Chapter LL
Chapter LL
Penanganan pascapanen adalah tindakan yang dilakukan atau disiapkan agar hasil
pertanian siap dan aman digunakan oleh konsumen atau dapat diolah lebih lanjut
sangat menentukan kuantitas dan kualitas beras yang dihasilkan. Untuk itu
melakukan proses giling gabah, yaitu dari bentuk gabah kering giling sampai
menjadi beras siap dikonsumsi (Partiwi, 2006). Sistem penggilingan padi yang
sistem penggilingan padi terdiri dari tiga bagian pokok, yaitu husker, separator,
tersebut berfungsi mengupas kulit gabah (sekam), memisahkan gabah yang belum
terkupas dengan beras yang telah terkupas (beras pecah kulit), melepaskan lapisan
Salah satu penyebab rendahnya rendemen dan mutu hasil penggilingan padi serta
(Anonimus, 2009).
Terdapat dua sistem kerja penggilingan padi, yaitu one pass dan two pass. One
pass yaitu sistem penggilingan padi yang menggunakan satu alat yang berfungsi
ganda yaitu memecah kulit sekaligus sebagai alat penyosoh,sedangkan two pass
adalah sistem penggilingan padi dengan menggunakan dua alat yang terdiri dari
alat pemecah kulit dan alat penyosoh (Kobarsih et al, 2006). Mesin-mesin yang
dipakai dalam sistem penggilingan padi dapat berupa rangkaian yang lengkap atau
dengan kerusakan sekecil mungkin pada butiran beras. Bagian-bagian yang akan
dilepaskan adalah palea, lemma, dan glume atau keseluruhan disebut sekam.
Mesin yang dipakai adalah husker, huller, atau sheller. Sebagian besar gabah yang
dimasukan ke dalam mesin pemecah kulit akan terkelupas dan masih ada sebagian
kecil yang belum terkelupas. Butiran gabah yang terkelupas akan terlepas menjadi
dua bagian, yaitu beras pecah kulit dan sekam. Gabah yang belum terkelupas
dapat berupa gabah utuh atau gabah yang telah pecah kulitnya, namun sekam
belum terlepas dari butiran berasnya. Selanjutnya butiran gabah yang belum
terkelupas harus dipisahkan dari beras pecah kulit dan sekam untuk dimasukan
adalah memisahkan sekam dari beras pecah kulit dan gabah utuh yang belum
penyosohan tidak akan berfungsi baik apabila beras pecah kulit masih bercampur
sekam. Disamping itu, tanpa pemisahan sekam persentase beras patah pada
penyosohan akan lebih tinggi dan kualitas beras sosoh akan menjadi rendah.
Mesin yang digunakan untuk pemisahan ini disebut husk aspirator atau aspirator.
Prinsip pemisahan sekam sangat sederhana, yaitu memisahkan sekam dari beras
pecah kulit dan gabah utuh berdasarkan perbedaan berat jenisnya. Pada umumnya
mesin pemisah sekam dilengkapi dengan kipas yang berfungsi menghisap sekam
Setelah proses pemecahan kulit dan pemisahan sekam akan dihasilkan campuran
beras pecah kulit dan gabah yang masih utuh. Beras pecah kulit dan gabah utuh
harus dipisahkan karena memerlukan penanganan yang berbeda. Beras pecah kulit
akan diteruskan ke mesin penyosoh, sedangkan gabah utuh akan dikirim kembali
ke mesin pemecah kulit. Mesin yang digunakan adalah paddy separator atau
separator. Semakin tinggi efisiensi mesin pemecah kulit maka semakin tinggi
jumlah beras pecah kulit yang dihasilkan dan semakin rendah jumlah gabah utuh
Beras pecah kulit yang dihasilkan pada proses pemecahan kulit (husking) masih
mengandung lapisan bekatul yang membuat beras berwarna gelap kecoklatan dan
bekatul pada beras juga membuat rasa nasi kurang enak meskipun bekatul
memiliki nilai gizi tinggi. Untuk membuang lapisan bekatul dari butiran beras
dilakukan suatu tahap kegiatan yang disebut penyosohan. Tahap ini disebut juga
tahap whitening atau polishing. Disebut whitening karena tahap ini berfungsi
permukaan beras digosok untuk membuang lapisan bekatul sehingga didapat beras
putih. Hasil dari tahap ini adalah beras sosoh yang berwarna putih dan hasil
sampingan berupa dedak dan bekatul. Untuk mendapatkan hasil yang baik, tahap
ini biasanya dilakukan beberapa kali, baik pada mesin yang sama atau mesin yang
atau polisher dan dapat ditambah dengan mesin pengkilap serta pencuci (refiner)
dapat dilakukan sekali atau beberapa kali bergantung pada kualitas beras sosoh
proses penyosohan dilakukan, maka beras sosoh yang dihasilkan makin putih dan
Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak
hanya menganalisis layak atau tidak layak bisnis dibangun, tetapi juga saat
Tujuan menganalisis aspek keuangan dari suatu studi kelayakan proyek bisnis
membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai
Modal dapat diartikan secara fisik dan bukan fisik. Dalam artian fisik modal
diartikan sebagai segala hal yang melekat pada faktor produksi yang dimaksud,
Modal juga dapat berupa dana untuk membeli segala input variabel untuk
(Teguh, 2010).
tidak tetap. Biaya tetap adalah biaya yang tidak dipengaruhi oleh naik turunnya
produksi yang dihasilkan, seperti biaya tenaga kerja tidak langsung, penyusutan,
bunga bank, asuransi, dan lainnya. Sedangkan biaya tidak tetap adalah biaya yang
Analisis kriteria investasi merupakan salah satu alat dalam mengambil keputusan,
apakah gagasan usaha (proyek) yang dinilai dapat diterima atau ditolak. Diterima
dalam pengertian studi kelayakan bisnis adalah feasible untuk dilaksanakan dan
benefit sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dalam studi kelayakan.
Kriteria investasi yang digunakan dalam bentuk kegiatan produksi adalah Net
Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net
berbagai faktor produksi dalam suatu usaha, baik biaya tetap maupun biaya
variabel. Biaya tetap adalah biaya dimana jumlah totalnya tetap walaupun jumlah
(Witjaksono, 2006).
TC = TFC + TVC
Dimana:
(Sukirno, 2005)
biaya rata-rata. Biaya rata-rata dibedakan atas tiga pengertian: biaya tetap rata-rata
(average fixed cost), biaya berubah rata-rata (average variable cost) dan biaya
AFC = TFC/Q
AVC = TVC/Q
AC = TC/Q
(Anonimus, 2007)
EF = Ce/Ct x 100%
Kapasitas lapang teoritis sebuah alat adalah laju mesin dalam menampilkan fungsi
seperti yang dimaksud mesin yang akan diperoleh seandainya mesin tersebut
Net present value adalah kriteria investasi yang digunakan dalam mengukur
apakah suatu proyek feasible atau tidak. Secara singkat, formula untuk
Dimana:
Bt = penerimaan total
Ct = biaya total
i = interest rate
(Ibrahim, 2009).
Internal rate of return adalah suatu tingkat discount rate yang menghasilkan net
present value sama dengan nol. Dengan demikian apabila hasil perhitungan IRR
proyek/usaha tersebut feasible, bila sama dengan SOCC berarti pulang pokok dan
bila di bawah SOCC proyek/usaha tersebut tidak layak. Secara singkat, formula
𝑛𝑝𝑣1
𝐼𝑅𝑅 = 𝑖1 + (𝑖 − 𝑖1 )
(𝑛𝑝𝑣1 − 𝑛𝑝𝑣2 ) 2
Dengan kriteria:
• Bila IRR > tingkat suku bunga berlaku, maka usaha tersebut layak
dilaksanakan.
• Bila IRR < tingkat suku bunga berlaku, maka usaha tersebut tidak layak
dilaksanakan.
(Ibrahim, 2009).
Net benefit cost ratio merupakan perbandingan antara net benefit yang telah
didiscount positif (+) dengan net benefit yang telah didiscount negatif (-). Secara
Dengan kriteria:
• Bila Net B/C < 1, maka usaha tersebut tidak layak dilaksanakan.
(Ibrahim, 2009).
Payback period adalah jangka waktu tertentu yang menunjukkan terjadinya arus
penerimaan (cash in flows) secara kumulatif sama dengan jumlah investasi dalam
bentuk present value. Analisis payback period dalam studi kelayakan perlu juga
yaitu:
𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖
𝑃𝑃 = 𝑥 12 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
𝑘𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
(Ibrahim, 2009).
TR = Y . Py
Dimana:
TR = total penerimaan
Y = produksi
Py = harga Y
produsen dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Oleh karena itu semakin besar
(Teguh, 2010).
Pd = TR – TC
Dimana:
Pd = pendapatan
(Soekartawi, 1993).
kuantitas dan kualitas beras. Jumlah permintaan beras meningkat setiap tahunnya
permintaan tersebut.
Usaha penggilingan padi memerlukan biaya produksi yang tidak sedikit. Berbagai
biaya tersebut yaitu variable cost (biaya variabel) dan fixed cost (biaya tetap).
Biaya variabel dikeluarkan untuk membayar oli, BBM (solar), maupun biaya
pergantian rubber roll. Sedangkan biaya tetap dikeluarkan untuk membayar upah
Dengan usaha penggilingan padi yang efisien, tingkat pendapatan petani pun akan
meningkat. Total penerimaan mereka akan lebih besar bila dibandingkan dengan
cara tradisional. Kehilangan hasil yang biasanya sering terjadi pada cara
Analisis finansial perlu dilakukan untuk melihat seberapa besar keuntungan yang
dapat diperoleh dari usaha ini. Berbagai kriteria investasi seperti NPV, IRR, B/C,
dan PP digunakan sebagai indikatornya. Dengan kedua hal tersebut maka akan
diketahui secara finansial apakah usaha penggilingan padi ini layak untuk
dikembangkan.
Penerimaan
Biaya
produksi
Analisis Finansial
Kelayakan Usaha
Dimana:
: hubungan
: pengaruh
dikembangkan.