Anda di halaman 1dari 12

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian empiris

dimana peneliti terlibat langsung dalam penelitian. Penelitian ini

dilakukan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh Kualitas

Kerja terhadap Pembinaan sumber daya Manusia, dimana

penelitian ini diambil secara kuantitatif.

.2 Tempat dan Waktu Penelitian

a) Tempat

Penelitian Ini bertempat di kantor lembaga Pemasyarakatan

Klass 1 Makassar jln. Sultan Alauddin, No. 191 Kel. Gn. Sari

Kec. Rappocini. Makassar .

b) Waktu Penelitian

Penelitian ini berkisar kurang lebih 3 (Tiga Bulan) untuk

mendapatkan hasil yang sesuai.

.3 Populasi dan Sampel

a. Populasi

b. Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

metode convenience sampling, yaitu istilah umum yang mencakup

variasi luasnya prosedur pemilihan responden. Convenience


sampling berarti unit sampling yang ditarik mudah dihubungi, tidak

menyusahkan, mudah untuk mengukur, dan bersifat kooperatif

(Hamid, 2009: 30). Metode convenience sampling digunakan

karena peneliti memiliki kebebasan untuk memilih sampel dengan

cepat dari elemen populasi yang datanya mudah diperoleh peneliti.

Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah Karyawan

Klass I Makassar.

.4 Metode Pengumpulan Data

1. Data Primer (Primary Data)

Data primer merupakan sumber data penelitian yang

diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media

perantara), berupa persepsi (opini, sikap, pengalaman) secara

individual atau kelompok, hasil observasi suatu kejadian atau

kegiatan, dan hasil pengujian. Adapun data primer yang gunakan

yaitu:

a. Kuesioner

Kuesioner merupakan penelitian dengan cara mengajukan

daftar pertanyaan langsung kepada responden, yaitu Karyawan

Lembaga Klass 1 makassar, kuesioner yang peneliti gunakan

merupakan pengembangan dari referensi yang dikembangkan

oleh Dini Pratiwi (2008). Skala yang digunakan adalah skala

likert untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang

tentang kejadian atau gejala sosial. Kuesioner ini terdiri dari 2


bagian, yaitu bagian A yang berisi pernyataan data dan

keterangan pribadi responden, bagian B berisi pernyataan yang

merupakan penjabaran dari operasional variabel Kualitas Kerja

dan Pembinaan Sumber daya Manusia.

Kategori dari penilaian skala likert:

SS = Sangat Setuju diberi skor 5

S = Setuju diberi skor 4

N = Netral diberi skor 3

TS = Tidak Setuju diberi skor 2

STS = Sangat Tidak Setuju diberi skor 1

Manfaat penggunaan skala Likert yaitu keragaman skor

(variability of score) dengan menggunakan skala tingkat 1-5.

b. Observasi

Penelitian ini dilakukan dengan observasi pada Karyawan

Lembaga Pemasyarakatan Klass 1 Makassar berupa

pengamatan langsung dan pengambilan data objek penelitian.

2. Data Sekunder (Secondary Data)

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang

diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara.

Adapun data sekunder yang penulis pakai yaitu:

a. Riset kepustakaan

Kepustakaan merupakan bahan utama dalam penelitian

data sekunder (Indriantoro dan Supomo, 2002: 150). Peneliti


memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang

sedang diteliti melalui buku, jurnal, skripsi, internet dan

perangkat lain yang berkaitan dengan keputusan pembelian.

b. Penelitian Lapangan (Field Research)

Data utama penelitian ini diperoleh melalui penelitian

lapangan, peneliti memperoleh data langsung dari pihak

pertama (data primer). Pada penelitian ini, yang menjadi

subyek penelitian adalah Karyawan Lapas Pemasyarakatan

Klass I Makassar. Pengumpulan data kuesioner dilakukan

dengan teknik personally administered questionnaires, yaitu

kuisioner disampaikan dan dikumpulkan langsung oleh peneliti

(Indriantoro dan Supomo, 2002: 154).

.5 Metode Analisis

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah item-item

yang ada di dalam kuesioner mampu mengukur peubah yang

didapatkan dalam penelitian ini (Ghozali, 2009: 45). Maksudnya

untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner dilihat jika

pertanyaan dalam kuesioner tersebut mampu mengungkapkan

suatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Uji validitas ini dapat dilakukan dengan menggunakan

korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk

atau variabel. Setelah itu tentukan hipotesis H : skor butir


0
pertanyaan berkorelasi positif dengan total skor konstruk dan Ha:

skor butir pertanyaan tidak berkorelasi positif dengan total skor

konstruk. Setelah menentukan hipotesis H dan Ha, kemudian


0

uji dengan membandingkan r (tabel corrected item-total


hitung

correlation) dengan r (tabel Product Moment dengan


tabel

signifikan 0.05) untuk degree of freedom (df) = n-k. Suatu

kuesioner dinyatakan valid apabila r > r (Ghozali,


hitung tabel

2005:45).

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi

jawaban responden. Suatu kuesioner dikatakan reliable jika

jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau

stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dapat

dilakukan dengan 2 cara yaitu:

1) Repeated Measure atau pengukuran ulang.

2) One Shot atau pengukuran sekali saja, pengukurannya hanya

sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan

pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban

pertanyaan. Kriteria pengujian dilakukan dengan

menggunakan pengujian Cronbach Alpha (α). Suatu variabel


dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha >

0,60 (Nunnaly, 1967 dalam Ghozali, 2005 : 41-42).

3. Uji Asumsi Klasik

Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka

peneliti melakukan uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas,

dan uji normalitas.

a. Uji Multikolonieritas.

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.

Uji multikolonieritas dilihat dari nilai tolerance dan Variance

Inflantion Factor (VIF) (Ghozali, 2005: 91). Jika terjadi

korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikoliniearitas

(multiko). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi di antara variabel independen. Uji multikolonieritas

dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflantion Factor (VIF)

serta besaran korelasi antar variabel independen (Ghozali,

2005: 91). Suatu model regresi dapat dikatakan bebas multiko

jika mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1 dan mempunyai

angka tolerance mendekati 1, sedangkan jika dilihat dengan

besaran korelasi antar variabel independen, maka suatu

model regresi dapat dikatakan bebas multiko jika koefisien

korelasi antar variabel independen haruslah lemah (dibawah


0.05). Jika korelasinya kuat, maka terjadi problem multiko

(Santoso, 2004: 203-206).

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan variance

dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji

heteroskedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan grafik

plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan

residual (SRESID). Jika grafik plot menunjukkan suatu pola

titik seperti titik yang bergelombang atau melebar kemudian

menyempit, maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi

heteroskedastisitas. Tetapi jika grafik plot tidak membentuk

pola yang jelas, maka tidak terjadi heteroskedastisitas

(Ghozali, 2005: 105).

c. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengukur apakah di dalam

model regresi variabel independen dan variabel dependen

keduanya mempunyai distribusi normal atau mendekati

normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi

normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini, uji

normalitas menggunakan Normal Probability Plot (P-P Plot).

Suatu variabel dikatakan normal jika gambar distribusi dengan

titik-titik data yang menyebar di sekitar garis diagonal, dan


penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal

(Santoso, 2004: 212)

4. Uji Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan

model regresi berganda. Model regresi berganda bertujuan untuk

memprediksi besar variabel dependen dengan menggunakan

data variabel independen yang sudah diketahui besarnya

(Santoso, 2004: 163). Variabel independen terdiri dari penetapan

harga, lokasi, dan promosi. Sedangkan variabel dependennya

adalah keputusan pembelian.

Rumus regresi berganda yang digunakan adalah sebagai

berikut.

Keterangan:

Y : Pembinaan Sumber daya Manusia.

A : Konstanta (Kualitas Kerja Y, bila X=0).

b₁-3 : Koefisien regresi (menunjukkan angka

peningkatan atau penurunan variabel

dependen yang didasarkan pada

hubungan nilai variabel independen).

X₁ : Kualitas Kerja.

E : Error.

Pengujian hipotesis dilakukan melalui:


a. Koefisien Determinasi

Y = a + b₁X₁+ b₂X₂ + b X + e
3 3

Koefisien Determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1

(satu). Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat

terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen

(Ghozali, 2005: 83).

b. Uji t

Uji t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel

penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan

variasi variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada

atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen

secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada

tingkat signifikansi 0.05 (Ghozali, 2005: 84). Menurut Santoso

(2004: 168) dasar pengambilan keputusan adalah sebagai

berikut:

1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0.05, maka H diterima


0

atau H ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variabel


a
independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara

individual terhadap variabel dependen atau terikat.

2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0.05, maka H ditolak


0

atau H diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel


a

independen atau bebas mempunyai pengaruh secara

individual terhadap variabel dependen atau terikat.

c. Uji F

Uji F menunjukkan apakah semua variabel independen atau

bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.

Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel

independen yang dimasukkan dalam model regresi secara

bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada

tingkat signifikan 0.05 (Ghozali, 2005:84). Menurut Santoso

(2004:120) dasar pengambilan keputusan adalah sebagai

berikut:

1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0.05, maka H diterima


0

atau H ditolak, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel


a

independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.


2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0.05, maka H ditolak
0

atau H diterima, ini berarti menyatakan bahwa semua


a

variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat .

.6 Operasionalisasi Variabel

Variabel operasional adalah sebuah konsep yang

mempunyai variasi nilai yang diterapkan dalam suatu penelitian.

Adapun cara pengukuran dari variabel ini adalah dengan

menggunakan skala pengukuran Likert atau Interval. Berikut ini

adalah variabel-variabel yang akan diteliti, yaitu:


Tabel 3.1

OPERASIONAL SUB INDIKATOR UKURAN

VARIABEL VARIABEL

PENELITIAN

VARIABEL
Kualitas Kerja 1. Efektifitas  Partisipasi Interval

Kerja
 Pengembangan

 Komunikasi

 Kompensasi

 Kembanggaan
Pembinaan 1. Pengenalan  Wawasan waktu (time Interval

Sumber Daya horizon).

Manusia  Dampak (impact).

(Y)  Pemusatan Upaya

(concentration of

effort).

 Pola Keputusan

(pattern decision)

Anda mungkin juga menyukai