Anda di halaman 1dari 7

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat Nya penyusun

masih diberi kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah yang berjudul “Makalah Pendamping Materi Ajar Asuhan Keperawatan Gawat

Darurat Dengan Abortus” ini disusun untuk memenuhi tugas mahasiswa dari mata

kuliah kegawatdarutatan sistem 2 diprogram studi ilmu keperawatan.

Kami menyadari bahwa makalah ini tidaklah sempurna oleh karena itu, kritik

dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan

makalah ini dimasa akan datang.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa khususnya dan

masyarakat pada umumnya. Dan semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan

untuk menambah pengetahuan para mahasiswa dan masyarakat dan pembaca.

Kolaka, 4 November 2019

Kelompok 3
ASUHAN KEPERAWATAN ABORTUS

OLEH KELOMPOK III :

1. IRMAN KADIR
2. MAGDELANA PASASA
3. NURLINA NURDIN
4. INDRA TUMARA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI


PROGRAM STUDI RPL KEPERAWATAN
TAHUN 2019
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 3

Latar Belakang ................................................................................................. 3

Rumusan Masalah ............................................................................................ 4

Tujuan .............................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 5

2.1 Defenisi ...................................................................................................... 5

2.2 Etiologi ....................................................................................................... 5

2.3 Klasifikasi .................................................................................................. 8

2.4 Fatway Abortus .......................................................................................... 11

2.5 Manisfestasi Klinis ..................................................................................... 12

BAB III KASUS ASUHAN KEPERAWATAN ABORTUS ......................... 15

3.1 Primary Survey .......................................................................................... 15

3.2 Pengkajian Sekunder .................................................................................. 15

3.3 Data Obyektif ............................................................................................. 20

3.4 Analisa Data ............................................................................................... 22

3.5 Diagnosa Keperawatan............................................................................... 23

3.6 Rencana Keperawatan ................................................................................ 24

3.7 Imlementasi ................................................................................................ 26

3.8 Evaluasi ...................................................................................................... 29

BAB IV PENUTUP ......................................................................................... 30

4.1 Kesimpulan ................................................................................................ 30


DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 31

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum janin dapat hidup di
dunia,tampa mempersoalkan penyebabnya,dimana kandungan seorang perempuan hamil
dengan
spontan gugur. Jadi perlu dibedakan antara “ abortus yang disengaja” dan “abortus
spontan” (Manuaba, 2011). Adapun penyebab langsung kematian ibu di Indonesia pada tahun
2007 adalah perdarahan yang mencapai 28%, pre eklamsi dan eklamsi 24%, infeksi 11% dan
aborsi tidak aman sebesar 5%, sedangkan penyebab tidak langsung adalah rendahnya akses
pada perempuan dalam mendapatkan layanan, terlalu tua saat melahirkan 13,9%, terlalu muda
0,3%, terlalu sering melahirkan 37%, dan terlalu pendek waktu melahirkan 9,4%. Menurut
WHO (World Health Organisation), Pada 2015 mendatang angka kematian ibu melahirkan di
Indonesia ditargetkan menurun menjadi 103 kematian per 100.000 kelahiran, karena
kementerian telah menyiapkan beberapa program termasuk juga pengawasan dan evaluasi.
Namun angka kematian ibu di Indonesia saat ini pada tahun 2010 tergolong masih cukup tinggi
yaitu mencapai 228 kematian per 100.000 kelahiran. Walaupun sebelumnya Indonesia telah
mampu melakukan penurunan dari angka 300 kematian per 100.000 kelahiran pada tahun
2009 (Ericca, 2011). Penanganan yang terpenting dalam menangani masalah abortus adalah
bidan mampu mengetahui dari gejala-gejala abortus agar dalam mendiagnosa suatu masalah
tepat dan sebaiknya dalam hal ini bidan melakukan kolaborasi dengan dokter dan di tunjang
oleh fasilitas yang memadai. Menurut WHO (World Health Organisation),, di seluruh dunia
sekitar 40-60 juta ibu yang tidak menginginkan kehamilannya melakukan aborsi setiap tahun.
Sekitar 500.000 ibu mengalami kematian yang disebabkan oleh kehamilan dan persalinan,
sekitar 30-50 % di antaranya meninggal akibat komplikasi abortus yang tidak aman dan sekitar
90 % kematian tersebut terjadi di Negara berkembang termasuk Indonesia, (Ericca, 2011). AKI
di Indonesia tahun 2010 masih cukup tinggi bahkan tertinggi di ASEAN (Association of
Southeast Asian Nations) yakni 228 kematian per 100.000 kelahiran hidup, AKI di Filipina 170
kemaian per 100.000 kelahiran hidup, di Thailand 44
4 kematian per 100.000 kelahiran hidup, brunai 39,0 kematian per 100.000 kelahiran hidup dan
di singapura 6 kematian per 100.000 kelahiran hidup, (Susanto, C.E, 2011). Di Sulawesi selatan
berdasarkan data yang di peroleh dari dinas kesehatan tingkat 1 dari bulan januari – desember
2007 jumlah ibu yang mengalami abortus 2478 orang dan yang mengalami kematian 4 orang
dan pada tahun 2008 jumlah ibu yang mengalami abortus adalah 2571 orang dan yang
mengalami kematian 2 orang dan pada tahun 2009 jumlah ibu yang mengalami abortus adalah
2571 orang dan yang mengalami kematian 6 orang(Susanto, C.E, 2011).
B. Rumusan Masalah 1. Apa Pengertian abortus ? 2. Apa Jenis abortus? 3. Bagaimana
Patofisiloginya abortus? 4. Apa Penyebababortus? 5. Bagaimana Uji diagnostic abortus? 6.
Bagaimana Penatalaksanaan medis abortus? 7. Bagaimana Asuhan keperawatan?
C. Tujuan 1. Mengetahui Pengertian abortus 2. Mengetahui Jenis abortus 3. Mengetahui
Patofisiloginyaabortus 4. Mengetahui Penyebab abortus 5. Mengetahui Uji diagnostic abortus
6. Mengetahui Penatalaksanaan medis abortus 7. Mengetahui Asuhan keperawatan abortus

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI Abortus(keguguran) merupakan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat
hidup diluar kandungan yang menurut para ahli ada usia sebelum 16 minggu dan 28 minggu
dan memiliki BB 400-100 gram, tetapi jika terdapat fetus hidup dibawah 400 gram itu
diangggap keajaiban karna semakin tinggi BB anak waktu lahir Makin besar kemungkinan untuk
dapat hidup terus (Amru Sofian, 2015). Abortus merupakan ancaman atau pengeluaran hasil
konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan.Sebagai batasan ialah kehamilan kurang
dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram, (prawirohardjo, 2010). Abortus adalah
ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau
berat janin kurang dari 500 gram, (Mansjoer,dkk, 2000). Abortus adalah terminasi kehamilan
yang tidak diinginkan melalui metode obatobatan atau bedah, (Morgan, 2011). Berakhirnya
kehamilan sebelum anak dapat hidup di dunia luar disebut abortus.Anak baru mungkin hidup
di dunia luar kalau beratnya telah mencapai 1000 gram atau umur kehamilan 28 minggu.Ada
juga yang mengambil sebagai batas untuk abortus berat anak yang kurang dari 500 gram. Jika
anak yang lahir beratnya antara 500
– 999 gram disebut juga dengan immature.Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh
akibat-akibat tertentu) pada atau belum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah
kehamilan belum mampu untuk hidup diuar kandungan, (prawirohardjo, 2010). Dari definisi
diatas kelompok menyimpulkan bahwa abortus merupak suatu keadaan pengeluaran hasil
konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar dengan usia kurang dari 20 minggu (Kelompok,
2019).
2.2 ETIOLOGI 1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi. Biasanya menyebabkan abortus pada
kehamilan sebelum usia 8 minggu. Kelainan hasil konsepsi yang berat dapat menyebabkan
kematian mudigah pada kehamilan muda. Faktor yang menyebabkan kelainan ini adalah : 1)
Kelainan kromosom, terutama trimosoma dan monosoma X
6 Abnormalitas embrio atau janin merupakan penyebab paling sering untuk abortus dini dan
kejadian ini kerap kali disebabkan oleh cacat kromosom. Kelainan yang sering ditemukan pada
abortus spontan adalah trisomi,poliploidi dan kemungkinan pula kelainan kromosom seks. 2)
Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna. Bila lingkungan di endometrium di
sekitar tempat implantasi kurang sempurna sehinga pemberian zat-zat makanan pada hasil
konsepsi terganggu.Endometrium belum siap untuk menerima implasi hasil konsepsi. Bisa juga
karena gizi ibu kurang karena anemia atau terlalu pendek jarak kehamilan. 3) Pengaruh
teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan tembakau dan alcohol.Radiasi, virus, obat-obatan,
dan sebagainya dapat mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya dalam
uterus. Pengaruh ini umumnya dinamakan pengaruh teratogen. Zat teratogen yang lain
misalnya tembakau, alkohol, kafein, dan lainnya. 2. Kelainan pada plasenta, misalnya
endarteritis vili korialis karena hipertensimenahun.Endarteritis dapat terjadi dalam vili koriales
dan menyebabkan oksigenisasi plasenta terganggu, sehingga menyebabkan gangguan
pertumbuhan dan kematian janin. Keadaan ini biasa terjadi sejak kehamilan muda misalnya
karena hipertensi menahun.Infeksi pada plasenta dengan berbagai sebab, sehingga palsenta
tidak dapat berfungsi.Gangguan pembuluh darah plasenta, diantaranya pada diabetes melitus.
Hipertensi menyebabkan gangguan peredaran darah palsenta sehingga menimbulkan
keguguran. 3. Faktor maternal seperti pneumonia, typus, anemia berat, keracunan dan
toksoplasmosis.Penyakit-penyakit maternal dan penggunaan obat : penyakit menyangkut
infeksi virus akut, panas tinggi dan inokulasi, misalnya pada vaksinasi terhadap penyakit cacar .
nefritis kronis dan gagal jantung dapat mengakibatkan anoksia janin. Kesalahan pada
metabolisme asam folat yang diperlukan untuk perkembangan janin akan mengakibatkan
kematian janin. Obat-obat tertentu, khususnya preparat sitotoksik akan mengganggu proses
normal pembelahan sel yang cepat. Prostaglandin akan menyebabkan abortus dengan
merangsang kontraksi uterus. Penyakit infeksi dapat menyebabkan abortus yaitu pneumonia,
tifus abdominalis, pielonefritis, malaria, dan lainnya.Toksin, bakteri, virus, atau
7 plasmodium dapat melalui plasenta masuk ke janin, sehingga menyebabkan kematian janin,
kemudian terjadi abortus. Kelainan endokrin misalnya diabetes mellitus, berkaitan dengan
derajat kontrol metabolik pada trimester pertama.selain itu juga hipotiroidism dapat
meningkatkan resiko terjadinya abortus, dimana autoantibodi tiroid menyebabkan
peningkatan insidensi abortus walaupun tidak terjadi hipotiroidism yang nyata. 4. Kelainan
traktus genetalia, seperti inkompetensi serviks (untuk abortus pada trimester kedua),
retroversi uteri, mioma uteri dan kelainan bawaan uterus. Abnoramalitas uterus yang
mengakibatkan kalinan kavum uteri atau halangan terhadap pertumbuhan dan pembesaran
uterus, misalnya fibroid, malformasi kongenital, prolapsus atau retroversio uteri.Kerusakan
pada servik akibat robekan yang dalam pada saat melahirkan atau akibat tindakan
pembedahan (dilatasi, amputasi). Rahim merupakan tempat tumbuh kembangnya janin
dijumpai keadaan abnormal dalam bentuk mioma uteri, uterus arkatus, uterus septus,
retrofleksi uteri, serviks inkompeten, bekas operasi pada serviks (konisasi, amputasi serviks),
robekan serviks postpartum. 5. Trauma. Tapi biasanya jika terjadi langsung pada kavum
uteri.Hubungan seksual khususnya kalau terjadi orgasme, dapat menyebabkan abortus pada
wanita dengan riwayat keguguran yang berkali-kali. 6. Faktor-faktor hormonal. Misalnya
penurunan sekresi progesteron diperkirakan sebagai penyebab terjadinya abortus pada usia
kehamilan 10 sampai 12 minggu, yaitu saat plasenta mengambil alih funngsi korpus luteum
dalam produksi hormon. 7. Sebab-sebab psikosomatik. Stress dan emosi yang kat diketahui
dapat mempengarhi fungsi uterus lewat hipotalamus-hipofise. 8. Penyebab dari segi Maternal
1) Penyebab secara umum: (1) Infeksi a. Virus, misalnya cacar, rubella, hepatitis. b.
Infeksibakteri, misalnya streptokokus. c. Parasit, misalnya malaria
8 (2) Infeksi kronis a. Sifilis, biasanya menyebabkan abortus pada trimester kedua. b.
Tuberkulosis paru aktif. c. Keracunan, misalnya keracunan tembaga, timah, air raksa, dll. d.
Penyakit kronis, misalnya : Hipertensi, nephritis, diabetes, anemia berat, penyakit jantung,
toxemia gravidarum e. Gangguan fisiologis, misalnya Syok, ketakutan, dll. f. Trauma fisik. 2)
Penyebab yang bersifat lokal: (1) Fibroid, inkompetensia serviks. (2) Radang pelvis kronis,
endometrtis. (3) Retroversikronis. (4) Hubungan seksual yang berlebihan sewaktu hamil,
sehingga menyebabkan hiperemia dan abortus. 9. Penyebab dari segi Janin 1) Kematian janin
akibat kelainan bawaan. 2) Mola hidatidosa. 3) Penyakit plasenta dan desidua, misalnya
inflamasi dan degenerasi. 4) Pemeriksaan USG janin dan histopatologis selanjutnya
menunjukkan bahwa pada 70% kasus, ovum yang telah dibuahi gagal untuk berkembang atau
terjadi malformasi pada tubuh janin. 5) Pada 40% kasus, diketahui bahwa latar belakang
kejadian abortus adalah kelainan chromosomal. 6) Pada 20% kasus, terbukti adanya kegagalan
trofoblast untuk melakukan implantasi dengan adekuat.
2.3 KLASIFIKASI Klafikasi abortus menurrut (Cunningham, 2013) dibagi menjadi dua yaitu : 1.
Abortus Spontan : Yaitu abortus yang terjadi tanpa tindakan mekanis atau medis untuk
mengosongkan uterus, maka abortus tersebut dinamai abortus spontan. Kata lain yang luas
digunakan adalah keguguran (miscarriage). Keguguran adalah setiap kehamilan yang berakhir
secara spontan sebelum janin dapat bertahan. Sebuah keguguran secara medis disebut sebagai
aborsi
9 spontan. WHO mendefenisikan tidak dapat bertahan hidup sebagai embrio atau janin seberat
500 gram atau kurang, yang biasanya sesuai dengan usia janin (usia kehamilan) dari 20 hingga
22 minggu atau kurang. Aspek klinis abortus spontan dibagi menjadi lima subkelompok, yaitu:
a.Threatened Miscarriage (Abortus Iminens) Adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari
uterus pada usia kehamilan 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa
adanya dilatasi serviks. Yang pertama kali muncul biasanya adalah perdarahan, dan beberapa
jam sampai beberapa hari kemudian terjadi nyeri kram perut. Nyeri abortus mungkin terasa di
anterior dan jelas bersifat ritmis : nyeri dapat berupa nyeri punggung bawah yang menetap
disertai perasaan tertekan di panggul atau rasa tidak nyaman atau nyeri tumpul di garis tengah
suprapubis. b.Inevitable Miscarriage (Abortus Tidak Terhindarkan) Yaitu Abortus tidak
terhindarkan (inevitable) ditandai oleh pecah ketuban yang nyata disertai pembukaan serviks.
c.Incomplete Miscarriage (Abortus tidak lengkap) Pada abortus yang terjadi sebelum usia
gestasi 10 minggu, janin dan plasentabiasanya keluar bersama-sama, tetapi setelah waktu ini
keluar secara terpisah. Apabila seluruh atau sebagian plasenta tertahan di uterus, cepat atau
lambatakan terjadi perdarahan yang merupakan tanda utama abortus inkomplet. d. Missed
Abortion Hal ini didefenisikan sebagai retensi produk konsepsi yang telah meninggal in utero
selama 8 minggu. Setelah janin meninggal, mungkin terjadi perdarahan pervaginam atau gejala
lain yang mengisyaratkan abortus iminens, mungkin juga tidak. Uterus tampaknya tidak
mengalami perubahan ukuran, tetapi perubahanperubahan pada payudara biasanya kembali
seperti semula. e. Recurrent Miscarriage atau Abortus Habitualis (Abortus Berulang) Keadaan
ini didefinisikan menurut berbagai kriteria jumlah dan urutan, tetapi definisi yang paling luas
diterima adalah abortus spontan yang terjadi berturut-turut selama tiga kali atau lebih 2.
Abortus Provokatus (abortus yang sengaja dibuat) : Yaitu menghentikan kehamilan sebelum
janin dapat hidup di luar tubuh ibu. Pada umumnya dianggap bayi belum dapat hidup di luar
kandungan apabila
10 kehamilan belum mencapai 100 gram, walaupun terdapat kasus bayi dibawah 100 gram bisa
hidup di luar tubuh. Abortus ini dibagi 2 yaitu : a. Abortus medisinalis Abortus medisinalis
(abortus therapeutica) yaitu abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan
dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis). Biasanya perlu
mendapat persetujuan 2 sampai 3 tim dokter ahli. b. Abortus kriminalis Yaitu abortus yang
terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis
dan biasanya dilakukan secara sembunyisembunyi oleh tenaga tradisional.

Anda mungkin juga menyukai