Anda di halaman 1dari 21

ANALISA MANUSIA DAN PROGRAM RUANG

 ANALISA PELAKU KEGIATAN

Ditinjau secara garis besar, pelaku kegiatan utama pemakai Anjungan Bali terdiri dari 2 kelompok,
yaitu :

 Pengunjung

Pengunjung merupakan faktor utama keberlangsungan kegiatan yang terdapat dalam komplek
Anjungan Bali. Maksud dari pengunjung tersebut adalah orang-orang umum yang berkunjung
dari keperluan belajar, menambah wawasan, mencari hiburan, latihan menari, pementasan
maupun menikmati dan memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang tersedia. Pengunjung juga
dikelompokan menjadi tiga tipe, yaitu :

 Tamu penting

Kelompok pengunjung tipe tamu penting dapat meliputi pejabat daerah, kedutaan dalam
ataupun luar negeri, budayawan, atau seseorang yang ingin menyewa Anjungan Bali untuk
sebuah acara.

 Wisatawan

Kelompok pengunjung tipe wisatawan dapat meliputi wisatawan local Yang merupakan
penduduk asli Indonesia dan wisatawan manca negara yang merupakan turis asing dari luar
negeri.

 Pelajar

Kelompok pengunjung tipe pelajar dapat meliputi anak sekolah dengan tingkat akademik mulai
dari Taman Kanak-kanak (TK) Sekolah Dasar (SD) Sekolah Menengah Pertama (SMP) Sekolah
Menengah Atas (SMA) serta mahasiswa perguruan tinggi.

 Pengelola

Pengelola merupakan seluruh pihak yang mengurus, mengatur, mengkoordinir dan bertanggung
jawab langsung atas segala kegiatan dan aktivitas baik berupa manajemen maupun operasional
teknis, service (pelayanan), maintance(pemeliharaan) yang berlangsung didalam Anjungan Bali,
pengelola juga dapat dikelompokan menjadi dua tipe, yaitu :

 Sector depan

Pengelola sector depan merupakan bagian jabatan terpenting dalam mengelola Anjungan Bali
yang meliputi :

o Kepala Operasional
 Sector belakang

Kelompok pengelola tipe sector belakang merupakan bagian jabatan sekunder dalam mengelola
Anjungan Bali , yang meliputi :

o Bagian sarana dan prasarana


o Petugas kebersihan
o Petugas keamanan
o Petugas teknisi

 SKEMA ALUR KEGIATAN PELAKU


 KELOMPOK PENGUNJUNG

 KELOMPOK PENGELOLA

 ANALISA PELAKU KEGIATAN DAN KEBUTUHAN RUANG


 PEGAWAI
No. Nama Usia Pekerjaan Hari kerja Jam masuk
1. I Made 37 tahun Kepala Office Senin – 08.00-16.00
Sudartha jumat
2. I Gusti Ketut 59 tahun Bersih-bersih lingkungan Senin – 08.00-16.00
Mertha jumat
3. Maria Tressa 59 tahun Menyiapkan kebutuhan tari Senin – 08.00-16.00
jumat
4. Indar 51 tahun Membersihkan Bale Senin – 08.00-16.00
Windarto jumat
5. Misar 58 tahun Menyiapkan sesaji ibadah Senin – 08.00-16.00
jumat

 PENGUNJUNG
No. Kegiatan Pekerjaan Hari kerja Jam masuk
1. Study Tour TK - Mahasiswa Senin – minggu 08.00 – 16.00
2. Penari Menari, pentas Sabtu 09.00 – 16.00
3. Kunjungan kedutaan Kunjungan budaya Hari nasional 09.00 – 16.00

KELOMPOK PENGUNJUNG
PELAKU KEGIATAN KEBUTUHAN RUANG SORTIR RUANG
Memakirkan Area parkir Area parker
kendaraan
Mencari informasi Bale Rangki Bale Rangki
Melakukan registrasi Bale Rangki Bale Wantilan
Menemui pengelola Bale Rangki Bale Gede
Pengunjung Latihanmenari Bale Wantilan Toilet
(Tamupenting,
wisatawan, pelajar)
Melihat pertunjukan Bale Wantilan Bale Bengong
tari Sanggah Penunggun
Karang
Bale Paruman
Ibadah (Hindu) Bale Gede Kori Agung
Bale Aling-Aling
Bale Gedong
Bale Dauh
Bale Loji
Bale Jineng
Bale Paon/Prantenan
Sanggah Pengijeng

Melihat baju adat Bale Gede


Rekreasi Bale Bengong
Sanggah Penunggun
Karang
Bale Paruman
Kori Agung
Bale Aling- aling
Bale Gedong
Bale Dauh
Bale Loji
Bale Jineng
Bale Paon /
prantenan
Sanggah Pengijeng
Merajan/Sanggah
Kegiatan sanitasi Toilet
KELOMPOK PENGELOLA
PELAKU KEGIATAN KEBUTUHAN RUANG SORTIR RUANG
Memarkirkan Area parkir Area parkir
kendaraan
Ibadah Bale Gede Bale Gede
KepalaOperasional Bekerja Bale Rangki (office) Bale Rangki
Menerima tamu Bale Rangki (office) Toilet
Kegiatan sanitasi Toilet Tempat sampah
Taman
Memarkirkan Area parkir
kendaraan
Mengganti pakaian Ruang ganti / toilet
seragam
Bagian sarana dan Melayani pengunjung Selasar
prasarana
Ibadah Bale Gede
Kegiatan sanitasi Toilet
Memakirkan Area parkir
kendaraan
Mengganti pakaian Ruang ganti / toilet
seragam
Petugaskebersihan Ibadah Bale Gede
Mengelola sampah Tempat sampah
Menyiram tanaman Taman
Kegiatan sanitasi Toilet
Memakirkan Area parker
kendaraan
Mengganti seragam Ruang ganti / toilet
PetugasKeamanan Ibadah Bale Gede
Bekerja Pintu masuk / sekitar
Anjungan
Kegiatan sanitasi Toilet
Memakirkan Area parkir
kendaraan
Mengganti seragam Ruang ganti / toilet
Petugasteknisi Ibadah Bale Gede
Menyiapkan Bale Rangki
peralatan tari
PROGRAM BESARAN RUANG BERDASARKAN KELOMPOK MASSA
BANGUNAN
No. Nama Massa Kapasitas Jumlah Ruang Luas Ruang (M2)
Bangunan
1. Toilet 2 orang 2 14,1
2. Bale Loji 4 orang 1 45,2
3. Bale Jineng 6 orang 1 13,9
4. Bale Paruman 10 orang 1 21,8
5. Bale Gedong 6 orang 1 21,8
6. Bale Rangki 8 orang 1 42,8
7. Bale Gede 8 orang 1 60,8
8. Bale Aling-Aling 4 orang 1 60,8
9. Bale Bengong 4 orang 1 13
10. Bale Wantilan 40 orang 1 268
TOTAL RUANG 562,1
SIRKULASI 20% 112,42
TOTAL 674,52
SKEMA ORGANISASI RUANG MAKRO

TEMPAT PARKIR

BALE BENGONG ME SANGGAH PENUNGGUN


KARANG

BALE WANTILAN
BALE PARUMAN

KORI AGUNG
BALE RANGKI
BALE PAON

BALE
BALE GEDE ALING- BALE JINENG
ALING

SANGGAH BALE LOJI


MRAJAN
PENGIJENG

TOILET
BALE GEDONG BALE DAUH

SE
 SKEMA ORGANISASI MIKRO Datang – membersihkan office –
mempersiapkan office – istirahat – toilet –
makan.
 BALE WANTILAN
 BALE GEDE
1. Pengunjung
Datang – melihat baju adat – swafoto
Datang – duduk – menonton pementasan –
istirahat - makan  BALE GEDONG
2. Penari Datang – duduk – swafoto
Datang – duduk – toilet – ganti kostum –  BALE DAUH
latihan menari – istirahat
Datang – duduk – swafoto
 KORI AGUNG
 BALE LOJI
Datang – swafoto
Datang – duduk – swafoto
 BALE PARUMAN
 BALE JINENG
Datang – duduk – melihat alat music
tradisional bali Datang – istirahat – swafoto

 BALE BENGONG  BALE PRANTENAN

Datang – istirahat Datang – swafoto

 BALE ALING-ALING  MRAJAN


1. STAFF
Datang – istirahat – swafoto
Datang – membuka kunci – ibadah –
 BALE RANGKI mengunci pintu
1. PENGUNJUNG
2. PENGUNJUNG
Datang – duduk – administrasi
Datang – swafoto
2. STAFF
 TOILET
Datang – kegiatan sanitasi
 ANALISA SITE
 Site
 Tata guana lahan : sebagai anjungan bali
 Lokasi : Jalan Raya Taman Mini, Ceger, Kec.
Cipayung, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta 13560
 Tapak pada anjungan bali sebesar ±600 m² ,dengan
kondisi bersebelahan dengan anjungan jawa timur , site
dikelilingi tembok sebagai pembatas bangunan .

 Akses
 ME berada di sisi barat sedangkan SE berada di sisi timur ,
disetiap enterence terdapat parkir kendaraan sebesar 4 m.
 Jalan utama lebar 8 m sehingga untuk gsb mundur 4 m dari
jalan dan digunakan sebagai carport / parkir kendaraan.. untuk
pedestrian sebesar 1 m.


ME

SE

PEDESTRIAN
 View
 view dari dalam keluar memiliki nilai plus
yang lebih baik pada sisi timur dan barat begitupun
view dari luar kedalam . dari akses jalan utama
anjungan dapat terlihat dari sisi depan dan belakang
bangunan.
 View dari dalam keluar pada sisi samping
bangunan tidak dapat terlihat karena tertutup
tembok pembatas bangunan, dalam anjungan bali
disetiap bangunanya memiliki view taman
didalamnya , karena masa bangunan yang terpisah
sehingga terlihat dari masa satu ke yang lainnya

Dari dalam ke luar


Dari luar ke dalam
 Matahari dan Angin
 site memiliki orientasi dari timur ke barat , karena sisi
bangunan telah terdapat anjungan sehingga matahari pagi berada di
SE danmatahari sore berada tepat di ME

 Angin

angin berasal dari selatan ke utara bangunan , karena banyaknya


tanaman sehingga membuat banyak bayangan pada bangunan
serta angin dan sirkulasi cross dan angin mudah masuk , tembok2
sisi bangunan tidak terlalu tinggi dan memungkinkan angin masuk
pula ke sela-sela bangunan

 vegetasi
 tanaman disekitar maupun didalam site beberapa berasal
dari bali sebagai memperkenalkan tanaman dari daerah asal.
Vegetasi juga dimanfaatkan untuk membuat bayangan pada
bangunan dan mengurangi dampak panas matahari.
 ANALISA GUBAHAN MASSA

 BALE DAUH
Geometrik

Bentuknya mengadaptasi dari bentuk dasar yaitu segitiga dan persegi.


Proporsi
Pada bale dauh proporsi rumah terlihat seimbang antara tinggi teras, tinggi rumah dan tinggi atap.

Tinggi teras : tinggi badan : tinggi atap

1:4:3

Detail arsitektur
Pada bale dauh tidak banyak menggunakan ornamen dibagian eksterior maupun interior, hanya
penggunakan patung dan ukiran-ukiran di dinding dan di atap. Warna yang digunakan juga
menggunakan warna alami alam yaitu orange dari warna batu bata, dan perak.

Material
Eksterior : kebanyakkan material yang digunakan adalah keramik dan juga semen cetak,untuk
ukirannya sendiri menggunakan kayu.
Interior : karena ada bale kecil didalamnya jadi material yang digunakan adalah kayu,sementara untuk
bagian kolom-kolomnya menggunakan kayu yang dililit dengan kain khas bali.
 BALE GEDONG

Geometrik

Secara geometric bangunan ini perpaduan dari segitiga dan persegi.

Proporsi

Bangunan ini memiliki atap yang jauh lebih lebar dari pada badan bangunannya, dan badan
bangunan yang jauh lebih besar dibanding ukuran tangga terasnya.

Tinggi teras : tinggi badan : tinggi atap

1 : 3.5 : 3

Detail arsitektur

Bangunan ini memiliki banyak ornamen dibagian pintu dan tiang-tiang bangunan serta memiliki
patung. Warna yang menonjol pada bangunan ini yaitu warna asli bata merah dan perak dari batu.

Material
Eksterior : karena banyaknya ukiran dari semen cetak membuat bangunan ini tampak elegan dan
ditambah patung-patung cantik membuat bangunan ini tampak sekali seperti bangunan yang ada di
bali. Kolom yang menompang juga dari kayu yang dililit kain khas bali, dan ciri khas bali banyak
ukiran – ukiran yang bisa dilihat di bagian pintu.

 BALE WANTILAN
Geometric

secara geometric bangunan ini terdiri dari trapesium dan persegi.

Proporsi

Bale wantilan memiliki atap yang jauh lebih besar dari pada badan bangunannya, dan memiliki 2
atap. Sementara badan bangunannya memiliki ukuran yang lebih besar pula disbanding ukuran
tangga terasnya.

Tinggi teras : tinggi badan : tinggi total atap

1:4:9

Detail arsitektur

Bale wantilan tidak banyak memiliki ornament untuk bagian eksteriornya, sementara bagian
indoornya memiliki banyak ornament khas bali, warna yang digunakan warna khas kayu dan perak.

Material
Eksterior : bagian tengah terbuka memudahkan orang berlalu lalang disekitar situ dan juga
melakukan aktivitasnya,material penompang kolom iyalah kayu.

Interior : bagian tengah bangunan digunakan untuk pertunjukkan bebas,kolom penyangga


menggunakan material kayu

 BALE RANGKI

Geometric

secara geometric bangunan ini terdiri dari segitiga dan persegi.

Proporsi

Bale Rangki ini memiliki atap yang jauh lebih besar dari pada badan bangunannya, dan badan
bangunan yang jauh lebih besar dibanding ukuran tangganya.

Tinggi teras : tinggi badan : tinggi atap


1:4:3

Detail Arsitektur

Pada bangunan ini tidak banyak menggunakan ornamen dibagian eksterior, hanya penggunakan
patung, pagar batu dan ukiran-ukiran di dinding dan di atap.

Material
Eksterior : bangunan ini mendapatkan patung-patung tersebut karena dikirim langsung dari
Bali,untuk yang lain menggunakan semen cetak.kolom penompang menggunakan material kayu
yang dililit kain.

Interior : lantai dilamisi keramik dan dicat putih.

 BALE GEDE

Geometric

secara geometric bangunan ini terdiri dari segitiga dan persegi.

Proporsi

Bale Gede ini memiliki atap yang jauh lebih besar dari pada badan bangunannya, Sementara badan
bangunannya memiliki ukuran panjang yang hampir sama dengan tangganya.

Tinggi teras : tinggi bangunan : tinggi atap


1.4 : 4 : 3

Detail Arsitektur

Pada Bale Gede tidak banyak menggunakan ornamen dibagian eksterior maupun interior, hanya
penggunakan patung dan ukiran-ukiran di dinding dan di atap. Wana yang digunakan juga
menggunakan warna alami alam yaitu orange dari warna bau bata.

Material
Eksterior : material yang banyak digunakan adalah keramik dan semen cetak.

Interior : kayu yang digunakan untuk menompang beban yang dililit kain.

 BALE JINENG

``

Geometric

secara geometric bangunan ini terdiri dari penggabungan trapesium setengah lingkaran dan persegi.

Proporsi

Bale Jineng ini memiliki atap yang jauh lebih besar dari pada badan bangunannya, dikarenakan
atapnya berfungsi untuk menyimpan padi hasil panen saat musim panen.

Tinggi teras : tinggi badan : tinggi atap

0.7 : 3 : 4

Detail Arsitektur

Pada Bale Jineng tidak banyak menggunakan ornamen dibagian eksterior maupun interior, hanya
tiang-tiang dan memiliki gudang di bagian atapnya untuk menyimpan hasil panen.

Material
Interior : bagian interior terlihat bahwa ada bale kecil untuk Petani saat istirahat.
 BALE PAWAREGAN

Geometric

secara geometric bangunan ini terdiri dari penggabungan dua trapesium dan persegi.

Proporsi

Bale pawaregan memiliki badan bangunan yang lebih besar karna untuk aktivitas memasak dan juga
makan ditempat.

Tinggi teras : tinggi badan : tinggi atap

1 : 4 : 3.5

Detail Arsitektur

Dilihat dari detailnya sudah terlihat bahwa banyak tempat yang ditinggikan untuk bagian kompor
atau tempat untuk menaruh bahan pangan yang ingin dimasak,dan juga pelengkap ada bale kecil lagi
untuk tempat menaruh makanan dan makan bersama disana.

Material
Eksterior : ada kain yang menempel di bawah atap untu dekorasi.

Interior : sudah terlihat bagian-bagian dapur dari ditinggikan nya tempat untuk memasak yang
terbuat dari semen cetak,sementara itu juga ada bale kecil yang digunakan untuk menaruh makanan
yang terbuat dari kayu.
 BALE PARUMAN

Geometric

secara geometric bangunan ini terdiri dari segitiga dan persegi.

Proporsi

Badan bangunan sedikit besar dari kepala bangunan,dikarenakan untuk tempat musyawarah dan
tempat menyiapkan sesaji sehingga membutuhkan ruang yang sedikit luas.

Tinggi teras : tinggi badan : tinggi atap

0.7 : 4 : 3

Detail Arsitektur

Dinding bangunan berupa kaca untuk memperlihatkan asas keterbukaan dalam hal musyawarah dan
pembelajaran untuk memperlihatkan bagaimana cara menyiapkan sesaji untuk adat bali.

Material
Eksterior : material kaca sangat banyak untuk bagian dinding

Interior : kolom yang menyangga menggunakan material besi.


 BALE ALING-ALING

Geometric

Secara geometrik bale aling-aling memiliki bentuk segitiga dan persegi.

Proporsi

Bagian kepala bangunan lebih besar dari badan bangunan karena untuk ornamen yang
melambangkan kalau bale ini difungsikan untuk tempat menulis kitab weda dan juga belajar.

Tinggi teras : tinggi badan : tinggi atap

1 : 2.5 : 3

Detail Arsitektur

Ornamen atap lebih ditonjolkan untuk pembeda dari bangunan lain, badan bangunan lebih kecil
karena hanya digunakan untuk tempat pembelajaran.

Material
Eksterior : bangunan didominasi keramik dan ukiran yang ada di atap

Interior : terdapat patung yang menggambarkan masyarakat bali.


 BALE LOJI

Geometric

Bangunan bale loji memiliki 2 bentuk geometrik yaitu segitiga dan persegi.

Proporsi

Badan bangunan lebih besar dari kepala bangunan karena badan bangunan digunakan untuk tempat
istirahat para tamu jadi membutuhkan tempat yang lebih luas.

Tinggi teras : tinggi badan : tinggi atap

1 : 3.5 : 3

Detail Arsitektur

Ornamen patung dibagian tangga menuju teras dilambangkan untuk patung selamat datang,untuk
ornamen lainnya dibuat lebih sederhana karena bale loji dipergunakan untuk tempat istirahat jadi
dibuat sedikit corak ukiran agar para tamu bisa lebih merasa damai.

Material
Eksterior : keramik digunakan untuk teras,ukiran di bagian plafond luar,dan patung selamat datang.
 Tata Letak Massa

dilihat dari pola nya adalah terpusat karena sisanya menyebar dari tengah
ke Segala arah.
 ANALISA STRUKTUR

SUB STRUCTURE

Struktur yang digunakan pada setiap bangunan di


anjungan bali TMII umumnya menggunakan
pondasi batu kali yang menerus.

UPPER STRUCTURE

Kolom, balok dan atap umumnya menngunakan


material kayu dengan jarak bentang 1-1.5 m.
menggunakan sambungan disetiap sudutnya.

Pada kori agung stuktur yang digunakan hanya


dinding yang terbuat dari batu dan juga perkerasan
pada lantainya yang terbuat dari batu.

 ANALISA UTILITAS
Utilitas Bangunan adalah untuk keperluan air bersih dan saluran air kotor.

Posisi tandon diletakan pada posisi yang tinggi terhadap tiap bangunan yang akan

dialiri air, sedangkan septicktank terletak di bawah bangunan/ lebih rendah dari
bangunan yang nantinya membuang kotoran padat ke pada septicktank dan sumur

resapan.

Septicktank
& km,wc

Air Bersih
Sistem penyediaan air bersih pada anjungan bali dipisah antara kebutuhan pengunjung
dengan kebutuhan pengelola, yaitu kebutuhan air pada office dan fasilitas pengunjung
anjungan yang membutuhkan air yang banyak. Sistem tersebut di pisahkan agar tidak
mengganggu kebutuhan air sehari-hari fasilitas lainnya.untuk mencukupinya maka
digunakan sistem tangki air bawah tanah. Penyediaan air bersumber dari sumur.

sumur Tangki
Pompa
bawah

distribusikan fasilitas

 Drainase
Sistem pembuangan air kotor dari beberapa bangunan disalurkan ke instalasi
pengolahan air limbah kemudian menuju ke sungai, dan air hujan akan disimpan dalam bak
penyimpanan.

 Jaringan Listrik
Penggunaan energi listrik pada anjungan ini berasal dari PLN dan Genset.

PLN

Saluran
Genset distribusi Panel Sub Distribusi
utama Distribusi

 Pembuangan Sampah
Sistem pembuangan sampah pada bangunan stadion menggunakan tempat sampah
yang di letakan pada titik tertentu kemudian di kumpulkan untuk di angkat oleh truk
sampah menuju tempat pembuangan sampah dan berakhit di TPA.

cleanin
g

sampah Bak TPS Truk sampah TPA


sampah

 Filosofi bangunan
Bangunan Bali umumnya bukanlah bangunan yang beringkat, tetapi massa bangunan
yang ditinggikan, karena masyarakat Bali percaya kalua bangunan yang memiliki lantai
lebih dari 3 lantai maka lantai yang paling atas akan ditempati oleh mahluk gaib.
Masyarakat Bali masih menggunakan teori antropometri (pengukuran fisiologi tubuh
manusia) seperti mengepal, merenggangkan tangan.
Masyarakat Bali percaya sebelum melakukan pembangunan mereka melakukan sebuah
upacara yang dinamakan Lontar Asta Kosala Kosali yang mana tiap bangunan ditentukan
penempatannya oleh dewa yang mereka percayai dewanya para arsitektur.
Menurut bapak I made sudartha penempatan pintu masuk menghadap danau miniature
pulau di Indonesia karena menurutnya dimaksudkan untuk menangkap dewa air agar
membawa sumber rejeki bagi penghuni bangunan tersebut.
Ukiran yang menyeramkan yang digambarkan sebagai sosok raksasa ini adalah ogoh-ogoh,
ukiraan ini melambangkan selamat datang untuk menyambut tamu.
Ogoh- ogoh adalah karya seni patung dalam budaya Bali yang menggambarkan kepribadian
Bhuta kala yang artinya BHUTA yang dimaksudkan alam semesta dan waktu, KALA yang
tak terukur dan tak terbantahkan. Ogoh- ogoh juga sebagai penetral kekuatan negative.
Masyarakat Bali percaya adanya pemisahan fungsi ruang dimaksudkan karena mengikuti
konsep Kosmoslogi dalam penataannya.

Anda mungkin juga menyukai