Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Nasionalisme adalah suatu sikap politik dari masyarakat suatu bangsa yang
mempunyai kesamaan kebudayaan, wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan.
Dengan demikian masyarakat suatu bangsa tersebut merasakan adanya kesetiaan yang
mendalam terhadap bangsa itu sendiri. Untuk menjadi seorang yang nasionalisme harus
ada dasar cinta tanah air, bersikap dan bertindak demokratis dalam mempersiapkan
hidup demokratis dan nasionalisme.
Berbicara tentang cinta tanah air, bersikap dan bertindak demokratis berkaitan
erat dengan pendidikan kewarganegaraan. Pada dasarnya pendidikan kewarganegaraan
pasti belajar tentang ke Indonesiaan untuk memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah
air sehingga setiap warga repoblik Indonesia memiliki jiwa nasionalisme.
Oleh sebab itu, sangat penting untuk kita sebagai warga negara Indonesia harus
belajar mengenai pendidikan kewarganegaraan untuk menumbuhkan rasa kebangsaan
dan cinta tanah air sehingga setiap warga negara Indonesia memiliki jiwa nasionalisme.

1.2 Rumusan Masalah


 Apa yang di maksud dengan hakikat?
 Apa yang di maksud dengan kewarganegaraan?
 Apa yang di maksud dengan hakikat pendidikan kewarganegaraan?

1.3 Tujuan
 Mahasiswa mampu memahami apa yang di maksud dengan hakekat.
 Mahasiswa mampu memahami apa yang di maksud dengan kewarganegaraan.
 Mahasiswa mampu memahami apa yang di maksud dengan pendidikan
kewarganegaraan.

1
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Hakikat
Kata hakekat merupakan kata benda yang berasal dari Bahasa Arab yaitu “AL-
Haqq”, dalam Bahasa Indonesia menjadi kata pokok yaitu kata “Hak” yang berarti milik
(Kepunyaan), kebenaran atau yang benar-benar ada. Sedangkan secara etimologi
hakikat berarti inti suatu, puncak atau sumber dari segala sesuatu.
Hakekat pendidikan adalah suatu upaya untuk mengubah perilaku individu atau
kelompok agar dapat memiliki nilai nilai yang disepakati berdasarkan agama, filsafat,
ideology, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan.

2.2 Pengertian Kewarganegaraan


Istilah kewarganegaraan memiliki arti keanggotaan yang menunjukkan
hubungan atau ikatan anatara negara dan warga negara. Kewarganegaraan diartikan
segala jenis hubungan dengan suatu negara yang mengakibatkan adanya kewajiban
negara itu untuk melindungi orang yang bersangkutan. Kewarganegaraan merupakan
hak untuk dapat berpartisipasi secara menyeluruh dikarenakan kesatuan Bahasa
kehidupan sosial budaya serta kesadaran nasionalnya yang saling berhubungan dengan
penduduk dalam suatu bangsa.

2.3 Pengertian hakikat pendidikan kewarganegaraan


Secara etimologis, pendidikan kewarganegaraan berasal dari kata “pendidikan”
dan kata “kewarganegaraan”. Pendidikan berarti usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya, sedangkan kewarganegaraan adalah segala hal ihwal
yang berhubungan dengan warga negara.
Secara yuridis, pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk
peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
Secara terminologis, pendidikan kewarganegaraan adalah program pendidikan
yang berintikan demokrasi politik, diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan
lainnya: pengaruh-pengaruh positif dari pendidikan sekolah, masyarakat, dan orang tua.

2
2.4 Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan
Mencermati arti dan maksud pendidikan kewarganegaraan sebagai mana yang
di tegaskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional yang menekankan pada pembentukan warga negara agar
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.

2.5 Menggali Sumber Historis, Sosiologis, dan Politik tentang Pendidikan


Kewarganegaraan di Indonesia
Secara historis pendidikan kewarganegaraan dalam arti substansi telah dimulai
jauh sebelum Indonesia di proklamasikan sebagai negara merdeka. Dalam secara
kebangsaan Indonesia berdirinya organisasi Boedi Oetomo tahun 1908 disepakati
sebagai hari kebangkitan nsional karena pada saat itulah dalam diri bangsa Indonesia
mulai tumbuh kesadaran sebagai walaupun belum menamakan Indonesia. Setelah
berdiri Boedi Oetomo, bangsa berdiri pula organisasi-organisasi pengerakan
kebangsaan lain seperti syarikat islam, muhammadiyah, indische party, PSII, PKI, NU,
dan organisasi lainnya yang tujuan akhirnya ingin melepaskan diri dari penjajahan
belanda.pada tahun 1928, para pemuda yang berasal dari wilayah nusantara berikrar
menyatakan diri sebagai bangsa Indonesia, bertanah air dan berbahasa persatuan
Bahasa Indonesia.
Pkn pada saat bermulaan atau awal kemerdekaan lebih banyak dilakukan pada
tataran sosial kultural dan di lakukan oleh para pemimpin negara bangsa. Dalam pidato-
pidatonya, para pemimpin mengajak seluruh rakyat untuk mencintai tanah air dan
bangsa Indonesia. Seluruh pemimpin bangsa membakar semangat rakyat untuk
mengusir penjaja yang hendak kembali menguasai dan menduduki bangsa Indonesia
yang telah dinyatakan merdeka. Pidato-pidato dan ceramah-ceramah yang dilakukan
oleh para pejuang, serta kyai-kyai dipondok pesantren yang mengajak umat berjuang
mempertahankan tanah air merupakan Pkn dalam dimensi sosial kultural, inilah sumber
Pkn dari aspek sosiologis. Pkn dalam dimensi sosiologis sangat diperlukan oleh
masyarakat dan akhirnya negara-bangsa untuk menjaga, memelihara, dan
mempertahankan eksistensi negara-bangsa.
Secara politis,pendidikan kewarganegaraan mulai dikenal dalam pendidikan
sekolah dapat digali dari dokumen kurikulum sejak tahun 1957 sebagai mana dapat
diidentifikasi dari pernyataan Somantri (1972) bahwa pada masa orde lama mulai
dikenal istilah : (1) Kewarganegaraan (1957) ; (2) Civics (1962) ; dan (3) Pendidikan
3
Kewargaan Negara (1968). Pada masa awal orde lama sekitar tahun 1957, isi mata
pelajaran Pkn membahas cara pemerolehan dan kehilangan kewarganegaraan,
sedangkan dalam Civics (1961) lebih banyak membahas tentang sejarah kebangkitan
Nasional, UUD, pidato-pidato politik kenegaraan yang terutama diarahkan “ nation and
character building “ bangsa Indonesia.

2.6 Membangun argument tentang dinamika dan tantangan pendidikan


kewarganegaraan
Apa saja dinamika perubahan dan perkembangan IPTEK yang mempengaruhi
PKn ? era globalisasi yang ditandai oleh perkembangan yang begitu cepat dalam bidang
teknologi inforrmasi mengakibatkan perubahan dalam semua tatanan kehidupan
termasuk perilaku warga negara , utamanya peserta didik . kecenderungan perilaku
warga negara ada dua, yakni perilaku positif dan negative . PKn perkuu mendorong
warga negara agar mampu memanfaatkanpengaruh positif perkembangan iptek untuk
membangun negara bangsa . sebaliknya PKn perlu melakukan intervensi terhadap
perilaku negative warga negara yang cenderung negative . oleh karena itu , kurikulum
PKn termasuk materi, metode dan system evaluasinya harus selalu disesuaikan dengan
perkembangan IPTEK.

2.7 Mendeskripsikan esensi dan urgensi pendidikan kewarganegaraan untuk masa depan
Demikian pula untuk masa depan PKn sangat ditentukan oleh eksistensi
konstitusi negara dan bangsa Indonesia .PKn akan sangat dipenagruhi oleh konstitusi
yang berlakudan perkembangan tuntutan kemajuan bangsa . bahkan yang lebih penting
lagi , akan sangat ditentukan oleh pelaksanaan konstitusi yang berlaku.

4
2.8 Contoh Kasus
1. Perkembangan IPTEKS menjadi salah satu masalah dalam penerapan dunia
pendidikan, perkembangan IPTEKS memiliki dampak positif maupun dampak
negative.
Dampak Positif : memudahkan menyebaran informasi antara sesama pendidik atau
sesama pelajar maupun kepelajar dan pendidik
Negative : banyaknya akun sosial media sehingga tidak membuat pendidik ataupun
pelajar teralihkan.

2. kebutuhan masyarakat salah satunya ekonomi, ekonomi bisa menjadi salah satu
masalah dalam dunia pendidikan salah satunya pendidikan kewarganegaraan contohnya
seseorang yang mengalami krisis keuangan, jika tidak memiliki pengetahuan yang
cukup maka akan menghalalkan segala cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut yang
salah satunya bisa memberikan dampak terhadap negara

3. salah satu masalah global yang mempengaruhi pendidikan kewarganegaraan di


Indonesia maupun di dunia salah satunya sekelompok orang yang memegang
keyakinan yang betentangan dengan HAM dan menghasut orang-orang dari Indonesia
maupuan dari negara lain untuk ikut bergabung sehingga berdampak besar pada negara-
negara.

5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Negara perlu menyelenggarakan pendidikan kewarganegaraan karena setiap
generasi adalah orang baru yang harus mendapat pengetahuan , sikap/nilai dan
ketrampilan agar mampu mengembangkan warga negara yang memiliki watak atau
karakter yang baik dan cerdas (smart and good citizen) untuk hidup dalam kehidupan
bermasyarakat , berbangsa dan bernegara sesuai dengan demokrasi konstitusional.

3.2 saran
Seba

Anda mungkin juga menyukai