Anda di halaman 1dari 10

KEPERAWATAN GERONTIK

KEPERAWATAN INSTABILITAS (MUDAH JATUH)

NAMA KELOMPOK
1. TRI MUMPUNI R.Q 2720160054
2. KARIMATAN NISA 2720160064
3. PUTRI KHOIRINA 2720160074
4. SINTIA DEWI 2720160086

UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
2019
INSTABILITAS (MUDAH JATUH )

Definisi
         Jatuh adalah suatu kejadian yang di laporkan penderita atau saksi mata ,yang melibatkan
seseorang mendadak terbaring/terduduk di lantai /tempat yang lebih rendah atau tanpa
kehilangan kesadaran atau luka (Reuben)
         Jatuh sering terjadi atau dialami oleh usia lanjut .Banyak faktor berperan di  dalamnya
,kelemahan otot ekstremitas bawah kekakuan sendi ,sinkope dan dizzines, serta faktor ekstrinsik
sertai lantai yang licin dan tidak rata tersandung benda-benda, penglihatan kurang terang dan
sebagainya.
         Menurut Nugroho (2008),  menua atau menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti
seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua. Tiga tahap ini
berbeda, baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki kemunduran fisik yang ditandai
dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas,
penglihatan semakin memburuk, gerakan lambat, dan figur tubuh yang tidak proporsional.
Sehingga masalah-masalah sering terjadi pada lansia, baik masalah kesehatan, gizi, atau yang
lain, termasuk mudah jatuh.

Faktor – Faktor Lingkungan yang Sering Dihubungan dengan Kecelakaan pada Lansia
Faktor penyebab jatuh pada lansia dapat dibagi dalam 2 golongan besar, yaitu:
a)   Faktor Intrinsik
Faktor instrinsik dapat disebabkan oleh proses penuaan dan berbagai penyakit seperti
Stroke yang mengakibatkan kelemahan tubuh sesisi , Parkinson yang mengakibatkan
kekakuan alat gerak, maupun Depresi yang menyebabkan lansia tidak terlalu perhatian saat
berjalan . Gangguan penglihatan pun seperti misalnya katarak meningkatkan risiko jatuh
pada lansia. Gangguan sistem kardiovaskuler akan menyebabkan syncope, syncope lah yang
sering menyebabkan jatuh pada lansia.Jatuh dapat juga disebabkan oleh dehidrasi. Dehidrasi
bisa disebabkan oleh diare, demam, asupan cairan yang kurang atau penggunaan diuretik
yang berlebihan.
b)   Ekstrinsik
Alat-alat atau perlengkapan rumah tangga yang sudah tua atau tergeletak di bawah,tempat
tidur tidak stabil atau kamar mandi yang rendah dan tempat berpegangan yang tidak kuat atau
tidak mudah dipegang, lantai tidak datar, licin atau menurun, karpet yang tidak dilem dengan
baik, keset yang tebal/menekuk pinggirnya, dan benda-benda alas lantai yang licin atau
mudah tergeser,lantai licin atau basah, penerangan yang tidak baik (kurang atau
menyilaukan), alat bantu jalan yang tidak tepat ukuran, berat, maupun cara penggunaannya.

Faktor Resiko
Untuk dapat memahami faktor resiko jatuh, maka harus dimengerti bahwa stabilitas badan
ditentukan atau dibentuk oleh:
a. Sistem Sensorik
Pada sistem ini, yang berperan adalah penglihatan dan pendengaran. Semua gangguan
atau perubahan pada mata akan menimbulkan gangguan penglihatan. Begitu pula, semua
penyakit telinga akan menimbulkan gangguan pendengaran yang selanjutnya akan
berpengaruh pada resiko terjadinya jatuh.
b. Sistem Saraf Pusat (SSP)
SSP akan memberikan respons motorik untuk mengantisipasi input sensorik. Penyakit
SSP seperti stroke, parkinson, hodrosefalus tekanan normal, sering diderita oleh lansia dan
menyebabkan gangguan fungsi SSP sehingga berespon tidak baik terhadap input sensorik
(Tinetti, 1992).
c. Kognitif
Pada beberapa penelitian, demensia diasosiasikan dengan meningkatnya resiko jatuh.
d. Muskuloskeletal
Gangguan muskuloskeletal menyebabkan gangguan gaya berjalan dan hal ini berhubungan
dengan proses menua yang fisiologis, misalnya:
 Kekakuan jaringan penyambung
 Berkurangnya massa otot
 Perlambatan konduksi saraf
 Penurunan visus / lapang pandang
 Kerusakan proprioseptik
Semua itu menyebabkan:
 Penurunan Range of Motion (ROM) sendi
 Penurunan kekuatan otot, terutama ekstremitas
 Perpanjangan waktu reaksi
 Goyangan badan
 Kerusakan persepsi dalam.
Semua perubahan tersebut mengakibatkan kelambanan gerak, langkah yang pendek, penurunan
irama, dan pelebaran bantuan basal. Kaki tidak dapat menapak dengan kuat dan lebih cenderung
gampang goyah. Perlambatan reaksi mengakibatkan seorang lansia susah/terlambat
mengantisipasi bila terjadi gangguan seperti terpleset, tersandung, kejadian tiba-tiba, sehingga
memudahkan jatuh.
Secara singkat, faktor resiko jatuh pada lansia itu dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor
instrinsik dan faktor ekstrinsik.
a) Faktor Instinsik, misalnya:
 Gangguan jantung dan/atau sirkulasi darah
 Gangguan sistem susunan saraf
 Gangguan sistem anggota gerak
 Gangguan penglihatan dan pendengaran
 Gangguan psikologis
 Gangguan gaya berjalan
b) Faktor Ekstrinsik, misalnya:
 Cahaya ruangan yang kurang terang
 Lingkungan yang asing bagi lanjut usia
 Lantai yang licin
 Obat-obatan yang diminum (diuretik, antidepresan, sedatif, anti-psikotik, alkohol, dan
obat hipoglikemi)
Penyebab Jatuh pada Lansia
Penyebab jatuh pada lansia biasanya merupakan gabungan beberapa faktor, antara lain:
a. Kecelakaan (merupakan penyebab utama)
 Murni kecelakaan, misalnya terpleset, tersandung.
 Gabungan antara lingkungan yang jelek dengan kelainan-kelainan akibat proses menua,
misalnya karena mata kurang jelas, benda-benda yang ada di rumah tertabrak, lalau jatuh.
b. Nyeri kepala dan/atau vertigo
c. Hipotensi orthostatic:
 Hipovolemia / curah jantung rendah
 Disfungsi otonom terlalu lama berbaring
 Pengaruh obat-obat hipotensi
d. Obat-obatan
 Diuretik / antihipertensi
 Antidepresan trisiklik
 Sedativa
 Antipsikotik
 Obat-obat hipoglikemik
 alkohol
e. Proses penyakit yang spesifik, misalnya:
 Aritmia
 Stenosis
 Stroke
 Parkinson
 Spondilosis
 Serangan kejang
f.   Idiopatik (tidak jelas sebabnya)
g.  Sinkope (kehilangan kesadaran secara tiba-tiba):
 Penurunan darah ke otak secara tiba-tiba
 Terbakar matahari
Pencegahan
Pencegahan dilakukan berdasar atas faktor resiko apa yang dapat menyebabkan jatuh seperti
faktor neuromuskular, muskuloskeletal, penyakit yang sedang diderita, pengobatan yang sedang
dijalani, gangguan keseimbangan dan gaya berjalan, gangguan visual, ataupun faktor
lingkungan.dibawah ini akan di uraikan beberapa metode pencegahan jatuh pada orang tua :
1.   Latihan fisik
Latihan fisik diharapkan mengurangi resiko jatuh dengan meningkatkan kekuatan tungkai
dan tangan, memperbaiki keseimbangan, koordinasi, dan meningkatkan reaksi terhadap
bahaya lingkungan, latihan fisik juga bisa mengurangi kebutuhan obat-obatan sedatif.
Latihan fisik yang dianjurkan yang melatih kekuatan tungkai, tidak terlalu berat dan
semampunya, salah satunya adalah berjalan kaki.(1,4,5,6)
2.  Managemen obat-obatan
Gunakan dosis terkecil yang efektif dan spesifik di antara:
a) Perhatikan terhadap efek samping dan interaksi obat
b) Gunakan alat bantu berjalan jika memang di perlukan selama pengobatan
c) Kurangi pemberian obat-obatan yang sifatnya untuk waktu lama terutama sedatif dan
tranquilisers
d) Hindari pemberian obat multiple (lebih dari empat macam) kecuali atas indikasi klinis
kuat
e) Menghentikan obat yang tidak terlalu diperlukan
3.   Modifikasi lingkungan
Atur suhu ruangan supaya tidak terlalu panas atau dingin untuk menghindari pusing akibat
suhu di antara:
a) Taruhlah barang-barang yang memang seringkali diperlukan berada dalam jangkauan
tanpa harus berjalan dulu
b) Gunakan karpet antislip di kamar mandi.
c) Perhatikan kualitas penerangan di rumah.
d) Jangan sampai ada kabel listrik pada lantai yang biasa untuk melintas.
e) Pasang pegangan tangan pada tangga, bila perlu pasang lampu tambahan untuk daerah
tangga.
f) Singkirkan barang-barang yang bisa membuat terpeleset dari jalan yang biasa untuk
melintas.
g) Gunakan lantai yang tidak licin.
h) Atur letak furnitur supaya jalan untuk melintas mudah, menghindari tersandung.
i) Pasang pegangan tangan ditempat yang di perlukan seperti misalnya di kamar mandi.
4.   Memperbaiki kebiasaan pasien lansia,  misalnya :
a) Berdiri dari posisi duduk atau jangkok jangan terlalu cepat.
b) Jangan mengangkat barang yang berat sekaligus.
c) Mengambil barang dengan cara yang benar dari lantai.
d) Hindari olahraga berlebihan.
5.   Alas Kaki
Perhatikan pada saat orang tua memakai alas kaki:
a) Hindari sepatu berhak tinggi, pakai sepatu berhak lebar
b) Jangan berjalan hanya dengan kaus kaki karena sulit untuk menjaga keseimbangan
c) Pakai sepatu yang antislip
6.  Alat Bantu Jalan
Terapi untuk pasien dengan gangguan berjalan dan keseimbangan difokuskan untuk
mengatasi atau mengeliminasi penyebabnya atau faktor yang mendasarinya.
a. Penggunaannya  alat bantu jalan memang membantu meingkatkan keseimbangan, namun di
sisi lain menyebabkan langkah yang terputus dan kecenderungan tubuh untuk
membungkuk, terlebih jika alat bantu tidak menggunakan roda., karena itu penggunaan alat
bantu ini haruslah direkomendasikan secara individual.
b. Apabila pada lansia yang kasus gangguan berjalannya tidak dapat ditangani dengan obat-
obatan maupun pembedahan. Oleh karena itu, penanganannya adalah dengan alat bantu
jalan seperti cane (tongkat), crutch (tongkat ketiak) dan walker. (Jika hanya 1 ekstremitas
atas yang digunakan, pasien dianjurkan pakai cane. Pemilihan cane type apa yang
digunakan, ditentukan oleh kebutuhan dan frekuensi menunjang berat badan. Jika ke-2
ekstremitas atas diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan dan tidak perlu
menunjang berat badan, alat yang paling cocok adalah four-wheeled walker. Jika kedua
ekstremitas atas diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan dan menunjang berat
badan, maka pemilihan alat ditentukan oleh frekuensi yang diperlukan dalam menunjang
berat badan.
7.     Periksa fungsi penglihatan dan pendengaran.
8.     Hip protektor : terbukti mengurangi resiko fraktur pelvis.
9.     Memelihara Kekuatan Tulang
a. Suplemen nutrisi terutama kalsium dan vitamin D terbukti meningkatkan densitas tulang
dan mengurangi resiko fraktur akibat terjatuh pada orang tua
b. Berhenti merokok
c. Hindari konsumsi alkohol
d. Latihan fisik
e. Anti-resorbsi seperti biophosphonates dan modulator reseptor estrogen
f. Suplementasi hormon estrogen / terapi hormon pengganti.

Komplikasi
Jatuh pada lansia menimbulkan komplikasi-komplikasi seperti berikut ini:
a. Perlukaan (Injury)
b. Perawatan Rumah Sakit
c. Disablitas
d. Resiko untuk dimasukkan dalam rumah perawatan
e. Mati
Kesimpulan
         Jatuh merupakan salah satu geriatric giant, sering terjadi pada usia lanjut, penyebab
tersering adalah masalah di dalam dirinya sendiri (gangguan gait, sensorik, kognitif, sistem
syaraf pusat) di dukung oleh keadaan lingkungan rumahnya yang berbahaya (alat rumah tangga
yang yua/tidak stabil, lantai yang licin dan tidak rata,dan lain-lain).
         Jatuh sering  mengakibatkan mengakibatkan komplikasi dari yang paling ringan berubah
memar dan keseleo sampai dengan patah tulang bahkan kematian, oleh karena itu harus di cegah
agar jatuh tidak terjadi berulang-ulang, dengan cara identifikasi faktor resiko ,penilaian
keseimbangan dan gaya berjalan, serta mengatur/mengatasi faktor situasional. Pada prinsipnya
mencegah terjadinya jatuh pada usia lanjut sangat penting dan lebih utama dari pada mengobati
akibatnya.
DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, Wahjudi. 2012. Keperawatan Gerontik & Geriatrik Edisi 3. Jakarta . EGC
Kozier & Erb. 2004. Pain Management Fundamentals of nursing: Concepts, process, and
practice (7th ed.). New Jersey: Pearson prentice hall.
Taylor, Lillis, & Le Mone. 1997. Comfort Fundamentals of nursing: The art & Science of
nursing care (3rd ed.). Philadelphia: Lippincott.
http://.en.wikipedia.org/wiki/safety 
www.nmsu.edu/safety/program-link.htm  
http://wps.prenhall.com/chet_kozier_fundamentals_7/0,7865,764086-,00.html

Anda mungkin juga menyukai