Anda di halaman 1dari 4

HANDOUT

BAGIAN 1 – KONSEP PAJAK INTERNASIONAL

1 Selamat datang para pembelajar KLC.

Sesaat lagi, saya akan menemani Anda untuk mempelajari bagian I dari seri pembelajaran
Pajak Internasional.

Bagian pertama ini berisi beberapa materi pengantar pajak internasional yang sebaiknya
Anda miliki sebelum mempelajari seri pembelajaran selanjutnya.

Sebelum memulai, pastikan Anda menyesuaikan volume perangkat Anda dengan meng-
klik icon speaker yang terdapat pada toolbar di bagian bawah layar monitor Anda.

Silakan klik tombol Selanjutnya untuk melanjutkan.

2 Globalisasi telah menjadikan arus investasi, perdagangan serta mobilisasi Sumber daya
manusia tidak lagi mengenal batas-batas negara.

Investasi internasional dianggap berperan penting dalam memberikan kontribusi


perkembangan ekonomi suatu negara.

Oleh sebab itu, setiap negara berlomba lomba untuk menarik investasi ke negaranya.

Faktanya, perkembangan kegiatan ekonomi yang telah melewati batas-batas negara


menimbulkan permasalahan dari sisi perpajakan.

Setiap negara mempunyai kedaulatan dalam memajaki penghasilan, baik atas penduduk
maupun bukan penduduk yang bersumber dari negaranya.
Azas perpajakan
3 Azas perpajakan yang dianut oleh suatu negara sangat menentukan desain
perpajakannya.

Berikut ini beberapa azas perpajakan yang umum digunakan

Berdasarkan azas domisili, subjek pajak dikenakan pajak di negara tempat subjek pajak
tersebut berdomisili/bertempat tinggal. Umumnya, negara yang menganut azas ini
menerapkan prinsip worldwide income, yaitu penghasilan akan dikenakan pajak di negara
domisili, baik yang diperoleh dari dalam negeri maupun dari luar negeri.

Berdasarkan azas sumber, pajak dikenakan berdasarkan tempat sumber penghasilan


berasal.

Berdasarkan azas kewarganegaraan, pengenaan pajak didasarkan pada status


kewarganegaraan seseorang. Jadi, setiap orang yang menjadi warga negara di suatu
negara akan dikenakan pajak di negara tersebut, walaupun penghasilannya diterima dari
negara lain.

Azas perpajakan campuran merupakan gabungan dari azas perpajakan yang lain

4 Bagaimana dengan Indonesia?

Sistem pajak penghasilan di Indonesia menganut azas domisili untuk wajib pajak dalam
negeri sedangkan untuk wajib pajak luar negeri menganut azas sumber.

Sesuai ketentuan Pasal 4 Wajib pajak dalam negeri akan dikenakan pajak secara
keseluruhan atau world wide income, yaitu dikenakan pajak di Indonesia baik atas
penghasilan yang diperoleh dari dalam negeri maupun luar negeri.
Berdasarkan pasal 26 ayat (1) dan (2), pemotongan pajak penghasilan dikenakan terhadap
subjek pajak luar negeri hanya atas penghasilan yang bersumber dari Indonesia.
Perbedaan asas yang dianut di masing-masing negara ini menjadi cikal bakal munculnya
pajak berganda sebab seseorang bisa dikenakan lebih dari satu kali untuk penghasilan
yang sama.

Tentu saja, pengenaan pajak berganda ini akan menghambat kegiatan ekonomi, terutama
yang melibatkan transaksi antar negara.

Masing-masing negara berusaha menghilangkan atau paling tidak mengurangi pajak


berganda ini, baik secara unilateral maupun bilateral.

Secara unilateral, suatu negara dapat mengadopsi metode-metode penghindaran pajak


berganda internasional dalam undang-undang domestiknya.

Secara bilateral, suatu negara dapat membuat persetujuan penghindaran pajak berganda
atau dikenal dengan istilah tax treaty dengan negara lain.

Oleh sebab itu, pajak internasional pada dasarnya adalah seluruh ketentuan perpajakan
yang mengatur aspek pemajakan untuk transaksi lintas negara.

Dimensi pajak internasional meliputi aturan pajak internasional yang sudah ada dalam
undang-undang pajak Indonesia atau undang-undang perpajakan domestik, aturan
perpajakan yang ada di negara lain yang bersinggungan, serta persetujuan penghindaran
pajak (tax treaty) yang telah dibuat Indonesia dengan negara lain.

Pembelajaran ini akan mengajak Anda mempelajarai bagaimana pemajakan atas


penghasilan wajib pajak luar negeri yang diterima dari Indonesia dan bagaimana
pemajakan atas wajib pajak dalam negeri Indonesia atas penghasilan yang diterima dari
luar negeri berdasarkan undang-undang domestik Indonesia dan undang-undang negara
lain serta tax treaty
Selamat, Anda telah menyelesaikan materi pembelajaran Perpajakan Internasional Bagian
Pertama

Untuk menguji pemahaman Anda terhadap materi pembelajaran bagian pertama ini,
silakan Anda mengakses mini quiz pada bagian selanjutnya.

Untuk melanjutkan ke bagian selanjutnya, silakan klik tombol Selesai.

Anda mungkin juga menyukai