Medan, 2019
MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN
1. PUSAT MASSA
Dalam gerak translasi, tiap titik pada benda mengalami pergeseran yang sama
dengan titik lainnya sepanjang waktu, sehingga gerak dari salah satu partikel
dapat menggambarkan gerak seluruh benda. Tetapi, walaupun di dalam
geraknya, benda juga berotasi atau bervibrasi, akan ada satu titik pada benda
yang bergerak serupa dengan gerak partikel, titik tersebut disebut pusat massa.
m1 m2 mn
x1
x2
xn
m1 + m2, + ... + mn
mixi
mi
mixi
M
Dengan cara yang sama bila partikel terdistribusi dalam 3 dimensi (ruang),
koordinat pusat massanya adalah
mixi
miyi
mizi
Untuk benda pejal, misalkan bola, silinder dsb, dianggap benda tersebut
tersusun atas partikel-partikel yang terdistribusi secara kontinu. Bila benda
terbagi menjadi n buah elemen dengan massa masing-masing m dan untuk m
0 koordinat pusat massanya :
mixi x dm x dm
mi dm M
miyi y dm y dm
mi dm M
mizi z dm z dm
mi dm M
M apm = m1 a1 + m2 a2 + ... + mn an
F1
F2
Fn
M apm = F1 + F2 + ... + Fn
Jadi massa total dikalikan percepatan pusat massa sama dengan jumlah vektor
semua gaya yang bekerja pada sekelompok partikel tersebut. Karena gaya
internal selalu muncul berpasangan (saling meniadakan), maka tinggal gaya
eksternal saja
M apm = Feks
Pusat massa suatu sistem partikel bergerak seolah-olah dengan seluruh sistem
dipusatkan di pusat massa itu dan semua gaya eksternal bekerja di titik tersebut.
3. MOMENTUM LINEAR
p = m v.
Untuk n buah partikel, yang masing, masing dengan momentum p1, p2 , ... , pn,
secara kesuluruhan mempunyai momentum P,
P = p1 + p2 + ... + pn
P = m1v1 + m2v2 + ... + mn vn
P = M vpm
“Momentum total sistem partikel sama dengan perkalian massa total sistem
partikel dengan kecepatan pusat massanya”.
dP/dt = d(Mvpm)/dt
= M dvpm/dt
dP/dt = M apm
Jadi
Feks = dP/dt
dP/dt = 0
atau
P = konstan
t t + t
M M M - M
v u v + v
Feks = dP/dt
Untuk v 0,
v/t dv/dt
M/t - dM/dt
v 0
atau
atau
v v’
F(t)
Fr
t
t
Tampak bahwa gaya impulsif tersebut tidak konstan. Dari hukum ke-2 Newton
diperoleh
F = dp/dt
tf pf
F dt = dp
ti pi
tf
I = F dt = p = Impuls
ti
Dilihat dari grafik tersebut, impuls dapat dicari dengan menghitung luas daerah
di bawah kurva F(t) (yang diarsir). Bila dibuat pendekatan bahwa gaya tersebut
konstan, yaitu dari harga rata-ratanya, Fr , maka
I = Fr t = p
Fr = I /t =p/t
m1 m1 m2
Dua buah partikel saling bertumbukan. Pada saat bertumbukan kedua partikel
saling memberikan gaya (aksi-reaksi), F12 pada partikel 1 oleh partikel 2 dan F21
pada partikel 2 oleh partikel 1.
tf
ti
ti
P = p1 + p2 = 0
“Jika tidak ada gaya eksternal yang bekerja, maka tumbukan tidak
mengubah momentum total sistem”.
sebelum sesudah
m1 m2 m1 m2
v1 v2 v’1
v’2
m1 v1 + m2 v2 = m1v’1 + m2v’2
m1 v1 + m2 v2 = m1v’1 + m2v’2
v1 - v2
v’1 - v’2
e : koefisien elastisitas,
Pada tumbukan ini setelah tumbukan kedua benda bersatu dan bergerak
bersama-sama. Dari kekekalan momentum :
m1 v1 + m2 v2 = (m1 + m2)v’
9. TUMBUKAN DUA DIMENSI
v’2
m2 2
m1 v1 1 x
v’1
Bila keadaan awal diketahui, masih ada 4 besaran yang tidak diketahui,
DAFTAR PUSTAKA
Tipler, P.A.1998. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid I. Jakarta : Penebit Erlangga.