi
desa siaga kepada pemegang kebijakan, mengaktifkan forum desa siaga,
pembangunan poskesdes, peningkatan kemitraan dengan Da’i.
Gambar dibawah menunjukkan perkembangan desa siaga di Lombok tengah.
Gambar 2.17 : Anggaran dan Realisasi anggaran di Lombok Tengah tahun 2011-2015
Tabel 2.7
Komparasi Capaian Sasaran Renstra SKPD
terhadap Sasaran Renstra SKPD Provinsi dan Renstra K/L
*) 2014
Gambar 2.18 : Angka Harapan Hidup di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2011-2014
Gambar 2.19 : Angka kematian ibu dan bayi dalam kurun waktu 2011-2015
Terdapat beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur status kesehatan ibu
pada suatu wilayah, salah satunya yaitu angka kematian ibu (AKI). AKI merupakan salah satu
indikator yang peka terhadap kualitas dan aksesibilitas fasilitas pelayanan kesehatan.
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, AKI (yang
berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar 359 per 100.000 kelahiran
hidup.
AKI di Lombok Tengah juga terus mengalami penurunan yang cukup signifikan dari
107 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012 menjadi 84,68 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2015. Perhatian pemerintah dalam rangka menekan AKI terus menampakkan hasil.
Identifikasi faktor risiko kehamilan sejak dini, dengan semakin meningkatnya kunjungan
antenatal, deteksi dini komplikasi, perencanaan persalinan sampai masa nifas merupakan
faktor penting dalam upaya menekan angka kematian ibu. Dukungan Jaminan persalinan
juga meningkatkan akses terhadap pelayan persalinan oleh tenaga kesehatan.
Penyebab utama kematian ibu di Lombok Tengah adalah toksemia 27,8%, infeksi 22,2%,
perdarahan 11,1%, abortus 5,6%, dan sebab lain yang tidak dapat dijelaskan 33,3%.
Hasil Riskesdas Tahun 2013 Cakupan anak diimunisasi lengkap secara Nasional
hanya mencapai 59,2%. Sedangkan di Lombok Tengah berdasarkan catatan program
imunisasi rutin telah mencapai 97,12% pada tahun 2015.Demikian halnya dengan cakupan
anak yang diimunisasi campak secara Nasional pada tahun 2013 baru mencapai 82,1% dan
NTB sebesar 90,6%. Sedangkan di Lombok Tengah pada tahun yang sama berdasarkan
catatan program imunisasi rutin telah mencapai 100%. Adanya perbedaan tersebut
memungkinkan terjadi karena adanya perbedaan dalam cara pengambilan data. Walaupun
demikian hasil survei tersebut memberikan kita peringatan bahwa masih adanya
kemungkinan anak yang tidak terimunisasi.
Gambar 2.23 : Cakupan Imunisasi Campak dan sebarannya di Lombok Tengah
Berdasarkan laporan rutin Dinas Kesehatan angka persalinan oleh tenaga kesehatan
di Lombok telah mencapai angka yang cukup menggembirakan walaupun masih fluktuatif
dan cenderung mengalami penurunan yaitu dari 92,9% pada tahun 2011 menjadi 90% pada
tahun 2015.
Dukungan Jaminan Persalinan Universal (JAMPERSAL) kelihatannya cukup sigifikan
dalam meningkatkan persalinan tenaga kesehatan, dimana pada 2 tahun terakhir.
Peningkatan peran serta masyarakat dan keluarga ibu hamil dalam perncanaan
persalinan menunjukan hasil yang menggembirakan dalam 5 tahun terakhir. Hal ini
ditunjukkan oleh trend persalinan oleh tenaga kesehatan terus mengalami peningkatan, dari
78,2% pada tahun 2010 menjadi 89,5 pada tahun 2015. Sementara sebaliknya trend
persalinan oleh dukun terus mengalami penurunan dari 8% pada tahun 2010 menjadi hanya
2,7% pada tahun 2015. Upaya untuk meningkatkan persalinan oleh tenaga kesehatan
terlatih terus ditingkatkan dan menekan sekecil mungkin persalinan tidak aman.
Gizi Kurang dan Buruk
Secara nasional berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahu 2013, angka
kekurangan gizi Nasiona mencapai 19,6%. Sedangkan prevalensi kekurangan gizi di NTB
sebesar 25% berada diatas angka nasional dan termasuk dalam kategori dengan Prevalensi
mendekati amat tinggi.
Tabel : status gizi di Lombok Tengah tahun 2015
Status Gizi
Indikator / BB sgt
BB
Status Gizi kurang/sgt Baik/norma Gizi
Kurang/pende
pendek/sgt l Lebih/gemuk
k/kurus
kurus
BB/U 3,55 14,29 81,19 0,98
TB/U 14,89 23,46 61,65 -
BB/TB 2,30 4,83 84,64 8,23
IsuStrategis
No Dinamika Dinamika
Dinamika Nasional Lain-lain
Internasional Regional/Lokal
(1) (2) (3) (4) (5)
Pemberlakuan MEA Akreditasi sarana FKTP STR
1
tahun 2017
2 SDG’s Diberlakukan undang- Adanya regulasi
undang No. 36 tahun tingkat provinsi
2014 tentangTenaga tentang kesehatan
Kesehatan (Generasi Emas
NTB), AKINO,
ABSANO, Kebijakan
ASHAR (Aksi seribu
hari kehidupan),
Lemper Madu
(Lembaga
pemberdayaan
Masyarakat
terpadu)
3 Pergerakan Permenkes No 21 Tahun Surveilans
manusia antar 2013 tentang epidemiologi dan
negara yang diiringi penanggulangan HIV Kebijakan Bupati
perubahan iklim AIDs (Bab 1 pasal 3 tentang
global akhir-akhir mengurangi diskriminasi) mempertahankan
ini juga berimbas ODHA Eliminasi malaria
pada kualitas menuju bebas
lingkungan hidup, malaria 2020
dan erkembangnya
penyakit baru dan
lama potensial
wabah (new
emerging deseases
& Re emerging
deseases)
Tabel 3.3
Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan SKPD
Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Mewujudkan
Kepemerintahan Pelayanan Publik Belum terstandarisasinya FKTP Tersusunnya Roadmap Akreditasi FKTP.
yang baik dan belum optimal
kepastian Hukum
dengan dukungan
Birokrasi yang
memiliki
pelayanan publik
berkualitas
Tabel 3.4
Permasalahan Pelayanan Dinas Kesehatan berdasarkan Sasaran Renstra K/L beserta Faktor
Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
Tabel 3.5
Permasalahan Pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Berdasarkan Sasaran Renstra
Dinas Kesehatan Provinsi beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan
Penanganannya
Tabel 3.6
Nilai Skala Kriteria
Dari tabel diatas yang dianggap sebagai Isu Strategis Dinas Kesehatan berdasarkan prioritas
adalah Sumber daya Manusia kesehatan, Sarana dan Prasaran Kesehatan, Pendanaan,
Kematian ibu dan bayi, Status gizi, Pengendalian penyakit dan akses pelayanan.
Meningkatnya Cakupan
cakupan rumah penduduk yang
tangga dengan mempunyai
akses akses terhadap 67 70 75 80 90
berkelanjutan air minum
terhadap air
minum layak
5 Meningkatkan Terlaksananya Case Notification
intensitas dan penemuan dan Rate (CNR) 80 85 90 95 100
efektifitas penanganan
Penanganan
80 85 90 95 100
lapangan kasus
Penemuan
Pnemonia pada 30 31 32 33 35
Balita
Penemuan
70 80 85 90 95
penderita diare
Penurunan
angka kecacatan
penderita kusta 20 15 10 10 5
tingkat II
Infeksi Menular
Seksual (IMS) 80 82 85 90 100
diobati
Target Kinerja Program dan Kerangka
Indikator
NO Tujuan Sasaran Pendanaan
Sasaran target target target target target
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Penanganan
penderita HIV 80 82 85 90 100
dan AIDS
Annual Paracite
Incidence (API) 0,09 0,08 0,07 0,05 0,04
permil
Prevalensi
Diabetes militus
pada penduduk 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
usia lebih dari 15
tahun
Prevalensi
tekanan darah
tinggi pada 22,5 22,5 22,5 22,5 22,5
penduduk lebih
18 tahun
Terwujudnya Cakupan desa
90 95 100 100 100
bayi, batita, UCI
anak sekolah Cakupan
dan ibu hamil Imunisasi Dasar 90 92 93 95 95
yang kebal Lengkap
terhadap Cakupan
Penyakit Dapat imunisasi pada 80 85 90 92 95
Dicegah Dengan Ibu hamil
Meningkatkan Terlaksananya Acute Flaccid
Respons Penemuan dan Paralysis (AFP)
≥2 ≥2 ≥2 ≥2 ≥2
Petugas dalam Penanganan rate
Kewaspadaan Kasus
Dini dan Terlaksananya Desa Mengalami
Kesiapsiagaan Sistem KLB yang
Kemungkinan Surveilans ditanggulangi 100 100 100 100 100
6
Terjadinya KLB Epidemiologi <24 Jam
dan Krisis Dan
Kesehatan Pengurangan Pembentukan
Akibat Dampak Resiko Pos Kesehatan
Bencana Bencana 100 100 100 100 100
Prevalensi
kurang gizi pada 17,5 17 16,5 16 15,5
balita
Menurunnya
prevalensi
stunting
(pendek dan 37,5 36 34,5 33,5 32
sangat pendek)
anak baduta
(persen)
Persentase balita
yang ditimbang
dibanding
dengan seluruh 80 81 82 83 85
jumlah balita
(D/S)
Puskesmas
yang 6 6 7 8 0
terakreditasi
Puskesmas yang
menerapkan PPK 2 6 7 8 4
BLUD
14 Meningkatkan Terlaksananya
mutu pangan cara produksi Persentase (SPP-
yang beredar pangan yang IRT) yang
30 35 40 45 50
di masyarakat baik pada memiliki
industri rumah sertifikat
tangga pangan
15 Menyiapkan Tersedianya Persentase
sumber daya data Perizinan tenaga
manusia dan Tenaga dan kesehatan yang
sarana Sarana memiliki Surat 50 60 70 80 100
kesehatan Kesehatan Tanda Registrasi
teregister yang Valid (STR)
Persentase
tenaga
kesehatan yang
memiliki Surat 60 70 80 90 100
Izin Praktek
(SIP) dan Surat
Izin Kerja (SIK)
Persentase
Sarana
Pelayanan
60 70 80 90 100
kesehatan yang
memiliki Surat
Izin Operasional
Target Kinerja Program dan Kerangka
Indikator
NO Tujuan Sasaran Pendanaan
Sasaran target target target target target
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Meningkatkan Tersedianya Persentase
kualitas obat dan ketersediaan
pengelolaan perbekalan obat dan vaksin
pelayanan kesehatan yang
16 kefarmasian 82 84 86 88 90
aman dan
berkhasiat,
bermutu dan
memadai
4.2 Strategi dan Kebijakan
Strategi dan kebijakan Dinas Kesehatan Lombok Tengah Tahun 2016 – 2020
Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan disajikan sebagaimana tebel berikut
Visi Pembangunan Kabupaten Lombok Tengah dalam jangka waktu 2016-2020, yaitu:
VISI : Terwujudnya Masyarakat Lombok Tengah yang Beriman Sejahtera dan Bermutu
MISI KEDUA:
Meningkatkan Kesejahteraan Sosial, Kecerdasan dan Kesehatan Masyarakat dengan
Mengedepankan Keadilan dan Kesetaraan Gender
MISI KELIMA
Mewujudkan Kepemimpinan Yang baik dan kepastian Hukum dengan Dukungan
Birokrasi yang memiliki Pelayanan Publik Berkualitas
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Meningkatkan Terwujudnya Koordinasi dan Memantapkan
efektifitas perencanaan dan fasilitasi proses system
perencanaan penganggaran yang perencanaan dan perencanaan dan
penganggaran baik penganggaran penganggaran
pendataan dan kesehatan
pelaporan Tersedianya data dan Koordinasi dan Mengembangkan
laporan yang valid dan sinkronisasi data system pencatatan
tepat waktu. dan pelaporan
Misi Pembangunan Daerah yang tertuang dalam RPJMD yang terkait dengan tugas Dinas
Kesehatan Lombok Tengah adalah Misi ke 2 yaitu MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN
SOSIAL, KECERDASAN DAN KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN MENGEDEPANKAN
KEADILAN DAN KESETARAAN GENDER dan ke 5 : MEWUJUDKAN KEPEMERINTAHAN
YANG BAIK DAN KEPASTIAN HUKUM DENGAN DUKUNGAN BIROKRASI YANG
MEMILIKI PELAYANAN PUBLIK BERKUALITAS
Misi ini menekankan pada pentingnya peningkatan aksesibilitas dan kualitas pelayanan
sosial dasar guna meningkatkan kualitas pendidikan dan taraf kesehatan masyarakat
secara berkelanjutan serta meningkatnya kerjasama dan kemitraan komponen pelaku
pembangunan untuk mendorong tertanganinya Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial (PMKS), terwujudnya pemberdayaan masyarakat dan sinergitas program-program
penanggulangan kemiskinan, terwujudnya pemberdayaan perempuan dan perlindungan
anak dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, terwujudnya Pelestarian Seni
Budaya serta Prestasi Kepemudaan dan Olahraga, terwujudnya sistem pendidikan
nasional di Kabupaten Lombok Tengah yang merata, berkeadilan dan berdaya saing
secara global serta meningkatnya akses pelayanan kesehatan dasar dan rujukan bagi
masyarakat yang bermutu, merata dan terjangkau. Meningkatnya kesadaran
individu, keluarga dan masyarakat melalui promosi, pemberdayaan dan penyehatan
lingkungan Terwujudnya partisipasi dan semangat masyarakat dalam membangun
secara terpadu.
dan Misi kelima menekankan peningkatan kualitas perencanaan dan monitoring
evaluasi pembangunan daerah, kualitas penatausahaan keuangan daerah, kualitas
pengawasan aparatur yang diharapkan dapat mendorong terwujudnya aparatur yang
professional, tersedianya sarana prasarana pelayanan publik yang memadai
terselamatkannya dokumen/ arsip daerah, meningkatnya perencanaan
pembangunan, pengelolaan data dan koordinasi pembangunan daerah serta
Dengan tujuan meningkatnya kualitas layanan dasar dan rujukan ; sedangkan sasarannya
adalah : 1). Tersedianya tenaga kesehatan yang profesional Tersedianya tenaga
kesehatan yang profesional 2). Tersedianya fasilitas dan perbekalan kesehatan 3).
Terwujudnya penyelenggaraan layanan kesehatan yang baik
Dengan Strategi : 1). Edukasi 2). konstruksi, rehabilitasi dan inevstasi 3). Revitalisasi,
Reorganisasi dan restrukturisasi
Dan arah kebijakan : 1). Tenaga kesehatan 2). Fasilitas dan perbekalan kesehatan 3).
Dinas Kesehatan, RS dan Puskesmas serta jaringannya
Tujuan dan sasaran tersebut diukur melalui Rencana Program, Kegiatan, Indikator
Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif sebagaimana terlihat pada tabel
5.1 berikut :
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11 -12 -13 -14 -15 -16 -17 -18 -19 -20 -21
Meningkatka Terwujudnya Ketersediaan Terwujud
Program
n efektifitas perencanaan dokumen nya
Kebijakan
perencanaan dan perencanaan Akuntabili
dari
penganggara penganggaran dan tas dan
manajem
n pendataan yang baik penganggaran 1 2 1 2 1 33 1 Kualitas 2 2 44.608.000 2 44.608.000 2 44.608.000 2 44.608.000 2 44.608.000 2
en
dan Perencan
pembang
pelaporan aan
unan
kesehatan
Meningkatka Tersedianya Visit Rate 1 2 1 2 1 23 2 Evaluasi tingkat 0,54 0,5 87.610.200 0,6 96.371.220 0,7 105.132.240 0,8 114.769.362 0,85 125.282.586 79
n aksesibiltas fasilitas dan pemanfaa
fasilitas kesehatan Rasio Meningka
kesehatan yang memadai, Puskesmas Pembang tynya
dan kualitas berkualitas dan Dengan unan Akses 1: 1: 1: 1:
Penduduk 1 2 1 2 1 25 1 1 : 36005 17.009.431.376 18.710.374.514 20.411.317.651 22.282.355.103 1 : 30000 24.323.486.868
pelayanan terjangkau puskesma terhadap 30000 30000 30000 30000
kesehatan s Pelayanan
Kesehatan
Tersedianya Cakupan Program faskes
fasilitas Puskesmas Upaya dengan
kesehatan yang Kesehatan pola
dengan SDM memenuhi Masyarak tenaga
yang memadai pola at yang
ketenagaan sesuai
1 2 1 2 1 16 6 0,65 110.950.000 0,65 122.045.000 0,7 133.140.000 0,75 145.344.500 0,8 158.658.500 1,5
minimal dengan
kepemnk
es no 75
tahun
2014
Persentase Program
Beroperas
tenaga Kebijakan
inya
kesehatan dan
layanan
yang memiliki Manajem
1 2 1 2 1 33 2 kesehatan 60 16.073.333 70 17.680.667 80 157.500.000 90 173.250.000 100 190.570.000 29
Surat Izin en
sesuai
Praktek (SIP) Pembang
dengan
dan Surat Izin unan
ijin
Kerja (SIK) Kesehatan
Tertib
Program
Persentase pelaksana
Kebijakan
Sarana an
dan
Pelayanan layanan
Manajem
kesehatan 1 2 1 2 1 33 2 kesehatan 60 16.073.333 70 17.680.667 80 19.288.000 90 21.056.067 100 22.984.867 30
en
yang memiliki baik
Pembang
Surat Izin peroranga
unan
Operasional n maupun
Kesehatan
badan
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11 -12 -13 -14 -15 -16 -17 -18 -19 -20 -21
Meningkatka Persentase Program Terpenuhi
n kualitas ketersediaan Obat dan nya
Tersedianya
pengelolaan obat dan Perbekala kebutuha
obat dan
pelayanan vaksin n n obat-
perbekalan
kefarmasian Kesehatan obatan
kesehatan
1 2 1 2 1 15 1 penduduk 70 82 6.857.377.500 84 7.543.115.250 86 8.228.853.000 88 8.983.164.525 90 9.806.049.825
yang aman dan
Kabupate
berkhasiat,
n Lombok
bermutu dan
Tengah
memadai
BAB VI
INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Pada bagian ini dikemukakan indicator kinerja SKPD yang secara langsung menunjukkan
kinerja yang akan dicapai SKPD dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk
mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.
Indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD disajikan sebagai
berikut :
Ketersediaan
Dokumen laporan
2 (LAKIP, Laporan 2 2 2 2 2 2 2
Tahunan)
Ketersediaan
3 1 1 1 1 1 1 1
Dokumen DHA
Ketersediaan
Dokumen profil
4 kesehatan yang 1 1 1 1 1 1 1
akurat dan tepat
waktu
Ketersediaan
dokumen data
5 1 1 1 1 1 1 1
base tenaga
kesehatan
Ketersediaan
dokumen usulan
tenaga
6 Kesehatan dan 1 1 1 1 1 1 1
administrasi ke
pusat dan
Kabupaten
Ketersediaan
Sistem informasi
7 pengelolaan 100 100 100 100 100 100 100
keuangan daerah
berbasis
komputer (SAI)
Persentase LHP
8 yang 100 100 100 100 100 100 100
ditindaklanjuti
Cakupan
penduduk dengan
9 akses terhadap 76,94 73,5 74 80 85 90 90
jamban
Indikator Kondisi Target Kinerja Program dan Kerangka Kondisi
kinerja Pendanaan kinerja
NO pada target target target target target pada
awal akhir
2014 2016 2017 2018 2019 2020 2020
Desa Open
Defecation Free
10 (ODF)/ Stop 40 48 67 87 107 139 139
Buang Air Besar
Sembarangan
Cakupan
penduduk yang
11 mempunyai akses 73,5 74 80 85 90 100 100
terhadap air
minum
Case Notification
12 80,32 80 85 90 95 100 100
Rate (CNR)
Penanganan
lapangan kasus
13 DBD 100 80 85 90 95 100 100
Penemuan
16 Pnemonia pada 34,6 30 31 32 33 35 35
Balita
Penemuan
17 penderita diare 60,56 70 80 85 90 95 95
Penurunan angka
18 kecacatan 21,43 20 15 10 10 5 5
penderita kusta
tingkat II
Penderita Infeksi
Menular Seksual
19 80 82 85 90 100 100
(IMS) diobati
Penanganan
20 100 80 82 85 90 100 100
penderita HIV dan
Annual Paracite
21 0,06 0,09 0,08 0,07 0,05 0,04 0,04
Incidence (API)
Prevalensi
Diabetes militus
22 pada penduduk 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
usia lebih dari 15
tahun
Prevalensi
tekanan darah
23 tinggi pada 22,5 22,5 22,5 22,5 22,5 22,5 22,5
penduduk lebih
18 tahun
Cakupan desa
25
UCI 100 90 95 100 100 100 100
Indikator Kondisi Target Kinerja Program dan Kerangka Kondisi
kinerja Pendanaan kinerja
NO pada target target target target target pada
awal akhir
2014 2016 2017 2018 2019 2020 2020
Cakupan
26 Imunisasi Dasar 100 90 92 93 95 95 100
Lengkap
Cakupan
27 imunisasi pada 100 80 85 90 92 95 95
Ibu hamil
Acute Flaccid
29 Paralysis (AFP) ≥2 ≥2 ≥2 ≥2 ≥2 ≥2 ≥2
rate
Desa Mengalami
30 KLB yang 100 100 100 100 100 100 100
ditanggulangi <24
Jam
Pembentukan
31
Pos Kesehatan 0 100 100 100 100 100 100
32 Cakupan K 4 91,23 92 93 94 95 96 96
Cakupan
persalinan di
33 fasilitas 89,41 89 90 91 92 93 93
kesehatan
(Linfaskes)
Cakupan
34 pelayanan ibu 91,91 91 92 93 94 94 94
nifas
35 Cakupan KN 94,24 93,5 94 94,5 95 95 95
Cakupan
36 95,03 93,5 94 94,5 95 95 95
kunjungan bayi
Cakupan
37 pelayanan anak 81,25 70 71 72 73 74 74
balita
Cakupan
persalinan oleh
38 tenaga kesehatan 89,93 90 91 91,5 92 93 93
(Linakes)
Cakupan
komplikasi
39 100 88 89 90 91 92 92
kebidanan
tertangani
Cakupan neonatal
dengan
40 76,82 82 82 82,5 82,5 83 83
komplikasi
tertangani
Indikator Kondisi Target Kinerja Program dan Kerangka Kondisi
kinerja Pendanaan kinerja
NO pada target target target target target pada
awal akhir
2014 2016 2017 2018 2019 2020 2020
Persentase ibu
hamil Kurang
41 15,91 15,8 15,6 15,4 15,2 15 15
Energi Kronik
(KEK)
Persentase
Cakupan
43 Pemberian ASI 90 91 92 93 94 95 95
Eksklusif pada
bayi 0-6 bulan
Persentase Ibu
44 Hamil yang 91,23 92 93 94 95 96 96
mendapatkan
Tablet Tambah
Persentase
Cakupan balita
45 100 100 100 100 100 100 100
gizi buruk
mendapat
Cakupan distribusi
47 kapsul vitamin A 91,89 96 97,5 100 100 100 100
Prevalensi kurang
48 gizi pada balita 17,84 17,5 17 16,5 16 15,5 15,5
Menurunnya
prevalensi
stunting (pendek
49 dan sangat 38,36 37,5 36 34,5 33,5 32 32
pendek) anak
baduta (persen)
Persentase balita
yang ditimbang
dibanding dengan
50
seluruh jumlah 78,33 80 81 82 83 85 85
balita (D/S)
Cakupan
53 pelayanan 34,87 40 45 50 55 60 60
Santun Lansia
Penduduk miskin
yang mempunyai
54 jaminan 100 100 100 100 100 100
kesehatan
Indikator Kondisi Target Kinerja Program dan Kerangka Kondisi
kinerja Pendanaan kinerja
NO pada target target target target target pada
awal akhir
2014 2016 2017 2018 2019 2020 2020
Cakupan
masyarakat yang
memiliki jaminan
55 60 66,7 83,4 100 100 100
kesehatan
nasional
Cakupan Rumah
56 Tangga ber PHBS 26,38 29,88 33,4 36,9 40,4 44 44
Persentase
puskesmas yang
57 sudah 0 60 70 80 90 100 100
menerapkan
Sistim informasi
Kesehatan
Persentase
profesi tenaga
kesehatan yang
58 77,7 78 80 82 83 85 85
memiliki standard
kompetensi
Cakupan desa
59 89,21 89,5 90 91 92 93 93
siaga aktif
Cakupan
60 21,98 70 71 72 73 74 74
posyandu aktif
Penjaringan anak
61 94,49 90 91 92 93 95 95
SD/MI
62 Visit Rate 0,5 0,5 0,6 0,7 0,8 0,85 0,85
Rasio Puskesmas
Dengan Penduduk 1: 1: 1: 1: 1: 1: 1:
63
36005 30000 30000 30000 30000 30000 30000
Cakupan
Puskesmas yang
64 memenuhi pola 65 65 70 75 80 80
ketenagaan
minimal
Persentase
65 capaian SPM 80 85 90 95 100 100
kesehatan
Puskesmas yang
66 terakreditasi 0 6 6 7 8 0 27
Puskesmas yang
67 menerapkan PPK 0 2 6 7 8 4 27
BLUD
Indikator Kondisi Target Kinerja Program dan Kerangka Kondisi
kinerja Pendanaan kinerja
NO pada target target target target target pada
awal akhir
2014 2016 2017 2018 2019 2020 2020
Persentase (SPP-
68 IRT) yang 30 35 40 45 50 50
memiliki sertifikat
Persentase
tenaga kesehatan
70 yang memiliki 50 60 70 80 100 100
Surat Tanda
Registrasi (STR)
Persentase
tenaga kesehatan
yang memiliki
71 60 70 80 90 100 100
Surat Izin Praktek
(SIP) dan Surat
Izin Kerja (SIK)
Persentase
Sarana Pelayanan
72 kesehatan yang 60 70 80 90 100 100
memiliki Surat
Izin Operasional
Persentase
73 ketersediaan obat 70 82 84 86 88 90 90
dan vaksin
BAB VII
PEN U T U P
Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan RENSTRA ini disampaikan
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas tersusunnya Renstra Dinas
Kesehatan Tahun 2016 – 2020 ini. Akhir kata semoga Rencana Strategis (RENSTRA) ini dapat
diimplementasikan dengan baik sesuai tahapan-tahapan yang telah ditetapkan secara
konsisten.