Anda di halaman 1dari 23

KODE ETIK PROFESIONAL

AKUNTAN PUBLIK
KODE ETIK PROFESIONAL
AKUNTAN PUBLIK
ETIKA UMUM & ETIKA PROFESIONAL

KODE ETIKA PROFESI AKUNTAN PUBLIK

PRINSIP-PRINSIP DASAR ETIKA PROFESI

ATURAN ETIKA PROFESI


Etika Umum & Etika Profesi
• Etika umum merumuskan apa yang baik untuk individu
dan masyarakat, dengan menerapkan sifat kewajiban
atau tugas sehingga individu-individu memiliki
kewajiban terhadap diri sendiri maupun terhadap pihak
lain.

• Etika profesional mencakup prinsip perilaku untuk


orang-orang profesional yang dirancang baik untuk
tujuan praktis maupun tujuan idealistis.
KODE ETIKA PROFESI
AKUNTAN PUBLIK
• Kode Etik Profesi Akuntan Publik terdiri dari dua bagian,
yaitu Bagian A dan Bagian B.

• Kode Etik tersebut menetapkan prinsip dasar dan aturan


etika profesi yang harus diterapkan oleh setiap individu
dalam kantor akuntan publik (KAP atau Jaringan KAP),
baik yang merupakan anggota IAPI maupun yang bukan
anggota IAPI, yang memberikan jasa profesional yang
meliputi jasa asurans dan jasa selain asurans seperti yang
tercantum dalam standar profesi dan kode etik profesi.
PRINSIP-PRINSIP DASAR ETIKA PROFESI
Prinsip Dasar yang disajikan pada Bagian A Kode Etik
terdiri dari 5 prinsip, yaitu sebagai berikut:

1 Integritas

2 Objektivitas

3 Kompetensi dan Kehati-hatian profesional

4 Kerahasiaan

5 Perilaku Profesional
1. PRINSIP INTEGRITAS
• Prinsip integritas • Praktisi tidak boleh terkait dengan
mewajibkan setiap laporan, komunikasi, atau informasi
Praktisi untuk tegas, lainnya yang diyakini terdapat:
jujur, dan adil a) Kesalahan yang material atau
dalam hubungan penyataan yang menyesatkan;
profesional dan b) Pernyataan atau informasi
hubungan yang diberikan secara tidak
bisnisnya. hati-hati; atau
c) Penghilangan atau
penyembunyian yang dapat
menyesatkan atas informasi
yang seharusnya diungkapkan.
2. PRINSIP OBJEKTIVITAS

• Praktisi tidak • Praktisi mungkin


membiarkan dihadapkan pada
subjektivitas atau situasi yang dapat
pengaruh yang tidak mengurangi
layak dari pihak-pihak objektivitasnya.
lain memengaruhi
pertimbangan profesional
atau bisnisnya.
3. PRINSIP KOMPETENSI DAN
KEHATI-HATIAN PROFESIONAL

• Setiap Praktisi • Praktisi menjelaskan


bersikap dan keterbatasan jasa profesional
bertindak secara hati- yang diberikan kepada klien,
hati, menyeluruh, pemberi kerja, atau pengguna
dan tepat waktu, jasa profesional lainnya
sesuai dengan untuk menghindari terjadinya
persyaratan kesalahtafsiran atas
penugasan. pernyataan pendapat yang
terkait dengan jasa
profesional yang diberikan.
4. PRINSIP KERAHASIAAN
• Dalam memutuskan untuk
• Mewajibkan setiap Praktisi
mengungkapkan informasi yang
untuk tidak melakukan : bersifat rahasia, setiap Praktisi
a) Mengungkapkan harus mempertimbangkan hal-
informasi yang bersifat hal sebagai berikut:
rahasia kepada pihak di a) Dirugikan tidaknya
luar KAP. kepentingan semua pihak.
b) Menggunakan b) Diketahui tidaknya dan
informasi yang bersifat didukung tidaknya semua
rahasia untuk informasi yang relevan.
keuntungan pribadi c) Jenis komunikasi yang
atau pihak ketiga. diharapkan dan pihak yang
dituju.
5. PRINSIP PERILAKU PROFESIONAL

• Mewajibkan setiap • Dalam memasarkan


Praktisi untuk dan mempromosikan
mematuhi setiap diri dan pekerjaannya,
ketentuan hukum dan setiap Praktisi tidak
peraturan yang berlaku, boleh merendahkan
serta menghindari martabat profesi.
setiap tindakan yang
dapat mendiskreditkan
profesi.
ATURAN ETIKA PROFESI
Bagian B Kode Etik memuat Aturan Etika Profesi yang terdiri dari
10 seksi yang meliputi:

• Seksi 200 Ancaman dan Pencegahan


• Seksi 210 Penujukan Praktisi, KAP, atau Jaringan KAP
• Seksi 220 Benturan Kepentingan
• Seksi 230 Pendapat kedua
• Seksi 240 Imbalan Jasa Profesional dan Bentuk Remunerasi
• Seksi 250 Pemasaran Jasa Profesional
• Seksi 260 Penerimaan Hadiah atau Bentuk Keramah-Tamahan
• Seksi 270 Penyimpanan Aset Milik Klien
• Seksi 280 Objektivitas - Semua Jasa Profesional
• Seksi 290 Independensi dalam Perikatan Assurance
Seksi 200 Ancaman dan Pencegahan
• Setiap Praktisi tidak boleh terlibat dalam bisnis,
pekerjaan, atau aktivitas yang mengurangi integritas,
objektivitas, atau reputasi profesinya.

• Kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi dapat


terancam oleh berbagai situasi. Ancaman-ancaman
tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a) Ancaman kepentingan pribadi
b) Ancaman telaah pribadi
c) Ancaman advokasi
d) Ancaman kedekatan
e) Ancaman intimidasi
Seksi 210 Penujukan Praktisi, KAP, atau
Jaringan KAP
• Penerimaan Klien • Penerimaan Perikatan

a) Pertimbangan a) Pertimbangan
potensi ancaman ancaman yang dapat
akibat diterimanya terjadi dari
klien tersebut. diterimanya
b) Signifikansi setiap perikatan tersebut.
ancaman harus b) Signifikansi setiap
dievaluasi. ancaman yang
diidentifikasi.
Seksi 220 Benturan Kepentingan

• Setiap Praktisi harus mengidentifikasi setiap situasi yang


dapat menimbulkan benturan kepentingan.

• Jika benturan kepentingan menyebabkan ancaman


terhadap prinsip dasar etika profesi, maka Praktisi harus
menolak untuk menerima perikatan tersebut atau bahkan
mengundurkan diri dari satu atau lebih perikatan yang
berbenturan kepentingan tersebut
Seksi 230 Pendapat kedua

• Ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika


dapat terjadi ketika Praktisi diminta untuk memberikan
pendapat kedua (second opinions) mengenai penerapan
akuntansi, auditing, pelaporan, atau standar/prinsip lain
untuk keadaan atau transaksi tertentu oleh, atau untuk
kepentingan, pihak-pihak selain klien.
Seksi 240 Imbalan Jasa Profesional
dan Bentuk Remuneras

• Dalam melakukan negosiasi mengenai jasa profesional


yang diberika, Praktisi dapat mengusulkan jumlah
imbalan jasa profesional yang dipandang sesuai.

• Dalam situasi tertentu, seorang Praktisi dapat menerima


imbalan jasa profesional rujukan atau komisi (referral
fee) yang terkait dengan diterimanya suatu perikatan.
Seksi 250 Pemasaran Jasa
Profesional

• Setiap Praktisi harus bersikap jujur dan tidak boleh


melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut:

a) Membuat pernyataan yang berlebihan mengenai jasa


profesional yang dapat diberikan, kualifikasi yang
dimiliki, atau pengalaman yang telah diperoleh; atau
b) Membuat pernyataan yang merendahkan atau
melakukan perbandingan yang tidak didukung bukti
terhadap hasil pekerjaan Praktisi lain.
Seksi 260 Penerimaan Hadiah atau
Bentuk Keramah-Tamahan

• Praktisi maupun anggota keluarga langsung atau anggota


keluarga dekatnya mungkin saja ditawari suatu hadiah
atau bentuk keramahtamahan lainnya (hospitality) oleh
klien.

• Signifikansi ancaman sangat beragam, tergantung dari


sifat, nilai, dan maksud di balik pemberian tersebut.
Seksi 270 Penyimpanan Aset
Milik Klien

• Setiap Praktisi tidak boleh mengambil tanggung jawab


penyimpanan uang atau aset lainnya milik klien, kecuali
jika diperbolehkan oleh ketentuan hukum yang berlaku
dan jika demikian, Praktisi wajib menyimpan aset
tersebut sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
Seksi 280 Objektivitas - Semua
Jasa Profesional

• Praktisi mempertimbangkan ancaman terhadap kepatuhan


pada prinsip dasar objektivitas yang dapat terjadi dari
adanya kepentingan dalam, atau hubungan dengan, klien
maupun direktur, pejabat, atau karyawannya.

• Keberadaan ancaman terhadap objektivitas ketika


memberikan jasa profesional akan tergantung dari kondisi
tertentu dan sifat dari perikatan yang dilakukan oleh
Praktisi.
Seksi 290 Independensi dalam
Perikatan Assurance

• Independensi yang diatur dalam Kode Etik ini


mewajibkan setiap Praktisi untuk bersikap sebagai
berikut;
a) Independensi dalam pemikiran.

b) Independensi dalam penampilan.


Dosen bukan sumber pengetahuan utama.
Sumber pengetahuan utama adalah buku,
artikel, media cetak/audio/visual, dan lainnya.
• Jangan menyalin pekerjaan teman
tanpa berpikir!
• Ilmu yang sejati, seperti barang
berharga lainnya, tidak bisa diperoleh
dengan mudah. Ia harus diusahakan,
dipelajari, dipikirkan, dan lebih dari
itu, harus selalu disertai doa.

Anda mungkin juga menyukai