Pengertian Sejarah
Sejarah adalah kejadian yang terjadi pada masa lampau yang disusun berdasarkan peninggalan-
peninggalan berbagai peristiwa. Peninggalan peninggalan itu disebut sumber sejarah.Dalam
bahasa Inggris, kata sejarah disebut history, artinya masa lampau; masa lampau umat manusia.
Dalam bahasa Arab, sejarah disebut sajaratun (syajaroh), artinya pohon dan keturunan. Jika kita
membaca silsilah raja-raja akan tampak seperti gambar pohon dari sederhana dan berkembang
menjadi besar, maka sejarah dapat diartikan silsilah keturunan raja-raja yang berarti peristiwa
pemerintahan keluarga raja pada masa lampau.Dalam bahasa Yunani, kata sejarah disebut
istoria, yang berarti belajar. Jadi, sejarah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari segala
peristiwa, kejadian yang terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia.Dalam
bahasa Jerman, kata sejarah disebut geschichte yang artinya sesuatu yang telah terjadi, sesuatu
yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia. Adapun menurut
Sartono Kartodirdjo, sejarah adalah rekonstruksi masa lampau atau kejadian yang terjadi pada
masa lampau.
2. Tokoh sejarah
Seorang tokoh sejarah adalah orang terkenal dalam sejarah , seperti Catherine the Great ,
Abraham Lincoln , George Washington , atau Napoleon .
1. Sumber lisan : keterangan langsung dari saksi dari peristiwa yang terjadi masa lampau atau dari oang
Umpama ; rekaman pidato, hasilwawancara, dan narasumber pelaku, atau saksi sejarah
Cara berpikir sinkronik.Cara berpikir ini adalah cara berpikir yang memanjang di dalam ruang
namun terbatas di dalam waktu.Artinya adalah cara berpikir ini lebih menekankan pada
berbagai aspek yang terjadi di masa lampau, dengan melihat berbagai corak-corak hal khusus
yang terjadi di masa lampau. Sebagai contoh Aspek politik, aspek sosial, dan aspek kebudayaan
Indonesia pada tahun 1945.
Cara berpikir kronologi. Cara berpikir ini adalah cara berpikir yang mengutamakan catatan
kejadian untuk merekonstruksi peristiwa di masa lampau dari awal suatu kejadian hingga akhir
dari suatu. Pada cara berpikir ini sama dengan berpikir diakronis bahwa di dalam berpikir
sejarah harus dimuat dalam waktu terjadinya suatu peristiwa yang dimulai dari kejadian hingga
akhir dari suatu peristiwa sejarah
1947: Istilah perang dingin muncul dari Walter Lippman dan Bernard Baruch
1948:- .....
1991: Blok komunisme runtuh dengan pecahnya Uni Soviet menjadi berbagai negara, dan
pecahnya negara Yugoslavia
Cara berpikir periodisasi. Cara berpikir ini adalah cara berpikir yang melakukan pembabakan
sejarah berdasarkan peristiwa sejarah yang memiliki ketekaitan dalam kurun waktu yang
bertingkat. Periodisasi adalah pembabakan yang ditafsirkan oleh sejarawan yang memiliki corak
peristiwa yang sama.
Contoh:
Indonesia pada masa Kerajaan Tradisional Hindu Buddha dan munculnya Islam (400-1500)
Indonesia pada masa Kerajaan Islam dan munculnya pengaruh VOC ( 1500-1670)
Cara berpikir ruang dan waktu. Cara berpikir ini adalah cara berpikir yang mencampurkan
antara unsur diakronis dan sinkronis. Cara berpikir ini adalah cara berpikir yang paling
sempurna, karena cara berpikir ini merupakan unsur penting yang tidak dapat dipisahkan
Aspek kebudayan Indonesia pada masa pendudukan Jepang pada tahun 1942-1945
Cara berpikir kausalitas. Cara berpikir ini adalah cara berpikir yang mengutamakan sebab-
akibat. Artinya adalah peristiwa sejarah terjadi akibat adalah sebab-sebab yang
melatarbelakangi peristiwa sejarah.
Contoh:
Salah satu sebab Perang Dunia 1 adalah tertembaknya putera mahkota Austria bernama Franz
Ferdinand
Sebab pembentukan Gerakan Non-blok adalah karena munculnya 2 negara adidaya yang saling
bersaing satu sama lainnya.
2. Sarana mengenal lebih dekat bangsa sendiri dan bangsa-bangsa lainnya, 3. Memperkokoh
identitas bangsa,
6. Konsep Kemerdekaan
Konsep teks proklamasi kemerdekaan indonesia terdiri atas dua hal:
Meganthropus atau manusia besar ini merupakan manusia yang memiliki tubuh tinggi yang
ditemukan oleh bernama Van Koeningswald, arkeolog asal Belanda. Manusia purba Indonesia
ini ditemukan di daerah Sangiran pada tahun 1936. Ciri-cirinya terdiri dari tulang pipi tebal, otot
rahang kuat, tidak memiliki dagu, tulang kening menonjol, dan bentuk kepala memiliki tonjolan
belakang.
2. Pithecanthropus Erectus
Selanjutnya, jenis manusia purba ini ditemukan di daerah Trinil, Lembah Bengawan Solo dan
ditemukan oleh Eeugene Dubois pada tahun 1890. Pithecanthropus Erectus memiliki ciri-ciri,
yaitu tengkuk dan gigi geraham kuat, tubuh tegap belum sempurna, hidung tebal, dahi lebar,
dan lebih menonojol.Sedangkan, rata-rata tinggi mereka sekitar 165-180 cm dengan volume
otak sekitar 750 cc hingga 1350 cc.
3. Pithecanthropus Soloensis
Nah, untuk manusia purba ini penamaannya sesuai dengan lokasi ditemukannya di daerah
Ngandong, Solo. Fosil manusia purba ini ditemukan oleh Openorth dan Van Koenigswald sekitar
tahun 1931-1933. Ciri-ciri manusia purba ini memuliki tulang belakang menonjol, rahang bawah
kuat, hidung lebar dan tulang pipi yang menonjol.
4. Pithecanthropus Mojokertensis
Faktanya, tak hanya ada di daerah Jawa Tengah penemuan manusia purba ini. Tapi, di daerah
Mojokerto Jawa Timur juga ditemukan fosil manusia purba oleh Van Koeningswald dan fosil
tersebut diperkirakan masih berusia 6 tahun. Ciri-ciri Pithecanthropus Mojokertensis ini
memiliki tulang tengkorak tebal, tak memiliki dagu dan postur tubuh berbadan tegap.
5. Homo Floresiensis
Jenis manusia purba yang memiliki sebutan 'homo' dikarenakan manusia purba ini mempunyai
kemiripan dnegan manusia modern di zaman sekarang. Bahkan mereka telah mengerti dengan
berbagai kegiatan sehingga disebut juga dengan mahluk ekonomi. Penemuan fosilnya
ditemukan di Pulau Flores, Nusa Tenggara. Menariknya, manusia purba ini mampu hidup
berdampingan dengan jenis manusia purba lainnya. Ciri-ciri fisik manusia purba ini memiliki
tinggi badan hingga satu meter, bentuk dahi sempit dan tidak menonjol, tengkorak kepala kecil,
dan tulang rahang menonjol.
6. Homo Wajakensis
Pembuktian saat menemukan fosil Homo Wajakensis tergolong hidup di zaman yang lebih
modern dari sebelumnya dengan adanya peralatan-perlatan bersamaan dengan fosilnya.Fosil
manusia purba ini ditemukan oleh Eguene Dubois di daerah Tulungangung, Jawa Timur. Ciri-ciri
manusia purba ini ialah bentuk wajah dan hidung datar serta lebar, tulang pipi menonjol, letak
hidung dan mulut sedikit jauh dan sudah mampu berjalan tegap.
7. Homo Soloensis
Manusia purba ini dikategorikan manusia purba yang lebih cerdas dibandingkan manusia purba
lainnya. Mereka diperkirakan hidup sekitar 300 ribu hingga 900 ribu tahun yang lalu. Ciri-ciri
manusia purba ini mempunyai volume otak mulai 1.000 cc hingga 1.300 cc, tinggi badan pun
bisa mencapai 210 cm, dan struktur tulang wajah tidak mirip dengan manusia kera.
8. Homo Sapiens
Jenis manusia purba ini merupakan jenis manusia purba dengan usia paling muda dan hampir
mendekati layaknya manusia modern. Homo Sapiens telah mengenal kehidupan sosial dan
mampu berpikir cerdas. Ciri-ciri struktur tubuh juga mirip dnegan manusia karena bentuk
tengkuk dan tulang wajah kecil serta tidak menonojol, sudah memiliki dagi dan tulang rahang
yang tidak terlalu kuat.
Zaman paleolitikum atau zaman batu tua kira-kira berlangsung di awal pleistosen yakni sekitar
600.000 tahun yang lalu. Berdasarkan temuan di zaman ini, manusia zaman paleolitikum
memenuhi kebutuhan kesehariannya dengan cara berburu secara mengelompok lalu meracik
makanan dengan cara yang masih sangat sederhana.
Ditemukannya berbagai fosil manusia purba menjadikan bukti bahwa zaman paleolitikum
pernah ada di muka bumi, serta diperkirakan berumur lebih dari 1 juta tahun yang lalu.
Adapaun tiga jenis yang hidup pada zaman paleolitikum, ketiga manusia tersebut yaitu:
Homo Wajakensis
Meganthropus paleojavanicus
Homo Erectus dan Homo Soliensis
Menggunakan sistem food gathering atau berburu untuk mengumpulkan atau mencari
makan.
Hidupnya berpindah-pindah atau nomaden. Mereka nantinya akan mencari tempat baru
yang dapat memberikan makanan yang cukup.
Tinggal dekat dengan sumber air. Sebab hewan yang diburu selalu berkumpul di area
sumber air, selain itu sumber air juga dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan lainnya.
Kebudayaan Pacitan
Penemuan kapak genggam dan peralatan batu oleh Von Koenigswald. Pada tahun 1935 di
daerah Pacitan merupakan tanda kebudayaan pacitan turut serta melengkapi zaman
paleolitikum. Kapak dalam kebudayaan ini masih sangat kasar yang juga disebut sebagai kapak
penetak. Tak hanya di Pacitan, alat tersebut juga banyak ditemukan di Gombang dan Progo
(Jawa Tengah), Suka Bumi, dan Lahat.
Kebudayaan Ngandong
Keberadaan kebudayaan ngandong ditandai dengan temuan alat-alat berbahan dasar tulang,
alat penusuk berbahan tanduk rusa, flakes. Serta ujung tombak bergigi yang ditemukan di
daerah Ngandong dan Sidoarjo.Tak hanya itu saja, beberapa alat yang berukuran kecil berbahan
dasar bebatuan yang indah juga ditemukan di daerah dekat Sangiran.Benda tersebut juga
disebut sebagai Serbih Pilah. Penemuan lukisan telapan tangan berwarna merah serta lukisan
babi hutan pada dinding-dinding gua juga mendukung keberadaan kebudayaan
Ngandong.Lukisan tersebut ditemukan di Goa Leang Pattae (Sulawesi Selatan).
Sistem kepercayaan yang dianut pada zaman paleolitikum yaitu animisme dinamisme, serta
pemujaan terhadap roh nenek moyang.Animisme merupakan kepercayaan bahwa dalam setiap
benda memiliki roh. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya tulang belulang manusia yang telah
mati di dalam gua.Dinamisme merupakan kepercayaan bahwa setiap benda mempunyai
kekuatan ghaib. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya menhir.Sementara pemujuaan terhadap
nenek moyang merupakan kepercayaan bahwa setiap orang yang meninggal akan menuju ke
alam atau tempat yang lebih baik.Manusia paleolitikum yakin bahwa setiap kejadian disebabkan
kemarahan nenek moyang.Sebagai contoh ketika gunung meletus. Mereka yakin bahwa
penunggu gunung sedang marah, atau saat gempa bumi berlangusn, mereka yakin penunggu
tanah juga sedang marah.
Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, bahwa pada zaman paleolitikum semua peralatannya
masih sangat sederhana. Manusia di zaman ini hanya membuat peralatan dengan cara memukul
batu ke batu lain yang lebih keras, sehingga nantinya akan menghasilkan serpihan lain yang
lebih kecil.Berikut adalah peninggalan alat-alat yang ada di zaman paleolitikum:
kapak Genggam. Kapak genggam ini banyak ditemukan di daerah Pacitan dan biasa
disebut sebagai “chopper” (alat penetak/pemotong).Dinamakan kapak genggam karena
alat ini bentuknya menyerupai kapak namun tidak memiliki tangkai atau pegangan,
sehingga cara menggunakannya dengan cara menggenggam.Cara membuat kapak ini
yakni memangkas salah bagian dari batu hingga tajam serta sisi lainnya dibiarkan begitu
saja.Kapak genggam berfungsi sebagai alat untuk menggali umbi, memotong, dan
menguliti binatang.
Kapak Perimbas.Fungsi dari kapak perimbas yaitu untuk merimbas kayu, memahat
tulang, serta digunakan sebagai senjata. Alat ini juga ditemukan di daerah Pacitan, selain
itu alat ini juga ditemukan di Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa Barat), Lahat,
(Sumatra Selatan), dan Goa Choukoutieen (Beijing).Namun karena kebanyakan kapak ini
ditemukan di Pacitan, maka oleh Ralp Von Koenigswald disebut sebagai kebudayan
Pacitan.
Alat-alat dari tulang binatang atau tanduk rusa. Alat-alat yang berbahan tulang binatang
dan tanduk rusa juga merupakan peninggalan dari zaman ini. Alat ini merupakan hasil
dari kebudayaan ngandong. Alat ini didominasi dengan alat yang berupa penusuk (belati)
serta ujung tombak yang bergerigi.Alat ini berfungsi sebagai pengorek ubi dan juga
keladi dari dalam tanah serta digunakan untuk menangkap ikan.
Flakes. Flakes merupakan peralatan yang berbentuk mini yang terbuat dari batu
Chalcedon berfungsi sebagai alat pengupas makanan. Flakes juga merupakan hasil dari
kebudayaan ngandong. Selain digunakan sebagai alat pengupas makanan, flakes juga
digunakan untuk berburu, menangkap ikan, mengumpulkan ubi serta buah-buahan.